Dokumen ini membahas tentang Pengantar Psikologi Klinis 1. Tulisan ini menjelaskan bahwa abnormalitas sulit ditentukan karena dipengaruhi oleh konteks budaya dan gender. Tulisan ini juga menjelaskan pendekatan maladaptiveness untuk menilai abnormalitas dengan kriteria distress, dysfunction, dan deviance.
1. Psikologi Klinis 1
(Pertemuan 1)
Kuliahkita.com
Pengajar:
Edo Sebastian Jaya, M.Psi
Retha Arjadi, M.Psi
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
2. Pengantar
Apa yang terlintas di benak kamu
ketika melihat gambar ini?
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
3. Pengantar
Bagaimana jika kemudian ditambah dengan gambar di sebelah kanan?
Apakah pendapat kamu berubah?
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
4. Pengantar
• Psikologi klinis sebetulnya akrab dengan
kehidupan kita sehari-hari. Tidak sedikit dari
masyarakat umum membahas tentang kesehatan
mental dan gangguan mental. Ketika sedang
membicarakan ini, maka kita pada dasarnya
sedang bicara mengenai psikologi klinis.
• Namun, sayangnya masih sering terjadi salah
kaprah mengenai psikologi klinis dan gangguan
mental di tengah masyarakat.
• Nah... Agar dapat memahami psikologi klinis
dengan tepat, mari kita belajar terlebih dahulu...
Apa itu psikologi klinis sebetulnya?
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
5. Tentang kuliah ini...
• Dengan mengikuti kuliah ini, kamu akan
memperoleh manfaat berupa:
– Mendapatkan ikhtisar psikologi klinis
– Mengetahui latar belakang perkembangan
psikologi klinis dan masalah kejiwaan dari
jaman dulu hingga sekarang
– Mengetahui bagaimana kondisi masalah
kejiwaan di Indonesia
– Mengerti mengenai diagnosis masalah
kejiwaan dan bagaimana cara menanganinya
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
6. Latar belakang peserta kuliah
• Tidak diperlukan latar belakang tertentu
untuk mengikuti kuliah ini.
• Terkait tingkat pemahaman, kuliah ini
direkomendasikan untuk mereka yang
setidaknya sudah lulus pendidikan SMP
atau sederajat.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
7. Format materi pembelajaran
• Kelas ini akan berisi materi dalam bentuk
slide dan teks.
• Sebagian besar materi diambil dari buku
teks, lainnya berasal dari sumber-sumber
lain (misalnya: artikel jurnal) atau sumber
pengetahuan lainnya (sumber
dicantumkan di slide).
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
8. Silabus kuliah
• Apa itu abnormal?
• Perspektif sejarah abnormalitas
• Perawatan masalah kesehatan jiwa masa
kini di Amerika dan Indonesia
• Profesi yang terkait dengan masalah
kesehatan jiwa di Amerika, Jerman, dan
Indonesia
• Perspektif abnormalitas masa kini
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
9. Apa itu abnormal?
• Bacalah beberapa contoh perilaku berikut ini :
1. Seorang ibu menyiksa anaknya yang masih balita
2. Seorang laki-laki menangis tersedu-sedu di depan umum
3. Seorang laki-laki mencium laki-laki lain
4. Seorang perempuan tidak mau makan dan mandi berhari-hari
5. Seorang laki-laki berjalan dengan tangan dan kakinya dan
menggonggong seperti anjing
6. Seorang perempuan membuat altar untuk suaminya yang
sudah meninggal dan mendoakan serta meletakkan makanan
di situ secara rutin
• Apakah menurut Anda contoh-contoh perilaku tersebut
abnormal? Renungkanlah sebelum lanjut ke slide
berikutnya.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
10. Apa itu abnormal?
• Mari ambil satu contoh :
• Seorang laki-laki mencium laki-laki lain
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Apakah abnormal?
11. Apa itu abnormal?
• Mari ambil satu contoh :
• Seorang laki-laki mencium laki-laki lain
Sumber: http://gulfnews.com/news/gulf/uae/general/uae-celebrates-eid-al-fitr-1.540085
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
12. Apa itu abnormal?
• Mari ambil satu contoh:
• Seorang laki-laki mencium laki-laki lain
Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/b/b8/Breznev-Honecker_1979.jpg
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
13. Apa itu abnormal?
• Mari ambil satu contoh:
• Seorang laki-laki mencium laki-laki lain
• Bagaimana sekarang? Apakah abnormal?
• Dalam banyak budaya, mencium adalah
cara seorang laki-laki menyalami laki-laki
lain dengan sopan
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
14. Apa itu abnormal?
• Kita sudah membahas sebuah contoh :
• Seorang laki-laki mencium laki-laki lain
• Apakah perilaku tersebut abnormal?
• Bila Anda merasa kesulitan untuk
menjawabnya, maka Anda sudah berada
di jalur pola pikir yang tepat
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
15. Apa itu abnormal?
• Anda kesulitan untuk menjawab kedua
pertanyaan tersebut karena:
– konteks atau kondisi yang melatarbelakangi
munculnya suatu perilaku itu mempengaruhi
apakah suatu perilaku disebut normal atau
abnormal
– Selain itu, penilaian mengenai abnormalitas
juga dapat diberikan jika masyarakat
menganggap seseorang berperilaku tidak
sesuai dengan peran gender yang ia miliki.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
16. Bagaimana budaya dan gender
mempengaruhi perilaku abnormal?
Budaya dan gender
dapat............
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
..... mempengaruhi seberapa
mungkin perilaku yang
abnormaldapat muncul
..... Mempengaruhi cara orang
mengekspresikan kondisi
tertekan (distress) atau
kehilangan kontak dengan realita
..... mempengaruhi
keterbukaan seseorang
untuk mengakui perilakunya
yang abnormal
..... mempengaruhi tipe
terapi yang dapat diterima
oleh orang tersebut
17. Apa itu abnormal?
• Selain konteks dan peran gender, masih
ada 5 hal penting lain yang perlu
diperhatikan untuk menilai abnormalitas:
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
– Cultural relativism
– Unusualness
– Discomfort
– Mental illness
– Maladaptiveness
18. Pendekatan mengenai abnormalitas
Cultural relativism
• Norma yang berlaku di masyarakat dipakai untuk menentukan yang tergolong normal dan
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
abnormal.
Unusualness
• Sebuah perilaku disebut abnormal jika perilaku tersebut tidak biasa atau jarang dilakukan.
Discomfort
• Perilaku atau perasaan yang dapat digolongkan abnormal hanyalah perilaku atau perasaan
yang memunculkan tekanan dalam diri orang yang melakukan/ mengalaminya.
Mental illness
• Perilaku yang dapat disebut abnormal adalah perilaku yang disebabkan oleh gangguan
mental (mental illness).
Maladaptiveness
• Konsensus di antara para ahli kesehatan mental bahwa perilaku yang disebut abnormal
adalah yang menyebabkan tekanan dalam diri seseorang (distress), mengganggu fungsi
kesehariannya, dan tergolong tidak biasa. Biasa disebut juga sebagai maladaptif
dengan ciri 3D (Distress, Disfunction, and Deviance)
19. Pendekatan maladaptiveness
• Pendekatan inilah yang umumnya dipakai untuk
menentukan apakah sesuatu
perilaku/tindakan/pola pikir adalah normal atau
abnormal.
• Perilaku/perasaan maladaptif adalah
perilaku/perasaan yang membuat orang merasa
tidak nyaman (stres) dan menghambatnya
untuk melakukan kegiatan sehari-harinya
dengan baik
• Pendekatan ini dikenal dengan 3D:
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
– distress,
– dysfunction,
– deviance
20. 3D dalam menentukan
maladaptiveness/ abnormalitas
Maladaptiveness/
abnormalitas
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Dysfunction:
Perilaku/ perasaan yang
membuat seseorang tidak dapat
berfungsi dengan baik dalam
kesehariannya.
Distress:
Perilaku/ perasaan yang memunculkan
tekanan (distress) pada diri orang
yang mengalami atau orang di
sekitarnya.
Deviance:
Perilaku atau perasaan yang
sangat tidak biasa.
21. Contoh Distress, Dysfunction, dan
Deviance
• Distress: perasaan sedih, stres, tegang atau tidak
nyaman, seperti: perasaan takut ketika melihat
kecoak dari kejauhan
• Dysfunction: perilaku/perasaan/pola pikir yang
menghambat kegiatan sehari-hari, seperti: takut
berbicara di depan umum, jadi tidak masuk kantor
hari itu karena harus presentasi di depan umum
• Deviance: perilaku/perasaan/pola pikir yang
sangat tidak umum, seperti: percaya bahwa alien
pernah menculik teman atau orang dekatnya
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
22. Kekurangan pendekatan maladaptif
• Kekurangannya adalah adanya subjektivitas
dalam penentuan distress, dysfunction dan
deviance.
• Contohnya:
• Seorang perempuan berduka karena ditinggal
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
suaminya.
• Bagaimana kalau ia masih berduka setelah 1
bulan? Mungkin dapat dianggap normal dengan
mudah...
• Bagaimana kalau 3 bulan? 6 bulan? 9 bulan?
• Maka, menentukan abnormalitas itu tidak mudah.
23. Apakah Anda merasa abnormal?
• Sepanjang kuliah online ini, Anda akan
menemui perasaan/perilaku/pola pikir yang
pernah Anda atau orang lain alami.
• Tapi, sebelum Anda merasa abnormal (atau
merasa orang lain abnormal), perlu Anda
ketahui bahwa:
– Hampir semua orang pernah mengalami depresi
sepanjang hidupnya
– Banyak orang yang pernah melihat atau
mendengar sesuatu yang tidak ada, terutama
pada masa remaja atau dewasa muda
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
24. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
SELESAI
Psikologi Klinis 1 – Pertemuan 1
Oleh:
Edo Sebastian Jaya, M.Psi., Psikolog
Retha Arjadi, M.Psi., Psikolog
Bahan utama:
Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal Psychology (5th). New York: McGraw-
Hill.