Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Pemikiran khaled abou el fadl ppt
1. Menolak Otoriter
dengan Mencari Moral
M. ZIDNY NAFI’ HASBI
Speaking in God’s Name: Islamic Law, Authority
and Women by Khaled Abou El Fadl
2. Abstract
Paper ini dibuat untuk mengetahui pandangan Prof. Khaled Abou El-
Fadl terkait fenomena fatwa era kontemporer yang dianggap
mengenyampingkan nilai-nilai moral dan keadilan bagi kalangan
atau gender tertentu, cenderung otoriter bahkan seolah-olah
mengambil posisi Tuhan sebagai otoritas tertinggi.
Purpose
01
paper ini menggunakan pendekatan kualitatif, studi pustaka dengan
buku karya Prof. Khaled Abou El-Fadl sebagai sumber utama
Metodology/approach
02
Perlunya konstruksi yang kuat dalam ikhtiar mencari makna dalam
teks (ijtihad) dengan menyeimbangkan peran Author, text dan
reader serta kompetensi mujtahid dalam menangkap maksud dari
teks agar semaksimal mungkin bisa merepresentasikan kehendak
Allah sehingga yang terlahir bukan hukum yang tidak berpihak
melainkan hukum yang humanis dan maslahah bagi manusia
Findings
03
Tulisan ini berusaha mengingatkan kita bersama akan peranan
intelektual Muslim dalam mempelajari studi Islam agar kita berusaha
menjadi cendekiawan yang adil dan bermoral dalam menyampaikan
pemahaman-pemahaman yang kita yakini kebenarannya berasal
dari teks (Quran dan Sunnah)
Value
04
3. Ketundukan
Submission to God is at the core of the Islamic creed, but it
does not mean blind submission to those who claim to
represent God’s law, and it does not mean submitting to the
contentment and comfort of arrogant self-reference
4. Ketundukan
Ketundukan kepada Tuhan
direpresentasikan melalui keinginan dan
sikap untuk melibatkan akal dan raga
dalam usaha mengikuti kehendak
Tuhan, selain itu dengan rendah hati
juga menyadari bahwa tidak ada
seorang pun yang bisa mewakili Tuhan
seutuhnya. Bahkan Nabi, manusia
paling sempurna pun tidak diutus untuk
mengontrol dan mendominasi manusia,
melainkan sebagai pemberi peringatan
dan mengajarkan manusia
5. Elemen interpretasi teks
Pola piramida segitiga dalam penafsiran Al Qur’an, terdiri dari 3 elemen:
Keseimbangan antara
Pengarang (God), pembaca
(penafsir/mujtahid) dan teks
(nash) perlu dijaga. Dominasi
salah satunya akan
mengakibatkan
perkembangan intelektual yg
stagnan, stagnasi dalam
proses berpikir
Interpretation
Reader
Text
Author
6. Essence
“Searching the instructions is a core value in itself – regardless
of the results, searching the instructions is a moral virtue”
Belakangan dalam proses mengkaji hukum islam, banyak ditemukan
fenomena menggunakan otoritas Tuhan sebagai pembenar kesewenang-
wenangan pembaca. Dampaknya, dengan mengklaim bahwa kehendak
Tuhan adalah satu-satunya pertimbangan yang relevan, maka pembaca
menggantikan posisi Tuhan dan mengklaim dirinya sebagai suara Tuhan
(yang memiliki otoritas). Menurut Prof. Khaled, tindakan pembaca/penafsir
menjadi Tuhan adalah bentuk kezaliman (kesewenang-wenangan) dan
korupsi logika hukum Islam
7. Lanjut
Instruksi harus dijaga tetap hidup, dinamis, terbuka, dan relevan.
Prof. Khaled juga berpendapat bahwa itu tidak mungkin bagi
manusia untuk mewakili Kebenaran Tuhan - hanya manusia yang
bisa mewakili usahanya sendiri dalam mencari kebenaran ini.
Proses pencaharian akan kehendak Tuhan merupakan sebuah
esensi, terlepas apapun hasil dari proses tersebut, itulah moral
kebajikan
Karena Teks berlaku hingga akhir zaman sehingga pemberlakuan hukum yang tersirat
dibalik teks harus mampu mengakomodir kepentingan (kebaikan) manusia sesuai dengan
zamannya.
8. Kompetensi dalam Ijtihad
• Kejujuran berkaitan dengan penjelasan. Pemegang
otoritas tidak membatasi, menyembunyikan, dan
merekayasa pesan teks untuk maksud berbohong dan
menipu
Honesty
• Kesungguhan, pemegang otoritas telah berusaha
semaksimal mungkin untuk memahami, menyelidiki dan
merenungkan pesan teks
Diligence
• Pengendalian diri, Pemegang otoritas menunjukkan
tingkat kerendahan hati dan pengendalian diri yang
layak dalam menjelaskan maksud dan kehendak Tuhan
yang terbingkai dalam teks. Konkritnya tidak ada
arogansi intelektual bahwa tafsirannya yang paling
benar
Self restraint
• pemegang otoritas telah menyelidiki pesan teks secara
menyeluruh dan mempertimbangkan semua pesan teks
yang relevan
Comprehensiveness
• pemegang otoritas rasional dengan menggunakan
penalaran yang diakui absah secara umum
Reasonableness
Fiqih yang humanis
9. Kritik dalam Ijtihad
• Sangat sedikit penulis Muslim kontemporer mencoba menghidupkan kembali dan mengembangkan
wacana klasik tentang peran 'aql (intelek), fitrah (intuisi), atau ḥusn dan qubḥ (moral dan amoral)
dalam proses mengembangkan hukum Tuhan
• Gagasan dasar tentang kesadaran moral, seperti kesadaran akan nilai keadilan, martabat, dan
kejujuran, hampir tidak diberi bobot oleh C.R.L.O
• Dengan cara yang sama ketika Muslim dari generasi sebelumnya mencapai kesadaran bahwa
perbudakan tidak bermoral dan melanggar hukum, sebagai masalah hati nurani, beliau mengakui
bahwa beliau menemukan perbudakan virtual yang dikenakan pada wanita oleh CRLO dan agen
khusus yang berpikiran sama sebagai serangan yang menyakitkan, tidak layak Syari'ah (unworthy
syariah).
• Salah satu aspek teks Al-Qur'an yang paling menarik dan dipahami adalah wacana tentang gagasan
keadilan (QS. Al Baqarah: 143)
• Jika Islam adalah pesan universal, bahasa moralitas dan keadilannya harus masuk akal melampaui
batasan budaya hukum tertentu dalam pengaturan budaya tertentu. Beliau tidak mendukung hukum
universal, dan beliau tidak mendukung penghapusan semua partikularisme budaya. Tapi, setidaknya,
melayani Tuhan berarti melayani keadilan, dan melayani keadilan berarti terlibat dalam pencarian
yang adil, bermoral dan manusiawi.
10. Catatan
• Fatwa dibuat berdasarkan sebuah pertanyaan, keresahan atau keingintahuan penanyanya.
Fatwa itu menyesuaikan tempat dimana fatwa itu dikeluarkan. Berbeda Negara, berbeda
budaya, berbeda keadaan sosial dan ekonomi masyarakatnya maka berbeda pula hukum
yang berlaku. Bisa jadi sebuah fatwa di suatu daerah terlihat otoriter padahal baik untuk
penduduk dimana fatwa itu berlaku. Fatwa tidak mengikat kecuali ia diwujudkan atau
disahkan menjadi sebuah peraturan atau perundang-undangan di suatu daerah.
• Pahala Ijtihad, benar 2 kebaikan, salah 1 kebaikan
• Menekankan Maslahah dan Maqashid Syariah dalam menginterpretasikan teks dan
mengolahnya menjadi hukum praktis
• Kesadaran diri bahwa tidak ada yang benar-benar mampu menangkap maksud Tuhan
dalam syariat, menjauhkan sikap self truth dan meyakini bahwa hanya Allah lah Sang
Hakim