[Ringkasan]
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas pencegahan dan pengendalian HIV AIDS serta PIMS di Indonesia; (2) Termasuk situasi epidemi HIV AIDS dan PIMS di Indonesia beserta target pengendalian hingga 2030; (3) Juga menjelaskan fasilitas pelayanan kesehatan untuk konsultasi tes HIV, pengobatan HIV, dan pendekatan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia.
3. HIV
H : Human (Manusia)
I : Immunodeficiency (turunnya
sistem kekebalan tubuh,
sehingga tubuh gagal melawan
infeksi)
V : Virus
Virus yang hanya terdapat di dalam
tubuh manusia dan menyebabkan
turunnya kekebalan tubuh tubuh
gagal melawan infeksi
AIDS
A : Acquired (Didapat / ditularkan
dari orang lain)
I : Immune (Kekebalan tubuh)
D : Deficiency (Penurunan /
Kekurangan)
S : Syndrome (Kumpulan Gejala &
Tanda)
Kumpulan gejala dan tanda fisik
(infeksi opotunistik) karena
penurunan kekebalan tubuh, akibat
tertular virus HIV dari orang lain
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
APAKAH HIV AIDS?
4. HIV
• Menyerang sistim kekebalan tubuh (sel darah putih / limfosit) sehingga
kekebalan tubuh menurun
• Memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri dalam tubuh manusia
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
5. Prinsip penularan:
harus memenuhi ESSE
Exit
Survive
Sufficient
Enter
• Keluar dari tubuh
manusia yang terinfeksi
• HIV dalam kondisi hidup
• Jumlahnya (konsentrasi)
cukup
• HIV masuk ke tubuh
manusia
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
9. 3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA
SEHAT 2019
PERKEMBANGAN DARI HIV MENJADI AIDS:
3 – 12 minggu
5 - 10 TAHUN
Periode
Jendela AIDS
Tertular
VIRUS
Orang masih bersih, belum tertular penyakit / virus belum ada dlm darahnya
HIV +
-Orang Tampak Sehat
-Tidak Ada Keluhan/Gejala
-Aktivitas Masih Normal
Virus sudah berada dalam darah, bisa menularkan kepada orang lain
Tes
HIV (-) H I V (+) DAN S E T E R U S N Y A P O S I T I P . . .
AIDS
1 - 2 TAHUN
10. Masa Jendela (Window Period)
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
Masa diantara terjdinya infeksi dan
terdeteksinya antibodi HIV 1/2 dengan
pemeriksaan serologi
Antara 3-12 minggu
Bila diperiksa pada masa tersebut, anti HIV nya
negatif karena antibodi belum terbentuk,
namun sudah dapat menularkan pada orang
lain
12. PENCEGAHAN HIV
DENGAN CARA
Tidak melakukan hubungan
seksual berisiko seperti
ganti-ganti pasangan
Mengikuti program
pencegahan penularan
HIV dari ibu ke anak
Skrining darah donor dan
organ tubuh
Tidak menggunakan
narkoba
Menerapkan
kewaspadaan standar
(bagi petugas
kesehatan)
Wajib Skrining HIV SPM
Ibu Hamil
Pasien IMS
Pasien TBC
WPS
LSL
Waria
Penasun
WBP
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
13. Bagaimana Kita Mengetahui Kalau Seseorang
Terinfeksi HIV ?
• Bila belum muncul gejala, tidak dapat terlihat terinfeksi atau tidak,
sementara dalam darah sudah terdapat virus dan dapat menularkan pada
orang lain
• Dapat diketahui statusnya dengan pemeriksaan antibodi HIV dalam darah
• Periksakan segera bila perilaku berisiko
Cara untuk mendeteksi HIV
adalah
melalui pemeriksaan
daraha
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
14. WHO 1
WHO 2
WHO 3
WHO 4
ADULTS
Strategi penemuan dini sesuai Perjalanan Klinis HIV
WHO 2006
Informasi luas
Semua fasyankes
mampu deteksi
Semua fasyankes
mampu diagnosis
Poci terpetakan
Bumil terlayani
Maklumat
pelayanan
Dukungan tanpa
stigma &
diskriminasi
Semua lesi
kulit, kuku
Defisit BB
<10%
Riwayat
Herpes 5 th yll
Riwayat
perilaku risiko
Riwayat lain
Semua lesi
mukosa,
mulut, usus
Defisit BB
>10%
Riwayat TB
th yl
Riwayat lain
Semua sakit berat, anomali degenerasi dan
keganasan Riwayat lain
Sukarela + SPM Kewenangan Indikasi Medis
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
15. SKRINING HIV
dan
DIAGNOSIS HIV
• Ditemukannya antibodi atau antigen HIV dlm
darah
• Jenis pemeriksaan antibodi HIV:
– Rapid Test
– ELISA
– Western Blot
– dll
• Melalui pemeriksaan antigen HIV :
– P24
– PCR
– dll
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
16. Obat ARV (Anti Retro Viral)
• Obat yang dapat menekan jumlah virus dalam darah
• Diminum secara teratur, tepat waktu dan seumur hidup
• Disediakan pemerintah GRATIS, di RS dan Puskesmas seluruh Indonesia
• Menurunkan jumlah virus dalam darah sampai tidak terdeteksi dan
mempertahankannya tetap undetect (HPTN 052)
• Mencegah progresi penyakit, mencegah infeksi oportunistik
• Memperbaiki kualitas hidup, mengurangi transmisi kepada yg lain
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
17. APAKAH IMS?
IMS singkatan dari Infeksi Menular Seksual, yaitu
kelompok infeksi yang menular melalui hubungan
seksual
Mengakibatkan penyakit pada alat kelamin dan atau
tubuh secara keseluruhan.
Beberapa IMS dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi
kepada janin atau bayinya serta melalui kontak darah
atau alat tembus kulit
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
19. Perilaku berisiko yang dapat
mempermudah penularan IMS?
Melakukan hubungan seks berisiko, tanpa menggunakan
pelindung/kondom:
• dengan penderita IMS
• dengan pasangan seksual lebih dari satu
• secara anal (karena hubungan ini mudah
menimbulkan luka)
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
20. Apa sajakah gejala dari IMS?
• Keluar cairan tidak normal dan atau sakit pada atau dari
vagina (keputihan)
• Keluar cairan tidak normal dan atau sakit dari penis
• Luka pada dan sekitar alat kelamin
• Nyeri perut bagian bawah pada perempuan
• Pembengkakan testis / skrotum
• Tumbuhan vegetasi
• Radang mata pada bayi baru lahir
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
21. Pendekatan sindrom
“Pendekatan yang menggunakan algoritma/Bagan Alur
berdasarkan sindrom (gejala dan tanda klinis pasien) untuk
sampai pada keputusan pengobatan, dengan menggunakan
antibiotik yang sesuai “
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
LABORATORIUM SEDERHANA
Permenkes 37/2012 ttg Penyenggaraan Laboratorium Puskesmas
22. LABORATORIUM SEDERHANA
Berbagai bentuk PIMS
(9 sindrom)
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
1. Duh/cairan Vagina GO,Trikomoniasis, Candidosis Vaginalis,
Vaginosis Bakteri
2. Duh/cairan Uretra GO, Chlamydia
3. Luka pada alat kelamin (Ulkus genital) Sifilis, Ulkus Mole (Chancroid), dg
vesikel:Herpes Genitalis
4. Nyeri perut bag bawah pada wanita manifestasi dari penyakit-penyakit IMS
5. Pembengkakan skrotum/buah pelir
6. Benjolan di lipat paha (Bubo inguinal) Limfogranuloma Venereum,Chancroid
7. Radang mata bayi baru lahir
(Konjungtivitis neonatorum)
Sifilis kongenital pada bayi-anak
8. Tumbuhan pd alat kelamin (Vegetasi
genital)
Kondiloma Akuminata
9. Proktitis daerah anus
23. INFEKSI
MENULAR SEKSUAL
1. Pelayanan Komprehensif IMS
2. Diagnosis IMS dengan Pendekatan Syndrom (+
Lab Sederhana )
3. Skrining Rutin IMS pada populasi berisiko tinggi
/ Deteksi Dini IMS
4. Penatalaksanaan IMS pada pasangan
5. IMS Terintegrasi dengan layanan KIA/KB /
Skrining Sifilis pada ibu hamil
6. Mobile IMS (mendekatkan akses layanan IMS
pada populasi berisiko tinggii)
7. Penawaran Pemeriksaan / Tes HIV pada setiap
pasien IMS
8. Penyediaan Obat IMS
9. Distribusi Kondom
Tujuan :
”menurunkan angka
kesakitan dan kematian
akibat Infeksi Menular
Seksual dan Infeksi
Saluran Reproduksi
yang bisa dicegah dan
diobati”
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
24. Three-interlinked global health sector
strategies for HIV, hepatitis and STI
2016-2021
With ambitious goals for ending AIDS, STI and viral hepatitis as public health
threats by 2030 endorsed during World Health Assembly 2016
http://www.who.int/reproductivehealth/ghs-strategies/en/
SDG 3.3
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
25. Strategi Global Sektor Kesehatan:
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tiga area prioritas:
1. Sifilis – eliminasi sifilis kongenital
2. Gonore – menghadapi risiko gonore
resisten obat (“untreatable”)
3. Human papillomavirus (HPV) –
vaksinasi untuk mencegah kanker
serviks
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
27. SITUASI EPIDEMI
▪ Epidemi HIV Terkonsentrasi, prevalensi HIV dewasa >15 tahun; 0,26%
▪ Papua dan Papua Barat Epidemi meluas tingkat rendah (1,8%)
▪ Estimasi Jumlah Populasi Kunci (PS, LSL, waria, penasun, pelanggan) = 5.546.953
▪ Estimasi jumlah ODHA 2020 = 543.100
EPIDEMI HIV DI INDONESIA
543.100 ODHA TAHUN 2020
Subdirektorat HIV AIDS & PIMS – Kemenkes RI
29. ROADMAP
PENGANDALIAN
HIV AIDS
2012 coC & Sufa
2016 Guidelines for
screening HIV, Syphilis,
pregnant woman
2018 Fast Track : 90-90-90
2020 - 90% key pop know HIV status, 100% babies of
PLHIV pregnant women are screened
2022 Triple elimination program in
infant : HIV, Hepatitis B & Syphilis
2027 Target 90-90-90
2030 Getting to Zero : 3-0
Subdirektorat HIV AIDS & PIMS – Kemenkes RI
31. FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
KONSELING TES HIV DAN
PENGOBATAN HIV DI INDONESIA
Subdirektorat HIV AIDS & PIMS – Kemenkes RI
FASYANKES YANG MEMBERIKAN
PENGOBATAN ARV
LAYANAN
PDP MANDIRI
1.471
PUSKESMAS
793
RUMAH
SAKIT
666
LAIN-LAIN
(BALAI/
KLINIK)
12
LAYANAN
PDP SATELIT
258
PUSKESMAS
198
RUMAH
SAKIT
27
LAIN2
(BALAI/DOKTER
PRAKTEK/KLINIK
SWASTA/LAPAS/
RUTAN)
33
1.729
LAYANAN PDP
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
13. 058
TOTALFASYANKES
10.133
RUMAH SAKIT
( PEMERINTAH DAN
SWASTA)
69 2
32
PUSKESMAS (PKM)
DI INDONESIA
2.925
LABORATORIUM TES VIRAL LOAD
TCM ROCHE
ABBOTT
485 KK (DARI 514 KK)
KAB/KOTA YANG PERNAH
MELAPOR KASUS HIV
FASYANKES YANG MELAPORKAN
KASUS HIV DI INDONESIA
KAB/KOTA YANG MELAPOR
KASUS HIV JAN – DES 2020
474 KK (DARI 514 KK)
PUSKESMAS
(PKM)
LAINNYA
(LAPAS/RUTAN
/BALAI KESEHATAN
/KKP/UTD)
LAYANAN YANG PERNAH
MELAPOR KASUS HIV
RUMAH SAKIT
(PEMERINTAH
& SWASTA)
8.126 1.518 307
9.951
FASYANKES YANG MEMBERIKAN
KONSELING DAN TES HIV
1. LAB RS KANKER DHARMAIS,
JAKARTA
2. LAB RSHS, BANDUNG
3. LAB RSU DR. SOETOMO, SURABAYA
4. BLK PAPUA, JAYAPURA
RUJUKAN EID
32. KASKADE HIV DAN ART DI INDONESIA
S.D DESEMBER 2020
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
Sumber:
Laporan TW IV 2020
33. PERKEMBANGAN HIV DAN AIDS DI INDONESIA
S.D DESEMBER 2020
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
Sumber:
Laporan TW IV 2020
34. KASUS HIV DAN AIDS DI INDONESIA
PADA JANUARI-DESEMBER 2020
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
Sumber:
Laporan TW IV 2020
35. TES HIV, KASUS HIV, DAN MULAI PENGOBATAN ART
DI INDONESIA PADA JANUARI-DESEMBER 2020
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
Sumber:
Laporan TW IV 2020
36. KASUS HIV DAN AIDS MENURUT KELOMPOK UMUR
DI INDONESIA PADA JANUARI-DESEMBER 2020
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
KASUS HIV KASUS AIDS
Sumber:
Laporan TW IV 2020
37. KASUS HIV DAN AIDS MENURUT KELOMPOK RISIKO
DI INDONESIA PADA JANUARI - DESEMBER 2020
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
KASUS HIV KASUS AIDS
Sumber:
Laporan TW IV 2020
38. KASUS HIV DAN AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
DI INDONESIA PADA JANUARI - DESEMBER 2020
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
KASUS HIV KASUS AIDS
Sumber:
Laporan TW IV 2020
39. KASUS AIDS MENURUT PEKERJAAN
DI INDONESIA PADA JANUARI – DESEMBER 2020
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
KASUS AIDS
Sumber:
Laporan TW IV 2020
40. KASUS PIMS DI INDONESIA
PADA JANUARI-DESEMBER 2020
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
Sumber:
Laporan TW IV 2020
41. LAYANAN TES HIV
DI INDONESIA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
Sumber:
Laporan TW IV 2020
42. LAYANAN PENGOBATAN HIV (PDP)
DI INDONESIA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
Sumber:
Laporan TW IV 2020
43. LAYANAN IMS DI INDONESIA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
Sumber:
Laporan TW IV 2020
44. 44
UU NO. 23 Tahun 2014
Pemerintah Daerah
PP NO.2 Tahun 2018
SPM
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
4. Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemukiman
5. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan
Perlindungan Masyarakat
6. Sosial
LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN SPM
45. STANDAR PELAYANAN MINIMUN
(Permenkes 4 Tahun 2019)
45
SPM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN /KOTA
1. IBU HAMIL
2. IBU BERSALIN
3. BAYI BARU LAHIR
4. BALITA
5. USIA PENDIDIKAN DASAR
6. USIA PRODUKTIF
7. USIA LANJUT
8. PENDERITA HIPERTENSI
9. PENDERITA DIABETES
MELITUS
10. ORANG DENGAN GANGGUAN
JIWA BERAT
PELAYANAN KESEHATAN
11. ORANG TERDUGA
TUBERKULOSIS
12. ORANG DENGAN RISIKO
TERINFEKSI VIRUS YANG
MELEMAHKAN DAYA TAHAN
TUBUH MANUSIA
MEMBERIKAN EDUKASI PERILAKU BERISIKO DAN SKRINING KEPADA :
IBU HAMIL, PASIEN TBC, PASIEN IMS, PENJAJA SEKS, LSL, TG/WARIA, PENASUN DAN WBP
46. PELAYANAN ANC
• Anamnesa
• Pemeriksaan 10T:
• T1. Tinggi & berat badan
• T2. Tekanan darah
• T3. sTatus Gizi (ukur li-la)
• T4. TFU
• T5. Tentukan DJJ Janin
• T6. sTatus Imunisasi (TT)
• T7. Tablet Fe (90 tablet)
• T8. Tes Lab (Gol.darah, Hb,
GDS, Sifilis, HIV, Hepatitis B,
Malaria, Proteinuri, sputum
BTA)
• T9. Tata laksana kasus
• T10. Temu wicara dan
konseling
IBU HAMIL
Kunjungan Antenatal
TES HIV, SIFILIS & HEP B BERSAMA DENGAN PEMERIKSAAN
LABORATORIUM RUTIN LAINNYA
Pengobatan (ART)
Kondom
trace pasamgan
IO lain
Pengobatan (BPG)
Kondom
trace pasamgan
Comorbid lain
Pengawasan
Kondom
trace pasamgan
Comorbid lain
Positif
HIV – Sifilis – Hepatitis B
Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil, perencanaan kehamilan
Eduka si & konseling persiapan persalinan, pemberian makanan,
pemeliharaan kesehatan, immunisasi, kepatuhan ART
Konseling pasangan, keluarga
Life Skill Education, disclosure
Ulang tes HIV Bumil
dan Pasangan
minimal 3 bln
STANDAR DETEKSI DINI
HIV dan SIFILIS
A2
A3
Reaktif
A1 Reaktif
Positif
Pengobatan
ARV (gratis)
PATUH ARV
VL
UNDETECT
TIDAK
MENULAR
PMK 15/15
PMK 87/14
6 bln
diteruskan
PELAYANAN SESUAI STANDAR
1. Deteksi Dini, (R1)
2. Pencatatan Pelaporan
A0
darah
Non-Reaktif
Reaktif
RDT HIV
Standar Pelayanan HIV :
3. Diagnosis (R1, R2, R3) Stadium Klinis,
4. Konseling ARV,
5. Pemberian ARV,
6. Pemantauan kepatuhan,
7. Pemantauan klinis
8. Pemantauan Laboratoris (VL)
9. Viral Load Tidak Terdeteksi,
NIK & Domisili
Positif rate pada
pasangan : 20 – 70%
47.
48. ELIMINASI PENULARAN
HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B
(TRIPLE ELIMINASI)
DARI IBU KE ANAK
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR 52 TAHUN 2017
49. Penularan hepatitis B
95%
Risiko : 95% Bayi
Hepatitis B
PENULARAN VERTIKAL HIV-SiFILIS dan HEPATITIS B
Penularan Sifilis
67- 90%
Risiko abortus, lahir mati
atau sifilis kongenital
Penularan HIV
45%
Risiko
45% bayi HIV
Dari ibu ke anak yang dikandung, dilahirkan atau disusui
30/04/2021 3jk 49
50. TATALAKSANA IBU HAMIL
DETEKSI DINI (PEMERIKSAAN LAB) PENANGANAN DINI
HIV – SIFILIS – HBV
Tes HIV Tes Sifilis Tes Hep B
Deteksi
dini
Segera ARV
KDT 1 tab/24jam
seumur hidup
Segera Benzatin Benzil
Penicilin / Benzatin
Penisilin G 2,4 juta IU
boka-boki
Pengawasan kasus
hepatitis dirujuk,
lainnya puskesmas
IBU
R1 (+), R2 (+), R3 (+) TP Rapid Sifilis Rapid Hep B
Hasil + + +
ARV profilaksis
AFASS : ASI Eksklusif or
PASI Eksklusif – unmixed)
PCR EID usia 6 mgg
+ Cotrim profilaksis
Obati 50.000IU/kgBB IM,
sblm pulang.
tanda2 : lesi kulit,
Snuffles, Trias
Hutchinson,
Vit K
HB0 < 24jam
HBIg< 24jam
BBL
30/04/2021 3jk 50
51. TATALAKSANA BAYI DARI IBU HAMIL
HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B
PEMERIKSAAN LAB (DETEKSI DINI) pada BAYI
ARV profilaksis
AFASS : ASI Eksklusif or
PASI Eksklusif – unmixed)
PCR EID usia 6 mgg
+ Cotrim profilaksis
Obati 50.000IU/kgBB IM,
sblm pulang.
tanda2 : lesi kulit,
Snuffles, Trias
Hutchinson,
Vit K
HB0 < 24jam
HBIg< 24jam
BBL
PASI Eks : EID usia 6
mgg+ konfrimasi
ASI EID Eks : usia 6 mgg,
ulangi 6 mgg pasca ASI
Eks + konfirmasi
Titer RPR bayi & Ibu
3, 6 & 9 bulan,
Titer bayi : titer Ibu
HBsAg bayi
Usia 9 -12 bulan
Deteksi
Bayi
NEGATIF NEGATIF NEGATIF
ELIMIN
ASI
ART PP iv Kontrol SpPD
KGEH
GAGAL
52. Input Process Output Outcome Impact
HIV 100 % PW 0,3% 100% ART VL undetek
Sifilis 100 % PW 1,7% 100% BPG Cured
HBV 100 % PW 2,5% 100% Mon Monitored
Input Process Output
HIV 0,3% PW 100% ARV prof, EID, Cotrim <50/100.000
Sifilis 1,7 % PW 100% 50.000IU/kgBB IM
Deteksi klinis
<50/100.000
HBV 2,5 % PW 100% HB0 + HBIg <50/100.000
IBU HAMIL
Bayi dari
Ibu Terinfeksi
ELIMINASI
100% input perempuan hamil 100% output bayi bebas infeksi
53. KASKADE PPIA HIV DAN SIFILIS
DI INDONESIA PADA JANUARI-DESEMBER 2020
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
Sumber:
Laporan TW IV 2020
55. • “Two diseases, one patient”
• Hak pasien memperoleh pelayanan
yang komprehensif dan bermutu
• Kolaborasi fungsional bukan
struktural (integrasi program)
• Memanfaatkan strategi dan sistem
pelayanan yang ada (TB dan HIV-
AIDS)
Memberikan manfaat pada kedua
program
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
DASAR KEBIJAKAN KOLABORASI
56. TB PADA ODHA
Bentuk TB yg paling sering dijumpai pada ODHA
• TB PARU BTA NEGATIF
• TB EKSTRA PARU
DIAGNOSIS SULIT
SERING DIAGNOSIS TERLAMBAT
MENINGKATKAN ANGKA KEMATIAN
Sekitar 40-50% kematian ODHA karena TB
57. Kebijakan TB-HIV (dalam Permenkes 21)
Penawaran Tes HIV pada seluruh pasien
TB tanpa memandang faktor risiko HIV
(Pasal 22, 23, 24: Pemeriksaan Diagnosis
HIV)
Pemberian ARV pada pasien ko-infeksi
TB-HIV tanpa melihat nilai CD4 (Pasal 34
: Pengobatan dan Perawatan)
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
59. Alur Tata Laksana
Koinfeksi TBC-HIV
Tidak ada Gejala
dan Tanda TBC
Lakukan Pengkajian gejala TBC dengan
menanyakan:
1. Batuk
2. Demam hilang timbul >1 bulan
3. Keringat malam tanpa aktifitas
4. Penurunan BB tanpa sebab yg jelas
5. Pembesaran Kelenjar Getah Bening dgn
ukuran >2 cm (di leher, ketiak dll)
ODHA Berkunjung
(Lama/Baru)
Kaji Status TBC
(Lama/Baru)
Dalam Terapi
TBC
Terduga TBC
Pemeriksaan
TCM
MTB Pos
Rif Sen
MTB Neg MTb Pos
Rif Res*
MTb Pos
Rif Indeterminate
Foto Thoraks
Pertimbangan
klinis
TBC
TBC-RO
Pengobatan TBC standar
Pemberian PPK
Terapi ARV
Evaluasi pengobatan TBC pada:
o Akhir tahap awal
o Akhir bulan ke-5
o Akhir pengobatan
Catatan:
Rujuk sebagai suspek TBC-RO
apabila:
Tidak ada respon pengobatan
TBC selama 1 bulan
Hasil evaluasi pengobatan
kembali positif
Pemeriksaan Pra
pemberian TPT:
Gangguan fungsi hati
(SPOT/SGPT >3 kali BAN
Ikterus)
Neuropati perifer berat
Riwayat alergi INH
Ulangi
Pemeriksaan
TCM 1 kali
Rujuk
Tatalaksana
TBC-RO
Bukan TBC
Penilaian Pra
pemberian TPT
Pastikan evauasi TPT:
Skrining gejala TBC setiap
kunjungan
Penilaian efek samping INH
Evaluasi akhir TPT
Tidak ditunda ditunda
TPT Primer Tunda TPT
Pemberian TPT Sekunder
(Pemberian setelah pengobatan OAT
selesai dan dinyatakan sembuh)
60. CAPAIAN INDIKATOR ODHA DISKRINING TB
DI INDONESIA TAHUN 2020
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
Sumber: Laporan TW IV 2020
61. CAPAIAN INDIKATOR ODHA BARU MENDAPAT PP
INH DI INDONESIA TAHUN 2020
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
Sumber: Laporan TW IV 2020
62. CAPAIAN INDIKATOR ODHA KO-INFEKSI TB-HIV MENDAPAT
OAT DAN ART DI INDONESIA TAHUN 2020
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
Sumber: SITB per 1 Maret 2021
63. CAPAIAN INDIKATOR PASIEN TB MENGETAHUI STATUS HIV
DI INDONESIA TAHUN 2020
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
HIV AIDS & PIMS INDONESIA
Sumber: SITB per 1 Maret 2021
64. Sumber Data: Laporan TW IV 2020
TANTANGAN, HAMBATAN DAN
UPAYA TEROBOSAN
Subdirektorat HIV AIDS & PIMS – Kemenkes RI
TANTANGAN
DAN
HAMBATAN
- Tidak semua layanan mampu tes dan pengobatan HIV dan PIMS (one stop service)
- Terdapat Layanan yang tidak lagi melaporkan kasus HIV dan PIMS
- Belum semua Ibu Hamil ODHA mendapat tatalaksana sesuai pedoman
- Tingginya angka ODHA yang tahu status namun belum akses ARV
- Layanan PDP belum ada di semua kabupaten/ kota
- Tingginya angka LFU
- Belum semua kabupaten/ kota memiliki LSM Penjangkau dan Pendampingan ODHA untuk penelusuran ODHA LFU
UPAYA TEROBOSAN
Penguatan SDMK
dalam perluasan
layanan tes dan
Pengobatan HIV
dan PIMS
Penguatan
koordinasi
dan
kolaborasi
dalam LKB
Analisis dan
validasi data
berjenjang untuk
menetapan
langkah strategis
Dorong Petugas
yang terlatih dan
pernah melaporkan
kasus untuk
memberikan
layanan HIV dan
PIMS kepada
masyarakat
Memberikan
feedback dengan
tembusan pimpinan
daerah (sebagai
laporan) dalam
pencapaian SPM
Pendampingan
ODHA dan
Penelusuran ODHA
LFU dengan kerja
sama LSM ataupun
Puskesmas wilayah
pasien ODHA
berada