Konflik antar pribadi dalam hubungan antar mahasiswa disebabkan oleh misskomunikasi akibat perbedaan penafsiran pesan. Misskomunikasi dapat terjadi karena kesalahan dalam menyampaikan atau memahami maksud sehingga menimbulkan konflik. Komunikasi yang efektif diperlukan untuk menghindari konflik.
1. Konflik Antar Pribadi Dalam Hubungan Antar Mahasiswa
Tania alodia maharani, Novalia Agung Wardjito Ardhoyo
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Jl. Hang Lekir I No 8, Gelora, Jakarta Pusat, Indonesia
Email korespondensi : taniaalodia7@gmail.com
ABSTRAK
Konflik secara estimologi berasal dari kata kerja Latin yaitu "con" yang artinya bersama
dan "fligere" yang artinya benturan atau bertabrakan, topik yang saya angkat yaitu, konflik antar
pribadi dalam hubungan antar mahasiswa, konflik antar mahasiswa terjadi karena adanya miss
communication. Menurut Lita Lia (2022), miskomunikasi merupakan sebuah kegagalan
berkomunikasi dengan baik. Tak hanya sebatas itu, kegagalan mengungkapkan ide dengan baik
juga disebut sebagai miskomunikasi. Miskomunikasi adalah keadaan dimana terdapat kesalahan
dalam mengungkapkan pikiran atau kesalahan persepsi dari salah satu lawan bicara sehingga dapat
menimbulkan konflik, konflik adalah proses sosial di antara beberapa orang. Ia menjabarkan
bahwa konflik terjadi ketika salah satu pihak berupaya memenuhi tujuannya dengan menentang
pihak lain. Penentangan ini bisa dilakukan lewat ancaman ataupun kekerasan, dari konflik ini kita
jadi mengetahui bahwa perbedaan nada dan kurangnya komunikasi yang baik dalam pemberbicara
dapat mengakibatkan konflik dan miskomunikasi. untuk menghindari miss communication ini
yaitu Komunikasikan maksud dan tujuan secara jelas, pahami pesan yang disampaikan dan jika
ada yang masih ragu atau kurang sebaiknya ditanyakan lagi agar informasi/pesan atas komunikasi
yang didapat itu jelas dan tidak terjadi kesalahpahaman.
Kata Kunci : Konflik, Antropologi, Miskomunikasi
PENDAHULUAN
2. Menurut (Sukarji, 2017). Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
yang diciptakan sesempurna mungkin dan paling tinggi derajatnya dibanding makhluk ciptaan
tuhan yang lainnya. Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan
dari manusia lain, khususnya manusia - manusia di sekitarnya. Sehingga dapat dipastikan bahwa
setiap manusia selalu melekat di dalam dirinya status yang tidak dapat dipisahkan maupun diubah,
yaitu makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia
sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau
mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu
membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan
bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut
sebagai makhluk sosial. Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, akan memberikan rasa
tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang
”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat) maupun
dalam bentuk-bentuk formal (institusi, negara) dengan wibawanya wajib mengayomi individu.
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan komunikasi untuk menyampaikan atau menerima
sesuatu pesan dari satu sama lain. Komunikasi sendiri memiliki arti sebagai suatu proses
penyampaian dan penerimaan pesan dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi upaya saling
memengaruhi antara keduanya. Namun, jika sebagai manusia tidak mampu berkomunikasi dengan
baik, maka akan terjadi miss communication atau kesalahpahaman antar satu sama lain. miss
komunikasi adalah adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak dalam mencerna proses
komunikasi, sehingga antara pesan yang disampaikan dan pesan yang diterima berbeda arti dan
penafsirannya. Jika kondisi ini terus berlanjut tentu akan membawa dampak yang sangat buruk
bagi kelangsungan Bersama.
Menurut Setiadi, Elly. M (2001) pengertian Konflik secara estimologi berasal dari kata
kerja Latin yaitu "con" yang artinya bersama dan "fligere" yang artinya benturan atau bertabrakan,
topik yang saya angkat yaitu, konflik antar pribadi dalam hubungan antar mahasiswa, konflik
antar mahasiswa terjadi karena adanya miss communication. konflik antar mahasiswa termasuk
dalam bentuk toleransi sosial apa? Jadi, konflik termasuk dalam bentuk interaksi sosial disosiatif.
miss communication yang saya alami tersebut terjadi ketika teman saya bernama Rafi sedang
berkomunukasi dengan teman saya bernama Amanda, mereka saling berkomunikasi tetapi terjadi
perbedebatan di tengah tengah obrolan mereka, dengan komunikasi yang berisikan " maksud lo
3. apa bilang begitu?" padahal maksud dari pembicaraan teman saya yang bernamakan Rafi adalah
untuk saling mengingatkan kesalahan sebelumnya yang sebenernya ingin di luruskan dan malah
terjadi konflik di antara mereka berdua.
Nah biasanya apa yang akan terjadi jika komunikasi antar mahasiswa malah menimbulkan
konflik? kalo menurut saya jika komunikasi antar mahasiswa menimbulkan konflik maka
komunikasi antar mahasiswa tersebut jelek, yang akan mengakibatkan perselisihan antar individu
tersebut, loh, kenapa? kenapa konflik tersebut bisa terjadi di antar mahasiswa? Ya dikarenakan
lawan bicara antar mahasiswa tersebut kurang dapat memahami satu sama lain, karena mereka
tidak paham apa yang sebenernya dikomunikasikan, untuk kelanjutannya bagaimana konflik
tersebut dapat terselesaikan ,kan kalua tidak diselesaikan bisa berakibat sangat fatal? Ya betul
memang jika tidak diselesaikan akan berakibat fatal akan tetapi konflik dapat terselesaikan dengan
cara dikomunikasikan dengan baik dan dengan di perjelas sampai miss communication tersebut
dapat saling memahami, biasanya dimana konflik tersebut terjadi? Tentunya di lingkungan
kampus, dan siapa saja yang yang dapat terlibat di dalam konflik ini? Biasanya antar mahasiswa
yang terjadi miss communication tersebut, dan hal yang paling ditakutkan para mahasiswa jika
terjadi konflik ini , kapan bisa terjadi konflik antar mahasiswa tersebut? Ketika saling kurangnya
pemahaman
Menurut Husen Mulachela (2022). Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat
dihindari oleh setiap manusia. Sebagai mahluk sosial, manusia dikodratkan untuk hidup
bermasyarakat dan berinteraksi dengan manusia lainnya dengan berkomunikasi.
Dengan adanya perbedaan cara bicara dan intonasi yang mengakibatkan terjadinya konflik
pada miskomunikasi, dengan kita dapat melangsungkan komunikasi yang baik maka dapat
menghindari konflik tersebut.
METODOLOGI
Paradigma adalah kerangka pikir umum mengenai teori dan fenomena yang mengandung asumsi
dasar, isu utama, desain penelitian dan serangkaian metode untuk menjawab suatu pertanyaan
penelitian yang lebih spesififik (Ardial, 2014). dalam penelitian ini menggunakan paradigma
4. konstruktivisme, dikarenakan untuk menekankan ketajaman data yang di peroleh dari objek
penelitian, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, adapun penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, dan teknik dalam pengumpulan
data yang di peroleh dalam penelitian ini melalui wawancara, observasi dan studi
kepustakaan.Metode Penelitian
PEMBAHASAN
Sebagai manusia sudah semestinya kita membutuhkan orang lain, yang artinya manusia
sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau
mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu
membutuhkan manusia lain. Indonesia juga disebut sebagai negara multikultural maka kontek
negara multikultural yang dibangun ini berdasarkan atas etnis, ras, agama, kelompok dan tidak
kelompok adat dimana penempatan adat sebagai bagian dari proses perumusan kebijakan publik.
Dengan ada banyak nya suku di indonesia membuat indonesia juga memiliki ragam budaya nya
masing-masing tergantung suka nya tersendiri. tidak dapat dipungkiri dengan adanya perbedaan
ini dapat menyebabkan konflik. Pengertian konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang
atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik artinya percekcokan,
perselisihan dan pertentangan. Dalam hal ini, konflik hahekatnya dimulai dari pikiran. Pikiran
tentang eksistensi diri sendiri maupun dalam konteks ada bersama orang lain atau kelompok.
Dengan begitu, konflik dapat muncul dalam diri sendiri maupun kepada orang lain (Sitoresmi,
2021).
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat
dipahami.
Hubungan antara antropologi dengan komunikasi yaitu, Antropologi merupakan salah satu
bidang ilmu yang menjadi akar atau landasan lahirnya ilmu komunikasi. Pada perkembangan
selanjutnya para ahli budaya menyadari akan pentingnya komunikasi dalam bidang budaya. Bisa
dikatakan bahwa komunikasi merupakan hal yang terpenting atau viral bagi manusia. dalam
menjalankan proses komunikasi banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan misskomunikasi
atau salah dalam menafsirkan pesan, hal tersebut membuat komunikasi tidak dapat berjalan dengan
5. efektif, dalam kasus atau konflik yang saya ambil disini ialah dimana misskomunikasi terjadi
diakibatkan karena banyak faktor, misalnya faktor budaya. Faktor budaya biasanya meliputi
bahasa atau kebahasaan, profesi, latar belakang atau pengetahuan dan sebagainya. Dalam kasus
misskomunikasi yang saya angkat berpusat pada adanya perbedaan bahasa antara komunikator dan
komunikan sehingga mengakibatkan pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak dapat
dimengerti oleh komunikan atau komunikan kurang dapat memberikan timbal balik akibat bahasa
yang digunakan oleh komunikator tidak dapat dipahami.
Menurut Lita Lia (2022), miskomunikasi merupakan sebuah kegagalan berkomunikasi
dengan baik. Tak hanya sebatas itu, kegagalan mengungkapkan ide dengan baik juga disebut
sebagai miskomunikasi. Mengutip dari situs, miskomunikasi adalah keadaan dimana terdapat
kesalahan dalam mengungkapkan pikiran atau kesalahan persepsi dari salah satu lawan bicara.
Pesan yang salah dikomunikasikan oleh pendengar masuk juga sebagai wujud
miskomunikasi. Pada akhirnya, pembicaraan menjadi tidak efektif karena ada kegagalan
menafsirkan makna yang sebenarnya. Miskomunikasi bisa menjadi penyebab utama perusak
hubungan. Baik dalam interaksi bisnis, lingkungan kerja, serta kehidupan sehari-hari.
Menurut Soerjono Soekanto (2006), (Dikutip dari buku Manajemen Konflik Sumber Daya
Alam (2021) karya M. Rawa El Amady, menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah proses sosial
di antara beberapa orang. Ia menjabarkan bahwa konflik terjadi ketika salah satu pihak berupaya
memenuhi tujuannya dengan menentang pihak lain. Penentangan ini bisa dilakukan lewat ancaman
ataupun kekerasan.
Kaitan antara konflik, dengan antropolgi menurut Annisa Nur Fadhillah (2015). Konflik
diakibatkan oleh salah satunya yaitu perbedaan kebudayaan. Cara manusia yang berbeda-beda dan
akhirnya mendarah daging ke dalam suatu kelompok yang besar menyebabkan kemungkinan besar
terjadinya konflik.
Mengapa saya mengambil kasus ini, karena di dalam kasus yang saya ambil ini terdapat
konflik yang berhubungan dengan komunikasi antropologi, di dalam kasus ini terdapat antara dua
orang yang mengalami miss comunication yaitu antara Rafi dan Amanda, mereka mangalami
konflik dengan Amanda yang tidak memahami apa yang sebenernya Rafi maksud di dalam
komunikasi tersebut bahwasanya Amanda menganggap obrolan Rafi kepadanya adalah
menyinggung perasaannya Amanda. Rafi berkata ke pada Amanda dengan nada yang lumayan
tinggi dengan perkatan bahwa Rafi tidak suka dengan tindakan Amanda, Amanda
6. membercandakan Rafi yang sebenernya Rafi tidak suka dengan bercandaan tersebut di depan
teman-temannya yang lain, dan dan di dalam obrolan ini Rafi ingin mengingatkan Amanda untuk
tidak mengulangi bercandaan tersebut di depan banyak orang, tetapi Amanda malah tersinggung
dengan Perkataan Rafi tersebut. Dari konflik ini kita jadi mengetahui bahwa perbedaan nada dan
kurangnya komunikasi yang baik dalam pemberbicara dapat mengakibatkan konflik dan
Miskomunikasi.
Dalam penelitian kali ini, peneliti melakukakan penelitian pada sebuah kejadian nyata. Yang
dimana terjadi konflik sosial yang disebabkan oleh minim nya etik pada seseorang. Peneliti
melakukan wawancara dan observasi kepada seorang mahasiswi perempuan dan mahasiswa laki-
laki sebagai objek penelitian. Peneliti menggunakan model Lasswell sebagai penunjuk proses
komunikasi yang terjadi antara komunikan dan komunikator.Populix.com (2022), Wawancara
adalah percakapan dua orang atau lebih yang berlangsung antara narasumber dan pewawancara
dengan tujuan mengumpulkan data-data berupa informasi. Oleh karena itu, teknik wawancara
adalah salah satu cara pengumpulan data, misalnya untuk penelitian tertentu .Merujuk dari KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia), wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan
sebagainya) untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, dimuat dalam surat
kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi. Kegiatan wawancara dapat
dilakukan untuk berbagai tujuan dan oleh siapa saja, seperti jurnalis, pencari kerja, peneliti, dan
sebagainya. Dalam wawancara tersebut terjadi pesan verbal, yaitu berupa percakapan antara
seorang mahasiswi yang menjadi komunikator dan seorang mahasiswa yang menjadi komunikan,
seorang mahasiswa yang menegur seorang teman perempuannya dengan bercanda yang terlalu
berlebihan di depan umum, seorang mahasiswa itu telah memberitahu kepada beliau bahwa
bercanda yang benar adalah tidak bercanda terlalu berlebihan hingga menyinggung perasaan orang
lain, tetapi mahasiswi itu mengelak dengan menganggap bahwa dia hanya sekedar bercanda. Pada
komunikator, seorang mahasiwi juga merasa tersinggung pada saat itu mendengar perkataan
mahasiswa. Maka komunikan bertindak untuk mencegah mahasiswi tersebut dengan menegur nya.
miskomunikasi. Untuk menghindari miss communication ini yaitu Komunikasikan maksud
dan tujuan secara jelas, pahami pesan yang disampaikan dan jika ada yang masih ragu atau kurang
sebaiknya ditanyakan lagi agar informasi/pesan atas komunikasi yang didapat itu jelas dan tidak
terjadi kesalahpahaman.
7. Antropologi juga mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu sosial lainnya seperti psikologi,
sosiologi karena antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosialyang mempelajari tentang budaya
masyarakat suatu etnis tertentu. Psikologi adalah ilmu pengetrahuan yang mempelajari prilaku
manusia dan proses mental. Antropologi juga mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu sosial
lainnya seperti psikologi, sosiologi karena antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi merupakan ilmu yang
lebih dahulu ada dalam memahami perkembangan interaksi manusia, kemudian antropologi ini
terus berkembang sehingga mulai melihat dan mengkaji pada proses komunikasi yang tercipta.
Inilah yang kemudian menjadikan antropologi menjadi salah satu landasan sehingga lahirnya ilmu
komunikasi. Komunikasi, sosial, budaya, dan perkembangan peradaban sekarang ini adalah tidak
hanya sekedar unsur-unsur dan kata-kata saja tetapi merupakan konsep yang tidak dapat dipisah-
pisahkan. Sehingga studi komunikasi sangat dipengaruhi oleh kajian antropologi begitu juga
perkembangan antropologi yang didasarkan pada kekuatan manusia dalam menciptakan
peradabannya sangat terkait oleh komunikasi (Rizha, 2010).
Sejarah teori komunikasi. Di dalam sejarah teori komunikasi dan setelah itu teori
komunikasi dirumuskan Laswell, akhirnya penelitian tentang komunikasi pun banyak dilakukan
orang, diantaranya Paul Lazarsfeld (pada tahun yang sama, 1948) yang melakukan penelitian
tentang pengaruh dari komunikasi, apakah media massa berpenagurh dalam mengubah pilihan
orang dalam kampanye Pemilu, dan sejenisnya.
Pada tahun 1950-an, Teori Komunikasi pun berkembang. Wilbur Schramm memperkenalkan
Teori Peluru atau “The Bullet Theory Of Communication”. Secara simpel, teori itu menyatakan
bahwa komunikasi merupakan peluru yang dapat ditembakkan pada pendengar/penerima
komunikasi (pendengar/penerima bersifat pasif). Namun, Schramm merevisi teori itu pada tahun
1970-an bahwa pendengar/penerima komunikasi itu tidak pasif.
Pada tahun 1960-an, Marshall MC Luhan dalam bukunya “Understanding Media” (1964)
memperkenalkan teori “The Medium Is The Massage”. Artinya medium menentukan bentuk
pesan/massage. Mc Luhan mengibaratkan dengan cahaya listrik, cahaya listrik untuk menerangi
operasi bedah otakdi rumah sakit akan berbeda dengan cahaya listrik untuk menerangi
pertandingan sepakbola. Dengan konsep ini, Mc Luhan menegaskan bahwa komunikasi akan
8. mencapai sasarn jika sesuai dengan situasi atau kondisi dari penrima komunikasi, bahkan
komunikasi akan percuma jika penerima komunikasi itu sendiri tidak ada.
Jadi, jika Homophily ada maka komunikasi akan efektif, tapi jika Heterophily ada maka
komunikasi tidak akan efektif kecuali jika komunikasi punya Emphatic Ability (kemampuan
komunikator untuk merasakan apa yang dirasakan komunikan). Pada tahun 1980-an Teori
Komunikasi tidak ada yang baru, tapi ada dua studi tentang Efek (dampak/pengaruh komunikasi)
sehubungan dengan semakin canggihnya komunikasi massa. Dua studi tentang efek adalah:
a.Agenda Setting. •kajian ini berkaitan dengan pemilihan Presiden AS pada tahun 1976 (menjelang
pemilihan). •Davis H Heaver (1981) menjelaskan bahwa media komunikasi itu tidak
merefleksikan kenyataan tapi menyaring lalu membentuknya seperti halnya keleidoskop
membentuk cahaya. b.Uses And Gratification •Kajian ini sebenarnya sudah pernah dilakukan pada
tahun 1940-an dan 1950-an, misalnya mengapa masyarakat memilih program tertentu dari siaran
radio? Namun, kajian saat itu tidak melahirkan sebuah studi yang serius.
Teori komunikasi interpersonal
Teori interpersonal adalah proses komunikasi antara dua orang atau lebih secara tatap
muka. Ini memungkinkan komunikator menyampaikan pesan secara langsung dan komunikan
menanggapinya pada saat yang bersamaan, Kaitan teori komunikasi interpersonal mengenai
konflik Konflik antar pribadi dalam hubungan antar mahasiswa
Di dalam kasus ini terdapat antara dua orang yang mengalami miss comunication yaitu antara Rafi
dan Amanda, mereka mangalami konflik dengan Amanda yang tidak memahami apa yang
sebenernya Rafi maksud, dari konflik ini kita jadi mengetahui bahwa perbedaan nada dan
kurangnya komunikasi yang baik dalam pemberbicara dapat mengakibatkan konflik dan
miskomunikasi, untuk menghindari miss communication ini yaitu kita harus memahami betul
mengenai komunikasi interpersonal, dan juga perlu dikomunikasikan maksud dan tujuan secara
jelas, pahami pesan yang disampaikan dan jika ada yang masih ragu atau kurang sebaiknya
ditanyakan lagi agar informasi/pesan atas komunikasi yang didapat itu jelas dan tidak terjadi
kesalahpahaman.
Cara yang mereka lakukan untuk menyelesaikan konflik adalah dengan cara saling menghargai
budaya satu sama lain. Dengan cara itu mereka juga mengimplentasikan Antropologi komunikasi
9. atau ilmu tentang manusia sosial. Seperti yang kita ketahui dengan kita berkomunikasi kita juga
harus memperhatikan psikologi dan sosiologi dari lawan bicara kita. Dengan begitu kita dapat
mengetahui latar belakang lawan komunikasi kita, jika sudah seperti itu maka kita juga dapat
melangsungkan komunikasi yang efektif dan efisien.
Kesimpulan
Menurut Setiadi, Elly. M (2001) pengertian Konflik secara estimologi berasal dari kata kerja Latin
yaitu "con" yang artinya bersama dan "fligere" yang artinya benturan atau bertabrakan, topik yang
saya angkat yaitu, konflik antar pribadi dalam hubungan antar mahasiswa, konflik antar
mahasiswa terjadi karena adanya miss communication untuk miss communication ini yaitu kita
harus memahami betul mengenai komunikasi interpersonal, dan juga perlu dikomunikasikan
maksud dan tujuan secara jelas, pahami pesan yang disampaikan dan jika ada yang masih ragu
atau kurang sebaiknya ditanyakan lagi agar informasi/pesan atas komunikasi yang didapat itu jelas
dan tidak terjadi kesalahpahaman.
10. Daftar Pustaka
45-190-1-PB. (n.d.).
53-Article Text-107-1-10-20160404. (n.d.).
Abubakar, F. (2015). Pengaruh Komunikasi Interpersonal antara Dosen dan Mahasiswa Terhadap
Motivasi Belajar dan Prestasi Akademik Mahasiswa Effect of Interpersonal Communication
Between Lecturer and Students of Learning and Achievement Motivation for Students. In Jurnal
Pekommas (Vol. 18, Issue 1).
Clara Sari, A. (2018). KOMUNIKASI DAN MEDIA SOSIAL.
https://www.researchgate.net/publication/329998890
Kustiawan, W., Sri, A., Mz Siregar, M., Nabila, F., Harahap, K. H., Aini, L., Pulungan, N. L., & Faidah,
Y. (2022). Teori-Teori dalam Komunikasi Massa. KENDALI DAN LISTRIK, 3(2).
Marlinov, I. T. (n.d.). KAJIAN ANTROPOLOGI HUKUM DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA.
Somantrie, H. (2011). Konflik dalam Perspektif Pendidikan Multikultural. In Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan (Vol. 17).
11. Sukarji, G. (2017, November 6). PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI.
Ppsdmaparatur.Esdm.Go.Id. https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/artikel/peran-komunikasi-dalam-
organisasi