SlideShare a Scribd company logo
1 of 67
HIV pada Anak
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2022
 HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus
golongan RNA yang spesifik menyerang sistem
imun/kekebalan tubuh manusia.
 AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah
sekumpulan gejala/tanda klinis pada pengidap HIV
akibat infeksi tumpangan (oportunistik) karena
penurunan sistem imun.
DEFINISI
 Virus menyerang sistem
kekebalan tubuh (limfosit T)
 Virus terdapat pada cairan
tubuh :
o Darah
o Cairan mani
o Cairan vagina
o ASI
HUMAN IMMUNODEFICIENCYVIRUS
Oleh : HumanImmunodefisiensi
virus (HIV)
Family : Retroviridae
Subfamily : Lentiviridae
Struktur family :retrovirus
Grup : HIV-1dan HIV-2
Morfologi : dikelilingi lipid bilayer
envelope (ada 2glikoprotein, gp120
& gp41)
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
HIV
Mukosa /
darah
Kelenjar
regional
Virus
bereplikasi
Viremia
Organ
Limfoid
Patomekanisme
Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. 25th ed. 2014.
HIV masuk ke dalam tubuh
Menempel di reseptor CD4
limfosit T
HIV masuk ke dalam
limfosit T
HIV membelah diri dengan
memakai materi yang ada
di sel limfosit T
HIV keluar dari limfosit T
dalam bentuk HIV muda
Limfosit T rusak, pecah
HIV matang siap menginfeksi
limfosit T yang lain
Kadar CD4
turun drastis
Kemampuan fagositosis
hilang
HIVmematangkan diri di
pembuluh darah
Bila terjadi infeksi lain, maka
tubuh tidak mempunyai
kemampuan untuk melawan infeksi
tersebut
Timbul gejala dan tanda
klinis
Infeksi
oportunistik
AIDS
Melalui darah, cairan genital, atau
ASI
Perjalanan Infeksi HIV
Perjalanan Infeksi HIV
Transmisi vertikal
(>90%)
o Intra uterine
o During labour
o Post partum
Transmisi Horizontal
o Transfusi darah
o Jarum suntik
o Hubungan seks
CARAPENULARANHIV
F
AKTORRISIKOPENULARANHIV DARI
IBU KEANAK
FAKTOR IBU FAKTOR BAYI
Faktor Ibu Faktor Bayi Faktor Obstetrik
1. Kadar HIV/viral
load dalam
darah.
2. Kadar CD4.
3. Status gizi
selama
kehamilan.
4. Penyakit
infeksi selama
kehamilan
5. Masalah
payudara, jika
menyusui.
1. Prematuritas
dan berat lebih
rendah
2. Lama
menyusui, bila
tanpa
pengobatan
3. Luka pada
mulut bayi, jia
bayi
menyususi.
1. Jenis
persalinan
2. Lama
persalinan
3. Ketuban pecah
dini
4. Tindakan
episiotomi,
ekstrasi vakum
dan forsep.
PENULARANHIV P
ADAANAK
>90%Penularan secara vertikal
INTRA
UTERINE
5 – 10 %
LABOUR
10-20%
POST
PARTUM
5 – 20 %
Risiko penularan tanpa menyusui 15 –30%
Menyusui 6 bulan 25 –35 %
Menyusui 18–24 bulan 30 – 45%
Penularan dari ibu ke janin / bayi
• Penularan ke janin dapat terjadi selama kehamilan melalui plasenta yang
terinfeksi; pada masa kehamilan plasenta melindungi janin dari infeksi HIV
namun bila terjadi peradangan, infeksi atau kerusakan barier plasenta, HIV
bisa menembus plasenta sehingga terjadi penularan dari ibu ke janin.
• Penularan ke bayi melalui kontak dengan darah atau cairan genital dapat
terjadi saat persalinan dan melalui ASI pada saat laktasi.
• Penularan HIV dari ibu ke anak lebih sering terjadi pada saat persalinan dan
masa menyusui.
Diagnosis
Tes HIV harus mengikuti prinsip berupa 5 komponen
dasar yang telah disepakati secara global yaitu 5C
(informed consent, confidentiality, counseling,
correct test results, connections to care, treatment
and prevention services).
1. Anak sakit (jenis penyakit yang berhubungan dengan HIV
seperti TB Paru/mendapat OAT berulang, malnutrisi,
pneumonia berulang, diare kronisberulang)
2. Bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV dan sudah mendapatkan
perlakuanpencegahan penularan dari ibu keanak.
BAYIDANANAK MEMERLUKANTESHIV
BILA….
BAYIDANANAK MEMERLUKANTESHIV
BILA….
3. Untuk mengetahui status bayi/anak kandung dari ibu yang
didiagnosis terinfeksi HIV(pada umur berapa saja)
4. Untuk mengetahui status seorang anak setelah salah satu
saudara kandungnya didiagnosis HIV; atau salah satu atau
kedua orangtua meninggal oleh sebab yang tidak
diketahui tetapi masih mungkin karena HIV
5. Terpajan atau potensial terkena infeksi HIV melalui jarum
suntik yang terkontaminasi, menerima transfusi berulang
dan sebab lain
6. Anak yang mengalami kekerasanseksual
BAYIDANANAK MEMERLUKANTESHIV
BILA….
Tes diagnosis HIV
Pemeriksaan
serologis
Rapid
immunochromatography
test (tes cepat)
EIA (enzyme
immunoassay)
Pemeriksaan
virologis
DNA HIV
RNA HIV
Menggunakan PCR
Diagnosis anak usia
<18bulan
T
esawal usia6
minggu
• T
esHIV DNAkualitatif
->plasma EDTA/DBS
• T
esHIV RNA
kuantitatif ->plasma
EDTA
Menggunakan
antibodi HIV-1dan
HIV-2
• T
escepat
• T
esEnzyme
Immunoassay (EIA)
• T
esWestern Bold
UJIVIROLOGIS UJI SEROLOGIS
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 87 Tahun 2014
Kategori
Tes yang
diperlukan
Tujuan Aksi
Bayi sehat, ibu
terinfeksi HIV
Uji virology umur 6
minggu
Mendiagnosis HIV
Mulai ARV bila
terinfeksi HIV
Bayi pajanan HIV
tidak diketahui
Serologi ibu atau
bayi
Untuk indentifikasi
atau memastikan
pajanan HIV
Memerlukan tes
virologi bila
terpajan HIV
Bayi sehat
terpajan HIV, umur
9 bulan
Serologi pada
imunisasi 9 bulan
Untuk
mengidentifikasi
bayi yang masih
memiliki antibody
ibu atau
serokonversi
Hasil positif harus
diikuti dengan uji
virology dan
pemantauan lanjut.
Hasil negative,
harus dianggap
tidak terinfeksi,
ulangi tes bila
masih mendapat ASI
Bayi atau anak
dengan gejala dan
tanda sugestif
infeksi HIV
Serologi Memastikan infeksi
Lakukan uji virology
bila umur < 18
bulan
Bayi umur > 9 - <
18 bulan dengan
uji serologi positif
Virologi Mendiagnosis HIV
Bila positif
terinfeksi segera
masuk ke
tatalaksana HIV dan
terapi ARV
Bayi yang sudah
berhenti ASI
Ulangi uji (serologi
atau virologi)
setelah berhenti
minum ASI 6 minggu
Untuk
mengeksekusi
infeksi HIV setelah
pajanan dihentikan
Anak < 5 tahun
terinfeksi HIV harus
segera mendapat
tatalaksana HIV
termasuk ARV
SKENARIO
PEMERIKSAAN
HIV
Algoritma DiagnosisHIV
Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak, 2014
Bayi terpajan HIV berusia < 18 bulan
Uji virologi
Tersedia Tidak tersedia
Positif Negatif
Kemungkinan
terinfeksi HIV
Mulai terapi ARV,
ulangi uji virology
untuk konfirmasi
diagnosis
Tidak mendapat ASI
Tidak terinfeksi HIV
Mendapat ASI
Bayi atau anak
beresiko terinfeksi
HIV selama belum
berhenti ASI
Pemantauan
manifestasi klinis
berkala
Algoritma
DiagnosisHIV
Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada
Anak, 2014
Bayi atau anak mengalami
tanda atau gejala HIV
Uji virology
tidak tersedia
Uji virologi
Negatif Positif
Terinfeksi
HIV
Mulai terapi ARV, ulangi
uji virology untuk
konfirmasi diagnosis
Cek antibody HIV
Positif Negatif
Asumsikan terinfeksi bila anak
sakit; asumsikan tidak
terinfeksi bila anak tidak sakit
Kemungkinan besar
HIV negative
kecuali masih ASI
Ulangi cek antibody pada usia 18 bulan
dan atau 6 minggu setelah berhenti ASI
Bayi masih sehat sampai
usia 9 bulan
INFEKSI HIV POSITIF BILA:
 Dua kali Uji Virologi positif (+), usia
berapa saja , ATAU
 Usia > 18 bulan Uji Serologis
positif (+)
INFEKSI HIV NEGATIF BILA:
 Tidak ada bukti klinis ataupun
laboratoris adanya infeksi HIV,
DAN
 Dua kali Uji Virologi negatif (-),
pertama dilakukan pada usia > 4
minggu dan kedua pada usia > 4
bulan, dan tidak pernah positif
(+), ATAU
 Dua kali atau lebih hasil Uji
Serologis HIV negatif pada usia
> 6 bulan
 INFEKSI HIV
POSITIF BILA:
Dua kali Uji Virologi
positif (+), usia berapa
saja, ATAU
Usia > 18 bulan Uji
Serologis positif (+)
 BILAanak usia <18bulan dipikirkan terinfeksi
HIV, TETAPIlaboratorium PCR HIV tidak
tersedia
DIAGNOSISPRESUMTIFHIV
Bila ada1kriteria berikut:
• PCP
,meningitis kriptokokus, kandidiasis
esophagus
• T
oksoplasmosis
• Malnutrisi berat yang tidakmembaik
dengan pengobatan standar
Minimal ada2gejala berikut:
• Oralthrush
• Pneumonia berat
• Sepsisberat
• Kematian ibu yang berkaitan dengan HIV
atau penyakit HIV yang lanjutpada ibu
• CD4+<20%
Atau
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tatalaksana HIV 2019
• Uji diagnostik yang digunakan pada anak berusia < 18 bulan
adalah uji virologis
• Uji diagnostik yang digunakan pada anak > 18 bulan, remaja,
dan orang dewasa adalah uji serologis dengan strategi diagnosis
HIV berdasarkan hasil tiga tes sekuensial reaktif
Rekomendasi
STADIUM KLINISINFEKSIHIV (WHO)
Standium 1
Asimtomatik
Stadium 2
Sakit Ringan
Stadium 3
Sakit Sedang
Stadium 4
Sakit berat
Berat Badan
(BB)
Tidak ada penurunan
BB
Penurunan BB 5-10% Penurunan BB > 10 % Sindrom wasting HIV
Gejala Tidak ada gejala atau
hanya :
 Limfadenopati
generalisata
presisten
 Luka disekitar
bibir (Kelitis
angularis)
 Ruam kulit yang
gatal (seboroik
atau prurigo)
 Herpes zoster
dalam 5 tahun
terakhir
 Kandidiasis oral atau
vaginal
 Oral Hairy leukoplakia
 Diare, demam yang tidak
diketahui penyebabnya
lebih dari satu bulan
 Kandidiasis
esophageal
 Herpes simpleks
ulseratif lebih dari 1
bulan
 Limfoma
 Sarkoma kaposi
 Kanker serviks invasif
 Renitis cytogalovirus
 ISPA berulang
misalnya sinusitis
atau otitis
 Ulkus mulut
berulang
 Infeksi bakterial yang
berat
(pneumoni,piomiositis,
dll)
 TB paru dalam 1 tahun
terakhir
 TB limfodenopati
 Gingivitis/periodontitis
ulseratif nekrotika akut
 Pneumonia
pnemusistis
 TB ekstra paru
 Abses otak
toksoplasmosis
 Meningitis
kriptokokus
 Encefalopati HIV
 Gangguan fungsi
neurologis dan tidak
oleh penyebab
lainnya, seringkali
membeik dengan ARV
Penetapan Kriteria Klinis
Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak, 2014
Klasifikasi WHO berdasarkan penyakit yang secara klinis berhubungan dengan HIV
Klinis Stadium Klinis WHO
Asimptomatik 1
Ringan 2
Sedang 3
Berat 4
Penetapan kriteria klinis
 Keterangan :
 CD4 adalah parameter terbaik untuk mengukur imunodefisiensi
 Digunakan bersama dengan penilaian klinis. CD4 dapat menjadi petunjuk dini progresivitas penyakit karena CD4 menurun lebih dahulu
dibandingkan kondisi klinis
 Pemantauan CD4 dapat digunakan untuk memulai pemeberian ARV atau pengganti obat
 Makin muda umur, makin tinggi nilai CD4. untuk anak <5 tahun digunakan presentase CD4. bila ≥ 5 tahun, nilai CD4 absolut dapat
digunakan.
 Ambang batas kadar CD4 untuk imunodefisiensi berat pada anak <1 tahun atau bahkan <6 bulan, nilai CD4 tidak dapat memprediksi
mortalitas, karena risiko kematian dapat terjadi bahkan pada nilai CD4 yang inggi
Klasifikasi WHO tentang imunodefisiensi HIV menggunakan CD4
Imunodefisiensi
Nilai CD4 menurut umur
<11 bulan
(%)
12-35 bulan
(%)
36-59 bulan
(%)
>5 tahun
(sel/mm3)
Tidak ada >35 >30 >25 >500
Ringan 30-35 25-30 20-25 350-499
sedang 25-30 20-25 15-20 200-349
Berat <25 <20 <15
<200 atau
<15%
Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak, 2014
T
A
T
ALAKSANA
RISIKOPENULARAN <2%
INTRA
UTERINE
LABOUR POSTP
ARTUM
Diagnostik
ARV
profilaksis
ARV
profilaksis
Persalinan
SC
ARVprofilaksis
PencegahanIO, Nutrisi,
Imunisasi, Tumbuh
Kembang
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke
Anak
 Empat pendekatan komprehensif untuk mencegah transmisi vertikal
HIV
• Pencegahan primer infeksi HIV pada wanita usia reproduksi
• Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan pada wanita
terinfeksi HIV
• Pencegahan transmisi vertikal HIV dari ibu kepada bayi
• Penyediaan terapi, perawatan dan dukungan yang baik bagi ibu
dengan HIV, serta anak dan keluarganya.
Perempuan usia
reproduktif
Cegah penularan ke
bayi
Perempuan positif
HIV
Perempuan hamil HIV (+)
Perempuan post partum HIV (+)
Cegah kehamilan
Cegah penularan HIV
Bayi HIV (+) Bayi HIV (-)
Dukungan
psikologis, sosial,
dan perawatan
• Peyuluhan HIV/AIDS
• Pelatihan perubahan
perilaku
• Penyebaran luasan
materi cetak tentang
pencegahan HIV
• Layanan VCT dll
• Konseling
• Sarana kontrasepsi
• Pemberian ARV
• Konseling kesehatan ibu
hamil
• Konseling pemberian
makanan bayi
• Persalinan yang aman
• Pengobatan ARV
• Pengobatan infeksi
oportunistik
• Bantuan pemeriksaan
kesehatan
Strategi Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi Dan
Kegiatan Pendukungnya
HIV (+) HIV (-)
Hamil Tidak hamil
Upaya Pencegahan Pada Bayi Dengan Ibu
Terinfeksi HIV
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tatalaksana HIV 2019
 Tata Laksana Prenatal
 Melakukan konseling ke dokter spesialis sebelum
konsepsi.
 Wanita yang terinfeksi disarankan untuk melakukan
servikal sitologi rutin, menggunakan kondom saat
berhubungan seksual, atau menunggu konsepsi sampai
plasma viremia berhasil ditekan.
 Status awal yang harus dinilai pada ibu hamil dengan
infeksi HIV adalah 7 riwayat penyakit HIV berdasarkan
status klinis, imunologis (jumlah CD4).
 Pemberian terapi ARV bagi ODHA Hamil
Terapi ARV kombinasi terbukti merupakan terapi yang paling efektif
untuk mencegah transmisi infeksi HIV dari ibu ke anak [efektivitas
pada usia 12 bulan sebesar 42,1% (IK 95% 0,6 – 83,5%])
Pilihan paduan terapi ARV pada ibu hamil sama dengan pilihan
paduan terapi ARV pada orang dewasa lainnya.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tatalaksana HIV 2019
Rekomendasi
Semua ibu hamil dengan HIV harus diberi terapi ARV, tanpa harus menunggu
pemeriksaan jumlah CD4, karena kehamilan itu sendiri merupakan indikasi
pemberian terapi ARV yang dilanjutkan seumur hidup.
 Tata Laksana Persalinan
 Cara persalinan harus ditentukan sebelum umur kehamilan
38 minggu untuk meminimalkan terjadinya komplikasi
persalinan.
 Semua ibu hamil dengan HIV positif disarankan untuk
melakukan persalinan dengan seksio sesaria.
 Persalinan pervaginama yang direncanakan hanya boleh
dilakukan oleh wanita yang mengkonsumsi HAART dengan
viral load < 50 kopi/mL.
 Prosedur Persalinan yang Aman
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tatalaksana HIV 2019
Rekomendasi
Bedah sesar elektif pada usia gestas 38 minggu untuk mengurangi
resiko transmisi vertical HIV dilakukan pada ODHA hamil dengan viral
load ≥ 1000 kopi/mL atau yang viral loadnya tidak diketahui pada
trimester ketiga kehamilan
Bedah sesar elektif untuk mengurangi resiko transmisi vertical tidak
dilakukan secara rutin pada ODHA hamil dengan viral load < 1000
kopi/mL, kecuali atas indikasi obstetri
 Tata Laksana Posnatal
 Setelah melahirkan, ibu sebaiknya menghindari kontak
langsung dengan bayi.
 Imunisasi MMR dan varicella zoster juga diindikasikan,
jika jumlah limfosit CD4 diatas 200 dan 400.
 WHO tidak merekomendasikan pemberian ASI pada ibu
dengan HIV positif, meskipun mereka mendapatkan
terapi ARV.
 Tata Laksana Neonatus
 Semua bayi harus diterapi dengan ARV < 4 jam setelah lahir.
 Pemberian antibiotik profilaksis, cotrimoxazole terhadap
PCP wajib dilakukan.
 Tes IgA dan IgM, kultur darah langsung dan deteksi antigen
PCR merupakan serangkaian tes yang harus dijalankan oleh
bayi pada umur 1 hari, 6 minggu dan 12 minggu.
 Konfirmasi HIV bisa dilakukan lagi saat bayi berumur 18
sampai 24 bulan.
 Pemberian Profilaksis ARV Untuk Bayi Lahir Dari Ibu HIV
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tatalaksana HIV 2019
Rekomendasi
Bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV yang mendapatkan
pengganti ASI (PASI) diberikan profilaksis zidovudin
dengan dosis sesuai usia gestasi selama 6 minggu
(sangat direkomendasikan, kualitas bukti tinggi)
Apabila bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV mendapatkan
ASI, maka profilaksis yang diberikan adalah zidovudin
dan nefirapin dengan dosis sesuai usia gestasi selama
6 minggu dengan syarat ibu harus terapi ARV
kombinasi (rekomendasi sesuai kondisi, kualitas bukti
tinggi)
DosisARVProfilaksis
Nama Obat Dosis Durasi
Zidovudin (AZT)
2x sehari
darilahir
hingga 6
minggu
• UsiaGestasi> 35minggu :4 mg/kgBB/dosis
• Usia Gestasi 30 - < 35 mgg : 2 selama 2 minggu,
kemudian naikkan 3mg/kgBB/dosis selama 4 minggu
(PO)
• Usia Gestasi < 30 mgg : 2 mg/kgBB/dosis, selama 4
minggu, kmd naikkan 3 mg/kgBB/dosis selama 2
minggu (PO)
Nama Obat Dosis Durasi
Nevirapin (NVP)
1xsehari
-BeratLahir1500-<2000gr:8 mg/dosis(PO)
-BeratLahir2000-2499gr:1
0mg/dosis(PO)
-BeratLahir>2500gram:15mg/dosis(PO)
darilahir hingga 6 minggu
 REKOMENDASIIDAI
ARVprofilaksis untuk bayi yang lahir dari ibu
terinfeksi HIV:
Diberiksan saat usia 6 – 12jam kelahiran(paling
lambat usia 72jam)
Bila bayi mendapat susu formula: zidovudine 2x
sehari
Bila bayi mendapat ASI: zidovudinedan nevirapine
Diberikan selama 6 minggu (syarat ibu mendapat
ART)
ANTIRETROVIRALPROFILAKSIS
Algoritma Tatalaksana Bayi Dari Ibu Positif HIV
Ibu positif HIV
1. Pemberian profilaksis HIV pada bayi baru lahir segera setelah lahir :
• Skenario 1 : Zidovudine 4 mg/kgBB/dosis selama 6 minggu
• Skenario 2 dan 3 : zidovudine + nevirapine
4 mg/kgBB/dosis selama 6 minggu
8 mg/kgBB (BB < 2 kg), 12 mg / dosis (BB > 2kg)
2. Pemeriksaan :
• PCR DNA HIV (bersamaan dengan pemeriksaan darah ibu) pada usia 0
– 2 minggu
• Pemeriksaan darah lengkap pada saat lahir – usia 6 minggu
3. Mulai pemberian profilaksis PCP pada usia 6 minggu, sampai status HIV
dapat ditentukan.
• Cotrimoksazole 4 mg / kgBB / hari
Management of newborn exposed to maternal HIV infection, 2012
Pemeriksaan PCR DNA HIV
Ulang pemeriksaan PCR
DNA HIV sesegera mungkin
Ulang pemeriksaan PCR
DNA HIV pada usia 6
minggu
Ulang pemeriksaan PCR
DNA HIV pada usia 4 – 6
bulan
Tidak terinfeksi
Terinfeksi
Management of newborn exposed to maternal HIV infection, 2012
• Profilaksis PCP diberikan sampai
usia 12 bulan, kemudian evaluasi
untuk melanjutkan
• Pemberian ARV jika ada indikasi
• Follow up
• Penghentian cotrimoksazole
• Follow up selama 3 – 18 bulan
• Memastikan status antibody
anak negatif sampai usia 18
bulan
Catatan :
Skenario 1 : ibu hamil yang terinfeksi HIV on treatment
Skenario 2 : ibu hamil yang terinfeksi HIV yang belum menerima terapi ARV yang adekuat
saat melahirkan
Skenario 3 : bayi yang lahir dari ibu positif HIV yang belum sama sekali menerima terapi
ARV
• ARV harus segera diberikan setelah bayi lahir (6-12 jam setelah lahir dan < 48 jam)
Management of newborn exposed to maternal HIV infection, 2012
Pemeriksaan,
pengobatan,
vaksin
lahir 1
bln
6
mgg
2
bln
3
bln
4
bln
6
bln
9
bln
12
bln
15
bln
18
bln
Pemeriksaan
PCR DNA HIV
x x x
Pemeriksaan
ELISA
x
Pemeriksaan
darah lengkap
x x x x x x
Pemeriksaan
CD4
x x
Pemberiaan
zidovudine
Pemberian
profilaksis PCP
Vaksin hepatitis
B
stop
start
Stop (*)
start
Dosis 1
Tatalaksana Dan Pemantauan Bayi Yang Terpajan HIV
Dosis 2
Management of newborn exposed to maternal HIV infection, 2012
Pemeriksaan,
pengobatan,
vaksin
lahir 1
bln
6
mgg
2
bln
3
bln
4
bln
6
bln
9
bln
12
bln
15
bln
18
bln
Vaksin difteri,
tetanus dan
pertusis
x x x x
Vaksin polio
inaktif
x x x
Vaksin
influenza B
hemolitikus
x x x x
Vaksin
pneuomonia
x x x x
Vaksin varicella x
Vaksin MMR x
Vaksin
influensa
x
Tatalaksana Dan Pemantauan Bayi Yang Terpajan HIV
Management of newborn exposed to maternal HIV infection, 2012
 Pemberian Nutrisi Untuk Bayi Lahir Dari Ibu HIV
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana HIV 2019
Rekomendasi
Pemberian nutrisi pada bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV
memerlukan diskusi dengan ibu terkait pemelihannya (rekomendasi
sesuai kondisi, kualitas bukti sangat rendah)
Nutrisi untuk bayi yang lahir dari terinfeksi HIV adalah pengganti ASI
(PASI) untuk menghindari transmisi HIV lebih lanjut (Sangat
direkomendasikan, kualitas bukti tinggi)
Air susu ibu untuk bayi dari ibu terinfeksi HIV hanya dapat diberikan
apabila syarat AFASS terhadapa PASI tidak terpenuhi. Air susu ibu
harus diberikan eksklusif selama 6 bulan, dengan syarat ibu harus
mendapatkan ARV kombinasi dan anak mendapattkan ARV
profilaksis. (rekomendasi sesuai kondisi, kualitas bukti sedang)
Pemberian nutrisi campur ASI dan PASI (mixed feeding) harus
dihindari karena menempatkan bayi pada risiko terinfeksi HIV yang
lebih tinggi (sangat direkomendasi, kualitas bukti tinggi)
Konseling :
 Acceptable : dapatditerima
Feasible : dapat dilakukan(pengetahuan,
ketersediaan susuformula)
Affordable :terjangkau
Susteinable : tersediaberkelanjutan
Safe : aman
SusuFormula harus Memenuhi Syarat AF
ASS
Jika syarat AFASS tidakdapat dipenuhi ->
ASIeksklusif selama 6 bulan
Pilihan yang diambil
haruslah antara ASI
saja atau susuformula
saja (bukan mixed
feeding).
Ibu dengan HIV boleh
memberikan susu formula
bagi bayinya yangHIV (-) /
tidak diketahui statusHIV-
nya, jika SELURUHsyarat
AFASS dapatdipenuhi.
PEMBERIAN
NUTRISI
BilaAFASStidak terpenuhi
/ASI yg diberikan, ASI diberikan
dgn cara diperah, dipanaskan,
diberikan dengan botolatau
gelas kaca (tidak boleh diberikan
secara langsung).
PEMBERIAN
NUTRISI
1. ASIeksklusif selama 6 bulan.
2. Mengurangi Viral Load dengan cara :ARVatau
pasteurisasiASI
3. Cegah/obati perlukaan padapayudara
4. Perbaiki keadaan umum bayi untukcegah infeksi
Bila salah satu AFASStidak dipenuhi->
ASIdengan syarat :
AFASSharustetapdiupayakan
Hindari transmisi ->TIDAKASI
 REKOMENDASIIDAI
Harus diberikan untuk semua bayi baru lahir dari ibu
terinfeksi HIV sejak usia 6 minggu sampai infeksi HIV
anak disingkirkan
Untuk mencegah Pneumonia Pneumocystis Jiroveci
(PCP) dan juga efektif mencegah toksoplasmosisdan
beberapa infeksi bakteri lain spt: salmonella,
Haemophilus, Staphylokokus
Dosis : 4 – 6 mg TMP/kgBB, setiap 24 jam, setiap hari
-Sediaan sirup 40 mg (TM)/5 ml dan tablet 80 mg
PROFILAKSISKOTRIMOKSAZOL (CTX)
 Pemberian Profilaksis Kotrimoksazol Untuk Bayi Lahir Dari
Ibu HIV
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tatalaksana HIV 2019
Rekomendasi
Profilaksis kotrimoksazol diberikan kepada seluruhbayi
lahir dari ibu HIV sejak 6 minggu sampai terbukti tidak
terinfeksi HIV denga uji diagnostik yang sesuai dengan
usia (sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang)
Pencegahan transmisi HIV pasca pajanan
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tatalaksana HIV 2019
Rekomendasi
Resume pilihan panduan ARV untuk pencegahan transmis HIV pasca - pajanan
Dewasa Pilihan TDF + 3TC/FTC + LPV/r
Alternatif TDF + 3TC/FTC + EPV
AZT + 3TC + LPV/r
AZT + 3TC + EPV
Anak < 10 Tahun Pilihan AZT + 3TC + LPV/r
Alternatif AZT + 3TC + EPV
ABC + 3TC + LPV/r
ABC + 3TC + EPV
TDF + 3TC/FTC + LPV/r
TDF + 3TC/FTC + EPV
Indikasi pemberianARV
Tatalaksanaterhadap Infeksi Oportunistik yangterdeteksi harusdidahulukan
*Menggunakan kombinasi kriteria klinisdan imunologis
Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak, 2014
Umur Kriteria Klinis Kriteria Imunologi Terapi
<5 tahun Terapi ARV tanpa kecuali
>5 tahun Stadium 3 dan 4* Terapi ARV
Stadium 2
<25% pada anak 24-59 bulan
Jangan obati
bila tidak ada
pemeriksaan
CD4
Stadium 1 <350 pada anak <5 tahun
Obati bila CD4
<nilai menurut
umur
Tatalaksana dengan Pemberian ARV
 Paduan terapi ARV lini pertama pada remaja (10-19 tahun)
Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tatalaksana HIV 2019
Rekomendasi
Panduan terapi ARV lini pertama untuk remaja terdiri atas 3 panduan ARV. Panduaan
tersebut harus terdiri dari 32 obat kelompok NRTI + 1 obat kelompok NNRTI :
• TDF + 3TC/FTC + EPV dalam bentuk kombinasi dosisi tetap merupakan pilihan
panduan terapi ARV lini pertama pada remaja
• TDF + 3TC/FTC + LPV/r dapat digunakan sebagai alternative terapi ARV lini pertama
pada remaja
Jika panduan terapi ARV lini pertama di atas memiliki indikasi kontra atau tidak
tersedia, salah satu panduan terapi berikut dapat dipilih :
• AZT + 3TC + EPV
• AZT + 3TC + NVP
• TDF + 3TC/FTC + NVP
Rangkuman panduan terapi ARV lini pertama pada remaja
Pilihan TDF + 3TC/FTC + EPV
Alternatif TDF + 3TC/FTC + LPV/r
AZT + 3TC + EFV
AZT + 3TC + NVP
TDF + 3TC/FTC + NVP
Tatalaksana dengan Pemberian ARV
 Paduan terapi ARV lini pertama pada anak 3 – 10 tahun
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tatalaksana HIV 2019
Rekomendasi
Untuk anak terinfeksi HIV berusia 3 – 10 tahun, pilihan panduan kelompok NRTI harus
merupakan salah satu dari berikut :
• AZT atau TDF + 3TC/FTC
• ABC + 3TC
Untuk anak terinfeksi HIV berusia > 3 tahun, panduan kelompok NNRTI terpilih
adalah EPV dengan alternative NVP
Rangkuman panduan terapi ARV lini pertama pada anak berusia 3 – 10 tahun
Pilihan AZT + 3TC + EFV
Alternatif ABC + 3TC + NVP
ABC + 3TC + EPV
AZT + 3TC + NVP
TDF + 3TC/FTC + EFV
TDF + 3TC/FTC + NVP
Tatalaksana dengan Pemberian ARV
 Paduan terapi ARV lini pertama pada anak kurang dari 3 tahun
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tatalaksana HIV 2019
Rekomendasi
Panduan terapi ARV pada anak berusia <3 tahun terdiri dari 2 obat kelompok NRTI dan
obat kelompok PI, sedangkan panduan alternatif terdiri dari 2 obat kelompok NRTI dan
oabt kelompok NNRTI (sangat direkomendasikan).
Pilihan panduan kelompok NRTI adalah ABC atau AZT dikombinasikan dengan 3TC
(sangat direkomendasikan, kekuatan bukti sedang).
Panduan berbasis LPV / r harus digunakan sebagai pilihan lini pertama ARV pada anak
berusia <3 tahun, tanpa melihat riwayat pajanan terhadap kelompok NNRTI sebelumnya.
Bila LPV /r tidak tersedia, terapi harus dinisiasi dengan paduan berbasus NVP (sangat
direkomendasikan, kekuatan bukti sedang)
Apabila tersedia pemantauan viiral load, dapat dipertimbangkan perubahan panduan
LPV /r menjadi EFV setelah usia >3tahun, dengan syarat tercapai supresi virus persisten
(rekomendasi sesuai kondisi, kualitas bukti sedang)
Rangkuman panduan terapi ARV lini pertama pada anak berusia >3 tahun
Panduan pilihan (ABC atau AZT)+3TC+LPV /r
Panduan alternatif (ABC atau AZT)+3TC=NVP
Tatalaksana dengan Pemberian ARV
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tatalaksana HIV 2019
Rekomendasi
Rangkuman panduan terapi ARV lini kedua pada anak
Panduan berbasis LPV/r Lini pertama Lini kedua
ABC + 3TC + LPV/r AZT + 3TC + EFV
AZT + 3TC + LPV/r ABC / TDF + 3TC / FTC + EFV
Panduan berbasis NNRTI ABC / TDF + 3TC / FTC + EFV / NVP ZT + 3TC + LPV/r
AZT + 3TC + EPV / NVP ABC / TDF + 3TC / FTC + EFV / LPV/r
Catatan : TDF hanya dapat digunakan pada anak usia di atas 2 tahun
Pemantauan setelah mulai mendapatARV
Penghitungan dosis setiap kontrol (dosis berubah
seiring pertambahan BB&TB
Obat yg diminum bersamaan harus dievaluasi
Kepatuhan obat, apakah ada yg terlewat (hitung sisa
obat)
Pemantauan kadar HB & Leukosit dilakukan bila
anak menerima AZTpada bulan 1 dan ke 3.
Pemantauan CD 4 dianjurkan dilakukan pada saat awal
diagnosis dan setiap 6 bulan sesudahnya.
Pemantauan setelah mulai mendapatARV
Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak, 2014
T
A
T
ALAKSANAKEGAGALAN PENGOBA
T
ANARVLINI PERTAMA
Parameter :
1.Kegagalan virologis : bila VL kembali mencapai
5000 copiRNA/ml, diperiksa dalam 2 kali
pemeriksaan pada saat yangberbeda.
2.Kegagalan imunologis : bila nilai CD4 turun
pada 2 kali pemeriksaan yang dilakukan dengan
jarak 3bulanan
3.Kegagalan klinis : munculnya penyakit baru
yang tergolong pada stadium 3atau4.
T
A
T
ALAKSANAKEGAGALAN
PENGOBA
T
ANARVLINI PERTAMA
Kriteria gagal imunologis
*anak patuh minum obat :
 Usia 2 – 5 tahun : nilai
CD4 < 200 sel/mm3
atau CD4 < 10%
 Usia >5 tahun : CD4 <
100 sel/mm3
Prinsip
pemilihan
paduan
linikedua:
 Pilih kelas obat ARVsebanyakmungkin.
 Bila kelas yang samaakan dipilih, pilih obat
yang sama sekali belum dipilihsebelumnya.
 Sebelum pindah ke paduan lini kedua,
kepatuhan berobat harus benar-benar
dinilai.
 Untuk paduan berbasis ritonavir-boosted
PI, pemeriksaan lipid (trigliserida dan
kolesterol, jika mungkin LDL dan HDL)
dilakukan setiap 6-12bulan.
Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak, 2014
 REKOMENDASIIDAI
 Vaksin inactivated dapat diberikan kepada bayiyang
lahir dari ibu terinfeksi HIV sesuai dengan jadwal
imunisasi nasional.
 Vaksin BCGdapat diberikan kepada bayi yang lahir
dari ibu terinfeksi HIV jika telah terbukti bayi tidak
terinfeksi HIV
 Vaksin campak dan polio oral dapat diberikan kepada
bayi sehat yang lahir dari ibu terinfeksi HIV.
Imunisasi Bayi Lahir dari Ibu Terinfeksi HIV
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to HIV pada Anak.pptx

Penyuluhan hiv,aids di smkn 1 daha selatan
Penyuluhan hiv,aids di smkn 1 daha selatanPenyuluhan hiv,aids di smkn 1 daha selatan
Penyuluhan hiv,aids di smkn 1 daha selatanDynReNagha
 
HIV-AIDS Perlu diketahui bukan untuk dijauhi
HIV-AIDS Perlu diketahui bukan untuk dijauhiHIV-AIDS Perlu diketahui bukan untuk dijauhi
HIV-AIDS Perlu diketahui bukan untuk dijauhiIdham Jalil
 
DIAGNOSA DAN TATALAKSANA HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS 2024.pptx
DIAGNOSA DAN TATALAKSANA HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS 2024.pptxDIAGNOSA DAN TATALAKSANA HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS 2024.pptx
DIAGNOSA DAN TATALAKSANA HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS 2024.pptxssuseraaa28a
 
Dr endang
Dr endangDr endang
Dr endangandreei
 
Materi kes Dasar IMS HIV dan AIDS.pptx
Materi kes Dasar IMS HIV dan AIDS.pptxMateri kes Dasar IMS HIV dan AIDS.pptx
Materi kes Dasar IMS HIV dan AIDS.pptxRiskyKurniawan20
 
2 informasi dasar hiv aids & ims
2 informasi dasar hiv aids & ims2 informasi dasar hiv aids & ims
2 informasi dasar hiv aids & imskpakabkebumen
 
3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdf
3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdf3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdf
3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdfMeboix
 
07 hiv aids_dan_infeksi_menular_seksual_lainnya
07 hiv aids_dan_infeksi_menular_seksual_lainnya07 hiv aids_dan_infeksi_menular_seksual_lainnya
07 hiv aids_dan_infeksi_menular_seksual_lainnyadr. andrea wahyu
 
Materi informasi dasar hiv
Materi informasi dasar hivMateri informasi dasar hiv
Materi informasi dasar hivTriIndahBudiarty
 
leaflet-hiv-aids.pdf
leaflet-hiv-aids.pdfleaflet-hiv-aids.pdf
leaflet-hiv-aids.pdfsimbahang1
 
HIV (1).pptx
HIV (1).pptxHIV (1).pptx
HIV (1).pptxHandoko87
 
Hiv aids tropis i
Hiv aids tropis iHiv aids tropis i
Hiv aids tropis iAnggaN7
 
HIV presentasi...........................
HIV presentasi...........................HIV presentasi...........................
HIV presentasi...........................steffie solin
 

Similar to HIV pada Anak.pptx (20)

PPT HIV.pptx
PPT HIV.pptxPPT HIV.pptx
PPT HIV.pptx
 
HIV_ANAK.pptx
HIV_ANAK.pptxHIV_ANAK.pptx
HIV_ANAK.pptx
 
Penyuluhan hiv,aids di smkn 1 daha selatan
Penyuluhan hiv,aids di smkn 1 daha selatanPenyuluhan hiv,aids di smkn 1 daha selatan
Penyuluhan hiv,aids di smkn 1 daha selatan
 
HIV-AIDS Perlu diketahui bukan untuk dijauhi
HIV-AIDS Perlu diketahui bukan untuk dijauhiHIV-AIDS Perlu diketahui bukan untuk dijauhi
HIV-AIDS Perlu diketahui bukan untuk dijauhi
 
DIAGNOSA DAN TATALAKSANA HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS 2024.pptx
DIAGNOSA DAN TATALAKSANA HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS 2024.pptxDIAGNOSA DAN TATALAKSANA HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS 2024.pptx
DIAGNOSA DAN TATALAKSANA HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS 2024.pptx
 
Dr endang
Dr endangDr endang
Dr endang
 
Materi kes Dasar IMS HIV dan AIDS.pptx
Materi kes Dasar IMS HIV dan AIDS.pptxMateri kes Dasar IMS HIV dan AIDS.pptx
Materi kes Dasar IMS HIV dan AIDS.pptx
 
tas HIV.ppt
tas HIV.ppttas HIV.ppt
tas HIV.ppt
 
Ns mei 2021 15.00 hiv
Ns   mei 2021 15.00 hivNs   mei 2021 15.00 hiv
Ns mei 2021 15.00 hiv
 
Hiv dan konseling
Hiv dan konselingHiv dan konseling
Hiv dan konseling
 
2 informasi dasar hiv aids & ims
2 informasi dasar hiv aids & ims2 informasi dasar hiv aids & ims
2 informasi dasar hiv aids & ims
 
leaflet hiv aids 2023.doc
leaflet  hiv aids 2023.docleaflet  hiv aids 2023.doc
leaflet hiv aids 2023.doc
 
3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdf
3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdf3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdf
3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdf
 
07 hiv aids_dan_infeksi_menular_seksual_lainnya
07 hiv aids_dan_infeksi_menular_seksual_lainnya07 hiv aids_dan_infeksi_menular_seksual_lainnya
07 hiv aids_dan_infeksi_menular_seksual_lainnya
 
Materi informasi dasar hiv
Materi informasi dasar hivMateri informasi dasar hiv
Materi informasi dasar hiv
 
leaflet-hiv-aids.pdf
leaflet-hiv-aids.pdfleaflet-hiv-aids.pdf
leaflet-hiv-aids.pdf
 
HIV (1).pptx
HIV (1).pptxHIV (1).pptx
HIV (1).pptx
 
Hiv aids tropis i
Hiv aids tropis iHiv aids tropis i
Hiv aids tropis i
 
Materi HIV & AIDS
Materi HIV & AIDSMateri HIV & AIDS
Materi HIV & AIDS
 
HIV presentasi...........................
HIV presentasi...........................HIV presentasi...........................
HIV presentasi...........................
 

More from kurnia537765

LUNCH SYMPO - Optimalisasi Tumbuh Kembang.pptx
LUNCH SYMPO - Optimalisasi Tumbuh Kembang.pptxLUNCH SYMPO - Optimalisasi Tumbuh Kembang.pptx
LUNCH SYMPO - Optimalisasi Tumbuh Kembang.pptxkurnia537765
 
7. dr Haykal - Energy Based Device on Sexually Transmission Diseases (STD).pdf
7. dr Haykal - Energy Based Device on Sexually Transmission Diseases (STD).pdf7. dr Haykal - Energy Based Device on Sexually Transmission Diseases (STD).pdf
7. dr Haykal - Energy Based Device on Sexually Transmission Diseases (STD).pdfkurnia537765
 
2. dr Airin - Identification of Skin Cancer Where are We.pdf
2. dr Airin - Identification of Skin Cancer Where are We.pdf2. dr Airin - Identification of Skin Cancer Where are We.pdf
2. dr Airin - Identification of Skin Cancer Where are We.pdfkurnia537765
 
Filariasis (Ricky).pptx
Filariasis (Ricky).pptxFilariasis (Ricky).pptx
Filariasis (Ricky).pptxkurnia537765
 
TATALAKSANA KECACINGAN.pptx
TATALAKSANA KECACINGAN.pptxTATALAKSANA KECACINGAN.pptx
TATALAKSANA KECACINGAN.pptxkurnia537765
 
Tata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.pptTata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.pptkurnia537765
 
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptxInfeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptxkurnia537765
 

More from kurnia537765 (7)

LUNCH SYMPO - Optimalisasi Tumbuh Kembang.pptx
LUNCH SYMPO - Optimalisasi Tumbuh Kembang.pptxLUNCH SYMPO - Optimalisasi Tumbuh Kembang.pptx
LUNCH SYMPO - Optimalisasi Tumbuh Kembang.pptx
 
7. dr Haykal - Energy Based Device on Sexually Transmission Diseases (STD).pdf
7. dr Haykal - Energy Based Device on Sexually Transmission Diseases (STD).pdf7. dr Haykal - Energy Based Device on Sexually Transmission Diseases (STD).pdf
7. dr Haykal - Energy Based Device on Sexually Transmission Diseases (STD).pdf
 
2. dr Airin - Identification of Skin Cancer Where are We.pdf
2. dr Airin - Identification of Skin Cancer Where are We.pdf2. dr Airin - Identification of Skin Cancer Where are We.pdf
2. dr Airin - Identification of Skin Cancer Where are We.pdf
 
Filariasis (Ricky).pptx
Filariasis (Ricky).pptxFilariasis (Ricky).pptx
Filariasis (Ricky).pptx
 
TATALAKSANA KECACINGAN.pptx
TATALAKSANA KECACINGAN.pptxTATALAKSANA KECACINGAN.pptx
TATALAKSANA KECACINGAN.pptx
 
Tata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.pptTata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.ppt
 
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptxInfeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
 

Recently uploaded

MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 

Recently uploaded (20)

MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 

HIV pada Anak.pptx

  • 1. HIV pada Anak SMF ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH 2022
  • 2.  HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus golongan RNA yang spesifik menyerang sistem imun/kekebalan tubuh manusia.  AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala/tanda klinis pada pengidap HIV akibat infeksi tumpangan (oportunistik) karena penurunan sistem imun. DEFINISI
  • 3.  Virus menyerang sistem kekebalan tubuh (limfosit T)  Virus terdapat pada cairan tubuh : o Darah o Cairan mani o Cairan vagina o ASI HUMAN IMMUNODEFICIENCYVIRUS
  • 4. Oleh : HumanImmunodefisiensi virus (HIV) Family : Retroviridae Subfamily : Lentiviridae Struktur family :retrovirus Grup : HIV-1dan HIV-2 Morfologi : dikelilingi lipid bilayer envelope (ada 2glikoprotein, gp120 & gp41) ETIOLOGI
  • 6. Patomekanisme Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. 25th ed. 2014.
  • 7. HIV masuk ke dalam tubuh Menempel di reseptor CD4 limfosit T HIV masuk ke dalam limfosit T HIV membelah diri dengan memakai materi yang ada di sel limfosit T HIV keluar dari limfosit T dalam bentuk HIV muda Limfosit T rusak, pecah HIV matang siap menginfeksi limfosit T yang lain Kadar CD4 turun drastis Kemampuan fagositosis hilang HIVmematangkan diri di pembuluh darah Bila terjadi infeksi lain, maka tubuh tidak mempunyai kemampuan untuk melawan infeksi tersebut Timbul gejala dan tanda klinis Infeksi oportunistik AIDS Melalui darah, cairan genital, atau ASI Perjalanan Infeksi HIV
  • 9. Transmisi vertikal (>90%) o Intra uterine o During labour o Post partum Transmisi Horizontal o Transfusi darah o Jarum suntik o Hubungan seks CARAPENULARANHIV
  • 10. F AKTORRISIKOPENULARANHIV DARI IBU KEANAK FAKTOR IBU FAKTOR BAYI Faktor Ibu Faktor Bayi Faktor Obstetrik 1. Kadar HIV/viral load dalam darah. 2. Kadar CD4. 3. Status gizi selama kehamilan. 4. Penyakit infeksi selama kehamilan 5. Masalah payudara, jika menyusui. 1. Prematuritas dan berat lebih rendah 2. Lama menyusui, bila tanpa pengobatan 3. Luka pada mulut bayi, jia bayi menyususi. 1. Jenis persalinan 2. Lama persalinan 3. Ketuban pecah dini 4. Tindakan episiotomi, ekstrasi vakum dan forsep.
  • 11. PENULARANHIV P ADAANAK >90%Penularan secara vertikal INTRA UTERINE 5 – 10 % LABOUR 10-20% POST PARTUM 5 – 20 % Risiko penularan tanpa menyusui 15 –30% Menyusui 6 bulan 25 –35 % Menyusui 18–24 bulan 30 – 45%
  • 12. Penularan dari ibu ke janin / bayi • Penularan ke janin dapat terjadi selama kehamilan melalui plasenta yang terinfeksi; pada masa kehamilan plasenta melindungi janin dari infeksi HIV namun bila terjadi peradangan, infeksi atau kerusakan barier plasenta, HIV bisa menembus plasenta sehingga terjadi penularan dari ibu ke janin. • Penularan ke bayi melalui kontak dengan darah atau cairan genital dapat terjadi saat persalinan dan melalui ASI pada saat laktasi. • Penularan HIV dari ibu ke anak lebih sering terjadi pada saat persalinan dan masa menyusui.
  • 13. Diagnosis Tes HIV harus mengikuti prinsip berupa 5 komponen dasar yang telah disepakati secara global yaitu 5C (informed consent, confidentiality, counseling, correct test results, connections to care, treatment and prevention services).
  • 14. 1. Anak sakit (jenis penyakit yang berhubungan dengan HIV seperti TB Paru/mendapat OAT berulang, malnutrisi, pneumonia berulang, diare kronisberulang) 2. Bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV dan sudah mendapatkan perlakuanpencegahan penularan dari ibu keanak. BAYIDANANAK MEMERLUKANTESHIV BILA….
  • 15. BAYIDANANAK MEMERLUKANTESHIV BILA…. 3. Untuk mengetahui status bayi/anak kandung dari ibu yang didiagnosis terinfeksi HIV(pada umur berapa saja) 4. Untuk mengetahui status seorang anak setelah salah satu saudara kandungnya didiagnosis HIV; atau salah satu atau kedua orangtua meninggal oleh sebab yang tidak diketahui tetapi masih mungkin karena HIV
  • 16. 5. Terpajan atau potensial terkena infeksi HIV melalui jarum suntik yang terkontaminasi, menerima transfusi berulang dan sebab lain 6. Anak yang mengalami kekerasanseksual BAYIDANANAK MEMERLUKANTESHIV BILA….
  • 17. Tes diagnosis HIV Pemeriksaan serologis Rapid immunochromatography test (tes cepat) EIA (enzyme immunoassay) Pemeriksaan virologis DNA HIV RNA HIV
  • 18. Menggunakan PCR Diagnosis anak usia <18bulan T esawal usia6 minggu • T esHIV DNAkualitatif ->plasma EDTA/DBS • T esHIV RNA kuantitatif ->plasma EDTA Menggunakan antibodi HIV-1dan HIV-2 • T escepat • T esEnzyme Immunoassay (EIA) • T esWestern Bold UJIVIROLOGIS UJI SEROLOGIS
  • 19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 Kategori Tes yang diperlukan Tujuan Aksi Bayi sehat, ibu terinfeksi HIV Uji virology umur 6 minggu Mendiagnosis HIV Mulai ARV bila terinfeksi HIV Bayi pajanan HIV tidak diketahui Serologi ibu atau bayi Untuk indentifikasi atau memastikan pajanan HIV Memerlukan tes virologi bila terpajan HIV Bayi sehat terpajan HIV, umur 9 bulan Serologi pada imunisasi 9 bulan Untuk mengidentifikasi bayi yang masih memiliki antibody ibu atau serokonversi Hasil positif harus diikuti dengan uji virology dan pemantauan lanjut. Hasil negative, harus dianggap tidak terinfeksi, ulangi tes bila masih mendapat ASI Bayi atau anak dengan gejala dan tanda sugestif infeksi HIV Serologi Memastikan infeksi Lakukan uji virology bila umur < 18 bulan Bayi umur > 9 - < 18 bulan dengan uji serologi positif Virologi Mendiagnosis HIV Bila positif terinfeksi segera masuk ke tatalaksana HIV dan terapi ARV Bayi yang sudah berhenti ASI Ulangi uji (serologi atau virologi) setelah berhenti minum ASI 6 minggu Untuk mengeksekusi infeksi HIV setelah pajanan dihentikan Anak < 5 tahun terinfeksi HIV harus segera mendapat tatalaksana HIV termasuk ARV SKENARIO PEMERIKSAAN HIV
  • 20. Algoritma DiagnosisHIV Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak, 2014 Bayi terpajan HIV berusia < 18 bulan Uji virologi Tersedia Tidak tersedia Positif Negatif Kemungkinan terinfeksi HIV Mulai terapi ARV, ulangi uji virology untuk konfirmasi diagnosis Tidak mendapat ASI Tidak terinfeksi HIV Mendapat ASI Bayi atau anak beresiko terinfeksi HIV selama belum berhenti ASI Pemantauan manifestasi klinis berkala
  • 21. Algoritma DiagnosisHIV Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak, 2014 Bayi atau anak mengalami tanda atau gejala HIV Uji virology tidak tersedia Uji virologi Negatif Positif Terinfeksi HIV Mulai terapi ARV, ulangi uji virology untuk konfirmasi diagnosis Cek antibody HIV Positif Negatif Asumsikan terinfeksi bila anak sakit; asumsikan tidak terinfeksi bila anak tidak sakit Kemungkinan besar HIV negative kecuali masih ASI Ulangi cek antibody pada usia 18 bulan dan atau 6 minggu setelah berhenti ASI Bayi masih sehat sampai usia 9 bulan
  • 22. INFEKSI HIV POSITIF BILA:  Dua kali Uji Virologi positif (+), usia berapa saja , ATAU  Usia > 18 bulan Uji Serologis positif (+) INFEKSI HIV NEGATIF BILA:  Tidak ada bukti klinis ataupun laboratoris adanya infeksi HIV, DAN  Dua kali Uji Virologi negatif (-), pertama dilakukan pada usia > 4 minggu dan kedua pada usia > 4 bulan, dan tidak pernah positif (+), ATAU  Dua kali atau lebih hasil Uji Serologis HIV negatif pada usia > 6 bulan  INFEKSI HIV POSITIF BILA: Dua kali Uji Virologi positif (+), usia berapa saja, ATAU Usia > 18 bulan Uji Serologis positif (+)
  • 23.  BILAanak usia <18bulan dipikirkan terinfeksi HIV, TETAPIlaboratorium PCR HIV tidak tersedia DIAGNOSISPRESUMTIFHIV Bila ada1kriteria berikut: • PCP ,meningitis kriptokokus, kandidiasis esophagus • T oksoplasmosis • Malnutrisi berat yang tidakmembaik dengan pengobatan standar Minimal ada2gejala berikut: • Oralthrush • Pneumonia berat • Sepsisberat • Kematian ibu yang berkaitan dengan HIV atau penyakit HIV yang lanjutpada ibu • CD4+<20% Atau
  • 24. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana HIV 2019 • Uji diagnostik yang digunakan pada anak berusia < 18 bulan adalah uji virologis • Uji diagnostik yang digunakan pada anak > 18 bulan, remaja, dan orang dewasa adalah uji serologis dengan strategi diagnosis HIV berdasarkan hasil tiga tes sekuensial reaktif Rekomendasi
  • 25. STADIUM KLINISINFEKSIHIV (WHO) Standium 1 Asimtomatik Stadium 2 Sakit Ringan Stadium 3 Sakit Sedang Stadium 4 Sakit berat Berat Badan (BB) Tidak ada penurunan BB Penurunan BB 5-10% Penurunan BB > 10 % Sindrom wasting HIV Gejala Tidak ada gejala atau hanya :  Limfadenopati generalisata presisten  Luka disekitar bibir (Kelitis angularis)  Ruam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo)  Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir  Kandidiasis oral atau vaginal  Oral Hairy leukoplakia  Diare, demam yang tidak diketahui penyebabnya lebih dari satu bulan  Kandidiasis esophageal  Herpes simpleks ulseratif lebih dari 1 bulan  Limfoma  Sarkoma kaposi  Kanker serviks invasif  Renitis cytogalovirus  ISPA berulang misalnya sinusitis atau otitis  Ulkus mulut berulang  Infeksi bakterial yang berat (pneumoni,piomiositis, dll)  TB paru dalam 1 tahun terakhir  TB limfodenopati  Gingivitis/periodontitis ulseratif nekrotika akut  Pneumonia pnemusistis  TB ekstra paru  Abses otak toksoplasmosis  Meningitis kriptokokus  Encefalopati HIV  Gangguan fungsi neurologis dan tidak oleh penyebab lainnya, seringkali membeik dengan ARV
  • 26. Penetapan Kriteria Klinis Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak, 2014 Klasifikasi WHO berdasarkan penyakit yang secara klinis berhubungan dengan HIV Klinis Stadium Klinis WHO Asimptomatik 1 Ringan 2 Sedang 3 Berat 4
  • 27. Penetapan kriteria klinis  Keterangan :  CD4 adalah parameter terbaik untuk mengukur imunodefisiensi  Digunakan bersama dengan penilaian klinis. CD4 dapat menjadi petunjuk dini progresivitas penyakit karena CD4 menurun lebih dahulu dibandingkan kondisi klinis  Pemantauan CD4 dapat digunakan untuk memulai pemeberian ARV atau pengganti obat  Makin muda umur, makin tinggi nilai CD4. untuk anak <5 tahun digunakan presentase CD4. bila ≥ 5 tahun, nilai CD4 absolut dapat digunakan.  Ambang batas kadar CD4 untuk imunodefisiensi berat pada anak <1 tahun atau bahkan <6 bulan, nilai CD4 tidak dapat memprediksi mortalitas, karena risiko kematian dapat terjadi bahkan pada nilai CD4 yang inggi Klasifikasi WHO tentang imunodefisiensi HIV menggunakan CD4 Imunodefisiensi Nilai CD4 menurut umur <11 bulan (%) 12-35 bulan (%) 36-59 bulan (%) >5 tahun (sel/mm3) Tidak ada >35 >30 >25 >500 Ringan 30-35 25-30 20-25 350-499 sedang 25-30 20-25 15-20 200-349 Berat <25 <20 <15 <200 atau <15% Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak, 2014
  • 30. Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Anak  Empat pendekatan komprehensif untuk mencegah transmisi vertikal HIV • Pencegahan primer infeksi HIV pada wanita usia reproduksi • Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan pada wanita terinfeksi HIV • Pencegahan transmisi vertikal HIV dari ibu kepada bayi • Penyediaan terapi, perawatan dan dukungan yang baik bagi ibu dengan HIV, serta anak dan keluarganya.
  • 31. Perempuan usia reproduktif Cegah penularan ke bayi Perempuan positif HIV Perempuan hamil HIV (+) Perempuan post partum HIV (+) Cegah kehamilan Cegah penularan HIV Bayi HIV (+) Bayi HIV (-) Dukungan psikologis, sosial, dan perawatan • Peyuluhan HIV/AIDS • Pelatihan perubahan perilaku • Penyebaran luasan materi cetak tentang pencegahan HIV • Layanan VCT dll • Konseling • Sarana kontrasepsi • Pemberian ARV • Konseling kesehatan ibu hamil • Konseling pemberian makanan bayi • Persalinan yang aman • Pengobatan ARV • Pengobatan infeksi oportunistik • Bantuan pemeriksaan kesehatan Strategi Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi Dan Kegiatan Pendukungnya HIV (+) HIV (-) Hamil Tidak hamil
  • 32. Upaya Pencegahan Pada Bayi Dengan Ibu Terinfeksi HIV Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana HIV 2019  Tata Laksana Prenatal  Melakukan konseling ke dokter spesialis sebelum konsepsi.  Wanita yang terinfeksi disarankan untuk melakukan servikal sitologi rutin, menggunakan kondom saat berhubungan seksual, atau menunggu konsepsi sampai plasma viremia berhasil ditekan.  Status awal yang harus dinilai pada ibu hamil dengan infeksi HIV adalah 7 riwayat penyakit HIV berdasarkan status klinis, imunologis (jumlah CD4).
  • 33.  Pemberian terapi ARV bagi ODHA Hamil Terapi ARV kombinasi terbukti merupakan terapi yang paling efektif untuk mencegah transmisi infeksi HIV dari ibu ke anak [efektivitas pada usia 12 bulan sebesar 42,1% (IK 95% 0,6 – 83,5%]) Pilihan paduan terapi ARV pada ibu hamil sama dengan pilihan paduan terapi ARV pada orang dewasa lainnya. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana HIV 2019 Rekomendasi Semua ibu hamil dengan HIV harus diberi terapi ARV, tanpa harus menunggu pemeriksaan jumlah CD4, karena kehamilan itu sendiri merupakan indikasi pemberian terapi ARV yang dilanjutkan seumur hidup.
  • 34.  Tata Laksana Persalinan  Cara persalinan harus ditentukan sebelum umur kehamilan 38 minggu untuk meminimalkan terjadinya komplikasi persalinan.  Semua ibu hamil dengan HIV positif disarankan untuk melakukan persalinan dengan seksio sesaria.  Persalinan pervaginama yang direncanakan hanya boleh dilakukan oleh wanita yang mengkonsumsi HAART dengan viral load < 50 kopi/mL.
  • 35.  Prosedur Persalinan yang Aman Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana HIV 2019 Rekomendasi Bedah sesar elektif pada usia gestas 38 minggu untuk mengurangi resiko transmisi vertical HIV dilakukan pada ODHA hamil dengan viral load ≥ 1000 kopi/mL atau yang viral loadnya tidak diketahui pada trimester ketiga kehamilan Bedah sesar elektif untuk mengurangi resiko transmisi vertical tidak dilakukan secara rutin pada ODHA hamil dengan viral load < 1000 kopi/mL, kecuali atas indikasi obstetri
  • 36.  Tata Laksana Posnatal  Setelah melahirkan, ibu sebaiknya menghindari kontak langsung dengan bayi.  Imunisasi MMR dan varicella zoster juga diindikasikan, jika jumlah limfosit CD4 diatas 200 dan 400.  WHO tidak merekomendasikan pemberian ASI pada ibu dengan HIV positif, meskipun mereka mendapatkan terapi ARV.
  • 37.  Tata Laksana Neonatus  Semua bayi harus diterapi dengan ARV < 4 jam setelah lahir.  Pemberian antibiotik profilaksis, cotrimoxazole terhadap PCP wajib dilakukan.  Tes IgA dan IgM, kultur darah langsung dan deteksi antigen PCR merupakan serangkaian tes yang harus dijalankan oleh bayi pada umur 1 hari, 6 minggu dan 12 minggu.  Konfirmasi HIV bisa dilakukan lagi saat bayi berumur 18 sampai 24 bulan.
  • 38.  Pemberian Profilaksis ARV Untuk Bayi Lahir Dari Ibu HIV Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana HIV 2019 Rekomendasi Bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV yang mendapatkan pengganti ASI (PASI) diberikan profilaksis zidovudin dengan dosis sesuai usia gestasi selama 6 minggu (sangat direkomendasikan, kualitas bukti tinggi) Apabila bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV mendapatkan ASI, maka profilaksis yang diberikan adalah zidovudin dan nefirapin dengan dosis sesuai usia gestasi selama 6 minggu dengan syarat ibu harus terapi ARV kombinasi (rekomendasi sesuai kondisi, kualitas bukti tinggi)
  • 39. DosisARVProfilaksis Nama Obat Dosis Durasi Zidovudin (AZT) 2x sehari darilahir hingga 6 minggu • UsiaGestasi> 35minggu :4 mg/kgBB/dosis • Usia Gestasi 30 - < 35 mgg : 2 selama 2 minggu, kemudian naikkan 3mg/kgBB/dosis selama 4 minggu (PO) • Usia Gestasi < 30 mgg : 2 mg/kgBB/dosis, selama 4 minggu, kmd naikkan 3 mg/kgBB/dosis selama 2 minggu (PO)
  • 40. Nama Obat Dosis Durasi Nevirapin (NVP) 1xsehari -BeratLahir1500-<2000gr:8 mg/dosis(PO) -BeratLahir2000-2499gr:1 0mg/dosis(PO) -BeratLahir>2500gram:15mg/dosis(PO) darilahir hingga 6 minggu
  • 41.  REKOMENDASIIDAI ARVprofilaksis untuk bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV: Diberiksan saat usia 6 – 12jam kelahiran(paling lambat usia 72jam) Bila bayi mendapat susu formula: zidovudine 2x sehari Bila bayi mendapat ASI: zidovudinedan nevirapine Diberikan selama 6 minggu (syarat ibu mendapat ART) ANTIRETROVIRALPROFILAKSIS
  • 42. Algoritma Tatalaksana Bayi Dari Ibu Positif HIV Ibu positif HIV 1. Pemberian profilaksis HIV pada bayi baru lahir segera setelah lahir : • Skenario 1 : Zidovudine 4 mg/kgBB/dosis selama 6 minggu • Skenario 2 dan 3 : zidovudine + nevirapine 4 mg/kgBB/dosis selama 6 minggu 8 mg/kgBB (BB < 2 kg), 12 mg / dosis (BB > 2kg) 2. Pemeriksaan : • PCR DNA HIV (bersamaan dengan pemeriksaan darah ibu) pada usia 0 – 2 minggu • Pemeriksaan darah lengkap pada saat lahir – usia 6 minggu 3. Mulai pemberian profilaksis PCP pada usia 6 minggu, sampai status HIV dapat ditentukan. • Cotrimoksazole 4 mg / kgBB / hari Management of newborn exposed to maternal HIV infection, 2012
  • 43. Pemeriksaan PCR DNA HIV Ulang pemeriksaan PCR DNA HIV sesegera mungkin Ulang pemeriksaan PCR DNA HIV pada usia 6 minggu Ulang pemeriksaan PCR DNA HIV pada usia 4 – 6 bulan Tidak terinfeksi Terinfeksi Management of newborn exposed to maternal HIV infection, 2012
  • 44. • Profilaksis PCP diberikan sampai usia 12 bulan, kemudian evaluasi untuk melanjutkan • Pemberian ARV jika ada indikasi • Follow up • Penghentian cotrimoksazole • Follow up selama 3 – 18 bulan • Memastikan status antibody anak negatif sampai usia 18 bulan Catatan : Skenario 1 : ibu hamil yang terinfeksi HIV on treatment Skenario 2 : ibu hamil yang terinfeksi HIV yang belum menerima terapi ARV yang adekuat saat melahirkan Skenario 3 : bayi yang lahir dari ibu positif HIV yang belum sama sekali menerima terapi ARV • ARV harus segera diberikan setelah bayi lahir (6-12 jam setelah lahir dan < 48 jam) Management of newborn exposed to maternal HIV infection, 2012
  • 45. Pemeriksaan, pengobatan, vaksin lahir 1 bln 6 mgg 2 bln 3 bln 4 bln 6 bln 9 bln 12 bln 15 bln 18 bln Pemeriksaan PCR DNA HIV x x x Pemeriksaan ELISA x Pemeriksaan darah lengkap x x x x x x Pemeriksaan CD4 x x Pemberiaan zidovudine Pemberian profilaksis PCP Vaksin hepatitis B stop start Stop (*) start Dosis 1 Tatalaksana Dan Pemantauan Bayi Yang Terpajan HIV Dosis 2 Management of newborn exposed to maternal HIV infection, 2012
  • 46. Pemeriksaan, pengobatan, vaksin lahir 1 bln 6 mgg 2 bln 3 bln 4 bln 6 bln 9 bln 12 bln 15 bln 18 bln Vaksin difteri, tetanus dan pertusis x x x x Vaksin polio inaktif x x x Vaksin influenza B hemolitikus x x x x Vaksin pneuomonia x x x x Vaksin varicella x Vaksin MMR x Vaksin influensa x Tatalaksana Dan Pemantauan Bayi Yang Terpajan HIV Management of newborn exposed to maternal HIV infection, 2012
  • 47.  Pemberian Nutrisi Untuk Bayi Lahir Dari Ibu HIV Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana HIV 2019 Rekomendasi Pemberian nutrisi pada bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV memerlukan diskusi dengan ibu terkait pemelihannya (rekomendasi sesuai kondisi, kualitas bukti sangat rendah) Nutrisi untuk bayi yang lahir dari terinfeksi HIV adalah pengganti ASI (PASI) untuk menghindari transmisi HIV lebih lanjut (Sangat direkomendasikan, kualitas bukti tinggi) Air susu ibu untuk bayi dari ibu terinfeksi HIV hanya dapat diberikan apabila syarat AFASS terhadapa PASI tidak terpenuhi. Air susu ibu harus diberikan eksklusif selama 6 bulan, dengan syarat ibu harus mendapatkan ARV kombinasi dan anak mendapattkan ARV profilaksis. (rekomendasi sesuai kondisi, kualitas bukti sedang) Pemberian nutrisi campur ASI dan PASI (mixed feeding) harus dihindari karena menempatkan bayi pada risiko terinfeksi HIV yang lebih tinggi (sangat direkomendasi, kualitas bukti tinggi)
  • 48. Konseling :  Acceptable : dapatditerima Feasible : dapat dilakukan(pengetahuan, ketersediaan susuformula) Affordable :terjangkau Susteinable : tersediaberkelanjutan Safe : aman SusuFormula harus Memenuhi Syarat AF ASS Jika syarat AFASS tidakdapat dipenuhi -> ASIeksklusif selama 6 bulan
  • 49. Pilihan yang diambil haruslah antara ASI saja atau susuformula saja (bukan mixed feeding). Ibu dengan HIV boleh memberikan susu formula bagi bayinya yangHIV (-) / tidak diketahui statusHIV- nya, jika SELURUHsyarat AFASS dapatdipenuhi. PEMBERIAN NUTRISI
  • 50. BilaAFASStidak terpenuhi /ASI yg diberikan, ASI diberikan dgn cara diperah, dipanaskan, diberikan dengan botolatau gelas kaca (tidak boleh diberikan secara langsung). PEMBERIAN NUTRISI
  • 51. 1. ASIeksklusif selama 6 bulan. 2. Mengurangi Viral Load dengan cara :ARVatau pasteurisasiASI 3. Cegah/obati perlukaan padapayudara 4. Perbaiki keadaan umum bayi untukcegah infeksi Bila salah satu AFASStidak dipenuhi-> ASIdengan syarat : AFASSharustetapdiupayakan Hindari transmisi ->TIDAKASI
  • 52.  REKOMENDASIIDAI Harus diberikan untuk semua bayi baru lahir dari ibu terinfeksi HIV sejak usia 6 minggu sampai infeksi HIV anak disingkirkan Untuk mencegah Pneumonia Pneumocystis Jiroveci (PCP) dan juga efektif mencegah toksoplasmosisdan beberapa infeksi bakteri lain spt: salmonella, Haemophilus, Staphylokokus Dosis : 4 – 6 mg TMP/kgBB, setiap 24 jam, setiap hari -Sediaan sirup 40 mg (TM)/5 ml dan tablet 80 mg PROFILAKSISKOTRIMOKSAZOL (CTX)
  • 53.  Pemberian Profilaksis Kotrimoksazol Untuk Bayi Lahir Dari Ibu HIV Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana HIV 2019 Rekomendasi Profilaksis kotrimoksazol diberikan kepada seluruhbayi lahir dari ibu HIV sejak 6 minggu sampai terbukti tidak terinfeksi HIV denga uji diagnostik yang sesuai dengan usia (sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang)
  • 54. Pencegahan transmisi HIV pasca pajanan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana HIV 2019 Rekomendasi Resume pilihan panduan ARV untuk pencegahan transmis HIV pasca - pajanan Dewasa Pilihan TDF + 3TC/FTC + LPV/r Alternatif TDF + 3TC/FTC + EPV AZT + 3TC + LPV/r AZT + 3TC + EPV Anak < 10 Tahun Pilihan AZT + 3TC + LPV/r Alternatif AZT + 3TC + EPV ABC + 3TC + LPV/r ABC + 3TC + EPV TDF + 3TC/FTC + LPV/r TDF + 3TC/FTC + EPV
  • 55. Indikasi pemberianARV Tatalaksanaterhadap Infeksi Oportunistik yangterdeteksi harusdidahulukan *Menggunakan kombinasi kriteria klinisdan imunologis Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak, 2014 Umur Kriteria Klinis Kriteria Imunologi Terapi <5 tahun Terapi ARV tanpa kecuali >5 tahun Stadium 3 dan 4* Terapi ARV Stadium 2 <25% pada anak 24-59 bulan Jangan obati bila tidak ada pemeriksaan CD4 Stadium 1 <350 pada anak <5 tahun Obati bila CD4 <nilai menurut umur
  • 56. Tatalaksana dengan Pemberian ARV  Paduan terapi ARV lini pertama pada remaja (10-19 tahun) Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana HIV 2019 Rekomendasi Panduan terapi ARV lini pertama untuk remaja terdiri atas 3 panduan ARV. Panduaan tersebut harus terdiri dari 32 obat kelompok NRTI + 1 obat kelompok NNRTI : • TDF + 3TC/FTC + EPV dalam bentuk kombinasi dosisi tetap merupakan pilihan panduan terapi ARV lini pertama pada remaja • TDF + 3TC/FTC + LPV/r dapat digunakan sebagai alternative terapi ARV lini pertama pada remaja Jika panduan terapi ARV lini pertama di atas memiliki indikasi kontra atau tidak tersedia, salah satu panduan terapi berikut dapat dipilih : • AZT + 3TC + EPV • AZT + 3TC + NVP • TDF + 3TC/FTC + NVP Rangkuman panduan terapi ARV lini pertama pada remaja Pilihan TDF + 3TC/FTC + EPV Alternatif TDF + 3TC/FTC + LPV/r AZT + 3TC + EFV AZT + 3TC + NVP TDF + 3TC/FTC + NVP
  • 57. Tatalaksana dengan Pemberian ARV  Paduan terapi ARV lini pertama pada anak 3 – 10 tahun Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana HIV 2019 Rekomendasi Untuk anak terinfeksi HIV berusia 3 – 10 tahun, pilihan panduan kelompok NRTI harus merupakan salah satu dari berikut : • AZT atau TDF + 3TC/FTC • ABC + 3TC Untuk anak terinfeksi HIV berusia > 3 tahun, panduan kelompok NNRTI terpilih adalah EPV dengan alternative NVP Rangkuman panduan terapi ARV lini pertama pada anak berusia 3 – 10 tahun Pilihan AZT + 3TC + EFV Alternatif ABC + 3TC + NVP ABC + 3TC + EPV AZT + 3TC + NVP TDF + 3TC/FTC + EFV TDF + 3TC/FTC + NVP
  • 58. Tatalaksana dengan Pemberian ARV  Paduan terapi ARV lini pertama pada anak kurang dari 3 tahun Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana HIV 2019 Rekomendasi Panduan terapi ARV pada anak berusia <3 tahun terdiri dari 2 obat kelompok NRTI dan obat kelompok PI, sedangkan panduan alternatif terdiri dari 2 obat kelompok NRTI dan oabt kelompok NNRTI (sangat direkomendasikan). Pilihan panduan kelompok NRTI adalah ABC atau AZT dikombinasikan dengan 3TC (sangat direkomendasikan, kekuatan bukti sedang). Panduan berbasis LPV / r harus digunakan sebagai pilihan lini pertama ARV pada anak berusia <3 tahun, tanpa melihat riwayat pajanan terhadap kelompok NNRTI sebelumnya. Bila LPV /r tidak tersedia, terapi harus dinisiasi dengan paduan berbasus NVP (sangat direkomendasikan, kekuatan bukti sedang) Apabila tersedia pemantauan viiral load, dapat dipertimbangkan perubahan panduan LPV /r menjadi EFV setelah usia >3tahun, dengan syarat tercapai supresi virus persisten (rekomendasi sesuai kondisi, kualitas bukti sedang) Rangkuman panduan terapi ARV lini pertama pada anak berusia >3 tahun Panduan pilihan (ABC atau AZT)+3TC+LPV /r Panduan alternatif (ABC atau AZT)+3TC=NVP
  • 59. Tatalaksana dengan Pemberian ARV Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana HIV 2019 Rekomendasi Rangkuman panduan terapi ARV lini kedua pada anak Panduan berbasis LPV/r Lini pertama Lini kedua ABC + 3TC + LPV/r AZT + 3TC + EFV AZT + 3TC + LPV/r ABC / TDF + 3TC / FTC + EFV Panduan berbasis NNRTI ABC / TDF + 3TC / FTC + EFV / NVP ZT + 3TC + LPV/r AZT + 3TC + EPV / NVP ABC / TDF + 3TC / FTC + EFV / LPV/r Catatan : TDF hanya dapat digunakan pada anak usia di atas 2 tahun
  • 60. Pemantauan setelah mulai mendapatARV Penghitungan dosis setiap kontrol (dosis berubah seiring pertambahan BB&TB Obat yg diminum bersamaan harus dievaluasi Kepatuhan obat, apakah ada yg terlewat (hitung sisa obat) Pemantauan kadar HB & Leukosit dilakukan bila anak menerima AZTpada bulan 1 dan ke 3. Pemantauan CD 4 dianjurkan dilakukan pada saat awal diagnosis dan setiap 6 bulan sesudahnya.
  • 61. Pemantauan setelah mulai mendapatARV Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak, 2014
  • 62. T A T ALAKSANAKEGAGALAN PENGOBA T ANARVLINI PERTAMA Parameter : 1.Kegagalan virologis : bila VL kembali mencapai 5000 copiRNA/ml, diperiksa dalam 2 kali pemeriksaan pada saat yangberbeda. 2.Kegagalan imunologis : bila nilai CD4 turun pada 2 kali pemeriksaan yang dilakukan dengan jarak 3bulanan 3.Kegagalan klinis : munculnya penyakit baru yang tergolong pada stadium 3atau4.
  • 63. T A T ALAKSANAKEGAGALAN PENGOBA T ANARVLINI PERTAMA Kriteria gagal imunologis *anak patuh minum obat :  Usia 2 – 5 tahun : nilai CD4 < 200 sel/mm3 atau CD4 < 10%  Usia >5 tahun : CD4 < 100 sel/mm3
  • 64. Prinsip pemilihan paduan linikedua:  Pilih kelas obat ARVsebanyakmungkin.  Bila kelas yang samaakan dipilih, pilih obat yang sama sekali belum dipilihsebelumnya.  Sebelum pindah ke paduan lini kedua, kepatuhan berobat harus benar-benar dinilai.  Untuk paduan berbasis ritonavir-boosted PI, pemeriksaan lipid (trigliserida dan kolesterol, jika mungkin LDL dan HDL) dilakukan setiap 6-12bulan.
  • 65. Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak, 2014
  • 66.  REKOMENDASIIDAI  Vaksin inactivated dapat diberikan kepada bayiyang lahir dari ibu terinfeksi HIV sesuai dengan jadwal imunisasi nasional.  Vaksin BCGdapat diberikan kepada bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV jika telah terbukti bayi tidak terinfeksi HIV  Vaksin campak dan polio oral dapat diberikan kepada bayi sehat yang lahir dari ibu terinfeksi HIV. Imunisasi Bayi Lahir dari Ibu Terinfeksi HIV