Konflik terjadi di divisi acara universitas akibat adanya miskomunikasi antara anggota divisi. Miskomunikasi ini disebabkan oleh kurangnya respon dari dua anggota divisi terhadap tugas yang diberikan, sementara anggota lain merasa pekerjaan mereka tidak adil. Perbedaan latar belakang budaya dan pengalaman anggota divisi berpotensi menimbulkan konflik dalam komunikasi.
1. KONFLIK DALAM SEBUAH DIVISI AKIBAT ADANYA MISKOMUNIKASI
Donna Kezia Gertruida Sinaga, Novalia Agung Wardjito Ardhoyo, Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
E-mail : donnakeziaaabigail12@gmail.com
ABSTRAK- Yang utama dalam berinteraksi adalah komunikasi hal ini berkaitan erat dengan
antropologi karena pelaku interaksi itu sendiri adalah manusia yang mana memiliki kebudayaan
yang berbeda-beda. Dalam komunikasi pasti akan timbul gangguan seperti konflik yang
kemungkinan disebabkan oleh perbedaan bahasa, budaya, pengetahuan dan pengalaman.
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk memberikan contoh konflik nyata yang terjadi di sekitar
penulis serta penyelesaian dari konflik tersebut. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan melalui wawancara dan observasi. Perbedaan latar belakang budaya serta pengetahuan
dan pengalaman dapat menimbulkan konflik. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
perbedaan latar belakang mempengaruhi gaya atau cara seseorang dalam berinteraksi dan
berkomunikasi sehingga dapat menimbukan konflik.
Kata kunci : latar belakang, komunikasi, budaya
PENDAHULUAN
Komunikasi menurut saya adalah interaksi yang paling utama diantara satu indivudu dengan
individu lain, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Komunikasi juga
dilakukan untuk mencapai tujuan seperti memberi dan menerima informasi namun komunikasi ini
dilakukan oleh manusia yang berbudaya otomatis ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu budaya,
latar belakang, pengalaman serta pengetahuan yang dimiliki setiap individu. Oleh karena itu dalam
berkomunikasi pasti ada yang namanya gangguan dalah satunya seperti mis komunikasi atau miss
communication. Menurut Marketing91 miss communication tersebut adalah ketidakberhasilan dua
orang untuk bisa berkomunikasi secarai memadai. Istilah ini sangat menggambarkan
2. ketidakmampuan seseorang untuk menyampaikan ide atau pikirannya dengan baik. Suatu hal
terjadi tentu memiliki sebab atau alasan tertentu begitu juga dengan Miskomunikasi berikut adalah
faktor penyebab terjadinya Miskomunikasi diantaranya adalah :
1. Terlalu banyak hal yang dibicarakan, komunikasi seharusnya tetap sederhana. Sebagai
komunikator kita hanya perlu menyampaikan hal yang perlu disampaikan karena nyatanya
terlalu banyak bicara atau terlalu banyak hal yang dibahas hanya akan membuat komunikan
atau si penerima pesan menjadi bingung. Oleh karena itu tulis pesan sederhana dengan
maksud yang jelas.
2. Pembicaraan yang tidak sehat, hal ini bisa terjadi saat dalam berinteraksi ada beberapa
pihak yang dominan dan tidak menerima kekalahan. Hal ini menimbulkan suasana yang
tidak efektif dan terjadilah Miskomunikasi.
3. Faktor yang berhubungan dengan psikologi, menurut saya sendiri pikiran dan perasaan
merupakan faktor terbesar terjadinya miskomunikasi hal-hal yang sudah terbentuk serta
emosi yang menguasai diri adalah beberapa hal yang mendukung miskomunikasi.
4. Kurangnya kemampuan berbicara dan menulis dengan efektif, berbicara dan menulis
adalah salah satu cara berkomunikasi dan berinteraksi yang baik tetapi masih banyak
individu yang seringkali membuat penerima pesan menjadi bingung karena tulisannya
yang tidak mengarah ke poin utama melainkan menuliskan hal-hal yang menyebabkan si
penerima pesan menjadi salah tafsir atau salah paham sehingga pesan yang bertujuan
positif diterima dengan sebaliknya.
Komunikasi ini memiliki peluang besar untuk menimbulkan terjadinya konflik. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik sendiri adalah percekcokan, perselisihan, dan
pertentangan.
Soerjono Soekanto membagi perbedaan sosial menjadi lima jenis yaitu:
1. Perbedaan pandangan atau pertentangan pribadi antara dua individu atau lebih.
2. Pertentangan rasial akibat perbedaan ras.
3. Pertentangan kelas sosial karena perbedaan kepentingan antar kelas sosial.
3. 4. Pertentangan politik karena tujuan politis seseorang atau kelompok.
5. Pertentangan internasional karena perbedaan kepentingan yang mempengaruhi kedaulatan
negara.
Ralf Dahrendorf mengklasifikasikan perbedaan sebagai berikut:
1. Konflik peran antara individu yang memiliki peran sosial yang berbeda.
2. Pertentangan antara kelompok sosial.
3. Pertentangan antara kelompok terorganisir dan tidak terorganisir.
4. Pertentangan antara satuan nasional seperti partai politik, negara atau organisasi internasional.
Berkaitan dengan hal diatas Miss Communication yang menimbulkan konflik dalam kasus yang
saya alami ini berada didalam sebuah divisi yaitu divisi acara yang mana dibentuk untuk mengatur
sebuah acara. Dalam sebuah divisi ini terdapat 6 orang didalamnya dengan tugas-tugas yang sangat
penting untuk keberlangsungan acara.
Dalam divisi acara ini memiliki 2 kakak tingkat yaitu N dan F yang di pilih untuk membimbing 4
mahasiswa baru yang ada juga didalam divisi tersebut yaitu K, R, M dan G. Divisi acara juga sudah
membuat grup untuk mempermudah komunikasi.
Tetapi setelah 1 bulan berjalan M dan G yang merupakan teman dekat jarang bahkan hampir tidak
pernah merespon tugas-tugas yang diberikan oleh koordinator divisi yaitu kakak tingkat.
Sementara itu K dan R yang selalu merespon setiap tugas yg diberikan akhirnya merasa tidak adil
walaupun sampai akhir mereka tetap mengerjakannya. 2 hari menjelang acara ketua pelaksana
acara mengadakan kesatuan hati dimana seluruh panitia boleh mengungkapkan keluh kesah satu
sama lain pada saat itu koordinator acara ternyata merasakan hal yang sama dengan K dan R lalu
mereka menyampaikan keluh kesahnya dan I memberikan evaluasi terhadap M dan G.
Dalam kasus ini ada dua informan yaitu pihak yang kurang merespon dan pihak yang merasa
kurang direspon. Karena beberapa kendala yang ada saya hanya akan mewawancarai 1 orang dari
pihak yang kurang merespon dan 2 orang dari pihak yang merasa kurang di respon.
4. Menurut Departemen Antropologi Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
secara etimologi antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan logos yang yaitu
ilmu atau wacana. Secara sederhana, antropologi adalah ilmu yang mempelajari segala macam
perbedaan, urusan dan budaya yang muncul dalam kehidupan manusia.
Menurut Koentjaraningrat (2002) Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada
umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang
dihasilkan.
Antropologi merupakan salah satu bidang ilmu yang menjadi akar atau landasan lahirnya ilmu
komunikasi. Pada perkembangan selanjutnya para ahli budaya menyadari akan pentingnya
komunikasi dalam bidang budaya. Bisa dikatakan bahwa komunikasi merupakan hal yang
terpenting atau viral bagi manusia.
Sementara Komunikasi menurut saya sendiri seperti yang saya sudah jelaskan diatas interaksi
paling utama diantara satu indivudu dengan individu lain, individu dengan kelompok maupun
kelompok dengan kelompok. Komunikasi juga dilakukan untuk mencapai tujuan seperti memberi
dan menerima informasi antar penyebaran pesan atau informasi dari indivudi ke individu lain
maupun dari individu ke kelompok dan kelompok ke kelompok komunikasi dapat berbentuk
verbal dan nonverbal, komunikasi verbal merupakan komunikasi dalam bentuk lisan atau tulisan
sedangkan komunikasi non verbal merupakan komunikasi yang umumnya menggunakan bahasa
tubuh ataupun simbol-simbol seperti ekspresi, gerakan tangan, tanda, dsb.
Antropologi dikatakan sebagai salah satu akar atau landasan dari mana ilmu komunikasi muncul.
Dengan berkembangnya antropologi, para ahli budaya akhirnya memahami bahwa budaya juga
sangat bergantung pada komunikasi Ini adalah studi tentang proses komunikasi sehingga
pengetahuan lahir Komunikasi antropologi.
Dalam Ilmu komunikasi dijelaskan bahwa gangguan atau yang bisa di sebut noise dalam
komunikasi terjadi disebabkan oleh beberapa faktor yang melatar belakangi hal tersebut seperti,
ilmu pengetahuan,
dan budaya dan lingkungan. Dikarenakan hal tersebut, terjadi perbedaan pengertian diantara
komunikator dan juga komunikan.
5. Sesuai dengan permasalahan konflik yang saya jelaskan terdapat miskomunikasi yang terjadi
yaitu kurangnya respon yang dimana dalam sebuah tim atau divisi saling merespon setiap
informasi atau tugas adalah sesuatu yang sangat penting untuk berjalannya acara namun sangat
disayangkan hal tersebut terjadi dan lumayan menjadi penghambat untuk anggota yang lain, hal
tersebut dapat dikatakan sebagai noise atau gangguan dalam proses komunikasi yang sedang
berjalan. Hal ini bisa terjadi karena perbedaan pengalaman ataupun kurangnya pengetahuan
mengenai antropologi atau ilmu yang mempelajari tentang manusia yang dimiliki oleh anggota.
Menurut saya antropologi memiliki kaitan yang erat dengan gangguan seperti miss communication
dan juga konflik karena antropologi dapat membuat kita bisa menyesuaikan diri dalam
berkomunikasi tentu dengan orang, budaya, latar belakang serta situasi yang berbeda-beda karena
konflik atau pertentangan bisa terjadi karena beberapa faktor diatas, hal itu juga dapat
menimbulkan kesalahpahaman dan terjadilah miss communication.
Oleh karena itu pengetahuan atau ilmu sangat diperlukan untuk berjalannya proses komunikasi
yang minim dan tidak ada gangguan agar setiap individu memiliki pemahaman bagaimana cara
merespon setiap informasi maupun bertindak dalam sebuah divisi baik cara menerima atau
menolak tugas yang telah diberikan.
Maka dari itu saya memilih konflik antara divisi acara dengan 2 anggota didalamnya yang sangat
kurang dalam merespon tugas dan informasi yang diberikan yang membuat proses komunikasi
diantara divisi acara menjadi terhambat karena gangguan tersebut.
Untuk itu penting bagi saya dan teman-teman untuk mempelajari antropologi komunikasi agar kita
dapat mendapatkan pengetahuan mengenai cara merespon setiap informasi dan tugas yang
diberikan dengan baik dan sesuai aturan ataupun yang juga berkaitan dengan budaya.
Kita juga bisa belajar bahwa dalam proses komunikasi pasti akan mengalami gangguan atau noise
yang dimana gangguan ini memiliki beberapa jenis.
dengan mempelajari antropologi komunikasi juga diharapkan komunikator dan juga komunikan
dapat membuat komunikasi yang efektif sehingga dapat meminimalisir terjadinya gesekan atau
konflik antar masyarakat yang bisa menjadi pemicu memecah belah bangsa. Dengan demikian
sangat penting untuk menghindari suatu konflik yang terjadi akibat misskomunikasi apalagi
konflik tersebut sudah berdampak bagi ruang lingkup yang besar seperti perusahaan atau bahkan
6. negara. Dengan menghindari konflik maka hal ini telah memperkecil terjadinya miss
communication. Semakin minim misskomunikasi maka dapat dikatakan proses komunikasi yang
dilakukan sudah efektif dan sangat baik apabila sampai mendapatkan feedback atau timbal balik
dari komunikan yang diajak bertukar pesan.
METODOLOGI PENELITIAN
* Wawancara
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Wawancara adalah sesi tanya jawab dengan
seseorang (pejabat dan sebagainya) untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu
hal, yang dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi.
Rangkaian wawancara ini bisa dilakukan dengan tujuan apapun dan oleh siapa pun, seperti
wartawan, pencari kerja, peneliti, dan mahasiswa sekalipun. Tujuan saya melakukan wawancara
ini agar bisa mendapatkan informasi atau pesan yang akurat dan tidak menimbulkan
kesalahpahaman.
Menurut sejarah, wawancara berasal dalam dunia filsafat. Pada abad ke 5 hingga abad ke 4, sistem
filosofis yang terkenal di dunia yaitu dari ajaran Plato, Socrates, Democritus hingga Aristoteles
telah menyiapkan berbagai bentuk dialog.
Percakapan yang bersifat filosofis ini dilakukan antara para pemikir dan murid atau lawan bicara
mereka. Seperti Socrates yang dalam pidatonya cenderung menggunakan teknik syncrisis.
Sinkronisasi adalah perbandingan sudut pandang tentang sebuah masalah atau kasus tertentu
(Abdullah, 2021).
Peran Wawancara :
1. Mencegah kesalahan informasi atau data yang tidak konsisten.
2. Informasi atau data yang diperoleh dari wawancara melengkapi informasi awal.
3. Untuk mendapatkan informasi secara menyeluruh, akurat, jujur, dan mendalam.
4. Mendapatkan informasi dan data yang obyektif dan seimbang.
7. 5. Mencari kemungkinan adanya sudut pandang baru terhadap suatu masalah (Laudia, 2021).
Dalam penelitian ini saya menggunakan metode kualitatif yang yang fokus pada analisis data
kualitatif seperti wawancara dan observasi. Hal ini dilakukan dengan tujuan memahami atau
mengerti dari berbagai sudut pandang individu yang terlibat di dalam konflik ini. Metode
penelitian yang saya gunakan sangat membantu dalam mencari dan memperluas data yang
bertujuan untuk menyimpulkan hasil dari penelitian ini. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas
wawancara menurut KBBI adalah sesi tanya jawab dengan seseorang untuk dimintai Keterangan
atau informasi atau pendapatnya mengenai suatu hal yang dimuat dalam suatu surat kabar disiarkan
melalui radio atau ditayangkan pada layar mengenai suatu hal yang dimuat dalam suatu surat kabar
disiarkan melalui radio atau ditayangkan pada layar televisi. Dalam hal ini saya memakai dua
instrumen pada metode penelitian yaitu terdapat dua informan atau narasumber yang saya
wawancarai yaitu Kila (perempuan) berusia 19 Tahun dan Nana (perempuan) berusia 21 Tahun
dari pihak yang merasa kurang di respon dan Mina (perempuan) berusia 19 Tahun dari pihak yang
kurang merespon. Berikut akan saya Sebutkan beberapa pertanyaan yang akan saya ajukan kepada
ketiga info tersebut yang telah saya informasikan.
Berikut daftar pertanyaan yang akan saya ajukan:
1. Apakah penyebab atau alasan yang membuat kamu jarang atau hampir tidak pernah
merespon informasi atau tugas di grup divisi?
2. Apakah karena kurangnya intensitas waktu bertemu dan kurang mengenal antar anggota
secara pribadi yang menjadi alasan kamu enggan merespon informasi atau tugas di grup
divisi?
3. Apa dampak yang muncul karena hal tersebut menurut sudut pandang kalian sebagai teman
satu divisi?
4. Bagaimana penyelesaian dari konflik ini?
Langkah selanjutnya yang akan saya lakukan setelah mengajukan pertanyaan di atas
kepada informan, saya akan melanjutkan dengan melakukan metode penelitian yang
berikutnya yaitu observasi. Dalam penelitian ini saya akan mencoba mengamati informan-
informan saya yaitu Kila sebagai anggota divisi yang merasa kurang dibantu dan direspon
kemudian ada Nana sebagai ketua divisi atau koordinator yang memberikan informasi serta
tugas dan yang terakhir Mina anggota divisi yang jarang atau hampir tidak pernah
8. merespon informasi dan tugas yang diberikan. Hal ini terjadi di dalam grup divisi yang
dibentuk untuk menangani acara tersebut dan dalam divisi ini ada beberapa anggota yang
memiliki kendala sehingga tidak bisa diwawancarai namun setelah diadakan evaluasi
beberapa anggota ini memiliki pendapat yang sama dengan Kila dan Nana maka dari itu
Kila dan Nana menjadi perwakilan dari mereka. Untuk saat ini konflik tersebut sudah
diselesaikan dengan baik jadi tidak ada kesalahpahaman lagi yang terjadi di antara anggota.
* Observasi
menurut Suharsimi observasi adalah pengamatan langsung pada sebuah objek di lingkungan yang
masih berlangsung atau dalam tahap kajian menggunakan panca indera. Tindakan observasi
dilakukan secara sengaja dengan mematuhi aturan pengamatan yang berlaku. Secara umum
sekarang observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan selama adu argumen atau
berlangsung dengan beberapa narasumber.
Menurut Walidjo dalam Teknik Observasi (Kapita Selekta Metodologi Penelitian (2020)).
observasi mempunyai empat ciri penting yaitu:
1. Observasi mempunyai sasaran yang khusus artinya observasi dilakukan untuk mencapai sasaran
khusus yang diinginkan oleh observer (orang yang melakukan observasi).
2. Observasi dilakukan secara sistematis dimana observasi dilakukan dengan cara yang sistematis,
terstruktur, dan mempunyai prosedur. Agar dalam penerapannya, observasi dapat berjalan dengan
baik.
3. Observasi membutuhkan pencatatan dengan segera yaitu segala detail kecil yang ditemui dalam
proses observasi harus sesegera mungkin dicatat agar tidak lupa dan demi menghindari hilangnya
informasi penting.
9. 4. Observasi membutuhkan keahlian artinya observasi membutuhkan keahlian dari observer,
misalnya bagaimana memperhatikan, melakukan proses pengamatan, ketelitian, dan lain
sebagainya.
Manfaat dari Observasi
Jika Anda menjelaskan makna dan tujuan observasi, maka beberapa keuntungan observasi dapat
diperoleh, antara lain:
Hasil pengamatan dapat disetujui dengan hasil penelitian.
Deskripsi yang muncul dalam observasi dapat menjelaskan atau memprediksi dunia nyata.
Mengizinkan orang untuk menafsirkan hasil dan cara mereka ditafsirkan.
Observasi dapat memberikan penjelasan yang rinci tentang suatu peristiwa dan dapat diuji secara
kualitatif serta menimbulkan spekulasi tentang peristiwa tersebut dalam kondisi yang sebenarnya.
Observasi dapat menangkap beberapa tanda yang terkadang palsu. Proses observasi dapat
merekam berbagai kondisi yang tidak dapat direproduksi dalam eksperimen tertentu.
Suatu peristiwa dapat dicatat secara kronologis sehingga berkesinambungan dan utuh.
Observasi dapat digabungkan dengan sistem lain yang sesuai (Pandu, 2021).
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam jurnal ini peneliti mencoba melakukan penelitian tentang konflik atau miss communication
yang terjadi dalam sebuah divisi acara yang mana hal ini terjadi karena kurangnya interaksi serta
adanya perbedaan pengalaman, budaya maupun pengetahuan seputar divisi tersebut.
Dengan adanya teknologi dan media sosial manusia sangat terbantu dalam berkomunikasi dan
memenuhi kebutuhannya. Walaupun tidak dipungkiri sosial media dan komunikasi jarak jauh
sering kali menimbulkan kesalahpahaman atau konfik antar individu maupun kelompok karena
pada dasarnya kita adalah makhluk sosial yang memiliki kebudayaan serta gaya dan bahasa yang
10. berbeda. Di era digital ini masih banyak di temukan individu yang kurang bijak dalam bersosial
media atau berinteraksi secara digital.
Pada konflik ini saya sebagai peneliti menggunakan Teori Pola Interaksi Hubungan atau
Interactional Relationship Pattern Theory.
* Sejarah
Berdasarkan buku "Teori-Teori Komunikasi Konflik" yang ditulis oleh Dewanto Putra Fajar, Teori
Pola Interaksi Hubungan pertama kali dikembangkan oleh Gregory Bateson, aul Watzlawick, dan
para ilmuwan lain dari aliran Palo Alto saat mereka mempelajari hubungan antarpribadi (Littlejohn
dan Foss, 2009: 284). Aliran Palo Alto sendiri menjadi pilihan banyak ilmuwan yang melakukan
penelitian mendalam tentang schizophrenia sebagai bagian dari masalah komunikasi antarpribadi
dalam keluarga (Peters, 2008: 692).
*Definisi
Teori Pola Interaksi Hubungan ini lebih memfokuskan pada pola-pola interaksi yang terjadi pada
setiap interaksi sosial. Secara umum, teori ini menganggap manusia sebagai satu sistem yang
bergerak berdasarkan instruksi dari orang lain. Oleh karena itu, instruksi yang berbeda-beda akan
menghasilkan yang berbeda-beda pula. Teori ini menganggap perilaku dan interaksi sosial
individu sebagai sesuatu yang sistematis sehingga dapat diprediksi sebelumnya, termasuk dalam
konflik interpersonal. Sebagai ilustrasi sederhana dua individu yang saling berisi tegang sejatinya
menghasilkan implikasi pada hubungan antara keduanya John dan hernie terlibat dalam
pertengkaran mulut yang seru karena keduanya memperebutkan sumber daya yang sama atau
dalam hal ini cinta dari seorang wanita bernama Jennifer ketika keduanya bertemu dalam satu
waktu langsung saja keduanya berada mulut dengan mengungkapkan kata-kata kotor yang tidak
senonoh di sisi lain keduanya juga saling memberikan intimidasi serius dengan tujuan
mengalahkan pesaingnya kondisi demikian menghasilkan intensitas ketegangan diantara dua pihak
semakin tinggi yang menjadikan konflik di antara mereka menjadi sulit diatasi.
11. Pengetahuan umum mengenai konflik biasanya dimulai dengan fakta bahwa konflik adalah bentuk
pertentangan yang umum terjadi dalam interaksi sosial, termasuk dalam komunikasi. Berdasarkan
asumsi yang diajukan oleh teori tersebut, terdapat pemahaman yang lebih spesifik tentang konflik,
yaitu bahwa interaksi sosial dapat muncul sebagai bagian dari bentuk-bentuk pengendalian dan
kepatuhan, hingga mencapai bentuk pertentangan seperti yang dianut oleh penganut sibernetika.
Oleh karena itu, para penganut pandangan sibernetika yang tergabung dalam mahzab Palo Alto
melihat konflik sebagai bentuk kompetisi yang menunjukkan peningkatan kekuatan, yang dikenal
sebagai bentuk simetri kompetitif (Little John dan Foss, 2009: 285). Pandangan ini menarik karena
pendekatan sibernetika tampaknya mampu menjelaskan satu bagian dari interaksi sosial sebagai
penjelasan sederhana tentang interaksi semua pihak yang terlibat dalam konflik. Hal ini sekaligus
menunjukkan bahwa konflik dalam pandangan sibernetik mirip dengan arus listrik yang saling
bertabrakan dalam satu kabel yang sama sehingga menmbulkan hubungan arus pendek.
Pandangan ini begitu sederhana namun memiliki implikasi besar dalam menjelaskan proses
konflik, termasuk penjelasan tentang penyelesaian. Dengan demikian, pengetahuan kita tentang
pola kendali dalam hubungan komunikasi membantu individu untuk menjelaskan awal mula
konflik hingga usaha yang tepat untuk menghentikan konflik.
Teori model interaksi hubungan yang dikembangkan oleh Batason dan Wattlawig nampaknya
dapat membantu seseorang memahami bagaimana ia berhubungan dengan orang lain dan pola apa
yang terbentuk dari hubungan tersebut. Oleh karena itu, secara umum teori ini dapat diterapkan
untuk menganalisis segala bentuk hubungan interpersonal dan memberikan gambaran pola yang
terbentuk dari hubungan tersebut. Meskipun teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan pola
hubungan dalam konflik, kemampuannya dalam menjelaskan hubungan antarindividu
membuatnya dapat digunakan untuk memahami konflik sebagai bentuk interaksi sosial, meskipun
hanya secara umum.
*Analisis Wawancara
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2015:72) wawancara adalah pertemuan yang dilakukan oleh
dua orang untuk bertukar informasi mupun suatu ide dengan cara tanya jawab, sehingga dapat
dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan atau makna dalam topik tertentu. Berdasarkan
12. pengertian wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mendapat informasi yang jelas dan
terpercaya wawancara paling baik dilakukan dengan mengadakan pertemuan.
Kegiatan wawancara ini juga dilakukan dalam penelitian ini untuk mendapatkan jawaban atau
solusi serta mengetahui konflik ini lebih dalam. Wawancara dilakukan juga dengan tujuan
memperoleh Informasi secukupnya yang dapat menjawab kesalahpahaman atau konflik yang ada
serta melihat pendapat dari berbagai sudut pandang yang ada.
Dalam penelitian ini saya sebagai Penulis sekaligus orang yang ada dalam konflik ini
menggunakan metode kualitatif dengan mewawancarai ketiga informan saya yaitu Kila 19 tahun
selaku anggota divisi yang kurang dibantu dan direspon kemudian juga ada Nana 21 tahun selaku
ketua divisi atau koordinator yang memberikan tugas dan terakhir yaitu Mina 19 tahun sebagai
anggota divisi yang kurang merespon tugas yang diberikan. Konflik ini terjadi di dalam grup
WhatsApp divisi yang dibentuk untuk menangani dan merancang kegiatan dalam acara tersebut.
Divisi ini dibentuk tentu dengan tujuan membantu meringankan segala hal yang harus
dipersiapkan untuk acara maka dari itu ada beberapa anggota di dalam divisi yang diAda beberapa
anggota di dalam divisi yang di dalamnya memiliki tugas masing-masing tugas tersebut biasanya
akan diinformasikan atau diajukan oleh koordinator untuk bertanya siapa yang bersedia melakukan
tugas tersebut Oleh karena itu hal ini menjadi konflik karena ternyata tujuan dibentuknya divisi ini
dengan anggota yang ada tidak meringankan melainkan memberatkan beberapa pihak di
dalamnya. Namun setelah hal ini terjadi dilakukan evaluasi secara menyeluruh kepada seluruh
panitia dan masalah ini sudah diselesaikan yaitu dengan koordinator mengevaluasi Mina dan
memberikan pesan atau informasi hal-hal yang harusnya dilakukan sebagai anggota divisi.
Dengan konflik yang ada yang sudah saya jelaskan saya memilih untuk menggunakan teori
komunikasi pola interaksi hubungan. Karena teori pola interaksi hubungan ini menjelaskan bahwa
manusia sebagai suatu sistem bergerak berdasarkan perintah yang diberikan oleh orang lain Oleh
karena itu perintah yang berbeda menghasilkan reaksi yang berbeda-beda pola Teori ini menjadi
teori yang memandang perilaku dan interaksi sosial individu sebagai suatu yang sistematis
sehingga bisa diperkirakan sebelumnya dalam hal ini menjadi pelajaran sebagai koordinator atau
ketua dalam menghadapi setiap individu yang memiliki pemikiran yang tentu berbeda-beda serta
memiliki reaksi yang berbeda-beda pula. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut tentu membuat
13. koordinator atau ketua bisa menyikapi dengan bijak. Oleh karena itu sebagai koordinator atau
ketua harus tegas serta objektif dalam memberikan tugas agar setiap pertanyaan atau tugas yang
diberikan bisa direspon dengan baik dan profesional.
Berikut saya akan paparkan hasil jawaban dari pertanyaan yang telah saya ajukan:
1. Apa penyebab atau alasan yang membuat kamu jarang atau hampir tidak pernah merespon
informasi atau tugas di grup divisi?
Ini adalah jawaban dari Mina sebagai anggota divisi yang kurang merespon tugas :
Mina mengatakan bawa alasan dia melakukan hal tersebut adalah karena dia merasa
canggung dan tidak tahu harus merespon dengan bagaimana apalagi Mina merasa kurang
dekat dengan anggota divisi yang lain serta ini adalah pertama kali dia menjadi panitia
dalam suatu acara.
2. Apakah karena kurangnya intensitas waktu bertemu dan kurang mengenal antar anggota
secara pribadi yang menjadi alasan kamu enggan merespon informasi atau tugas di grup
divisi?
Ini adalah jawaban dari Mina sebagai anggota divisi yang kurang merespon tugas:
Menurut Mina hal yang menjadi pertanyaan ini adalah salah satu alasan dia kurang
merespon di dalam grup divisi.
3. Apa dampak yang muncul karena hal tersebut?
Ini adalah jawaban dari Nana sebagai koordinator atau ketua divisi:
Menurut pendapat dan kenyataan yang terjadi Nana selaku ketua koordinator merasa
kurang terbantu dan merasa terlalu membebankan beberapa tugas kepada anggota lain dan
pekerjaan yang harusnya lebih cepat selesai menjadi bertele-tele dan tidak terselesaikan
secara cepat serta membuat beberapa anggota kelelahan karena beban tugas yang ada.
4. Bagaimana penyelesaian dari konflik ini?
Ini adalah jawaban dari Kila sebagai anggota divisi yang kurang dibantu:
Masalah ini sudah terselesaikan dengan baik. Sebelum acara dilakukan evaluasi secara
menyeluruh kepada semua panitia yang ada oleh karena itu koordinator divisi acara
14. mengevaluasi Mina dan memberikan pesan agar dia bisa lebih baik lagi dalam mengerjakan
suatu hal dan menjadi lebih profesional serta bertanggung jawab. Kila sebagai anggota
divisi yang kurang dibantu juga merasa cukup dan tidak ingin memperpanjang konflik.
Pada dasarnya pengalaman dan pemahaman atau pengetahuan bisa memicu seseorang dalam
bertindak berpikir ataupun merespon sesuatu. Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah atau
mengurangi peristiwa atau konflik seperti ini adalah memberikan saran atau justru harus
mempelajari terlebih dahulu hal-hal yang akan dilakukan terutama hal yang berpengaruh bagi
banyak orang. Berikut adalah hal-hal yang harusnya dilakukan
Sebagai seseorang yang bertanggung jawab sebelum menerima ajakan atau tawaran untuk
melakukan suatu hal yang serius seharusnya kita bisa research atau mencari tahu mengenai
hal yang akan kita lakukan sehingga kita tidak buta arah.
Ketika kita sudah menerima atau menyetujui ajakan sebaiknya kita bertanggung jawab
apalagi hal ini berdampak kepada orang banyak.
Bekerja di dalam tim atau divisi mungkin berbeda-beda bagi setiap orang oleh karena itu
kita harus bisa memahami setiap sifat dari partner atau anggota sesama tim atau divisi
tersebut sehingga bisa meminimalisir miskomunikasi atau konflik yang bisa terjadi.
KESIMPULAN
Menurut penelitian yang telah saya lakukan konflik atau kasus yang terjadi ini disebabkan
oleh kurangnya respon dari salah satu anggota dalam menerima tugas ataupun informasi
yang diberikan. Respon atau feedback sendiri sangat diperlukan dan penting terutama
ketika kita bekerja dalam satu tim yang didalamnya tentu bukan hanya kita sendiri
melainkan ada orang lain dengan sifat dan kepribadian yang berbeda-beda. Bekerja sama
dalam suatu tim atau divisi sebenarnya sangat mencerminkan manusia sebagai makhluk
sosial yang sangat membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya
15. maupun memenuhi kebutuhan bersama oleh karena itu diperlukan chemistry atau
hubungan baik yang terjalin antar pribadi dalam divisi.
Dalam suatu divisi sangat dibutuhkan timbal balik atau feedback karena hal ini sangat
berpengaruh pada berlangsungnya atau berjalannya kerjasama tim untuk menghasilkan
acara yang terbaik. Apalagi dalam suatu acara yang lingkupnya besar pasti ada beberapa
hal yang harus dilakukan agar acara ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses.
Oleh karena itu dibentuk divisi atau tim yang di dalamnya ada beberapa kepala bertujuan
untuk meringankan atau menyelesaikan setiap tugas yang harus dilakukan sehingga dapat
mempersingkat waktu.
Proses dari komunikasi pola interaksi hubungan bisa menjadi patokan atau bisa menjadi
solusi terutama dalam membangun sebuah interaksi hubungan baik antar individu maupun
antar kelompok ataupun individu dengan kelompok.
Berdasarkan konflik sosial yang saya jadikan penelitian Dengan menggunakan teori pola
interaksi hubungan membuktikan bahwa konflik sosial dapat diselesaikan atau dapat
dibantu dengan teori komunikasi yang ada. Dengan mempelajari teori ini dan dari kasus
ini kita bisa mengetahui atau mengantisipasi respon-respon yang akan diberikan sesuai
dengan pertanyaan atau hal yang kita ajukan.
DAFTAR ISI
Marketing91 (2022). Pengertian Miskomunikasi . Diakses dari Glints.com .
https://glints.com/id/lowongan/miskomunikasi-miscommunication-
adalah/#.ZDsM9qQxVzA
Fakultas Ilmu Budaya UGM (2016). Ilmu Antropologi menurut FIB UGM . Diakses
dari fib.ugm.ac.id .
https://fib.ugm.ac.id/akademik/program-sarjana/antropologi
Arum S.P (2022). Antropologi menurut Koentjaraningrat . Diakses dari
amp.kompas.com
16. https://amp.kompas.com/skola/read/2019/12/15/133613469/antropologi-
pengertian-ahli-obyek-fungsi-tujuan-dan-manfaatnya
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2015). Konflik menurut Soerjono
Soekanto . Diakses dari elearning.menhlk.go.id
https://elearning.menlhk.go.id/pluginfile.php/849/mod_resource/content/1/index.ht
ml
Populix (2022). Wawancara menurut KBBI . Diakses dari info.populix.co
https://info.populix.co/articles/
Abdullah (2021). Sejarah Wawancara . Diakses dari androidponsel.com
https://www.androidponsel.com/26755/wawancara/
Vanya Karunia M.P (2021). Ciri Observasi menurut Walidjo . Diakses dari
amp.kompas.com
https://amp.kompas.com/skola/read/2021/08/03/164904169/observasi-pengertian-
para-ahli-tujuan-ciri-ciri-dan-jenisnya
Pandu (2021). Manfaat dari Observasi . Diakses dari gramedia.com
https://www.gramedia.com/literasi/observasi/
Dewanto Putra F (2016) . Teori komunikasi pola Interaksi Hubungan . Diakses dari
iPusnas
http://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas publications/books/61757