SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Psikologi Klinis 2 
(Pertemuan 3) 
Kuliahkita.com 
Pengajar: 
Edo Sebastian Jaya, M.Psi 
Retha Arjadi, M.Psi 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Agenda Kuliah 
• Mengenali gangguan kecemasan 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Gejala-gejala kecemasan 
Somatik Emosi Kognitif Perilaku 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Bulu kuduk berdiri 
• Otot tegang 
• Detak jantung 
meningkat 
• Nafas menjadi 
cepat 
• Nafas berat 
• Pupil mata 
membesar 
• Mulut kering 
• Merasa takut 
• Merasa diteror 
• Tidak bisa diam 
• Mudah marah 
• Mengantisipasi 
kemungkinan 
buruk yang dapat 
terjadi 
• Melebih-lebihkan 
kemungkinan 
bahaya 
• Masalah 
konsentrasi 
• Terlalu waspada 
• Cemas, ruminasi 
• Takut kehilangan 
kontrol 
• Takut mati 
• Melarikan diri/ 
kabur 
• Menghindar 
• Agresi 
• Tidak bisa 
bergerak 
• Penurunan respon 
apetitif (perilaku 
untuk memuaskan 
kebutuhan diri, 
seperti makan) 
• Peningkatan 
repson 
menghindar
Gangguan panik 
• Ada gejala-gejala yang umum dari serangan panik. Ketika empat dari 
gejala-gejala berikut sering muncul dan mengganggu kehidupan sehari-hari 
dari orang yang mengalaminya, maka orang tersebut dapat didiagnosa 
mengalami gangguan panik: 
– Palpitasi jantung 
– Jantung berdebar 
– Sensasi kesemutan atau mati rasa 
– Tubuh terasa dingin atau panas secara tiba-tiba 
– Berkeringat 
– Gemetaran 
– Nafas pendek-pendek 
– Merasa tersedak 
– Sakit dada 
– Sakit perut 
– Kepala pusing 
– Merasa hilang kesadaran secara tiba-tiba 
– Merasa takut kehilangan kontrol atau menjadi gila 
– Merasa takut mati 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Penyebab gangguan panik 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Pendekatan biologis 
– Terkait dengan genetik, ada gen tertentu yang berperan. 
– Ada gangguan pada neurotransmitter (norepinephrine, GABA, CCK) 
• Pendekatan kognitif 
– Orang dengan gangguan panik sangat sensitif pada gejala yang 
dialami oleh tubuh mereka dan cenderung membesar-besarkan gejala 
tersebut 
• Model vulnerability-stress 
– Orang yang mengembangkan gangguan panik lahir dengan 
predisposisi biologis tertentu untuk berespon secara berlebihan 
(overeactive), tetapi mereka tidak akan mengalami gangguan panik 
JIKA mereka tidak memiliki kecenderungan untuk membesar-besarkan 
gejala-gejala panik pada tubuh yang mereka rasakan.
Terapi untuk gangguan panik 
• Medikasi (obat-obatan): anti-ansietas 
(hanya dapat diberikan oleh psikiater) 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Terapi kognitif-perilaku: 
– Orang diajarkan untuk menantang situasi 
atau pikiran yang membangkitkan 
kecemasan atau gejala panik dalam 
dirinya dan melakukan tindakan-tindakan 
yang dapat membantunya mengatasi 
gejala panik. 
– Terapi ini terbukti efektif setara dengan 
obat-obatan psikiatri untuk mengurangi 
gejala panik dan lebih bermanfaat dalam 
mencegah kekambuhan di kemudian hari.
Fobia 
Gangguan fobia Deskripsi Contoh 
Agoraphobia Takut berada di tempat-tempat 
di mana seseorang akan sulit 
meminta bantuan jika hal yang 
tidak diinginkan terjadi 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
Orang tidak mau meninggalkan 
rumah karena ia selalu merasa 
cemas saat berada di manapun 
kecuali di rumahnya sendiri 
Fobia spesifik Takut pada objek, tempat, atau 
situasi yang spesifik 
Tipe binatang Takut pada binatang atau 
serangga 
Orang yang takut sekali pada 
anjing, kucing, atau laba-laba 
Tipe lingkungan yang 
natural/ alami 
Peristiwa atau situasi pada 
lingkungan yang natural/ alami 
Orang yang takut sekali pada 
petir, ketinggian, air 
Tipe situasional Transportasi umum, 
terowongan, jembatan, lift, 
terbang, menyetir 
Orang menjadi sangat takut 
ketika berada di dalam lift 
Tipe darah-suntik-luka Darah, luka, suntik Orang panik ketika melihat luka 
pada lutut anak kecil 
Fobia sosial Merasa takut dinilai/ dihakimi 
atau dipermalukan oleh orang 
lain 
Orang menghindari situasi 
sosial dan menjadi takut untuk 
menghadapi penilaian dari 
orang lain
Penyebab fobia 
• Teori psikodinamika 
– Fobia muncul ketika kecemasan yang tidak 
disadari dilampiaskan pada objek yang netral 
• Contoh: Budi fobia terhadap kuda yang 
sebenarnya merepresentasikan ketakutannya 
pada ayahnya 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Penyebab fobia 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Teori perilaku 
– Pengkondisian klasik 
menghasilkan rasa takut pada 
suatu objek karena dipasangkan 
dengan peristiwa yang 
menakutkan 
• Contoh: Seorang anak jatuh ke 
sungai dan tidak dapat berenang, 
hingga menjadi fobia terhadap air. 
– Menghindari objek tertentu mendatangkan 
perasaan nyaman (reinforcement), kemudian 
perilaku tersebut bertahan 
• Contoh: Seseorang belajar bahwa ketika ia diam di 
rumah, ia tidak pernah mengalami gejala panik/ 
cemas, sehingga ia memilih untuk terus di rumah dan 
takut keluar rumah (agoraphobia).
Penyebab fobia 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Teori kognitif (untuk fobia 
sosial): 
– Fobia sosial berkembang 
dalam diri seseorang yang 
memiliki standar tinggi 
terhadap dirinya sendiri dan 
berasumsi bahwa orang lain 
menilai mereka dengan keras/ 
berat, dan sangat peka 
terhadap tanda-tanda 
penolakan sosial (social 
rejection). 
• Contoh: Seorang laki-laki yang 
percaya bahwa ia selalu tegang 
saat mengobrol dengan orang lain, 
dan ia berpikir orang lain 
menganggapnya bodoh, lama-kelamaan 
akhirnya ia menjadi fobia 
sosial.
Penyebab fobia 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Teori biologis 
– Genetik berkontribusi pada perkembangan 
fobia sosial, baik secara langsung maupun 
dengan membentuk temperamen (ciri 
kepribadian) tertentu yang membuat 
seseorang rentan untuk mengalami fobia 
• Contoh: Anak-anak yang mengalami fobia sosial 
seringkali memiliki saudara/ keluarga yang juga 
mengalaminya, atau anak-anak tersebut menjadi 
cenderung malu dan penakut.
Terapi untuk fobia 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Terapi perilaku 
– Berfokus pada upaya menghilangkan rasa takut dengan cara 
menghadapkan objek/ situasi yang menakutkan kepada orang 
yang mengalami fobia 
• Terapi desensitisasi sistematis: 
– Menghadapkan objek/ situasi yang membuat takut kepada seseorang secara 
bertahap dan perlahan-lahan untuk mengurangi respon takut secara 
bertahap pula. Contoh: Fobia laba-laba, pertama diberi gambar laba-laba, 
lalu lama-lama ditunjukkan laba-laba sungguhan. 
• Modeling: 
– Terapis melakukan suatu perilaku sebelum kemudian meminta orang dengan 
fobia untuk menirunya. Contoh: terapis memegang ulang yang sangat 
ditakuti kliennya, dan kemudian meminta klien tersebut ikut memegang ular. 
• Flooding: 
– Menghadapkan seseorang dengan objek/ situasi yang membuatnya takut 
hingga perasaan cemasnya menghilang. Contoh: Orang yang takut 
ketinggian dibawa ke gedung berlantai 100, dan diminta melihat ke luar 
jendela sampai kecemasannya menghilang
Terapi untuk fobia 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Terapi kognitif-perilaku 
– Membantu orang untuk 
mengenali dan menantang 
pikiran negatifnya (yang 
cenderung berlebihan) 
terkait situasi yang 
menakutkan. Contoh: 
Terapis menemai orang 
yang memiliki agoraphobia 
untuk pergi ke supermarket, 
dan membantunya 
menantang pikirannya 
bahwa ia tidak akan 
mengalami cemas atau 
serangan panik walau 
berada di luar rumah.
Terapi untuk fobia 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Terapi biologis 
– Menggunakan medikasi (obat-obatan) untuk 
menurunkan gejala kecemasan secara umum. 
Contoh: obat-obatan anti-ansietas (hanya dapat 
diberikan sesuai resep oleh psikiater).
Gangguan Kecemasan Umum 
• Gejala gangguan kecemasan umum 
– Orang yang mengalami gangguan kecemasan umum harus 
menunjukkan kecemasan yang besar dan menetap, kesulitan 
mengendalikan rasa kuatir, dan mengalami setidaknya 3 dari 
gejala lain di bawah ini secara kronis selama setidaknya 6 bulan: 
• Kecemasan dan rasa kuatir yang besar dan menetap 
• Kesulitan mengendalikan rasa kuatir 
• Tidak bisa diam atau merasa terkunci, atau ada di puncak sesuatu 
• Mudah lelah 
• Sulit berkonsentrasi, pikiran menjadi kosong 
• Mudah marah 
• Otot tegang 
• Masalah tidur 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Penyebab gangguan kecemasan umum 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Psikodinamika: 
– Disebabkan oleh adanya rasa takut yang tidak dapat dieskpresikan. 
• Teori humanistik 
– Muncul pada anak-anak yang memiliki standar-standar tertentu yang mereka rasa 
perlu mereka capai untuk dapat diterima oleh lingkungan. 
• Teori eksitensial 
– Muncul karena kecemasan eksistensial, ketakutan yang universal, terhadap batasan 
dan tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai makhluk hidup. 
• Teori kognitif 
– Pikiran-pikiran orang dengan gangguan ini selalu terfokus pada ancaman-ancaman 
yang mungkin ada di sekitarnya, sehingga menimbulkan kecemasan yang kronis. 
• Teori biologis 
– Disebabkan oleh kekurangan reseptor GABA, sehingga muncul respon kecemasan 
terus-menerus di otak. 
– Disebabkan oleh genetik tertentu yang dibawa sejak lahir.
Terapi untuk gangguan kecemasan umum 
• Terapi kognitif-perilaku: 
– Membantu orang dengan gangguan ini untuk 
menantang isu-isu dan alasan-alasan yang 
membuatnya kuatir dan cemas; menantang 
pikiran negatif dan berlebihan (berlarut-larut) 
yang mereka miliki; serta mengembangkan 
strategi coping yang lebih sehat dalam 
menghadapi masalah atau sumber kecemasan 
apapun yang mereka hadapi. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Terapi biologis: 
– Menggunakan obat-obatan anti-ansietas yang 
hanya dapat diberikan melalui resep oleh 
psikiater.
Gangguan obsesif-kompulsif 
• Gangguan obsesif-kompuslif termasuk dalam klasifikasi gangguan 
kecemasan, tetapi pada dasarnya cukup berbeda dengan gangguan 
kecemasan lain dalam hal-hal tertentu. 
• Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif harus menunjukkan adanya 
obsesi terhadap pemikiran tertentu dan kompulsi untuk melakukan sesuatu 
yang menetap dan tidak masuk akal. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Obsesi dan kompulsi 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Obsesi adalah: 
– Pikiran-pikiran yang menetap dan berulang, impuls, atau gambaran yang mereka anggap 
mengganggu hingga menyebabkan kecemasan/ distress 
– Pikiran-pikiran, impuls, atau gambaran yang bukan sekedar kecemasan mengenai masalah 
sehari-hari 
– Pikiran-pikiran, impuls, atau gambaran yang berusaha dihindari atau ditekan oleh orang yang 
mengalaminya atau dinetralisir dengan melakukan tindakan atau memikirkan hal lain 
– Pikiran, impuls, atau gambaran obsesif, yang dikenali orang yang mengalaminya sebagai 
produk dari pikirannya sendiri 
• Kompulsi adalah: 
– Perilaku yang berulang (seperti: cuci tangan, mengecek), atau perlaku mental (seperti: 
berdoa, menghitung, diam-diam mengulang kata-kata) yang dilakukan seseorang karena 
merasa harus untuk merespon obsesi yang ia miliki atau berdasarkan aturan yang ia yakini 
harus ia ikuti dengan taat. 
– Perilaku atau perilaku mental yang dialkukan untuk mencegah atau mengurangi perasaan 
tertekan (distress) atau mencegaj munculnya situasi yang tidak menyenangkan; namun, 
perilaku-perilaku ini tidak realistis/ tidak nyambung untuk dilakukan guna menghadapi kondisi 
yang membuat tertekan tersebut.
Penyebab gangguan obsesif-kompulsif 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Teori biologis: 
– Orang dengan gangguan ini mengalami disfungsi pada sirkuit 
otaknya, yang kemungkinan disebabkan oleh kurangnya 
serotonin. 
• Psikodinamika: 
– Obsesi dan kompulsi yang terjadi merepresentasikan konflik di 
alam tidak sadar pada diri orang yang mengalaminya. 
• Teori kognitif-perilaku: 
– Orang dengan gangguan ini mengalami kesulitan dalam 
mengubah pikiran negatif yang mengganggu, karena adanya 
distress yang kronis, kecenderungan berpikir kaku, dan 
keyakinan bahwa mereka harus mampu mengontrol pikiran 
mereka sendiri.
Terapi untuk gangguan obsesif-kompulsif 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Terapi biologis: 
– Menggunakan obat-obatan yang dapat meningkatkan 
produksi serotonin (hanya dapat diperoleh melalui resep 
oleh psikiater) 
• Terapi kognitif-perilaku: 
– Menghadapkan orang dengan gangguan ini pada 
obsesinya hingga kecemasan terkait obsesi tersebut 
berkurang; mencegah perilaku kompulsi dan membantu 
mereka mengendalikan kecemasan yang muncul dalam 
diri mereka. Contoh: Untuk orang yang sering mencuci 
tangan karena takut kuman, dapat diterapi untuk secara 
bertahap bisa mentolerir benda-benda kotor tanpa perlu 
mencuci tangan terus-menerus secara berlebihan.
Pendekatan sosial untuk gangguan 
kecemasan 
• Kecemasan sangat terkait 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
dengan lingkungan, 
kelompok, norma, dan 
budaya tempat seseorang 
tinggal dan menetap. 
• Manifestasi dari 
kecemasan dapat 
berbeda antar budaya! 
Penting untuk melihat 
hasil penelitian di masing-masing 
budaya.
Bonus: 
Latihan relaksasi untuk menghadapi kecemasan 
• Relaksasi merupakan teknik atau cara meredakan ketegangan fisik agar 
tubuh kita menjadi lebih santai, rileks, dan nyaman. Contoh ketegangan fisik 
yang dimaksud di sini antara lain otot-otot mengencang, detak jantung 
terlalu cepat, gemetaran, dan sakit kepala, dan lain-lain. Lalu, mengapa 
ketegangan fisik perlu diredakan? Jawabannya, karena ketegangan fisik 
dapat berdampak buruk bagi kondisi psikologis (terutama menimbulkan 
kecemasan). 
• Relaksasi yang paling sederhana untuk dilakukan adalah relaksasi 
pernapasan, yaitu metode relaksasi yang menggunakan pernapasan dari 
perut dengan irama yang teratur. Sifat relaksasi pernapasan ini sangat 
sederhana, sehingga dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Berikut 
ini adalah langkah-langkah melakukan relaksasi pernapasan: 
1. Hirup napas dalam-dalam dari hidung dengan menggunakan pernapasan perut 
selama 4 hitungan (1… 2… 3… 4…). Rasakan perut menggembung/ membesar 
ketika menarik napas. 
2. Tahan napas selama 2 hitungan (1… 2…). 
3. Hembuskan napas perlahan dalam 6 hitungan (1… 2… 3… 4… 5… 6…). Rasakan 
perut mengempis/ mengecil ketika membuang napas. 
4. Ulangi beberapa kali (8 – 10 kali) hingga merasa rileks. Relaksasi ini dapat pula 
dilakukan sambil mendengarkan musik yang pelan dan menyejukkan hati. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
SELESAI 
Psikologi Klinis 2 – Pertemuan 3 
Oleh: 
Edo Sebastian Jaya, M.Psi., Psikolog 
Retha Arjadi, M.Psi., Psikolog 
Bahan utama: 
Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal Psychology (5th). New York: McGraw- 
Hill.

More Related Content

What's hot

Psikologi klinis 2 pertemuan 1
Psikologi klinis 2 pertemuan 1Psikologi klinis 2 pertemuan 1
Psikologi klinis 2 pertemuan 1Edo Sebastian Jaya
 
Psikologi klinis 2 pertemuan 6
Psikologi klinis 2 pertemuan 6Psikologi klinis 2 pertemuan 6
Psikologi klinis 2 pertemuan 6Edo Sebastian Jaya
 
Definisi perilaku abnormal 1
Definisi perilaku abnormal  1Definisi perilaku abnormal  1
Definisi perilaku abnormal 1Dessy Syahniar
 
Klasifikasi gangguan jiwa
Klasifikasi gangguan jiwaKlasifikasi gangguan jiwa
Klasifikasi gangguan jiwaUbaid Muzzaki
 
Kp 3.1.24 klasifikasi gangguan jiwa
Kp 3.1.24 klasifikasi gangguan jiwaKp 3.1.24 klasifikasi gangguan jiwa
Kp 3.1.24 klasifikasi gangguan jiwaAhmad Muhtar
 
Abnormal psychology (psikologi bilazim)
Abnormal psychology (psikologi bilazim)Abnormal psychology (psikologi bilazim)
Abnormal psychology (psikologi bilazim)Muhammad Nasrullah
 
Kedaruratan Psikiatrik
Kedaruratan  PsikiatrikKedaruratan  Psikiatrik
Kedaruratan PsikiatrikDavid Edward
 
kedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikkedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikJoni Iswanto
 
Psikologi abnormal
Psikologi abnormalPsikologi abnormal
Psikologi abnormalFida Fidol
 
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.finalKp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.finalAhmad Muhtar
 
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)effarahman
 
Kegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriKegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriYeni Anggraini
 
Presentation Psikosis Akut
Presentation Psikosis AkutPresentation Psikosis Akut
Presentation Psikosis AkutDavid Edward
 

What's hot (20)

Psikologi klinis 2 pertemuan 1
Psikologi klinis 2 pertemuan 1Psikologi klinis 2 pertemuan 1
Psikologi klinis 2 pertemuan 1
 
Psikologi klinis 2 pertemuan 6
Psikologi klinis 2 pertemuan 6Psikologi klinis 2 pertemuan 6
Psikologi klinis 2 pertemuan 6
 
Definisi perilaku abnormal 1
Definisi perilaku abnormal  1Definisi perilaku abnormal  1
Definisi perilaku abnormal 1
 
Klasifikasi gangguan jiwa
Klasifikasi gangguan jiwaKlasifikasi gangguan jiwa
Klasifikasi gangguan jiwa
 
Kp 3.1.24 klasifikasi gangguan jiwa
Kp 3.1.24 klasifikasi gangguan jiwaKp 3.1.24 klasifikasi gangguan jiwa
Kp 3.1.24 klasifikasi gangguan jiwa
 
Bilazim
BilazimBilazim
Bilazim
 
Abnormal psychology (psikologi bilazim)
Abnormal psychology (psikologi bilazim)Abnormal psychology (psikologi bilazim)
Abnormal psychology (psikologi bilazim)
 
Ppt abnormal
Ppt abnormalPpt abnormal
Ppt abnormal
 
Kedaruratan Psikiatrik
Kedaruratan  PsikiatrikKedaruratan  Psikiatrik
Kedaruratan Psikiatrik
 
Psikologi Abnormal (Terma)
Psikologi Abnormal (Terma)Psikologi Abnormal (Terma)
Psikologi Abnormal (Terma)
 
Kedaruratan psikiatri
Kedaruratan psikiatriKedaruratan psikiatri
Kedaruratan psikiatri
 
kedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikkedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrik
 
Psikologi abnormal
Psikologi abnormalPsikologi abnormal
Psikologi abnormal
 
Anxiety disorder
Anxiety disorderAnxiety disorder
Anxiety disorder
 
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.finalKp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
 
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)
 
Perilaku Abnormal
Perilaku AbnormalPerilaku Abnormal
Perilaku Abnormal
 
Kegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriKegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatri
 
Presentation Psikosis Akut
Presentation Psikosis AkutPresentation Psikosis Akut
Presentation Psikosis Akut
 
Psikosis
PsikosisPsikosis
Psikosis
 

Similar to Psikologi klinis 2 pertemuan 3

Similar to Psikologi klinis 2 pertemuan 3 (20)

Mengenal Gangguan kecemasan
Mengenal Gangguan kecemasanMengenal Gangguan kecemasan
Mengenal Gangguan kecemasan
 
psikopatologi 1.pptx
psikopatologi 1.pptxpsikopatologi 1.pptx
psikopatologi 1.pptx
 
Istilah spikologi
Istilah spikologiIstilah spikologi
Istilah spikologi
 
Paradigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptx
Paradigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptxParadigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptx
Paradigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptx
 
Anxiety neurosis
Anxiety neurosisAnxiety neurosis
Anxiety neurosis
 
Anxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasanAnxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasan
 
REFERAT GANGGUAN CEMAS DAN OCD.pptx
REFERAT GANGGUAN CEMAS DAN OCD.pptxREFERAT GANGGUAN CEMAS DAN OCD.pptx
REFERAT GANGGUAN CEMAS DAN OCD.pptx
 
Perspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologiPerspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologi
 
MARAMIS 1
MARAMIS 1MARAMIS 1
MARAMIS 1
 
Gangguan ansietas
Gangguan ansietasGangguan ansietas
Gangguan ansietas
 
ansietas atau kecemasan 2017
ansietas atau kecemasan 2017ansietas atau kecemasan 2017
ansietas atau kecemasan 2017
 
Pb 7. prilaku abnormal.
Pb 7. prilaku abnormal.Pb 7. prilaku abnormal.
Pb 7. prilaku abnormal.
 
Pb 7. prilaku abnormal. AKPER PEMKAB MUNA
Pb 7. prilaku abnormal. AKPER PEMKAB MUNAPb 7. prilaku abnormal. AKPER PEMKAB MUNA
Pb 7. prilaku abnormal. AKPER PEMKAB MUNA
 
Present
PresentPresent
Present
 
Anxietas (gangguan cemas)
Anxietas (gangguan cemas)Anxietas (gangguan cemas)
Anxietas (gangguan cemas)
 
Pb 7. prilaku abnormal.
Pb 7. prilaku abnormal.Pb 7. prilaku abnormal.
Pb 7. prilaku abnormal.
 
Asuhan keperawatan pada klien dg ansietas
Asuhan keperawatan pada klien dg ansietasAsuhan keperawatan pada klien dg ansietas
Asuhan keperawatan pada klien dg ansietas
 
Mengenal anxiety { ansietas} (kecemasan)
Mengenal anxiety { ansietas}  (kecemasan)Mengenal anxiety { ansietas}  (kecemasan)
Mengenal anxiety { ansietas} (kecemasan)
 
Konsep cemas
Konsep cemasKonsep cemas
Konsep cemas
 
Observasi Situasi Sosial Antropologi
Observasi Situasi Sosial AntropologiObservasi Situasi Sosial Antropologi
Observasi Situasi Sosial Antropologi
 

Recently uploaded

pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxSagitaDarmasari1
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 

Recently uploaded (14)

pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 

Psikologi klinis 2 pertemuan 3

  • 1. Psikologi Klinis 2 (Pertemuan 3) Kuliahkita.com Pengajar: Edo Sebastian Jaya, M.Psi Retha Arjadi, M.Psi Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 2. Agenda Kuliah • Mengenali gangguan kecemasan Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 3. Gejala-gejala kecemasan Somatik Emosi Kognitif Perilaku Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Bulu kuduk berdiri • Otot tegang • Detak jantung meningkat • Nafas menjadi cepat • Nafas berat • Pupil mata membesar • Mulut kering • Merasa takut • Merasa diteror • Tidak bisa diam • Mudah marah • Mengantisipasi kemungkinan buruk yang dapat terjadi • Melebih-lebihkan kemungkinan bahaya • Masalah konsentrasi • Terlalu waspada • Cemas, ruminasi • Takut kehilangan kontrol • Takut mati • Melarikan diri/ kabur • Menghindar • Agresi • Tidak bisa bergerak • Penurunan respon apetitif (perilaku untuk memuaskan kebutuhan diri, seperti makan) • Peningkatan repson menghindar
  • 4. Gangguan panik • Ada gejala-gejala yang umum dari serangan panik. Ketika empat dari gejala-gejala berikut sering muncul dan mengganggu kehidupan sehari-hari dari orang yang mengalaminya, maka orang tersebut dapat didiagnosa mengalami gangguan panik: – Palpitasi jantung – Jantung berdebar – Sensasi kesemutan atau mati rasa – Tubuh terasa dingin atau panas secara tiba-tiba – Berkeringat – Gemetaran – Nafas pendek-pendek – Merasa tersedak – Sakit dada – Sakit perut – Kepala pusing – Merasa hilang kesadaran secara tiba-tiba – Merasa takut kehilangan kontrol atau menjadi gila – Merasa takut mati Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 5. Penyebab gangguan panik Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Pendekatan biologis – Terkait dengan genetik, ada gen tertentu yang berperan. – Ada gangguan pada neurotransmitter (norepinephrine, GABA, CCK) • Pendekatan kognitif – Orang dengan gangguan panik sangat sensitif pada gejala yang dialami oleh tubuh mereka dan cenderung membesar-besarkan gejala tersebut • Model vulnerability-stress – Orang yang mengembangkan gangguan panik lahir dengan predisposisi biologis tertentu untuk berespon secara berlebihan (overeactive), tetapi mereka tidak akan mengalami gangguan panik JIKA mereka tidak memiliki kecenderungan untuk membesar-besarkan gejala-gejala panik pada tubuh yang mereka rasakan.
  • 6. Terapi untuk gangguan panik • Medikasi (obat-obatan): anti-ansietas (hanya dapat diberikan oleh psikiater) Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Terapi kognitif-perilaku: – Orang diajarkan untuk menantang situasi atau pikiran yang membangkitkan kecemasan atau gejala panik dalam dirinya dan melakukan tindakan-tindakan yang dapat membantunya mengatasi gejala panik. – Terapi ini terbukti efektif setara dengan obat-obatan psikiatri untuk mengurangi gejala panik dan lebih bermanfaat dalam mencegah kekambuhan di kemudian hari.
  • 7. Fobia Gangguan fobia Deskripsi Contoh Agoraphobia Takut berada di tempat-tempat di mana seseorang akan sulit meminta bantuan jika hal yang tidak diinginkan terjadi Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) Orang tidak mau meninggalkan rumah karena ia selalu merasa cemas saat berada di manapun kecuali di rumahnya sendiri Fobia spesifik Takut pada objek, tempat, atau situasi yang spesifik Tipe binatang Takut pada binatang atau serangga Orang yang takut sekali pada anjing, kucing, atau laba-laba Tipe lingkungan yang natural/ alami Peristiwa atau situasi pada lingkungan yang natural/ alami Orang yang takut sekali pada petir, ketinggian, air Tipe situasional Transportasi umum, terowongan, jembatan, lift, terbang, menyetir Orang menjadi sangat takut ketika berada di dalam lift Tipe darah-suntik-luka Darah, luka, suntik Orang panik ketika melihat luka pada lutut anak kecil Fobia sosial Merasa takut dinilai/ dihakimi atau dipermalukan oleh orang lain Orang menghindari situasi sosial dan menjadi takut untuk menghadapi penilaian dari orang lain
  • 8. Penyebab fobia • Teori psikodinamika – Fobia muncul ketika kecemasan yang tidak disadari dilampiaskan pada objek yang netral • Contoh: Budi fobia terhadap kuda yang sebenarnya merepresentasikan ketakutannya pada ayahnya Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 9. Penyebab fobia Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Teori perilaku – Pengkondisian klasik menghasilkan rasa takut pada suatu objek karena dipasangkan dengan peristiwa yang menakutkan • Contoh: Seorang anak jatuh ke sungai dan tidak dapat berenang, hingga menjadi fobia terhadap air. – Menghindari objek tertentu mendatangkan perasaan nyaman (reinforcement), kemudian perilaku tersebut bertahan • Contoh: Seseorang belajar bahwa ketika ia diam di rumah, ia tidak pernah mengalami gejala panik/ cemas, sehingga ia memilih untuk terus di rumah dan takut keluar rumah (agoraphobia).
  • 10. Penyebab fobia Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Teori kognitif (untuk fobia sosial): – Fobia sosial berkembang dalam diri seseorang yang memiliki standar tinggi terhadap dirinya sendiri dan berasumsi bahwa orang lain menilai mereka dengan keras/ berat, dan sangat peka terhadap tanda-tanda penolakan sosial (social rejection). • Contoh: Seorang laki-laki yang percaya bahwa ia selalu tegang saat mengobrol dengan orang lain, dan ia berpikir orang lain menganggapnya bodoh, lama-kelamaan akhirnya ia menjadi fobia sosial.
  • 11. Penyebab fobia Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Teori biologis – Genetik berkontribusi pada perkembangan fobia sosial, baik secara langsung maupun dengan membentuk temperamen (ciri kepribadian) tertentu yang membuat seseorang rentan untuk mengalami fobia • Contoh: Anak-anak yang mengalami fobia sosial seringkali memiliki saudara/ keluarga yang juga mengalaminya, atau anak-anak tersebut menjadi cenderung malu dan penakut.
  • 12. Terapi untuk fobia Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Terapi perilaku – Berfokus pada upaya menghilangkan rasa takut dengan cara menghadapkan objek/ situasi yang menakutkan kepada orang yang mengalami fobia • Terapi desensitisasi sistematis: – Menghadapkan objek/ situasi yang membuat takut kepada seseorang secara bertahap dan perlahan-lahan untuk mengurangi respon takut secara bertahap pula. Contoh: Fobia laba-laba, pertama diberi gambar laba-laba, lalu lama-lama ditunjukkan laba-laba sungguhan. • Modeling: – Terapis melakukan suatu perilaku sebelum kemudian meminta orang dengan fobia untuk menirunya. Contoh: terapis memegang ulang yang sangat ditakuti kliennya, dan kemudian meminta klien tersebut ikut memegang ular. • Flooding: – Menghadapkan seseorang dengan objek/ situasi yang membuatnya takut hingga perasaan cemasnya menghilang. Contoh: Orang yang takut ketinggian dibawa ke gedung berlantai 100, dan diminta melihat ke luar jendela sampai kecemasannya menghilang
  • 13. Terapi untuk fobia Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Terapi kognitif-perilaku – Membantu orang untuk mengenali dan menantang pikiran negatifnya (yang cenderung berlebihan) terkait situasi yang menakutkan. Contoh: Terapis menemai orang yang memiliki agoraphobia untuk pergi ke supermarket, dan membantunya menantang pikirannya bahwa ia tidak akan mengalami cemas atau serangan panik walau berada di luar rumah.
  • 14. Terapi untuk fobia Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Terapi biologis – Menggunakan medikasi (obat-obatan) untuk menurunkan gejala kecemasan secara umum. Contoh: obat-obatan anti-ansietas (hanya dapat diberikan sesuai resep oleh psikiater).
  • 15. Gangguan Kecemasan Umum • Gejala gangguan kecemasan umum – Orang yang mengalami gangguan kecemasan umum harus menunjukkan kecemasan yang besar dan menetap, kesulitan mengendalikan rasa kuatir, dan mengalami setidaknya 3 dari gejala lain di bawah ini secara kronis selama setidaknya 6 bulan: • Kecemasan dan rasa kuatir yang besar dan menetap • Kesulitan mengendalikan rasa kuatir • Tidak bisa diam atau merasa terkunci, atau ada di puncak sesuatu • Mudah lelah • Sulit berkonsentrasi, pikiran menjadi kosong • Mudah marah • Otot tegang • Masalah tidur Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 16. Penyebab gangguan kecemasan umum Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Psikodinamika: – Disebabkan oleh adanya rasa takut yang tidak dapat dieskpresikan. • Teori humanistik – Muncul pada anak-anak yang memiliki standar-standar tertentu yang mereka rasa perlu mereka capai untuk dapat diterima oleh lingkungan. • Teori eksitensial – Muncul karena kecemasan eksistensial, ketakutan yang universal, terhadap batasan dan tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai makhluk hidup. • Teori kognitif – Pikiran-pikiran orang dengan gangguan ini selalu terfokus pada ancaman-ancaman yang mungkin ada di sekitarnya, sehingga menimbulkan kecemasan yang kronis. • Teori biologis – Disebabkan oleh kekurangan reseptor GABA, sehingga muncul respon kecemasan terus-menerus di otak. – Disebabkan oleh genetik tertentu yang dibawa sejak lahir.
  • 17. Terapi untuk gangguan kecemasan umum • Terapi kognitif-perilaku: – Membantu orang dengan gangguan ini untuk menantang isu-isu dan alasan-alasan yang membuatnya kuatir dan cemas; menantang pikiran negatif dan berlebihan (berlarut-larut) yang mereka miliki; serta mengembangkan strategi coping yang lebih sehat dalam menghadapi masalah atau sumber kecemasan apapun yang mereka hadapi. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Terapi biologis: – Menggunakan obat-obatan anti-ansietas yang hanya dapat diberikan melalui resep oleh psikiater.
  • 18. Gangguan obsesif-kompulsif • Gangguan obsesif-kompuslif termasuk dalam klasifikasi gangguan kecemasan, tetapi pada dasarnya cukup berbeda dengan gangguan kecemasan lain dalam hal-hal tertentu. • Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif harus menunjukkan adanya obsesi terhadap pemikiran tertentu dan kompulsi untuk melakukan sesuatu yang menetap dan tidak masuk akal. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 19. Obsesi dan kompulsi Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Obsesi adalah: – Pikiran-pikiran yang menetap dan berulang, impuls, atau gambaran yang mereka anggap mengganggu hingga menyebabkan kecemasan/ distress – Pikiran-pikiran, impuls, atau gambaran yang bukan sekedar kecemasan mengenai masalah sehari-hari – Pikiran-pikiran, impuls, atau gambaran yang berusaha dihindari atau ditekan oleh orang yang mengalaminya atau dinetralisir dengan melakukan tindakan atau memikirkan hal lain – Pikiran, impuls, atau gambaran obsesif, yang dikenali orang yang mengalaminya sebagai produk dari pikirannya sendiri • Kompulsi adalah: – Perilaku yang berulang (seperti: cuci tangan, mengecek), atau perlaku mental (seperti: berdoa, menghitung, diam-diam mengulang kata-kata) yang dilakukan seseorang karena merasa harus untuk merespon obsesi yang ia miliki atau berdasarkan aturan yang ia yakini harus ia ikuti dengan taat. – Perilaku atau perilaku mental yang dialkukan untuk mencegah atau mengurangi perasaan tertekan (distress) atau mencegaj munculnya situasi yang tidak menyenangkan; namun, perilaku-perilaku ini tidak realistis/ tidak nyambung untuk dilakukan guna menghadapi kondisi yang membuat tertekan tersebut.
  • 20. Penyebab gangguan obsesif-kompulsif Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Teori biologis: – Orang dengan gangguan ini mengalami disfungsi pada sirkuit otaknya, yang kemungkinan disebabkan oleh kurangnya serotonin. • Psikodinamika: – Obsesi dan kompulsi yang terjadi merepresentasikan konflik di alam tidak sadar pada diri orang yang mengalaminya. • Teori kognitif-perilaku: – Orang dengan gangguan ini mengalami kesulitan dalam mengubah pikiran negatif yang mengganggu, karena adanya distress yang kronis, kecenderungan berpikir kaku, dan keyakinan bahwa mereka harus mampu mengontrol pikiran mereka sendiri.
  • 21. Terapi untuk gangguan obsesif-kompulsif Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Terapi biologis: – Menggunakan obat-obatan yang dapat meningkatkan produksi serotonin (hanya dapat diperoleh melalui resep oleh psikiater) • Terapi kognitif-perilaku: – Menghadapkan orang dengan gangguan ini pada obsesinya hingga kecemasan terkait obsesi tersebut berkurang; mencegah perilaku kompulsi dan membantu mereka mengendalikan kecemasan yang muncul dalam diri mereka. Contoh: Untuk orang yang sering mencuci tangan karena takut kuman, dapat diterapi untuk secara bertahap bisa mentolerir benda-benda kotor tanpa perlu mencuci tangan terus-menerus secara berlebihan.
  • 22. Pendekatan sosial untuk gangguan kecemasan • Kecemasan sangat terkait Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) dengan lingkungan, kelompok, norma, dan budaya tempat seseorang tinggal dan menetap. • Manifestasi dari kecemasan dapat berbeda antar budaya! Penting untuk melihat hasil penelitian di masing-masing budaya.
  • 23. Bonus: Latihan relaksasi untuk menghadapi kecemasan • Relaksasi merupakan teknik atau cara meredakan ketegangan fisik agar tubuh kita menjadi lebih santai, rileks, dan nyaman. Contoh ketegangan fisik yang dimaksud di sini antara lain otot-otot mengencang, detak jantung terlalu cepat, gemetaran, dan sakit kepala, dan lain-lain. Lalu, mengapa ketegangan fisik perlu diredakan? Jawabannya, karena ketegangan fisik dapat berdampak buruk bagi kondisi psikologis (terutama menimbulkan kecemasan). • Relaksasi yang paling sederhana untuk dilakukan adalah relaksasi pernapasan, yaitu metode relaksasi yang menggunakan pernapasan dari perut dengan irama yang teratur. Sifat relaksasi pernapasan ini sangat sederhana, sehingga dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Berikut ini adalah langkah-langkah melakukan relaksasi pernapasan: 1. Hirup napas dalam-dalam dari hidung dengan menggunakan pernapasan perut selama 4 hitungan (1… 2… 3… 4…). Rasakan perut menggembung/ membesar ketika menarik napas. 2. Tahan napas selama 2 hitungan (1… 2…). 3. Hembuskan napas perlahan dalam 6 hitungan (1… 2… 3… 4… 5… 6…). Rasakan perut mengempis/ mengecil ketika membuang napas. 4. Ulangi beberapa kali (8 – 10 kali) hingga merasa rileks. Relaksasi ini dapat pula dilakukan sambil mendengarkan musik yang pelan dan menyejukkan hati. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 24. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) SELESAI Psikologi Klinis 2 – Pertemuan 3 Oleh: Edo Sebastian Jaya, M.Psi., Psikolog Retha Arjadi, M.Psi., Psikolog Bahan utama: Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal Psychology (5th). New York: McGraw- Hill.