Teks tersebut membahas tentang maserasi, yaitu cara penyarian sederhana dengan merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Metode ini digunakan untuk zat aktif yang mudah larut dan tidak mengandung bahan seperti benzoin. Cairan penyari yang umum digunakan adalah air, etanol, dan campuran air-etanol.
1. BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari hidup kita. Kita senantiasa
berinteraksi dengan asam dan basa hamper setiap hari ,makanan yang sering kita konsumsi
sebagian besar adalah asam dan permbersih yang selalu kita gunakan adalah bagian dari basa .
Kebanyakan asam dan basa yg belum tercampur dengan senyawa lain di alam berupa liquid.
Karena inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa lain, meskipun asam dan basa yang
sering kita konsumsi berupa padatan seperti makanan dan sabun namun pada akhirnya tetap
butuh di encerkan juga agar lebih mudan diserap atau digunakan .
Selain itu asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan . keasaman
tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di atasnya ,kualitas air juga dapat
di tentukan dengan mengukur tingkat keasamanya .
2. BAB II
ISI
KESETIMBANGAN ASAM DAN BASA
Asam sering dikenal sebagai zat yang berbahaya dan korosif seperti asam sulfat dan asam
klorida , tapi asam yang tidak berbahaya juga banyak ditemui dalam kehidupan sehari.hariseperti
asam cuka dan juga yang lainya .
Basa juga sering digunakan dalam kehidupan sehari.hari seperti dalam pasta gigi , detergen
atau cairan pembersih . basa memiliki sifat yang licin dan rasanya pahit . bila d teteskan pada
kertas lakmus asam akan memberikan warna merah dan basa akan memberikan warna biru.
A. TEORI ASAM BASA
TEORI ARRHENIUS
Menurut Arrhenius (1884) asam adalah zat yang melepaskan ion H+ dalam air sedangkan
basa adalah senyawa yang melepaskan ion OH dalam air.
1. Asam monoprotik -> melepaskan 1 ion H+
2. Asam diprotik -> melepaskan 2 ion H+
3. Asam triprotik -> melepaskan 3 ion H+
Bila asam dan basa di reaksikan maka produk yang terbentuk adalah senyawa netral dan air.
Reaksi ini di sebut reaksi pembentukan garam atau reaksi penetralan , yang akan mengurangi ion
H+ dan OH serta menghilangkan sifat asam dan basa dalam larutan secara bersamaan .
TEORI BRONSTED LOWRY
Teori Arrhenius ternyata hanya berlaku untuk larutan yang ada dalam air saja , teori ini tidak
dapat menjelaskan fenomena pada reaksi tanpa pelarut atau pelarut bukan air. Pada tahun 1923
bronsted lowry mengemukakan pendapat bahwa sifat asam basa di tentukan oleh kemampuan
senyawa untuk melepas atau menerima proton.
Dalam teori ini di sebutkan bahwa asam adalaah senyawa yang member proton (H) kepada
senyawa lain .
Asam konjugasi : asam yang terbentuk dari basa yang menerima proton.
Basa konjugasi : basa yang terbentuk dari asam yang melepas proton.
3. Teori bronsted lowry memperkenalkan adanya zat yang dapat bersifat asam ataupun basa
,yang disebut dengan zat amfoter .
Contohnya adalah air. Di dalam larutan basa air akan bersifat aasam dan mengeluarkan ion
positif sedangkan dalam larutan asam air akan bersifat basa dan mengeluarkan ion negative.
Asam : - senyawa yang menerima pasangan electron
Senyawa dengan elektron < 8
Basa : - senyawa yang mendonorkan pasangan elektron
- Mempunyai pasangan elektron bebas .
-
TEORI ASAM BASA LEWIS
Menurut teori lewis di sebutkan bahwa :
Asam adalah spesi yang bertindak sebagai penerima pasangan elektron.
Basa adalah spesi yang bertindak sebagai pemberi pasangan elektron.
Prinsip yang terjadi pada teori lewis adalah ikatan koordinasi. Konsep asam basa lewis
dapat menjelaskan reaksi yang bernuansa asam basa , meskipun tidak melibatkan proton ion.
B. INDIKATOR ASAM DAN BASA
Indikator asam basa adalah zat zat yang memiliki warna berbeda dalam larutan yang
bersifat asam dan dalam larutan yang bersifat basa. Pada laboratorium, indicator yang paling
sederhan yang dapat digunakan untuk membedakan antara asam dan basa adalah indicator
kertas lakmus . kertas lakmus di bagi menjadi dua :
Kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah jika di celupkan dalam basa dan tidak
akan terjadi perubahan jika di celupkan di dalam basa atau netral .
Kertas lakmus merah akan berubah jadi biru jika di celupkan ke dalam larutan basa dan
tidak akan terjadi perubahan jika d celupkan ke larutan basa atau netral.
Indikator lain yang biasa digunakan diantaranya:
Metil merah
Metal jingga
Fenolftalin
Bromtimol biru
4. MAKALAH FARMAKOGNOSI
Tentang
MATERI MASERASI
Disusun oleh :
NURLELI
IPAH SITI M
ANI FITRIA
MELLA MEDIAWATI
IYAN UPIT FITRIYANI
HAQQI
WINI
AGUS M ROBBY
JAJANG RIZALDI
XI.I FARMASI
SMK YPIB MAJALENGKA
5. MASERASI
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana , maserasi dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisiadalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan
masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya
berbedaan konsentrasi antar larutan zat aktif di dalam sel dengan yang diluar sel ,maka larutan
yang terpekat didesak ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antar larutan diluar sel dengan larutan di dalam sel. Maserasi digunakan untuk
penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari , tidak
mengandung benzoin , stirak dan lain lain .
Keuntungan dengan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan alat
sederhana dan mudah diusahakan , unit alat yang dipakai sederhana hanya dibutuhkan bejana
perendam , biaya oprasionalnya relative rendah, prosesnya relative hemat penyari, tanpa
pemanasan.
Maserasi digunakan untuk menyari simplisia berikut :
Simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari.
Simplisia yang tidak mengandung zat aktif yang mudah mengembang dalam cairan penyari
Simplisia yang tidak mengandung benzoin, stirak dan lilin.
Cairan penyari yang dapat di gunakan dalam maserasi di antaranya:
Air
Etanol
Campuran air etanol
Methanol
Bila menggunakan cairan penyari air, aman untuk mencegah pertumbuhan kapang (jamur)
dapat di tambahkan pengawet seperti prosedur kerja .
a. Penyiapan alat dan bahan : bejana (toples 2 liter) alumunium poil , benang kasur ,
gunting , kapas , corong , batang pengaduk, botol 600 ml dan botol botol vial, sampel
dan cairan penyari methanol.
b. Wadah maserasi di cuci sampai bersih, di keringkan dan dibilas dengan methanol,
kemudian sampel yang telah di gunting gunting kecil di timbang sebanyak 500 gram dan
di masukan ke dalam toples dan ditekan dengan batang pengaduk sampai permukaanya
rata. Lalu di tambahkan pelarut methanol kira2 dua bagian dan sampel kemudian
6. ditutup dengan alumunium foil dengan rapat dan di ikat dan benang kasur di simpan
pada tempat yang tidak terkena cahaya langsung pada temperature kamar. Setelah 24
jam sampel di aduk aduk sampai sampel bagian bawah berada pada bagian atas setelah
5 hari sampel disaring dengan menggunakan kertas saring atau kapas bebas lemak ke
dalam botol penampung. Ampasnya di masukan kembali ke dalam toples dan di lakukan
seperti semula, maserasi di lakukan 3x 5 hari, ekstrak yang di peroleh di kumpulkan dan
di enaptuangkan selama semalaman , filtrate dan endapan di pisahkan.
Air aromatic (aqua aromatic) adalah larutan jenuh minyak atsiri atau zat zat yang beraroma
dalam air. Diantara air aromatika, ada yang mempunyai daya terapi yang lemah, teteapi
terutama digunakan untuk member aroma pada obat obat atau sebagai pengawet . air
aromatika dalam farmakope edisi III ada 3 yaitu :
o Aqua foeniculi
o Aqua menthae pipperitae
o Aqua rosae
Tinctura adalah sediaan yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati
atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada
masing masing monografi.
Safonifikasi adalah reaksi yang terjadika minyak/lemak dicampur dengan larutan alkali , ada
dua produk yang dihasilkan yaitu :
o Sabun
o Gliserin
Saponifikasi adalah reaksi pembentukan sabun yang biasanya dengan bahan awal lemak
atau basa. Nama lain reaksi saponifikasi adalah reaksi penyabunan .
Dekokta adalah suatu proses penyarian yang hamper sama dengan infuse, perbedaanya
adalah pada dekokta digunakan pemanasana selama 30 menit dihitung mulai suhu 900c .
Yang menentukan dibuatnya dekokta atau infusa adalah sifat dari simplisianya .
o Decocta untuk simplisia keras , bahan yang tidak mengandung minyak atsiri dan
tahan terhadap pemanasan .
o Infusa untuk simplisia yang lunak, yang mengandung minyak atsiri dan bahan yang
tidak tahan pemanasan .
Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya :
Digesti yaitu cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah yaitu pada suhu 400-
500c , cara maserasi ini hanya untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan.
Dengan pemanasan di peroleh keuntungn antar lain :
7. 1) Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan berkurangnya lapisan
lapisan batas.
2) Daya melarutkan cairan penyari meeningkat.
3) Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan berbanding terbalik
dengan kekentalan , sehingga kenaikan suhu akan berpengaruh pada kecepatan
difusi .
4) Jika cairan difusi mudah menguap pada suhu yang digunakan , maka perlu di lengkapi
dengan pendingin balik , sehingga cairan akan menguap kembali ke dalam bejana.
Maserasi dengan mesin pengaduk
Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus menerus , waktu proses maserasi
dapat di persingkat menjadi 6 sampai 24 jam .
Remaserasi
Cairan penyari dibagi menjadi 2 . seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan cairan
penyari pertama , sesudah di enaptuangkan dan diperas , ampas dimaserasi lagi dengan
cairan kedua.
Maserasi melingkar
Maserasi dapat di perbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak
dan menyebar.
Maserasi melingkar bertingkat