Dokumen tersebut membahas tentang tingkah laku menyimpang dan manajemen stres. Ia menjelaskan definisi tingkah laku menyimpang, sebab-sebab terjadinya, dan kriteria tingkah laku normal. Dokumen ini juga menjelaskan teori-teori stres, gejala stres, dan cara-cara mengelola stres secara positif seperti relaksasi, meditasi, dan menerapkan ajaran agama.
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Tingkah Laku Menyimpang dan Manajemen Stres
1. Psikologi Konseling
Tingkah laku menyimpang dan
manajemen stres
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016/2017
Nama Dosen :Dr.I.Wayan Dharmayana,M.Psi
DISUSUN OLEH :
1. AFRILIA SAFITRI(A1L015024)
2. DEVRI APRILIAN (A1L015020)
3. ANDIKA DARMA P(A1L015011)
2. A. Pengertian Tingkah Laku
Menyimpang
• Pada hakikatnya, konsep tentang normalitas
dan abnormalitas itu sangat samar batasnya.
Sebab, kebiasaan dan sikap hidup yang
dirasakan normal oleh suatu kelompok
masyarakat, dapat dianggap abnormal oleh
kelompok masyarakat lainnya. Sesuatu yang
dianggap sebagai abnormal oleh generasi
sebelum kita, bisa jadi itu dianggap normal
saat ini.
3. Beberapa segi tinjauan dari
abnormalitas, yaitu:
1. Abnormalitas dipandang dari segi Patologis
2. Abnormalitas dipandang dari segi Statistik
3. Abnormalitas dipandang dari segi Budaya
4. B. Kriteria Tingkah Laku Normal
1. Sense of Security
2. Self Evaluation
3. Spontanitas dan Emosional
4. Kontak Realitas Sosial
5. Dorongan dan Nafsu Jasmaniah
6. Pandangan Diri yang Cukup
7. Tujuan Hidup yanG AdeKuat
8. Kemampuan Belajar Dari Pengalaman
9. Kesanggupan Terhadap Tuntutan dan Kebutuhan
10. Sikap Emansipasi
11. Integrasi Kepribadian
5. C. Sebab-Sebab Terjadinya Perilaku
Menyimpang
1. Faktor Hereditas
2. Faktor Sebelum Lahir
3. Faktor Ketika Lahir
4. Faktor Sesudah Bayi Lahir
6. D. Usaha dan Perjuangan Untuk Memperoleh
Adjustment dan Mental yang Sehat
Di kota besar zaman modern sangat
individualisme, dimana kontak sosial menjadi
longgar, dan tidak saling peduli. Mereka hanya
memburu keuntungan dan kemewahan materi.
Sehingga terjadi berbagai jenis persaingan.
Masyarakat modern dipenuhi unsur eksplosif
dan budaya yang rivalitas sehingga mereka
dijuluki high tension culture.
8. Stres pada setiap Periode
Kehidupan
Stres pada
masa bayi
Stres pada
masa anak
Stres pada
masa remaja
Stre pada masa
dewasa
Pengaruh
lingkungan &
Keharusan
menyesuaikan
diri
Besumber dari
keluarga,sekolah, dan
teman mainnya
Dominasi peraturan
dan tuntutan orang tua
dengan kebutuhan
remaja untuk bebas
Besumber dari banyak
faktor : kegagalan
perkawinan,kehilangan
pekerjaan
,penyimpangan
seks,menopouse,gangg
uan fisik,dsb
9. Gejala Stres
Gejala Fisik Gejala Psikis
Sakit kepala,sakit lambung,hipertensi,sakit
jantung,berdebar-debar,insomnia,mudah
lelah,keluar keringan dingin kurang selera
makan,sering buang air kecil
Gelisah,kurang dapat berkonsentrasi
dalam belajar atau bekerja,sikap
apatis,sikap pesimis,hilang rasa
rumor,bungkam seribu
bahasa,malas,sering melamun,sering
marah-marah
10. Faktor pemicu stres
Stressor Fisik
Biologis
Stressor
Psikologis
Stressor
sosial
Iklim kehidupan
keluarga
Iklim lingkungan
Faktor pekerjaanRespon fisiologis
Respon emosional
Respon Behavior
11. Faktor yang mengganggu kestabilan Stres
Faktor Biologis
Faktor Psikologis
Faktor Lingkungan
• Genetika
• Pngalaman hidup
• Ritme biologis
• Tidur
• Makanan
• Postur tubuh
• Kelelahan
• Penyakit
• Abnormalitas adaptasi
• Persepsi
• Perasaan dan emosi
• Situasi
• Pengalaman hidup
• Kepurusan Hidup Perilaku
• Repon Fight dan FlightReaksi
perlawanan
• Reaksi
melepaskan
diri
• Diam
• Lingkungan fisik • Lingkungan Biotik • Lingkungan Sosial
12. R. S. Lazarus dan Folkan (Taylor, 2003;219)
Coping adalah proses mengelola Tuntutan (internal dan
eksternal) yang ditaksir sebagai beban karena diluar
kemampuan individu itu sendiri.
E. Pengelolaan (Manajemen) Stres
13. Faktor Esternal
Sumber yang
tampak seperti
uang dan waktu
Dukungan sosial
Stressor
1. Penaksiran
dan
penafsiran
stressor
2. Evaluasi
tentang
pilihan dan
kemampuan
coping
Respon-respon
coping dan
strategi untuk
pemecahan
masalah dan
regulasi emosi
•Berfungsinya
aspek
psikologis
•Dapat
melakukan
kembali
kegiatan
sehari-hari
•Perubahan
fisiologis
termasuk
kesembuhan
dan penyakit
Kegiatan coping
1. mengurangi
kondisi lingkungan
yang berbahaya
2. Bersikap toleran
terhadap
peristiwa/kejadian
yang negatif
3. Memelihara cintra
diri yang positif
4. Memelihara
keseimbangan
emosi
5. Memelihara
hubungan yang
positif dengan
orang lain
Gaya coping
yang sudah
biasa dilakukan
Faktor
Kepribadian
Faktor Internal
14. 1. Dukungan Sosial
Rietschlin (Shellye E. Taylorm, 2003)
“pemberian informasi dari orang lain
yang dicintainya atau mempunyai
kepedulian serta memiliki jaringan
komunikasi atau kedekatan hubungan”
House (1981) 4 fungsi dukungan sosial:
• Emotional Support
• Apprasial Support
• Informational Support
• Instrumental Support
15. 2. Kepribadian.
• Hardines (ketabahan atau daya tahan)
“ditandai dengan sifat komitmen, internal locus
countrol dan kesadaran terhadap tantangan
(challenge).
• Optimis (Optimism)
“merupakan kecenderungan umum untuk
mengharapkan hasil-hasil yang baik”( Weitern atau
Lloyd, 1994:90)
• Humoris
“Dixon (1980) mengemukakan, bahwa humor, joke atau
ketawa berfungsi sebagai upaya untuk menilai kembali situasi
stress dengan cara yang kurang mengancam, dan dapat
melepaskan emosi-emosi negatif yang terpendam (seperti
perasaan marah)”
16. f. Macam-macam coping
1. Coping Negatif
Weiten Lloyd, coping negatif meliputi:
Pertama : Giving up (withdraw) melarikan diri dari
kenyatan atau situasi stres.
Kedua: agresif, berbagai perilaku yang dilakukan yang
ditujukan untuk menyakiti orang lain.
Ketiga: memanjakan diri sendiri (indulging your self)
Keempat: mencela diri sendiri (blaming your self)
Kelima: mekanisme pertahanan diri (defense mechanism)
yang bentuknya seperti menolak kenyataan.
17. 2. Coping Positif
Coping positif atau disebut juga coping yang
kosntrukif di artikan sebagai upaya untuk
mengahadapi situasi stress secara sehat.
Martin dan Lefcourt (1983) menemukan bahwa
humor berfungsi mengurangi dampak buruk
stress terhadap suasana hati atau perasaan
seseorang.
Coping yang positif-Konstruktif memiliki beberapa
ciri:
• Menghadapi masalah secara langsung
• Menilai dan mempersepsi situasi stress
didasarkan pada pertimbangan yang rasional
• Mengendalikan diri (self control) dalam
mengatasi masalh yang dihadapi
18. Coping yang konstruktif dapat dilakukan
beberapa pendekatan atau metode:
a. Rational-Emotive Therapy
Terapi ini merupakan pendekatan terapi
yang memfokuskan pada upaya untuk
mengubah pola pikir klien yang irasional
sehingga dapat mengurangi gangguan
emosi atau perilaku maladatif.
Menurut Albert Ellis, reaksi emasional yang
bermasasalah itu bersumber pada self-talk
negatif yang bernama catastrophic thinking
(penilaian terahadap stress secara tidak
realistis sehingga memicu meningkatnya
masalah).
19. b. Meditasi
‘’meditasi merupakan latihan mental untuk
memfokuskan kesadaran atau perhatian
dengan cara nonalisasi. Melalui meditasi ini
seseorang dapat meredam atau mereduksi
kekalutan emosinya’’
contoh teknik meditasi yaitu teknik
transcendetal meditation:
1. Duduk dalam posisi yang menyenangkan
dengan mata tertutup
2. Secara penuh, konsentrasi membaca
mantra (dalam islam berdoa dan berdzikir)
20. c. Relaksasi
Menurut para ahli Lehrer & woolfolk (1984),
relaksasi dapat mengatasi kekalutan emosional dan
mereduksi masalah fisiologis (gangguan atau penyakit
fisik).
Herbert Benson, Seorang ahli cardiology,
mengemukakan langkah-langkah relaksasi:
1. Duduklah dengan tenang dalam posisi yang nyaman
2. Tutuplah mata anda
3. Buatlah rileks otot-otot anda, mulai dari kaki sampai
wajah
4. Bernafaslah melalui hidung dan mengeluarkannya
melalui mulut. Setelah anda mengeluakan nafas
melalui mulut katakanlah ‘’satu’’dan seterusnya
berulang-ulang
5. Lakukanlah relaksasi ini selama 10-20 menit
21. d. Mengamalkan Ajaran Agama Sebagai Wujud
Keimanan Kepada Tuhan
‘’orang yang ta’at beragama atau memiliki
keimanan kepada Tuhan dia akan membantu
mengelola hidup dan kehidupannya secara
sehat, wajar, normatif, serta dapat
menghadapi situasi stress secara positif dan
konstruktif’’
Ada tiga upaya lain yang dapat dilakukanuntuk
mencegah atau mengatasi stress.
1. Memahami tingkat stress
2. Memahami faktor-faktor yang
menyebabkan stres
3. Menemukan alternatif soslusi stress yang
diahadapi
22. Beberapa alternatif atau kiat-kiat yang dapat dilakukan
dalam upaya mencegah atau mengatasi stress:
a. Mengubah persepsi negatif terhadap sesuatu
b. Menurunkan kadar minat atau keinginan terhadap
sesuatu
c. Menghilangkan pola pikir yang irasional
d. Berpikir positif (positif thinking) tidak berburuk
sangka
e. Mencari dukungan sosial, memperbanyak teman
yang berahklak baik
f. Mengelola kehidupan sehari-hari secara sehatdan
teratur
g. Merawat kesehatan diri dengan cara menjauhi
perbuatan-perbuatan yang dilarang dalam agama
h. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial
kemasyrakatan
i. Mengamalkan ajaran agama