Dokumen tersebut membahas sistem pengawasan keamanan bahan pakan asal hewan. Ia menjelaskan bahwa bahan pakan asal hewan merupakan komponen penting dalam rantai pangan yang berdampak pada kesehatan hewan dan manusia. Dokumen tersebut juga membahas berbagai bahaya biologis, kimiawi dan fisik yang dapat terkandung dalam bahan pakan tersebut serta regulasi dan pedoman yang harus dipenuhi untuk memast
Memberi penjelasan penyakit-penyakit penting pada ternak, baik penyakit menular strategis dan penyakit-penyakit non infeksius yang sering terjadi.
Materi ini diberikan pada acara PraDiklat Kelompok Minat Profesi Ternak Besar tahun 2015.
Risiko Masuk dan Menyebarnya ASF- Asosiasi Epidemiologi Veteriner (AEVI), Bog...Tata Naipospos
Topik dalam presentasi ini meliputi:
(1) Faktor Etiologi African Swine Fever
(2) Sejarah dan Peta Penyebaran African Swine Fever di Dunia
(3) Epidemiologi African Swine Fever
(4) African Swine Fever di China (Agustus 2018)
(5) Peta Sebaran Ternak Babi di Indonesia dan Importasi Babi dan Produknya (2017)
(6) Potensi masuknya African Swine Fever Lewat Media Pembawa
(7) Pencegahan masuknya African Swine Fever ke Indonesia
Memberi penjelasan penyakit-penyakit penting pada ternak, baik penyakit menular strategis dan penyakit-penyakit non infeksius yang sering terjadi.
Materi ini diberikan pada acara PraDiklat Kelompok Minat Profesi Ternak Besar tahun 2015.
Risiko Masuk dan Menyebarnya ASF- Asosiasi Epidemiologi Veteriner (AEVI), Bog...Tata Naipospos
Topik dalam presentasi ini meliputi:
(1) Faktor Etiologi African Swine Fever
(2) Sejarah dan Peta Penyebaran African Swine Fever di Dunia
(3) Epidemiologi African Swine Fever
(4) African Swine Fever di China (Agustus 2018)
(5) Peta Sebaran Ternak Babi di Indonesia dan Importasi Babi dan Produknya (2017)
(6) Potensi masuknya African Swine Fever Lewat Media Pembawa
(7) Pencegahan masuknya African Swine Fever ke Indonesia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan
kepada Menteri Kesehatan (Menkes) untuk
meningkatkan pencegahan dan pengendalian zoonosis
(infeksi yang ditularkan di antara hewan vertebrata dan
manusia atau sebaliknya), resistensi antimikroba, dan
keamanan pangan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan
kepada Menteri Kesehatan (Menkes) untuk
meningkatkan pencegahan dan pengendalian zoonosis
(infeksi yang ditularkan di antara hewan vertebrata dan
manusia atau sebaliknya), resistensi antimikroba, dan
keamanan pangan.
Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam pengawetan daging segar olahan dengan benar yang dikemukakan oleh Sri Usmiati dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Kampus Penelitian Pertanian Bogor
Bimtek Karantina Pengawasan Keamanan Bahan Pakan Asal Hewan- BUTTMKP, 19 April 2017
1. Sistem Pengawasan Keamanan
Bahan Pakan Asal Hewan
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Komisi Ahli Karantina Hewan
Bimbingan Teknis Tindakan Karantina terhadap Bahan Pakan Asal Hewan
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian, Bekasi, 19 April 2017
2. Bahan Pakan Asal Hewan
• Bahan pakan asal hewan adalah suatu komponen kritis
dari rantai pangan (food chain) yang mempunyai dampak
langsung terhadap kesehatan dan kesejahteraan hewan
dan juga keamanan pangan dan kesehatan masyarakat
• Chapter OIE TAHC ini bertujuan untuk memastikan bahaya
(hazard) terhadap kesehatan hewan dan masyarakat dapat
dikendalikan melalui praktik-praktik:
– selama produksi BPAH (penumbuhan, pengadaan,
penanganan, penyimpanan, pemrosesan dan distribusi); dan
– penggunaannya baik untuk tujuan komersial dan di
peternakan (on-farm)
OIE TAHC Chapter 6.3.
3. Bahaya (hazards) terkait BPAH
a) Bahaya biologik (Biological hazards)
− bakteri, virus, prion, jamur dan parasit
b) Bahaya kimiawi (Chemical hazards)
– kejadian kimiawi alamiah (seperti mycotoxin dan gossypol)
– kontaminan industri dan lingkungan (seperti dioxin dan
PCB)
– residu obat veteriner dan pestisida
– radionuclide
c) Bahaya fisik (Physical hazards)
─ obyek asing (seperti pecahan kaca, logam, plastik atau
kayu)
OIE TAHC Article 6.3.4. – Point 11
4. Isu-isu penting terkait BPAH
i. Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) & penyakit prion lainnya;
ii. dampak keamanan pangan akibat penggunaan anti mikroba pada
hewan;
iii. kandungan baru yang tidak diinginkan: melamine, dioxins,
dibenzofurans dan dioxin-like polychlorinated biphenyls (PCBs);
iv. keberadaan ‘genetically modified organisms’ (GMO), hasil panen dan
enzim dalam pakan;
v. teknologi baru hasil sampingan (seperti produksi biofuel) yang
digunakan dalam pruduksi pakan;
vi. radionulkleid;
vii. perkembangan industri aquakultur dan pencarian pakan aquakultur
baru/yang lebih baik;
viii. pakan (dan pangan) sebagai target bioterorisme;
ix. teknologi baru muncul, seperti penggunaan produk teknologi nano
pada pakan; dan
x. seleksi kandungan tidak diinginkan dan bahaya mikro-organisme
Sumber: Manual on FAO Good Practices For The Feed Industry (2010)
5. Prinsip-prinsip umum dan
persyaratan BPAH
• Pakan dan kandungan pakan harus diperoleh dan
dipertahankan dalam kondisi stabil, untuk melindungi dari
kontaminasi hama, atau kimiawi, fisik atau mikrobiologik
atau kandungan yang tidak diinginkan selama produksi,
penanganan, penyimpanan dan pengangkutan.
• Pakan harus berada dalam kondisi baik dan secara umum
memenuhi persyaratan mutu, seperti Good Manufacturing
Practices (GMPs) dan jika perlu, prinsip-prinsip Hazard
Analysis and Critical Control Point (HACCP) yang diikuti
dengan pengendalian bahaya yang terjadi pada pangan.
• Sumber kontaminasi potensial dari lingkungan harus
dipertimbangkan.
6. Pedoman Pemberian Pakan
• Pedoman pemberian pakan dalam
kaitannya dengan kesehatan hewan -
Codex Code of Practice on Good
Animal Feeding (CAC/RCP 54-2004).
• Pedoman tentang keamanan pakan –
Code of Practice for Source Directed
Measures to Reduce Contamination
of Food with Chemicals (CAC/RCP
49-2001).
OIE TAHC Article 6.3.2.
7. Code of Practice on Good Animal Feeding
• Diadopsi oleh CAC pada tahun 2004.
• Code ini digunakan untuk
mengembangkan suatu sistem
keamanan pakan (feed safety
system) untuk hewan produksi
pangan yang meliputi keseluruhan
rantai pangan, dengan
memperhatikan aspek-aspek
kesehatan hewan dan lingkungan
yang relevan untuk meminimalkan
risiko terhadap kesehatan konsumen.
• Code diaplikasikan sebagai tambahan
dari prinsip-prinsip higiene pangan
yang telah dikembangkan oleh CAC.
8. Produksi, pemrosesan, penyimpanan,
pengangkutan, dan distribusi BPAH
• Produksi, pemrosesan, penyimpanan, pengangkutan dan
distribusi BPAH yang aman dan tepat menjadi tanggungjawab
seluruh pelaku yang terkait rantai pakan, termasuk peternak,
pabrik bahan baku pakan, pencampur pakan, supir truk dll.
• Setiap pelaku rantai pakan bertanggungjawab terhadap
seluruh kegiatan yang ada di bawah kendali langsung
mereka, termasuk kepatuhan terhadap pemenuhan ketentuan
persyaratan yang berlaku.
• BHAP tidak boleh diproduksi, diproses, disimpan, diangkut
atau didisitribusi pada fasilitas atau menggunakan peralatan
yang pengoperasiannya dapat mempengaruhi keamanan
pakan dan mengarah kepada dampak buruk terhadap
kesehatan konsumen.
9. BSE pada sapi
• Pertama kali didiagnosa di Inggris pada tahun 1986.
• Di seluruh dunia ditemukan lebih dari 180,000 kasus BSE
– 95% ditemukan di Inggris
– Lainnya di 22 negara, termasuk pertama kali di dan
Jepang (2001), Canada (2003), Amerika Serikat (2003).
• Tidak ada pengobatan.
• Tidak ada uji untuk diagnosa BSE pada hewan hidup.
• Agen infektif:
– Teori yang paling dapat diterima adalah suatu prion,
suatu bentuk abnormal dari suatu protein normal yang
dikenal sebagai protein prion seluler.
• Data menunjukkan bahwa penyebab BSE adalah pakan
hewan yang mengandung tepung daging dan tulang (MBM)
yang terkontaminasi.
10. Tepung daging dan tulang (MBM)
• Pemrosesan sisa-sisa karkas:
– 133 oC, 3 bar, 20 menit
• Tidak mengandung SRM (pelarangan
pemanfaatan SRM pada rantai pakan)
untuk negara tertular BSE
S I m u l a s I P e n y u s u n a n A n a l i s is
R i s i k o
11. Specified risk materials (SRM)
• Jaringan yang berasal dari sapi terinfeksi BSE yang
mengandung prion yang dapat menularkan penyakit
• Pada sapi, jaringan yang disebut sebagai SRM:
Semua umur Umur > 12 bulan Umur > 30 bulan
Tonsil Tengkorak, termasuk
otak dan mata,
kecuali mandibula
Kolum vertebratal,
termasuk akar
dorsal ganglia
Seluruh usus kecil
dan besar termasuk
rektum, dan jaringan
mesentarium
Tulang belakang
12. Infektivitas (oral ID50) per ekor sapi
dengan gejala klinis BSE
Jaringan Oral ID50 % infektivitas
Otak
Syaraf tulang belakang
Trigeminal ganglia
Dorsal root ganglia
Usus halus
Tonsil
Mata
Sumsum tulang
Darah
5000
2000
200
300
260
1
3
1,28
1,28
64,4
25,7
2,6
3,9
3,3
0,01
0,03
0,01
0,01
Jumlah per ekor 7766,6 100
Sumber: Health Canada TSE Science (2003)
13. Pelarangan pemanfaatan ‘specified risk
material’ (SRM) dalam rantai pangan
• Dengan penghilangan SRM pada
prosedur pemotongan, maka resiko infeksi
dapat dikurangi (risk mitigation) 100%.
• Pelarangan harus diatur dengan regulasi.
• Praktek ‘rendering’ ini sulit dilakukan di
negara berkembang seperti Indonesia,
karena tidak ada sisa-sisa karkas (semua
bagian tubuh sapi dimanfaatkan baik yang
‘edible offal’ maupun ‘non-edible offal’).
S I m u l a s I P e n y u s u n a n A n a l i s is
R i s i k o
14. Regulasi dan Tindakan untuk
mengatasi BSE di Uni Eropa (1)
• Pelarangan pemberian pakan MBM mamalia ke sapi, domba
dan kambing (Juli 1994);
• Standar pemrosesan yang lebih tinggi untuk perlakuan terhadap
hasil sampingan ternak (133 derajat, tekanan 3 bar selama 20
menit) untuk mengurangi infektivitas sampai ke tingkat minimum
(1 April 1997);
• Pelaksanaan surveilans aktif untuk deteksi, pengendalian dan
pemberantasan BSE (Mei 1998) dan introduksi pengujian post-
mortem (1 Januari 2001);
• Persyaratan untuk menghilangkan ‘specified high-risk materials’
(SRM) seperti sumsum tulang belakang, otak, mata, tonsil,
bagian dari usus dari sapi, domba dan kambing di seluruh
Eropa dari rantai pangan manusia dan hewan (1 Oktober 2000);
15. • Introduksi pengujian bertarget untuk BSE, dengan fokus pada
kategori hewan yang berisiko tinggi (1 Januari 2001). Tindakan
ini terus dikajiulang dan diperluas ke seluruh sapi berumur 30
bulan yang masuk ke rantai pangan (1 Juli 2001);
• Pelarangan hewan mati yang tidak layak untuk konsumsi
manusia yang digunakan untuk produksi pakan (1 Maret 2001);
• Sebagai tambahan, tindakan-tindakan spesifik negara
dilaksanakan terutama di negara-negara anggota Uni Eropa
yang memiliki insidensi BSE tertinggi;
• Pelarangan MBM bagi seluruh hewan di peternakan dan
tepung ikan ke ruminansia (1 Januari 2001).
Regulasi dan Tindakan untuk
mengatasi BSE di Uni Eropa (2)
16. OIE TAHC Article 11.4.1.
Pemasukan “komoditi aman” terlepas dari status BSE
1) susu dan produk susu;
2) semen dan embryo sapi in vivo yang dikoleksi dan diproses sesuai
rekomendasi International Embryo Transfer Society;
3) kulit kasar dan kulit halus (hides and skins);
4) gelatin dan kolagen dipersiapkan ekslusif dari kulit kasar & kulit halus;
5) lemak hewan (tallow) dengan tingkat maksimum ketidakmurnian
larutan 0,15% dari berat dan derivatnya terbuat dari lemak hewan;
6) dicalcium phosphate (tanpa ada jejak protein atau lemak);
7) Daging otot tanpa tulang (kecuali ‘mechanically separated meat’) dari
sapi yang tidak dilakukan proses ‘stunning’ sebelum disembelih, atau
dengan suatu proses ‘pithing’, dan lulus inspeksi ante- dan post-
mortem dan dipersiapkan dengan tujuan mencegah kontaminasi SRM;
8) Darah dan produk sampingan darah dari sapi yang tidak melalui
proses ‘stunning’ sebelum disembelih atau dengan proses ‘pithing’.
17. Komoditi yang tidak boleh diperdagangkan
Negligibel BSE
risk (Article
11.4.3.)
Controlled and
Undetermined
BSE risk (Article
11.4.4. dan 11.4.5.)
MBMR atau bahan sisa
lemak (greaves) atau
komoditi lain yang
mengandung produk tersebut
TIDAK BOLEH * TIDAK BOLEH
* Apabila produk tersebut berasal dari kasus domestik
(indigenous case) yang lahir sebelum pelarangan pakan
(feed ban) diterapkan secara efektif
OIE TAHC Article 11.4.13.
18. Komoditi yang tidak boleh diperdagangkan
Controlled BSE
risk (Article
11.4.4.)
Undetermined
BSE risk
(Article 11.4.5.)
Tonsil dan ileum distal dari sapi
semua umur*
TIDAK BOLEH TIDAK BOLEH
Otak, mata, tulang belakang,
tengkorak dan kolum vertebratal
dari sapi berumur > 30 bulan*
TIDAK BOLEH
Otak, mata, tulang belakang,
tengkorak dan kolum vertebratal
dari sapi berumur > 12 bulan*
TIDAK BOLEH
* Komoditi tidak boleh digunakan untuk makanan, pakan, fertiliser, kosmetik, farmasetikal
termasuk bahan biologis atau peralatan medis. Begitu juga produk protein, makanan,
pakan, fertiliser, kosmetik, farmasetikal atau peralatan medis yang dipersiapkan dengan
menggunakan komoditi ini.
19. Persyaratan negara asal terkait BSE
1. Tidak ada kasus
BSE
2. Kalau ada kasus
BSE
a. semua kasus terjadi pada hewan
impor dan telah dimusnahkan
paling tidak 7 tahun yang lalu;
b. pelarangan pakan telah diberlaku-
kan paling tidak 8 tahun yang lalu
DAN
20. Persyaratan negara asal terkait BSE
3. Ada kasus BSE pada populasi domestik
a. semua hewan domestik terinfeksi terlahir paling tidak 11 tahun
yang lalu dan telah dimusnahkan paling tidak 7 tahun yang lalu;
b. pelarangan pakan telah diberlakukan paling tidak 8 tahun yang lalu
DAN
c. semua kasus BSE, harus diidentifikasi permanen, dikendalikan
lalu lintasnya dan jika dipotong atau mati harus dimusnahkan:
c1. semua sapi yang dipelihara
dalam tahun dan mengkonsumsi
pakan yang sama di kelompok
dimana ditemukan kasus BSE
(feed cohort)
c2. apabila hasil investigasi tidak
bisa disimpulkan, semua sapi
yang lahir dari kelompok yang
sama (bird cohort) dan lahir jarak
12 bulan dari sapi terinfeksi BSE
DAN
ATAU
21. Kesulitan dengan BSE
• Rata-rata masa inkubasi 7 tahun
• Semua uji yang saat ini tersedia
– hanya untuk hewan mati
– material otak
– deteksi hanya pada akhir masa inkubasi
S I m u l a s I P e n y u s u n a n A n a l i s is
R i s i k o
22. S I m u l a s I P e n y u s u n a n
A n a l i s is R i s i k o
Infeksi BSE
Infeksi pada
anak sapi
Sapi BSE
mati
Maks. 6
bulan
Deteksi agen
BSE pada batang
otak mungkin
Tidak mungkin deteksi BSE
Masa hidup sapi
23. Over Thirty Months (OTM) rules
• Sejarah menunjukkan setiap sapi yang terinfeksi BSE
tidak menunjukkan gejala klinis sebelum berumur 4 tahun,
artinya tidak ada kemungkinan sapi di bawah umur 30
bulan mengandung infektivitas BSE.
• Upaya pengamanan dilakukan dengan melarang sapi
berumur di atas 30 bulan diperdagangkan sebagai hewan
pangan (dimulai di Inggris yang disebut ‘OTM rules’ pada
tahun 1996).
• Untuk pengembangan pengendalian BSE yang lebih
efektif, maka OTM rules diterapkan untuk surveilans
dengan hanya melakukan uji pada sapi-sapi di atas umur
30 bulan.
24. S I m u l a s I P e n y u s u n a n A n a l i s is R i s i k o
Tahun
kejadian
Umur termuda
(bulan)
Umur tertua
(tahun, bulan)
1986 30 5,07
1987 30 10,00
1988 24 11,01
1989 21 15,04
1990 24 14,00
1991 24 17,05
1992 20 16,02
1993 29 18,10
1994 30 16,07
1995 25 15,05
1996 29 17,02
1997 31 15,01
1998 34 15,05
1999 39 13,10
2000 42 19,09
2001 48 14,07
UMUR
SAPI BSE
• Tidak ada BSE
yang ditemukan di
Inggris pada sapi
yang berumur lebih
muda dari 30 bulan
sejak 1996.
25. S I m u l a s I P e n y u s u n a n
A n a l i s is R i s i k o
Umur sapi BSE
• Kebanyakan kasus terjadi pada umur 4-6 tahun
• Umur termuda 20 bulan
• Umur tertua 19 tahun
26. S I m u l a s I P e n y u s u n a n
A n a l i s is R i s i k o
Bangsa/genetika sapi BSE
• Tidak ditemukan pada bangsa (breed) tertentu
(kebanyakan ditemukan pada sapi perah)
• Tidak ditemukan pada genetika sapi tertentu
27. S I m u l a s I P e n y u s u n a n
A n a l i s is R i s i k o
Kasus BSE per kelompok (herd)
• 96,7 – 99,5% hanya 1 kasus per kelompok
• Kasus ke-dua
– Portugal : 3 dari 605 kelompok
– Jerman : 4 dari 121 kelompok
– Spanyol : 1 dari 70 kelompok
– Switzerland : 12 dari 395 kelompok
28. MBM tanpa SRM* di Canada
• Produksi MBM yang tidak mengikutsertakan SRM (SRM
removed MBM) dapat mencegah lebih dari 99% potensi
infeksi BSE untuk masuk ke sistem pakan.
• Produksi MBM tanpa SRM diizinkan dan saat ini
digunakan untuk pakan unggas, babi dan ikan, pakan
hewan kesayangan dan fertiliser.
• MBM tanpa SRM tidak diizinkan untuk diberikan kepada
setiap spesies ruminansia atau produksi pangan
manusia.
*diatur dalam Health of Animals Act dan Feed Regulation)
29. Rekomendasi MBM ruminansia
1) MBM ruminansia yang berasal dari negara ‘negligible
BSE risk’, tapi tidak ditemukan kasus indigenous, tidak
boleh diperdagangkan jika produk tersebut berasal dari
sapi yang lahir sebelum tanggal diberlakukannya
pelarangan pakan (feed ban) secara efektif.
2) MBM ruminansia yang berasal dari negara ‘controlled
BSE risk’ dan ‘undetermined BSE risk’ tidak boleh
diperdagangkan antar negara.
OIE TAHC Article 11.4.13.
30. Kesimpulan
• Pelarangan MBM tidak perlu dilakukan apabila:
• Bahan baku dinyatakan layak untuk dikonsumsi manusia;
• SRM and hewan yang jatuh dan tidak bisa berdiri (fallen
stock) dikeluarkan;
• Standar pemasakan dengan penekanan dipatuhi (133o,
20 menit, 3 bar);
• Pengendalian pelarangan pakan bagi ruminansia
diimplementasikan secara efektif.
• Metoda untuk mengidentifikasi kandungan yang
bersumber dari hewan dalam pakan dapat dilakukan
dengan analisis mikroskopis.