Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang hukum kewarisan menurut Al-Quran surat An-Nisa ayat 7 dan beberapa istilah yang terkait dengan hukum kewarisan seperti mawaris, ilmu faraidh, ahli waris, dan ketentuan pembagian harta warisan.
5. • Hukum Kewarisan Q.S An-Nisa’ : 7
ِلاَج ِلرِلِانَدِلا َوْال َكَرَت اَّمِم ٌيب َِصنَن ِاءَسِلنِل َو َونُبَرْقَ ْاْل َوٌيب ِصاَّمِم
َّلَق اَّمِم َونُبَرْقَ ْاْل َو ِانَدِلا َوْال َكَرَتَرََُُ ْوََ ُُْنِمْفَم اًبي َِصناًًوُر﴿النساء:٧﴾
“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan
kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut
bahagian yang telah ditetapkan.”
• Pengertian : Pemindahan hak milik dari seseorang yang
telah meninggal kepada ahli waris yang masih hidup
sesuai dengan ketentuan dalam al-Quran dan al-Hadis.
6. Istilah –istlah yang terkait dengan Mawaris
• Mawaris : adalah hal – hal yang berhubungan dengan ahli waris dan harta warisan.
• Ilmu faraidh : adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang cara-cara membagi
harta warisan kepada ahli waris yang berhak menerimanya. Tujuan ilmu faraidh diajarkan
agar dalam pembagian harta warisan dilakukan secara adil, tidak ada ahli waris yang merasa
dirugikan sehinnga tidak akan terjadi perselisihan.
• Dzwli Furud : adl Ahli waris yang bagian warisannya sudah ditentukan berdasarkan Quar’an
dan Hadis
• Hibab Hirman : adl Ahli waris yang tidak mendapat harta warisan karena terhalang oleh ahli
waris yang lebih dekat hubungannya dengan orang yang meninggalkan warisan
• Hijab Nuqson : adl Ahli waris yang berkurang bagian warisannya karea adanya ahli waris lain
7. Istilah –istlah yang terkait dengan Mawaris
• Ashobah : adl Ahli waris yang menjadi penghabis sisa harta warisan
• Ashobah ada 3 :
1 Ashobah Bin Nafsi : Ahli waris yang menjadi penghabis sisa harta warisan secara
otomatis. Ashobah ini dari jalur ahli waris laki-laki
2. Ashobah Bil Ghoir : Ahli waris yang menjadi penghabis harta warisan karena
ditarik oleh ahli waris lain. Ashobah ini dari jalur ahli waris wanita
3. Ashobal Ma’al Ghoir : Ahli waris yang menjadi penghabis harta warisan karena
tidak adanya ashobah Bin Nafsi dan Bil Ghoir. Ashobah ini dari jalur ahli waris
saudara
8. 1. Adanya Hubungan Keluarga ( Hub Nasab) ada 3 :
Usulul Mayyit : Hubungan keatas seperti :Ayah, ibu. Kakek, Nenek
dst
Furu’ul Mayyit : Hubungan kebawah seperti : Anak, cucu dst
Al Hawasyil mayyit : Hubungan ke samping : saudara laki, saudara
pr, Paman yang sekandung
2. Hubungan Perkawinan.
Karena adanya perkawaninan maka suami istri bisa saling mewarisi
dari harta peninggalan pasangannya jika terjadi kematian
3. Wala’ ( Hubungan pembebasan budak ) Orang yang memerdekakn
budak akan memperoleh hak walak atas budak yang
dimerdekakannya
4. Hubungan seagama. ( Jika seseorang meninggal dunia tidak
mempunya ahli waris yang ada hubungan Nasab, hub perkewinan
dan Hub Walak maka hartanya dipergunakan untuk kepentingan
umum kaum muslimin
Sebab – sebab ahli waris tidak
memperoleh harta warisan :
1. Statusnya sebagai Budak ( Seorang
budahk tidak akan mendapatkan warisan
dari orang tuanya, dia akan mendapatkan
warisan jika sudah merdeka )
2. Pembunuh ( seorang pembunuh tidak
akan bisa mewarisi harta peninggalan
dari orang yang dibunuhnya )
3. Murtad ( Ahli waris yang murtad tidak
akan menerima harta warisan dari
kelurganya yang beragama Islam)
4. Kafir / orang yg berlainan agama.
( seorang muslim tidak akan mewarisi
peninggalan harta keluarganya yang non
muslim)
9. HARTA BENDA SEBELUM DIWARISKAN
• Sebelum harta warisan diserahkan ke ahli waris,
harus dikeluarkan terlebih dahulu :
1. Zakat
2. Biaya pengurusan jenazah
3. Pembayaran hutang
4. Wasiat
Wasiat adalah pesan si pewaris sebelum ia meninggal, agar Sebagian
harta peninggalannya ( setelah meninggal ) diserahkan kepada seseorang atau
suatu lembaga, dan yang pasti bukan ahli waris. Jumlah harta peninggalan yang
diberikan, tidak boleh Lebin dari 1/3 harta peninggalannya, kecuali atas
persetujuan seluruh ahli waris.
10. •Wasiat :
Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda)
maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib
kerabatnya secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.
Dilihat dari cara dan obyek wasiat, maka hukum berwasiat :
1. Wajib : untuk hal-hal yang berhubungan denagn hak
Allah seperti zakat. Fidyah dan puasa. Hal itu merupakan
hutang yang wajib dibayar
11. • Sunah : waisat disunahkan untuk selain kerabat dengan tujuan mengharap ridho
Allah. SWT
• Makruh : apabila hartanya sedikit sedangkan ahli warisnya banyak
• Haram : apabila harta yang akan diwasiatkan untuk tujuan yang dilarang agama
Rukun Wasiat :
1. Orang yang berwasiat ( Musi )
2. Orang yang menerima waista ( Musallaahu)
3. Harta yang diwasiatkan ( Musabih )
4. Sighat wasiat / ijab qobul
12. Syarat orang yang berwasiat : baligh, berakal sehat, atas
kehendak sendiri tanpa ada unsur paksaan
Syatrat penerima wasiat : penerimanya benar2 ada,.
Bukan pembunuh pewasiat, dan bukan termsuk ahli waris
Syarat Harta yang diwasiatkan : (1) tidak melebihi 1/3
harta warisanya, (2). Hartanya dapat dipindah hakkan (3).
Hartanya bermanfaat dan ada ketika diwasiatkan (4).
Hartanya dipergunakan dalam hal yang baik bukan dalam
hal yang buruk
Syarat Sighat wasiat / ijab qobul wasiat : kalimatnya jelas
dan dapat difahami, penerimaan wasiat dilakukan setelah
orang yang berwasiat meninggal
13. AHLI WARIS JALUR LAKI-LAKI
• 1. Anak laki – laki
• 2. Cucu laki – laki (dari anak laki 2 )
• 3. Bapak
• 4. Kakek (bapak dari bapak)
• 5. Saudara laki-laki sekandung
• 6. Saudaralaki-laki sebapak
• 7. saudara laki-laki seibu
• 8. Anak laki dari sdr laki sekandung
• 9. Anak laki dr saudara laki sebapak
• 10. Paman yg sekandung dgn bapak
• 11. Paman yg sebapak dengan bapak
• 12. Anak laki-laki paman yang sekandung
dengan bapak
• 13. Anak laki-laki paman yang sebapak
dengan bapak
• 14. Suami
• 15. Laki2 yg memerdekakan pewaris
Jika seluruh Ahli waris
dari jalur laki2 semuanya ada
Maka ahli waris yang diutamakan ada 3
: ayah, suami, dan anak laki 2
14. AHLI WARIS JALUR WANITA
• 1. anak perempuan
• 2. Cucu perempuan (dari anak laki)
• 3. Ibu
• 4. Nenek ( Ibu dari ibu)
• 5. Nenek (ibu dari ayah)
• 6. Saudara perempuan seibu-sebpk
• 7. Saudara perempuan sebapak
• 8. Saudara perempuan seibu
• 9. Istri
• 10. Wanita yg memerdekakan pewaris
Jika 10 Ahli waris
dari jalur wanita semuanya ada
Maka ahli waris yang diutamakan
ada 5 : anak permpuan,
cucu perempuan dari anak laki, ibu
saudara perempuan kandung,
dan istri
Jika 25 ahli waris ada, Maka yang Berhak menerima harta warisan adl
keluarga inti yaitu: anak laki-laki, anak perempuan, Ibu, Bpk, suami / istri
15. Ketentuan bagian Harta Warisan
• Dzawil Furudh : ( Ahli waris yg bagian warisannya sudah ditentukan
berdasarkan Al-Quran / hadis.
1. Ahli waris yg mendapatkan ½ dari harta warisan
a. Anak perempuan tunggal
b. Cucu perempuan tunggal dr anaj laki-laki
c. Saudara perempuan tunggal seibu-sebapak
d. Saudara perempuan tunggal sebapak
e. Suami ( Jika istrinya tidak meninggalkan anak ).
16. Lanjutan :
2. Ahli waris yg mendaptkan ¼ dari harta warisan
a. Suami Jika ada anak
b. istri jika tidak ada anak
3. Ahli waris yg mendapatkan 1/8 dari harta warisan
istri seorang / lebih jika suami meninggalkan anak / cucu dari anak laki
4. Ahli waris yang mendapatkan 2/3 dari harta warisan
2 orang anak perempuan / lebih, jika tidak ada anak laki.
2 orang cucu perempuan / lebih dari anak laki, bila anak perempuan tidak ada
2 orang saudara perempuan /lebih yang seibu-sebapak
2 orang saudara perempuan/lebih yang sebapak
17. 5. Ahli waris yang mendapatkan 1/3 dari harta warisan :
a. Ibu: apabila pewaris tidak meninggalkan anak / cucu, 2 orang
saudaranya laki-laki / perempuan, sekandung, sebapak /
seibu saja.
b. Dua orang saudara seibu / lebih, baik laki-laki / perempuan
6. Ahli waris yang mendapatkan 1/6 dari harta warisan
a. bapak : apabila ada anak laki , cucu laki dari anak laki, anak perempuan, cucu
perempuan dari anak laki-laki
b. Ibu : apabila ada anak laki , cucu laki dari anak laki, anak perempuan, cucu
perempuan dari anak laki-laki dan 2 orang saudara laki / perempuan
c. Kakek / nenek apabila tidak ada bapak / ibu
d. Cucu perempuan dari anak laki2 : jika tidak ada anak laki / cucu laki dari anak laki
e. Saudara perempuan sebapak: Jika tidak ada anak laki / perempuan, cucu laki dari anak laki, saudara
laki sekandung / seayah
f. Saudara seibau Tunggal baik laki / perempuan
18. Ashabah ( Ahli waris yg bagian harta warisannya tidak tertentu
1. Ashabah Binnafsihi adl ahli waris yg menjadi penghabis sisa harta warisan secara otomatis. Asobah ini dari jalur
ahli waris laki-laki :
a. anak laki-laki
b. cucu laki dari anak laki-laki
c. bapak / Ayah
d. kakek ( Ayahnya ayah / bapaknya bapak
e. Saudara laki sekandung
f. Saudara laki seayah
g. Anak laki dari saudara laki sekandung
h. Anak laki dari saudara laki seayah
i. Paman yang seayah dengan ayah
j. Anak laki paman yang sekandung dengan ayah
k. Anak laki paman yang seayah dengan ayah
l. Laki-laki yang memerdekanan pewaris
19. 2. Ashabah Bighairihi adl ahli waris yg menjadi ashabah dengan sebab ditarik oleh ahli
waris tertentu dari ashabah bighairihi :
a. anak perempuan dgn sebab adanya anak laki-laki
b. cucu perempuan (dr anak laki) dgn sebab adanya cucu laki (dr anak laki)
c. saudara perempuan seibu sebapak dgn sebab adanya saudara laki seibu-sebapak
d. saudara perempuan sebapak dgn sebab adanya saudara laki-laki sebapak
3. Ashabah ma’a ghairihi adl ahli waris yg menjadi ashabah krn bersama dgn ahli waris
lain yg tertentu dari dzawil furudh :
a. saudara perempuan sekandung apbial bersama-sama dgn anak/cucu perempuan
( dr anak laki-laki )
b. Saudara perempuan sebapak apabila bersama dgn anak/ cucu perempuan dri anak
laki -laki
20. HIJAB • Hijab adalah penghalang bagi ahli waris sehingga tidak untuk menerima harta warisan
karena ada ahli waris yg lebih dekat
• Macam – macam hijab :
1. Hijab Nuqsan : Hijab yg dapat mengurangi bagian dari harta warisan bagi ahli waris
tertentu karena bersama – sama dgn ahli waris tertentu pula.
2. Hijab hirman : hijab yg menyebabkan ahli waris kehilangan haknya atas harta warisan
krn terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat/berhak.
Contoh Ahli waris
yang terhijab /
terhalang
1. Cucu laki laki tidak mendapat jika ada anak laki-laki
2. Kakek tidak mendapat warisan jika masih ada Ayah
3. Nenek tidak mendapat jika masih ada ibu
4. Sdr laki Kandung tidak mendapat jika masih ada
Anak laki, cucu lakidari anak laki, dan ayah
4. Sdr laki seayah tidak mendapat jika masih ada :
anal laki, cucu laki, sdr laki sekandung dan ayah
5. Sdr laki seibu tidak mendapat jika masih ada :anak laki,
Cucu laki dr anak laki, anak perempuan, cucu pr dari
anak laki . Dan lain lain
21. PERHATIKAN Ketentuan Bagian keluarga inti
• Ayah / bapak : 1/6 bagian jika ada anak laki / cucu laki dari anak lakiAkanmenjadi
Ashobah jika tidak ada anak laki / cucu laki dari anak laki
• Ibu : 1/3 Bagian jika tidak ada anak laki / anak pr / cucu pr dr anal laki
: 1/6 Bagian jika ada anak laki / anak pr / cucu pr dr anal laki
• Suami : ½ Bagian jika istri tidak meninggalkan anak
: ¼ Bagiab jika istr meninggalkan anak
• Istri : ¼ Bagian Jika suami tidak meninggalkan ana
: 1/ 8 Bagian suami meninggalkan anak
• Anal laki-laki : manjadi ashobah / penghabis sisa harta warisan
• Anak perempuan :
Akan ikut menjadi ashobah jika anak anak laki-laki
½ bagian Harta warisan : Jika anak pr tunggal
2 / 3 Bagian jika ada 2 anak pr / lebih
22. PERHITUNGAN WARISAN
• Langkah-langkah dalam perhitungan warisan :
1. Menentukan ahli waris laki-laki dan perempuan
2. Menentukan dzawil furudh dan ashabah
3. Menentukan ahli waris tidak berhak memperoleh bagian warisan karena
terhalang oleh ahli waris, ( Hijab Hirman )
4. Menentukan apakah ahli waris apakah Dzawil furudh saja, Ashabah saja, atau terdiri
dari Dzawil furudh dan Ashabah
Hal – hal yg berhubungan dengan penghitungan warisan
1. Al-Gharawain. Terjadi apabila ahli waris hanya terdiri dari istri atau suami serta bapak dan ibu. Al
Gharawain berarti 2 masalah aneh karena cara pembagian warisan untuk ibu dan bapak menyalahi ketentuan
umum (suami atau istri ½ bag., ibu 1/3 bag., ayah 2/3 bag.)
2. A-Aul. Terjadi apabila jumlah bagian dzawil furudh melebihi jumlah pokok masalahnya.
23. CONTOH PERHITUNGAN WARISAN
AHLI WARIS: Seorang suami, bapak, ibu, 2 anak laki dan 2 anak pr, berapa
Bagia masing-masing
AHLI WARIS: Seorang istri, bapak, ibu, dan 2 anak pr, berapa
Bagian masing-masing
AHLI WARIS: Seorang istri, ibu, 1 cucu laki-laki dari anak laki-laki dan 2 anak pr,
Berapa Bagian masing-masing
AHLI WARIS: Seorang istri, bapak, ibu, nenek dan 1 anak laki dan 2 anak pr, berapa
Bagiam masing-masing
AHLI WARIS: Seorang suami, bapak, kakek, ibu, 2 anak laki, 1 sadara kandung
Dan seorang paman berapaBagiam masing-masing
AHLI WARIS: Seorang istri, kakek, ibu, dan 2 anak pr, berapa
Bagian masing-masing
24. CARA PERHITUNGAN WARISAN
1. Jika ahli waris terdiri dari ashobah binnnafsi saja contoh : 4 anak laki-laki
maka penghtiungannya langsung di bagi 4 masing2 mendapat 1 bagian.
2. Jika ahli waris terdiri dari ashobah laki dan pr, maka untuk laki mendapat 2
bagian sedang pw mendapat 1 bagian. Contoh : 2 anak laki dan 3 anak pr
maka : ( 2x2 ) + 3 = 7 bagian
3. Jika ahli waris terdiri dari dzawil furud dan ashobah. Contoh : ahli waris
terdiri dari ibu , istri dan 2 anak laki
Maka cari KPK dari penyebut masing dzawil Furudnya
Ibu = 1/6 x 24 = 4 dan istri 1/8 x 24 = 3 sedangkan bagi anak adalah 24-7 = 17.
Jika warisanya misalnya : Rp 96 juta berapa bagian masing-masing?
25. CONTOH PERHITUNGAN WARISAN
Ahli waris terdiri dari seorang Ibu, istri dan 2 anak laki. Harta
warisan berjumlah Rp . 96.000.000,-
Jawaban :
ibu : 1/6 x 24 = 4 , Maka untuk ibu : 4/24 x 96.000.000 = 16.000.000
Istri ; 1/8 x 24 = 3, maka untuk istri : 3/24 x 96.000.000 =
12.000.000
Dan untuk 2 orang anak : 24-7 = 17, maka 17/24 x 96,000.000 =
68,000.000
26. CONTOH PERHITUNGAN WARISAN
Seorang pewaris meninggalkan harta warisan berupa tanah seluas 4000 m2 tinggal dibagikan saja
kepada ahli waris. terdiri dari : 4 orang anak laki-laki, 2 orang saudara laki-laki sekandung, dan tiga
orang paman (saudara laki-laki ayah pewaris). Berapakah bagian masing-masing ahli waris tersebut ?
Jawaban :
* Semua ahli waris tersebut termasuk asahabh binafsisi
* Dua saudara laki-laki sekandung dan 3 orang paman sama sekali tidak
berhak memperoleh bagian warisan karena terhalang oleh anak pewaris.
* yang berhak memperoleh bagian warisan hanya 4 orang anak laki-laki
Jadi, harta warisan itu dibagi 4 sehingga masing-masing anak laki-laki
mendapat bagian wrisan ¼ X 4000 m2 = 1000 m2
27. CONTOH PERHITUNGAN WARISAN
Seorang pewaris meninggalkan harta warisan Rp 1.800.000,- dibagikan saja kepada ahli waris. terdiri dari : bapak,
ibu, suami, 2 anak laki dan 1 anak perempuan. Berapakah bagian masing-masing ahli waris tersebut ?
Jawaban :
Bapak : 1/6 ( karena ada anak laki-laki )
Ibu : 1/6 ( karena ada anak )
Suami : ¼ ( karena ada anak dan anak perempuan )
Anak laki : asobah binnafsi ( penghabis sisa warisan secara otomatis )
Anak permepuan : asobah bil ghoir ( ikut bergabing dengan anak laki-laki
menjadi penghabis sisa harta warisan )
KPK dari 1/6 dan ¼ adalah : 12 maka bagian dari =
Bapak : 1/6 x 12 + 2 Ibu : 1/6 x 12 = 2 suami : ¼ x 12 = 3 Jumlah = 7 bagian
28. Bapak : 1/6 x 12 + 2 Ibu : 1/6 x 12 = 2 suami : ¼ x 12 = 3 Jumlah = 7 bagian
Bagian anak = 12- 7 = 5 bagian.
Bagian Bapak = 2/12 x 1.800.000 = 300.000
Bagian ibu = 2/12 x 1.800.000 = 300.000
Bagian suami = 3/12 x 1.800.000 = 450.000
Bagian anak = 5/12 x 1.800.000 = 750.000
Untuk membagi anak laki dan perempuan : 2 bagian untuk setiap anak laki
dan 1 bagian untuk setiap anak perempuan, maka:
2 anak laki = 4/5 x 750.000 = …… ( jadi jika 1 anak laki = 2/5 x 750.000 = ….. )
1 anak pr = 1/5 x 750.000 = ……
Seorang pewaris meninggalkan harta warisan Rp 36.000.000,- Ahli
waris terdiri dari : ibu, suami, bapak, 1anak laki dan 1 anak
perempuan . Erapa baian masing masing /
29. Hikmah Mawaris :
1. Menghindari sikap serakah / tamak karena orang lain juga punya hak untuk mendapatkan
bagian warisan.
2. Menghindari sengketa / perselisihan antar saudara dalam rumah tangga
3. Menghindari fitnah antara saudara
4. Mewujudkan keadilan dan kerukunan antara saudara dalam rumah tangga
30.
31. Syarat-syarat Penghibah :
• Penghibah memiliki apa yang dihibahkan
• Dewasa
• Penghibang itu tidak dipaksa
Syarat-syarat penerima hibah
:
Benar-benar ada di waktu
diberi hibah. Bila belum
benar ada, misalnya dalam
bentuk janin maka hibah
tidak sah. Bila dia anak-anak
dalam keadaan pikirannya
terganggu, maka yang
menerima hibahnya adalah
Syarat-syarat barang yang ingin
dihibahkan :
Benar- benar ada
Harta yang bernilai
Dapat dimiliki zatnya, maka tidak sah
apabila menghibahkan air sungai,
ikan dilaut, burung di udara dll
Tidak berhubungan dengan tempat
milik penghibah, seperti
menghibahkan
tanaman,pohon,ataupun bangunan
tanpa tanahnya
Dikhususkan bagi yang dihibahkan
itu bukan untuk umum