2. KAJIAN TENTANG HAKIKAT
MANUSIA
Diskursus tentang hakikat manusia sejak zaman
Yunani sampai saat ini dengan berbagai macam
pendekatan terus berlangsung. Mulai dari pendekatan
filosofis sampai pendekatan multi disiplin-interkonektif.
Berbagai teori dan konsep tentang hakikat manusia
terus berkembang seiring dengan makin
berkembangnya pola pikir manusia. Ada berbagai teori
tentang hakikat manusia, sebut saja liberalisme,
materialisme, idealisme, dan eksistensialisme.
3. TUJUAN KAJIAN TENTANG
HAKIKAT MANUSIA
Dengan memahami hakikat manusia, setidaknya
pemahaman akan keberadaan manusia di dunia dapat
dijadikan sebagai pedoman dasar dalam berbuat
bahwa manusia sebagai wakil Allah di Bumi untuk
mengelola bumi demi kesejahteraan, kedamaian, dan
keadilan umat manusia dan untuk pedoman berlaku
manusiawi kepada manusia lain, serta membuat hidup
jadi lebih terarah dan bermakna.
4. TOKOH MUSLIM YANG MENGKAJI TENTANG HAKIKAT
MANUSIA
Muhammad Iqbal (1873-1938)
Konsepnya tentang manusia merupakan komentarnya terhadap
kesalahpahaman dan penyimpangan yang banyak dilakukan oleh
pemikir-pemikir terdahulu, yang hanya memandang manusia dari
satu sisi kemanusiaannya. Baginya, manusia adalah makhluk yang
paling mulia yang diciptakan oleh Tuhan. Manusia juga merupakan
wakil Tuhan di Bumi. Keberadaannya di bumi merupakan buah dari
adanya kebebasan yang ia miliki, sebagai amanah dari Tuhan.
Pemikiran Iqbal banyak terinspirasi dari al-Qur’an.
5. TOKOH MUSLIM YANG MENGKAJI TENTANG HAKIKAT
MANUSIA
Kahlil Gibran (1883-1931)
Pandangannya tentang manusia lebih ditekankan pada masalah
keberadaan manusia di bumi, sisi kemanusiaannya, martabat, dan
keluhurannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Manusia adalah
makhluk sosial sekaligus individu. Sebagai makhluk individu, ia sadar
akan dirinya dan kemudian mencintai dirinya sendiri. Cinta diri inilah
yang kemudian mendasari timbulnya rasa cinta kepada orang lain di
sekitarnya. Sebagai puncak dari cinta tersebut dengan mencintai
Penciptanya. Menurutnya, hidup manusia dijiwai oleh prinsip-prinsip
dan nilai-nilai cinta.
6. TOKOH MUSLIM YANG MENGKAJI TENTANG HAKIKAT
MANUSIA
Imam al-Ghazali
Menurut al-Ghazali, manusia tersusun dari unsur jasmani dan
rohani, sejalan dengan firman Allah (al-Shad [38]: 71-72). Namun
dalam uraiannya al-Ghazali lebih menekankan unsur rohani.
Hakikat manusia adalah jiwanya. Unsur rohanilah yang
membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Rohani
menyimpan nilai-nilai moral yang “memimpin” perilaku manusia
sehingga tidak menyimpang.
11. AKAL DAN MANUSIA
Akal yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Menggunakan akal dalam Islam artinya berpikir dan berzikir.
Berpikir tentang ciptaan Allah dan berzikir tentang
kekuasaan Allah.
Berpikir tentang ciptaan Allah melahirkan kebudayaan dan
kemajuan peradaban. Sedangkan berzikir kepada Allah
adalah bentuk pengakuan bahwa yang mutlak hanya Allah
sendiri.
12. AKAL MANUSIA DAN AL-QUR’AN
Akal manusia memungkinkan untuk beraktifitas berpikir yang
sistematis dan al-Qur’an yang menjadi landasan berpikir.
Akal manusia dan al-Qur’an tidak dapat dipahami secara struktural
karena akan menyiratkan hubungan atas-bawah yang bersifat
subordinatif dan reduktif.
Hubungan akal manusia dengan al-Qur’an adalah hubungan yang
dialektis. Yaitu, akal manusia dengan otonomi penuh bekerja dengan
semangat al-Qur’an.
13. FORMULASI DIALEKTIKA AKAL MANUSIA DAN
AL-QUR’AN
Akal manusia sebagai subjek berfungsi untuk memecahkan
masalah, sedangkan al-Qur’an memberikan wawasan
moralitas atas pemecahan masalah yang diambil oleh akal.
Hingga hubungan dialektika akal manusia dengan al-Qur’an
sebagai wahyu bersifat fungsional.
14. Konsep manusia sebagai wakil Allah di bumi
Bayani + Burhani + Irfani
= Manusia sebagai wakil
Allah di bumi
