SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
DIAGNOSA DAN TATALAKSANA HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B
Kementerian Kesehatan
Tim Kerja HIV AIDS PIMS
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
HIV
H : Human (Manusia)
I : Immunodeficiency (turunnya
sistem kekebalan tubuh,
sehingga tubuh gagal melawan
infeksi)
V : Virus
Virus yang hanya terdapat di dalam
tubuh manusia dan menyebabkan
turunnya kekebalan tubuh  tubuh
gagal melawan infeksi
AIDS
A : Acquired (Didapat / ditularkan
dari orang lain)
I : Immune (Kekebalan tubuh)
D : Deficiency (Penurunan /
Kekurangan)
S : Syndrome (Kumpulan Gejala &
Tanda)
Kumpulan gejala dan tanda fisik
(infeksi opotunistik) karena
penurunan kekebalan tubuh, akibat
tertular virus HIV dari orang lain
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
APAKAH HIV AIDS?
HIV
• Menyerang sistim kekebalan tubuh (sel darah putih / limfosit) sehingga
kekebalan tubuh menurun
• Memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri dalam tubuh manusia
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
HIV terdapat di…
cairan sperma
darah
cairan vagina
air susu ibu
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA
SEHAT 2019
PERKEMBANGAN DARI HIV MENJADI AIDS:
3 – 12 minggu
5 - 10 TAHUN
Periode
Jendela AIDS
Tertular
VIRUS
Orang masih bersih, belum tertular penyakit / virus belum ada dlm darahnya
HIV +
-Orang Tampak Sehat
-Tidak Ada Keluhan/Gejala
-Aktivitas Masih Normal
Virus sudah berada dalam darah, bisa menularkan kepada orang lain
Tes
HIV (-) H I V (+) DAN S E T E R U S N Y A P O S I T I P . . .
AIDS
1 - 2 TAHUN
Masa Jendela (Window Period)
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
Masa diantara terjdinya infeksi dan
terdeteksinya antibodi HIV 1/2 dengan
pemeriksaan serologi
Antara 3-12 minggu
Bila diperiksa pada masa tersebut, anti HIV nya
negatif karena antibodi belum terbentuk,
namun sudah dapat menularkan pada orang
lain
Yang Tidak Menularkan…
Ciuman
Pelukan
Penggunaa
n WC
bersama
Sentuhan Alat makan Gigitan
Nyamuk
Tinggal
serumah
PENCEGAHAN HIV
DENGAN CARA
Tidak melakukan hubungan
seksual berisiko seperti
ganti-ganti pasangan
Mengikuti program
pencegahan penularan
HIV dari ibu ke anak
Skrining darah donor dan
organ tubuh
Tidak menggunakan
narkoba
Menerapkan
kewaspadaan standar
(bagi petugas
kesehatan)
Wajib Skrining HIV  SPM
 Ibu Hamil
 Pasien IMS
 Pasien TBC
 WPS
 LSL
 Waria
 Penasun
 WBP
Bagaimana Kita Mengetahui Kalau Seseorang
Terinfeksi HIV ?
• Bila belum muncul gejala, tidak dapat terlihat terinfeksi atau tidak,
sementara dalam darah sudah terdapat virus dan dapat menularkan pada
orang lain
• Dapat diketahui statusnya dengan pemeriksaan antibodi HIV dalam darah
• Periksakan segera bila perilaku berisiko
Cara untuk mendeteksi HIV
adalah
melalui pemeriksaan
daraha
SKRINING HIV
dan
DIAGNOSIS HIV
• Ditemukannya antibodi atau antigen HIV dlm
darah
• Jenis pemeriksaan antibodi HIV:
• Rapid Test
• ELISA
• Western Blot
• dll
• Melalui pemeriksaan antigen HIV :
• P24
• PCR
• dll
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
Obat ARV (Anti Retro Viral)
• Obat yang dapat menekan jumlah virus dalam darah
• Diminum secara teratur, tepat waktu dan seumur hidup
• Disediakan pemerintah GRATIS, di RS dan Puskesmas seluruh Indonesia
• Menurunkan jumlah virus dalam darah sampai tidak terdeteksi dan
mempertahankannya tetap undetect (HPTN 052)
• Mencegah progresi penyakit, mencegah infeksi oportunistik
• Memperbaiki kualitas hidup, mengurangi transmisi kepada yg lain
APAKAH IMS?
 IMS singkatan dari Infeksi Menular Seksual, yaitu
kelompok infeksi yang menular melalui hubungan
seksual
 Mengakibatkan penyakit pada alat kelamin dan atau
tubuh secara keseluruhan.
 Beberapa IMS dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi
kepada janin atau bayinya serta melalui kontak darah
atau alat tembus kulit
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
ETIOLOGI IMS
Organisme penyebab (+34):
1.Bakteri: Neisseria gonorrhoeae (GO), Treponema pallidum (sifilis), Chlamydia
trachomatis, Gardanella vaginalis, Haemophilus ducreyi, Donavania
granulomatis, Mycoplasma hominis, Ureaplasma urealycum.
2.Virus: Herpes simplex, Hepatitis B-C, HIV, HPV, CMV
3.Protozoa: Trichomonas vaginalis,
4.Jamur: Candida albicans
5.Ektoparasit: Phtirus pubis, Sarcoptes scabei
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
Perilaku berisiko yang dapat
mempermudah penularan IMS?
Melakukan hubungan seks berisiko, tanpa menggunakan
pelindung/kondom:
• dengan penderita IMS
• dengan pasangan seksual lebih dari satu
• secara anal (karena hubungan ini mudah
menimbulkan luka)
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
Apa sajakah gejala dari IMS?
• Keluar cairan tidak normal dan atau sakit pada atau dari vagina
(keputihan)
• Keluar cairan tidak normal dan atau sakit dari penis
• Luka pada dan sekitar alat kelamin
• Nyeri perut bagian bawah pada perempuan
• Pembengkakan testis / skrotum
• Tumbuhan vegetasi
• Radang mata pada bayi baru lahir
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
LABORATORIUM SEDERHANA
Berbagai bentuk PIMS
(9 sindrom)
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
1. Duh/cairan Vagina  GO,Trikomoniasis, Candidosis Vaginalis,
Vaginosis Bakteri
2. Duh/cairan Uretra  GO, Chlamydia
3. Luka pada alat kelamin (Ulkus genital)  Sifilis, Ulkus Mole (Chancroid), dg
vesikel:Herpes Genitalis
4. Nyeri perut bag bawah pada wanita  manifestasi dari penyakit-penyakit IMS
5. Pembengkakan skrotum/buah pelir
6. Benjolan di lipat paha (Bubo inguinal)  Limfogranuloma Venereum,Chancroid
7. Radang mata bayi baru lahir
(Konjungtivitis neonatorum)
 Sifilis kongenital pada bayi-anak
8. Tumbuhan pd alat kelamin (Vegetasi
genital)
 Kondiloma Akuminata
9. Proktitis daerah anus
INFEKSI
MENULAR SEKSUAL
1. Pelayanan Komprehensif IMS
2. Diagnosis IMS dengan Pendekatan Syndrom (+
Lab Sederhana )
3. Skrining Rutin IMS pada populasi berisiko tinggi
/ Deteksi Dini IMS
4. Penatalaksanaan IMS pada pasangan
5. IMS Terintegrasi dengan layanan KIA/KB /
Skrining Sifilis pada ibu hamil
6. Mobile IMS (mendekatkan akses layanan IMS
pada populasi berisiko tinggii)
7. Penawaran Pemeriksaan / Tes HIV pada setiap
pasien IMS
8. Penyediaan Obat IMS
9. Distribusi Kondom
Tujuan :
”menurunkan angka
kesakitan dan kematian
akibat Infeksi Menular
Seksual dan Infeksi
Saluran Reproduksi
yang bisa dicegah dan
diobati”
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
Strategi Global Sektor Kesehatan:
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tiga area prioritas:
1. Sifilis – eliminasi sifilis kongenital
2. Gonore – menghadapi risiko gonore
resisten obat (“untreatable”)
3. Human papillomavirus (HPV) –
vaksinasi untuk mencegah kanker
serviks
TENTANG HEPATITIS
20
Hepatitis: Peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi dan non infeksi
Infeksi Non infeksi
Infeksi virus hepatitis A, B, C, D, dan E.
Penggunaan alkohol
Racun, zat kimia, obat-obatan, dan
suplemen
Infeksi virus lain (dangue, herpes);
parasit (malaria, amuba); bakteri
Autoimun hepatitis
Perlemakan
Cara Penularan Hepatitis C
KOTORAN -
MULUT
HEPATITIS
A
HEPATITIS
E
KONTAK
CAIRAN TUBUH
HEPATITIS
B
HEPATITIS
C
HEPATITIS
D
Hepatitis B
22
Akut :
• Sebanyak 70% menunjukkan gejala subklinis atau hepatitis non-ikterus.
• Masa inkubasi virus yaitu 1-4 bulan.
• Gejala klinis dan ikterus umumnya hilang setelah 1-3 bulan.
• Dapat sembuh spontan.
Kronis :
• Adanya HBsAg lebih dari enam bulan
• Tidak mengalami gejala.
• >90% terjadi pada anak-anak dan <5% pada dewasa.
• Akan menjadi sirosis (30%)
• Pada 5-10% kasus bisa langsung menjadi karsinoma sel hati tanpa melalui sirosis hati.
Hepatitis C
23
Masa Inkubasi sekitar 45 hari.
Akut :
• Tidak menimbulkan gejala. Bila bergejala, umumnya berupa mual, sakit sendi, lesu, ikterik (kuning)
ringan, kencing berwarna gelap.
• Virus tidak dapat didetaksi
Kronis :
• Sekitar 80% orang yang terinfeksi virus hepatitis C akut akan menetap menjadi hepatitis C kronik,
• Yang tidak sembuh spontan maka akan menjadi hepatitis C kronis dan menimbulkan kerusakan hati
secara berkelanjutan.
• Mulai fase ini virus hepatitis C dapat dideteksi dan penderita bisa memulai terapi.
• Pada fase ini, kesembuhan spontan tidak dapat terjadi dan jika tidak diobati maka kerusakan hati
akan berlanjut terus.
Populasi Berisiko Tertular Hepatitis B
24
• Bayi dari ibu penderita hepatitis B (penularan hepatitis B dari ibu ke anak secara vertikal)
• Penularan melalui kontak darah dan produk darah (kecelakaan jarum suntik)
• Pengguna jarum suntik tidak steril/bergantian, pengguna narkoba suntik (penasun)
• Berhubungan seksual dengan penderita hepatitis B dan belum mendapatkan vaksinasi
• Pengguna tatto, tindik, pisau cukur, akupuntur
• Penularan selama perawatan medis, bedah, transplantasi organ, perawatan gigi
• Laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki/LSL
• Sering berganti-ganti pasangan
• Sedang menjalani hemodialisis
• Menjalani kemoterapi maupun terapi supresi lainnya
• Lahir dari daerah endemis infeksi VHB dan belum pernah mendapatkan vaksinasi hepatitis
B
Populasi Berisiko Tertular Heptitis C
25
• Prosedur kesehatan yang tidak aman, misalnya: hemodialisa, operasi, perawatan
gigi, dan transfusi darah dan produk darah yang tidak dilakukan penapisan.
• Penularan pada orang yang terinfeksi HIV.
• Penggunaan ulang atau sterilisasi yang tidak adekuat dari peralatan medis
terutama jarum suntik di layanan kesehatan dan peralatan tatto/tindik.
• Transmisi seksual terutama praktek seksual yang berakibat terkena paparan darah,
contoh laki seks dengan laki tanpa lubrikan.
• Prevalensi hepatitis C juga tinggi di kelompok populasi WBP
PELAYANAN ANC
• Anamnesa
• Pemeriksaan 10T:
• T1. Tinggi & berat badan
• T2. Tekanan darah
• T3. sTatus Gizi (ukur li-la)
• T4. TFU
• T5. Tentukan DJJ Janin
• T6. sTatus Imunisasi (TT)
• T7. Tablet Fe (90 tablet)
• T8. Tes Lab (Gol.darah, Hb,
GDS, Sifilis, HIV, Hepatitis B,
Malaria, Proteinuri, sputum
BTA)
• T9. Tata laksana kasus
• T10. Temu wicara dan
konseling
IBU HAMIL
Kunjungan Antenatal
TES HIV, SIFILIS & HEP B BERSAMA DENGAN PEMERIKSAAN
LABORATORIUM RUTIN LAINNYA
Pengobatan (ART)
Kondom
trace pasamgan
IO lain
Pengobatan (BPG)
Kondom
trace pasamgan
Comorbid lain
Pengawasan
Kondom
trace pasamgan
Comorbid lain
Positif
HIV – Sifilis – Hepatitis B
 Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil, perencanaan kehamilan
 Eduka si & konseling persiapan persalinan, pemberian makanan,
pemeliharaan kesehatan, immunisasi, kepatuhan ART
 Konseling pasangan, keluarga
 Life Skill Education, disclosure
Ulang tes HIV Bumil
dan Pasangan
minimal 3 bln
STANDAR DETEKSI DINI
HIV dan SIFILIS
A2
A3
Reaktif
A1 Reaktif
Positif
Pengobatan
ARV (gratis)
PATUH ARV
VL
UNDETECT
TIDAK
MENULAR
PMK 15/15
PMK 87/14
6 bln
diteruskan
PELAYANAN SESUAI SPM
1. Deteksi Dini, (R1)
2. Pencatatan Pelaporan
A0
darah
Non-Reaktif
Reaktif
RDT HIV
Standar Pelayanan HIV :
3. Diagnosis (R1, R2, R3) Stadium Klinis,
4. Konseling ARV,
5. Pemberian ARV,
6. Pemantauan kepatuhan,
7. Pemantauan klinis
8. Pemantauan Laboratoris (VL)
9. Viral Load Tidak Terdeteksi,
Positif rate pada
pasangan : 20 – 70%
NIK & Domisili
Pelayanan ANC
• Anamnesa
• Pemeriksaan 10T:
• T1. Tinggi & berat badan
• T2. Tekanan darah
• T3. sTatus Gizi (ukur li-la)
• T4. TFU
• T5. Tentukan DJJ Janin
• T6. Status Imunisasi (TT)
• T7. Tablet Fe (90 tablet)
• T8. Tes Lab (Gol.darah, Hb,
GDS, Sifilis, HIV, Hepatitis B,
Malaria, Proteinuri, sputum
BTA)
• T9. Tata laksana kasus
• T10. Temu wicara dan
konseling
• Tindak lanjut
Ibu hamil
Kunjungan Antenatal
Tes HIV, Sifilis & Hep B bersama
dengan pemeriksaan
laboratorium rutin lainnya
• Pengobatan (ART)
• Kondom
• trace pasamgan
• IO lain
• Pengobatan (BPG)
• Kondom
• trace pasamgan
• Comorbid lain
Ulang tes Bumil + pasangan bila
berisiko minimal 3 bln
• Pengawasan
• Kondom
• trace pasamgan
• Comorbid lain
Positif
HIV – Sifilis – Hepatitis B
∙ Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil, perencanaan kehamilan
∙ Eduka si & konseling persiapan persalinan, pemberian makanan,
pemeliharaan kesehatan, immunisasi, kepatuhan pengobatan
∙ Konseling pasangan, keluarga
∙ Life Skill Education, disclosure
HIV –
Sifilis –
Hepatitis B –
Pertahankan
inklusif
Lesson learnt
IMMUNISASI
STANDAR DETEKSI DINI
HIV, SIFILIS dan HEPATITIS B
Pada PEREMPUAN/IBU HAMIL
IMS TIDAK
PERNAH
SENDIRIAN
ALUR TATA LAKSANA
NIK – Domisili – JKN BPJS Kes+Program
Diagnosis
HIV
Diagnosis
PIMS
Tapis timbal balik
Tapis IO & Comorbid
TETAPKAN STADIUM KLINIS
Stadium Klinis 1 & 2
dan HIV+TB
Stadium Klinis 3 & 4
dan HIV+TB MDR/RO
Pendekatan
sindrom klinis
Laboratorium
sederhana
Diagnosis didasarkan :
- Anamnesis
- Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan Penunjang
- Catpor –SIK
Pertimbangkan:
Perilaku risiko -
Pingpong fenomena -
Ketersediaan obat -
Pola Resistensi -
Terapi Empiris
Terapi Etiologis
Rujuk RS/FKRTL
DPJP
Edukasi
Pencegahan
Terapi tuntas adequat
Planned Monitoring
SKDI 4A
Catat yang dilakukan- lakukan yang dicatat
Antisipasi
IMLTD lainnya (Hep B, C)
Airborne : covid, tbc, ispa
Waterborne (diare)
Bila terdapat penyulit
STRATEGI PENGENDALIAN HIV dan PIMS
TARGET BY 2030: 95% ODHIV mengetahui statusnya |95% ODHIV mendapatkan pengobatan ARV | 95% ODHIV on ARV dengan virus HIV tersupresi
Promosi Kesehatan
4
Pencegahan
1 Surveilans
2 Penanganan Kasus
3
• Kombinasi pencegahan pada Populasi Kunci :
Kondom dan Pelicin, Skrining dan
Pengobatan IMS, Alat Suntik Steril, dan Terapi
Rumatan Metadon
• Sirkumsisi
• Profilaksis pra dan pasca pajanan
• Pencegahan Penularan Ibu ke Anak
• Pemberian kekebalan infeksi HPV
• Melaksanakan uji saring
• Penerapan kewaspadaan standar
• Testing, termasuk Skrining Mandiri dan di
Fasyankes, serta Early infant diagnosis
• Tracing: notifikasi pasangan dan anak
• Pengamatan epidemiologi: pengumpulan,
pengolahan, analisis, interpretasi, diseminasi)
• Pengamatan resistensi obat ARV dan Gonore
• Penggunaan data dan informasi untuk
pengambilan keputusan
• Penanganan kasus sesuai standar (ARV
high potency, less toxicity; Infeksi Menular
Seksual, Infeksi Oportunistik)
• Terapi pencegahan TBC
• Multi month dispencing
• Eliminasi penularan HIV, Sifilis, Hep B dari
ibu ke anak
• Penyediaan akses pemantauan pengobatan
dengan pemeriksaan viral load HIV
• Edukasi kesehatan reproduksi dan pencegahan penularan dengan penerapan perilaku aman (abcd)
• Pelibatan tokoh masyarakat dan tokoh agama
• Pemanfaatan media cetak/elektronik dan media sosial dalam menyampaikan pesan kunci edukasi kespro dan pencegahan penularan

More Related Content

Similar to DIAGNOSA DAN TATALAKSANA HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS 2024.pptx

Similar to DIAGNOSA DAN TATALAKSANA HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS 2024.pptx (20)

2A_KELOMPOK 10_HIV.pptx
2A_KELOMPOK 10_HIV.pptx2A_KELOMPOK 10_HIV.pptx
2A_KELOMPOK 10_HIV.pptx
 
Materi HIV & AIDS
Materi HIV & AIDSMateri HIV & AIDS
Materi HIV & AIDS
 
HIV.pptx
HIV.pptxHIV.pptx
HIV.pptx
 
Materi informasi dasar hiv
Materi informasi dasar hivMateri informasi dasar hiv
Materi informasi dasar hiv
 
penyakit serius sifilis
penyakit serius sifilispenyakit serius sifilis
penyakit serius sifilis
 
Sifilis, dan hiv pada kanak-kanak
Sifilis, dan hiv pada kanak-kanakSifilis, dan hiv pada kanak-kanak
Sifilis, dan hiv pada kanak-kanak
 
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt
 
Informasi Dasar HIV AIDS PIMS.ppt
Informasi Dasar HIV AIDS PIMS.pptInformasi Dasar HIV AIDS PIMS.ppt
Informasi Dasar HIV AIDS PIMS.ppt
 
02_Informasi Dasar HIV AIDS PIMS-1.ppt
02_Informasi Dasar HIV AIDS PIMS-1.ppt02_Informasi Dasar HIV AIDS PIMS-1.ppt
02_Informasi Dasar HIV AIDS PIMS-1.ppt
 
PPT KEL.3 fix-1.pptx
PPT KEL.3 fix-1.pptxPPT KEL.3 fix-1.pptx
PPT KEL.3 fix-1.pptx
 
PK TINGKATAN 5 _ PENYAKIT.pptx
PK TINGKATAN 5 _ PENYAKIT.pptxPK TINGKATAN 5 _ PENYAKIT.pptx
PK TINGKATAN 5 _ PENYAKIT.pptx
 
SOSIALISASI RS.pptx
SOSIALISASI RS.pptxSOSIALISASI RS.pptx
SOSIALISASI RS.pptx
 
HIV pada Anak.pptx
HIV pada Anak.pptxHIV pada Anak.pptx
HIV pada Anak.pptx
 
Leaflet hiv akper muna
Leaflet hiv akper munaLeaflet hiv akper muna
Leaflet hiv akper muna
 
2 Informasi Dasar HIV AIDS.pptx
2 Informasi Dasar HIV AIDS.pptx2 Informasi Dasar HIV AIDS.pptx
2 Informasi Dasar HIV AIDS.pptx
 
Bimbingan Konseling (BK) - HIV AIDS
Bimbingan Konseling (BK) - HIV AIDSBimbingan Konseling (BK) - HIV AIDS
Bimbingan Konseling (BK) - HIV AIDS
 
FARMAKOLOGI_ANTI_HIV antireteroviral.pptx
FARMAKOLOGI_ANTI_HIV antireteroviral.pptxFARMAKOLOGI_ANTI_HIV antireteroviral.pptx
FARMAKOLOGI_ANTI_HIV antireteroviral.pptx
 
Peny tb hiv pada masy
Peny tb hiv pada masyPeny tb hiv pada masy
Peny tb hiv pada masy
 
185097562 leaflet-hiv
185097562 leaflet-hiv185097562 leaflet-hiv
185097562 leaflet-hiv
 
Pptne hiv
Pptne hivPptne hiv
Pptne hiv
 

Recently uploaded

Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 

Recently uploaded (20)

Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 

DIAGNOSA DAN TATALAKSANA HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS 2024.pptx

  • 1. DIAGNOSA DAN TATALAKSANA HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B Kementerian Kesehatan Tim Kerja HIV AIDS PIMS Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
  • 2. HIV H : Human (Manusia) I : Immunodeficiency (turunnya sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh gagal melawan infeksi) V : Virus Virus yang hanya terdapat di dalam tubuh manusia dan menyebabkan turunnya kekebalan tubuh  tubuh gagal melawan infeksi AIDS A : Acquired (Didapat / ditularkan dari orang lain) I : Immune (Kekebalan tubuh) D : Deficiency (Penurunan / Kekurangan) S : Syndrome (Kumpulan Gejala & Tanda) Kumpulan gejala dan tanda fisik (infeksi opotunistik) karena penurunan kekebalan tubuh, akibat tertular virus HIV dari orang lain 3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019 APAKAH HIV AIDS?
  • 3. HIV • Menyerang sistim kekebalan tubuh (sel darah putih / limfosit) sehingga kekebalan tubuh menurun • Memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri dalam tubuh manusia 3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
  • 4. HIV terdapat di… cairan sperma darah cairan vagina air susu ibu
  • 5.
  • 6. 3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019 PERKEMBANGAN DARI HIV MENJADI AIDS: 3 – 12 minggu 5 - 10 TAHUN Periode Jendela AIDS Tertular VIRUS Orang masih bersih, belum tertular penyakit / virus belum ada dlm darahnya HIV + -Orang Tampak Sehat -Tidak Ada Keluhan/Gejala -Aktivitas Masih Normal Virus sudah berada dalam darah, bisa menularkan kepada orang lain Tes HIV (-) H I V (+) DAN S E T E R U S N Y A P O S I T I P . . . AIDS 1 - 2 TAHUN
  • 7. Masa Jendela (Window Period) 3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019 Masa diantara terjdinya infeksi dan terdeteksinya antibodi HIV 1/2 dengan pemeriksaan serologi Antara 3-12 minggu Bila diperiksa pada masa tersebut, anti HIV nya negatif karena antibodi belum terbentuk, namun sudah dapat menularkan pada orang lain
  • 8. Yang Tidak Menularkan… Ciuman Pelukan Penggunaa n WC bersama Sentuhan Alat makan Gigitan Nyamuk Tinggal serumah
  • 9. PENCEGAHAN HIV DENGAN CARA Tidak melakukan hubungan seksual berisiko seperti ganti-ganti pasangan Mengikuti program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak Skrining darah donor dan organ tubuh Tidak menggunakan narkoba Menerapkan kewaspadaan standar (bagi petugas kesehatan) Wajib Skrining HIV  SPM  Ibu Hamil  Pasien IMS  Pasien TBC  WPS  LSL  Waria  Penasun  WBP
  • 10. Bagaimana Kita Mengetahui Kalau Seseorang Terinfeksi HIV ? • Bila belum muncul gejala, tidak dapat terlihat terinfeksi atau tidak, sementara dalam darah sudah terdapat virus dan dapat menularkan pada orang lain • Dapat diketahui statusnya dengan pemeriksaan antibodi HIV dalam darah • Periksakan segera bila perilaku berisiko Cara untuk mendeteksi HIV adalah melalui pemeriksaan daraha
  • 11. SKRINING HIV dan DIAGNOSIS HIV • Ditemukannya antibodi atau antigen HIV dlm darah • Jenis pemeriksaan antibodi HIV: • Rapid Test • ELISA • Western Blot • dll • Melalui pemeriksaan antigen HIV : • P24 • PCR • dll 3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
  • 12. Obat ARV (Anti Retro Viral) • Obat yang dapat menekan jumlah virus dalam darah • Diminum secara teratur, tepat waktu dan seumur hidup • Disediakan pemerintah GRATIS, di RS dan Puskesmas seluruh Indonesia • Menurunkan jumlah virus dalam darah sampai tidak terdeteksi dan mempertahankannya tetap undetect (HPTN 052) • Mencegah progresi penyakit, mencegah infeksi oportunistik • Memperbaiki kualitas hidup, mengurangi transmisi kepada yg lain
  • 13. APAKAH IMS?  IMS singkatan dari Infeksi Menular Seksual, yaitu kelompok infeksi yang menular melalui hubungan seksual  Mengakibatkan penyakit pada alat kelamin dan atau tubuh secara keseluruhan.  Beberapa IMS dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada janin atau bayinya serta melalui kontak darah atau alat tembus kulit 3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
  • 14. ETIOLOGI IMS Organisme penyebab (+34): 1.Bakteri: Neisseria gonorrhoeae (GO), Treponema pallidum (sifilis), Chlamydia trachomatis, Gardanella vaginalis, Haemophilus ducreyi, Donavania granulomatis, Mycoplasma hominis, Ureaplasma urealycum. 2.Virus: Herpes simplex, Hepatitis B-C, HIV, HPV, CMV 3.Protozoa: Trichomonas vaginalis, 4.Jamur: Candida albicans 5.Ektoparasit: Phtirus pubis, Sarcoptes scabei 3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
  • 15. Perilaku berisiko yang dapat mempermudah penularan IMS? Melakukan hubungan seks berisiko, tanpa menggunakan pelindung/kondom: • dengan penderita IMS • dengan pasangan seksual lebih dari satu • secara anal (karena hubungan ini mudah menimbulkan luka) 3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
  • 16. Apa sajakah gejala dari IMS? • Keluar cairan tidak normal dan atau sakit pada atau dari vagina (keputihan) • Keluar cairan tidak normal dan atau sakit dari penis • Luka pada dan sekitar alat kelamin • Nyeri perut bagian bawah pada perempuan • Pembengkakan testis / skrotum • Tumbuhan vegetasi • Radang mata pada bayi baru lahir 3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
  • 17. LABORATORIUM SEDERHANA Berbagai bentuk PIMS (9 sindrom) 3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019 1. Duh/cairan Vagina  GO,Trikomoniasis, Candidosis Vaginalis, Vaginosis Bakteri 2. Duh/cairan Uretra  GO, Chlamydia 3. Luka pada alat kelamin (Ulkus genital)  Sifilis, Ulkus Mole (Chancroid), dg vesikel:Herpes Genitalis 4. Nyeri perut bag bawah pada wanita  manifestasi dari penyakit-penyakit IMS 5. Pembengkakan skrotum/buah pelir 6. Benjolan di lipat paha (Bubo inguinal)  Limfogranuloma Venereum,Chancroid 7. Radang mata bayi baru lahir (Konjungtivitis neonatorum)  Sifilis kongenital pada bayi-anak 8. Tumbuhan pd alat kelamin (Vegetasi genital)  Kondiloma Akuminata 9. Proktitis daerah anus
  • 18. INFEKSI MENULAR SEKSUAL 1. Pelayanan Komprehensif IMS 2. Diagnosis IMS dengan Pendekatan Syndrom (+ Lab Sederhana ) 3. Skrining Rutin IMS pada populasi berisiko tinggi / Deteksi Dini IMS 4. Penatalaksanaan IMS pada pasangan 5. IMS Terintegrasi dengan layanan KIA/KB / Skrining Sifilis pada ibu hamil 6. Mobile IMS (mendekatkan akses layanan IMS pada populasi berisiko tinggii) 7. Penawaran Pemeriksaan / Tes HIV pada setiap pasien IMS 8. Penyediaan Obat IMS 9. Distribusi Kondom Tujuan : ”menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Infeksi Menular Seksual dan Infeksi Saluran Reproduksi yang bisa dicegah dan diobati” 3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
  • 19. Strategi Global Sektor Kesehatan: Infeksi Menular Seksual (IMS) Tiga area prioritas: 1. Sifilis – eliminasi sifilis kongenital 2. Gonore – menghadapi risiko gonore resisten obat (“untreatable”) 3. Human papillomavirus (HPV) – vaksinasi untuk mencegah kanker serviks
  • 20. TENTANG HEPATITIS 20 Hepatitis: Peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi dan non infeksi Infeksi Non infeksi Infeksi virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Penggunaan alkohol Racun, zat kimia, obat-obatan, dan suplemen Infeksi virus lain (dangue, herpes); parasit (malaria, amuba); bakteri Autoimun hepatitis Perlemakan
  • 21. Cara Penularan Hepatitis C KOTORAN - MULUT HEPATITIS A HEPATITIS E KONTAK CAIRAN TUBUH HEPATITIS B HEPATITIS C HEPATITIS D
  • 22. Hepatitis B 22 Akut : • Sebanyak 70% menunjukkan gejala subklinis atau hepatitis non-ikterus. • Masa inkubasi virus yaitu 1-4 bulan. • Gejala klinis dan ikterus umumnya hilang setelah 1-3 bulan. • Dapat sembuh spontan. Kronis : • Adanya HBsAg lebih dari enam bulan • Tidak mengalami gejala. • >90% terjadi pada anak-anak dan <5% pada dewasa. • Akan menjadi sirosis (30%) • Pada 5-10% kasus bisa langsung menjadi karsinoma sel hati tanpa melalui sirosis hati.
  • 23. Hepatitis C 23 Masa Inkubasi sekitar 45 hari. Akut : • Tidak menimbulkan gejala. Bila bergejala, umumnya berupa mual, sakit sendi, lesu, ikterik (kuning) ringan, kencing berwarna gelap. • Virus tidak dapat didetaksi Kronis : • Sekitar 80% orang yang terinfeksi virus hepatitis C akut akan menetap menjadi hepatitis C kronik, • Yang tidak sembuh spontan maka akan menjadi hepatitis C kronis dan menimbulkan kerusakan hati secara berkelanjutan. • Mulai fase ini virus hepatitis C dapat dideteksi dan penderita bisa memulai terapi. • Pada fase ini, kesembuhan spontan tidak dapat terjadi dan jika tidak diobati maka kerusakan hati akan berlanjut terus.
  • 24. Populasi Berisiko Tertular Hepatitis B 24 • Bayi dari ibu penderita hepatitis B (penularan hepatitis B dari ibu ke anak secara vertikal) • Penularan melalui kontak darah dan produk darah (kecelakaan jarum suntik) • Pengguna jarum suntik tidak steril/bergantian, pengguna narkoba suntik (penasun) • Berhubungan seksual dengan penderita hepatitis B dan belum mendapatkan vaksinasi • Pengguna tatto, tindik, pisau cukur, akupuntur • Penularan selama perawatan medis, bedah, transplantasi organ, perawatan gigi • Laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki/LSL • Sering berganti-ganti pasangan • Sedang menjalani hemodialisis • Menjalani kemoterapi maupun terapi supresi lainnya • Lahir dari daerah endemis infeksi VHB dan belum pernah mendapatkan vaksinasi hepatitis B
  • 25. Populasi Berisiko Tertular Heptitis C 25 • Prosedur kesehatan yang tidak aman, misalnya: hemodialisa, operasi, perawatan gigi, dan transfusi darah dan produk darah yang tidak dilakukan penapisan. • Penularan pada orang yang terinfeksi HIV. • Penggunaan ulang atau sterilisasi yang tidak adekuat dari peralatan medis terutama jarum suntik di layanan kesehatan dan peralatan tatto/tindik. • Transmisi seksual terutama praktek seksual yang berakibat terkena paparan darah, contoh laki seks dengan laki tanpa lubrikan. • Prevalensi hepatitis C juga tinggi di kelompok populasi WBP
  • 26. PELAYANAN ANC • Anamnesa • Pemeriksaan 10T: • T1. Tinggi & berat badan • T2. Tekanan darah • T3. sTatus Gizi (ukur li-la) • T4. TFU • T5. Tentukan DJJ Janin • T6. sTatus Imunisasi (TT) • T7. Tablet Fe (90 tablet) • T8. Tes Lab (Gol.darah, Hb, GDS, Sifilis, HIV, Hepatitis B, Malaria, Proteinuri, sputum BTA) • T9. Tata laksana kasus • T10. Temu wicara dan konseling IBU HAMIL Kunjungan Antenatal TES HIV, SIFILIS & HEP B BERSAMA DENGAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM RUTIN LAINNYA Pengobatan (ART) Kondom trace pasamgan IO lain Pengobatan (BPG) Kondom trace pasamgan Comorbid lain Pengawasan Kondom trace pasamgan Comorbid lain Positif HIV – Sifilis – Hepatitis B  Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil, perencanaan kehamilan  Eduka si & konseling persiapan persalinan, pemberian makanan, pemeliharaan kesehatan, immunisasi, kepatuhan ART  Konseling pasangan, keluarga  Life Skill Education, disclosure Ulang tes HIV Bumil dan Pasangan minimal 3 bln STANDAR DETEKSI DINI HIV dan SIFILIS A2 A3 Reaktif A1 Reaktif Positif Pengobatan ARV (gratis) PATUH ARV VL UNDETECT TIDAK MENULAR PMK 15/15 PMK 87/14 6 bln diteruskan PELAYANAN SESUAI SPM 1. Deteksi Dini, (R1) 2. Pencatatan Pelaporan A0 darah Non-Reaktif Reaktif RDT HIV Standar Pelayanan HIV : 3. Diagnosis (R1, R2, R3) Stadium Klinis, 4. Konseling ARV, 5. Pemberian ARV, 6. Pemantauan kepatuhan, 7. Pemantauan klinis 8. Pemantauan Laboratoris (VL) 9. Viral Load Tidak Terdeteksi, Positif rate pada pasangan : 20 – 70% NIK & Domisili
  • 27. Pelayanan ANC • Anamnesa • Pemeriksaan 10T: • T1. Tinggi & berat badan • T2. Tekanan darah • T3. sTatus Gizi (ukur li-la) • T4. TFU • T5. Tentukan DJJ Janin • T6. Status Imunisasi (TT) • T7. Tablet Fe (90 tablet) • T8. Tes Lab (Gol.darah, Hb, GDS, Sifilis, HIV, Hepatitis B, Malaria, Proteinuri, sputum BTA) • T9. Tata laksana kasus • T10. Temu wicara dan konseling • Tindak lanjut Ibu hamil Kunjungan Antenatal Tes HIV, Sifilis & Hep B bersama dengan pemeriksaan laboratorium rutin lainnya • Pengobatan (ART) • Kondom • trace pasamgan • IO lain • Pengobatan (BPG) • Kondom • trace pasamgan • Comorbid lain Ulang tes Bumil + pasangan bila berisiko minimal 3 bln • Pengawasan • Kondom • trace pasamgan • Comorbid lain Positif HIV – Sifilis – Hepatitis B ∙ Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil, perencanaan kehamilan ∙ Eduka si & konseling persiapan persalinan, pemberian makanan, pemeliharaan kesehatan, immunisasi, kepatuhan pengobatan ∙ Konseling pasangan, keluarga ∙ Life Skill Education, disclosure HIV – Sifilis – Hepatitis B – Pertahankan inklusif Lesson learnt IMMUNISASI STANDAR DETEKSI DINI HIV, SIFILIS dan HEPATITIS B Pada PEREMPUAN/IBU HAMIL
  • 28. IMS TIDAK PERNAH SENDIRIAN ALUR TATA LAKSANA NIK – Domisili – JKN BPJS Kes+Program Diagnosis HIV Diagnosis PIMS Tapis timbal balik Tapis IO & Comorbid TETAPKAN STADIUM KLINIS Stadium Klinis 1 & 2 dan HIV+TB Stadium Klinis 3 & 4 dan HIV+TB MDR/RO Pendekatan sindrom klinis Laboratorium sederhana Diagnosis didasarkan : - Anamnesis - Pemeriksaan Fisik - Pemeriksaan Penunjang - Catpor –SIK Pertimbangkan: Perilaku risiko - Pingpong fenomena - Ketersediaan obat - Pola Resistensi - Terapi Empiris Terapi Etiologis Rujuk RS/FKRTL DPJP Edukasi Pencegahan Terapi tuntas adequat Planned Monitoring SKDI 4A Catat yang dilakukan- lakukan yang dicatat Antisipasi IMLTD lainnya (Hep B, C) Airborne : covid, tbc, ispa Waterborne (diare) Bila terdapat penyulit
  • 29. STRATEGI PENGENDALIAN HIV dan PIMS TARGET BY 2030: 95% ODHIV mengetahui statusnya |95% ODHIV mendapatkan pengobatan ARV | 95% ODHIV on ARV dengan virus HIV tersupresi Promosi Kesehatan 4 Pencegahan 1 Surveilans 2 Penanganan Kasus 3 • Kombinasi pencegahan pada Populasi Kunci : Kondom dan Pelicin, Skrining dan Pengobatan IMS, Alat Suntik Steril, dan Terapi Rumatan Metadon • Sirkumsisi • Profilaksis pra dan pasca pajanan • Pencegahan Penularan Ibu ke Anak • Pemberian kekebalan infeksi HPV • Melaksanakan uji saring • Penerapan kewaspadaan standar • Testing, termasuk Skrining Mandiri dan di Fasyankes, serta Early infant diagnosis • Tracing: notifikasi pasangan dan anak • Pengamatan epidemiologi: pengumpulan, pengolahan, analisis, interpretasi, diseminasi) • Pengamatan resistensi obat ARV dan Gonore • Penggunaan data dan informasi untuk pengambilan keputusan • Penanganan kasus sesuai standar (ARV high potency, less toxicity; Infeksi Menular Seksual, Infeksi Oportunistik) • Terapi pencegahan TBC • Multi month dispencing • Eliminasi penularan HIV, Sifilis, Hep B dari ibu ke anak • Penyediaan akses pemantauan pengobatan dengan pemeriksaan viral load HIV • Edukasi kesehatan reproduksi dan pencegahan penularan dengan penerapan perilaku aman (abcd) • Pelibatan tokoh masyarakat dan tokoh agama • Pemanfaatan media cetak/elektronik dan media sosial dalam menyampaikan pesan kunci edukasi kespro dan pencegahan penularan