SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
BAB I 
PENDAHULUAN 
LATAR BELAKANG 
Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari hidup kita. Kita senantiasa 
berinteraksi dengan asam dan basa hamper setiap hari ,makanan yang sering kita konsumsi 
sebagian besar adalah asam dan permbersih yang selalu kita gunakan adalah bagian dari basa . 
Kebanyakan asam dan basa yg belum tercampur dengan senyawa lain di alam berupa liquid. 
Karena inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa lain, meskipun asam dan basa yang 
sering kita konsumsi berupa padatan seperti makanan dan sabun namun pada akhirnya tetap 
butuh di encerkan juga agar lebih mudan diserap atau digunakan . 
Selain itu asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan . keasaman 
tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di atasnya ,kualitas air juga dapat 
di tentukan dengan mengukur tingkat keasamanya .
BAB II 
ISI 
KESETIMBANGAN ASAM DAN BASA 
Asam sering dikenal sebagai zat yang berbahaya dan korosif seperti asam sulfat dan asam 
klorida , tapi asam yang tidak berbahaya juga banyak ditemui dalam kehidupan sehari.hariseperti 
asam cuka dan juga yang lainya . 
Basa juga sering digunakan dalam kehidupan sehari.hari seperti dalam pasta gigi , detergen 
atau cairan pembersih . basa memiliki sifat yang licin dan rasanya pahit . bila d teteskan pada 
kertas lakmus asam akan memberikan warna merah dan basa akan memberikan warna biru. 
A. TEORI ASAM BASA 
 TEORI ARRHENIUS 
Menurut Arrhenius (1884) asam adalah zat yang melepaskan ion H+ dalam air sedangkan 
basa adalah senyawa yang melepaskan ion OH dalam air. 
1. Asam monoprotik -> melepaskan 1 ion H+ 
2. Asam diprotik -> melepaskan 2 ion H+ 
3. Asam triprotik -> melepaskan 3 ion H+ 
Bila asam dan basa di reaksikan maka produk yang terbentuk adalah senyawa netral dan air. 
Reaksi ini di sebut reaksi pembentukan garam atau reaksi penetralan , yang akan mengurangi ion 
H+ dan OH serta menghilangkan sifat asam dan basa dalam larutan secara bersamaan . 
 TEORI BRONSTED LOWRY 
Teori Arrhenius ternyata hanya berlaku untuk larutan yang ada dalam air saja , teori ini tidak 
dapat menjelaskan fenomena pada reaksi tanpa pelarut atau pelarut bukan air. Pada tahun 1923 
bronsted lowry mengemukakan pendapat bahwa sifat asam basa di tentukan oleh kemampuan 
senyawa untuk melepas atau menerima proton. 
Dalam teori ini di sebutkan bahwa asam adalaah senyawa yang member proton (H) kepada 
senyawa lain . 
Asam konjugasi : asam yang terbentuk dari basa yang menerima proton. 
Basa konjugasi : basa yang terbentuk dari asam yang melepas proton.
Teori bronsted lowry memperkenalkan adanya zat yang dapat bersifat asam ataupun basa 
,yang disebut dengan zat amfoter . 
Contohnya adalah air. Di dalam larutan basa air akan bersifat aasam dan mengeluarkan ion 
positif sedangkan dalam larutan asam air akan bersifat basa dan mengeluarkan ion negative. 
 Asam : - senyawa yang menerima pasangan electron 
Senyawa dengan elektron < 8 
 Basa : - senyawa yang mendonorkan pasangan elektron 
- Mempunyai pasangan elektron bebas . 
- 
 TEORI ASAM BASA LEWIS 
Menurut teori lewis di sebutkan bahwa : 
 Asam adalah spesi yang bertindak sebagai penerima pasangan elektron. 
 Basa adalah spesi yang bertindak sebagai pemberi pasangan elektron. 
Prinsip yang terjadi pada teori lewis adalah ikatan koordinasi. Konsep asam basa lewis 
dapat menjelaskan reaksi yang bernuansa asam basa , meskipun tidak melibatkan proton ion. 
B. INDIKATOR ASAM DAN BASA 
Indikator asam basa adalah zat zat yang memiliki warna berbeda dalam larutan yang 
bersifat asam dan dalam larutan yang bersifat basa. Pada laboratorium, indicator yang paling 
sederhan yang dapat digunakan untuk membedakan antara asam dan basa adalah indicator 
kertas lakmus . kertas lakmus di bagi menjadi dua : 
 Kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah jika di celupkan dalam basa dan tidak 
akan terjadi perubahan jika di celupkan di dalam basa atau netral . 
 Kertas lakmus merah akan berubah jadi biru jika di celupkan ke dalam larutan basa dan 
tidak akan terjadi perubahan jika d celupkan ke larutan basa atau netral. 
Indikator lain yang biasa digunakan diantaranya: 
 Metil merah 
 Metal jingga 
 Fenolftalin 
 Bromtimol biru
MAKALAH FARMAKOGNOSI 
Tentang 
MATERI MASERASI 
 Disusun oleh : 
 NURLELI 
 IPAH SITI M 
 ANI FITRIA 
 MELLA MEDIAWATI 
 IYAN UPIT FITRIYANI 
 HAQQI 
 WINI 
 AGUS M ROBBY 
 JAJANG RIZALDI 
XI.I FARMASI 
SMK YPIB MAJALENGKA
MASERASI 
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana , maserasi dilakukan dengan cara 
merendam serbuk simplisiadalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan 
masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya 
berbedaan konsentrasi antar larutan zat aktif di dalam sel dengan yang diluar sel ,maka larutan 
yang terpekat didesak ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan 
konsentrasi antar larutan diluar sel dengan larutan di dalam sel. Maserasi digunakan untuk 
penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari , tidak 
mengandung benzoin , stirak dan lain lain . 
Keuntungan dengan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan alat 
sederhana dan mudah diusahakan , unit alat yang dipakai sederhana hanya dibutuhkan bejana 
perendam , biaya oprasionalnya relative rendah, prosesnya relative hemat penyari, tanpa 
pemanasan. 
Maserasi digunakan untuk menyari simplisia berikut : 
 Simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari. 
 Simplisia yang tidak mengandung zat aktif yang mudah mengembang dalam cairan penyari 
 Simplisia yang tidak mengandung benzoin, stirak dan lilin. 
Cairan penyari yang dapat di gunakan dalam maserasi di antaranya: 
 Air 
 Etanol 
 Campuran air etanol 
 Methanol 
Bila menggunakan cairan penyari air, aman untuk mencegah pertumbuhan kapang (jamur) 
dapat di tambahkan pengawet seperti prosedur kerja . 
a. Penyiapan alat dan bahan : bejana (toples 2 liter) alumunium poil , benang kasur , 
gunting , kapas , corong , batang pengaduk, botol 600 ml dan botol botol vial, sampel 
dan cairan penyari methanol. 
b. Wadah maserasi di cuci sampai bersih, di keringkan dan dibilas dengan methanol, 
kemudian sampel yang telah di gunting gunting kecil di timbang sebanyak 500 gram dan 
di masukan ke dalam toples dan ditekan dengan batang pengaduk sampai permukaanya 
rata. Lalu di tambahkan pelarut methanol kira2 dua bagian dan sampel kemudian
ditutup dengan alumunium foil dengan rapat dan di ikat dan benang kasur di simpan 
pada tempat yang tidak terkena cahaya langsung pada temperature kamar. Setelah 24 
jam sampel di aduk aduk sampai sampel bagian bawah berada pada bagian atas setelah 
5 hari sampel disaring dengan menggunakan kertas saring atau kapas bebas lemak ke 
dalam botol penampung. Ampasnya di masukan kembali ke dalam toples dan di lakukan 
seperti semula, maserasi di lakukan 3x 5 hari, ekstrak yang di peroleh di kumpulkan dan 
di enaptuangkan selama semalaman , filtrate dan endapan di pisahkan. 
 Air aromatic (aqua aromatic) adalah larutan jenuh minyak atsiri atau zat zat yang beraroma 
dalam air. Diantara air aromatika, ada yang mempunyai daya terapi yang lemah, teteapi 
terutama digunakan untuk member aroma pada obat obat atau sebagai pengawet . air 
aromatika dalam farmakope edisi III ada 3 yaitu : 
o Aqua foeniculi 
o Aqua menthae pipperitae 
o Aqua rosae 
 Tinctura adalah sediaan yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati 
atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada 
masing masing monografi. 
 Safonifikasi adalah reaksi yang terjadika minyak/lemak dicampur dengan larutan alkali , ada 
dua produk yang dihasilkan yaitu : 
o Sabun 
o Gliserin 
 Saponifikasi adalah reaksi pembentukan sabun yang biasanya dengan bahan awal lemak 
atau basa. Nama lain reaksi saponifikasi adalah reaksi penyabunan . 
 Dekokta adalah suatu proses penyarian yang hamper sama dengan infuse, perbedaanya 
adalah pada dekokta digunakan pemanasana selama 30 menit dihitung mulai suhu 900c . 
Yang menentukan dibuatnya dekokta atau infusa adalah sifat dari simplisianya . 
o Decocta untuk simplisia keras , bahan yang tidak mengandung minyak atsiri dan 
tahan terhadap pemanasan . 
o Infusa untuk simplisia yang lunak, yang mengandung minyak atsiri dan bahan yang 
tidak tahan pemanasan . 
Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya : 
 Digesti yaitu cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah yaitu pada suhu 400- 
500c , cara maserasi ini hanya untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan. 
Dengan pemanasan di peroleh keuntungn antar lain :
1) Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan berkurangnya lapisan 
lapisan batas. 
2) Daya melarutkan cairan penyari meeningkat. 
3) Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan berbanding terbalik 
dengan kekentalan , sehingga kenaikan suhu akan berpengaruh pada kecepatan 
difusi . 
4) Jika cairan difusi mudah menguap pada suhu yang digunakan , maka perlu di lengkapi 
dengan pendingin balik , sehingga cairan akan menguap kembali ke dalam bejana. 
 Maserasi dengan mesin pengaduk 
Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus menerus , waktu proses maserasi 
dapat di persingkat menjadi 6 sampai 24 jam . 
 Remaserasi 
Cairan penyari dibagi menjadi 2 . seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan cairan 
penyari pertama , sesudah di enaptuangkan dan diperas , ampas dimaserasi lagi dengan 
cairan kedua. 
 Maserasi melingkar 
Maserasi dapat di perbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak 
dan menyebar. 
 Maserasi melingkar bertingkat

More Related Content

What's hot (19)

FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAK
 
Laporan kimia asam
Laporan kimia asamLaporan kimia asam
Laporan kimia asam
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zat
 
EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
 
Pengaruh ph
Pengaruh phPengaruh ph
Pengaruh ph
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
 
Ekstraksi-dengan-pelarut
Ekstraksi-dengan-pelarutEkstraksi-dengan-pelarut
Ekstraksi-dengan-pelarut
 
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basaLaporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
 
Sintesis Asam Oksalat dari sekam padi
Sintesis Asam Oksalat dari sekam padiSintesis Asam Oksalat dari sekam padi
Sintesis Asam Oksalat dari sekam padi
 
Laporan asam basa
Laporan asam basaLaporan asam basa
Laporan asam basa
 
Salbutamol Sirup
Salbutamol SirupSalbutamol Sirup
Salbutamol Sirup
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
laporan praktikum kimia
laporan praktikum kimialaporan praktikum kimia
laporan praktikum kimia
 
Komposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomat
Komposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomatKomposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomat
Komposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomat
 
Pengamatan Kimia (Indikator Asam dan Basa)
Pengamatan Kimia (Indikator Asam dan Basa)Pengamatan Kimia (Indikator Asam dan Basa)
Pengamatan Kimia (Indikator Asam dan Basa)
 
Pengaplikasian ekstraksi di industri
Pengaplikasian ekstraksi di industriPengaplikasian ekstraksi di industri
Pengaplikasian ekstraksi di industri
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Galenika
GalenikaGalenika
Galenika
 
PPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara PanasPPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara Panas
 

Similar to ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM MENGUJI LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI
LAPORAN PRAKTIKUM MENGUJI LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMILAPORAN PRAKTIKUM MENGUJI LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI
LAPORAN PRAKTIKUM MENGUJI LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMIEmirSyarif
 
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hariLaporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hariAjeng Putri
 
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docxLaporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docxagusgunawan08091984
 
Presentation kimdas
Presentation kimdasPresentation kimdas
Presentation kimdasririnwidi98
 
Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Raden Saputra
 
Larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa Larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa Pujiati Puu
 
Laporan larutan standar primer
Laporan larutan standar primer Laporan larutan standar primer
Laporan larutan standar primer aji indras
 
Bahan ajar Asam Basa
Bahan ajar Asam BasaBahan ajar Asam Basa
Bahan ajar Asam Basagerlong76
 
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINPercobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINFadlian18
 
CAMPURAN, ASAM DAN BASA.pptx
CAMPURAN, ASAM DAN BASA.pptxCAMPURAN, ASAM DAN BASA.pptx
CAMPURAN, ASAM DAN BASA.pptxssusera3cf51
 
LAPORAN KIMIA ASAM BASA.docx
LAPORAN KIMIA ASAM BASA.docxLAPORAN KIMIA ASAM BASA.docx
LAPORAN KIMIA ASAM BASA.docxRahmat Hidayat
 

Similar to ASAM BASA (20)

LAPORAN PRAKTIKUM MENGUJI LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI
LAPORAN PRAKTIKUM MENGUJI LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMILAPORAN PRAKTIKUM MENGUJI LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI
LAPORAN PRAKTIKUM MENGUJI LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI
 
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hariLaporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
 
sifat koligatif larutan
sifat koligatif larutansifat koligatif larutan
sifat koligatif larutan
 
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docxLaporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
 
Presentation kimdas
Presentation kimdasPresentation kimdas
Presentation kimdas
 
Tugas makalah kimia
Tugas makalah kimiaTugas makalah kimia
Tugas makalah kimia
 
Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9
 
Makalah titrasi asam basa
Makalah titrasi asam basaMakalah titrasi asam basa
Makalah titrasi asam basa
 
Tujuan percobaan
Tujuan percobaanTujuan percobaan
Tujuan percobaan
 
Fenomena Distribusi
Fenomena DistribusiFenomena Distribusi
Fenomena Distribusi
 
Laporan praktikum teklab 1 asam basa
Laporan praktikum teklab 1 asam basaLaporan praktikum teklab 1 asam basa
Laporan praktikum teklab 1 asam basa
 
Larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa Larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa
 
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani ganiLaporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
 
Laporan larutan standar primer
Laporan larutan standar primer Laporan larutan standar primer
Laporan larutan standar primer
 
Sokletasi
SokletasiSokletasi
Sokletasi
 
Bahan ajar Asam Basa
Bahan ajar Asam BasaBahan ajar Asam Basa
Bahan ajar Asam Basa
 
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINPercobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
 
CAMPURAN, ASAM DAN BASA.pptx
CAMPURAN, ASAM DAN BASA.pptxCAMPURAN, ASAM DAN BASA.pptx
CAMPURAN, ASAM DAN BASA.pptx
 
Tugas anorganik
Tugas anorganikTugas anorganik
Tugas anorganik
 
LAPORAN KIMIA ASAM BASA.docx
LAPORAN KIMIA ASAM BASA.docxLAPORAN KIMIA ASAM BASA.docx
LAPORAN KIMIA ASAM BASA.docx
 

ASAM BASA

  • 1. BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari hidup kita. Kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa hamper setiap hari ,makanan yang sering kita konsumsi sebagian besar adalah asam dan permbersih yang selalu kita gunakan adalah bagian dari basa . Kebanyakan asam dan basa yg belum tercampur dengan senyawa lain di alam berupa liquid. Karena inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa lain, meskipun asam dan basa yang sering kita konsumsi berupa padatan seperti makanan dan sabun namun pada akhirnya tetap butuh di encerkan juga agar lebih mudan diserap atau digunakan . Selain itu asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan . keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di atasnya ,kualitas air juga dapat di tentukan dengan mengukur tingkat keasamanya .
  • 2. BAB II ISI KESETIMBANGAN ASAM DAN BASA Asam sering dikenal sebagai zat yang berbahaya dan korosif seperti asam sulfat dan asam klorida , tapi asam yang tidak berbahaya juga banyak ditemui dalam kehidupan sehari.hariseperti asam cuka dan juga yang lainya . Basa juga sering digunakan dalam kehidupan sehari.hari seperti dalam pasta gigi , detergen atau cairan pembersih . basa memiliki sifat yang licin dan rasanya pahit . bila d teteskan pada kertas lakmus asam akan memberikan warna merah dan basa akan memberikan warna biru. A. TEORI ASAM BASA  TEORI ARRHENIUS Menurut Arrhenius (1884) asam adalah zat yang melepaskan ion H+ dalam air sedangkan basa adalah senyawa yang melepaskan ion OH dalam air. 1. Asam monoprotik -> melepaskan 1 ion H+ 2. Asam diprotik -> melepaskan 2 ion H+ 3. Asam triprotik -> melepaskan 3 ion H+ Bila asam dan basa di reaksikan maka produk yang terbentuk adalah senyawa netral dan air. Reaksi ini di sebut reaksi pembentukan garam atau reaksi penetralan , yang akan mengurangi ion H+ dan OH serta menghilangkan sifat asam dan basa dalam larutan secara bersamaan .  TEORI BRONSTED LOWRY Teori Arrhenius ternyata hanya berlaku untuk larutan yang ada dalam air saja , teori ini tidak dapat menjelaskan fenomena pada reaksi tanpa pelarut atau pelarut bukan air. Pada tahun 1923 bronsted lowry mengemukakan pendapat bahwa sifat asam basa di tentukan oleh kemampuan senyawa untuk melepas atau menerima proton. Dalam teori ini di sebutkan bahwa asam adalaah senyawa yang member proton (H) kepada senyawa lain . Asam konjugasi : asam yang terbentuk dari basa yang menerima proton. Basa konjugasi : basa yang terbentuk dari asam yang melepas proton.
  • 3. Teori bronsted lowry memperkenalkan adanya zat yang dapat bersifat asam ataupun basa ,yang disebut dengan zat amfoter . Contohnya adalah air. Di dalam larutan basa air akan bersifat aasam dan mengeluarkan ion positif sedangkan dalam larutan asam air akan bersifat basa dan mengeluarkan ion negative.  Asam : - senyawa yang menerima pasangan electron Senyawa dengan elektron < 8  Basa : - senyawa yang mendonorkan pasangan elektron - Mempunyai pasangan elektron bebas . -  TEORI ASAM BASA LEWIS Menurut teori lewis di sebutkan bahwa :  Asam adalah spesi yang bertindak sebagai penerima pasangan elektron.  Basa adalah spesi yang bertindak sebagai pemberi pasangan elektron. Prinsip yang terjadi pada teori lewis adalah ikatan koordinasi. Konsep asam basa lewis dapat menjelaskan reaksi yang bernuansa asam basa , meskipun tidak melibatkan proton ion. B. INDIKATOR ASAM DAN BASA Indikator asam basa adalah zat zat yang memiliki warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam dan dalam larutan yang bersifat basa. Pada laboratorium, indicator yang paling sederhan yang dapat digunakan untuk membedakan antara asam dan basa adalah indicator kertas lakmus . kertas lakmus di bagi menjadi dua :  Kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah jika di celupkan dalam basa dan tidak akan terjadi perubahan jika di celupkan di dalam basa atau netral .  Kertas lakmus merah akan berubah jadi biru jika di celupkan ke dalam larutan basa dan tidak akan terjadi perubahan jika d celupkan ke larutan basa atau netral. Indikator lain yang biasa digunakan diantaranya:  Metil merah  Metal jingga  Fenolftalin  Bromtimol biru
  • 4. MAKALAH FARMAKOGNOSI Tentang MATERI MASERASI  Disusun oleh :  NURLELI  IPAH SITI M  ANI FITRIA  MELLA MEDIAWATI  IYAN UPIT FITRIYANI  HAQQI  WINI  AGUS M ROBBY  JAJANG RIZALDI XI.I FARMASI SMK YPIB MAJALENGKA
  • 5. MASERASI Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana , maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisiadalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya berbedaan konsentrasi antar larutan zat aktif di dalam sel dengan yang diluar sel ,maka larutan yang terpekat didesak ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antar larutan diluar sel dengan larutan di dalam sel. Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari , tidak mengandung benzoin , stirak dan lain lain . Keuntungan dengan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan alat sederhana dan mudah diusahakan , unit alat yang dipakai sederhana hanya dibutuhkan bejana perendam , biaya oprasionalnya relative rendah, prosesnya relative hemat penyari, tanpa pemanasan. Maserasi digunakan untuk menyari simplisia berikut :  Simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari.  Simplisia yang tidak mengandung zat aktif yang mudah mengembang dalam cairan penyari  Simplisia yang tidak mengandung benzoin, stirak dan lilin. Cairan penyari yang dapat di gunakan dalam maserasi di antaranya:  Air  Etanol  Campuran air etanol  Methanol Bila menggunakan cairan penyari air, aman untuk mencegah pertumbuhan kapang (jamur) dapat di tambahkan pengawet seperti prosedur kerja . a. Penyiapan alat dan bahan : bejana (toples 2 liter) alumunium poil , benang kasur , gunting , kapas , corong , batang pengaduk, botol 600 ml dan botol botol vial, sampel dan cairan penyari methanol. b. Wadah maserasi di cuci sampai bersih, di keringkan dan dibilas dengan methanol, kemudian sampel yang telah di gunting gunting kecil di timbang sebanyak 500 gram dan di masukan ke dalam toples dan ditekan dengan batang pengaduk sampai permukaanya rata. Lalu di tambahkan pelarut methanol kira2 dua bagian dan sampel kemudian
  • 6. ditutup dengan alumunium foil dengan rapat dan di ikat dan benang kasur di simpan pada tempat yang tidak terkena cahaya langsung pada temperature kamar. Setelah 24 jam sampel di aduk aduk sampai sampel bagian bawah berada pada bagian atas setelah 5 hari sampel disaring dengan menggunakan kertas saring atau kapas bebas lemak ke dalam botol penampung. Ampasnya di masukan kembali ke dalam toples dan di lakukan seperti semula, maserasi di lakukan 3x 5 hari, ekstrak yang di peroleh di kumpulkan dan di enaptuangkan selama semalaman , filtrate dan endapan di pisahkan.  Air aromatic (aqua aromatic) adalah larutan jenuh minyak atsiri atau zat zat yang beraroma dalam air. Diantara air aromatika, ada yang mempunyai daya terapi yang lemah, teteapi terutama digunakan untuk member aroma pada obat obat atau sebagai pengawet . air aromatika dalam farmakope edisi III ada 3 yaitu : o Aqua foeniculi o Aqua menthae pipperitae o Aqua rosae  Tinctura adalah sediaan yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada masing masing monografi.  Safonifikasi adalah reaksi yang terjadika minyak/lemak dicampur dengan larutan alkali , ada dua produk yang dihasilkan yaitu : o Sabun o Gliserin  Saponifikasi adalah reaksi pembentukan sabun yang biasanya dengan bahan awal lemak atau basa. Nama lain reaksi saponifikasi adalah reaksi penyabunan .  Dekokta adalah suatu proses penyarian yang hamper sama dengan infuse, perbedaanya adalah pada dekokta digunakan pemanasana selama 30 menit dihitung mulai suhu 900c . Yang menentukan dibuatnya dekokta atau infusa adalah sifat dari simplisianya . o Decocta untuk simplisia keras , bahan yang tidak mengandung minyak atsiri dan tahan terhadap pemanasan . o Infusa untuk simplisia yang lunak, yang mengandung minyak atsiri dan bahan yang tidak tahan pemanasan . Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya :  Digesti yaitu cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah yaitu pada suhu 400- 500c , cara maserasi ini hanya untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan. Dengan pemanasan di peroleh keuntungn antar lain :
  • 7. 1) Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan berkurangnya lapisan lapisan batas. 2) Daya melarutkan cairan penyari meeningkat. 3) Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan berbanding terbalik dengan kekentalan , sehingga kenaikan suhu akan berpengaruh pada kecepatan difusi . 4) Jika cairan difusi mudah menguap pada suhu yang digunakan , maka perlu di lengkapi dengan pendingin balik , sehingga cairan akan menguap kembali ke dalam bejana.  Maserasi dengan mesin pengaduk Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus menerus , waktu proses maserasi dapat di persingkat menjadi 6 sampai 24 jam .  Remaserasi Cairan penyari dibagi menjadi 2 . seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan cairan penyari pertama , sesudah di enaptuangkan dan diperas , ampas dimaserasi lagi dengan cairan kedua.  Maserasi melingkar Maserasi dapat di perbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak dan menyebar.  Maserasi melingkar bertingkat