SlideShare a Scribd company logo
TOLERANSI DAN PEMERINTAHAN: SEBUAH WACANA TENTANG
AGAMA DAN DEMOKRASI
(Abdul Karim Soroush)
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT
ILMU-ILMU KE ISLAMAN
DISUSUN OLEH:
M. ZIDNY NAFI’ HASBI
NIM. 2030001210
PROGRAM DOKTORAL
KONSENTRASI EKONOMI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2021
ABSTRAK
Abdul Karim Soroush menggugat konsep “wilayah faqih” dalam sistem demokrasi
di Iran. Konsep tersebut memberikan wewenang tunggah kepada Mullah dan
ulama, sehingga fatwanya bersifat otoritatif. Abdul Karim Soroush mengkritik
karena pemerintah hanya mengedepankan kepentingan negara dan menafikan
kemaslahatan masyarakat. Gagasan Soroush adalah refleksi dari situasi politik di
Iran yang dikuasai oleh wilayatul faqih mereka menafsiri agama seolah tafsir itu
adalah agama sendiri. Abdul Karim Soroush menggunakan teori hermeneutika
dalam membaca ajaran agama untuk menemukan ajaran egaliter. Dengan demikian
muncul pertanyaan bagaimana sebuah gagasan tentang perubahan bisa dirujukan
dengan sifat agama sebagai pembawa kebenaran abadi?. Apakah mungkin dilakukan?
Karena kepasrahan pada perubahan tidak akan diterima oleh tradisi dan juga agama.
Begitu juga taqlid buta terhadap tradisi akan menyulitkan seseorang untuk menjalani
agama di dunia yang sangat plural ini. Selanjutnya mengapa diperlukan upaya untuk
merenovasi agama yang bersumber dari Tuhan dan apa saja yang perlu mengalami
perubahan
Kata kunci: Agama dan pengetahuan ilmu agama, demokrasi agama
PENDAHULUAN
Iran (Persia) adalah suatu wilayah yang tradisi intelaktualnya terbukti maju
bahkan sejak zaman kuno. Bahkan Persia merupakan negara yang melahirkan para
ahli fikir yang membantu peradaban Islam masa keemasan Dinasti Abbasiayah.
Interaksi intelektual orang-orang Muslim dengan dunia pemikiran terutama terjadi
Mesir, Damaskus, Mesopotamia, dan Persia atau Iran. Abdul Karim Soroush
adalah salah satu pewaris dan sekaligus pembaharu peradaban Persia, di samping
pendahulunya seperti Murtadha Muthahhari dan Ali Syari’ati. Syari'ati terkenal
sebagai teoretisi sebuah revolusi agama, maka Soroush terkenal dengan teori
revolusinya pada pembentukan pluralisme agama dan politik dalam agama, dan
sekaligus seorang revolusioner masyarakat Iran.
Abdul Karim Soroush, tidak seperti Syari'ati, perhatian Abdul Karim
Soroush bukan untuk mengubah dunia melalui revolusi tetapi untuk mengenali,
baik melalui pendekatan kritis rasional maupun kompleksitas kehidupan beragama
di zaman modern. Abdul Karim Soroush memiliki keberanian revolusioner untuk
menantang kesucian interpretasi agama resmi dan orang yang dipandang
mempunyai otoritas keagamaan.
Abdul Karim Soroush ingin memadukan dalam banyak hal antara Islam dan
Barat, khususnya dalam corak pemikirannya. Misalnya, terkait dengan konsep
pemerintahan ideal, dia tampak sekali menawarkan bagaimana nilai-nilai agama
(Islam) dipadukan dengan konsep demokrasi sekuler. Abdul Karim Soroush
mengatakan:
“The religious attitude (relegating the judgment to the shared religious
knowledge) maintains the same epistemological relationship to democracy
as does the scientific attitude (relegating judgement to the shared wisdom
of practitioners)” (Soroush, 2000:137).
Sebagaimana dikatakan Soroush, bahwa sikap religius (mengalihkan
penghakiman ke pengetahuan agama bersama) mempertahankan hubungan
epistemologis yang sama dengan demokrasi seperti halnya sikap ilmiah
(menurunkan penghakiman terhadap kebijaksanaan bersama praktisi). Dengan
demikian perpaduan agama dan demokrasi adalah suatu contoh keserasian antara
agama dan nalar. Perpaduan agama dan demokrasi adalah kecerdasan metareligious
yang memiliki setidaknya beberapa dimensi epistemologis extrareligious.
Abdul Karim Soroush, merupakan tokoh yang tidak asing lagi dalam dunia
filsafat. Abdul Karim Soroush adalah salah seorang dari 32 penulis yang namanya
dicantumkan pada bagian pemikir Islam kontemporer pada spesifikasi kebebasan
berfikir. Abdul Karim Soroush mengungkapkan pemikiran dan kritiknya yang
tajam terhadap pengetahuan keagamaan, ia juga menuangkan ide pemikirannya
pada berbagai karyanya yang fenomenal, meski mendapat tantangan berarti dari
berbagai pihak, namun tidak dapat dipungkiri bahwa ia merupakan tokoh pemikir
muslim kontemporer yang telah membangunkan para pemikir muslim yang selama
ini stagnan dari kedinamisan pemahaman syari’at.
Secara khusus Abdul Karim Soroush berpendapat bahwa negara Islam harus
mendorong kemajuan ilmu pengetahuan, dan memberi ruang yang bebas bagi
peneliti dalam mengembangkan pemikirannya dalam memahami agama. Agama
dapat dikaji secara rasional sama seperti fenomena-fenomena lainnya. Agama itu
bersifat Illahiyah (devine) sedangkan interpretasi bersifat manusiawi bisa saja
salah.
PEMBAHASAN
1. TEKS AGAMA DAN PENGETAHUAN ILMU AGAMA
Abdul Karim Soroush menggunakan hermeneutika kebebasan ketika
menginterpretasikan ajaran agama dan memhami pengetahuan agama, karena
kebebasan menjadi dasar untuk menemukan kebeneran. Adapun menghindari
kebebasan menjadi musuh kebenaran dan tempat pembiakan ide-ide yang salah.
Orang yang yang takut pada kebebasan adalah mereka yang mencingtai ide-ide
lemah, sedangkan para pencinta kebenaran sangat mencintai kebebasan.
Kebebasan di sini erat kaitannya dengan nalar (reason). Karena manusia adalah
makhluk rasional yang cendrung menginginkan kebebesan. Dalam hal ini, nalar
menjadi sumber inspirasi dan wadah dalam mencari kebenaran akan menemukan
ruang yang komplek, misalkan kaum Nazi merendahkan demokrasi dan
kebebasan publik karena pemuja Hilter yang didukung dan didasarkan pada
kepatuhan buta dan tidak rasinonal.
Abdul Karim Soroush ingin membedakan antara agama dengan
pemahaman agama (ilmu agama). Agama (wahyu) secara hakiki mempunyai
kebenaran mutlak, namun pemahaman manusia terhadap agama bergradasi dan
bisa salah. Abdul Karim Soroush mempunyai gagasan bahwa harus dibedakan
antara Islam sebagai kebenaran dan Islam sebagai identitas. Dalam memahami
agama harus mendasar kepada kerangka epistemology yang digunakan.
Perubahan menunjukkan bahwa memahami agama tergantung dari car pandang.
Hal ini bisa dipahami dari analogi melalui cerita Jalaluddin Rumi tentang gajah
dan orang buta, dimana masing-masing orang buta itu menyampaikan deskripsi
gajah secara berbeda-beda sesuai dengan bagian tubuh gajah yang merek raba
dan rasakan.
Agama tidak boleh dikritik, tapi pemikiran keagamaan sah untuk dikritik.
Kedua hal itu harus dibedakan. Kalau dalam dunia akademik yang agak kompleks,
keduanya harus dibeda-bedakan. Jadi antara al-dîn (agama) dan al-afkâr al-
dîniyyah (pemikiran keagamaan) itu berbeda. Abdul Karim Soroush mempunyai
teori berfikir dalam memahami teks agama dan pengetahuan ilmu agama sebagai
berikut:
Pertama, Exspansioan and Contarction Theory ( penyusutan dan
pengembagan pemahaman agama) dalam membedakan agama dan pemahaman
ilmu keagamaan. Menurut Abdul Karim Soroush hakekat dari teori
pengembangan dan penyusutan pemahaman keagamaan adalah bahwa ada satu
fase dimana pemahaman seorang tentang agama itu berkembang
(expansion),juga ada masa dimana pemahaman kita terhadap agama menyusut
(contractoin). Semuanya mungkin terjadi karena perbedaan kacamata dalam
memandang agama. Menurut Abdul Karim Soroush umat Islam belum bisa
membedakan agama (al din) dan pemahaman keagamaan (ma’rifat al din).
Perluasan yang dimaksud bukan berarti bahwa ilmu pengetahuan buatan
manusia menggantikan agama (wahyu allah).
Kedua, Basthu al-Tajribah al- Nabawiyah yaitu tentang prilaku. memiliki
landasan pemahaman agama bahwa semua pemahaman manusia tentang agama
bersifat historis dan bisa saja salah. Apa yang Nabi terima dari Tuhan adalah
kandungan dari wahyu. Muatan wahyu ini bagaimanapun tak dapat diberikan
kepada manusia begitu saja, sebab ia berada di luar pemahaman, bahkan tak
terjangkau kata-kata. Kandungan wahyu tersebut tak memiliki bentuk, dan tugas
Nabi adalah menciptakan bentuk sehingga membuatnya dapat dipahami. Jika
orang Muslim bersikeras pada gagasan bahwa Alquran adalah bukan ciptaan,
dan merupakan kata-kata abadi Tuhan yang harus diterapkan secara literal, maka
mereka akan terjebak dalam dilema yang tak terpecahkan.
Ketiga, Al-Dzatiy wa al-Aradli fii al- Adyan. Istilah ini digunakan untuk
menemukan bagian orisinal (Al Dzatiy) dan yang dihadirkan (Al-Aradli) dalam
agama-agama. Pentingnya penggabungan agama dan demokrasi, menurut Abdul
Karim Soroush, sebenarnya dilatarbelakangi karena melihat kenyataan historis
bahwa dalam kultur politik masyarakat sekuler liberal, pemerintah dan rakyatnya
bertindak seakan-akan tidak ada
Keempat, Al-Din fi al-Had al- Adna wa al -Ala. Perumpamaan tentang
evolusi pemahaman dari ala kadarnya menuju kadar tak terbatas, dari yang
asalnya fisik menuju metafisik. Tuhan, berjalan dengan sama sekali
mengabaikan eksistensi dan non eksistensinya, tidak pernah mempertimbangan
restu dan larangannya dalam kebijakan dan perilaku mereka. Sebaliknya, bentuk
pemerintahan agama masa lampau dianggap hanya mengurusi amanat Tuhan,
bukan manusia. Mereka melihat kepuasan rakyat sebagai akibat sampingan
alami dan tergantung dari kepuasan Tuhan
Kelima, Al-Islam , al Wahyu, an Nubuwwah. Sifat turunnya wahyu
kepada nabi. Tujuannya menjernihkan dan menempatkan wilayah yang
seharusny, yaitu mana yang berposisi sebagai pengikut dan siapa panutannya.
Kombinasi agama dan demokrasi adalah contoh kesesuaian antara agama dan
akal. Faktanya jelas bahwa upaya tersebut sekaligus adalah konsensus (ijma’)
dan sumpah kesetiaan kepada penguasa (baiat). Sebaliknya, wacana
pemerintahan agama harus dimulai dengan diskusi tentang hak asasi manusia,
keadilan, dan pembatasan kekuasaan (semua itu adalah masalah extrareligious).
mengandung nilai agama, berguna, dan pertanda baik. Pemikiran semacam itu
tidak berarti dinodai oleh kecenderungan anti-agama atau berpihak secara
curang untuk menggantikan religiusitas dengan keduniawian.
Keenam, Khatamiyyah al-Nabiy, Soroush membedah tentang
pemungkas kenabian yang melekat pada nabi muhammada saw. Kombinasi
agama dan demokrasi adalah kecerdasan metareligious yang memiliki
setidaknya beberapa dimensi epistemologis extrareligious. Misalnya, dalam
pemerintahan otokratis, hak pengambil keputusan diserahkan hanya kepada
kekuasaan, dalam pemerintahan demokratis diserahkan kepada kebijaksanaan
umum yang dinamis, dan dalam pemerintahan agama diserahkan kepada Tuhan
(agama). Semestinya, tidaklah demikian dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Akan tetapi, masyarakat beragama adalah pendukung, sponsor, sumber, dan
penyemangat kebijakan-kebijakan yang berlandas agama, sehingga tanpa suatu
masyarakat beragama, pemerintahan demokratis agama tidak dapat
terbayangkan. Argumen di atas memberikan titik awal yang valid dan formulasi
yang benar tentang (jika bukan solusi sebenarnya) masalah kombinasi antara
agama dan demokrasi. Argumen ini, tidak seperti tulisan-tulisan dari beberapa
pemikir Islam, yang berusaha menempatkan seluruh bobot bangunan konseptual
demokrasi atas pondasi yang lemah terkait dengan intrareligious, seperti ajaran
agama tentang musyawarah.
2. DEMOKRASI AGAMA
Pemikiran Soroush terkait dengan perlunya umat Islam menggugat
otoritas kebenaran agama dengan meninggalkan absolutisme dan tirani
pemikiran ini dipengaruhi oleh improfisasi dan ilmu manusia, menurut Soroush
hak-hak asasi manusia harus di perjuangkan. Gagasan Soroush tentang
perjuangan HAM dan Demokrasi di Iran pasca-Revolusi Iran 1979 sangat
diperhitungkan Gagasan Soroush tentang perjuangan HAM dan Demokrasi di
Iran pasca-Revolusi Iran 1979 Revolusi Iran, menurut Soroush dilandaskan pada
klaim agama, karenanya dia menggabungkan ide-ide terhadap perkembangan
pandangan hidup dan pemikiran agamis masyarakat Iran, serta klaim pemerintah
Iran sebagai pemerintah Islam. Baginya pemerintahan ulama tidak memberikan
keistimewaan, tidak ada ulama yang memiliki keistimewaan duniawi, baik itu
secara politik maupun ekonomi. Pemerintahan Islam di Iran adalah sebuah
pemerintahan tanpa teori dan doktrin. Oleh karena itu dibidang ekonomi, politik,
hak asasi manusia dan urusan internasional pemerintah bersifat reaktif dan
sembrono, baginya bahkan dekrit dan putusan Khoemaini mengenai Fiqh
disebabkan kepentingan praktis saat itu, tanpa adanya dasar teoritis ditengah
masyarakat miskin.
Meskipun demikian, sebagian pengkritik menganggap gagasan terhadap
pemerintahan demokrasi agama tidak masuk akal. Mereka menujuk fenomena-
fenomena dan kaidah-kaidah seperti otoritas fuqaha, memberlakukan hukuman
mati atas orang yang murtad, mengangap orang kafir sebagai kotor, dogmatisme
keyakinan, dan kekakuan pada kaidah dan fatwa agama adalah bukti kebencian
agama terhadap demokrasi. Soroush meliberasi pemikiran, tidak terkungkung
mullahisme dan wilayatul faqih, dia yakin bahwa membaca buku memperluas
paradigma bahwa Al Qur‘an bisa didekati dengan keilmuan lain. itulah
demokratisasi yang diusung Soroush.
Jika kita Tarik pada system demokrasi di Indonesia, dibandingkan di Iran
tentu bangsa Indonesia lebih beruntung tidak mengalami diskriminasi beragama,
bebas dalam memafsirkan agama, serta kemerdekaan berfikir. System demokrasi
yang dianut Indonesia adalah demokrasi pancasila, dengan menjadikan pancasila
sebagai dasar negara, sehingga secara materiil berarti demokrasi yang dianut
juga adalah demokrasi pancasila. Ciri demokrasi pancasila adalah kekeluargaan
dan gotong royong berdasar terhadap Tuhan YME, Menjamin HAM dan hak
minoritas Pengambilan keputusan musyawarah mufakat, bersendi terhadap
hukum dan kedaulatan ditangan rakyat. Sedang demokrasi di Iran menganut
system Wilayatul Faqih, dan pengkultusan terhadap manusia
Teori ini dipandang dapat menjadi pilar penguat pluralisme dan nilai-
nilai demokrasi. Soroush mengingatkan agamawan untuk tidak terjebak dalam
sebuah penafsiran agama tertentu, apalagi menobatkannya sebagai satu-satunya
pemahaman keagamaan yang benar. Satu hal yang menjadi sasaran peringatan
keras Soroush adalah dijadikannya sebuah pemahaman agama sebagai sebuah
ideologi bagi negara, sehingga otoritarianisme yang lahir dari fenomena tersebut
adalah otoritarianisme agama dan dapat mengancam nilai-nilai demokrasi.
Menurut Soroush, yang terpenting dalam upaya memahami pemikiran
keagamaan manusia adalah keharusan untuk membedakan mana agama sebagai
sebuah ajaran Tuhan dan pemikiran keagamaan manusia sebagai produk
manusia dan sebagai refleksi atas ajaran agama. Dari pembedaan ini nantinya
akan diketahui unsur mana yang sebenarnya sakral, mutlak kebenarannya dan
unsur mana yang profan, tidak asli dan tidak mutlak kebenarannya. Dalam hal
ini Soroush menegaskan bahwa yang sebenarnya terjadi adalah selama orang
belum dapat membedakan antara agama dan pemahaman agama, maka ia tidak
akan menemukan jawaban yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan yang
mengusik tersebut. Benar bahwa kitab suci agama (menurut penilaian para
pengikutnya) tidak bercacat, namun sama benarnya juga mengatakan bahwa
pemahaman manusia akan agama itu bercacat. Agama itu suci dan ukhrawi,
tetapi pemahaman tentang agama adalah manusiawi dan duniawi. Yang konstan
adalah agama (dîn) sedangkan yang mengalami perubahan adalah ilmu agama
(al-ma‘rifah al-dînîyah)
Menurut Soroush, agama tidak bimbang dalam berbicara tentang
tujuannya dan menjelaskan tentang kebaikan dan keburukan tetapi kecacatan itu
dijumpai dalam pemahaman manusia tentang maksud agama. Agama tidak
membutuhkan perbaikan dan penyempurnaan. Akan tetapi, ilmu agama, yang
bersifat manusiawi dan tidak sempurna secara terus-menerus perlu diperbaiki.
Agama bersih dari segala kultur dan buah pikiran manusia, tetapi ilmu agama
(tanpa ragu sedikitpun) terpengaruh oleh hal-hal demikian. Syariah agama tidak
pernah setara dengan opini manusia sehingga mustahil ada kesesuaian atau
ketidaksesuaian antara keduanya, pemahaman seorang manusialah yang bisa
jadi sama atau tidak sama dengan pemahaman manusia yang lain
Melalui teori penyusutan dan pengembangan interpretasi agama,
pemahaman terhadap agama sebagai bagian dari ilmu agama memiliki tujuan
yang sama dengan semua disiplin keilmuwan dan pengetahuan manusia lainnya
jika ilmu pengetahuan lain baik itu eksak maupun non-eksak tersebut
dipergunakan sebagai pisau analisis untuk memahami agama. Soroush
menjelaskan bahwa teori penyusutan dan pengembangan interpretasi agama
membuka rahasia semua pertanyaan seperti itu. Teori ini membedakan antara
agama dan ilmu agama. Teori ini menilai ilmu agama sebagai suatu cabang ilmu
pengetahuan manusia dan menganggap pemahaman kita tentang agama
berevolusi bersama cabang-cabang ilmu pengetahuan manusia lainnya.
Menurut Hashas, teori Soroush tersebut berdampak pada seluruh hasil
rancangan Soroush yakni dunia yang secara a priori bersifat plural di mana dia
menyebutnya “pluralisme negatif” dan secara aposteriori juga bersifat plural,
dan dia menyebutnya “pluralisme positif”. Dengan konsep ini Soroush sampai
pada satu kesimpulan bahwa manusia dan kaum beriman tidak bisa berharap
terlalu banyak pada agama, di mana Soroush menyebutnya sebagai “agama
minimalis” melawan orang “maksimalis”, untuk sejarah dan orang beriman itu
sendiri yang menambahkan pada agama hal-hal “kebetulan” yang berkedok
“esensialis”. Untuk menyingkap “esensial” agama maka dibutuhkan
penyingkapan awal pewahyuan dan hal ini kemudian terbangun dalam cahaya
pengalaman Kenabian, urgensi kesejarahan, dan interaksi kemanusiaan. Hasil
dari studi agama adalah pengetahuan tentang agama tersebut dan bukan agama
itu sendiri.
Soroush juga mengungkapkan bahwa ada sebagian orang yang
mengaburkan antara agama dengan dunia. Orang-orang yang menganggap
agama sebagai fana karena menurut mereka agama dan dunia berbahasa yang
sama. Hubungan antara agama dan dunia bagi sebagian orang bisa jadi sangat
erat. Agama bisa berfungsi untuk menjelaskan dunia sehingga dapat
memberikan peringatan dan menghindarkan manusia dari kerusakan dan
kehancuran. Sebaliknya, dunia dapat berfungsi menjelaskan agama karena
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dapat menjadi sebuah media untuk
menjelaskan maksud-maksud firman Allah di dalam wahyunya. Dengan
demikian, bukannya kebudayaan dan tren kontemporer yang serba berubah itu
yang dijadikan pedoman kehidupan akan tetapi agama itulah yang tetap menjadi
tujuan dan way of life bagi manusia sejagad meski ia hidup dalam berbagai jaman
yang berbeda-beda.
3. TEORI INTEGRASI INTERKONEKSI MENGUATKAN TEORI
QABDH WA BAST
M. Amin Abdullah mengemukakan gagasan tentang teori Integrasi
Interkoneksi, teori tersebut menguatkan pemikiran Abdul Karim Soroush
tentang teori Qabdh wa Bast dan, adapun bukti dari penguatan gagasan tersebut
adalah;
1. Integrasi-interkoneksi merupakan upaya mempertemukan antara ilmu-ilmu
agama (islam) dan ilmu-ilmu umum (sains-teknologi dan sosial-humanior
Sedangkan Qabdh wa Bast mengawali teorinya dengan pembedaan antara
agama dan ilmu agama tanpa mengklasifikasi perbedaan antara ilmu agama
dengan ilmu pengetahuan lainnya. Yang artinya kedua teori tersebut
mengakui upaya sciantifikasi Al Qur‘an.
2. Tujuan dari integrasi interkoneksi adalah untuk bisa memahami kehidupan
manusia yang kompleks secara terpadu dan menyeluruh. (Q.S. Al-Mujadilah:
11). Sedangkan tujuan teori penyusutan dan pengembangan interpretasi
agama, menjelaskan pemahaman terhadap agama sebagai bagian dari ilmu
agama, dengan segala kompleksitasnya dan kemerdekaan berfikir. Keduanya
sama-sama dipergunakan sebagai pisau analisis untuk memahami agama.
3. Teori Qabdh wa Bast dan teori Integrasi Interkoneksi sama-sama
berkeyakinan bahwa Ilmu pengetahuan yang sesungguhnya merupakan hasil
dari pembacaan manusia terhadap ayat-ayat Tuhan, tanpa kehilangan dimensi
spiritualitasnya, maka berkembanglah ilmu atau sains yang bisa digunakan
untuk mengkaji agama.
KESIMPULAN
Pemikiran keagamaan bukanlah merupakan agama, melainkan
pemikiran yang meliputi dan berporos pada agama. Pemikiran keagamaan
dipengaruhi oleh keilmuan yang berbeda, lingkungan yang berbeda, tafsir yang
berbeda, mahzab yang berbeda, kepercayaan-kepercayaan umum dan donggeng-
donggeng rakyat. Dengan demikian, pemikiran keagamaan seperti ini, mustahil
akan selamanya benar. Mungkin disatu sisi ia akan membawa kebenaran dan
disisi lain mungkin ia akan membawa pada kesalahan sebagaimana ia tercampuri
oleh tujuan-tujuan, bersifat relative sebagaimana pendapat seorang manusia.
Perbedaan agama (ad-din) dan pemikiran keagamaan (al-fikr ad-din)
adalah Agama merupakan kumpulan dasar-dasar yang dibawa oleh Nabi atau
Rasul, sedangkan pemikiran keagamaan adalah metode-metode historis untuk
memahami dasar-dasar itu dan penerapannya. Setiap pemahaman atas teks-teks
keagamaan dan setiap interpretasi atasnya setelah nabi wafat merupakan
pemikiran keagamaan. Oleh karena itu pemahaman atau interpretasi ini
terkadang cocok dengan inti agama dan terkadang tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Soroush, Abdulkarim, Reason, Freedom, & Democracy in Islam Essential
Writings of 'Abdolkarim Soroush, Oxford University Press, 1999
Abdullah, M. Amin, Islamic Studies di Perguruan Tinggi: Paradigma
Integratif-Interkonektif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010)
Abdullah, M. Amin, ―Relevansi Studi Agama-Agama dalam Milenium
Amin Abdullah dkk, Mencari Islam (Studi Islam dengan Berbagai
Pendekatan), (Yogyakarta, Tiara Wacana, 2000)

More Related Content

What's hot

Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaHolong Marina Ops
 
Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)
Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)
Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)Nurlinda Ummu Ridho
 
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islam6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islamMarhamah Saleh
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakatnaufalando
 
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamBerbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamRendra Fahrurrozie
 
Sains dan teknologi dalam islam
Sains dan teknologi dalam islamSains dan teknologi dalam islam
Sains dan teknologi dalam islamRomza Baher
 
Buku Sur’Atul Badihah
Buku Sur’Atul BadihahBuku Sur’Atul Badihah
Buku Sur’Atul Badihahcucur
 
Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Unsur-unsur Agama
Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Unsur-unsur AgamaPengertian, Fungsi, Tujuan, dan Unsur-unsur Agama
Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Unsur-unsur AgamaJimatul Arrobi
 
Sistem sanksi dalam islam
Sistem sanksi dalam islamSistem sanksi dalam islam
Sistem sanksi dalam islamFenti 000
 
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikanPengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikanSeptian Muna Barakati
 
Soal Jawab Seputar Gerakan Islam
Soal Jawab Seputar Gerakan IslamSoal Jawab Seputar Gerakan Islam
Soal Jawab Seputar Gerakan IslamAnas Wibowo
 

What's hot (20)

Al-Dalalah
Al-Dalalah Al-Dalalah
Al-Dalalah
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
 
Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)
Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)
Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)
 
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islam6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
 
metode keilmuan dakwah
 metode keilmuan dakwah metode keilmuan dakwah
metode keilmuan dakwah
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamBerbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
 
Sains dan teknologi dalam islam
Sains dan teknologi dalam islamSains dan teknologi dalam islam
Sains dan teknologi dalam islam
 
Dasar dasar dakwah
Dasar dasar dakwah Dasar dasar dakwah
Dasar dasar dakwah
 
Alur Kitab Mafahim HT
Alur Kitab Mafahim HTAlur Kitab Mafahim HT
Alur Kitab Mafahim HT
 
Buku Sur’Atul Badihah
Buku Sur’Atul BadihahBuku Sur’Atul Badihah
Buku Sur’Atul Badihah
 
Bab 11 Pluralisme Agama
Bab 11 Pluralisme AgamaBab 11 Pluralisme Agama
Bab 11 Pluralisme Agama
 
Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Unsur-unsur Agama
Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Unsur-unsur AgamaPengertian, Fungsi, Tujuan, dan Unsur-unsur Agama
Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Unsur-unsur Agama
 
Materi Dakwah
Materi DakwahMateri Dakwah
Materi Dakwah
 
Sistem sanksi dalam islam
Sistem sanksi dalam islamSistem sanksi dalam islam
Sistem sanksi dalam islam
 
Aik ppt 1
Aik ppt 1Aik ppt 1
Aik ppt 1
 
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikanPengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
 
Soal Jawab Seputar Gerakan Islam
Soal Jawab Seputar Gerakan IslamSoal Jawab Seputar Gerakan Islam
Soal Jawab Seputar Gerakan Islam
 
Pergaulan dalam islam
Pergaulan dalam islamPergaulan dalam islam
Pergaulan dalam islam
 
Ilmu dakwah.
Ilmu dakwah.Ilmu dakwah.
Ilmu dakwah.
 

Similar to Pemikiran Abdul Karim Soroush Teks Agama & pemahaman Keagamaan

4. aliran dan dilog peradaban
4. aliran dan dilog peradaban4. aliran dan dilog peradaban
4. aliran dan dilog peradabanAbdul Aziz
 
4. aliran dan dilog peradaban
4. aliran dan dilog peradaban4. aliran dan dilog peradaban
4. aliran dan dilog peradabanAbdul Aziz
 
Isu isu islam kontemporer
Isu   isu islam kontemporerIsu   isu islam kontemporer
Isu isu islam kontemporerilmalaja
 
Metodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptxMetodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptxFaizahNurAtika1
 
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Hukum Islam
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Hukum IslamSejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Hukum Islam
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Hukum IslamAdriani154
 
Manusia dan pandangan hidup
Manusia dan pandangan hidupManusia dan pandangan hidup
Manusia dan pandangan hidupFara Timoor
 
pemikiran asing, islam liberal dan sekularisme
pemikiran asing, islam liberal dan sekularismepemikiran asing, islam liberal dan sekularisme
pemikiran asing, islam liberal dan sekularismeSalam Salleh
 
18. edi susilo nim 1903018029 (review buku teologi islam dr.nasihun)
18. edi susilo  nim 1903018029 (review buku teologi islam dr.nasihun)18. edi susilo  nim 1903018029 (review buku teologi islam dr.nasihun)
18. edi susilo nim 1903018029 (review buku teologi islam dr.nasihun)EdiSusilo16
 
Bab 01 pemikiran politik gus dur
Bab 01 pemikiran politik gus durBab 01 pemikiran politik gus dur
Bab 01 pemikiran politik gus durmoviedz
 
JURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docx
JURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docxJURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docx
JURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docxSoniaSembiring
 
David Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docx
David Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docxDavid Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docx
David Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docxoktavianusbaptista1
 
ISU LIBERALISME DI MALAYSIA
ISU LIBERALISME DI MALAYSIAISU LIBERALISME DI MALAYSIA
ISU LIBERALISME DI MALAYSIAAliffAzahar
 
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasah
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasahSistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasah
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasahSalim Anshori
 

Similar to Pemikiran Abdul Karim Soroush Teks Agama & pemahaman Keagamaan (20)

Filsafat Politik
Filsafat PolitikFilsafat Politik
Filsafat Politik
 
4. aliran dan dilog peradaban
4. aliran dan dilog peradaban4. aliran dan dilog peradaban
4. aliran dan dilog peradaban
 
4. aliran dan dilog peradaban
4. aliran dan dilog peradaban4. aliran dan dilog peradaban
4. aliran dan dilog peradaban
 
Isu isu islam kontemporer
Isu   isu islam kontemporerIsu   isu islam kontemporer
Isu isu islam kontemporer
 
Metodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptxMetodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptx
 
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Hukum Islam
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Hukum IslamSejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Hukum Islam
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Hukum Islam
 
Manusia dan pandangan hidup
Manusia dan pandangan hidupManusia dan pandangan hidup
Manusia dan pandangan hidup
 
Ilmu kalam
Ilmu kalamIlmu kalam
Ilmu kalam
 
pemikiran asing, islam liberal dan sekularisme
pemikiran asing, islam liberal dan sekularismepemikiran asing, islam liberal dan sekularisme
pemikiran asing, islam liberal dan sekularisme
 
18. edi susilo nim 1903018029 (review buku teologi islam dr.nasihun)
18. edi susilo  nim 1903018029 (review buku teologi islam dr.nasihun)18. edi susilo  nim 1903018029 (review buku teologi islam dr.nasihun)
18. edi susilo nim 1903018029 (review buku teologi islam dr.nasihun)
 
Bab 01 pemikiran politik gus dur
Bab 01 pemikiran politik gus durBab 01 pemikiran politik gus dur
Bab 01 pemikiran politik gus dur
 
Pluralisme agama
Pluralisme agamaPluralisme agama
Pluralisme agama
 
JURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docx
JURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docxJURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docx
JURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docx
 
David Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docx
David Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docxDavid Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docx
David Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docx
 
ISU LIBERALISME DI MALAYSIA
ISU LIBERALISME DI MALAYSIAISU LIBERALISME DI MALAYSIA
ISU LIBERALISME DI MALAYSIA
 
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasah
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasahSistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasah
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasah
 
Sekularism 2010
Sekularism 2010Sekularism 2010
Sekularism 2010
 
Sekularism 2010
Sekularism 2010Sekularism 2010
Sekularism 2010
 
Sekularism 2010
Sekularism 2010Sekularism 2010
Sekularism 2010
 
Sekularism 2010
Sekularism 2010Sekularism 2010
Sekularism 2010
 

More from M. Zidny Nafi' Hasbi

More from M. Zidny Nafi' Hasbi (11)

Kekuatan Pasar Dalam Ekonomi Islam
Kekuatan Pasar Dalam Ekonomi IslamKekuatan Pasar Dalam Ekonomi Islam
Kekuatan Pasar Dalam Ekonomi Islam
 
Teori Nalar & Budaya Menurut Al Jabiri
Teori Nalar & Budaya Menurut Al Jabiri Teori Nalar & Budaya Menurut Al Jabiri
Teori Nalar & Budaya Menurut Al Jabiri
 
Filsafat Analitik Kontemporer
Filsafat Analitik KontemporerFilsafat Analitik Kontemporer
Filsafat Analitik Kontemporer
 
Pemikiran khaled abou el fadl ppt
Pemikiran khaled abou el fadl pptPemikiran khaled abou el fadl ppt
Pemikiran khaled abou el fadl ppt
 
Teori Prilaku Produsen
Teori Prilaku ProdusenTeori Prilaku Produsen
Teori Prilaku Produsen
 
Teori Produksi
Teori Produksi Teori Produksi
Teori Produksi
 
Teori Analisis Permintaan
Teori Analisis PermintaanTeori Analisis Permintaan
Teori Analisis Permintaan
 
Analisis permintaan islami
Analisis permintaan islami  Analisis permintaan islami
Analisis permintaan islami
 
Maqosid dan pekembangan doktrin Arbitrase syariah kontemporer
Maqosid dan pekembangan doktrin Arbitrase syariah kontemporer Maqosid dan pekembangan doktrin Arbitrase syariah kontemporer
Maqosid dan pekembangan doktrin Arbitrase syariah kontemporer
 
Islamisasi Ekonomi Konsep & Metodologi
Islamisasi Ekonomi Konsep & MetodologiIslamisasi Ekonomi Konsep & Metodologi
Islamisasi Ekonomi Konsep & Metodologi
 
Analisis permintaan
Analisis permintaanAnalisis permintaan
Analisis permintaan
 

Recently uploaded

Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptAchmadHasanHafidzi
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docxJefryColter
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxLidyaManuelia1
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfIGNATIUSOKIDEWABRATA
 
Estimasi Perhitungan Return dan Risiko Portofolio PPT.pptx
Estimasi Perhitungan Return dan Risiko Portofolio PPT.pptxEstimasi Perhitungan Return dan Risiko Portofolio PPT.pptx
Estimasi Perhitungan Return dan Risiko Portofolio PPT.pptxsalmanhizbullah531
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptmariapasaribu13
 
Anggaran Bahan Mentah materi penganggaran bisnis .ppt
Anggaran Bahan Mentah materi penganggaran bisnis .pptAnggaran Bahan Mentah materi penganggaran bisnis .ppt
Anggaran Bahan Mentah materi penganggaran bisnis .pptFRISTINREVAPRATAMA
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxtikasianturi1410
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMohammadAthianManan
 
MANAJEMEN KEUANGAN MATERI MENGENAI BIAYA MODAL
MANAJEMEN KEUANGAN MATERI MENGENAI BIAYA MODALMANAJEMEN KEUANGAN MATERI MENGENAI BIAYA MODAL
MANAJEMEN KEUANGAN MATERI MENGENAI BIAYA MODALDwiAyuSitiHartinah
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?EnforceA Real Solution
 

Recently uploaded (11)

Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
 
Estimasi Perhitungan Return dan Risiko Portofolio PPT.pptx
Estimasi Perhitungan Return dan Risiko Portofolio PPT.pptxEstimasi Perhitungan Return dan Risiko Portofolio PPT.pptx
Estimasi Perhitungan Return dan Risiko Portofolio PPT.pptx
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
Anggaran Bahan Mentah materi penganggaran bisnis .ppt
Anggaran Bahan Mentah materi penganggaran bisnis .pptAnggaran Bahan Mentah materi penganggaran bisnis .ppt
Anggaran Bahan Mentah materi penganggaran bisnis .ppt
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
 
MANAJEMEN KEUANGAN MATERI MENGENAI BIAYA MODAL
MANAJEMEN KEUANGAN MATERI MENGENAI BIAYA MODALMANAJEMEN KEUANGAN MATERI MENGENAI BIAYA MODAL
MANAJEMEN KEUANGAN MATERI MENGENAI BIAYA MODAL
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 

Pemikiran Abdul Karim Soroush Teks Agama & pemahaman Keagamaan

  • 1. TOLERANSI DAN PEMERINTAHAN: SEBUAH WACANA TENTANG AGAMA DAN DEMOKRASI (Abdul Karim Soroush) DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU-ILMU KE ISLAMAN DISUSUN OLEH: M. ZIDNY NAFI’ HASBI NIM. 2030001210 PROGRAM DOKTORAL KONSENTRASI EKONOMI ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2021
  • 2. ABSTRAK Abdul Karim Soroush menggugat konsep “wilayah faqih” dalam sistem demokrasi di Iran. Konsep tersebut memberikan wewenang tunggah kepada Mullah dan ulama, sehingga fatwanya bersifat otoritatif. Abdul Karim Soroush mengkritik karena pemerintah hanya mengedepankan kepentingan negara dan menafikan kemaslahatan masyarakat. Gagasan Soroush adalah refleksi dari situasi politik di Iran yang dikuasai oleh wilayatul faqih mereka menafsiri agama seolah tafsir itu adalah agama sendiri. Abdul Karim Soroush menggunakan teori hermeneutika dalam membaca ajaran agama untuk menemukan ajaran egaliter. Dengan demikian muncul pertanyaan bagaimana sebuah gagasan tentang perubahan bisa dirujukan dengan sifat agama sebagai pembawa kebenaran abadi?. Apakah mungkin dilakukan? Karena kepasrahan pada perubahan tidak akan diterima oleh tradisi dan juga agama. Begitu juga taqlid buta terhadap tradisi akan menyulitkan seseorang untuk menjalani agama di dunia yang sangat plural ini. Selanjutnya mengapa diperlukan upaya untuk merenovasi agama yang bersumber dari Tuhan dan apa saja yang perlu mengalami perubahan Kata kunci: Agama dan pengetahuan ilmu agama, demokrasi agama PENDAHULUAN Iran (Persia) adalah suatu wilayah yang tradisi intelaktualnya terbukti maju bahkan sejak zaman kuno. Bahkan Persia merupakan negara yang melahirkan para ahli fikir yang membantu peradaban Islam masa keemasan Dinasti Abbasiayah. Interaksi intelektual orang-orang Muslim dengan dunia pemikiran terutama terjadi Mesir, Damaskus, Mesopotamia, dan Persia atau Iran. Abdul Karim Soroush adalah salah satu pewaris dan sekaligus pembaharu peradaban Persia, di samping pendahulunya seperti Murtadha Muthahhari dan Ali Syari’ati. Syari'ati terkenal sebagai teoretisi sebuah revolusi agama, maka Soroush terkenal dengan teori revolusinya pada pembentukan pluralisme agama dan politik dalam agama, dan sekaligus seorang revolusioner masyarakat Iran. Abdul Karim Soroush, tidak seperti Syari'ati, perhatian Abdul Karim Soroush bukan untuk mengubah dunia melalui revolusi tetapi untuk mengenali, baik melalui pendekatan kritis rasional maupun kompleksitas kehidupan beragama di zaman modern. Abdul Karim Soroush memiliki keberanian revolusioner untuk
  • 3. menantang kesucian interpretasi agama resmi dan orang yang dipandang mempunyai otoritas keagamaan. Abdul Karim Soroush ingin memadukan dalam banyak hal antara Islam dan Barat, khususnya dalam corak pemikirannya. Misalnya, terkait dengan konsep pemerintahan ideal, dia tampak sekali menawarkan bagaimana nilai-nilai agama (Islam) dipadukan dengan konsep demokrasi sekuler. Abdul Karim Soroush mengatakan: “The religious attitude (relegating the judgment to the shared religious knowledge) maintains the same epistemological relationship to democracy as does the scientific attitude (relegating judgement to the shared wisdom of practitioners)” (Soroush, 2000:137). Sebagaimana dikatakan Soroush, bahwa sikap religius (mengalihkan penghakiman ke pengetahuan agama bersama) mempertahankan hubungan epistemologis yang sama dengan demokrasi seperti halnya sikap ilmiah (menurunkan penghakiman terhadap kebijaksanaan bersama praktisi). Dengan demikian perpaduan agama dan demokrasi adalah suatu contoh keserasian antara agama dan nalar. Perpaduan agama dan demokrasi adalah kecerdasan metareligious yang memiliki setidaknya beberapa dimensi epistemologis extrareligious. Abdul Karim Soroush, merupakan tokoh yang tidak asing lagi dalam dunia filsafat. Abdul Karim Soroush adalah salah seorang dari 32 penulis yang namanya dicantumkan pada bagian pemikir Islam kontemporer pada spesifikasi kebebasan berfikir. Abdul Karim Soroush mengungkapkan pemikiran dan kritiknya yang tajam terhadap pengetahuan keagamaan, ia juga menuangkan ide pemikirannya pada berbagai karyanya yang fenomenal, meski mendapat tantangan berarti dari berbagai pihak, namun tidak dapat dipungkiri bahwa ia merupakan tokoh pemikir muslim kontemporer yang telah membangunkan para pemikir muslim yang selama ini stagnan dari kedinamisan pemahaman syari’at. Secara khusus Abdul Karim Soroush berpendapat bahwa negara Islam harus mendorong kemajuan ilmu pengetahuan, dan memberi ruang yang bebas bagi peneliti dalam mengembangkan pemikirannya dalam memahami agama. Agama
  • 4. dapat dikaji secara rasional sama seperti fenomena-fenomena lainnya. Agama itu bersifat Illahiyah (devine) sedangkan interpretasi bersifat manusiawi bisa saja salah. PEMBAHASAN 1. TEKS AGAMA DAN PENGETAHUAN ILMU AGAMA Abdul Karim Soroush menggunakan hermeneutika kebebasan ketika menginterpretasikan ajaran agama dan memhami pengetahuan agama, karena kebebasan menjadi dasar untuk menemukan kebeneran. Adapun menghindari kebebasan menjadi musuh kebenaran dan tempat pembiakan ide-ide yang salah. Orang yang yang takut pada kebebasan adalah mereka yang mencingtai ide-ide lemah, sedangkan para pencinta kebenaran sangat mencintai kebebasan. Kebebasan di sini erat kaitannya dengan nalar (reason). Karena manusia adalah makhluk rasional yang cendrung menginginkan kebebesan. Dalam hal ini, nalar menjadi sumber inspirasi dan wadah dalam mencari kebenaran akan menemukan ruang yang komplek, misalkan kaum Nazi merendahkan demokrasi dan kebebasan publik karena pemuja Hilter yang didukung dan didasarkan pada kepatuhan buta dan tidak rasinonal. Abdul Karim Soroush ingin membedakan antara agama dengan pemahaman agama (ilmu agama). Agama (wahyu) secara hakiki mempunyai kebenaran mutlak, namun pemahaman manusia terhadap agama bergradasi dan bisa salah. Abdul Karim Soroush mempunyai gagasan bahwa harus dibedakan antara Islam sebagai kebenaran dan Islam sebagai identitas. Dalam memahami agama harus mendasar kepada kerangka epistemology yang digunakan. Perubahan menunjukkan bahwa memahami agama tergantung dari car pandang. Hal ini bisa dipahami dari analogi melalui cerita Jalaluddin Rumi tentang gajah dan orang buta, dimana masing-masing orang buta itu menyampaikan deskripsi gajah secara berbeda-beda sesuai dengan bagian tubuh gajah yang merek raba dan rasakan.
  • 5. Agama tidak boleh dikritik, tapi pemikiran keagamaan sah untuk dikritik. Kedua hal itu harus dibedakan. Kalau dalam dunia akademik yang agak kompleks, keduanya harus dibeda-bedakan. Jadi antara al-dîn (agama) dan al-afkâr al- dîniyyah (pemikiran keagamaan) itu berbeda. Abdul Karim Soroush mempunyai teori berfikir dalam memahami teks agama dan pengetahuan ilmu agama sebagai berikut: Pertama, Exspansioan and Contarction Theory ( penyusutan dan pengembagan pemahaman agama) dalam membedakan agama dan pemahaman ilmu keagamaan. Menurut Abdul Karim Soroush hakekat dari teori pengembangan dan penyusutan pemahaman keagamaan adalah bahwa ada satu fase dimana pemahaman seorang tentang agama itu berkembang (expansion),juga ada masa dimana pemahaman kita terhadap agama menyusut (contractoin). Semuanya mungkin terjadi karena perbedaan kacamata dalam memandang agama. Menurut Abdul Karim Soroush umat Islam belum bisa membedakan agama (al din) dan pemahaman keagamaan (ma’rifat al din). Perluasan yang dimaksud bukan berarti bahwa ilmu pengetahuan buatan manusia menggantikan agama (wahyu allah). Kedua, Basthu al-Tajribah al- Nabawiyah yaitu tentang prilaku. memiliki landasan pemahaman agama bahwa semua pemahaman manusia tentang agama bersifat historis dan bisa saja salah. Apa yang Nabi terima dari Tuhan adalah kandungan dari wahyu. Muatan wahyu ini bagaimanapun tak dapat diberikan kepada manusia begitu saja, sebab ia berada di luar pemahaman, bahkan tak terjangkau kata-kata. Kandungan wahyu tersebut tak memiliki bentuk, dan tugas Nabi adalah menciptakan bentuk sehingga membuatnya dapat dipahami. Jika orang Muslim bersikeras pada gagasan bahwa Alquran adalah bukan ciptaan, dan merupakan kata-kata abadi Tuhan yang harus diterapkan secara literal, maka mereka akan terjebak dalam dilema yang tak terpecahkan. Ketiga, Al-Dzatiy wa al-Aradli fii al- Adyan. Istilah ini digunakan untuk menemukan bagian orisinal (Al Dzatiy) dan yang dihadirkan (Al-Aradli) dalam agama-agama. Pentingnya penggabungan agama dan demokrasi, menurut Abdul
  • 6. Karim Soroush, sebenarnya dilatarbelakangi karena melihat kenyataan historis bahwa dalam kultur politik masyarakat sekuler liberal, pemerintah dan rakyatnya bertindak seakan-akan tidak ada Keempat, Al-Din fi al-Had al- Adna wa al -Ala. Perumpamaan tentang evolusi pemahaman dari ala kadarnya menuju kadar tak terbatas, dari yang asalnya fisik menuju metafisik. Tuhan, berjalan dengan sama sekali mengabaikan eksistensi dan non eksistensinya, tidak pernah mempertimbangan restu dan larangannya dalam kebijakan dan perilaku mereka. Sebaliknya, bentuk pemerintahan agama masa lampau dianggap hanya mengurusi amanat Tuhan, bukan manusia. Mereka melihat kepuasan rakyat sebagai akibat sampingan alami dan tergantung dari kepuasan Tuhan Kelima, Al-Islam , al Wahyu, an Nubuwwah. Sifat turunnya wahyu kepada nabi. Tujuannya menjernihkan dan menempatkan wilayah yang seharusny, yaitu mana yang berposisi sebagai pengikut dan siapa panutannya. Kombinasi agama dan demokrasi adalah contoh kesesuaian antara agama dan akal. Faktanya jelas bahwa upaya tersebut sekaligus adalah konsensus (ijma’) dan sumpah kesetiaan kepada penguasa (baiat). Sebaliknya, wacana pemerintahan agama harus dimulai dengan diskusi tentang hak asasi manusia, keadilan, dan pembatasan kekuasaan (semua itu adalah masalah extrareligious). mengandung nilai agama, berguna, dan pertanda baik. Pemikiran semacam itu tidak berarti dinodai oleh kecenderungan anti-agama atau berpihak secara curang untuk menggantikan religiusitas dengan keduniawian. Keenam, Khatamiyyah al-Nabiy, Soroush membedah tentang pemungkas kenabian yang melekat pada nabi muhammada saw. Kombinasi agama dan demokrasi adalah kecerdasan metareligious yang memiliki setidaknya beberapa dimensi epistemologis extrareligious. Misalnya, dalam pemerintahan otokratis, hak pengambil keputusan diserahkan hanya kepada kekuasaan, dalam pemerintahan demokratis diserahkan kepada kebijaksanaan umum yang dinamis, dan dalam pemerintahan agama diserahkan kepada Tuhan (agama). Semestinya, tidaklah demikian dalam penyelenggaraan pemerintahan.
  • 7. Akan tetapi, masyarakat beragama adalah pendukung, sponsor, sumber, dan penyemangat kebijakan-kebijakan yang berlandas agama, sehingga tanpa suatu masyarakat beragama, pemerintahan demokratis agama tidak dapat terbayangkan. Argumen di atas memberikan titik awal yang valid dan formulasi yang benar tentang (jika bukan solusi sebenarnya) masalah kombinasi antara agama dan demokrasi. Argumen ini, tidak seperti tulisan-tulisan dari beberapa pemikir Islam, yang berusaha menempatkan seluruh bobot bangunan konseptual demokrasi atas pondasi yang lemah terkait dengan intrareligious, seperti ajaran agama tentang musyawarah. 2. DEMOKRASI AGAMA Pemikiran Soroush terkait dengan perlunya umat Islam menggugat otoritas kebenaran agama dengan meninggalkan absolutisme dan tirani pemikiran ini dipengaruhi oleh improfisasi dan ilmu manusia, menurut Soroush hak-hak asasi manusia harus di perjuangkan. Gagasan Soroush tentang perjuangan HAM dan Demokrasi di Iran pasca-Revolusi Iran 1979 sangat diperhitungkan Gagasan Soroush tentang perjuangan HAM dan Demokrasi di Iran pasca-Revolusi Iran 1979 Revolusi Iran, menurut Soroush dilandaskan pada klaim agama, karenanya dia menggabungkan ide-ide terhadap perkembangan pandangan hidup dan pemikiran agamis masyarakat Iran, serta klaim pemerintah Iran sebagai pemerintah Islam. Baginya pemerintahan ulama tidak memberikan keistimewaan, tidak ada ulama yang memiliki keistimewaan duniawi, baik itu secara politik maupun ekonomi. Pemerintahan Islam di Iran adalah sebuah pemerintahan tanpa teori dan doktrin. Oleh karena itu dibidang ekonomi, politik, hak asasi manusia dan urusan internasional pemerintah bersifat reaktif dan sembrono, baginya bahkan dekrit dan putusan Khoemaini mengenai Fiqh disebabkan kepentingan praktis saat itu, tanpa adanya dasar teoritis ditengah masyarakat miskin. Meskipun demikian, sebagian pengkritik menganggap gagasan terhadap pemerintahan demokrasi agama tidak masuk akal. Mereka menujuk fenomena- fenomena dan kaidah-kaidah seperti otoritas fuqaha, memberlakukan hukuman
  • 8. mati atas orang yang murtad, mengangap orang kafir sebagai kotor, dogmatisme keyakinan, dan kekakuan pada kaidah dan fatwa agama adalah bukti kebencian agama terhadap demokrasi. Soroush meliberasi pemikiran, tidak terkungkung mullahisme dan wilayatul faqih, dia yakin bahwa membaca buku memperluas paradigma bahwa Al Qur‘an bisa didekati dengan keilmuan lain. itulah demokratisasi yang diusung Soroush. Jika kita Tarik pada system demokrasi di Indonesia, dibandingkan di Iran tentu bangsa Indonesia lebih beruntung tidak mengalami diskriminasi beragama, bebas dalam memafsirkan agama, serta kemerdekaan berfikir. System demokrasi yang dianut Indonesia adalah demokrasi pancasila, dengan menjadikan pancasila sebagai dasar negara, sehingga secara materiil berarti demokrasi yang dianut juga adalah demokrasi pancasila. Ciri demokrasi pancasila adalah kekeluargaan dan gotong royong berdasar terhadap Tuhan YME, Menjamin HAM dan hak minoritas Pengambilan keputusan musyawarah mufakat, bersendi terhadap hukum dan kedaulatan ditangan rakyat. Sedang demokrasi di Iran menganut system Wilayatul Faqih, dan pengkultusan terhadap manusia Teori ini dipandang dapat menjadi pilar penguat pluralisme dan nilai- nilai demokrasi. Soroush mengingatkan agamawan untuk tidak terjebak dalam sebuah penafsiran agama tertentu, apalagi menobatkannya sebagai satu-satunya pemahaman keagamaan yang benar. Satu hal yang menjadi sasaran peringatan keras Soroush adalah dijadikannya sebuah pemahaman agama sebagai sebuah ideologi bagi negara, sehingga otoritarianisme yang lahir dari fenomena tersebut adalah otoritarianisme agama dan dapat mengancam nilai-nilai demokrasi. Menurut Soroush, yang terpenting dalam upaya memahami pemikiran keagamaan manusia adalah keharusan untuk membedakan mana agama sebagai sebuah ajaran Tuhan dan pemikiran keagamaan manusia sebagai produk manusia dan sebagai refleksi atas ajaran agama. Dari pembedaan ini nantinya akan diketahui unsur mana yang sebenarnya sakral, mutlak kebenarannya dan unsur mana yang profan, tidak asli dan tidak mutlak kebenarannya. Dalam hal ini Soroush menegaskan bahwa yang sebenarnya terjadi adalah selama orang
  • 9. belum dapat membedakan antara agama dan pemahaman agama, maka ia tidak akan menemukan jawaban yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan yang mengusik tersebut. Benar bahwa kitab suci agama (menurut penilaian para pengikutnya) tidak bercacat, namun sama benarnya juga mengatakan bahwa pemahaman manusia akan agama itu bercacat. Agama itu suci dan ukhrawi, tetapi pemahaman tentang agama adalah manusiawi dan duniawi. Yang konstan adalah agama (dîn) sedangkan yang mengalami perubahan adalah ilmu agama (al-ma‘rifah al-dînîyah) Menurut Soroush, agama tidak bimbang dalam berbicara tentang tujuannya dan menjelaskan tentang kebaikan dan keburukan tetapi kecacatan itu dijumpai dalam pemahaman manusia tentang maksud agama. Agama tidak membutuhkan perbaikan dan penyempurnaan. Akan tetapi, ilmu agama, yang bersifat manusiawi dan tidak sempurna secara terus-menerus perlu diperbaiki. Agama bersih dari segala kultur dan buah pikiran manusia, tetapi ilmu agama (tanpa ragu sedikitpun) terpengaruh oleh hal-hal demikian. Syariah agama tidak pernah setara dengan opini manusia sehingga mustahil ada kesesuaian atau ketidaksesuaian antara keduanya, pemahaman seorang manusialah yang bisa jadi sama atau tidak sama dengan pemahaman manusia yang lain Melalui teori penyusutan dan pengembangan interpretasi agama, pemahaman terhadap agama sebagai bagian dari ilmu agama memiliki tujuan yang sama dengan semua disiplin keilmuwan dan pengetahuan manusia lainnya jika ilmu pengetahuan lain baik itu eksak maupun non-eksak tersebut dipergunakan sebagai pisau analisis untuk memahami agama. Soroush menjelaskan bahwa teori penyusutan dan pengembangan interpretasi agama membuka rahasia semua pertanyaan seperti itu. Teori ini membedakan antara agama dan ilmu agama. Teori ini menilai ilmu agama sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan manusia dan menganggap pemahaman kita tentang agama berevolusi bersama cabang-cabang ilmu pengetahuan manusia lainnya. Menurut Hashas, teori Soroush tersebut berdampak pada seluruh hasil rancangan Soroush yakni dunia yang secara a priori bersifat plural di mana dia
  • 10. menyebutnya “pluralisme negatif” dan secara aposteriori juga bersifat plural, dan dia menyebutnya “pluralisme positif”. Dengan konsep ini Soroush sampai pada satu kesimpulan bahwa manusia dan kaum beriman tidak bisa berharap terlalu banyak pada agama, di mana Soroush menyebutnya sebagai “agama minimalis” melawan orang “maksimalis”, untuk sejarah dan orang beriman itu sendiri yang menambahkan pada agama hal-hal “kebetulan” yang berkedok “esensialis”. Untuk menyingkap “esensial” agama maka dibutuhkan penyingkapan awal pewahyuan dan hal ini kemudian terbangun dalam cahaya pengalaman Kenabian, urgensi kesejarahan, dan interaksi kemanusiaan. Hasil dari studi agama adalah pengetahuan tentang agama tersebut dan bukan agama itu sendiri. Soroush juga mengungkapkan bahwa ada sebagian orang yang mengaburkan antara agama dengan dunia. Orang-orang yang menganggap agama sebagai fana karena menurut mereka agama dan dunia berbahasa yang sama. Hubungan antara agama dan dunia bagi sebagian orang bisa jadi sangat erat. Agama bisa berfungsi untuk menjelaskan dunia sehingga dapat memberikan peringatan dan menghindarkan manusia dari kerusakan dan kehancuran. Sebaliknya, dunia dapat berfungsi menjelaskan agama karena perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dapat menjadi sebuah media untuk menjelaskan maksud-maksud firman Allah di dalam wahyunya. Dengan demikian, bukannya kebudayaan dan tren kontemporer yang serba berubah itu yang dijadikan pedoman kehidupan akan tetapi agama itulah yang tetap menjadi tujuan dan way of life bagi manusia sejagad meski ia hidup dalam berbagai jaman yang berbeda-beda. 3. TEORI INTEGRASI INTERKONEKSI MENGUATKAN TEORI QABDH WA BAST M. Amin Abdullah mengemukakan gagasan tentang teori Integrasi Interkoneksi, teori tersebut menguatkan pemikiran Abdul Karim Soroush tentang teori Qabdh wa Bast dan, adapun bukti dari penguatan gagasan tersebut adalah;
  • 11. 1. Integrasi-interkoneksi merupakan upaya mempertemukan antara ilmu-ilmu agama (islam) dan ilmu-ilmu umum (sains-teknologi dan sosial-humanior Sedangkan Qabdh wa Bast mengawali teorinya dengan pembedaan antara agama dan ilmu agama tanpa mengklasifikasi perbedaan antara ilmu agama dengan ilmu pengetahuan lainnya. Yang artinya kedua teori tersebut mengakui upaya sciantifikasi Al Qur‘an. 2. Tujuan dari integrasi interkoneksi adalah untuk bisa memahami kehidupan manusia yang kompleks secara terpadu dan menyeluruh. (Q.S. Al-Mujadilah: 11). Sedangkan tujuan teori penyusutan dan pengembangan interpretasi agama, menjelaskan pemahaman terhadap agama sebagai bagian dari ilmu agama, dengan segala kompleksitasnya dan kemerdekaan berfikir. Keduanya sama-sama dipergunakan sebagai pisau analisis untuk memahami agama. 3. Teori Qabdh wa Bast dan teori Integrasi Interkoneksi sama-sama berkeyakinan bahwa Ilmu pengetahuan yang sesungguhnya merupakan hasil dari pembacaan manusia terhadap ayat-ayat Tuhan, tanpa kehilangan dimensi spiritualitasnya, maka berkembanglah ilmu atau sains yang bisa digunakan untuk mengkaji agama. KESIMPULAN Pemikiran keagamaan bukanlah merupakan agama, melainkan pemikiran yang meliputi dan berporos pada agama. Pemikiran keagamaan dipengaruhi oleh keilmuan yang berbeda, lingkungan yang berbeda, tafsir yang berbeda, mahzab yang berbeda, kepercayaan-kepercayaan umum dan donggeng- donggeng rakyat. Dengan demikian, pemikiran keagamaan seperti ini, mustahil akan selamanya benar. Mungkin disatu sisi ia akan membawa kebenaran dan disisi lain mungkin ia akan membawa pada kesalahan sebagaimana ia tercampuri oleh tujuan-tujuan, bersifat relative sebagaimana pendapat seorang manusia. Perbedaan agama (ad-din) dan pemikiran keagamaan (al-fikr ad-din) adalah Agama merupakan kumpulan dasar-dasar yang dibawa oleh Nabi atau Rasul, sedangkan pemikiran keagamaan adalah metode-metode historis untuk
  • 12. memahami dasar-dasar itu dan penerapannya. Setiap pemahaman atas teks-teks keagamaan dan setiap interpretasi atasnya setelah nabi wafat merupakan pemikiran keagamaan. Oleh karena itu pemahaman atau interpretasi ini terkadang cocok dengan inti agama dan terkadang tidak. DAFTAR PUSTAKA Soroush, Abdulkarim, Reason, Freedom, & Democracy in Islam Essential Writings of 'Abdolkarim Soroush, Oxford University Press, 1999 Abdullah, M. Amin, Islamic Studies di Perguruan Tinggi: Paradigma Integratif-Interkonektif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) Abdullah, M. Amin, ―Relevansi Studi Agama-Agama dalam Milenium Amin Abdullah dkk, Mencari Islam (Studi Islam dengan Berbagai Pendekatan), (Yogyakarta, Tiara Wacana, 2000)