Dokumen ini membahas tentang uji asam basa larutan dengan menggunakan beberapa indikator seperti kertas lakmus, ekstrak bunga sepatu, dan pH paper. Beberapa larutan diuji antara lain air jeruk, air cuka, air detergent, dan air kapur sirih. Hasilnya menunjukkan air jeruk dan air cuka bersifat asam, sedangkan air detergent dan air kapur sirih bersifat basa. pH larutan A diukur menggunakan pH paper
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
Uji asam basa larutan dengan indikator
1. UJI ASAM BASA LARUTAN DENGAN INDIKATOR
I. Latar Belakang
Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak atau tidaknya ion H
(untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat
tersebut.
Teori asam-basa:
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan
basa yaitu teori asam basa Arrhenius.
Pada tahun 1923, ahli kimia Denmark bernama J.N Bronsted dan ahli kimia
inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori yang bernama teori asam basa
Broansted-Lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor) disebut
asam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor) di sebut basa.
Pada tahun 1932, G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat
yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat di berikan kepada
zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat
yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.
Sifat-sifat asam adalah bersifat korosif yaitu dapat merusak logam dan
marmer, mempunyai ras asam, dapat memerahkan kertas lakmus biru dan dapat
menetralkan larutan basa, dengan pH<7.
Sifat-sifat basa adalah bersifat kaustik,yaitu dapat merusak kulit, memiliki
rasa pahit dan licin, dapat membirukan kertas lakmus merah dan dapat menetralkan
larutan asam,dengan pH>7. Oleh karena itu, kami melakukan pengujian asam basa
beberapa larutan bermaksud untuk mengetahui sifat asam basa beberapa larutan
dengan beberapa indikator.
II. Tujuan
Kami melakukan percobaan untuk menentukan sifat asam basa beberapa
larutan dengan menggunakan beberapa indikator, di antaranya : dengan kertas lakmus,
indicator alami yaitu ekstrak bunga sepatu dan pH paper.
2. III. Landasan Teori
Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan asam
atau basa atau netral melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek
pH tertentu, kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH
suatu larutan. Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi
pada beberapa senyawa organik dan senyawa anorganik.
Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak ada tidaknya ion H
(untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat
tersebut.
Teori asam-basa:
Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan
basa yaitu teori asam basa Arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang
apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dimana ion tersebut
merupakan satu-satunya ion yang ada dalam larutan. Basa merupakan zat yang
apabila di larutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-, dan ion tersebut
merupakan ion satu-satunya yang ada di dalam larutan.
Pada tahun 1923 ahli kimia Denmark bernama J.N Bronsted dan ahli kimia
inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori yang bernama teori asam basa
Broansted-Lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor)
disebutasam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor) di sebut basa. Dari
definisi tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa
konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan basa, setelah menerima proton
akan membentuk asam konjugasi dari basa tersebut.
Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat
yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat di berikan kepada
zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat
yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.
Sifat-sifat asam adalah bersifat korosif yaitu dapat merusak logam dan
marmer, mempunyai ras asam, dapat memerahkan kertas lakmus biru dan dapat
menetralkan larutan basa, dengan pH<7.
3. Sifat-sifat basa adalah bersifat kaustik yaitu dapat merusak kulit,memiliki rasa
pahit dan licin, dapat membirukan kertas lakmus merah dan dapat menetralkan larutan
asam, dengan pH>7.
IV. Alat dan Bahan
Alat-alat yang diperlukan
- Plat tetes
- Mortar
- Kertas Lakmus
- Gelas Ukur
- Gelas Arloji
- Gelas plastik
- Pisau
Bahan-bahan yang diperlukan
- Jeruk nipis
- Air Cuka
- Detergent bubuk
- Kapur sirih
4. - Bunga Sepatu
- Air
V. Langkah Kerja
Pengujian asam basa larutan dengan kertas lakmus
1. Mempersiapkan alat-alat (plat tetes, pisau, gelas plastik) dan
bahan-bahan (kertas lakmus, jeruk nipis, air cuka, detergent
bubuk, kapur sirih, air).
2. Membuat larutan
Larutan Terdiri dari
1 Perasan air jeruk + air
2 Air cuka + air
3 Detergent bubuk + air
4 Kapur sirih yang telah dihaluskan + air
3. Tuang larutan pada gelas plastik yang berbeda
4. Kemudian masing-masing larutan dituangkan ke 2 cekungan
plat tetes.
5. Masukkan kertas lakmus ke dalam larutan-larutan pada plat
tetes tersebut.Lalu, mengamati perubahan warna yang terjadi
pada kertas lakmus.
6. Membuat tabel hasil pengamatan dan menentukan sifat asam
basa larutan-larutan tersebut sesuai sifat asam basa.
Pengujian asam basa larutan dengan indikator alami (bunga sepatu)
1. Mempersiapkan alat-alat (mortar, gelas arloji) dan bahan-bahan
(4 larutan sisa dari pengujian asam basa larutan dengan kertas
lakmus)
2. Menghaluskan bunga sepatudengan mortar, lalu dituang air.
3. Menguji tiap larutan dengan mencampurnya larutan bunga
sepatu pada gelas arloji.
4. Mengamati perubahan warna larutan.
5. 5. Cuci gelas arloji, kemudian lakukan pengujian lagi dengan
larutan selanjutnya.
6. Membuat tabel hasil pengamatan dan menentukan sifat asam
basa larutan-larutan tersebut sesuai sifat asam basa.
Pengukuran pH Larutan A dengan pH paper
1. Mempersiapkan pH paper, gelas ukur dan larutan A.
2. Menuang Larutan A kedalam gelas ukur.
3. Mencelupkan 1 pH paper ke dalam larutan.
4. Menunggu 30 detik, lalu mengambil pH paper yang telah
tercelup tadi dan membandingkan perubahan warna pH paper.
5. Menentukan pH sesuai perubahan warna.
VI. Hasil Percobaan
Pengujian asam basa larutan dengan kertas lakmus
Pengujian asam basa larutan dengan indikator alami (bunga sepatu)
NO Larutan yang
diuji
Perubahan Warna Sifat Larutan
Biru Merah
1 Air Jeruk - ASAM
2 Air Detergent - BASA
3 Air Cuka - ASAM
4 Air Kapur sirih - BASA
NO Larutan yang
diuji
Kertas Lakmus Perubahan
Warna
Sifat Larutan
Biru Merah Biru Merah
1 Air Jeruk - ASAM
2 Air Detergent - BASA
3 Air Cuka - ASAM
4 Air Kapur sirih - BASA
6. Pengukuran pH Larutan A dengan pH paper
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami, pH dari larutan A
tersebut adalah 5 dan sifat larutannya adalah ASAM.Hal ini berdasarkan
perubahan warna pH paper setelah dicelupkan pada Larutan A.
VII. Pembahasan
Dari percobaan yang telah kami lakukan pada Rabu,22 Januari 2013,
kami menyimpulkan bahwa :
Air jeruk dan air cuka bersifat asam.
Air detergent dan air kapur sirih bersifat basa.
pH larutan A = 5