SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
jumlah Kasus HIV di Indonesia
1. MAKALAH
JUMLAH PENGIDAP INFEKSI HIV DI INDONESIA
ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan
Disusun Oleh :
Mutiara Alfiani
Rastika Fazria
Salma Ahsaniawati
Tia Ismayanti
Viny Nurravni
Kelas 4B
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2019
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kasus HIV/AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan yang kerap kali
menjadi problem kemasyarakatan yang serius, kasus ini berkembang dengan pesat
di dunia dan penyebaran virus HIV yang semakin pesat di berbagai negara menjadi
sebuah permasalahan yang besar, PBB melalui program Millennium Development
Goals menyantumkan HIV/AIDS sebagai focus bagi negara-negara untuk ditangani
dengan serius.
HIV terus menjadi masalah kesehatan utama masyarakat global, sejauh ini
telah merenggut lebih dari 35 juta jiwa. Pada 2017, 940.000 orang meninggal
disebabkan oleh HIV. Secara global pada akhir 2017 ada sekitar 36,9 juta orang
yang hidup dengan HIV dengan 1,8 juta orang yang baru terinfeksi (WHO, 2018).
Permasalahan HIV dan AIDS menjadi tantangan kesehatan hampir di seluruh dunia,
termasuk di Indonesia. Angka kejadian infeksi HIV AIDS dari tahun ke tahun
semakin menaik di indonesia, hal ini sesuai dengan teori bahwa kejadian infeksi
HIV AIDS seperti fenomenanya gunung es. Sejak pertama kali ditemukan sampai
dengan Juni 2018, HIV/ AIDS telah dilaporkan keberadaannya oleh 433 (84,2%)
dari 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia. (Kemenkes RI, 2018)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar tentang HIV/AIDS ?
2. Berapa banyak jumlah kasus HIV di Indonesia ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar tentang HIV/AIDS.
2. Mengetahui jumlah kasus HIV di Indonesia.
3. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus golongan RNA
yang spesifik menyerang sistem imun/kekebalan tubuh manusia. Penurunan sistem
kekebalan tubuh pada orang yang terinfeksi HIV memudahkan berbagai infeksi,
sehingga dapat menyebabkan timbulnya AIDS. AIDS (Acquired Immunodeficiency
Syndrome) adalah sekumpulan gejala/tanda klinis pada pengidap HIV akibat infeksi
tumpangan (oportunistik) karena penurunan sistem imun. Penderita HIV mudah
terinfeksi berbagai penyakit karena imunitas tubuh yang sangat lemah, sehingga
tubuh gagal melawan kuman yang biasanya tidak menimbulkan penyakit. Infeksi
oportunistik ini dapat disebabkan oleh berbagai virus, jamur, bakteri dan parasit
serta dapat menyerang berbagai organ, antara lain kulit, saluran cerna/usus, paru-
paru dan otak. Berbagai jenis keganasan juga mungkin timbul. (Kemenkes, 2015)
2.2 Tanda dan Gejala
Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFEMR)
dalam Ardhiyanti, dkk (2015) :
a. Fase Awal
1) Tidak ditemukan gejala dan tanda-tanda infeksi
2) Kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu, seperti : demam,
sakit kepala, sakit tenggorokan, ruam dan pembengkakan
kelenjar getah bening
3) Dapat menularkan virus kepada orang lain
b. Fase Lanjut
1) Penderita bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun lebih
2) Penderita mulai memperlihatkan gejala yang kronis, seperti :
pembesaran kelenjar getah bening (gejala khas), diare, berat
badan menurun, demam, batuk dan pernafaan pendek
c. Fase Akhir
4. 1) Terjadi sekitar 10 tahun atau lebih
2) Gejala yang lebih berat mulai timbul
3) Berakhir pada penyakit AIDS
2.3 Cara Penularan
1. Hubungan Seks Tanpa Alat Pengaman (Kondom)
Cara Penularan AIDS yang pertama adalah berhubungan seks tanpa
menggunakan kondom atau pengaman. Virus HIV akan sangat mudah
menular ketika seseorang dengan latar belakang terkena virus HIV
melakukan hubungan suami istri dengan pasangannya tanpa menggunakan
alat pengaman berupa kondom. Karena pertukaran cairan yang terjadi ketika
berhubungan seks akan menjadi penyebab utama virus itu bisa berpindah
dan menyebar.
2. Berbagi Alat Suntik dengan Orang yang positif Mengidap HIV
Salah satu cara penularan virus HIV selain berhubungan seks tanpa
alat pengaman adalah dengan cara berbagi alat suntik dengan orang yang
positif mengidap HIV, khususnya pada para pengguna narkoba. Penularan
melalui alat suntik ini dikarenakan ketika memakai jarum yang bergantian
maka cairan dalam tubuh orang yang positif terkena HIV akan meyebar ke
lawannya, hal ini sangat berbahaya karena merupakan salah satu cara
penularan HIV yang paling mudah terjadi.
3. Ibu Hamil Positif HIV Kepada Bayinya Selama Masa Kehamilan,
Persalinan.
Ibu hamil yang positif HIV sebaiknya tidak memberikan asupan ASI
kepada anaknya, bahkan sejak didalam kandungan anak tersebut memiliki
potensi besar tertular virus yang di derita oleh ibunya. Maka dari itu ibu
hamil yang positif HIV berpotensi menularkan virus ini kepada bayinya
ketika persalinan, atau pun menyusui.
5. 4. Melalui Transfusi darah
Salah satu penyebab penularan virus HIV selain dua contoh yang
telah dijelaskan adalah melalui transfusi darah, virus HIV dapat menyebar
melalui donor darah yang dilakukan oleh pendonor yang positif terkena
virus HIV atau bisa melalui transfusi darah yang sudah tercemar virus HIV.
5. ASI (Air Susu Ibu) Kepada Bayi
Jika difikirkan kembali, seorang ibu pengidap penyakit HIV AIDS
yang sedang mengandung anaknya, anaknya bisa tertular virus yang sangat
mengerikan ini. Apalagi jika ibunya memberikan ASI kepada
anaknya. Untuk melindungi bayi dari infeksi AIDS maka ibu hamil tidak
boleh memberikan air susu ibu kepada bayi yang telah dilahirkan. Konsumsi
beberapa jenis obat pencegah HIV melindungi janin dari infeksi HIV dan
AIDS.
2.4 Cara Pencegahan
Adapun cara pencegahan penularan HIV/AIDS adalah sebagai berikut :
Abstinance : tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
Be Faithful : setia pada satu pasangan seksual
Use Condom : menggunakan kondom ketika harus terpaksa melakukan
hubungan yang beresiko
No Drug : tidak menggunakan narkoba
Education : mencari informasi yang benar dan tepat mengenai HIV AIDS
6. BAB III
TABEL DAN GRAFIK
3.1 Tabel Jumlah Infeksi HIV Menurut Tahun Sampai dengan Desember2017
di Indonesia
No Tahun Jumlah Kasus HIV
1 2013 29037
2 2014 32711
3 2015 30935
4 2016 41250
5 2017 48300
Jumlah 182233
Sumber : Laporan melalui SIHA per 3 Februari 2018
3.2 Grafik Jumlah Infeksi HIV Menurut Tahun Sampai dengan Desember
2017 di Indonesia
3.3 Interpretasi
Berdasarkan diagram diatas, menunjukkan bahwa angka kejadian menular
HIV/AIDS yang paling terbesar adalah tahun 2017 sebanyak 48.300 kasus dan yang
paling terkecil pada tahun 2013 sebanyak 29.037 kasus.
29037
32711 30935
41250
48300
JUMLAH KASUS HIV
2013 2014 2015 2016 2017
7. BAB IV
ANALISIS DAN OPINI
4.1 Analisis
Jumlah Infeksi HIV Menurut Tahun Sampai dengan Desember 2017 di
Indonesia. Berdasarkan interpretasi diagram yang sudah dijelaskan di bab
sebelumnya, bahwa angka kejadian menular HIV yang paling terbesar adalah tahun
2017 sebanyak 48.300 kasus dan yang paling terkecil pada tahun 2013 sebanyak
29.037 kasus. Hal itu menggambarkan bahwa jumlah kasus HIV di Indonesia dari
tahun ke tahun semakin bertambah.
Kasus HIV sendiri dikenal seperti fenomena gunung es, dikarenakan
penyebaran kasus HIV memang sangat sulit terdeteksi. Data yang didapatkan saat
ini hanya sebagian kecil dari besarnya jumlah orang yang sebenarnya mengidap
HIV. Banyak orang yang tidak memeriksakan dirinya sehingga angka pasti jumlah
Orang dengan HIV (ODHIV) hingga saat ini tidak dapat diketahui. Peningkatan
jumlah ODHIV yang tajam, dan banyaknya kasus HIV yang diberitakan
sesungguhnya adalah kenyataan yang hanya terlihat dipermukaan saja. Masih
banyak ODHIV yang tidak terdeteksi hingga hari ini. Lebih dari itu, banyak ODHIV
yang yang tidak sadar bahwa saat ini dirinya terjangkit HIV.
4.2 Opini
Terdapat beberapa factor yang menyebabkan kasus HIV di Indonesia
semakin tahun kian bertambah dan menurut kelompok kami salah satunya karena
pencegahan dan promosi kesehatan tentang HIV belum tersampaikan secara
menyeluruh bagi masyarakat di indonesia. Selain dari pemerintahan, masyarakat
juga perlu berpartisipasi langs dalam mewujudkan target global yang harus dicapai
dalam rangka menuju 3 Zeroes di tahun 2030 yaitu zero new HIV infection, zero
AIDS related death, dan zero discrimination.
8. BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang
system kekebalan tubuh manusia yang dimana jika dibiarkan akan berkembang
menjadi kumpulan gejala atau penyakit yang disebut dengan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrom). Virus HIV tidak mempunyai tanda dan gejala yang
khas maka dari itu untuk mengetahuinya hanya bisa melalui tes darah di
laboratorium. Adapun cara pencegahan penularan HIV bisa dengan A-B-C-D-E
yaitu Abstinance, Be Faithful, use Condom, no Drugs, Education. Jumlah kasus
HIV itu sendiri di Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah dikarenakan
pencegahan dan promosi kesehatan tentang HIV belum tersampaikan secara
menyeluruh bagi masyarakat di Indonesia.
5.2 Saran
Dikarenakan kasus HIV di Indonesia sendiri masih tinggi, diharapkan ada
upaya pemerintah untuk bisa membuat strategi yang lebih ampuh dalam
mewujudkan 3 Zeroes (zero new HIV infection, zero AIDS related death, dan zero
discrimination), selain itu pemerintah lebih giat mengajak masyarakat untuk
berpartisipasi langsung dalam pencegahan HIV.