1. Page | 1
Dampak Perbedaan Budaya Dikalangan Masyarakat
Rayyan Muhammad Irsyad, Novalia Agung W. Ardhoyo
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Jl. Hang Lekir I No. 8, Gelora, Jakarta Pusat, Indonesia
Email korespondensi: rayyanirsyad2@gmail.com
ABSTRAK
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan komunikasi untuk menyampaikan
atau menerima sesuatu pesan dari satu sama lain. Komunikasi sendiri memiliki arti sebagai
suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan dari satu pihak kepada pihak lain agar
terjadi upaya saling memengaruhi antara keduanya. Namun, jika sebagai manusia tidak
mampu berkomunikasi dengan baik, maka akan terjadi miss communication atau
kesalahpahaman antar satu sama lain. Keberagaman masyarakat Indonesia, Masyarakat
Indonesia diwarnai oleh kondisi daerah yang berbeda-beda, perbedaan karena suku, budaya,
agama dan adat istiadat. Perbedaan sosial adalah keragaman Indonesia yang dapat dibentuk
dalam Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika tertulis pada Garuda
Pancasila, lambang negara Indonesia. Masyarakat perlu memantapkan komunikasi efektif
untuk mencapai tujuan bersama, yaitu mensejahterakan masyarakat Indonesia bersama sama.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana dengan perbedaan budaya, yaitu
budaya yang ada di lingkungan masyarakat , melakukan komunikasi efektif untuk
menghindari konflik. Metode yang digunakan adalah metode wawancara tidak terstruktur,
yang dimana langsung mewawancari orang yang bersangkutan. Dari hasil penelitian ini,
dapat disimpulkan bahwa pemahaman lintas budaya sangat penting untuk masyarakat, karna
dari perbedaan budaya masyarakat dapat saja terlibat konflik antar sesama masyarakat lain
nya.
Kata Kunci : Budaya, Miss Communication, Masyarakat
2. Page | 2
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang diciptakan
sesempurna mungkin dan paling tinggi derajatnya dibanding makhluk ciptaan tuhan yang
lainnya. Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari
manusia lain, khususnya manusia - manusia di sekitarnya. Sehingga dapat dipastikan bahwa
setiap manusia selalu melekat di dalam dirinya status yang tidak dapat dipisahkan maupun
diubah, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial artinya
manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup
sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan
kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk
berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan
bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial. Kesadaran manusia sebagai
makhluk sosial, akan memberikan rasa tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh
lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang ”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial,
kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat) maupun dalam bentuk-bentuk formal
(institusi, negara) dengan wibawanya wajib mengayomi individu.
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan komunikasi untuk menyampaikan
atau menerima sesuatu pesan dari satu sama lain. Komunikasi sendiri memiliki arti sebagai
suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan dari satu pihak kepada pihak lain agar
terjadi upaya saling memengaruhi antara keduanya. Namun, jika sebagai manusia tidak
mampu berkomunikasi dengan baik, maka akan terjadi miss communication atau
kesalahpahaman antar satu sama lain. miss komunikasi adalah adanya kesalahpahaman antara
kedua belah pihak dalam mencerna proses komunikasi, sehingga antara pesan yang
disampaikan dan pesan yang diterima berbeda arti dan penafsirannya. Jika kondisi ini terus
berlanjut tentu akan membawa dampak yang sangat buruk bagi kelangsungan bersama
(Sukarji, 2017).
Kebudayaan berasal dari Sansekerta buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi yang berarti "budi" atau " kekal". Sistem kebudayaan masyarakat Indonesia. Memang
sulit untuk menggambarkan sistem budaya yang mengatur interaksi antara masyarakat yang
beragam dan padat. Dan kebutuhan bersama inilah yang kemudian melupakan adanya
perbedaan tadi. Budaya adalah suatu sistem gagasan dan perasaan serta karya yang diciptakan
oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Perbedaan budaya antara masyarakat
Indonesia dipengaruhi oleh perbedaan tempat dan kepercayaan.
3. Page | 3
Keberagaman masyarakat Indonesia, Masyarakat Indonesia diwarnai oleh kondisi
daerah yang berbeda-beda, perbedaan karena suku, budaya, agama dan adat istiadat.
Perbedaan sosial adalah keragaman Indonesia yang dapat dibentuk dalam Bhinneka Tunggal
Ika. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika tertulis pada Garuda Pancasila, lambang negara
Indonesia. Pertukaran budaya sangat dimungkinkan, karena seseorang dari suatu negara atau
daerah tentu tidak berbeda dengan budaya tempat ia dilahirkan dan dibesarkan. Jika suatu
budaya mengakar dalam dirinya, ia harus berbagi ruang dengan budaya lain. Pertukaran
budaya ini dapat menimbulkan konflik. Konflik tersebut dapat diredakan dengan lahirnya
kesadaran bahwa setiap orang harus dapat memahami budaya orang lain yang memiliki
budaya berbeda dengan dirinya.
Budaya-budaya yang sangat berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan
karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda. Cara kita berkomunikasi sangat
bergantung pada budaya kita: bahasa, aturan, dan norma kita masing-masing (Mulyana &
Rakhmat, 2005).
Dalam proses komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya, diperlukan
pemahaman atau pengertian yang lebih komprehensif. Mempelajari budaya orang lain adalah
salah satu cara untuk mewujudkan pemahaman tersebut. Apa adanya pemahaman antara
orang-orang dari budaya yang berbeda, maka komunikasi lebih efektif dan tujuan dari proses
komunikasi tercapai. Oleh karena itu, sangat penting untuk memeriksa tujuan komunikasi
antar budaya mana yang sesuai dengan tujuan komunikasi yang efektif.
Dengan mempelajari banyak hal dan mengetahui banyak hal tentang budaya orang
lain, makna bersama tercipta dalam komunikasi. Jelas berbeda, dua orang berkomunikasi
tanpa mengetahui budaya orang lain versus mengetahui dan bahkan memiliki pengalaman
pribadi tentang budaya orang yang diundang. untuk berkomunikasi Semakin banyak
pengetahuan atau pengalaman yang sama, semakin besar kemungkinan kesamaan makna
untuk menciptakan komunikasi antar budaya yang efektif.
Masyarakat perlu memantapkan komunikasi efektif untuk mencapai tujuan bersama,
yaitu mensejahterakan masyarakat Indonesia bersama sama. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis bagaimana dengan perbedaan budaya, yaitu budaya yang ada di lingkungan
masyarakat, melakukan komunikasi efektif untuk menghindari konflik. Metode yang
digunakan adalah metode wawancara tidak terstruktur, yang dimana langsung mewawancari
orang yang bersangkutan.
4. Page | 4
METODOLOGI
Paradigma adalah kerangka pikir umum mengenai teori dan fenomena yang
mengandung asumsi dasar, isu utama, desain penelitian dan serangkaian metode untuk
menjawab suatu pertanyaan penelitian yang lebih spesififik (Ardial, 2014). dalam penelitian
ini menggunakan paradigma konstruktivisme, dikarenakan untuk menekankan ketajaman
data yang di peroleh dari objek penelitian, maka penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif, adapun penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
deskriptif, dan teknik dalam pengumpulan data yang di peroleh dalam penelitian ini melalui
wawancara, observasi dan studi kepustakaan.
PEMBAHASAN
Sebagai manusia sudah semestinya kita membutuhkan orang lain, yang artinya
manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup
sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan
kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Indonesia juga disebut sebagai negara
multikultural maka kontek negara multikultural yang dibangun ini berdasarkan atas etnis, ras,
agama, kelompok dan tidak kelompok adat dimana penempatan adat sebagai bagian dari
proses perumusan kebijakan publik.
Dengan ada banyak nya suku di indonesia membuat indonesia juga memiliki ragam
budaya nya masing-masing tergantung suka nya tersendiri. tidak dapat dipungkiri dengan
adanya perbedaan ini dapat menyebabkan konflik.
Pengertian konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik artinya percekcokan,
perselisihan dan pertentangan. Dalam hal ini, konflik hahekatnya dimulai dari pikiran. Pikiran
tentang eksistensi diri sendiri maupun dalam konteks ada bersama orang lain atau kelompok.
Dengan begitu, konflik dapat muncul dalam diri sendiri maupun kepada orang lain
(Sitoresmi, 2021).
Berikut ini adalah salah satu konflik yang terjadi di sekitar saya, cerita bermula pada
saat teman saya yang bernama Beta sedang berlibur ke jakarta. Beta ini orang dari suku Jawa
yang terbiasa berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia asli atau aku/kamu. suatu hari
kami bertemu di salah satu kafe di Jakarta dengan teman saya juga yang bernama Daffa yang
5. Page | 5
dimana dia orang dari jakarta yang terbiasa berkomunikasi dengan bahasa gaul atau dengan
gua/lu, pada saat mereka berbicara Daffa menggunakan kata gua/lu yang membuat Beta
merasa tersinggung dikarnakan adat di Jawa yang menggunakan bahasa aku/kamu ketika
berkomunikasi. Beta pun menegur Daffa yang menggunakan bahasa gua/lu untuk
menggunakan bahasa aku/kamu, Daffa pun merasa aneh dengan tanggapan Beta yang merasa
menggunakan bahasa aku/kamu hanya untuk di peruntukan untuk seorang yang dekat, seperti
orang tua atau pacar. Mereka pun berdebat akan hal itu, yang dimana Daffa mengatakan
bahwa Beta adalah orang yang kuno dan aneh. Perselisihan mereka pun terhenti setelah saya
melerai mereka yang akhirnya mereka pun saling memaafkan satu sama lain. ini pun
menyebabkan konflik yang disebabkan oleh miss comunication. miss komunikasi adalah
adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak dalam mencerna proses komunikasi,
sehingga antara pesan yang disampaikan dan pesan yang diterima berbeda arti dan
penafsirannya. Jika kondisi ini terus berlanjut tentu akan membawa dampak yang sangat
buruk bagi kelangsungan bersama (Sukarji, 2017). Dari sini kita bisa garis bawahi dimana
perbedaan budaya dapat menyebabkan miss communication yang menyebabkan konflik.
Dalam komunikasi mereka terdapat pesan verbal, yaitu percakapan antara Daffa
dengan Beta. Dimana Daffa menjadi seorang komunikator dan Beta seorang komunikan,
Daffa memulai percakapan menggunakan kata gua/lu sebagai bentuk panggilan ke pada Beta
yang dimana Beta merasa bahasa tersebut tidak diperuntukan untuk orang yang baru saja
berkenalan seperti mereka, disini Beta belum mengetahui bahwa menggunakan kata gua/lu
untuk berkomunikasi adalah hal yang lumrah di Jakarta, yang dimana terjadi miss
komunikasi antara mereka berdua. Dalam maksud pesan non verbal yang mengartikan pesan
dapat tersampaikan pada mimik, ekspresi tanpa adanya kata-kata yang terlibat. Ekspresi yang
didapati oleh komunikan, yaitu ekspresi bingung dan marah. Pada komunikator juga
demikian, yaitu bingung dan juga marah dikarnakan Daffa merasa bahwa dia tidak
menggunakan perkataan yang salah.
Dalam elemen yang dikemukakan Laswell, terdapat elemen channel. Elemen channel
disini menjelaskan melalui media atau informasi tersebut didapat atau diberikan. Kasus yang
digarap pada kali ini pesan yang disampaikan secara langsung (tatap muka), lalu diteruskan
kepada komunikan.
Komunikasi didefinisikan sebagai tindakan atau proses penggunaan kata, suara, tanda
atau perilaku untuk menyatakan atau bertukar informasi atau mengungkapkan ide, pikiran
6. Page | 6
dan perasaan kepada orang lain. Komunikasi membantu orang bekerja secara sistematis dan
efisien (Fisipol, 2021). Tanpa komunikasi, perkembangan agama, pemerintahan, seni,
pakaian, dan banyak hal lainnya tidak akan mungkin terjadi. Ini menjadikan komunikasi
sebagai alasan penting bagi perkembangan masyarakat manusia, yang tujuan utamanya
adalah: untuk menginformasikan dan mengirimkan informasi baru kepada orang lain. Dengan
bantuan komunikasi, kita dapat memahami dan mendapatkan informasi dan pemahaman
informasi.
Mengapa saya mengangkat kasus yang sudah dibahas sebelumnya, dikarnakan
menurut saya konflik ini menjadi salah satu konflik yang sudah sering terjadi di sekitaran
kita. Yang dimana penyebab inti dari konflik ini adalah perbedaan budaya yang dapat
menyebabkan miss communication. Perbedaan antar budaya bukanlah hal baru. Sejak awal
peradaban, ketika orang membentuk kelompok suku, kontak lintas budaya telah terjadi setiap
kali orang dari satu suku bertemu dengan anggota suku lain dan menemukan bahwa mereka
berbeda. Adanya perbedaan latar belakang kebudayaan, dapat menimbulkan konflik, hal ini
dikarenakan setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda dan belum tentu cocok dengan
budaya daerah lainnya, Setiap daerah juga memiliki tradisi yang unik dan berbeda dengan
yang lainnya, dapat membentuk karakteristik yang berbeda beda, dan dapat membentuk
pribadi yang berbeda beda. Dari yang kita ketahui sebelumnya konflik yang terjadi pada topik
sebelumnya, karna Beta merasa terganggu dengan cara berkomunikasi Daffa yang menurut
dia tidak sopan, Daffa pun juga merasa terganggu dengan cara berkomunikasi Beta yang
mengharuskan dia menggunakan bahasa baku. Mengapa menurut saya topik ini menarik
adalah karena menurut saya pribadi konflik ini cukup relate untuk dibahas di tugas mata
kuliah Antropologi ini. Karena pada mata kuliah Antropologi ini kita belajar untuk
memahami ilmu tentang manusia.
Antropologi adalah studi tentang manusia, dulu dan sekarang, yang mana
menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu kehidupan (alam), serta
humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti
“manusia” atau “orang”, dan logos yang berarti “wacana” (dalam arti “alasan”, “cerdas”) atau
secara etimologi berarti ilmu yang mempelajari manusia antropologi. Juga penggunaan
Antropologi studi lintas budaya dalam menekankan dan menjelaskan perbedaan antara
kelompok manusia dalam perspektif budaya material, perilaku sosial, bahasa, dan cara hidup
atau worldview (Kurniawan, 2023).
7. Page | 7
Antropologi juga mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu sosial lainnya seperti
psikologi, sosiologi karena antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi merupakan ilmu
yang lebih dahulu ada dalam memahami perkembangan interaksi manusia, kemudian
antropologi ini terus berkembang sehingga mulai melihat dan mengkaji pada proses
komunikasi yang tercipta. Inilah yang kemudian menjadikan antropologi menjadi salah satu
landasan sehingga lahirnya ilmu komunikasi. Komunikasi, sosial, budaya, dan perkembangan
peradaban sekarang ini adalah tidak hanya sekedar unsur-unsur dan kata-kata saja tetapi
merupakan konsep yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Sehingga studi komunikasi sangat
dipengaruhi oleh kajian antropologi begitu juga perkembangan antropologi yang didasarkan
pada kekuatan manusia dalam menciptakan peradabannya sangat terkait oleh komunikasi
(Rizha, 2010).
Budaya pada dasarnya merupakan nilai – nilai yang muncul dari proses interaksi antar
budaya. Nilai - nilai ini diakui, baik secara langsung maupun tidak, seiring dengan waktu
yang dilalui dalam interkasi tersebut. Bahkan terkadang sebuah nilai tersebut berlangsung di
dalam bawah alam sadar individu dan diwariskan pada generasi berikutnya (Sudarmika,
2020).
Merujuk arti budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), budaya dapat
diartikan sebagai (1) pikiran, akal budi; (2) adat istiadat; (3) sesuatu mengenai kebudayaan
yang sudah berkembang; (4) sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah.
Secara pendekatan teori misalnya dalam tradisi antropologi, mengartikan budaya
sebagai nilai yang secara historis memiliki karateristiknya tersendiri dan bisa dilihat dari
simbol - simbol yang muncul. Simbol tersebut bermakna bagi sebuah sistem dari konsep
ekspresi komunikasi di antara manusia yang mengandung makna dan terus berkembang
seiring pengetahuan manusia dalam menjalani kehidupan ini (Martin & Nakayama, 2012).
Dalam sosiologi komunikasi dijelaskan bahwa komunikasi adalah proses pemaknaan
makna dari pengetahuan, sikap dan perilaku orang lain dalam bentuk pengetahuan, ucapan
dan gerak tubuh atau sikap, perilaku dan perasaan seseorang. cara seseorang merespon
pengetahuan, sikap dan perilaku berdasarkan pengalamannya.
Pada studi kasus ini, saya menggunakan teori resolusi konflik yang dimana salah satu
teori yang bermaksud untuk menyelesaikan suatu konflik dengan cara diskusi atau negosiasi.
8. Page | 8
Resolusi konflik atau conflict resolution adalah seni dalam mengatasi perbedaan tujuan dan
pendapat untuk menemukan cara agar setiap orang dapat bekerja sama secara damai (Ismi,
2022). Menurut pendapat Nicholson (Nicholson, 1991) “conflict resolution is the process
facilitating a solution where the actors no longer feel the need to indulge in conflict activity
and feel that the distribution of benefits in social system is acceptable”. Berdasarkan definisi
menurut Nicholson tersebut resolusi konflik adalah upaya untuk mencari jalan keluar dari
adanya konflik yang terjadi. Itulah mengapa proses penyelesaiannya pun tidaklah mudah.
Untuk itulah dibutuhkan mediator yang tegas untuk membantu penyelesaian masalah.
Dalam buku Konflik dan Manajemen Konflik (Wirawan, 2010), dijelaskan beberapa
metode resolusi konflik, Pengaturan sendiri oleh pihak-pihak yang terlibat konflik. Dalam
metode ini, pihak-pihak yang terlibat dalam konflik menyusun sendiri strategi konflik dan
menggunakan taktik konflik untuk mencapai tujuan terlibat konfliknya. Pihak-pihak yang
terlibat dalam konflik, saling melakukan pendekatan dan negosiasi demi menyelesaikan
konflik dan menciptakan solusi konflik yang mereka harapkan.
Resolusi konflik menjadi suatu jalan keluar terciptanya suatu proses solusi terhadap
berbagai dampak yang ditimbulkan oleh konflik. Resolusi konflik merupakan suatu proses
upaya untuk meredam atau bahkan menyelesaikan sebuah konflik.
Adapun juga intervensi pihak ketiga, yang dapat berupa lembaga atau juga individu.
Pada kasus ini saya sendirilah yang menjadi pihak ketiga atau mediator. Dengan
menggunakan teori resolusi konflik kita harus mengatahui sumber dari konflik itu sendiri,
pada kasus ini teman saya Beta yang dari kecil tinggal di Jawa memiliki pemahaman
bahwasan nya menggunakan kata gua/lu untuk berkomunikasi adalah hal yang tidak lumrah.
Disisi lain Daffa yang dari kecil sudah tinggal di Jakarta merasa bahwa itu adalah hal yang
lumrah, dari sini saya sebagai mediator berusaha untuk menggunakan metode pengaturan
sendiri oleh pihak yang bersangkutan, yang dimana saya berusaha untuk memberitahu Beta
bahwa penggunaan bahasa gua/lu adalah hal yang wajar. Dari situ pun akhirnya mereka
melakukan pendekatan atau negosiasi untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan resolusi konflik adalah
suatu cara pihak-pihak yang berkonflik dengan atau tanpa bantuan pihak luar untuk
menyelesaikan konflik. Resolusi konflik juga menyarankan penggunaan cara-cara yang lebih
demokratis dan konstruktif untuk menyelesaikan konflik dengan memberikan kesempatan
pada pihak-pihak yang berkonflik untuk memecahkan masalah mereka oleh mereka sendiri
9. Page | 9
atau dengan melibatkan pihak ketiga yang bijak, netral dan adil untuk menjembatani dan
membantu pihak-pihak yang berkonflik dalam memecahkan masalahnya dengan diutamakan
cara yang damai.
Cara yang mereka lakukan untuk menyelesaikan konflik adalah dengan cara saling
menghargai budaya satu sama lain. Dengan cara itu mereka juga mengimplentasikan
Antropologi komunikasi atau ilmu tentang manusia sosial. Seperti yang kita ketahui dengan
kita berkomunikasi kita juga harus memperhatikan psikologi dan sosiologi dari lawan bicara
kita. Dengan begitu kita dapat mengetahui latar belakang lawan komunikasi kita, jika sudah
seperti itu maka kita juga dapat melangsungkan komunikasi yang efektif dan efisien.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemahaman lintas budaya sangat
penting untuk masyarakat, karna dari perbedaan budaya masyarakat dapat saja terlibat konflik
antar sesama masyarakat lain nya. Dengan memahami pemahaman lintas budaya kita dapat
menghindari miss komunikasi antar budaya yang dapat menyebabkan kesalahpahaman yang
berujung konflik, dari kasus ini kita dapat melihat orang yang kurang memahami pemahaman
lintas budaya atau mengalami culture shock. Dengan berkomunikasi dengan seseorang kita
harus melihat latar belakang orang tersebut, seperti dari sisi psikologi dan juga sosiologi,
seperti dari bagaimana cara mereka berpakaian, dan dari bagaimana cara mereka berbicara.
dengan begitu kita dapat menghindari konflik dan juga dapat melangsungkan komunikasi
yang efektif dengan saling menghargai budaya satu sama lain.
10. Page | 10
DAFTAR PUSTAKA
Sitoresmi, A. (2021, August 2). Pengertian Konflik, Macam-macam, Penyebab, dan
Contohnya yang Perlu Diketahui. Liputan6.Com.
https://www.liputan6.com/hot/read/4622005/pengertian-konflik-macam-macam-penyebab-
dan-contohnya-yang-perlu-diketahui
Sukarji, G. (2017, November 6). PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI.
Ppsdmaparatur.Esdm.Go.Id. https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/artikel/peran-komunikasi-
dalam-organisasi
Fisipol. (2021, November 1). Mengapa Komunikasi Penting bagi Manusia?
Ilmukomunikasi.Uma.Ac.Id. https://ilmukomunikasi.uma.ac.id/2021/11/01/mengapa-
komunikasi-penting-bagi-manusia/
Kurniawan, A. (2023, February 16). Pengertian Antropologi Menurut Para Ahli.
Www.Gurupendidikan.Co.Id. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-antropologi/
Rizha, F. (2010, February 7). ANTROPOLOGI SEBAGAI LANDASAN ILMU KOMUNIKASI.
Rizhacommunication.Blogspot.Com.
https://rizhacommunication.blogspot.com/2010/02/antropologi-sebagai-landasan-ilmu.html
Ardial, H. (2014). Paradigma dan model penelitian komunikasi (R. Damayanti & F. Hutari,
Eds.; 1st ed., Vol. 1). Bumi Aksara.
Mulyana, D., & Rakhmat, J. (2005). Komunikasi Antarbudaya : Panduan Berkomunikasi
Dengan Orang-orang Berbeda Budaya (J. Rakhmat, Ed.; 1st ed., Vol. 1). Remaja
Rosdakarya.
Sudarmika, D. (2020). MEMAHAMI PERBEDAAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI
LINGKUNGAN. MEMAHAMI PERBEDAAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI
LINGKUNGAN TEMPAT KERJA.
Martin, J., & Nakayama, T. (2012). Intercultural Communication in Contexts: Sixth Edition
(1st ed., Vol. 6). McGraw-Hill Higher Education.
Ismi, T. (2022, August 15). Resolusi Konflik: Definisi, Proses, dan Skill yang Dibutuhkan
untuk MenerapkannyaResolusi Konflik: Definisi, Proses, dan Skill yang Dibutuhkan untuk
Menerapkannya. Glints.Com.
Wirawan. (2010). Konflik dan manajemen konflik : teori, aplikasi, dan penelitian (1st ed.,
Vol. 1). Salemba Humanika.
Nicholson, M. (1991). New Directions in Conflict Theory: Conflict Resolution and Conflict
Transformation (R. Vayrynen, Ed.; 1st ed.). SAGE Publications Ltd.