Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang nilai-nilai kemanusiaan, budaya, etika, moral, dan hukum dalam kehidupan manusia menurut dua buku sumber yang berbeda.
1. CRITICAL BOOK REPORT
Dikerjakan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
DOSEN PEMBIMBING
Drs.Anam Ibrahim, M.Pd.
Disusun Oleh :
Nama : Hafiza Zahra
Nim : 4143321016
Kelas : Pendidikan Fisika Ekstensi2014
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
2. LEMBAR KERJA MAHASISWA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIMED
Jurusan/Prodi : Fisika / Pendidikan Mata Kuliah : Ilmu Sososial & Budaya dasar
Semester : Ganjil 2016 Kelas : Pend.Fisika eks 14
I. Identitas Buku
BUKU PERTAMA
Judul Buku : Ilmu Sosial & Budaya Dasar
Penulis : Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, M.A.
Kholis Ridho, S.Ag., M.Si.
Drs. Nurochim,M.M.
Penerbit : Kencana Prenadamedia Group
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2010
Edisi : Revisi
Jumlah halaman : 222 Halaman
BUKU KEDUA
Judul Buku : Ilmu Sosial Budaya Dasar
Penulis : Elly M, Setiadi
Kama A. Hakam
Ridwan Effendi
Penerbit : Kencana Prenadamedia Group
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2008
Edisi : 2
Jumlah halaman : 216 Halaman
3. II. Ringkasan Isi Buku
Buku Pertama
BAB 6
MANUSIA, NILAI, MORAL, DAN HUKUM
A. Manusia Dan Nilai-Nilai Kemanusiaan
Manusia sebagai makhluk sosial dan berbudaya pada dasarnya dipengaruhi oleh nilai-nilai
kemanusiaan. Nilai tersebut berupa : etika yang erat hubungannya dengan moralitas maupun
estetika yang berhubungan dengan keindahan. Dalam realitas sosial pengembangan supremasi
hukum sangat tergantung pada empat komponen yaitu
a. Materi hukum
b. Sarana prasarana hukum
c. Aparatur hukum
d. Budaya hukum masyarakat.
Nilai-nilai kemanusiaan adalah suatu hal yang dapat memanusiakan manusia atau bisa
dikatakan juga kembali kepada fitrah manusia , itulah nilai-nilai kemanusiaan. Fitrah manusia
adalah punya sisi baik dan sisi buruk. Tetapi kita juga jangan lupa bahwa manusia itu juga punya
fitrah/kecendrungan ntuk menyempurnakan diri.
B. Nilai Budaya
Kebudayaan adalah konsep, keyakinan, nilai, dan norma yang dianut masyarakat yang
mempengaruhi perilaku mereka dalam upaya menjawab tantangan kehidupan yang berasal dari
alam sekelilingnya.
Ada 6 nilai yang amat menentukan wawasan etika dan kepribadian manusia sebagai individu
maupun sebagai masyarakat yaitu : ekonomi ,solidaritas ,agama seni ,kuasa ,dan teori.
1. Nilai teori. Ketika manusia-manusia menentukan dengan objektif identitas benda-benda atau
kejadian-kejadian maka dalam proses nya hingga menjadi pengetahuan manusia mengenal
adanya teori yang menjadi konsep dalam proses penilaian atas alam sekitar.
2. Nilai Ekonomi. Ketika manusia bermaksud menggunakan benda-benda atau kejadian-
kejadian pada proses penilaian ekonomi atau kegunaan efisiensi untuk memperbesar
4. kesenangan hidup. Kombinasi antara nilai teori dan nilai ekonomi yang senantiasa maju
disebut aspek progresif dari kebudayaan.
3. Nilai Agama. Ketika manusia menilai sesuatu rahasia yang menakjubkan dan kebesaran
yang menggetarkan di mana di dalamnya ada konsep kekudusan dan ke Pak Jiman kepada
yang maha gaib Maka manusia mengenal nilai agama.
4. Nilai seni. Jika yang dialami itu keindahan di mana ada konsep estetika dalam menilai benda
atau kejadian-kejadian Maka manusia mengenai nilai seni. Kombinasi dari nilai agama dan
seni yang sama-sama menekankan intuisi perasaan dan Fantasy disebut aspek ekspresif dari
kebudayaan.
5. Nilai kuasa. Ketika manusia merasa puas jika orang lain mengikuti pikirannya norma-
normanya dan kemauannya maka ketika itu manusia mengenal nilai kuasa.
6. Nilai Solidaritas. Tetapi ketika hubungan itu menjelma menjadi cinta persahabatan dan
Simpati sesama manusia menghargai orang lain dan membantu mereka dalam manusia
mengenal nilai Solidaritas.
Enam nilai budaya itu merupakan kristalisasi dari berbagai macam nilai kehidupan yang
selanjutnya menentukan konfigurasi kepribadian dan norma etik individu dan masyarakat. Nilai
apa yang paling dominan pada seseorang atau sekelompok orang akan menentukan sosok mereka
sebagai manusia budaya( Al Insan Madaniyyun Bi at thab'i)
Orang yang lebih dipengaruhi oleh nilai ekonomi cenderung kurang memperhatikan halal
dan haram orang yang lebih dipengaruhi oleh teori menjadi ilmuwan yang lebih dipengaruhi oleh
nilai kuasa cenderung tega dan nekad yang lebih dipengaruhi oleh nilai agama dan seni
cenderung menjadi Sufi dan seterusnya sehingga ada seseorang yang materialis seniman dan
pekerja sosial.
Budaya progresif akan mengembangkan cara berpikir ilmiah dan melahirkan berbagai
cabang ilmu pengetahuan sedangkan puncak dari budaya ekspresif bermuara pada kepercayaan
mitologis dan mistik. Pendukung budaya progresif pada umumnya dinamis dan siap digantikan
oleh generasi penerus dengan penempenemuan-penemuan baru, sedangkan pendukung budaya
ekspresif statis atau tradisional , memandang Kebudayaan sebagai sesuatu yang sudah final.
5. C. Etika, Norma,Hukum dan Akhlak
Etika lahir dari hasil pemikiran manusia kapas tata nilai yang berkembang dalam suatu
masyarakat yang dipandang sebagai sebuah kebenaran bersama. Adapun moral adalah tindakan
manusia yang dipandang baik dan sesuai dengan pemikiran yang ada dalam masyarakat.
Etika memiliki penjelasan sekurangnya Iya sebagai sistem nilai kode etik dan filsafat
moral. Sebagai sistem nilai Iya berarti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Dengan demikian persamaan etika dan moral adalah sebuah konsep tentang peraturan
yang berkembang dan diterima dikalangan masyarakat atau keduanya sama-sama tentang baik
buruknya tingkah laku dan perbuatan manusia termasuk mana yang wajar dan tidak.
Perbedaannya adalah jika etika lebih bersifat teoritis dan konseptual sementara moral lebih
banyak bersifat praktis. Etika lebih menitikberatkan pada pembahasan tingkah laku manusia
secara universal atau yang berlaku umum dan normal lebih dekatdengan peraturan lokal atau
komunitas tertentu.Moral lebih menekankan pada ukuran baik dan buruk, wajar tidak wajar,
lebihjauh etika menjelaskan dan mengkaji ukuran yang diberikan norma.
Akan hanya norma, tata aturan hukumnya lahir dari norma yang terlambangkan atau
dibakukan oleh institusi legal seperti negara. Karena itu , antara kedua nya terdapat hubungan
yang cukup erat, saling mempengaruhi dan saling membutuhkan. Kualitas sebuah produk
hukum ditentukan oleh norma moral yang berkembang di tengah masyarakatnya. Karena itu
berlakunya sebuah ketetapan hukum sebenarnya menunjukkan kualitas norma moral yang
berkembang pada masyarakat nya.
Perbedaan tegas antara norma dan hukum dapat dilihat dari sifat dari hukum yang tertulis
dan disusun dalam bentuk kitab undang-undang sementara norma umumnya berbentuk kebiasaan
yang tidak tertulis tetapi kuat dipatuhi atau dia kini.
Telaah tentang norma etika dan hukum penting diperbandingkan dengan konsepsi akhlak
dalam Islam. Akhlak seseorang tidak saja menunjukkan kualitas keimanannya tetapi sekaligus
Salah satu cara untuk mendapatkan kebahagiaan karena memang kebagian merupakan tujuan
6. utama akhlak. Secara etimologi kata Al Akhlak merupakan jamak dari Al khuluk memiliki
banyak makna , yaitu ath-Thab'u atau tabiat, ad-Din atau agama dan as-Sajiyyah atau perangai .
Adapun secara terminologi Al Ghazali mendefisikan akhlak dengan “ tentang kondisi yang
menetap dalam jiwa di mana semua perilaku bersumber dari nya dengan penuh kemudahan tanpa
memerlukan proses berpikir dan merenung” (al-Ghazali,Ihya Ulumuddin,Juz III : 57 ).
D. Perlunya Keseimbangan Nilai-Nilai Insani.
Kamal atau kesempurnaan manusia terletak pada kestabilan dan keseimbangan nilai-
nilainya. Manusia dengan segala kemampuan yang ada pada dirinya dapat dianggap sempurna
ketika tidak hanya kecenderungan pada satu nilai dari sekian banyak nilai yang ia miliki. Iya
dapat dianggap sempurna ketika mampu menyeimbangkan dan menstabilkan serangkaian potensi
Insaninya . Orang-orang mengatakan Hakikat dan substansi Keadilan adalah keseimbangan dan
keselarasan “. Yang dimaksud dengan keseimbangan di sini adalah seiring dengan
perkembangan potensi Insania tercipta juga keseimbangan dalam perkembangannya. Insan
Kamil adalah manusia yang seluruh nilai Insania berkembang secara seimbang dan stabil. Tidak
satupun dari nilai-nilai itu yang berkembang tidak selaras dengan nilai yang lain. Alquran
menyebutkan manusia yang nilai-nilai insan yang berkembang seimbang dengan sempurna ini
sebagai “ Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat( perintah dan
larangan-nya) , lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: Sesungguhnya aku akan
menjadikanmu Imam bagi seluruh (Qs Al-Baqarah:124)
Dengan demikian keseimbangan antara kesalehan natural harus seimbang dengan
kesalehan Supernatural. Yaitu seimbang antara memaksimalkan upaya prestasi dalam kehidupan
pribadi, sosial ,negara dan bangsa,pergaulan internasional dengan pengetahuan,sikap,
sertaperilaku dalam keagamaan keimanan ,ketauhidan, ibadah(ketaqwaan),sejarah ketokohan
kebudayaan,dan peradaban serta aklhak mulia pandangan hidup , motivasi hidup dan keilmuan
umum dan khusus yang harus dikuasai.
E. Kesalehan Pribadi Dan Sosial
Manusia dalam keberadaannya di muka bumi senantiasa berada dalam 2 lingkup yaitu
lingkup personal dan sosial. Potensi sosial merupakan sebuah Inti atau sore dalam mencapai
kesempurnaan dirinya sebagai insan menuju Insan Kamil. Keberadaan insan yang satu
7. merupakan organ yang unik dan beragam. Setiap Insan atau personal mempunyai potensi yang
diberikan sama oleh Allah dalam rangka beribadah kepadanya.
Kesalehan pribadi atau integritas diri merupakan sebuah fondasi yang penting dan utama dalam
merubah diri dan sosial. Seorang yang sholeh dan teruji dan kuat akan bisa menjadikan
komunitas sekitarnyaSaleh. Nilai-nilai kebaikan dari seseorang yang Saleh belum teruji kalau dia
tidak berinteraksi dengan komunitas sekitarnya nya sebagai makhluk sosial. Tidak hanya dari
segi Nilai saja yang disebarkan tetapi dalam sebuah komunitas suasana tolong menolong dan
komunikasi biasa bisa memberikan sebuah perubahan yang bertahap.
Dengan demikian setiap individu harus mampu menjadi pemberi contoh teladan panutan
karismatik dan pengajar bagi orang lain dalam kebaikan hidup bersama dalam segala suka duka
serta upaya perubahan dan kemajuan. Setiap individu bersama-sama membawa masyarakat dan
bangsa nya duduk sejajar terutama dihargai serta diperhitungkan oleh individu masyarakat
bangsa dari negara lainnya hidup bersama dalam jagat raya ini.
Buku Kedua
BAB 5
MANUSIA, NILAI, MORAL, DAN HUKUM
A. HAKIKAT NILAI MORAL DALAM KEHIDUPAN MANUSIA.
1. Nilai Dan Moral Sebagai Materi Pendidikan
Ada beberapa bidang filsafat yang berhubungan dengan cara manusia mencari hakikat
sesuatu, salah satu di antaranya adalah sosiologi , bidang ini disebut filsafat nilai , yang memiliki
dua kajian utama yaitu estetika dan etika. Estetika berhubungan dengan keindahan , sementara
etika berhubungan dengan kajian baik buruk dan benar salah.
Ketika persoalan etika dan estetika ini semakin diperluas , tentu semakin kompleks ,
sebab menyentuh hal-hal yang berhubungan dengan eksistensi manusia,apakah jasmaninya,
rohani nya , fisik nya, mental nya, pikiran nya bahkan perasaan nya. Persoalan-persoalan nilai ini
jauh lebih rumit tatkala menyentuhpersoalan selera mungkin dalam kawasan etika lebih mudah
mencari standar ukuran nya karena banyak standar nilai estetis yang disepakati secara yuniversal
seperti keadilan kejujuran keikhlasan dan sebagainya akan tetapi apabila masuk pada kawasan
estetika mungkin Setiap orang mempunyai suara yang berbeda dari persoalan warna bentuk
8. maupun gayanya. Oleh karena itu adapun latin muncul Degustibus non disputandum atau selera
tidak dapat diperdebatkan tetapi meskipun demikian ada alat ukurnya utama pada manusia,
manusia memiliki akal pikiran untuk mempertimbangkan dia tahu apa yang di pilih dia tahu
mengapa harus memilih dan tahu resiko pilihannya.
Ada tiga jenis makna etika :
Pertama, kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Kedua, etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral yang dimaksud disini adalah kode etik.
Ketiga, etika mempunyai arti lagi ilmu tentang yang baik dan yang buruk. Etika di sini artinya
sama dengan filsafat moral.
Ketika ketiga pengertian etika di atas dikembangkan dalam dunia pendidikan dan
orientasi terhadap persoalan itu akan melibatkan problematika metodologis. Perbedaan yang
kecenderungan metode yang dipilih lebih sering karena perbedaan dimaksud yang ingin dicapai
Jadi bukan hanya karena ketidaksepakatan makna nilai yang diyakininya namun nilai pun bisa
membuat setiap orang memiliki orientasi serta strategi yang beda dalam pengembangan
pendidikan nilainya.
2. Nilai Moral Di Antara Pandangan Objektif Dan Subjektif Manusia.
Nilai erat hubungannya dengan manusia dalam bidang etika yang mengatur kehidupan
manusia dalam kehidupan sehari-hari maupun bidang estetika yang berhubungan dengan
persoalan keindahan bahkan nilai masuk ketika manusia memahami agama dan keyakinan
beragama.
Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memakai nilai dalam 2 konteks pertamakan
memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif apabila dia memandang nilai itu ada meskipun
tanpa ada yang menilainya Bahkan memandang nilai telah ada sebelum adanya manusia sebagai
penilai. Baik dan buruk benar dan salah bukan hadir karena persepsi dan penafsiran manusia
tetapi ada sebagai sesuatu yang ada dan menuntun manusia dalam kehidupannya. Persoalannya
bukan bagaimana seseorang harus menemukan nilai yang telah ada tersebut tetapi lebih kepada
Bagaimana menerima dan mengaplikasikan nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Nilai
9. bagi pandangan objektif is tidak tergantung pada objek melainkan objek lah sebagai penyangga
perlu hadir dan menampakan nilai tersebut.
Pandangan Kedua memandang nilai itu subjektif artinya nilai sangat tergantung pada
subjek yang menilainya jadi nilai memang tidak akan ada dan tidak akan hadir tanpa hadirnya
penilai Oleh karena itu nilai melekat dengan subjek penilaian.
Nilai itu objektif atau subjektif bisa dilihat dari dua kategori :
1. Apakah objek itu memiliki nilai karena kita mendambakannya atau kita mendambakannya
karena objek itu memiliki nilai?
2. Apakah hasrat kenikmatan perhatian yang memberikan nilai pada objek atau kita mengalami
preferensi karena kenyataan bahwa objek tersebut memiliki nilai mendahului dan asing bagi
reaksi psikologis dan organis kita?
3 .Nilai di antara kualitas primer dan kualitas sekunder.
Setiap benda zat dan apapun yang ada di alam dalam raya ini termasuk manusia memiliki
kualitas. Kualitas adalah sebuah sifat kualitas menentukan tinggi rendahnya derajat sesuatu
kualitas menentukan berharga tidaknya suatu objek. Kualitas melekat dan hadir serta terlihat
karena adanya objek yang ditempati sifat atau kualitas tersebut tetapi adanya membutuhkan
penopang yaitu objek yang ditempati kualitas. Kualitas tidak akan tanpa tanpa hadirnya suatu
objek namun meski tanpa hadirnya objek diyakini bahwa kualitas itu ada.
Menurut Frondizi(2001 hal 7-10) kualitas di bagi dua :
1. Kualitas primer, yaitu kualitas dasar yang tanpa itu objek tidak dapat menjadi ada
seperti panjang dan beratnya batu sudah ada sebelum waktu itu dipahat menjadi patung
misalnya. Kualitas primer ini merupakan bagian dari eksistensi objek-objek tidak ada
tanpa adanya kualitas primer ini.
2. Kualitas sekunder, yaitu kualitas yang dapat ditangkap oleh pancaindra setiap warna bau
dan sebagainya. Kualitas ini terpengaruh oleh tingkat subjektivitas seperti halnya
kualitas primer sekunder merupakan bagian dari eksistensi atau realitas objek.
4 kode menemukan Han hierarki nilai dalam pendidikan.
10. Keputusan nilai dapat menyatakan berguna atau tidak berguna benar atau tidak benar baik atau
buruk manusiawi atau tidak manusiawi religius atau tidak religius Oleh karena itu nilai itu
memiliki polaritas dan hirarki yaitu :
1. Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai atau polaritas
seperti baik dan buruk , keindahan dan kejelekan.
2. Nilai tersusun secara hirarkis yaitu hirarki urutan pentingnya.
Ada 6 klasifikasi nilai yaitu klasifikasi nilai yang didasarkan atas :
1. Pengakuan
2. Objek yang dipermasalahkan
3. Keuntungan yang diperoleh
4. Tujuan yang akan dicapai
5. Hubungan antara pengembangan nilai dengan keuntungan.
6. Hubungan yang dihasilkan nilai itu sendiri dengan hal lain yang lebih baik.
Menurut Max Scheller menyebutkan hierarki tersebutterdiri dari :
1. Nilai kenikmatan
2. Nilai kehidupan
3. Nilai kejiwaan
4. Nilai kerohanian.
Sedangkan Notonegoro membagi hierarki menjadi tiga :
1. Nilai material
2. Nilai vital
3. Nilai kerohanian
5. Pengertian Nilai
Dapat dilihat bahwa pengertian nilai yang ada yang melihatnya Sebagai kondisi
psikologis ada yang memandangnya sebagai objek ideal ada juga yang mengklasifikasikan nya
mirip dengan status benda.
6. Makna Nilai Bagi Manusia.
11. Nilai itu penting bagi manusia apakah nilai itu dipandang dapat mendorong manusia
karena dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu menarik manusia karena ada di luar
manusia yaitu terdapat pada objek sehingga nilai terlebih dipandang sebagai Kegiatan menilai.
Keyakinan individu pada nilai harus menyentuh sampai hierarki nilai tertinggi seperti yang
diungkapkan oleh Sheller bahwa :
1. Nilai tertinggi menghasilkan kepuasan yang lebih mendalam
2. Kepuasan jangan dikacaukan dengan kenikmatan meskipun kenikmatan merupakan hasil
dari kepuasan
3. Semakin kurang kerelatifan nilai semakin tinggi keberadaannya nilai tertinggi dari semua
nilai adalah nilai mutlak.
B. PROBLEMATIKA PEMBINAAN NILAI MORAL
1. Pengaruh Kehidupan Keluarga Dalam Pembinaan Nilai Moral.
Keluarga sebagai bagian dari masyarakat pengaruh oleh tuntutan kemajuan yang terjadi
namun masih banyak orang yang meyakini bahwa nilai moral itu hidupdan dibangun dalam
lingkungan keluarga.
Tetapi setiap hari dalam keluarga terjadi perubahan-perubahan yang dramatis Meskipun
tidak sampai masuk kategori menakutkan. Menurut Louis Rath “ berdasarkan data baru dua dari
lima ibu bekerja diluar rumah estimasi terakhir menyebutkan bahwa dua dari lima ibu
merupakan keluarga yang brokenhome dalam konteks ini dimaksudkan salah satu diantara orang
tua tersebut meninggal bercerai pisah atau salah satu diantara mereka di penjara. Seringkali pada
keluarga yang brokenhome atau pada keluarga yang kedua orang tuanya bekerja berakibatkan
pada penurunan intensitas hubungan antara anak dengan orang tua dalam lingkungan yang baik
dan kadang menegangkan ini seseorang anak sangat sulit tuk membangun nilai-nilainya secara
jelas.
Persoalan merosotnya intensitas interaksi dalam keluarga serta keputusan komunikasi
yang harmonis antara orangtua dengan anak mengakibatkan merosotnya fungsi keluarga dalam
pemilihan nilai moral anak. Keluarga bisa jadi tidak lagi menjadi tempat untuk memperjelas nilai
yang harus dipegang Bahkan sebaliknya menambah kebingungan nilai bagi anak. Dalam posisi
12. seperti inilah institusi pendidikan perlu memfasilitasi peserta didik untuk melakukan klarifikasi
nilai.
2. Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral.
Sebagai makhluk sosial anak pasti punya teman dan pergaulan dengan teman akan
menambah perbendaharaan informasi yang akhirnya akan mempengaruhi berbagai jenis
kepercayaan yang dimilikinya. Kumpulan kepercayaan yang dimiliki anak akan membentuk
sikap yang dapat mendorong untuk memilih atau menolak sesuatu. Sikap-sikap yang mengkristal
pada diri Anda akan menjadi nilai dan nilai tersebut akan berpengaruh pada perilakunya.
Persoalan nilai mana yang akan menjadi keyakinan individu tertentu diperlukan adanya upaya
pendidikan untuk membimbing mereka keluar dari kebingungan nilai serta menemukan nilai
Hakiki yang harus menjadi pegangannya.
3. Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu.
Jika seorang anak atau remaja mengungkapkan kebingungan maka dapat diprediksi reaksi orang
tua tersebut langsung maupun tidak langsung orang dewasa akan berusaha menunjukkan jalan
mana yang paling bijak dan paling benar atau menunjukkan jalan yang baik bagi anak atau
remaja tersebut.
Anak-anak diharuskan yogotti anjuran yang disarankan mereka juga harus mengerti harapan atau
aspirasi yang dimiliki orang tua. Masyarakat sandungan untuk menganggap bahwa keyakinan
orang dewasa tetap harus dipertahankan Ana harus memiliki air seperti akhirannya dengan orang
dewasa tidak berupaya mengurangi kebingungan nilai anak Bahkan sebaliknya menambah
jumlah pilihan nilai yang menimbulkan Tingginya tingkat kebingungan dan ketidakjelasan nilai
bagi anak. Dalam kondisi ini lembaga pendidikan perlu mengupayakan agar peserta didik
maupun menemukan nilai dirinya tanpa harus bertentangan dengan nilai-nilai yang hidup dan
berkembang di masyarakat.
4. Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral.
Jika nilai memang mewakili cara pandang terhadap kehidupan atau memberi arahan
kehidupan serta membuat perubahan dalam hidup seperti orang tentu berharap pentingnya
memperhatikan perkembangan nilai anak-anak Oleh karena itu dalam media komunikasi
13. mutakhir tentu akan mengembangkan suatu pandangan hidup yang fokus sehingga memberikan
stabilitas nilai pada anak. Namun media-media tersebut justru menyuguhkan berbagai pandangan
hidup yang sangat bervariatif pada anak.
Ada kesibukan lain bila anak dihadapkan pada berbagai kemungkinan maka dia akan kehilangan
gagasan akhirnya dia akan kebingungan.
Ada kecenderungan lain bila anak dihadapkan pada berbagai kemungkinan maka dia
akan kehilangan gagasan lahirnya dia kebingungan. Sangat memungkinkan bahwa kontribusi
terbesar media-media akan pemahaman yang telah tumbuh pada anak-anak seputar mana yang
betul dan mana yang benar dan mana yang palsu yang bagus dan mana yang adil dan mana yang
timpang mana yang bermoral dan tidak bermoral.
5. Pengaruh Otak Atau Berpikir Terhadap Perkembangan Nilai Moral.
Dalam konteks pendidikan berpikir dimaknai sebagai proses yang berhubungan dan penyelidikan
dan pembuat keputusan.
Dengan demikian pendidikan tentang nilai moral yang menggunakan pendekatan berpikir lebih
upaya-upaya untuk melihatnya hubungan antara berpikir dengan nilai itu sendiri meskipun diakui
bahwa ada pendekatan lain dalam pendidikan nilai yang memiliki orientasi yang berbeda.
6. Pengaruh Informasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral.
Informasi baru yang dihasilkan yang dapat mengubah keyakinan sikap dan nilai sangat
tergantung pada faktor-faktor yaitu sebagai berikut :
A. Bagaimana informasi itu diperkenalkan
B. Oleh siapa informasi itu disampaikan
C. Dalam kondisi yang bagaimana informasi itu disampaikan atau diterima
D. Sejauh mana tingkat disonansi kognitif yang terjadi akibat informasi baru tersebut
E. Level penerimaan individu yaitu motivasi individu untuk berubah
F. Level kesiapan individu untuk menerima informasi baru serta mengubah tingkah lakunya.
Oleh karena itu munculnya berbagai informasi apalagi bila informasi itu sama kuatnya
maka akan mempengaruhi disonansi kognitif yang sama misalnya saja pengaruh teman
sebaya dengan aturan keluarga dan aturan agama akan menjadi konflik internal pada
individu yang akhirnya akan menimbulkan kebingungan nilai bagi individu tersebut.
14. C. MANUSIA DAN HUKUM
Disepakati bahwa manusia adalah makhluk sosial adalah makhluk yang selalu
berinteraksi dan membutuhkan bantuan dengan sesamanya. Dalam konteks hubungan dengan
sesama seperti itulah perlu adanya keteraturan sehingga setiap individu dapat dibuat secara
harmonis dengan individu lain disekitarnya. Menciptakannya keteraturan tersebut diperlukan
aturan yang disebut oleh kita adalah hukum. Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan
Mengingat bahwa kita tidak mungkin menggambarkan hidupnya manusia tanpa atau di luar
masyarakat manusia masyarakat dan hukum merupakan pengertian yang tidak dapat dipisahkan
“ ubi societasIbiIus”Dimana ada masyarakat di sana ada hukum adalah tepat.
D. HUBUNGAN HUKUM DAN MORAL
Hukum tidak akan berarti tanpa dijiwai moralitas hukum akan kosong tanpa moralitas.
Oleh karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma moral perundang-undangan
yang imoral harus diganti. Di sisi lain moral juga membutuhkan hukum sebab moral tanpa
hukumhanya angan-angan saja kalau tidak diundangkan akan dilembagakan dalam masyarakat.
Dengan demikian hukum bisa meningkatkan dampak sosial dan moralitas.
Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat namun hukum dan moral tetap berbeda
sebab kenyataannya mungkin ada hukum yang bertentangan dengan moral atau ada undang-
undang yang moral yang berarti terdapat ketidakcocokan antara hukum dengan moral.
III. Kelemahan dan Kelebihan Buku
1. Buku Pertama
Kelebihannya :
Cover buku tersebut menarik dilihat dari segi warnanya.
Banyak mengutip pendapat para ahli dari Indonesia.
Di dalam buku ini menjelaskan isi dengan menggunakan point-point sehingga
pembaca tertarik untuk membacanya.
Isi dari materi yang disampaikan berkesinambungan.
15. Bahasa yang disampaikan mudah untuk dipahami sehingga pembaca tertarik
untuk membacanya.
Isi buku disertai dengan pandangan budaya dari segi agama islam
Kelemahannya :
Isi buku tidak berwarna sehingga mudah membuat pembaca bosan
Tidak disertai gambar
Bahasa yang digunakan sedikit rumit (berbelit) sehingga sulit di pahami
2. Buku Kedua
Kelebihannya :
Cover buku tersebut menarik dilihat dari segi warnanya.
Banyak mengutip pendapat para ahli dari luar negeri.
Didalam buku ini banyak menggunakan istilah-istilah dalam bahasa inggris.
Di dalam buku ini menjelaskan isi dengan menggunakan point-point sehingga
pembaca tertarik untuk membacanya.
Isi dari materi yang disampaikan berkesinambungan.
Kelemahannya :
Bahasa yang digunakan penulis susah dipahami karena banyak mengutip para ahli
Bahasa yang digunakan sulit dimengerti bagi para pembaca.