1. KONFLIK PADA PENGGUNAAN MEDIA BARU
Salsabina Desnita Riyanti1
, Novalia Agung Wardjito Ardhoyo2
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
E-mail : salbinnn14@gmail.com
Abstrak – Antropologi adalah ilmu kemanusiaan yang mempelajari manusia dalam
berbagai aspek mulai dari biologi dan sejarah evolusi homo sapiens hingga ciri-ciri
masyarakat dan budaya yang membedakan manusia dari spesies hewan lain. Sedangkan arti
komunikasi adalah proses penyampaian makna dari satu entitas atau kelompok ke
kelompok lainnya melalui penggunaan tanda, simbol, dan aturan semiotika yang dipahami
bersama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya konflik karena kemajuan teknologi di zaman sekarang, bagaimana
cara mengatasi konflik tersebut, mengevaluasi agar konflik tersebut tidak terjadi lagi di
masa depan, dan untuk memenuhi nilai tugas. Jenis penelitian yang saya gunakan adalah
metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini dapat dicapai dengan
menggunakan metode wawancara dan metode observasi. Saya akan menggunakan dua
intrumen metode penelitian tersebut. Dalam penelitian yang sudah dilakukan ini dapat
disimpulkan bahwa adanya kesinambungan antara antropologi, komunikasi, dan
kebudayaan. Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang dapat membantu untuk saling
berhubungan satu sama lain. Sedangkan antropologi adalah ilmu-ilmu yang mempelajari
tentang masyarakat dan budaya manusia serta perkembangannya dan komunikasi termasuk
didalamnya. Suatu kebudayaan mengandung semua pola kebiasaan-kebiasaan suatu
masyarakat, seperti dalam bidang ekonomi, religi, hukum, kesenian, pengetahuan, dan
sebagainya.
Kata Kunci: Konflik, Media Baru, Antropologi Komunikasi
PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Komunikasi adalah bagian penting
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Dengan
berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain, baik dalam kehidupan
sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat, atau dimana
saja manusia berada. Tidakada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Secara
2. etimologis, kata komunikasi berasal dari bahasa latin “communicare” yang artinya
“menyampaikan”. Menurut asal katanya tersebut, arti komunikasi adalah proses
penyampaian makna dari satu entitas atau kelompok ke kelompok lainnya melalui
penggunaan tanda, simbol, dan aturan semiotika yang dipahami bersama. (Lestari, 2021)
Dilansir dari buku Pengantar Antropologi (1991) karya Koentjaraningrat,
kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar. Sehingga dapat
dipahami bahwa ada di tengah-tengah masyarakat, muncul dalam tingkah laku, dan
dipelajari. Jadi, kebudayaan tidak muncul begitu saja, melainkan muncul karena dipelajari.
Kebudayaan memang harusdipelajari. Salah satu pembelajarannya melalui enkulturasi, yaitu
proses sosial budaya yang dipelajari dan ditransmisikan dari generasi ke generasi. Tidak bisa
memungkiri bahwa kebudayaan memiliki peranan penting bagi manusia. Kebudayaan
berperan menghubungkan manusia dengan alam sekitarnya dan dengan masyarakat tempat
manusia tersebut tinggal. (Pratama, 2020)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konflik diartikan sebagai percekcokan,
perselisihan, dan pertentangan. Konflik berasal dari bahasa latin configere yang berarti
memikul. Secara sosiologi, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang
atau lebih, yang salah satu pihak berusaha ingin menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya. Soerjono Soekanto menyebutkan bahwa konflik adalah suatu proses
sosial ketika beberapa orang atau sekelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya
dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman dan atau kekerasan.
komunikasi atau miscommunication, adalah kegagalan dua orang untuk dapat
berkomunikasi secara memadai. Istilah satu ini juga menggambarkan ketidakmampuan
seseoranguntuk mengungkapkan ide atau pikirannya dengan benar. Isu ini merupakan salah
satu di antara banyak hambatan komunikasi, di mana pesan atau kata yang disampaikan
secara keliru diartikan oleh pendengar. Hal ini terjadi karena mereka tidak dapat
menafsirkan makna sebenarnya dari pembicara. Miskomunikasi sendiri sering terjadi
dalam situasi di mana ada kesalahan dalam mengungkapkan pikiran atau salah persepsi
oleh salah satu lawan bicara. (Aliya, 2022)
Antropologi berasal dari bahasa Yunani anthropos yang artinya manusia dan logos
berartiwacana (bernalar, berakal) atau ilmu. Dilansir dari Kamus Oxford, antropologi adalah
studi tentang masyarakat dan budaya manusia serta perkembangannya. Bisa diartikan,
antropologi menjadi studi tentang karakteristik biologis dan fisiologis manusia serta
3. evolusinya. Sementara dikutip dari Encyclopaedia Britannica, pengertian antropologi
adalah ilmu kemanusiaan yang mempelajari manusia dalam berbagai aspek mulai dari
biologi dan sejarah evolusi homo sapiens hingga ciri- ciri masyarakat dan budaya yang
membedakan manusia dari spesies hewan lain. (A. S. Putri, 2022)
Jadi, kaitannya konflik dengan miskomunikasi adalah miskomunikasi dapat
menyebabkankonflik karena miskomunikasi sendiri sering terjadi dalam situasi dimana ada
kesalahan dalam mengungkapkan pikiran atau salah persepsi oleh salah satu lawan bicara,
jika kesalahan tersebut tidak cepat diluruskan maka dapat memicu terjadinya konflik.
Miskomunikasi juga tak jarang menjadi gerbang untuk konflik dan masalahnya lainnya.
Pada dasarnya, itu adalah perbedaan pemikiran yang menyebabkan dua pihak untuk
membentuk pendapat dan kesimpulan yang berbeda, sehingga mengarah pada konflik.
Sedangkan kaitannya miskomunikasi dengan antropologi ialah antropologi merupakan salah
satu bidang ilmu yang menjadi landasan lahirnya ilmu komunikasi. Pada perkembangan
selanjutnya para ahli budaya menyadari akan pentingnya komunikasi dalam bidang budaya.
Bisa dikatakan bahwa komunikasi merupakan hal yang terpenting atau viral bagi manusia.
Maka dari itu, disini ilmu-ilmu yang ada membahas tentang manusia secara keselurahan,
termasuk bagaimana cara manusia itu berkomunikasi, berinteraksi satu sama lain di
kehidupan. Jika komunikasi yang dilakukan tidak efisien dan tidak efektif, maka dapat
menyebabkan adanya miskomunikasi. Maka dari itu, di dalam Antropologi juga ada cara-
cara bagaimana manusia itu berkomunikasi, dengan cara yang baik dan benar pasti
komunikasi yang terjalin tidak akan menimbulkan miskomunikasi.
Adapun hubungan antara Antropologi dan Budaya ialah sebagai berikut: penelitian
membuktikan bahwa tidak akan ada dua masyarakat yang sama persis di dunia ini.
Lingkungan fisik ataupun psikis akan membantu manusia dalam menyesuaikan diri, sekaligus
membuatnya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini berimplikasi juga pada sistem
komunikasi yanghidup dalam masyarakat tersebut. Setiap masyarakat akan mempuntai sistem
komunikasi sendiri- sendiri, maka dengan sendirinya demi kelangsungan hidupnya, setiap
masyarakat dapat membentuk kebudayaannya (Depdikbud, 1995:21). Bahasa menjadi inti dari
komunikasi sekaligussebagai pembuka realitas bagi manusia. Kemudian dengan komunikasi,
manusia membentuk masyarakat dan kebudayaannya. Sehingga bahasa secara tidak langsung
turut membentuk kebudayaan pada manusia.Kebudayaan mencakup semua hal yang dimiliki
bersama oleh suatu masyarakat. Suatu kebudayaan mengandung semua pola kebiasaan-
kebiasaan suatu masyarakat, seperti dalam bidang ekonomi, religi, hukum, kesenian, sistem
4. ekonomi, pengetahuan, kepercayaan dan sebagainya. Kebudayaan sangat berarti banyak bagi
masyarakat dan individu-individu di dalamnya, karena kebudayaan mengajarkan manusia
untuk selalu hidup selaras dengan alam, sekaligus memberikan tuntunan untuk
berinteraksi dengan sesamanya. Kebudayaan dan religi merupakan dua hal yang tidak
bisa dipisahkan begitu saja, terkadang kebudayaan merefleksikan cara beribadah dalam
kepercayaan yang dianut oleh manusia.
Alasan mengapa saya memilih topik tersebut adalah karena seringkali terjadi
miscommunication dan konflik yang disebabkan oleh kemajuan teknologi di zaman
sekarang. Konflik yang terjadi karena hal tersebut biasanya disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu cara berkomunikasi yang tidak tepat, komunikan (penerima pesan) yang tidak
cepat tanggap, komunikator yang berbicara terlalu cepat dan dengan menggunakan nada
tinggi, perbedaan generasi, dan persepsi yang berbeda. Generasi tua biasanya tidak
mengerti teknologi yang sudah berkembang di zaman sekarang. Pada saat yang sama,
generasi muda justru sangat pahammengenai kemajuan teknologi di zaman sekarang. Saya
sudah mengalami konflik tersebut menjadikan alasan tambahan mengapa saya memilih
topik tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya konflik karena kemajuan teknologi di zaman sekarang, bagaimana
cara mengatasi konflik tersebut, mengevaluasi agar konflik tersebut tidak terjadi lagi di
masa depan, dan untuk memenuhi nilai tugas. Hambatan-hambatan yang terjadi akibat
konflik ini adalah menjadi adu mulut dan tidak saling memahami satu sama lain.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang saya gunakan adalah metode penelitian
kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini dapat dicapai dengan menggunakan metode
wawancaradan metode observasi. Saya akan menggunakan dua intrumen metode penelitian
tersebut. Terdapatdua informan atau narasumber yang bisa saya wawancarai, yaitu Ratna
(nama samaran) yang berumur 45 tahun, gendernya adalah perempuan. Sedangkan
informan yang kedua ialah Didit (nama samaran) yang berumur 44 tahun, gendernya
adalah laki-laki. Wawancara adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi
melalui interaksi sosial antara peneliti dengan yang diteliti. (Yonatan, 2022) Dalam sesi
wawancara ini, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan.
5. Daftar pertanyaan yang akan saya ajukan ialah sebagai berikut:
1. Kenapa konflik itu dapat terjadi di antara orangtua dan anak?
2. Hal apa yang menyebabkan konflik itu bisa terjadi berulang kali?
3. Bagaimana cara agar konflik tersebut dapat teratasi dan tidak terjadi lagi?
Setelah mengajukan beberapa pertanyaan serta mewawancarai informan, dilanjutkan dengan
metode penelitian yang kedua yaitu metode penelitian observasi. Observasi adalah
proses pemerolehan data informasi dari tangan pertama, dengan cara melakukan
pengamatan. (Pangesti, 2021) Observasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam melakukan penelitian ini, saya mengamati konflik yang terjadi antara
Ratna, Didit, dan anak. Konflik tersebut terjadi di rumah saya karena itu adalah konflik dari
orangtua dan diri saya jadi saya dapat mengetahui apakah konflik tersebut masih
berlangsung atau tidak. Hingga kini, konflik tersebut masih berlangsung sampai sekarang,
contoh yang masih terjadi sampai sekarang ialah ketika Ratna dan Didit meminta anaknya
(saya) untuk membukakan suatu link maupun aplikasi, bertanya fitur-fitur yang ada di
handphone beserta fungsinya, bagaimana cara mengoperasikan handphone, bagaimana cara
belanja melalui e-commerce, dan lain-lain. Semua hal yang saya sebutkan diatas sudah saya
ajarkan kepada orangtua, tetapi mereka masih belum mengerti sepenuhnya.
ANALISIS PEMBAHASAN
Sebelum masuk ke pembahasan terkait teori komunikasi yang akan saya gunakan,
terdapat satu model komunikasi yang masih digunakan hingga saat ini, yaitu model
komunikasi Laswell. Model komunikasi milik Harold Lasswell bersifat linier atau satu arah.
Model yang dikembangkan Lasswell ini termasuk model komunikasi tertua yang masih
digunakan hingga saat ini. Awalnya model komunikasi Lasswell dikembangkan untuk
menganalisis komunikasi massa, khususnya tentang media propaganda. Namun, seiring
perkembangan zaman, model komunikasi ini sering digunakan untuk menganalisis
komunikasi interpersonal atau komunikasi kelompok yang menjadi sasaran diseminasi
(penyebarluasan) pesan.
Dibawah ini adalah konsep model komunikasi Laswell, yaitu sebagai berikut:
Who (siapa)
Dikutip dari buku Dasar-dasar Komunikasi (2021) karya Suci R. Mar’ Ih
Koesomowidjojo, ‘who’ berkedudukan sebagai komunikator atau sumber informasi,
6. bertugas untuk memulai komunikasi, baik secara individu, kelompok, maupun
lembaga.
Says What (berbicara apa)
Merujuk pada hal apa yang akan disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
In Which Channel (dengan media apa)
Artinya saluran atau media apa yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan
atau informasi dari komunikator kepada komunikan, baik secara langsung (tatap
muka) maupun tidak (lewat media elektronik atau media cetak).
To Whom (kepada siapa)
Saat akan mengirim pesan, komunikator harus menentukan pihak penerima
(komunikan) pesan atau informasi tersebut. Pihak penerimanya bisa berupa individu,
kelompok, atau lembaga.
With What Effect (dampak yang ditimbulkan)
Setelah pesan diterima, perlu dilihat adakah perubahan pada diri komunikan, seperti
bertambahnya pengetahuan, perubahan pendapat, perubahan sikap, dan sebagainya.
Terdapat karakteristik dari model komunikasi Laswell, Menurut Agus Hendrayady,
dkk dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi (2021), salah satu karakteristik model
komunikasi Lasswell adalah bersifat linier atau satu arah. Artinya hanya komunikator yang
aktif menyampaikan pesan. Sementara komunikan digambarkan hanya menerima pesan dari
komunikator, tanpa memberi umpan balik. Dalam buku Komunikasi dan Interaksi Sosial
Anak (2021) karya Encep Sudirjo dan Muhammad Nur Alif, dituliskan beberapa
karakteristik model komunikasi Lasswell, yaitu:
1. Komunikasinya berlangsung satu arah atau linier.
2. Tidak ada umpan balik (feedback).
3. Dipandang sangat umum dan hanya mencakup tema komunikasi yang bersifat
tradisional.
4. Model komunikasi Lasswell merupakan dasar propaganda, karena lebih
menitikberatkan pada hasil keluaran.
5. Biasanya digunakan sebagai media persuasi.
Model komunikasi Lasswell sering dipakai untuk menggambarkan konteks komunikasi
massa, seperti televisi, radio, majalah, koran, dan sebagainya. Karena proses komunikasinya
bersifat satu arah. (V. K. M. Putri, 2021)
7. Kemudian terdapat teori komunikasi yang akan saya gunakan dalam melakukan
penelitian ini adalah teori New Media. Dikutip dari buku Etika Komunikasi dalam Media
Sosial: Saring Sebelum Sharing (2021) karya Rahmanita Ginting, dkk, new media adalah
media yang menggunakan internet berbasis teknologi online, berkarakter fleksibel,
berpotensi interaktif, serta dapat berfungsi secara privat atau publik. Secara harfiah, new
diartikan baru, sedangkan media berarti alat yang digunakan komunikator untuk mengirim
pesan kepada komunikan. Jadi bisa dimaknai bahwa new media adalah alat baru yang
digunakan komunikator untuk mengirim pesan kepada komunikan. (Alisty, 2021)
Dalam bukunya Teori Komunikasi Massa, McQuail menjelaskan bahwa “Media
Baru atau New Media adalah berbagai perangkat teknologi komunikasi yang berbagi ciri
yang sama yang mana selain baru dimungkinkan dengan digitalisasi dan ketersediaannya
yang luas untuk penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi”. Menurut Denis McQuail ciri
utama media baru adalah adanya saling keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak
individu sebagai penerima maupun pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang
beragam sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada di mana-mana. Klaim status
paling utama sebagai media baru dan mungkin juga sebagai media massa adalah internet.
(Raharjo, 2017)
Kemudian ada kaitannya teori komunikasi new media ini dengan konflik yang saya
angkat, yaitu masih berada di ruang lingkup internet yang dimana internet merupakan salah
satu intrumen dari new media itu sendiri. Selain itu, bisa dilihat dari konflik yang saya
angkat bahwa konflik tersebut disebabkan karena kemajuan teknologi di zaman sekarang.
New media juga merupakan bentuk dari hasil perkembangan teknologi media lama. Dari
teori new media yang dikemukakan oleh McQuail, internet dikategorikan sebagai media
pencarian informasi (information search media), yang dimana merupakan contoh yang
paling penting, dianggap sebagai perpustakaan dan sumber data yang ukuran, aktualitas, dan
aksesibilitasnya belum pernah ada sebelumnya. Maka dari itu, dengan adanya kemajuan
teknologi dapat menimbulkan problematika ataupun konflik yang dapat terjadi di antara
generasi muda dan generasi tua.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai solusi untuk menangani konflik
yang terjadi akibat kemajuan teknologi di zaman sekarang. Solusinya adalah dengan saling
mengerti satu sama lain bahwa telah adanya perbedaan budaya antara generasi muda dan
generasi tua. Karena adanya perbedaan budaya, sehingga timbulah konflik yang disebabkan
karena kemajuan teknologi. Sebagai generasi muda yang lebih memahami teknologi-
teknologi yang ada di zaman sekarang, kita harus lebih sabar dan fleksibel terhadap
8. pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh generasi tua terutama orangtua. Memberitahu dan
mengajarkan orangtua dengan bahasa yang dapat mudah dimengerti oleh mereka sehingga
tidak menimbulkan miskomunikasi apalagi konflik. Harus dapat memahami bahwa generasi
tua daya tangkapnya sudah tidak sama dengan generasi muda sehingga kita sebagai anak
sekaligus generasi muda harus bisa membantu mereka untuk memahami teknologi dengan
cara pelan-pelan.
KESIMPULAN
Dalam penelitian yang sudah dilakukan ini dapat disimpulkan bahwa adanya
kesinambungan antara antropologi, komunikasi, dan kebudayaan. Komunikasi merupakan
aktivitas manusia yang dapat membantu untuk saling berhubungan satu sama lain.
Sedangkan antropologi adalah ilmu-ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan budaya
manusia serta perkembangannya dan komunikasi termasuk didalamnya. Suatu kebudayaan
mengandung semua pola kebiasaan-kebiasaan suatu masyarakat, seperti dalam bidang
ekonomi, religi, hukum, kesenian, pengetahuan, dan sebagainya.
Kasus yang saya angkat dalam penelitian ini merupakan kasus yang sering terjadi di
antara generasi muda dan generasi tua. Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab
timbulnya konflik ini, yaitu cara berkomunikasi yang tidak tepat, komunikan yang tidak
cepat tanggap, komunikator yang berbicara terlalu cepat dan menggunakan nada tinggi,
perbedaan generasi, dan persepsi yang berbeda. Dengan adanya penilitian ini, diharapkan
anak dan orangtua bisa saling mengerti satu sama lain agar tidak terjadi lagi konflik yang
serupa kedepannya.
9. DAFTAR PUSTAKA
Alisty, D. N. (2021). Pengertian New Media dan Manfaatnya. PerpustakaanBSN.
https://perpustakaan.bsn.go.id/index.php?p=news&id=1673
Aliya, H. (2022). Miskomunikasi: Arti, Penyebab, Contoh, dan Cara Mengatasinya. Glints.
https://glints.com/id/lowongan/miskomunikasi-miscommunication-
adalah/#.ZDMxc3ZBzIU
Lestari, A. P. (2021). Apa yang Dimaksud dengan Komunikasi? Media Indonesia.
https://mediaindonesia.com/humaniora/441010/apa-sih-yang-dimaksud-dengan-
komunikasi
Pangesti, R. (2021). Apa yang Dimaksud Observasi? Ini Tujuan, Manfaat, dan Jenis-
jenisnya. Detik. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5860988/apa-yang-dimaksud-
observasi-ini-tujuan-manfaat-dan-jenis-jenisnya
Pratama, C. D. (2020). Kebudayaan: Definisi dan Sifatnya. Kompas.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/25/155742069/kebudayaan-definisi-dan-
sifatnya
Putri, A. S. (2022). Antropologi: Pengertian Ahli, Obyek, Fungsi, Tujuan, dan Manfaatnya.
Kompas. https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/15/133613469/antropologi-
pengertian-ahli-obyek-fungsi-tujuan-dan-manfaatnya
Putri, V. K. M. (2021). Model Komunikasi Lasswell: Konsep dan Karakteristikny. Detik.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/10/143000369/model-komunikasi-
lasswell-konsep-dan-karakteristiknya
Raharjo. (2017). Konstruksi Media Online Nasional Pada Pemberitaan Razia Warung Makan
di Kota Serang (Analisis Framing di Kompas.com dan Republika.co.id Periode 11- 16
Juni 2016). Jurnal Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang, 17–45.
Yonatan, A. Z. (2022). Wawancara Adalah: Jenis, Teknik, Tujuan, dan Langkah-langkah.
Detik. https://www.detik.com/bali/berita/d-6381816/wawancara-adalah-jenis-teknik-
tujuan-dan-langkah-langkah