SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
MERAIH BERKAH
DENGAN MAWARIS
- Bella Ninda T - Dyah Ayu Sekar
- M. Zakki Syahputra
Kelompok 1 :
- M. Hedafi
XII MIA 5
- Sutan Bastian
PengertianMawaris
Mawaris adalah serangkaian kejadian mengenai pengalihan pemilikan harta benda dari
seseorang yang meninggal dunia kepada seseorang yang masih hidup. Unsur
terwujudnya kewarisan yaitu orang yang mati, harta milik orang mati yang
meninggalkan harta waris dan satu atau beberapa orang hidup sebagai keluarga dari
orang yang mati tersebut.
Warisan dalam bahasa arab al-miras merupakan bentuk masdar dari kata warisa-
yarisu-irsan-mirasan yang artinya berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang
lain
Menurut istilah, warisan adalah berpindahnya kepemilikan dari orang yg meninggal
kepada ahli warisnya yang masih hidup baik berupa ditinggalakn itu berupa harta,
tanah, atau apa saja yang berupa hak milik legal secara syar’i
Dasar – Dasar Hukum Waris
1. Al - Quran
“Bagi laki-laki ada bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya,
dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan
kerabatnya, baik sedikit maupun banyak menurut bagian yang telah
ditetapkan.”
(An-Nisa’ : 7).
Menurut ayat kewarisan tersebut baik laki-laki maupun perempuan berhak
mewarisi harta yang ditinggalkan ibu-bapa maupun kerabatnya.
Dasar – Dasar Hukum Waris
2. AS-sunnah
Dari Ibnu Mas’ud.
Bersabda Rasulullah saw: “Pelajarilah al-Qur’an dan ajarkanlah ia kepada
manusia, dan pelajarilah al faraidh dan ajarkanlah ia kepada manusia. Maka
sesungguhnya aku ini manusia yang akan mati, dan ilmu pun akan
diangkat. Hampir saja nanti akan terjadi dua orang yang berselisih tentang
pembagian harta warisan dan masalahnya; maka mereka berdua pun tidak
menemukan seseorang yang memberitahukan pemecahan masalahnya
kepada mereka”.
(H.R. Ahmad).
Dasar – Dasar Hukum Waris
3. Posisi hukum kewarisan di indonesia
Hukum kewarisan Islma di Indonesia merujuk kepada ketentuan dalam
Kompilasi Hukum Islam (KHI), pasal 171 ( tentang pewaris, harta warisan
dan ahli waris)
Ketentuan Mawaris dalam Islam
1. Ahli Waris
• Jumlah ahli waris yang berhak menerima harta warisan
ada 25 orang (15 org pihak laki-laki dan 10 org pihak
perempuan)
2. Syarat – Syarat
Mendapat Warisan
• Tidak adanya penghalang untuk mendapatkan warisan
• Kematian orang yang diwarisi, walaupun kematian itu
vonis pengadilan
• Ahli waris hidup pada saat orang yang memberi warisan
meninggal dunia
3. Sebab – Sebab
Menerima Warisan
• Nasab(keturunan) yaitu kerabat dari ahli waris
• Pernikahan
Suami dan istri dapat saling mewarisi dalam talak raj’I selama
masa idah dan ba’in, jika suami menalak istri ketika sedang
sakit dan meninggal dunia
Wala’ yaitu seseorang yang memerdekakan budak
4. Sebab- Sebab tidak
mendapat warisan
• Kekafiran > kerabat muslim tidak bisa mewarisi kerabatnya yang kafir dan
sebaliknya
• Pembunuhan > Jika pembunuhan sengaja, maka pembunuh tidak bisa
mewarisi yang dibunuhnya
• Perbudakkan > Seorang budak tidak dapat mewarisi atau diwarisi secara utuh
maupun sebagian
• Perzinaan > Seorang anak hasil perzinaan tidak dapat mewarisi dan diwarisi
bapaknya
• Li’an > anak suami istri li’ann tidak dapat mewarisi dan diwarisi bapak yang
tidak mengakui anaknya
Ahli waris dalam pembagian harta warisan terbagi dua macam yaitu ahli waris zawil furud
(yang bagiannya telah ditentukan) dan ahli waris ashabah (yang bagiannya berupa sisa setelah
diambil oleh zawil furud ).
a. Ahli waris Zawil furud
Ahli waris yang memperoleh kadar pembagian harta warisan telah diatur oleh Allah Swt.
dalam Q.S. an-Nisa’ dengan pembagian terdiri dari enam kelompok, penjelasan sebagaimana di
bawah ini.
1) Mendapat bagian ½
a) Suami, jika istri yang meninggal tidak ada anak laki-laki, cucu perempuan atau laki-laki
dari anak laki-laki.
b) Anak perempuan, jika tidak ada saudara laki-laki atau saudara perempuan.
c) Cucu perempun, jika sendirian; tidak ada cucu laki-laki dari anak laki-laki.
d) Saudara perempuan sekandung jika sendirian; tidak ada saudara laki-laki, tidak ada bapak,
tidak ada anak atau tidak ada cucu dari anak laki-laki.
e) Saudara perempuan sebapak sendirian; tidak ada saudara laki- laki, tidak ada bapak atau
5. Ketentuan Pembagian Harta
Warisan
2) Mendapat ¼
a) Suami, jika istri yang meninggal tidak memiliki
anak laki-laki atau cucu laki-laki atau perempuan
dari anak laki-laki.
b) Istri, jika suami yang meninggal tidak memiliki
anak laki-laki atau cucu laki-laki atau perempuan
dari anak laki-laki.
3) Mendapat 1/8
Yang berhak mendapatkan bagian 1/8 adalah istri, jika
suami memiliki anak atau cucu laki-laki atau
perempuan dari anak laki- laki. Jika suami memiliki
istri lebih dari satu, maka 1/8 itu dibagi rata di antara
semua istri.
4) Mendapat 2/3
a) Dua anak perempuan atau lebih, jika tidak ada anak
laki-laki.
b) Dua cucu perempuan atau lebih dari anak laki-laki,
jika tidak ada anak laki-laki atau perempuan
sekandung.
c) Dua saudara perempuan sekandung atau lebih, jika
tidak ada saudara perempuan sebapak atau tidak ada
anak laki-laki atau perempuan sekandung atau
sebapak. d) Dua saudara perempuan sebapak atau
5) Mendapat 1/3
a) Ibu, jika yang meninggal dunia
tidak memiliki anak laki-laki,
cucu perempuan atau laki-laki
dari anak laki-laki, tidak memiliki
dua saudara atau lebih baik laki-
laki atau perempuan.
b) Dua saudara seibu atau lebih,
baik laki-laki atau perempuan,
jika yang meninggal tidak
memiliki bapak, kakek, anak laki-
laki, cucu laki-laki atau
perempuan dari anak laki-laki.
c) Kakek, jika bersama dua orang
saudara kandung laki-laki, atau
empat saudara kandung
perempuan, atau seorang saudara
kandung laki-laki dan dua orang
saudara kandung perempuan.
6) Mendapat 1/6
a) Ibu, jika yang meninggal dunia memiliki anak laki-laki
atau cucu laki-laki, saudara laki-laki atau perempuan
lebih dari dua yang sekandung atau sebapak atau seibu.
b) Nenek, jika yang meninggal tidak memiliki ibu dan
hanya ia yang mewarisinya. Jika neneknya lebih dari
satu, maka bagiannya dibagi rata.
c) Bapak secara mutlak mendapat 1/6, baik orang yang
meninggal memiliki anak atau tidak.
d) Kakek, jika tidak ada bapak.
e) Saudara seibu, baik laki-laki atau perempuan, jika
yang meninggal dunia tidak memiliki bapak, kakek, anak
laki-laki, cucu perempuan atau laki-laki dari anak laki-
laki.
f) Cucu perempuan dari anak laki-laki, jika bersama
dengan anak perempuan tunggal; tidak ada saudara laki-
laki, tidak ada anak laki-laki paman dari bapak.
g) Saudara perempuan sebapak, jika ada satu saudara
perempuan sekandung, tidak memiliki saudara laki-laki
sebapak, tidak ada ibu, tidak ada kakek, tidak ada anak
laki-laki
b. Ahli Waris ‘Asabah
Ahli waris Asabah adalah
perolehan bagian dari harta
warisan yang tidak ditetapkan
bagiannya dalam furµd yang
enam (1/2, 1/4, 1/3, 2/3, 1/6,
1/8), tetapi mengambil sisa
warisan setelah ashabul furµd
mengambil bagiannya. Ahli
waris ashabah bisa
mendapatkan seluruh harta
warisan jika ia sendirian, atau
mendapatkan sisa warisan
jika ada ahli waris lainnya,
atau tidak mendapatkan apa-
apa jika harta warisan tidak
tersisa.
Bila salah seorang di antara ahli waris didapati seorang diri, maka berhak mendapatkan semua
harta warisan, namun bila bersama ashabul furµd, ia menerima sisa bagian dari mereka. Dan
bila harta warisan habis terbagi oleh ashabul furµd, maka ia tidak mendapatkan apa-apa dari
harta warisan tersebut.
AHLI WARIS
‘ASABAH
ASABAH BINNASAB ASABAH BISSASAB
1. ASABAH BINNASAB ( hubungan
nasab)
terbagi menjadi 3 bagian
a) Asabah bi an-nafsi
Yaitu semua ahli waris laki-laki (kecuali suami, saudara laki-laki seibu,
dan mu’tiq yang memerdekakan budak), mereka adalah:
Anak laki-laki
1) Putra dari anak laki-laki seterusnya ke bawah
2) Ayah
3) Kakek ke atas
4) Saudara laki-laki sekandung
5) Saudara laki-laki seayah
6) Anak saudara laki-laki sekandung dan seterusnya ke bawah
7) Anak saudara laki-laki seayah
8) Paman sekandung
9) Paman seayah
10) Anak laki-laki paman sekandung dan seterusnya ke bawah
11) Anak laki-laki paman seayah dan seterusnya ke bawah
1. ASABAH BINNASAB ( hubungan
nasab)
Kedua belas ahli waris di atas dapat dikelompokkan menjadi empat arah yaitu:
1) Arah anak, mencakup seluruh anak laki-laki keturunan anak laki-laki, mulai
cucu, cicit dan seterusnya.
2) Arah bapak, mencakup ayah, kakek dan seterusnya dari pihak laki-laki,
misalnya ayah dari bapak, ayah dari kakek, dan seterusnya.
3) Arah saudara laki-laki, mencakup saudara kandung laki-laki, saudara laki-
laki seayah, termasuk keturunan mereka, namun hanya yang laki-laki. Adapun
saudara laki-laki seibu tidak termasuk, karena termasuk ashabul furµd.
1. ASABAH BINNASAB ( hubungan
nasab)b) Asabah bil ghair Ahli waris ‘asabah bil ghair ada empat, semuanya dari kelompok
wanita. Dinamakan ‘ashabah bil ghair adalah karena hak ‘asabah keempat wanita itu
bukanlah karena kedekatan kekerabatan mereka dengan pewaris, tetapi karena adanya
‘asabah lain (‘asabah bin nafsih). Adapun ahli waris asabah bil ghair yaitu:
1) Anak perempuan bisa menjadi ‘asabah bila bersama dengan saudara laki-lakinya.
2) Cucu perempuan keturunan anak laki-laki bisa menjadi ‘ashabah bila bersama
dengan saudara laki-lakinya atau anak laki-laki pamannya (cucu laki-laki dari anak
laki-laki), baik yang sederajat dengannya atau bahkan lebih di bawahnya.
3) Saudara kandung perempuan akan menjadi ‘asabah bila bersama dengan saudara
kandung laki-laki.
4) Saudara perempuan seayah akan menjadi asabah bila bersama dengan saudara laki-
laki.
Dalam kondisi seperti ini bagian laki-laki dua kali lipat bagian perempuan. Mereka
mendapatkan bagian sisa harta yang telah dibagi, jika harta telah habis terbagi, maka
gugurlah hak waris bagi mereka.
1. ASABAH BINNASAB ( hubungan
nasab)c) Asabah ma’al gair
Orang yang termasuk ‘asabah ma’al gair ada dua, yaitu seperti berikut ini.
1) Saudara perempuan sekandung satu orang atau lebih berada bersama dengan
anak perempuan satu atau lebih atau bersama putri dari anak laki-laki satu atau
lebih atau bersama dengan keduanya.
2) Saudara perempuan seayah satu orang atau lebih bersama dengan anak
perempuan satu atau lebih atau bersama putri dari anak laki-laki satu atau lebih
atau bersama dengan keduanya. Adapun landasan hukum adanya ‘asabah ma’al
gair adalah hadis Rasulullah saw. bahwa Abu Musa al-Asy’ari ditanya tentang hak
waris anak perempuan, cucu perempuan keturunan anak laki- laki, dan saudara
peremuan sekandung atau seayah. Abu Musa menjawab:
“Bagian anak perempuan separuh dan saudara perempuan separuh.”
(H.R. Al-Bukhari).
2. ASABAH BISSASAB ( karena sebab)
Yang termasuk ‘asabah bissabab adalah orang-orang yang membebaskan budak.
Dari penjelasan tentang pembagian harta warisan di atas, jika semua ahli waris
itu ada atau berkumpul, maka ada tiga kondisi yang harus diperhatikan
a) Jika semua ahli waris laki-laki berkumpul, maka yang berhak mendapatkan warisan
hanyalah 3 orang yaitu: ayah, anak-laki-laki dan suami, dengan pembagian ayah 1/6,
suami 1/4 dan sisanya adalah anak laki-laki (‘‘asabah).
b) Jika semua ahli waris perempuan berkumpul, maka yang berhak mendapatkan
warisan adalah 5 orang yaitu: istri 1/8, ibu 1/6, anak perempuan ½, dan sisanya saudara
perempuan sekandung sebagai ‘asabah.
2. ASABAH BISSASAB ( karena sebab)
c) Jika terkumpul semua ahli waris laki-laki dan perempuan, maka yang berhak
mendapatkan warisan adalah lima orang yaitu: ibu, bapak, anak laki-laki, anak
perempuan, suami/istri dengan pembagian sebagai berikut:
1) Jika pada ahli waris tersebut terdapat istri, maka bagian ayah 1/6, ibu 1/6, istri 1/8,
dan sisanya anak laki-laki dan perempuan sebagai ‘asabah dengan ketentuan anak
laki-laki dua kali lipat anak perempuan.
2) Jika pada ahli waris tersebut terdapat suami, maka bagian ayah 1/6, ibu 1/6, suami
¼ dan sisanya anak laki-laki dan perempuan sebagai ‘asabah dengan ketentuan anak
laki-laki dua kali lipat anak perempuan.
Maka hasilnya adalah :
Bagian ibu 1/6 dan bagian satu
anak perempuan adalah 1/2. Asal
masalahnya dari 1/6 dan 1/2 (KPK dari
bilangan penyebut 6 dan 2) adalah 6.
Maka bagian masing-masing adalah 1/6
dan 3/6. Dalam hal ini masih tersisa
harta waris sebanyak 2/6. Untuk
perhitungan dalam kasus ini harus
menggunakan rad, yaitu membagikan
kembali harta warisan yang tersisa
kepada ahli warisnya. Jika dilihat bagian
ibu 1/6 dan satu anak perempuan 3/6,
maka perbandingannya adalah 1:3, maka
1/6 + 3/6 = 4/6, dijadikan 4/4 dengan
perbandingannya 1:3, maka hasilnya :
PEMBAGIAN SYARIAH ISLAM DALAM
PEMBAGAN WARISAN
Jika seorang
meninggal dunia,
meninggalkan harta
sebesar
Rp.120.000.000. Ahli
warisnya terdiri atas
ibu dan seorang
anak perempuan
Ibu:
1/4 x Rp120.000.000
=30.000.000
Anak perempuan :
3/4 x Rp120.000.000
=90.000.000
Seorang meninggal
dunia, meninggalkan
harta sebesar
Rp42.000.000. Ahli
warisnya terdiri atas
suami dan 2 saudara
perempuan
sekandung.
Maka hasilnya adalah :
Bagian suami ½ dan
bagian dua saudara perempuan
kandung 2/3. Asal masalahnya dari
1/2 dan 2/3 (KPK dari bilangan
penyebut 2 dan 3) adalah 6. Maka
bagian masing-masing adalah 3/6
dan 4/6. Dalam hal ini masih
tersisa harta waris sebanyak 1/6.
Jika dilihat bagian suami 3/6 dan
dua saudara perempuan kandung
4/6, maka perbandingannya adalah
3:4, maka 3/6 + 4/6 = 7/6,
dijadikan 7/7 dengan
perbandingannya 3:4, maka
hasilnya :
PEMBAGIAN SYARIAH ISLAM DALAM
PEMBAGAN WARISAN
Suami :
3/7 x Rp42.000.000
= 18.000.000
Dua saudara perempuan:
4/7 x Rp42.000.000 =
24.000.000
1. Terciptanya ketentraman hidup dan
suasana kekeluargaan yang harmonis.
Syariah adalah sumber hukum tertinggi
yang harus ditaati. Orang yang paling
durhaka adalah orang yang menantang
hukum syariah. Syariah itu sendiri
diturunkan untuk kebaikan umat Islam
dan memberi jalan keluar yang paling
sesuai dengan karakter dan watak dari
masing-masing manusia. Syariah
menjadi hukum tertinggi yang harus
ditaati, dan diterima dengan ikhlas.
2. Manciptakan keadilan dan mencegah
konflik pertikaian. Keadilan yang telah
diterapkan, mencegah munculnya
berbagai konflik dalam keluarga yang
dapat berujung pada tragedi
pertumpahan darah. Meski dalam
praktiknya, selalu saja muncul
penentangan yang bersumber dari akal
pikiran
MANFAA
T

More Related Content

What's hot

HUKUM PERNIKAHAN
HUKUM PERNIKAHANHUKUM PERNIKAHAN
HUKUM PERNIKAHANNur Huda
 
Iman kepada qadha dan qadar
Iman kepada qadha dan qadarIman kepada qadha dan qadar
Iman kepada qadha dan qadarNurul Wulandari
 
Indahnya membangun mahligai rumah tangga
Indahnya membangun mahligai rumah tanggaIndahnya membangun mahligai rumah tangga
Indahnya membangun mahligai rumah tanggaAdeShoffafurqan
 
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)Rendra Fahrurrozie
 
Khuluk dan fasakh
Khuluk dan fasakhKhuluk dan fasakh
Khuluk dan fasakhRahmat Nie
 
Pentingnya Menghormati Orangtua
Pentingnya Menghormati OrangtuaPentingnya Menghormati Orangtua
Pentingnya Menghormati OrangtuaRamadhan Setiady
 
Pwr poin pofiqh waris
Pwr poin pofiqh warisPwr poin pofiqh waris
Pwr poin pofiqh warisbadriyatul
 
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2Marhamah Saleh
 
Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)Marhamah Saleh
 
Fikih - Talaq, Khuluk, Fasakh, Iddah dan Rujuk
Fikih - Talaq, Khuluk, Fasakh, Iddah dan RujukFikih - Talaq, Khuluk, Fasakh, Iddah dan Rujuk
Fikih - Talaq, Khuluk, Fasakh, Iddah dan RujukHaafizha Kiromi
 
Semangat beribadah dengan meyakini hari akhir
Semangat beribadah dengan meyakini hari akhirSemangat beribadah dengan meyakini hari akhir
Semangat beribadah dengan meyakini hari akhirFitriHastuti2
 
Presentasi Tawakkal (berserah diri pada allah)
Presentasi Tawakkal (berserah diri pada allah)Presentasi Tawakkal (berserah diri pada allah)
Presentasi Tawakkal (berserah diri pada allah)Hestifidiah
 
Ilmu faraidh mawaris - baha
Ilmu faraidh   mawaris - bahaIlmu faraidh   mawaris - baha
Ilmu faraidh mawaris - bahaEncep Bahauddin
 

What's hot (20)

HUKUM PERNIKAHAN
HUKUM PERNIKAHANHUKUM PERNIKAHAN
HUKUM PERNIKAHAN
 
Iman kepada qadha dan qadar
Iman kepada qadha dan qadarIman kepada qadha dan qadar
Iman kepada qadha dan qadar
 
Indahnya membangun mahligai rumah tangga
Indahnya membangun mahligai rumah tanggaIndahnya membangun mahligai rumah tangga
Indahnya membangun mahligai rumah tangga
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
Presentasi Fiqh Zakat
Presentasi Fiqh ZakatPresentasi Fiqh Zakat
Presentasi Fiqh Zakat
 
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
 
Khuluk dan fasakh
Khuluk dan fasakhKhuluk dan fasakh
Khuluk dan fasakh
 
PPT zakat
PPT zakatPPT zakat
PPT zakat
 
Pentingnya Menghormati Orangtua
Pentingnya Menghormati OrangtuaPentingnya Menghormati Orangtua
Pentingnya Menghormati Orangtua
 
Pwr poin pofiqh waris
Pwr poin pofiqh warisPwr poin pofiqh waris
Pwr poin pofiqh waris
 
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2
 
Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)
 
Fikih - Talaq, Khuluk, Fasakh, Iddah dan Rujuk
Fikih - Talaq, Khuluk, Fasakh, Iddah dan RujukFikih - Talaq, Khuluk, Fasakh, Iddah dan Rujuk
Fikih - Talaq, Khuluk, Fasakh, Iddah dan Rujuk
 
Semangat beribadah dengan meyakini hari akhir
Semangat beribadah dengan meyakini hari akhirSemangat beribadah dengan meyakini hari akhir
Semangat beribadah dengan meyakini hari akhir
 
Faraidh
FaraidhFaraidh
Faraidh
 
Waris
WarisWaris
Waris
 
Presentasi Tawakkal (berserah diri pada allah)
Presentasi Tawakkal (berserah diri pada allah)Presentasi Tawakkal (berserah diri pada allah)
Presentasi Tawakkal (berserah diri pada allah)
 
Iman-kepada-hari-akhir
Iman-kepada-hari-akhirIman-kepada-hari-akhir
Iman-kepada-hari-akhir
 
Asabah
AsabahAsabah
Asabah
 
Ilmu faraidh mawaris - baha
Ilmu faraidh   mawaris - bahaIlmu faraidh   mawaris - baha
Ilmu faraidh mawaris - baha
 

Similar to Mawaris (20)

MAWARIS
MAWARISMAWARIS
MAWARIS
 
Mawaris [Autosaved].ppt
Mawaris [Autosaved].pptMawaris [Autosaved].ppt
Mawaris [Autosaved].ppt
 
Presentation1 Hukum Warisan
Presentation1 Hukum WarisanPresentation1 Hukum Warisan
Presentation1 Hukum Warisan
 
Rangkuman ahli waris dan permasalahannya
Rangkuman ahli waris dan permasalahannyaRangkuman ahli waris dan permasalahannya
Rangkuman ahli waris dan permasalahannya
 
Rangkuman ahli waris dan permasalahannya
Rangkuman ahli waris dan permasalahannyaRangkuman ahli waris dan permasalahannya
Rangkuman ahli waris dan permasalahannya
 
179336972 mawaris-2-ppt
179336972 mawaris-2-ppt179336972 mawaris-2-ppt
179336972 mawaris-2-ppt
 
Fikih - hukum warisan dalam Islam
Fikih - hukum warisan dalam IslamFikih - hukum warisan dalam Islam
Fikih - hukum warisan dalam Islam
 
7. tambahan waris fix
7. tambahan waris fix7. tambahan waris fix
7. tambahan waris fix
 
7. waris fix
7. waris fix7. waris fix
7. waris fix
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
ZAWI AL ARHAM DAN AL HAJB
ZAWI AL ARHAM DAN AL HAJBZAWI AL ARHAM DAN AL HAJB
ZAWI AL ARHAM DAN AL HAJB
 
Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
 
Bab i3
Bab i3Bab i3
Bab i3
 
Bab i3
Bab i3Bab i3
Bab i3
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
 
fiqih mawarits.pptx
fiqih mawarits.pptxfiqih mawarits.pptx
fiqih mawarits.pptx
 
Faraidh.pdf
Faraidh.pdfFaraidh.pdf
Faraidh.pdf
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
AHLI WARIS DAN BAGIANNYA
AHLI WARIS DAN BAGIANNYAAHLI WARIS DAN BAGIANNYA
AHLI WARIS DAN BAGIANNYA
 

More from BellaNindaThania

Kegiatan di Waktu Senggang dalam Bahasa Jepang
Kegiatan di Waktu Senggang dalam Bahasa JepangKegiatan di Waktu Senggang dalam Bahasa Jepang
Kegiatan di Waktu Senggang dalam Bahasa JepangBellaNindaThania
 
Gambaran Anggota Keluarga dalam Bahasa Jepang
Gambaran Anggota Keluarga dalam Bahasa JepangGambaran Anggota Keluarga dalam Bahasa Jepang
Gambaran Anggota Keluarga dalam Bahasa JepangBellaNindaThania
 
Kelainan dan Gangguan Sistem Sirkulasi Darah
Kelainan dan Gangguan Sistem Sirkulasi DarahKelainan dan Gangguan Sistem Sirkulasi Darah
Kelainan dan Gangguan Sistem Sirkulasi DarahBellaNindaThania
 
Beriman kepada Kitab - Kitab Allah
Beriman kepada Kitab - Kitab AllahBeriman kepada Kitab - Kitab Allah
Beriman kepada Kitab - Kitab AllahBellaNindaThania
 
Matematika bab Peluruhan dan Contoh soalnya
Matematika bab Peluruhan dan Contoh soalnyaMatematika bab Peluruhan dan Contoh soalnya
Matematika bab Peluruhan dan Contoh soalnyaBellaNindaThania
 
Sejarah Indonesia Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesi...
Sejarah Indonesia Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesi...Sejarah Indonesia Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesi...
Sejarah Indonesia Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesi...BellaNindaThania
 
PKN Contoh Kasus Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
PKN Contoh Kasus Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaPKN Contoh Kasus Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
PKN Contoh Kasus Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaBellaNindaThania
 
PKN Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
PKN Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa IndonesiaPKN Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
PKN Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa IndonesiaBellaNindaThania
 
PKN Tugas dan Wewenang Lembaga Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi...
PKN Tugas dan Wewenang Lembaga Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi...PKN Tugas dan Wewenang Lembaga Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi...
PKN Tugas dan Wewenang Lembaga Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi...BellaNindaThania
 
PKN Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
PKN Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan NegaraPKN Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
PKN Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan NegaraBellaNindaThania
 
how to write a good caption (english presentation)
how to write a good caption (english presentation)how to write a good caption (english presentation)
how to write a good caption (english presentation)BellaNindaThania
 
Cara Menyunting sebuah Artikel
Cara Menyunting sebuah Artikel Cara Menyunting sebuah Artikel
Cara Menyunting sebuah Artikel BellaNindaThania
 
Penjelasan tentang Karya ilmiah Bahasa Indonesia
Penjelasan tentang Karya ilmiah Bahasa IndonesiaPenjelasan tentang Karya ilmiah Bahasa Indonesia
Penjelasan tentang Karya ilmiah Bahasa IndonesiaBellaNindaThania
 

More from BellaNindaThania (15)

Kegiatan di Waktu Senggang dalam Bahasa Jepang
Kegiatan di Waktu Senggang dalam Bahasa JepangKegiatan di Waktu Senggang dalam Bahasa Jepang
Kegiatan di Waktu Senggang dalam Bahasa Jepang
 
Gambaran Anggota Keluarga dalam Bahasa Jepang
Gambaran Anggota Keluarga dalam Bahasa JepangGambaran Anggota Keluarga dalam Bahasa Jepang
Gambaran Anggota Keluarga dalam Bahasa Jepang
 
Kelainan dan Gangguan Sistem Sirkulasi Darah
Kelainan dan Gangguan Sistem Sirkulasi DarahKelainan dan Gangguan Sistem Sirkulasi Darah
Kelainan dan Gangguan Sistem Sirkulasi Darah
 
Beriman kepada Kitab - Kitab Allah
Beriman kepada Kitab - Kitab AllahBeriman kepada Kitab - Kitab Allah
Beriman kepada Kitab - Kitab Allah
 
Beriman kepada Hari Akhir
Beriman kepada Hari AkhirBeriman kepada Hari Akhir
Beriman kepada Hari Akhir
 
Matematika bab Peluruhan dan Contoh soalnya
Matematika bab Peluruhan dan Contoh soalnyaMatematika bab Peluruhan dan Contoh soalnya
Matematika bab Peluruhan dan Contoh soalnya
 
Sejarah Indonesia Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesi...
Sejarah Indonesia Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesi...Sejarah Indonesia Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesi...
Sejarah Indonesia Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesi...
 
PKN Contoh Kasus Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
PKN Contoh Kasus Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaPKN Contoh Kasus Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
PKN Contoh Kasus Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
 
PKN Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
PKN Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa IndonesiaPKN Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
PKN Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
 
PKN Tugas dan Wewenang Lembaga Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi...
PKN Tugas dan Wewenang Lembaga Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi...PKN Tugas dan Wewenang Lembaga Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi...
PKN Tugas dan Wewenang Lembaga Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi...
 
PKN Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
PKN Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan NegaraPKN Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
PKN Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
 
how to write a good caption (english presentation)
how to write a good caption (english presentation)how to write a good caption (english presentation)
how to write a good caption (english presentation)
 
Cara Menyunting sebuah Artikel
Cara Menyunting sebuah Artikel Cara Menyunting sebuah Artikel
Cara Menyunting sebuah Artikel
 
Penjelasan tentang Karya ilmiah Bahasa Indonesia
Penjelasan tentang Karya ilmiah Bahasa IndonesiaPenjelasan tentang Karya ilmiah Bahasa Indonesia
Penjelasan tentang Karya ilmiah Bahasa Indonesia
 
Elliptical sentence
Elliptical sentenceElliptical sentence
Elliptical sentence
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

Mawaris

  • 1. MERAIH BERKAH DENGAN MAWARIS - Bella Ninda T - Dyah Ayu Sekar - M. Zakki Syahputra Kelompok 1 : - M. Hedafi XII MIA 5 - Sutan Bastian
  • 2. PengertianMawaris Mawaris adalah serangkaian kejadian mengenai pengalihan pemilikan harta benda dari seseorang yang meninggal dunia kepada seseorang yang masih hidup. Unsur terwujudnya kewarisan yaitu orang yang mati, harta milik orang mati yang meninggalkan harta waris dan satu atau beberapa orang hidup sebagai keluarga dari orang yang mati tersebut. Warisan dalam bahasa arab al-miras merupakan bentuk masdar dari kata warisa- yarisu-irsan-mirasan yang artinya berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain Menurut istilah, warisan adalah berpindahnya kepemilikan dari orang yg meninggal kepada ahli warisnya yang masih hidup baik berupa ditinggalakn itu berupa harta, tanah, atau apa saja yang berupa hak milik legal secara syar’i
  • 3. Dasar – Dasar Hukum Waris 1. Al - Quran “Bagi laki-laki ada bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit maupun banyak menurut bagian yang telah ditetapkan.” (An-Nisa’ : 7). Menurut ayat kewarisan tersebut baik laki-laki maupun perempuan berhak mewarisi harta yang ditinggalkan ibu-bapa maupun kerabatnya.
  • 4. Dasar – Dasar Hukum Waris 2. AS-sunnah Dari Ibnu Mas’ud. Bersabda Rasulullah saw: “Pelajarilah al-Qur’an dan ajarkanlah ia kepada manusia, dan pelajarilah al faraidh dan ajarkanlah ia kepada manusia. Maka sesungguhnya aku ini manusia yang akan mati, dan ilmu pun akan diangkat. Hampir saja nanti akan terjadi dua orang yang berselisih tentang pembagian harta warisan dan masalahnya; maka mereka berdua pun tidak menemukan seseorang yang memberitahukan pemecahan masalahnya kepada mereka”. (H.R. Ahmad).
  • 5. Dasar – Dasar Hukum Waris 3. Posisi hukum kewarisan di indonesia Hukum kewarisan Islma di Indonesia merujuk kepada ketentuan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), pasal 171 ( tentang pewaris, harta warisan dan ahli waris)
  • 7. 1. Ahli Waris • Jumlah ahli waris yang berhak menerima harta warisan ada 25 orang (15 org pihak laki-laki dan 10 org pihak perempuan)
  • 8. 2. Syarat – Syarat Mendapat Warisan • Tidak adanya penghalang untuk mendapatkan warisan • Kematian orang yang diwarisi, walaupun kematian itu vonis pengadilan • Ahli waris hidup pada saat orang yang memberi warisan meninggal dunia
  • 9. 3. Sebab – Sebab Menerima Warisan • Nasab(keturunan) yaitu kerabat dari ahli waris • Pernikahan Suami dan istri dapat saling mewarisi dalam talak raj’I selama masa idah dan ba’in, jika suami menalak istri ketika sedang sakit dan meninggal dunia Wala’ yaitu seseorang yang memerdekakan budak
  • 10. 4. Sebab- Sebab tidak mendapat warisan • Kekafiran > kerabat muslim tidak bisa mewarisi kerabatnya yang kafir dan sebaliknya • Pembunuhan > Jika pembunuhan sengaja, maka pembunuh tidak bisa mewarisi yang dibunuhnya • Perbudakkan > Seorang budak tidak dapat mewarisi atau diwarisi secara utuh maupun sebagian • Perzinaan > Seorang anak hasil perzinaan tidak dapat mewarisi dan diwarisi bapaknya • Li’an > anak suami istri li’ann tidak dapat mewarisi dan diwarisi bapak yang tidak mengakui anaknya
  • 11. Ahli waris dalam pembagian harta warisan terbagi dua macam yaitu ahli waris zawil furud (yang bagiannya telah ditentukan) dan ahli waris ashabah (yang bagiannya berupa sisa setelah diambil oleh zawil furud ). a. Ahli waris Zawil furud Ahli waris yang memperoleh kadar pembagian harta warisan telah diatur oleh Allah Swt. dalam Q.S. an-Nisa’ dengan pembagian terdiri dari enam kelompok, penjelasan sebagaimana di bawah ini. 1) Mendapat bagian ½ a) Suami, jika istri yang meninggal tidak ada anak laki-laki, cucu perempuan atau laki-laki dari anak laki-laki. b) Anak perempuan, jika tidak ada saudara laki-laki atau saudara perempuan. c) Cucu perempun, jika sendirian; tidak ada cucu laki-laki dari anak laki-laki. d) Saudara perempuan sekandung jika sendirian; tidak ada saudara laki-laki, tidak ada bapak, tidak ada anak atau tidak ada cucu dari anak laki-laki. e) Saudara perempuan sebapak sendirian; tidak ada saudara laki- laki, tidak ada bapak atau 5. Ketentuan Pembagian Harta Warisan
  • 12. 2) Mendapat ¼ a) Suami, jika istri yang meninggal tidak memiliki anak laki-laki atau cucu laki-laki atau perempuan dari anak laki-laki. b) Istri, jika suami yang meninggal tidak memiliki anak laki-laki atau cucu laki-laki atau perempuan dari anak laki-laki. 3) Mendapat 1/8 Yang berhak mendapatkan bagian 1/8 adalah istri, jika suami memiliki anak atau cucu laki-laki atau perempuan dari anak laki- laki. Jika suami memiliki istri lebih dari satu, maka 1/8 itu dibagi rata di antara semua istri. 4) Mendapat 2/3 a) Dua anak perempuan atau lebih, jika tidak ada anak laki-laki. b) Dua cucu perempuan atau lebih dari anak laki-laki, jika tidak ada anak laki-laki atau perempuan sekandung. c) Dua saudara perempuan sekandung atau lebih, jika tidak ada saudara perempuan sebapak atau tidak ada anak laki-laki atau perempuan sekandung atau sebapak. d) Dua saudara perempuan sebapak atau 5) Mendapat 1/3 a) Ibu, jika yang meninggal dunia tidak memiliki anak laki-laki, cucu perempuan atau laki-laki dari anak laki-laki, tidak memiliki dua saudara atau lebih baik laki- laki atau perempuan. b) Dua saudara seibu atau lebih, baik laki-laki atau perempuan, jika yang meninggal tidak memiliki bapak, kakek, anak laki- laki, cucu laki-laki atau perempuan dari anak laki-laki. c) Kakek, jika bersama dua orang saudara kandung laki-laki, atau empat saudara kandung perempuan, atau seorang saudara kandung laki-laki dan dua orang saudara kandung perempuan.
  • 13. 6) Mendapat 1/6 a) Ibu, jika yang meninggal dunia memiliki anak laki-laki atau cucu laki-laki, saudara laki-laki atau perempuan lebih dari dua yang sekandung atau sebapak atau seibu. b) Nenek, jika yang meninggal tidak memiliki ibu dan hanya ia yang mewarisinya. Jika neneknya lebih dari satu, maka bagiannya dibagi rata. c) Bapak secara mutlak mendapat 1/6, baik orang yang meninggal memiliki anak atau tidak. d) Kakek, jika tidak ada bapak. e) Saudara seibu, baik laki-laki atau perempuan, jika yang meninggal dunia tidak memiliki bapak, kakek, anak laki-laki, cucu perempuan atau laki-laki dari anak laki- laki. f) Cucu perempuan dari anak laki-laki, jika bersama dengan anak perempuan tunggal; tidak ada saudara laki- laki, tidak ada anak laki-laki paman dari bapak. g) Saudara perempuan sebapak, jika ada satu saudara perempuan sekandung, tidak memiliki saudara laki-laki sebapak, tidak ada ibu, tidak ada kakek, tidak ada anak laki-laki b. Ahli Waris ‘Asabah Ahli waris Asabah adalah perolehan bagian dari harta warisan yang tidak ditetapkan bagiannya dalam furµd yang enam (1/2, 1/4, 1/3, 2/3, 1/6, 1/8), tetapi mengambil sisa warisan setelah ashabul furµd mengambil bagiannya. Ahli waris ashabah bisa mendapatkan seluruh harta warisan jika ia sendirian, atau mendapatkan sisa warisan jika ada ahli waris lainnya, atau tidak mendapatkan apa- apa jika harta warisan tidak tersisa.
  • 14. Bila salah seorang di antara ahli waris didapati seorang diri, maka berhak mendapatkan semua harta warisan, namun bila bersama ashabul furµd, ia menerima sisa bagian dari mereka. Dan bila harta warisan habis terbagi oleh ashabul furµd, maka ia tidak mendapatkan apa-apa dari harta warisan tersebut. AHLI WARIS ‘ASABAH ASABAH BINNASAB ASABAH BISSASAB
  • 15. 1. ASABAH BINNASAB ( hubungan nasab) terbagi menjadi 3 bagian a) Asabah bi an-nafsi Yaitu semua ahli waris laki-laki (kecuali suami, saudara laki-laki seibu, dan mu’tiq yang memerdekakan budak), mereka adalah: Anak laki-laki 1) Putra dari anak laki-laki seterusnya ke bawah 2) Ayah 3) Kakek ke atas 4) Saudara laki-laki sekandung 5) Saudara laki-laki seayah 6) Anak saudara laki-laki sekandung dan seterusnya ke bawah 7) Anak saudara laki-laki seayah 8) Paman sekandung 9) Paman seayah 10) Anak laki-laki paman sekandung dan seterusnya ke bawah 11) Anak laki-laki paman seayah dan seterusnya ke bawah
  • 16. 1. ASABAH BINNASAB ( hubungan nasab) Kedua belas ahli waris di atas dapat dikelompokkan menjadi empat arah yaitu: 1) Arah anak, mencakup seluruh anak laki-laki keturunan anak laki-laki, mulai cucu, cicit dan seterusnya. 2) Arah bapak, mencakup ayah, kakek dan seterusnya dari pihak laki-laki, misalnya ayah dari bapak, ayah dari kakek, dan seterusnya. 3) Arah saudara laki-laki, mencakup saudara kandung laki-laki, saudara laki- laki seayah, termasuk keturunan mereka, namun hanya yang laki-laki. Adapun saudara laki-laki seibu tidak termasuk, karena termasuk ashabul furµd.
  • 17. 1. ASABAH BINNASAB ( hubungan nasab)b) Asabah bil ghair Ahli waris ‘asabah bil ghair ada empat, semuanya dari kelompok wanita. Dinamakan ‘ashabah bil ghair adalah karena hak ‘asabah keempat wanita itu bukanlah karena kedekatan kekerabatan mereka dengan pewaris, tetapi karena adanya ‘asabah lain (‘asabah bin nafsih). Adapun ahli waris asabah bil ghair yaitu: 1) Anak perempuan bisa menjadi ‘asabah bila bersama dengan saudara laki-lakinya. 2) Cucu perempuan keturunan anak laki-laki bisa menjadi ‘ashabah bila bersama dengan saudara laki-lakinya atau anak laki-laki pamannya (cucu laki-laki dari anak laki-laki), baik yang sederajat dengannya atau bahkan lebih di bawahnya. 3) Saudara kandung perempuan akan menjadi ‘asabah bila bersama dengan saudara kandung laki-laki. 4) Saudara perempuan seayah akan menjadi asabah bila bersama dengan saudara laki- laki. Dalam kondisi seperti ini bagian laki-laki dua kali lipat bagian perempuan. Mereka mendapatkan bagian sisa harta yang telah dibagi, jika harta telah habis terbagi, maka gugurlah hak waris bagi mereka.
  • 18. 1. ASABAH BINNASAB ( hubungan nasab)c) Asabah ma’al gair Orang yang termasuk ‘asabah ma’al gair ada dua, yaitu seperti berikut ini. 1) Saudara perempuan sekandung satu orang atau lebih berada bersama dengan anak perempuan satu atau lebih atau bersama putri dari anak laki-laki satu atau lebih atau bersama dengan keduanya. 2) Saudara perempuan seayah satu orang atau lebih bersama dengan anak perempuan satu atau lebih atau bersama putri dari anak laki-laki satu atau lebih atau bersama dengan keduanya. Adapun landasan hukum adanya ‘asabah ma’al gair adalah hadis Rasulullah saw. bahwa Abu Musa al-Asy’ari ditanya tentang hak waris anak perempuan, cucu perempuan keturunan anak laki- laki, dan saudara peremuan sekandung atau seayah. Abu Musa menjawab: “Bagian anak perempuan separuh dan saudara perempuan separuh.” (H.R. Al-Bukhari).
  • 19. 2. ASABAH BISSASAB ( karena sebab) Yang termasuk ‘asabah bissabab adalah orang-orang yang membebaskan budak. Dari penjelasan tentang pembagian harta warisan di atas, jika semua ahli waris itu ada atau berkumpul, maka ada tiga kondisi yang harus diperhatikan a) Jika semua ahli waris laki-laki berkumpul, maka yang berhak mendapatkan warisan hanyalah 3 orang yaitu: ayah, anak-laki-laki dan suami, dengan pembagian ayah 1/6, suami 1/4 dan sisanya adalah anak laki-laki (‘‘asabah). b) Jika semua ahli waris perempuan berkumpul, maka yang berhak mendapatkan warisan adalah 5 orang yaitu: istri 1/8, ibu 1/6, anak perempuan ½, dan sisanya saudara perempuan sekandung sebagai ‘asabah.
  • 20. 2. ASABAH BISSASAB ( karena sebab) c) Jika terkumpul semua ahli waris laki-laki dan perempuan, maka yang berhak mendapatkan warisan adalah lima orang yaitu: ibu, bapak, anak laki-laki, anak perempuan, suami/istri dengan pembagian sebagai berikut: 1) Jika pada ahli waris tersebut terdapat istri, maka bagian ayah 1/6, ibu 1/6, istri 1/8, dan sisanya anak laki-laki dan perempuan sebagai ‘asabah dengan ketentuan anak laki-laki dua kali lipat anak perempuan. 2) Jika pada ahli waris tersebut terdapat suami, maka bagian ayah 1/6, ibu 1/6, suami ¼ dan sisanya anak laki-laki dan perempuan sebagai ‘asabah dengan ketentuan anak laki-laki dua kali lipat anak perempuan.
  • 21. Maka hasilnya adalah : Bagian ibu 1/6 dan bagian satu anak perempuan adalah 1/2. Asal masalahnya dari 1/6 dan 1/2 (KPK dari bilangan penyebut 6 dan 2) adalah 6. Maka bagian masing-masing adalah 1/6 dan 3/6. Dalam hal ini masih tersisa harta waris sebanyak 2/6. Untuk perhitungan dalam kasus ini harus menggunakan rad, yaitu membagikan kembali harta warisan yang tersisa kepada ahli warisnya. Jika dilihat bagian ibu 1/6 dan satu anak perempuan 3/6, maka perbandingannya adalah 1:3, maka 1/6 + 3/6 = 4/6, dijadikan 4/4 dengan perbandingannya 1:3, maka hasilnya : PEMBAGIAN SYARIAH ISLAM DALAM PEMBAGAN WARISAN Jika seorang meninggal dunia, meninggalkan harta sebesar Rp.120.000.000. Ahli warisnya terdiri atas ibu dan seorang anak perempuan Ibu: 1/4 x Rp120.000.000 =30.000.000 Anak perempuan : 3/4 x Rp120.000.000 =90.000.000
  • 22. Seorang meninggal dunia, meninggalkan harta sebesar Rp42.000.000. Ahli warisnya terdiri atas suami dan 2 saudara perempuan sekandung. Maka hasilnya adalah : Bagian suami ½ dan bagian dua saudara perempuan kandung 2/3. Asal masalahnya dari 1/2 dan 2/3 (KPK dari bilangan penyebut 2 dan 3) adalah 6. Maka bagian masing-masing adalah 3/6 dan 4/6. Dalam hal ini masih tersisa harta waris sebanyak 1/6. Jika dilihat bagian suami 3/6 dan dua saudara perempuan kandung 4/6, maka perbandingannya adalah 3:4, maka 3/6 + 4/6 = 7/6, dijadikan 7/7 dengan perbandingannya 3:4, maka hasilnya : PEMBAGIAN SYARIAH ISLAM DALAM PEMBAGAN WARISAN Suami : 3/7 x Rp42.000.000 = 18.000.000 Dua saudara perempuan: 4/7 x Rp42.000.000 = 24.000.000
  • 23. 1. Terciptanya ketentraman hidup dan suasana kekeluargaan yang harmonis. Syariah adalah sumber hukum tertinggi yang harus ditaati. Orang yang paling durhaka adalah orang yang menantang hukum syariah. Syariah itu sendiri diturunkan untuk kebaikan umat Islam dan memberi jalan keluar yang paling sesuai dengan karakter dan watak dari masing-masing manusia. Syariah menjadi hukum tertinggi yang harus ditaati, dan diterima dengan ikhlas. 2. Manciptakan keadilan dan mencegah konflik pertikaian. Keadilan yang telah diterapkan, mencegah munculnya berbagai konflik dalam keluarga yang dapat berujung pada tragedi pertumpahan darah. Meski dalam praktiknya, selalu saja muncul penentangan yang bersumber dari akal pikiran MANFAA T