Dokumen tersebut membahas model perilaku konsumsi berdasarkan pendekatan iso-maslahah dalam perspektif Islam. Iso-maslahah menunjukkan kombinasi barang yang memberikan tingkat kemaslahatan yang sama. Dokumen menjelaskan bentuk kurva iso-maslahah dan karakteristiknya seperti kemampuan substitusi antar barang. Dokumen juga membahas batasan-batasan seperti anggaran, ketidakborosan, dan mempertimbangkan kebutu
2. PENDAHULUAN
• Barang dan jasa dikonsumsi dengan tujuan mencapai maslahah maksimum oleh
konsumen. Maslahah adalah segala bentuk keadaan, baik material maupun
nonmaterial, yang mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk
yang mulia. Menurut as-Shatibi, maslahah dasar bagi kehidupan manusia terdiri
dari lima hal, yaitu agama (dien), jiwa (nafs), intelektual (‘aql), keluarga dan
keturunan (nash) dan material (wealth). Konsumen dapat memperoleh maslahah
apabila mengkonsumsi barang dan jasa yang bermanfaat dan berkah. Semakin
tinggi maslahah, maka semakin besar pula konsumsi.
3. PILIHAN KONSUMEN: PENDEKATAN ISO-MASLAHAH
• Terdapat 2 (dua) pendekatan untuk mengetahui perilaku konsumen, yaitu
`pendekatan maslahah marginal, dan pendekatan iso-maslahah.
Pendekatan maslahah marginal didasarkan pada pandangan bahwa manfaat
maupun berkah atas suatu kegiatan konsumsi bisa dirasakan dan diukur
oleh konsumen. Pendekatan iso-maslahah didasarkan pada pandangan
bahwa maslahah, terutama berkah hanya bisa dirasakan, namun tidak bisa
diukur seberapa besarnya.
5. KARAKTERISTIK ISO-MASLAHAH
• Kurva iso-maslahah menunjukkan kombinasi dua barang/jasa yang memberikan maslahah
yang sama
a. Bentuk Kurva Iso-Maslahah
Kurva iso-maslahah berbentuk cembung dan mempunyai slope negatif.
b. Posisi Kurva dan Tingkat Maslahah
Kurva iso-maslahah yang lebih tinggi menunjukkan tingkat maslahah yang lebih tinggi pula.
c. Tingkat substitusi semakin menurun
Slope dari kurva maslahah pada masing-masing titik yang ada menunjukkan tingkat kemampuan
untuk melakukan substitusi
6. BENTUK KURVA ISO-MASLAHAH
• Kurva iso-maslahah dengan kandungan berkah yang setingkat
• Kurva iso-maslahah dengan kandungan berkah yang tidak setingkat
9. KEMAMPUAN SUBSTITUSI ANTAR BARANG
• Domain dari konsumsi muslim adalah barang yang kandungan berkahnya
adalah positif sehingga substitusi diantara barang yang ada terjadi pada
barang-barang yang sama halal (kandungan berkah minimum).
13. BATASAN INDIVIDU DAN ETIKA DALAM
KONSUMSI
• . Beberapa Batasan itu antaralain; barangnya harus halal, dikonsumsi tidak
dalam jumlah berlebih-lebihan (israf), memperhatikan kebutuhan orang
lain dan menyesuaikan dengan kemampuan anggaran karena kehalalan
merupakan batasan minimal dalam konsumsi, maka diasumsikan seluruh
barang yang dikonsumsi adalah halal sehingga terdapat 3 kendala yang
harus dipenuhi.
17. MEMPERTIMBANGKAN KEBUTUHAN ORANG LAIN
• Islam menuntun umatnya agar peduli kepada orang lain,
terutama sanak kerabat, tetangga, fakir miskin, anak yatim,
ataupun konsumen lainnya. Kepedulian ini juga bisa dimaknai
sebagai upaya memberikan kesempatan konsumen lain untuk
membeli barang yang dibutuhkan
18. KESEIMBANGAN KONSUMEN
• Konsumen menginginkan jumlah pengeluaran yang minimum
dalam rangka mencapai maslahah tertentu. Jika harga suatu
barang meningkat, maka permintaan barang tersebut akan
menurun, selama kandungan berkah pada barang tersebut dan
barang lain tidak berubah.
20. EFEK BERKAH PADA PILIHAN OPTIMAL
• Kandungan berkah sangat mempengaruhi preferensi konsumen. Barang
mengalami peningkatan kandungan berkah, maka konsumen yang semula
netral, sekarang terpaksa harus lebih menyukai barang tersebut. Adanya
kenaikan kandungan berkah pada barang menyebabkan kurva iso-maslahah
menjadi lebih curam sehingga berdampak pada tingkat konsumsi yang
lebih tinggi terhadap barang.