SlideShare a Scribd company logo
1 of 70
1
[ Agus Zaini, S.Psi., M.Si
]
TUJUAN DAN SASARAN
PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
• Mahasiswa memiliki dasar ilmiah dalam memahami berbagai
konsep yang terkait dengan gangguan jiwa pada masa dewasa.
Sasaran Pembelajaran (SP)
Kompetensi :
penguasaaan teori psikologi abnormal pada masa dewasa.
• Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai bentuk gangguan
jiwa pada masa dewasa dan mampu menjelaskan mengenai
gejala-gejala dari setiap gangguan tersebut, dengan
berpedoman pada klasifikasi DSM – IV- TR.
• Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai etiologi setiap
gangguan jiwa.
• Mahasiswa mampu menjelaskan secara garis besar
penanganan terhadap setiap gangguan jiwa.
PENGERTIAN PSIKOLOGI
ABNORMAL
• Psikologi Abnormal: merupakan
bagian dari bidang ilmu psikologi
yang berkaitan dengan pemahaman,
penanganan/treatment dan pencegahan
dari perilaku abnormal.
• Sekarang merupakan bagian dari
4
NORMAL
PENDEKATAN PSIKOLOGI
ABNORMAL
5
Perilaku apa yang
normal…?
Perilaku apa yang tidak
normal ?
• Apakah kamu
merasa cemas
saat menghadapi
test wawancara
kerja…?
• Apakah kamu
merasa kecewa
dan menangis
saat kamu
dikhianati…?
6
Apakah
perasaan itu
bisa
Abnormalitas Dapat
Dilihat Dari Besarnya
Masalah Yang Muncul
7
Adalah wajar jika kamu cemas
dan takut gagal ketika akan
menghadapi test wawancara
kerja. Namun, menjadi tidak
wajar ketika muncul perasaan
takut berlebihan yang membuat
jantung kamu berdebar dan
kemudian kamu memutuskan
untuk tidak ikut test wawancara
tersebut…!
KRITERIA UNTUK MENENTUKAN
ABNORMALITAS
Persepsi atau interpretasi yang keliru terhadap realitas
(Faulty perceptions or interpretations of reality)
Perilaku maladaptive atau self
defeating (Maladaftive or self-
defeating behavior)
Perilaku yang tidak
biasa (Unusualness)
Deviasi Sosial
(Social deviance)
Perilaku
berbahaya
(Dangerousness)
Mengalami distress
personal yang
signifikan (Significance
personal distress)
8
ISTILAH YANG BERKAITAN
DENGAN
ABNORMAL
Perilaku
abnormal
Gangguan
mental
Gangguan
emosional
Psiko-
patologi
Sakit
Mental
Gila
(insanity)
Perilaku
maladaptif
9
NORMAL = SEHAT MENTAL
Kondisi mental yang
tumbuh dan didasari
motivasi yang kuat ingin
meraih kualitas diri yang
lebih baik, baik dalam
keluarga, kehidupan
kerja/profesi, maupun sisi
kehidupannya.
10
MENTAL TIDAK SEHAT
Mental tidak sehat ialah
orang yang secara
potensial memiliki
kemampuan tetapi tidak
punya keinginan atau
usaha untuk
mengaktualisasikan
dirinya secara optimal.
11
CIRI-CIRI INDIVIDU SEHAT MENTAL
(KILANDER)
Kematangan
Emosional
Hidup bersama dan
bekerja bersama
orang lain
Kemampuan
Menerima Realitas
Memiliki filsafat dan
pandangan hidup
INDIVIDU
12
Salah pengertian tentang gangguan kejiwaan
Penampilan
fisik ekstrim
Perbuatan atau
fikiran aneh
Dikucilkan
dan dijauhi
13
14
APA ITU PERILAKU
ABNORMAL?
Perilaku abnormal berangkat dari beberapa
norma dan merugikan individu yang terkena
atau orang lain:
Definisi Konseptual
Definisi Praktis
Definisi Ahli & DSM-IV
DEFINISI KONSEPTUAL
• Statistik Deviasi (Statistical Deviation)
• Penyimpangan dari Kesehatan Mental Ideal
(Deviations from Ideal Mental Health)
• Perspektif Multikultural (Multicultural Perspectives)
 Universalitas Budaya (Cultural Universality)
 Cultural Relativism (Relativisme budaya)
DEFINISI PRAKTIS
THE 4 ‘D’s
• Discomfort (Tidak nyaman)
• Deviance (Penyimpangan)
• Dysfunction (Penyelewengan fungsi)
• Danger (Bahaya)
ABNORMALITAS DI BUDAYA INDONESIA
Bissu = pendeta waria Bugis Kuno
Reog
Warok
GEMBLAK
DEFINISI AHLI & DSM-IV
“Sindrom atau pola tingkah laku
atau perilaku klinis yang signifikan
yang terjadi pada individu dan yang
terkait dengan gangguan saat ini
(misalnya, gejala yang menyakitkan)
atau ketidakmampuan (yaitu,
gangguan dalam satu atau lebih
area penting dari fungsi) atau
dengan peningkatan risiko yang
signifikan. Menderita kematian,
sakit, cacat, atau kehilangan
kebebasan yang penting ”
APAKAH PERILAKU ABNORMAL ITU?
• Statistical infrequency
Perspektif ini menggunakan pengukuran statistik
dimana semua variabel yang yang akan diukur
didistribusikan ke dalam suatu kurva normal atau
kurva dengan bentuk lonceng. Kebanyakan orang
akan berada pada bagian tengah kurva, sebaliknya
abnormalitas ditunjukkan pada distribusi di kedua
ujung kurva. Kriteri ini biasanya digunakan dalam
bidang medis atau psikologis. Misalnya mengukur
tekanan darah, tinggi badan, intelegensi,
ketrampilan membaca, dsb.
• Unexpectedness
Biasanya perilaku abnormal merupakan suatu
bentuk respon yang tidak diharapkan terjadi.
Contohnya seseorang tiba-tiba menjadi cemas
(misalnya ditunjukkan dengan berkeringat dan
gemetar) ketika berada di tengah-tengah suasana
keluarganya yang berbahagia.
Atau seseorang mengkhawatirkan kondisi keuangan
keluarganya, padahal ekonomi keluarganya saat itu
sedang meningkat. Respon yang ditunjukkan adalah
tidak diharapkan terjadi.
• Violation of norms
Perilaku abnormal ditentukan dengan
mempertimbangkan konteks sosial dimana
perilaku tersebut terjadi. Jika perilaku sesuai
dengan norma masyarakat, berarti normal.
Sebaliknya jika bertentangan dengan norma
yang berlaku, berarti abnormal.
Kriteria ini mengakibatkan definisi abnormal
bersifat relatif tergantung pada norma
masyarakat dan budaya pada saat itu.
Misalnya di Amerika pada tahun 1970-an,
homoseksual merupakan perilaku abnormal, tapi
sekarang homoseksual tidak lagi dianggap
abnormal.
• Personal distress
Perilaku dianggap abnormal jika hal itu
menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan
bagi individu. Tidak semua gangguan
(disorder) menyebabkan distress. Misalnya
gangguan antisosial yang mengancam atau
melukai orang lain tanpa menunjukkan suatu
rasa bersalah atau kecemasan.
Juga tidak semua penderitaan atau kesakitan
merupakan abnormal. Misalnya seseorang
yang sakit karena disuntik. Kriteria ini bersifat
subjektif karena susah untuk menentukan
standar tingkat distress seseorang agar
dapat diberlakukan secara umum.
• Disability
Individu mengalami ketidakmampuan (kesulitan)
untuk mencapai tujuan karena abnormalitas
yang dideritanya. Misalnya para pemakai
narkoba dianggap abnormal karena pemakaian
narkoba telah mengakibatkan mereka
mengalami kesulitan untuk menjalankan fungsi
akademik, sosial atau pekerjaan.
Tidak begitu jelas juga apakah seseorang yang
abnormal juga mengalami disability. Misalnya
seseorang yang mempunyai gangguan seksual
voyeurisme (mendapatkan kepuasan seksual
dengan cara mengintip orang lain telanjang atau
sedang melakukan hubungan seksual), tidak
jelas juga apakah ia mengalami disability dalam
masalah seksual.
Dari semua kriteria di atas menunjukkan bahwa
perilaku abnormal sulit untuk didefinisikan.
Tidak ada satupun kriteria yang secara
sempurna dapat membedakan abnormal dari
perilaku normal.
Tapi sekurang-kurangnya kriteria tersebut
berusaha untuk dapat menentukan definisi
perilaku abnormal. Dan adanya kriteria
pertimbangan sosial menjelaskan bahwa
abnormalitas adalah sesuatu yang bersifat
relatif dan dipengaruhi oleh budaya serta
waktu.
Ketidakmampuan
menyesuaikan diri
(maladaptif)
Menyimpang secara
statistik, violasi atas norma
sosial
Menyimpang dari
standar kultural /
sosial
27
PERILAKU NORMAL DAN ABNORMAL
Menurut STERN (1964) NORMAL MELIPUTI 4 ASPEK :
1. DAYA INTEGRASI  KORDINASI FUNGSI EGO
2. Ada Tidaknya Simptomp
3. Kriteria Psikoanalisis  Tingkat Kesadaran &
Perkembangan Psikoseksual
4. Determinan Sosio-kultural  Normal & Tidak Normal
Tergantung Penilaian Masyarakat
28
PERILAKU NORMAL DAN ABNORMAL
Menurut Ulmann & Krasner (1980)
• Normal – Abnormal Bukan Dikotomi
• Berhubungan Dengan Masa Lalu & Masa Kini
• Menyoroti Tentang : Kompetensi, Tanggung Jawab
Dan Komitmen
• Abnormalitas Dipandang Sebagai Tingkah Laku
Menyimpang (Berbeda, Tidak Sesuai Aturan, Tidak
Pantas, Mengganggu, Tidak Dapat Dimengerti) Yang
Memerlukan Perhatian Profesional (Psikiater,
Psikolog)
29
Bagaimana bisa
muncul perilaku
abnormal ?
30
PENYEBAB PERILAKU ABNORMAL
Coleman (1984)
Penyebabnya tidak
tunggal, memiliki
banyak penyebab
Berkaitan dengan
sesuatu sebelum
gangguan itu
muncul (faktor
bawaan,
predisposisi,
kepekaan &
kerapuhan)
Predisposisi,
kepekaan &
kerapuhan adalah
hasil interaksi
faktor bawaan
dengan faktor luar
31
COLEMAN (1984)
1. Penyebab primer : kondisi yang harus ada sehingga
suatu gangguan dapat muncul (meskipun belum
tentu muncul)
contoh : kecemasan  sebagai penyebab primer
suatu gangguan jiwa
2. Penyebab predisposisi : kondisi sebelum munculnya
suatu gangguan yang merintis kemungkinan
munculnya suatu gangguan di masa datang
contoh : sifat tertutup  predisposisi gangguan
perilaku selalu menghindar
32
3. penyebab yang mencetuskan : suatu peristiwa yang
sebenarnya tidak terlalu parah namun seolah-olah
penyebab timbulnya perilaku abnormal
contoh : sudah lama frustrasi tapi dipendam, terjadi
suatu peristiwa yang mengecewakan mengalami
disorientasi
4. penyebab yang menguatkan : suatu kondisi atau
peristiwa yang menguatkan suatu keadaan atau
kecenderungan
contoh : sudah lama menaruh kecewa, mendapat
informasi yang mengecewakan  menjadi paranoid
33
COLEMAN (1984)
Self regulating system : sesuatu yang tadinya
merupakan akibat dari suatu pola penyebab,
menjadi penyebab untuk sesuatu hal yang baru
contoh : peristiwa menyakitkan di masa lalu
sikap tertutup  penyebab gangguan
perilaku
diatesis (predisposisi) munculnya perilaku
abnormal dapat berupa aspek biologis,
psikososial, sosiokultural
34
Penyebab Perilaku Abnormal
COLEMAN (1984)
35
PENYEBAB
PRIMER
PENYEBAB
PREDISPOSISI
PENYEBAB
MENCETUSKAN
PENYEBAB
MENGUATKA
N
PERILAKU
ABNORMAL
KLASIFIKASI PERILAKU ABNORMAL
KLASIFIKASI PSIKOLOGIS
: BERDASAR LETAK
DOMINASI GANGGUAN
FUNGSI-FUNGSI
PSIKOLOGIS – KOGNITIF,
AFEKTIF, KONATIF
KLASIFIKASI FISIOLOGIS
: BERDASAR KEYAKINAN
PROSES MENTAL
MEMILIKI DASAR FAALI/
FISIOLOGIS – FUNGSI
SENSORIK, FUNGSI
MOTORIK, SISTEM
SYARAF, DLL
KLASIFIKASI ETIOLOGIS :
BERDASARKAN SEBAB-
SEBAB GANGGUAN
PERILAKU
KLASIFIKASI
SIMTOMATOLOGIS :
BERDASARKAN GEJALA-
GEJALA YANG DIALAMI
36
Contoh perilaku abnormal ???
37
PERILAKU ABNORMAL :
GANGGUAN MENTAL
Gangguan mental digolongkan menjadi 2
yaitu :
1. Psikosa : gangguan mental berat, tak mampu
mengontrol diri  dapat membahayakan orang
lain/ diri sendiri
2. Neurosa : gangguan mental ringan, dialami
kebanyakan orang, tidak menunjukkan gejala
mencolok
38
BENTUK-BENTUK PSIKOSA/ PSIKOSIS
1. Mania Depresif
Gangguan mental yang ditandai dengan dialaminya
2 episode perasaan : gembira & sedih secara
bergantian dalam waktu berturutan
tanda : gembira berlebihan, pikiran cepat &
meloncat-loncat, gelisah, terlihat gembira tiba-tiba
sedih
jenis-jenis : hipomania (ringan), mania akut, mania
deliri (berat)
39
2. Melankolia
Gangguan mental yang ditandai dominasi perasaan
sedih dan kehampaan
tanda-tanda : depresi & ketakutan, jalan pikiran
lambat gerakan lambat.
pada taraf ringan ditandai depresi di pagi hari
sehingga penderita sukar keluar dari tempat tidur,
pada taraf berat dapat muncul waham (berdosa,
menderita, miskin) dan kecenderungan bunuh diri.
40
3. Paranoia / paranoid
Gangguan mental yang ditandai dengan
perasaan curiga, sombong yang berlebihan.
muncul waham kebesaran (keagungan, diri,
agama  merasa nabi, penemu dll)
Penderita gangguan ini tidak akan sembuh
tapi tidak akan sampai menjadi gila
41
4. Schizoprenia
gangguan mental yang ditandai dengan
kehidupan jiwa yang terpecah, tidak terdapat
kordinasi yang selaras antara pikiran, perasaan
& tindakan
tanda : tidak ekspresif, tidak memperdulikan
norma hukum, masyarakat, tidak
memperdulikan logika umum, tindakannya
tidak beralasan, apatis, malas, tidak peduli
dengan kebersihan, moral dan agama
42
5. Psikosa involusi & psikosa
prasenilis
Gangguan mental yang muncul antara
usia 45 -55 tahun (psikosa involusi) dan
usia 55 – 60 tahun (psikosa prasenilis)
memiliki tanda-tanda mirip dengan
psikosa jenis lain
43
6. Psikosa senilis
Gangguan mental yang diawal ditandai
dengan depresi, timbul waham dosa, gejala
melankolia, menurun daya ingat sampai
hilangnya semua ingatan pada peristiwa
paling akhir, namun ingatan masa kanak-
kanak tampak jelas sehingga akhirnya orang
tua kembali pada keadaan masa kanak-kanak
44
BENTUK-BENTUK NEUROSA/ NEUROSIS
1. Nervositas
gangguan mental yang ditandai dengan :
penderita tidak tenang, tidak tahan lama dalam
mengerjakan sesuatu, tidak dapat konsentrasi
dalam bekerja/ belajar, banyak bergerak, mudah
terkejut
45
2. neurastenia
gangguan mental yang ditandai dengan :
perasaan amat lelah yang tidak dapat
dihilangkan dengan istirahat, sakit kepala, tidur
terganggu, tidak ingin makan, panca indra lebih
peka, mudah marah & tersinggung
46
3. h i s t e r i a
Gangguan mental yang ditandai oleh kehilangan
kesadaran, penderita berteriak, memukul,
membuat aneka gerakan.
Kesadarannya menurun tapi tidak hilang.
Biasanya akibat reaksi dari suatu kejadian yang
mengecewakan, menjumpai sesuatu yang tidak
disukai, terkejut akibat peristiwa emosional
47
• ciri khas penderita histeria : memiliki
watak menonjolkan diri, egois dan cenderung
egosentris  sakit digunakan sebagai alat untuk
menarik & mengikat perhatian orang disekitarnya
48
Klasifikasi Gangguan Mental
• Tahun 1992, American Psychiatric Association (APA)
mengeluarkan Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder IV (DSM-IV) revisi ke tiga.
• WHO menerbitkan International Classification Diagnostic
of Mental Disorder (ICD-10)
• Indonesia menerbitkan Pedoman Penggolongan
Diagnostik Gangguan Jiwa (PPDGJ III)
• Perhatikan buku halaman 82.
49
Reforms
• Humanism
– People are sick; not possessed
– Need to be treated with dignity
• Reform Movements
– Moral Treatment
• Shift from prison to hospital
• Biological View
– Organic explanation for abnormal behaviour
– Drug revolution
Frequency of Mental Disorders
0
2
4
6
8
10
12
14
%
B
i
p
o
l
a
r
d
i
s
o
r
d
e
r
M
a
j
o
r
d
e
p
r
e
s
s
i
o
n
O
b
s
e
s
s
i
v
e
-
c
o
m
p
u
l
s
i
v
e
.
.
.
P
a
n
i
c
d
i
s
o
r
d
e
r
S
o
c
i
a
l
p
h
o
b
i
a
A
l
c
o
h
o
l
d
e
p
e
n
d
e
n
c
e
women
men
Psychology Student Syndrome
• Many psych students find that the various
disorders apply to them
– Abnormal behaviour is not qualitatively different
from “normal” behaviour
– Many of us will exhibit similar symptoms
– Behaviours are only problematic when they harm
or interfere with your daily functioning
– Diagnosing friends and romantic partners may lead
to conflict
Mental Health Professions
• Who studies abnormal behaviour?
– Clinical Psychologist
• Ph.D. and internship
– Psychiatrist
• M.D. and internship
– School Psychologist
• M.A. or Ph.D.
– Social Worker
• M.S.W.
Who Do People Go See?
0
10
20
30
40
50
60
70
%
Fam
ily
physician
Psychiatrist
O
ther
physician
Psychologist
Social w
orker
N
urse
O
ther
Diversity & Multiculturalism
• Social Conditioning
– e.g., gender stereotypes
• Cultural Values
– Interpret complaints with culture in mind
• Sociopolitical Influences
– Different experiences affect what is abnormal
• Bias in diagnosis
Diagnosing Abnormal Behaviour
• Multiaxial approach
I. Clinical disorders
II. Personality disorders
III. General medical conditions
IV. Psychosocial & environmental
problems
V. Level of current functioning
An Example of Classification
• Mark
– Axis I: Clinical Disorder
• Alcohol Abuse
– Axis II: Personality Disorder
• Paranoid
– Axis III: General Medical Condition
• Cirrhosis
– Axis IV: Psychosocial & Environmental Problems
• Problems with primary support group (divorce)
• Occupational problems
– Axis V: Level of Current Functioning
• 54 (moderate difficulty in social & occupation functioning)
Interrater Reliability
Issues of Classification
• Helps
– To making treatment decisions
– To communicate among
clinicians
– Research
• advancing knowledge of
disorders
• diagnosis as a first step to
understanding mechanisms
and developing treatments
• Hinders
– By stigmatizing patients
– Because different labels can
mean different things to
different people
– By biasing how we see the
patient
– By focusing on one point in
the patient’s development
• Patient may outgrow the
label
Assessment
• Observation
• Self-Report Inventories
• Biological Measures
– Psychophysiological Measures
– Neuroimaging Techniques
• Projective Tests
– Rorschach Ink Blots
– Thematic Apperception Test (TAT)
Rorschach Ink Blots
Scoring
• Look at the following factors
– Location
– Determinants
– Popularity of response
– Content
– Form
• Generate hypotheses based on patterns of
responses, recurrent themes, and
interrelationships among scoring categories
Thematic Apperception Test - TAT
Interpretation
• Murray’s concepts
– Need
– Press
– Thema
• Basic Assumptions
– Person is identifying with the protagonist in
the story
• They are projecting their personality onto the
protagonist
KUIS
• Uraikan gejala utama skizofrenia
• Apa perbedaan antara waham/delusi dan
halusinasi
• Bagaimana cara menangani orang dengan
masalah skizofrenia
67
• APA ITU DISOSIATIF (3 POIN)
68
• APA PENYEBAB GANGGUAN DISOSIATIF (5
POIN)
69
• APA YANG MEMBUAT PARA AHLI BERBEDA
PENDAPAT TENTANG GANGGUAN IDENTITAS
DISOSIATIF (5 POIN)
70

More Related Content

What's hot

Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis dan teori-teorinya
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis dan teori-teorinyaFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis dan teori-teorinya
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis dan teori-teorinyaMayawi Karim
 
Ppt psikologi perkembangan anak
Ppt psikologi perkembangan anakPpt psikologi perkembangan anak
Ppt psikologi perkembangan anakuncus
 
pembagian masa dewasa dan tugas perkembangannya
pembagian masa dewasa dan tugas perkembangannyapembagian masa dewasa dan tugas perkembangannya
pembagian masa dewasa dan tugas perkembangannyaJati Jakmania
 
Perkembangan seksual
Perkembangan seksualPerkembangan seksual
Perkembangan seksualSulistia Rini
 
Perkembangan masa kanak kanak awal
Perkembangan masa kanak kanak awalPerkembangan masa kanak kanak awal
Perkembangan masa kanak kanak awalCommunity Design
 
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPTPERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPTAndhika Pratama
 
Positive psychology
Positive psychology Positive psychology
Positive psychology FahrulRosyid1
 
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usiaPPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usiaROSIDAKUSFAJARINI
 
Dewasa madya
Dewasa madyaDewasa madya
Dewasa madyaelmakrufi
 
Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1  pengantar psikologi abnormalPertemuan 1  pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormalAnnisaRizki16
 
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaPPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaAndreasFN
 
Positive Emotions and Cognition
Positive Emotions and CognitionPositive Emotions and Cognition
Positive Emotions and CognitionDokka Srinivasu
 

What's hot (20)

Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis dan teori-teorinya
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis dan teori-teorinyaFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis dan teori-teorinya
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis dan teori-teorinya
 
Pertemuan 4 psikometri
Pertemuan 4 psikometriPertemuan 4 psikometri
Pertemuan 4 psikometri
 
Perspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologiPerspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologi
 
teori erik erikson
 teori erik erikson teori erik erikson
teori erik erikson
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus
 
Ppt psikologi perkembangan anak
Ppt psikologi perkembangan anakPpt psikologi perkembangan anak
Ppt psikologi perkembangan anak
 
Masa tua
Masa tuaMasa tua
Masa tua
 
pembagian masa dewasa dan tugas perkembangannya
pembagian masa dewasa dan tugas perkembangannyapembagian masa dewasa dan tugas perkembangannya
pembagian masa dewasa dan tugas perkembangannya
 
Perkembangan seksual
Perkembangan seksualPerkembangan seksual
Perkembangan seksual
 
Perkembangan masa kanak kanak awal
Perkembangan masa kanak kanak awalPerkembangan masa kanak kanak awal
Perkembangan masa kanak kanak awal
 
Psikologi kognitif
Psikologi kognitifPsikologi kognitif
Psikologi kognitif
 
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPTPERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
 
Positive psychology
Positive psychology Positive psychology
Positive psychology
 
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usiaPPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
 
JOHN DOLLARD DAN NEAL MILLER
JOHN DOLLARD DAN NEAL MILLER JOHN DOLLARD DAN NEAL MILLER
JOHN DOLLARD DAN NEAL MILLER
 
Dewasa madya
Dewasa madyaDewasa madya
Dewasa madya
 
Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1  pengantar psikologi abnormalPertemuan 1  pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormal
 
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaPPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
 
Positive Emotions and Cognition
Positive Emotions and CognitionPositive Emotions and Cognition
Positive Emotions and Cognition
 
Pertemuan 1 & 2 Psikometri
Pertemuan 1 & 2 Psikometri Pertemuan 1 & 2 Psikometri
Pertemuan 1 & 2 Psikometri
 

Similar to PSIKOLOGI ABNORMAL PENGANTAR.pptx

Psikologi klinis 1 pertemuan 1
Psikologi klinis 1 pertemuan 1Psikologi klinis 1 pertemuan 1
Psikologi klinis 1 pertemuan 1Edo Sebastian Jaya
 
Abnormal psychology (psikologi bilazim)
Abnormal psychology (psikologi bilazim)Abnormal psychology (psikologi bilazim)
Abnormal psychology (psikologi bilazim)Muhammad Nasrullah
 
dasar-dasar perilaku individu
dasar-dasar perilaku individudasar-dasar perilaku individu
dasar-dasar perilaku individukeziageofany
 
5 kesehatan mental ok.pptx
5 kesehatan mental ok.pptx5 kesehatan mental ok.pptx
5 kesehatan mental ok.pptxmarsiwaru
 
Psikologi di rsj bk
Psikologi di rsj bkPsikologi di rsj bk
Psikologi di rsj bkargopusoro
 
Psikologi abnormal
Psikologi abnormalPsikologi abnormal
Psikologi abnormalFida Fidol
 
Psikologi abnormal
Psikologi abnormalPsikologi abnormal
Psikologi abnormalFida Fidol
 
Ujang Nurrahman Ilmu kesmas
Ujang Nurrahman Ilmu kesmasUjang Nurrahman Ilmu kesmas
Ujang Nurrahman Ilmu kesmasUjangnurrahman
 
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptxPENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptxFadhliKusuma
 
Perilaku Abnormal
 Perilaku Abnormal Perilaku Abnormal
Perilaku Abnormalpjj_kemenkes
 
Pengurusan emosi, kognitif dan tingkah laku pengawal keselamatan
Pengurusan emosi, kognitif dan tingkah laku pengawal keselamatanPengurusan emosi, kognitif dan tingkah laku pengawal keselamatan
Pengurusan emosi, kognitif dan tingkah laku pengawal keselamatanRosly Darasid darasid
 

Similar to PSIKOLOGI ABNORMAL PENGANTAR.pptx (20)

psikopatologi 1.pptx
psikopatologi 1.pptxpsikopatologi 1.pptx
psikopatologi 1.pptx
 
Psikologi klinis 1 pertemuan 1
Psikologi klinis 1 pertemuan 1Psikologi klinis 1 pertemuan 1
Psikologi klinis 1 pertemuan 1
 
MARAMIS 1
MARAMIS 1MARAMIS 1
MARAMIS 1
 
Abnormal psychology (psikologi bilazim)
Abnormal psychology (psikologi bilazim)Abnormal psychology (psikologi bilazim)
Abnormal psychology (psikologi bilazim)
 
dasar-dasar perilaku individu
dasar-dasar perilaku individudasar-dasar perilaku individu
dasar-dasar perilaku individu
 
5 kesehatan mental ok.pptx
5 kesehatan mental ok.pptx5 kesehatan mental ok.pptx
5 kesehatan mental ok.pptx
 
Personality disorder
Personality disorderPersonality disorder
Personality disorder
 
Psikologi di rsj bk
Psikologi di rsj bkPsikologi di rsj bk
Psikologi di rsj bk
 
Psikologi abnormal
Psikologi abnormalPsikologi abnormal
Psikologi abnormal
 
Psikologi abnormal
Psikologi abnormalPsikologi abnormal
Psikologi abnormal
 
Ujang Nurrahman Ilmu kesmas
Ujang Nurrahman Ilmu kesmasUjang Nurrahman Ilmu kesmas
Ujang Nurrahman Ilmu kesmas
 
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptxPENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
 
Rika
RikaRika
Rika
 
Present
PresentPresent
Present
 
Perilaku Abnormal
 Perilaku Abnormal Perilaku Abnormal
Perilaku Abnormal
 
Bilazim
BilazimBilazim
Bilazim
 
ABAT HIV AIDS.ppt
ABAT HIV AIDS.pptABAT HIV AIDS.ppt
ABAT HIV AIDS.ppt
 
ASKEP KELUARGA LANSIA.pptx
ASKEP KELUARGA LANSIA.pptxASKEP KELUARGA LANSIA.pptx
ASKEP KELUARGA LANSIA.pptx
 
GERONTIK.ppt
GERONTIK.pptGERONTIK.ppt
GERONTIK.ppt
 
Pengurusan emosi, kognitif dan tingkah laku pengawal keselamatan
Pengurusan emosi, kognitif dan tingkah laku pengawal keselamatanPengurusan emosi, kognitif dan tingkah laku pengawal keselamatan
Pengurusan emosi, kognitif dan tingkah laku pengawal keselamatan
 

More from ashrafkhairulAzam

meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptxmeledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptxashrafkhairulAzam
 
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptSEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptashrafkhairulAzam
 
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxPERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxashrafkhairulAzam
 
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfAZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfashrafkhairulAzam
 
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfashrafkhairulAzam
 
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdfAZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdfashrafkhairulAzam
 
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptAZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptashrafkhairulAzam
 
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.pptEfektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.pptashrafkhairulAzam
 
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptxKeterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptxashrafkhairulAzam
 
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdfashrafkhairulAzam
 
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdfmemulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdfashrafkhairulAzam
 
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptxmemenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptxashrafkhairulAzam
 
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.pptprinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.pptashrafkhairulAzam
 

More from ashrafkhairulAzam (20)

meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptxmeledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
 
Anxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.pptAnxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.ppt
 
marketing and branding.pptx
marketing and branding.pptxmarketing and branding.pptx
marketing and branding.pptx
 
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptSEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
 
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxPERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
 
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfAZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
 
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
 
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdfAZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
 
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptAZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
 
AGRESI DAN ALTRUISME.ppt
AGRESI DAN ALTRUISME.pptAGRESI DAN ALTRUISME.ppt
AGRESI DAN ALTRUISME.ppt
 
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.pptEfektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
 
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptxKeterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
 
kepemimpinan-1.ppt
kepemimpinan-1.pptkepemimpinan-1.ppt
kepemimpinan-1.ppt
 
KEPEMIMPINAN.pptx
KEPEMIMPINAN.pptxKEPEMIMPINAN.pptx
KEPEMIMPINAN.pptx
 
Branding.pptx
Branding.pptxBranding.pptx
Branding.pptx
 
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
 
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdfmemulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
 
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptxmemenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
 
Social influence.pdf
Social influence.pdfSocial influence.pdf
Social influence.pdf
 
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.pptprinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
 

Recently uploaded

PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 

Recently uploaded (20)

PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 

PSIKOLOGI ABNORMAL PENGANTAR.pptx

  • 1. 1 [ Agus Zaini, S.Psi., M.Si ]
  • 2. TUJUAN DAN SASARAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum (TIU) • Mahasiswa memiliki dasar ilmiah dalam memahami berbagai konsep yang terkait dengan gangguan jiwa pada masa dewasa. Sasaran Pembelajaran (SP) Kompetensi : penguasaaan teori psikologi abnormal pada masa dewasa. • Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai bentuk gangguan jiwa pada masa dewasa dan mampu menjelaskan mengenai gejala-gejala dari setiap gangguan tersebut, dengan berpedoman pada klasifikasi DSM – IV- TR. • Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai etiologi setiap gangguan jiwa. • Mahasiswa mampu menjelaskan secara garis besar penanganan terhadap setiap gangguan jiwa.
  • 3. PENGERTIAN PSIKOLOGI ABNORMAL • Psikologi Abnormal: merupakan bagian dari bidang ilmu psikologi yang berkaitan dengan pemahaman, penanganan/treatment dan pencegahan dari perilaku abnormal. • Sekarang merupakan bagian dari
  • 5. 5 Perilaku apa yang normal…? Perilaku apa yang tidak normal ?
  • 6. • Apakah kamu merasa cemas saat menghadapi test wawancara kerja…? • Apakah kamu merasa kecewa dan menangis saat kamu dikhianati…? 6 Apakah perasaan itu bisa
  • 7. Abnormalitas Dapat Dilihat Dari Besarnya Masalah Yang Muncul 7 Adalah wajar jika kamu cemas dan takut gagal ketika akan menghadapi test wawancara kerja. Namun, menjadi tidak wajar ketika muncul perasaan takut berlebihan yang membuat jantung kamu berdebar dan kemudian kamu memutuskan untuk tidak ikut test wawancara tersebut…!
  • 8. KRITERIA UNTUK MENENTUKAN ABNORMALITAS Persepsi atau interpretasi yang keliru terhadap realitas (Faulty perceptions or interpretations of reality) Perilaku maladaptive atau self defeating (Maladaftive or self- defeating behavior) Perilaku yang tidak biasa (Unusualness) Deviasi Sosial (Social deviance) Perilaku berbahaya (Dangerousness) Mengalami distress personal yang signifikan (Significance personal distress) 8
  • 10. NORMAL = SEHAT MENTAL Kondisi mental yang tumbuh dan didasari motivasi yang kuat ingin meraih kualitas diri yang lebih baik, baik dalam keluarga, kehidupan kerja/profesi, maupun sisi kehidupannya. 10
  • 11. MENTAL TIDAK SEHAT Mental tidak sehat ialah orang yang secara potensial memiliki kemampuan tetapi tidak punya keinginan atau usaha untuk mengaktualisasikan dirinya secara optimal. 11
  • 12. CIRI-CIRI INDIVIDU SEHAT MENTAL (KILANDER) Kematangan Emosional Hidup bersama dan bekerja bersama orang lain Kemampuan Menerima Realitas Memiliki filsafat dan pandangan hidup INDIVIDU 12
  • 13. Salah pengertian tentang gangguan kejiwaan Penampilan fisik ekstrim Perbuatan atau fikiran aneh Dikucilkan dan dijauhi 13
  • 14. 14
  • 15. APA ITU PERILAKU ABNORMAL? Perilaku abnormal berangkat dari beberapa norma dan merugikan individu yang terkena atau orang lain: Definisi Konseptual Definisi Praktis Definisi Ahli & DSM-IV
  • 16. DEFINISI KONSEPTUAL • Statistik Deviasi (Statistical Deviation) • Penyimpangan dari Kesehatan Mental Ideal (Deviations from Ideal Mental Health) • Perspektif Multikultural (Multicultural Perspectives)  Universalitas Budaya (Cultural Universality)  Cultural Relativism (Relativisme budaya)
  • 17. DEFINISI PRAKTIS THE 4 ‘D’s • Discomfort (Tidak nyaman) • Deviance (Penyimpangan) • Dysfunction (Penyelewengan fungsi) • Danger (Bahaya)
  • 18. ABNORMALITAS DI BUDAYA INDONESIA Bissu = pendeta waria Bugis Kuno
  • 20. DEFINISI AHLI & DSM-IV “Sindrom atau pola tingkah laku atau perilaku klinis yang signifikan yang terjadi pada individu dan yang terkait dengan gangguan saat ini (misalnya, gejala yang menyakitkan) atau ketidakmampuan (yaitu, gangguan dalam satu atau lebih area penting dari fungsi) atau dengan peningkatan risiko yang signifikan. Menderita kematian, sakit, cacat, atau kehilangan kebebasan yang penting ”
  • 21. APAKAH PERILAKU ABNORMAL ITU? • Statistical infrequency Perspektif ini menggunakan pengukuran statistik dimana semua variabel yang yang akan diukur didistribusikan ke dalam suatu kurva normal atau kurva dengan bentuk lonceng. Kebanyakan orang akan berada pada bagian tengah kurva, sebaliknya abnormalitas ditunjukkan pada distribusi di kedua ujung kurva. Kriteri ini biasanya digunakan dalam bidang medis atau psikologis. Misalnya mengukur tekanan darah, tinggi badan, intelegensi, ketrampilan membaca, dsb.
  • 22. • Unexpectedness Biasanya perilaku abnormal merupakan suatu bentuk respon yang tidak diharapkan terjadi. Contohnya seseorang tiba-tiba menjadi cemas (misalnya ditunjukkan dengan berkeringat dan gemetar) ketika berada di tengah-tengah suasana keluarganya yang berbahagia. Atau seseorang mengkhawatirkan kondisi keuangan keluarganya, padahal ekonomi keluarganya saat itu sedang meningkat. Respon yang ditunjukkan adalah tidak diharapkan terjadi.
  • 23. • Violation of norms Perilaku abnormal ditentukan dengan mempertimbangkan konteks sosial dimana perilaku tersebut terjadi. Jika perilaku sesuai dengan norma masyarakat, berarti normal. Sebaliknya jika bertentangan dengan norma yang berlaku, berarti abnormal. Kriteria ini mengakibatkan definisi abnormal bersifat relatif tergantung pada norma masyarakat dan budaya pada saat itu. Misalnya di Amerika pada tahun 1970-an, homoseksual merupakan perilaku abnormal, tapi sekarang homoseksual tidak lagi dianggap abnormal.
  • 24. • Personal distress Perilaku dianggap abnormal jika hal itu menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi individu. Tidak semua gangguan (disorder) menyebabkan distress. Misalnya gangguan antisosial yang mengancam atau melukai orang lain tanpa menunjukkan suatu rasa bersalah atau kecemasan. Juga tidak semua penderitaan atau kesakitan merupakan abnormal. Misalnya seseorang yang sakit karena disuntik. Kriteria ini bersifat subjektif karena susah untuk menentukan standar tingkat distress seseorang agar dapat diberlakukan secara umum.
  • 25. • Disability Individu mengalami ketidakmampuan (kesulitan) untuk mencapai tujuan karena abnormalitas yang dideritanya. Misalnya para pemakai narkoba dianggap abnormal karena pemakaian narkoba telah mengakibatkan mereka mengalami kesulitan untuk menjalankan fungsi akademik, sosial atau pekerjaan. Tidak begitu jelas juga apakah seseorang yang abnormal juga mengalami disability. Misalnya seseorang yang mempunyai gangguan seksual voyeurisme (mendapatkan kepuasan seksual dengan cara mengintip orang lain telanjang atau sedang melakukan hubungan seksual), tidak jelas juga apakah ia mengalami disability dalam masalah seksual.
  • 26. Dari semua kriteria di atas menunjukkan bahwa perilaku abnormal sulit untuk didefinisikan. Tidak ada satupun kriteria yang secara sempurna dapat membedakan abnormal dari perilaku normal. Tapi sekurang-kurangnya kriteria tersebut berusaha untuk dapat menentukan definisi perilaku abnormal. Dan adanya kriteria pertimbangan sosial menjelaskan bahwa abnormalitas adalah sesuatu yang bersifat relatif dan dipengaruhi oleh budaya serta waktu.
  • 27. Ketidakmampuan menyesuaikan diri (maladaptif) Menyimpang secara statistik, violasi atas norma sosial Menyimpang dari standar kultural / sosial 27
  • 28. PERILAKU NORMAL DAN ABNORMAL Menurut STERN (1964) NORMAL MELIPUTI 4 ASPEK : 1. DAYA INTEGRASI  KORDINASI FUNGSI EGO 2. Ada Tidaknya Simptomp 3. Kriteria Psikoanalisis  Tingkat Kesadaran & Perkembangan Psikoseksual 4. Determinan Sosio-kultural  Normal & Tidak Normal Tergantung Penilaian Masyarakat 28
  • 29. PERILAKU NORMAL DAN ABNORMAL Menurut Ulmann & Krasner (1980) • Normal – Abnormal Bukan Dikotomi • Berhubungan Dengan Masa Lalu & Masa Kini • Menyoroti Tentang : Kompetensi, Tanggung Jawab Dan Komitmen • Abnormalitas Dipandang Sebagai Tingkah Laku Menyimpang (Berbeda, Tidak Sesuai Aturan, Tidak Pantas, Mengganggu, Tidak Dapat Dimengerti) Yang Memerlukan Perhatian Profesional (Psikiater, Psikolog) 29
  • 31. PENYEBAB PERILAKU ABNORMAL Coleman (1984) Penyebabnya tidak tunggal, memiliki banyak penyebab Berkaitan dengan sesuatu sebelum gangguan itu muncul (faktor bawaan, predisposisi, kepekaan & kerapuhan) Predisposisi, kepekaan & kerapuhan adalah hasil interaksi faktor bawaan dengan faktor luar 31
  • 32. COLEMAN (1984) 1. Penyebab primer : kondisi yang harus ada sehingga suatu gangguan dapat muncul (meskipun belum tentu muncul) contoh : kecemasan  sebagai penyebab primer suatu gangguan jiwa 2. Penyebab predisposisi : kondisi sebelum munculnya suatu gangguan yang merintis kemungkinan munculnya suatu gangguan di masa datang contoh : sifat tertutup  predisposisi gangguan perilaku selalu menghindar 32
  • 33. 3. penyebab yang mencetuskan : suatu peristiwa yang sebenarnya tidak terlalu parah namun seolah-olah penyebab timbulnya perilaku abnormal contoh : sudah lama frustrasi tapi dipendam, terjadi suatu peristiwa yang mengecewakan mengalami disorientasi 4. penyebab yang menguatkan : suatu kondisi atau peristiwa yang menguatkan suatu keadaan atau kecenderungan contoh : sudah lama menaruh kecewa, mendapat informasi yang mengecewakan  menjadi paranoid 33
  • 34. COLEMAN (1984) Self regulating system : sesuatu yang tadinya merupakan akibat dari suatu pola penyebab, menjadi penyebab untuk sesuatu hal yang baru contoh : peristiwa menyakitkan di masa lalu sikap tertutup  penyebab gangguan perilaku diatesis (predisposisi) munculnya perilaku abnormal dapat berupa aspek biologis, psikososial, sosiokultural 34
  • 35. Penyebab Perilaku Abnormal COLEMAN (1984) 35 PENYEBAB PRIMER PENYEBAB PREDISPOSISI PENYEBAB MENCETUSKAN PENYEBAB MENGUATKA N PERILAKU ABNORMAL
  • 36. KLASIFIKASI PERILAKU ABNORMAL KLASIFIKASI PSIKOLOGIS : BERDASAR LETAK DOMINASI GANGGUAN FUNGSI-FUNGSI PSIKOLOGIS – KOGNITIF, AFEKTIF, KONATIF KLASIFIKASI FISIOLOGIS : BERDASAR KEYAKINAN PROSES MENTAL MEMILIKI DASAR FAALI/ FISIOLOGIS – FUNGSI SENSORIK, FUNGSI MOTORIK, SISTEM SYARAF, DLL KLASIFIKASI ETIOLOGIS : BERDASARKAN SEBAB- SEBAB GANGGUAN PERILAKU KLASIFIKASI SIMTOMATOLOGIS : BERDASARKAN GEJALA- GEJALA YANG DIALAMI 36
  • 38. PERILAKU ABNORMAL : GANGGUAN MENTAL Gangguan mental digolongkan menjadi 2 yaitu : 1. Psikosa : gangguan mental berat, tak mampu mengontrol diri  dapat membahayakan orang lain/ diri sendiri 2. Neurosa : gangguan mental ringan, dialami kebanyakan orang, tidak menunjukkan gejala mencolok 38
  • 39. BENTUK-BENTUK PSIKOSA/ PSIKOSIS 1. Mania Depresif Gangguan mental yang ditandai dengan dialaminya 2 episode perasaan : gembira & sedih secara bergantian dalam waktu berturutan tanda : gembira berlebihan, pikiran cepat & meloncat-loncat, gelisah, terlihat gembira tiba-tiba sedih jenis-jenis : hipomania (ringan), mania akut, mania deliri (berat) 39
  • 40. 2. Melankolia Gangguan mental yang ditandai dominasi perasaan sedih dan kehampaan tanda-tanda : depresi & ketakutan, jalan pikiran lambat gerakan lambat. pada taraf ringan ditandai depresi di pagi hari sehingga penderita sukar keluar dari tempat tidur, pada taraf berat dapat muncul waham (berdosa, menderita, miskin) dan kecenderungan bunuh diri. 40
  • 41. 3. Paranoia / paranoid Gangguan mental yang ditandai dengan perasaan curiga, sombong yang berlebihan. muncul waham kebesaran (keagungan, diri, agama  merasa nabi, penemu dll) Penderita gangguan ini tidak akan sembuh tapi tidak akan sampai menjadi gila 41
  • 42. 4. Schizoprenia gangguan mental yang ditandai dengan kehidupan jiwa yang terpecah, tidak terdapat kordinasi yang selaras antara pikiran, perasaan & tindakan tanda : tidak ekspresif, tidak memperdulikan norma hukum, masyarakat, tidak memperdulikan logika umum, tindakannya tidak beralasan, apatis, malas, tidak peduli dengan kebersihan, moral dan agama 42
  • 43. 5. Psikosa involusi & psikosa prasenilis Gangguan mental yang muncul antara usia 45 -55 tahun (psikosa involusi) dan usia 55 – 60 tahun (psikosa prasenilis) memiliki tanda-tanda mirip dengan psikosa jenis lain 43
  • 44. 6. Psikosa senilis Gangguan mental yang diawal ditandai dengan depresi, timbul waham dosa, gejala melankolia, menurun daya ingat sampai hilangnya semua ingatan pada peristiwa paling akhir, namun ingatan masa kanak- kanak tampak jelas sehingga akhirnya orang tua kembali pada keadaan masa kanak-kanak 44
  • 45. BENTUK-BENTUK NEUROSA/ NEUROSIS 1. Nervositas gangguan mental yang ditandai dengan : penderita tidak tenang, tidak tahan lama dalam mengerjakan sesuatu, tidak dapat konsentrasi dalam bekerja/ belajar, banyak bergerak, mudah terkejut 45
  • 46. 2. neurastenia gangguan mental yang ditandai dengan : perasaan amat lelah yang tidak dapat dihilangkan dengan istirahat, sakit kepala, tidur terganggu, tidak ingin makan, panca indra lebih peka, mudah marah & tersinggung 46
  • 47. 3. h i s t e r i a Gangguan mental yang ditandai oleh kehilangan kesadaran, penderita berteriak, memukul, membuat aneka gerakan. Kesadarannya menurun tapi tidak hilang. Biasanya akibat reaksi dari suatu kejadian yang mengecewakan, menjumpai sesuatu yang tidak disukai, terkejut akibat peristiwa emosional 47
  • 48. • ciri khas penderita histeria : memiliki watak menonjolkan diri, egois dan cenderung egosentris  sakit digunakan sebagai alat untuk menarik & mengikat perhatian orang disekitarnya 48
  • 49. Klasifikasi Gangguan Mental • Tahun 1992, American Psychiatric Association (APA) mengeluarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV (DSM-IV) revisi ke tiga. • WHO menerbitkan International Classification Diagnostic of Mental Disorder (ICD-10) • Indonesia menerbitkan Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa (PPDGJ III) • Perhatikan buku halaman 82. 49
  • 50. Reforms • Humanism – People are sick; not possessed – Need to be treated with dignity • Reform Movements – Moral Treatment • Shift from prison to hospital • Biological View – Organic explanation for abnormal behaviour – Drug revolution
  • 51. Frequency of Mental Disorders 0 2 4 6 8 10 12 14 % B i p o l a r d i s o r d e r M a j o r d e p r e s s i o n O b s e s s i v e - c o m p u l s i v e . . . P a n i c d i s o r d e r S o c i a l p h o b i a A l c o h o l d e p e n d e n c e women men
  • 52. Psychology Student Syndrome • Many psych students find that the various disorders apply to them – Abnormal behaviour is not qualitatively different from “normal” behaviour – Many of us will exhibit similar symptoms – Behaviours are only problematic when they harm or interfere with your daily functioning – Diagnosing friends and romantic partners may lead to conflict
  • 53. Mental Health Professions • Who studies abnormal behaviour? – Clinical Psychologist • Ph.D. and internship – Psychiatrist • M.D. and internship – School Psychologist • M.A. or Ph.D. – Social Worker • M.S.W.
  • 54. Who Do People Go See? 0 10 20 30 40 50 60 70 % Fam ily physician Psychiatrist O ther physician Psychologist Social w orker N urse O ther
  • 55. Diversity & Multiculturalism • Social Conditioning – e.g., gender stereotypes • Cultural Values – Interpret complaints with culture in mind • Sociopolitical Influences – Different experiences affect what is abnormal • Bias in diagnosis
  • 56. Diagnosing Abnormal Behaviour • Multiaxial approach I. Clinical disorders II. Personality disorders III. General medical conditions IV. Psychosocial & environmental problems V. Level of current functioning
  • 57. An Example of Classification • Mark – Axis I: Clinical Disorder • Alcohol Abuse – Axis II: Personality Disorder • Paranoid – Axis III: General Medical Condition • Cirrhosis – Axis IV: Psychosocial & Environmental Problems • Problems with primary support group (divorce) • Occupational problems – Axis V: Level of Current Functioning • 54 (moderate difficulty in social & occupation functioning)
  • 59. Issues of Classification • Helps – To making treatment decisions – To communicate among clinicians – Research • advancing knowledge of disorders • diagnosis as a first step to understanding mechanisms and developing treatments • Hinders – By stigmatizing patients – Because different labels can mean different things to different people – By biasing how we see the patient – By focusing on one point in the patient’s development • Patient may outgrow the label
  • 60. Assessment • Observation • Self-Report Inventories • Biological Measures – Psychophysiological Measures – Neuroimaging Techniques • Projective Tests – Rorschach Ink Blots – Thematic Apperception Test (TAT)
  • 62.
  • 63. Scoring • Look at the following factors – Location – Determinants – Popularity of response – Content – Form • Generate hypotheses based on patterns of responses, recurrent themes, and interrelationships among scoring categories
  • 65.
  • 66. Interpretation • Murray’s concepts – Need – Press – Thema • Basic Assumptions – Person is identifying with the protagonist in the story • They are projecting their personality onto the protagonist
  • 67. KUIS • Uraikan gejala utama skizofrenia • Apa perbedaan antara waham/delusi dan halusinasi • Bagaimana cara menangani orang dengan masalah skizofrenia 67
  • 68. • APA ITU DISOSIATIF (3 POIN) 68
  • 69. • APA PENYEBAB GANGGUAN DISOSIATIF (5 POIN) 69
  • 70. • APA YANG MEMBUAT PARA AHLI BERBEDA PENDAPAT TENTANG GANGGUAN IDENTITAS DISOSIATIF (5 POIN) 70