MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
Miskomunikasi Antar Ibu dan Anak
1. Miskomunikasi Antar Ibu dan Anak
Carla Cikami Qurbaini, Novalia Agung Wardjito Ardhoyo
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo(beragama)
Email: carlaCQ.2004@gmail.com
ABSTRAK
Komunikasi yang baik adalah yang menguntungkan pengirim maupun penerima,
menguntungkan dalam artian sama-sama berbagi makna dan memahami makna secara
bersama. Namun jika komunikasi berjalan dengan buruk maka dapat merugikan
pengirim maupun penerima pesan. Dalam komunikasi yang buruk bisa terjadi
miskomunikasi. miskomunikasi juga bisa dilihat sebagai kegagalan dalam
berkomunikasi dengan baik. Akhirnya, timbullah kesalahan persepsi dari sisi lawan
bicara, sehingga terjadi konflik. Dari pertanyaan wawancara tersebut saya mengetahui
yang menyebabkan miskomunikasi tersebut karena Lily lelah menunggu jemputannya
karena hal ini bukan hanya kejadian sekali duakali makanya Lily menerima tawaran
jemputan tersebut. Dampak yang terjadi karena adanya komunikasi tersebut adalah
Lily tidak lagi menerima jemputan dari orang yang tidak di kenal, dan Lily di jemput
pada tepat waktu. Hal bisa mencegah hal tersebut tidak terulang lagi yaitu Lily
dijemput tepat waktu setelah kelasnya selesai supaya tidak terjadinya miskomunikasi
lagi. Metode penelitian yang saya gunakan adalah metode penelitian kualitatif lebih
tepatnya etnografi. Dalam etnografi kita menggunakan teknik wawancara dan
observasi sebagai instrumen penelitian kasus tersebut, Untuk menganalisakasus
tersebut lebih dalam saya menganalisis dengan Teori Komunikasi Interpersonal atau
antarpribadi. Dari kasus tersebut kita bisa melihat kedua belah pihak dalam tahap
wawancar dan observasi kita juga mengetahui Apa, Kenapa, Kapan, Dimana dan
Siapa yang terlibat dengan kasus tersebut.
KATA KUNCI: Antropologi, Komunikasi, Miskomunikasi
LATAR BELAKANG
Antropologi berasal dari kata Yunani anthropos yang berarti "manusia" atau
"orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal").
Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
2. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya
masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang
merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal
daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih
menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Menurut Ember dan
Ember(1990:11), secara harafiah, Antropologi adalah studi tentang manusia. Berbeda
dengan disiplin lain yang mempelajari manusia, antropologi berfokus pada manusia di
semua tempatdi dunia, menemukan evolusi manusia, serta perkembangan budaya
darimasa lalu hingga kini. Karakter Antropologi yang membedakan dengan ilmu lain
adalah pada pendekatannya yang hidup dan bersifat holistik. Antropologi memiliki
dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi
kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan Antropologi
dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada
perbandingan/perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak
diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode Antropologi sekarang
seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal. Antropologi tidak hanya mempelajari ragam manusia, namun
juga mempelajari semua aspek pengalaman manusia. Ember dan Ember (1990:2)
menguraikan bahwa antropologi merupakan suatu disiplin yang menyangkut rasa
keingintahuan yang takterbatas tentang manusia. Antropologi berfokus pula pada
pengidentifikasian dan penjelasan karakteristik-karakteristik khas dari populasi
khusus manusia. Antropologi juga dipahami sebagai sebuah studi yang dilakukan
seseorang dengan melakukan pejalanan ke sudut duniayang tak dikenal. Studi tersebut
untuk mempelajari orang-orang yang eksotik, atau menggali ke dalam bumi guna
menemukan sisa-sisa fosil atau alat-alat dan guci-guci yang dimiliki orang-orang yang
hidup pada masalalu. Untuk mendalami Antropologi kita membutuhkan komunikasi.
Komunikasi merupakan hal yang setiap hari diperbincangkan, berbagai kalangan
pasti berkomunikasi, mulai dari masyarakat biasa, pejabat, ilmuwan, dan masih
banyak lagi, sehingga kata komunikasi memiliki arti yang beraneka ragam dan lain-
lain. Komunikasi merupakan suatu langkah penting dalam memperbaiki suatu
keadaan atau situasi yang sulit. Komunikasi yang baik adalah yang menguntungkan
pengirim maupun penerima, menguntungkan dalam artian sama-sama berbagi makna
dan memahami makna secara bersama sehingga melakukan proses selanjutnya juga
bersama dalam kesamaan makna atau dengan kata lain komunikasi efektif.
3. Komunikasi, jika dilakukan dengan baik, tidak hanya menguntungkan 'penerima'. Hal
ini juga menguntungkan 'pengirim'. Aspek komunikasi sering diabaikan. Setiap orang
cenderung menganggap komunikasi sebagai proses mengajarkan orang lain. Namun
komunikasi juga merupakan proses dimana 'pengirim' sendiri dapat belajar banyak hal.
Jadi bila berpikir secara strategis tentang proses komunikasi, setiap orang dapat
memaksimalkan manfaatnya. Salah satu cara untuk memaksimalkannya dengan
memaknai bahasa yang disampaikan oleh pengirim. Setiap individu yang
berkomunikasi secara verbal maka menggunakan bahasa untuk menyampaikan
pesannya. Bahasa merupakan refresentasi dari budaya, karena setiap pesan yang
terangkai lewat kata-kata tidak terlepas dari identitas budaya yang dimiliki seseorang.
Budaya yang telah berakar dalam diri seorang individu merupakan hasil dari proses
komunikasi. Budaya dan komunikasi adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan
seperti kata Edward T. Hall “Culture is communication and communication is culture”
Artinya: Komunikasi adalah salah satu dimensi yang paling penting. Hall
menyimpulkan: “Budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya.” Jadi,
antara komunikasi dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Karena cara
kita berkomunikasi sebagian besar dipengaruhi oleh kultur, orang-orang dari kultur
yang berbeda akan berkomunikasi secara berbeda. Artinya, budaya dan komunikasi
tidak dapat dipisahkan, karna tidak hanya memustuskan siapa, tentang apa, dan
bagaimana komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga turut menetukan bagaimana
orang menyadari pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan kondisi –kondisi untuk
mengirim, memperhatikan, dan menafsirkan pesan. Sihabuddin menyatakan budaya
merupakan landasan komunikasi. Bila budaya beraneka ragam, maka beragam pula
praktikpraktik komunikasi. Seseorang perlu menaruh perhatian kusus untuk menjaga
jangan sampai perbedaan kultur menghambat interaksi yang bermakna, melainkan
justru menjadi sumber untuk memperkaya pengalaman komunikasi.
Seperti yang kita ketahui manusia adalah mahluk sosial, jika kita memiliki
persamaan yang sama manusia biasa berkelompok persamaan tersebut bisa dari
berbagai hal seperti umur yang sama, gender yang sama dll. Perbedaan-perbedaan
yang muncul dalam suatu kumpulan adalah hal lumrah yang sering ditemui dalam
kehidupan. Manusia sebagai objek yang sangat abstrak dan kompleks tentunya
memiliki berbagai unsur yang kian kini meninjauannya belum pernah usai baik dalam
perbedaan dan persamaannya. Adanya perbedaan kelompok tersebut bisa terjadinya
miskomunikasi. Miskomunikasi adalah kesalahan memaknai informasi yang diberikan
4. oleh pengirim pesan kepada penerima pesan. Selain itu, miskomunikasi juga bisa
dilihat sebagai kegagalan dalam berkomunikasi dengan baik. Akhirnya, timbullah
kesalahan persepsi dari sisi lawan bicara, sehingga terjadi konflik. Konfik secara
etimologi berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara
terminologi dalam sudut pandang sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya. Konflik merupakan suatu gejala yang umumnya muncul sebagai akibat
dari interaksi manusia dalam hidup bermasyarakat. Konflik akan timbul ketika terjadi
persaingan baik individu maupun kelompok. Konflik juga bisa dipicu karena adanya
perbedaan pendapat antara komponen-komponen yang ada di dalam masyarakat
membuatnya saling mempertahankan ego dan memicu timbulnya pertentangan.
Bukan hanya di masyarakat konflik juga bisa terjadi di satuan kelompok masyarakat
terkecil, keluarga, seperti konflik antar saudara atau suami-istri. Dalam pandangan
antropologi, konflik diakibatkan oleh salah satunya yaitu perbedaan kebudayaan. Cara
manusia yang berbeda-beda dan akhirnya mendarah daging ke dalam suatu kelompok
yang besar menyebabkan kemungkinan besar terjadinya konflik.
Miskomunikasi bisa terjadi antar siapa saja. Contoh kasus yang saya ambil adalah
miskomunikasi antar Ibu dan Anaknya jadi dalam kasus yang saya angkat terjadi saat
anak tersebut masih duduk di bangku sekolah dasar, waktu itu sore hari saat waktu
sekolah sudah selesai sang anak (Lily) sedang menunggu ojek jemputannya namun
setelah nunggu beberapa jam ojek jemputan tersebut tidak kunjung datang. Dari jauh
terdapat beberapa orang tua murid iba melihat Lily menunggu jemputan hingga sore.
mereka pun sepakat menawarkan Lily jemputan, karena Lily lelah menunggu berjam-
jam maka Lily menerima ajakan tersebut. Sesampainya di rumah sang Ibu(Melati)
menanyakan ke Lily ia pulang dengan siapa, Lily menjawab tidak tahu tetapi salah
satu orang tua murid. Melati mendengar itu marah karena baru saja jemputan pergi
dan ia malah pergi dengan orang yang tidak dikenal. Lily memberi alasannya
mengapa Lily menerima tawaran pulan dari salah satu oang tua murid tersebut.
METODE PENELITIAN
Dalam kasus yang saya angkat terdapat dua narasumber yaitu anak bernama Lily
(nama samaran) berusia 10 tahun yang gendernya perempuan dan juga ibu bernama
Melati (nama samaran) berusia 49 tahun yang gendernya perempuan. Metode
5. penelitian yang saya gunakan adalah metode penelitian kualitatif lebih tepatnya
etnografi. Dalam etnografi kita menggunakan teknik wawancara dan observasi
sebagai instrumen penelitian kasus tersebut. Wawancara merupakan salah satu bentuk
media evaluasi berjenis non-tes dan dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab.
Tujuan wawancara, yakni untuk memperoleh informasi secara langsung tentang
situasi dan kondisi tertentu, melengkapi suatu penyelidikan ilmiah, dan memperoleh
data guna memengaruhi situasi atau pihak tertentu .Dengan teknik wawancara saya
akan memberi pertanyaan kepada narasumber sebagai berikut.
Berikut adalah pertanyaan yang akan saya beri kepada narasumber :
• Apa penyebab terjadinya miskomunikasi tersebut?
• Dampak apa yang terjadi setelah kejadian tersebut?
• Hal apa yang bisa di cegah agar kejadian tersebut tidak terulang lagi?
Kemudian, Metode penelitian yang saya gunakan adalah teknik penelitian teknik
observasi. Observasi merupakan aktivitas pengamatan terhadap objek di lapangan.
Kegiatan observasi juga mengharuskan peneliti mencatat berbagai gejala yang
ditemui secara sistematis. Tujuan penting dilakukannya observasi, yakni untuk
memberikan gambaran realistis kepada peneliti tentang suatu perilaku atau kejadian
yang berkaitan dengan aktivitas objek penelitian. Dalam kasus tersebut mengamati
mikomunikasi anatar dua pihak yaitu Lily dan Melati. Dengan informasi dari kedua
narasumber saya bisa mengamati apakah miskomunikasi tersebut berlanjut atau tidak.
Konflik etnosentrisme anata kedua belah pihak telah berakhir, karenanya Melati bisa
mengatasi dengan bicara kepada jemputan Lily supaya menjemput Lily tepat waktu,
penjemput tersebut juga telah menepati janjinya tersebut.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Disini saya menganalisi kasus miskomunikasi dengan teori komunikasi. Teori
komunikasi yang saya gunakan adalah Teori Komunikasi Interpersonal atau Antar
Pribadi. Komunikasi antarpribadi juga didefiniskan sebagai komunikasi yang terjadi
diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat jelas diantara mereka,
misalnya percakapan seseorang ayah dengan anak, sepasang suami istri, guru dengan
murid, dan lain sebagainya. Dalam definisi ini setiap komunikasi baru dipandang dan
6. dijelaskan sebagai bahan – bahan yang teritegrasi dalam tindakan komunikasi
antarpribadi (Devito, 1997 : 231).
Pentingnya suatu komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan
berlangsung secara dialogis. Dialog adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang
menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini
berfungsi ganda, masing – masing menjadi pembicara dan pendengar secara
bergantian. Komunikasi interpersonal dibandingkan dengan komunikasi lainnya,
dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan
perilaku komunikan. Alasannya karena komunikasi ini berlangsung tatap muka, oleh
karena dengan komunikasi itu terjadilah kontak pribadi (personal contact)yaitu
pribadi anda menyentuh prbadi komunikan.
Dalam proses komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal arus
komunikasi yang terjadi adalah sirkuler atau berputar, artinya setiap individu
mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi komunikator dan komunikan.
Karena dalam komunikasi atarpribadi efek atau umpan balik dapat terjadi seketika.
Untuk dapat mengetahui komponen – komponen yang terlibat dalam komunikasi
antarpribadi dapat dijelaskan melalui gambar berikut :
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa komponen – komponen komunikasi
antarpribadi adalah sebagai berikut : (Devito, 2007 : 10)
1. Pengirim – Penerima
7. Komunikasi antarpribadi paling tidak melibatkan dua orang, setiap orang terlibat
dalam komunikasi antarprbadi memfokuskan dan mengirimkan serta mengirimkan
pesan dan juga sekaligus menerima dan memahami pesan. Istilah pengirim – pengirim
ini digunakan untuk menekankan bahwa, fungsi pengirim dan penerima ini dilakukan
oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi, contoh komunikasi
antara orang tua dan anak.
2. Encoding – Decoding
Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan, artinya pesan – pesan yang akan
disampaikan dikode atau diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan kata –
kata simbol dan sebagainya. Sebaliknya tindakan untuk menginterpretasikan dan
memahami pesan – pesan yang diterima, disebut juga sebagai Decoding. Dalam
komunikasi antarpribadi, karena pengirim juga bertindak sekaligus sebagai penerima,
maka fungsi encoding – decoding dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam
komunikasi antarpribadi.
3. Pesan – Pesan
Dalam komunikasi antarpribadi, pesan – pesan ini bisa terbentuk verbal (seperti kata –
kata) atau nonverbal (gerak tubuh, simbol) atau gabungan antara bentuk verbal dan
nonverbal.
4. Saluran
Saluran ini berfungsi sebagai media dimana dapat menghubungkan antara pengirim
dan penerima pesan atau informasi. Saluran komunikasi personal baik yang bersifat
langsung perorangan maupun kelompok lebih persuasif dibandingkan dengan saluran
media massa.
5. Gangguan atau Noise
Seringkali pesan – pesan yang dikirim berbeda dengan pesa yang diterima. Hal ini
dapat terjadi karena gangguan saat berlangung komunikasi
6. Umpan Balik
Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam proses komunikasi
antarpribadi, karena pengirim dan penerima secara terus menerus dan bergantian
memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik secara verbal maupun nonverbal
7. Bidang Pengalaman
Bidang pengalaman merupakan faktor yang paling penting dalam komunikasi
antarpribadi. Komunikasi akan terjadi apabila para pelaku yang terlibat dalam
komunikasi mempunyai bidang pengalaman yang sama.
8. 8. Efek
Dibanding dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai paling
ampuh untuk mengubah sikap, perilaku kepercayaan dan opini komunikasn. Hal ini
disebabkan komunikasi dilakukan dengan tatap muka (Devito, 2007 : 10).
Keterkaitan Kasus dengan Teori Antarpribadi:
Di kasus ini Lily dan Mawar adalah sebagai pengirim dan penerima. Saat Lily tak di
jemput disana Lily melakukan Encoding, dan orang tua murid yang menanggapi Lily
melakukan tindakan Decoding. Saat Lily menunggu di jemput, Lily juga mengirimkan
bentuk pesan nonverbal dengan gerak tubuh yang cemas. Lily dan Mawar melakukan
komunikasi dengan saluran secara langsung. Gangguan antara Lily dan Mawar yang
terjadi adalah Lily menerima tawaran dari jemput orang tak dikenal, sedangkan
Mawar marah karena Lily telah menerima tawaran jemputan dari orang yang tak di
kenal. Lily dan Mawar melakukan umpan balik secara verbal setelah Lily samapi di
rumah. Dari bidang pengalaman Mawar membaca berbagai berita tentang penculikan
anak oleh orang tak kenal, karenanya Mawar marah dengan Lily. Efek dari kejadian
ini Lily di jemput tepat waktu setelah sekolah selesai supaya hal sebelumnya tak
terjadi lagi.
ANALISIS WAWANCARA
• Apa penyebab terjadinya miskomunikasi tersebut?
Hal yang menyebabkan adanya miskomunikasi karena ketidak tahuan jam pulang
sekolah Lily dan pada zaman itu minimnya alat komunikasi (Handphone) pada masa
itu maka terjadilah miskomunikasi antar Lily dan Melati
• Dampak apa yang terjadi setelah kejadian tersebut?
Hal yang terdampak dari Miskomunikasi Antar Lily dan melati adalah Lily di jemput
tepat waktu oleh ojek jemputnya dan lily juga tidak menerima tawaran dari orng tidak
dikenalinya
• Hal apa yang bisa di cegah agar kejadian tersebut tidak terulang lagi?
Hal yang bisa dicegah agar kejadian tersebut tidak terulang dengan Lily memberitahu
jam berapa sekolah ia selesai dan menyediakan alat komunikasi jika ojek
penjemputnya lupa lagi.
KESIMPULAN
9. Komunikasi yang baik adalah yang menguntungkan pengirim maupun penerima,
menguntungkan dalam artian sama-sama berbagi makna dan memahami makna secara
bersama sehingga melakukan proses selanjutnya juga bersama dalam kesamaan
makna atau dengan kata lain komunikasi efektif. Namun jika komunikasi berjalan
dengan buruk maka dapat merugikan pengirim maupun penerima pesan. Dalam
komunikasi yang buruk bisa terjadi miskomunikasi. Miskomunikasi adalah kesalahan
memaknai informasi yang diberikan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan.
Selain itu, miskomunikasi juga bisa dilihat sebagai kegagalan dalam berkomunikasi
dengan baik. Akhirnya, timbullah kesalahan persepsi dari sisi lawan bicara, sehingga
terjadi konflik. Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Dalam Kasus yang saya ambil Miskomunikasi terjadi antar Anak(Lily) dan
Ibu(Melati). Metode penelitian yang saya gunakan adalah metode penelitian kualitatif
lebih tepatnya etnografi. Dalam etnografi kita menggunakan teknik wawancara dan
observasi sebagai instrumen penelitian kasus tersebut, Untuk menganalisakasus
tersebut lebih dalam saya menganalisis dengan Teori Komunikasi Interpersonal atau
antarpribadi. Dari kasus tersebut kita bisa melihat kedua belah pihak dalam tahap
wawancar dan observasi kita juga mengetahui Apa, Kenapa, Kapan, Dimana dan
Siapa yang terlibat dengan kasus tersebut.
10. DAFTAR PUSTAKA
Dewanny, A. (2021). Teori Antropologi komunikasi - makalah teori Antropologi
Antropologi Komunikasi (Makalah Ini Disusun. Studocu. Retrieved 6 Maret 2023,
dari https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-syarif-
hidayatullah-jakarta/teori-antropologi/teori-antropologi-komunikasi/31030756
Kalapati, A. H. (2014). Antropologi Dalam Ilmu komunikasi . mahasiswa.ung.ac.id.
Diakses pada 6 Maret 2023, dari
https://mahasiswa.ung.ac.id/291413027/home/2014/6/9/antropologi-dalam-ilmu-
komunikasi.html
Ilyas, M. (2020). Pola komunikasi Antara Guru Dan Murid Yang Berbeda Budaya
(Studi Pada Guru bersuku Jawa Dan Murid Keturunan madura di sdn sumberlesung
01, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember). UMM Institutional Repository.
Diakses pada 6 Maret 2023, dari https://eprints.umm.ac.id/58485/
Suriyani, Wahidah. 2013. "KOMUNIKASI ANTARBUDAYA:
BERBAGI BUDAYA BERBAGI MAKNA"
file:///C:/Users/ACER/Downloads/adminojs3,+1.pdf di akses pada tanggal 6 Maret
2023
Candrawardhani, S. (2022). Apa Itu Miskomunikasi? Ini Dampak, Dan Cara
Mengatasinya. Kitalulus. Diakses pada 9 April 2023, dari
https://www.kitalulus.com/bisnis/miskomunikasi-
adalah#:~:text=Salah%20satu%20penyebab%20utama%20terjadinya,informasi%20da
n%20inti%20dari%20pembicaraan
Fahrudin, R. N. (2013). Konsensus Dan Konflik Dalam Prespektif Antropologi.
kumpulan makalah ilmu sosial. Diakses pada 26 April 2023, dari
http://bangudin22.blogspot.com/2013/05/konsensus-dan-konflik-dalam-
prespektif.html
11. Harian, K. (2021). Observasi Dan Wawancara Dalam Penelitian Kualitatif, Ketahui
Definisi & Jenisnya. kumparan. Diakses pada 26 Maret 2023, dari
https://kumparan.com/kabar-harian/observasi-dan-wawancara-dalam-penelitian-
kualitatif-ketahui-definisi-and-jenisnya-1wo80BxTmFu/full
Bab II kajian pustaka 2.1 Landasan Teori - core.ac.uk. (n.d.). Diakses pada 9 April
2023, dari https://core.ac.uk/download/12218435.pdf