SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
faraid
urgensi definisi hibah-wasiat rukun syarat mencegah
furudhul muqadharah ashabah
hikmah
study kasus contoh soal
urutan kerja waris laki-laki waris perempuan yang bukan waris
hijab-mahjub cara menghitung waris
mawaris di Indonesia
Fikih
ancaman neraka
perintah mempelajari
dicabut pertama kali
banyak dilupakan
perintah mengajarkan
URGENSI
mencegah perpecahan
sesungguhnya mudah
Mengapa perlu belajar ilmu faraidh?
“Dan orang yang mendurhakai Allah dan
Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-
ketentuan-Nya (hukum waris), niscaya Allah
memasukkannya ke dalam api neraka kekal
di dalamnya. Baginya siksa yang
menghinakan.”
(QS. An-Nisa' : 14)
“Pelajarilah ilmu faraidh dan ajarkanlah.
Karena dia setengah dari ilmu dan dilupakan
orang. Dan dia adalah yang pertama kali
akan dicabut dari umatku".
(HR. Ibnu Majah, Ad-Daruquthuny dan Al-Hakim)
berpindahnya hak kepemilikan
harta legal dan syar'i
dari orang yang meninggal
kepada ahli warisnya yang masih hidup
berpindahnya sesuatu dari seseorang
kepada orang lain
PENGERTIAN
istilah
bahasa
WARIS HIBAH WASIAT
PERBEDAAN
dibagi setelah wafat dibagi sebelum wafat
ditetapkan sebelum wafat
diserahkan setelah wafat
ahli waris ahli waris + bukan bukan ahli waris
membagi waris = wajib menghibahkan = sunnah berwasiat = sunnah
sesuai ilmu faraidh terserah pemilik harta maksimal = 1/3
WAKTU
PENERIMA
HUKUM
HITUNGAN
ahli waris pemilik harta pemilik harta
PELAKSANA
muwarrits
waris
RUKUN
mauruts
pemilik harta yang wafat
penerima harta warisan
harta yang dibagi waris
pewaris
ahli waris
warisan
muwarrits sudah wafat
ahli waris masih hidup
SYARAT
PEWARISAN
tidak adanya mawani’
pembunuhan
perbedaan agama
MENCEGAH PEWARISAN
perbudakan
URUTAN KERJA
pemilahan harta muwarrits
pembayaran hutang/zakat
pelaksanaan wasiat
biaya pengurusan jenazah
harta bersama
milik pihak lain
rumah sakit
memandikan
mengkafani
menyolatkan
menguburkan
maksimal 1/3
pembagian waris
1. Anak laki-laki
4. Kakek dari bapak dan terus ke atas
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudara laki-laki sebapak
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung
9. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak
10. Paman yang sekandung dengan bapak
11. Paman yang sebapak dengan bapak
12. Anak laki paman yang sekandung dengan bapak
AHLI WARIS LAKI-LAKI
(15 orang)
2. Cucu laki-laki dan anak laki-laki dan terus ke bawah
3. Bapak
13. Anak laki paman yang sebapak dengan bapak
14. Suami
15. Laki-laki yang memerdekakan pewaris
Ket: No. 1-13 berdasarkan
pertalian darah. Jika dari 15 itu
ada semua maka yang dapat
menerima hanya anak laki-laki,
suami, dan bapak, yang lain
terhijab.
1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki
3. Ibu
4. Nenek dari ibu
5. Nenek dari bapak
6. Saudara perempuan kandung
7. Saudara perempuan bapak
8. Saudara perempuan seibu
9. Istri
10. Wanita yang memerdekakan si pewaris
AHLI WARIS
PEREMPUAN (10
Orang)
Keterangan no 1-8
berdasarkan pertalian darah.
Jika dari 10 itu ada semua,
maka yang mendapat
warisan hanya 5 orang, yaitu
istri, anak perempuan, ibu,
cucu perempuan, dan
saudara perempuan
kandung.
Jika 25 ahli waris ada, maka yang
bisa menerimanya hanya 5
orang, yaitu suami atau istri,
ayah, ibu, anak laki – laki, dan
anak perempuan.
anak angkat, anak asuh
anak tiri
mantan suami – mantan istri
keponakan perempuan
keponakan dari saudara perempuan
mertua – menantu
saudara ipar
cucu dari anak perempuan
paman bibi jalur ibu
saudara lain ayah lain ibu
BUKAN AHLI
WARIS
(10 Orang)
sdr/i seibu
22
suami
4
istri
3
Jalur B
ALM
anak laki
1
anak pr
2
cucu laki
19
cucu pr
20
Jalur A
Jalur C
ayahnya
ayah
7
ibunya ayah
8
ayah
5
ibu
6
ibunya ibu
21
Jalur D
Jalur E
Jalur F
Jalur G
sdri
seayah-ibu
10
sdr
seayah-ibu
9
sdr seayah
11
sdri seayah
12
keponakan
laki-laki
13
keponakan
laki-laki
14
sepupu laki
18
sepupu laki
17
paman
seayah
16
paman
seayah-ibu
15
Ahli Waris = 22 pihak (dari total 23, yang satu org, menjadi pewaris [alm])
sdr/i seibu
‫أخ‬
/
‫ألم‬ ‫أخت‬
22
suami
4
istri
3
Jalur B
ALM
anak laki
1
anak pr
2
cucu laki
‫ابن‬ ‫ابن‬
19
cucu pr
‫ابن‬ ‫بنت‬
20
Jalur A
Jalur C
ayahnya
ayah
‫أب‬ ‫أب‬
7
ibunya ayah
‫أب‬ ‫أم‬
8
ayah
5
ibu
6
ibunya ibu
‫أم‬ ‫أم‬
21
Jalur E
Jalur G
sdri
seayah-ibu
‫شقيقة‬ ‫أخت‬
10
sdr
seayah-ibu
‫شقيق‬ ‫أخ‬
9
sdr seayah
‫ألب‬ ‫أخ‬
11
sdri seayah
‫شقيقة‬ ‫أخت‬
12
keponakan
laki-laki
‫ابن‬
13
keponakan
laki-laki
‫ابن‬
14
sepupu laki
‫ألب‬ ‫عم‬ ‫ابن‬
18
sepupu laki
‫شقيق‬ ‫عم‬ ‫ابن‬
17
paman
seayah
‫ألب‬ ‫عم‬
16
paman
seayah-ibu
‫شقيق‬ ‫عم‬
15
Jalur D
Jalur F
Ahli Waris Terdekat
KESIMPULAN
PENERIMA WARIS
termasuk ahli waris
tidak terhijab
(terhalangi)
almarhum
anak
cucu
tertutupnya posisi ahli waris
karena adanya ahli waris lain
sehingga tidak menerima waris
FURUDHUL MUQADDARAH
(Bagian tertentu Ahli Waris)
½
1/3
¼
1/6
1/8
Furudhul
Muqaddarah
Zawil Furud: Ahli waris yang perolehan harta warisannya sudah ditentukan oleh dalil
Al-Quran dan hadis (lihat QS An-Nisa [4]: 8, 11,12, 33, dan 176).
2/3
Furudhul Muqaddarah
ialah ketentuan kadar bagi
masing-masing ahli waris.
Anak perempuan tunggal
Cucu perempuan tunggal dari anak laki-laki
Saudara perempuan tunggal yang sekandung
Saudara perempuan tunggal yang sebapak,
apabila saudara perempuan yang
sekandung tidak ada.
Suami apabila istrinya tidak mempunyai anak,
atau cucu (laki-laki ataupun perempuan) dari
anak laki-laki.
1/2
1/4
Suami apabila istrinya mempunyai anak atau cucu
dari anak laki-laki.
Istri (seorang atau lebih) apabila suaminya tidak
mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki
Dua orang anak perempuan atau lebih apabila
tidak ada anak laki-laki.
Dua orang cucu perempuan atau lebih dari anak
laki-laki apabila anak perempuan tidak ada
Dua orang saudara perempuan atau lebih yang
sekandung (seibu sebapak)
Dua orang saudara perempuan atau lebih yang
sebapak
2/3
1/8
Istri (seorang atau lebih) apabila suami
mempunyai anak atau cucu dari anak laki-
laki
Ibu, apabila anaknya yang meninggal (muwarrits)
tidak mempunyai anak atau cucu, atau dia tidak
mempunyai saudara-saudara (laki-laki atau
perempuan) yang sekandung, yang sebapak
atau yang seibu
Dua orang saudara atau lebih (laki-laki atau perempuan
yang seibu apabila tidak ada anak atau cucu atau
anak.
1/3
Bapak atau kakek, apabila ada anak atau cucu
Ibu, apabila ada anak atau cucu atau ada dua orang saudara
(lebih)
Nenek, seorang atau lebih, bila tidak ada ibu.
Seorang saudara seibu, baik laki-laki maupun perempuan.
Cucu perempuan, seorang atau lebih, apabila ada anak
perempuan, tetapi bila anak perempuannya lebih dari
seorang, maka cucu perempuan tidak mendapat bagian
apa-apa.
1/6
Saudara perempuan yang sebapak (seorang atau lebih)
apabila saudaranya yang meninggal itu mempunyai
seorang saudara perempuan kandung.
ITU SEMUA DISEBUT ZAWIL FURUDH. ANGKA BAGIANNYA DISEBUT
FURUDHUL MUQADHARAH.
ASHOBAH
(Sisa Harta)
Apabila yang meninggal tidak mempunyai ahli waris yang
mendapat bagian tertentu (zawil furud), maka harta peninggalan itu
sepenuhnya diserahkan kepada ashobah.
Ashobah Binafsih (sendiri)
Ashobah Bilghair (dengan orang lain)
ASHOBAH
Ashoh Ma’alghair (bersama orang lain)
Ashobah: Ahli waris yang bagian penerimaannya tidak ditentukan, tetapi menerima dan
menghabiskan sisanya.
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan terus ke bawah asal saja
pertaliannya masih terus laki-laki
3. Bapak
4. Kakek dari pihak bapak dan terus ke atas, asal saja pertaliannya belum
putus dari pihak bapak
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudara laki-laki sebapak
7. Anak saudara laki-laki kandung
8. Anak saudara laki-laki sebapak
9. Paman yang sekandung dengan bapak
10. Paman yang sebapak dengan bapak
ASHOBAH
BINAFSHI
11. Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak
12. Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak
13. Laki-laki atau perempuan yang memerdekakan (budak)
Ashobah yang
berhak mendapat
semua harta atau
semua sisa
secara otomatis,
diatur menurut
susunan sebagai
berikut:
sdr/i seibu
‫أخ‬
/
‫ألم‬ ‫أخت‬
22
suami
‫ج‬
‫زو‬
4
istri
‫زوجة‬
3
Jalur B
ALM
anak laki
‫ابن‬
1
anak pr
‫بنت‬
2
cucu laki
‫ابن‬ ‫ابن‬
19
cucu pr
‫ابن‬ ‫بنت‬
20
Jalur A
Jalur C
ayahnya
ayah
‫أب‬ ‫أب‬
7
ibunya ayah
‫أب‬ ‫أم‬
8
ayah
‫أب‬
5
ibu
‫أم‬
6
ibunya ibu
‫أم‬ ‫أم‬
21
Jalur E
Jalur G
sdri
seayah-ibu
‫شقيقة‬ ‫أخت‬
10
sdr
seayah-ibu
‫شقيق‬ ‫أخ‬
9
sdr seayah
‫ألب‬ ‫أخ‬
11
sdri seayah
‫شقيقة‬ ‫أخت‬
12
keponakan
laki-laki
‫ابن‬
13
keponakan
laki-laki
‫ابن‬
14
sepupu laki
‫ألب‬ ‫عم‬ ‫ابن‬
18
sepupu laki
‫شقيق‬ ‫عم‬ ‫ابن‬
17
paman
seayah
‫ألب‬ ‫عم‬
16
paman
seayah-ibu
‫شقيق‬ ‫عم‬
15
Jalur D
Jalur F
Ashobah Bilghair dan Ma’al Ghair
B
B
B
B
B
B B B
Bilghair
Ma’al
Ghair
M
M
M
M
Anak laki-laki dapat menarik saudaranya yang
perempuan menjadi asabah dengan
ketentuan bahwa untuk laki-laki mendapat
bagian dua kali lipat perempuan.
Cucu laki-laki dari anak laki-laki dapat menarik
saudaranya yang perempuan menjadi
asabah
Saudara laki-laki sekandung juga dapat menarik
saudaranya yang perempuan menjadi asabah
Saudara laki-laki sebapak juga dapat menarik
saudaranya yang perempuan menjadi
asabah
ASHOBAH
BILGHAIR
Ahli waris yang
menjadi Ashobah
dengan sebab
ditarik oleh ahli
waris tertentu dari
ashobah binafsihi.
Saudara perempuan sekandung apabila ahli warisnya
saudara perempuan sekandung (seorang atau lebih)
dan anak perempuan (seorang atau lebih) atau
saudara perempuan sekandung dan cucu perempuan
(seorang atau lebih), maka saudara perempuan
menjadi Asabah Ma’alghair. Sesudah ahli waris yang
lain mengambil bagian masing-masing, sisanya
menjadi bagian saudara perempuan tsb
Saudara perempuan sebapak apabila ahli waris saudara perempuan
sebapak (seorang atau lebih), atau saudara perempuan sebapak
dan cucu perempuan (seorang atau lebih), maka saudara
perempuan menjadi Asabah Ma’alghair.
Jadi, saudara perempuan sekandung/sebapak dapat menjadi Asabah Ma’alghair apabila
mereka tdk mempunyai saudara laki. Akan tetapi, apabila mereka mempunyai saudara laki maka
kedudukannya berubah menjadi Asabah Bilghair (saudara perempuan menjadi asabah karena
ada saudara laki-laki)
ASHABAH
MA’ALGHA
IR
Ashobah bersama
orang lain. Hanya
terdapat 2 macam,
yaitu:
HIJAB-MAHJUB
Hijab Hirman: Ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi
ahli waris yang lebih jauh, sehingga ahli waris yang lebih jauh
tidak mendapat sama sekali. (contoh: kakek terhalang bapak;
cucu terhalang anak)
Hijab Nuqsan (mengurangi): ahli waris yang lebih dekat dapat
menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga yang lebih jauh
bagiannya berkurang. (contoh: jika jenazah meninggalkan anak, suami
mendapat ¼, dan jika tidak meninggalkan anak mendapat ½)
Hijab: Ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga
ahli waris yang lebih jauh tidak dapat menerima, atau bisa menerima, tapi bagiannya
menjadi kurang.
HIJAB
almarhum
anak
cucu
• Mahjub (terhalang): Ahli waris yang lebih jauh terhalang
oleh ahli waris yang lebih dekat sehingga sama sekali tidak
dapat menerima, atau dapat menerima tapi bagiannya
berkurang.
• Mahjub dapat menerima waris, namun sekalinya menerima
hal itu dapat batal karena:
1)Tidak beragama islam.
2)Murtad dari agama islam
3)Membunuh
4)Menjadi hamba
sdr/i seibu
‫أخ‬
/
‫ألم‬ ‫أخت‬
22
suami
‫ج‬
‫زو‬
4
istri
‫زوجة‬
3
Jalur B
ALM
anak laki
‫ابن‬
1
anak pr
‫بنت‬
2
cucu laki
‫ابن‬ ‫ابن‬
19
cucu pr
‫ابن‬ ‫بنت‬
20
Jalur A
Jalur C
ayahnya
ayah
‫أب‬ ‫أب‬
7
ibunya ayah
‫أب‬ ‫أم‬
8
ayah
‫أب‬
5
ibu
‫أم‬
6
ibunya ibu
‫أم‬ ‫أم‬
21
Jalur E
Jalur G
sdri
seayah-ibu
‫شقيقة‬ ‫أخت‬
10
sdr
seayah-ibu
‫شقيق‬ ‫أخ‬
9
sdr seayah
‫ألب‬ ‫أخ‬
11
sdri seayah
‫شقيقة‬ ‫أخت‬
12
keponakan
laki-laki
‫ابن‬
13
keponakan
laki-laki
‫ابن‬
14
sepupu laki
‫ألب‬ ‫عم‬ ‫ابن‬
18
sepupu laki
‫شقيق‬ ‫عم‬ ‫ابن‬
17
paman
seayah
‫ألب‬ ‫عم‬
16
paman
seayah-ibu
‫شقيق‬ ‫عم‬
15
Jalur D
Jalur F
Hijab Mahjub
MAWARIS DI INDONESIA
 Menurut hukum adat, harta peninggalan itu terdiri dari:
▪ Harta benda yang diberikan oleh orang tua pada waktu mereka
masih hidup
▪ Harta yang diwariskan sewaktu orang tua masih hidup, tetapi
penyerahannya dilakukan setelah ayah tau ibu wafat
1. Hukum adat yang sesuai dengan hukum Islam:
a. Islam mengikut sertakan kaum wanita sebagai ahli waris
sebagaimana kaum pria.
b. Islam membagi harta warisan kepada segenap ahli waris secara
demokratis dan adil..
2. Hukum adat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam
 Apabila pembagiannya hanya berdasarkan nafsu atau ketidakadilan,
seperti halnya karena memilih – milih atau terpaksa memberikan warisan
karena adanya paksaan dari ahli waris.
Harta bersama / gono -gini
 Dalam KHI Pasal 96 ayat (1) :
 “Apabila terjadi cerai mati, maka separoh harta bersama menjadi hak pasangan yang
lebih lama hidup “
HIKMAH MAWARIS
 Memelihara kelanjutan harta benda , dari satu generasi ke generasi lain
 Menegakkan nilai-nilai perikemanusiaan, jebersamaan, dan demokratis di antara manusia
 Menghindarkan perpecahan antar keluarga karena pembagian harta warisan yang tidak adil
 Memelihara harta peninggalan dengan baik
 Memperhatikan anak yatim
PRAKTIK CARA MENGHITUNG WARISAN
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.

More Related Content

Similar to Faraid: Pengertian, Perbedaan Waris Hibah Wasiat, Urutan Kerja, Furudhul Muqaddarah, Ashobah

Similar to Faraid: Pengertian, Perbedaan Waris Hibah Wasiat, Urutan Kerja, Furudhul Muqaddarah, Ashobah (20)

7. tambahan waris fix
7. tambahan waris fix7. tambahan waris fix
7. tambahan waris fix
 
7. waris fix
7. waris fix7. waris fix
7. waris fix
 
Fikih - hukum warisan dalam Islam
Fikih - hukum warisan dalam IslamFikih - hukum warisan dalam Islam
Fikih - hukum warisan dalam Islam
 
Hukum waris
Hukum warisHukum waris
Hukum waris
 
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakatlaporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
ZAWI AL FURUD, ASABAH DAN BAGIANNYA
ZAWI AL FURUD, ASABAH DAN BAGIANNYAZAWI AL FURUD, ASABAH DAN BAGIANNYA
ZAWI AL FURUD, ASABAH DAN BAGIANNYA
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
 
Presentation1 Hukum Warisan
Presentation1 Hukum WarisanPresentation1 Hukum Warisan
Presentation1 Hukum Warisan
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
 
Mawaris [Autosaved].ppt
Mawaris [Autosaved].pptMawaris [Autosaved].ppt
Mawaris [Autosaved].ppt
 
Tabel ahli waris 2
Tabel ahli waris 2Tabel ahli waris 2
Tabel ahli waris 2
 
MAWARIS
MAWARISMAWARIS
MAWARIS
 
Presentasi mawaris dalam islam
Presentasi mawaris dalam islamPresentasi mawaris dalam islam
Presentasi mawaris dalam islam
 
Skema ahli Waris
Skema ahli WarisSkema ahli Waris
Skema ahli Waris
 
Mawaris MEDIA
Mawaris MEDIAMawaris MEDIA
Mawaris MEDIA
 
7. waris fix
7. waris fix7. waris fix
7. waris fix
 
Belajar bijak mengelolainvestasi
Belajar bijak mengelolainvestasiBelajar bijak mengelolainvestasi
Belajar bijak mengelolainvestasi
 
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajreId 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
 
Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)
 

Recently uploaded

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

Faraid: Pengertian, Perbedaan Waris Hibah Wasiat, Urutan Kerja, Furudhul Muqaddarah, Ashobah

  • 1. faraid urgensi definisi hibah-wasiat rukun syarat mencegah furudhul muqadharah ashabah hikmah study kasus contoh soal urutan kerja waris laki-laki waris perempuan yang bukan waris hijab-mahjub cara menghitung waris mawaris di Indonesia Fikih
  • 2. ancaman neraka perintah mempelajari dicabut pertama kali banyak dilupakan perintah mengajarkan URGENSI mencegah perpecahan sesungguhnya mudah Mengapa perlu belajar ilmu faraidh? “Dan orang yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan- ketentuan-Nya (hukum waris), niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka kekal di dalamnya. Baginya siksa yang menghinakan.” (QS. An-Nisa' : 14) “Pelajarilah ilmu faraidh dan ajarkanlah. Karena dia setengah dari ilmu dan dilupakan orang. Dan dia adalah yang pertama kali akan dicabut dari umatku". (HR. Ibnu Majah, Ad-Daruquthuny dan Al-Hakim)
  • 3. berpindahnya hak kepemilikan harta legal dan syar'i dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang masih hidup berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain PENGERTIAN istilah bahasa
  • 4. WARIS HIBAH WASIAT PERBEDAAN dibagi setelah wafat dibagi sebelum wafat ditetapkan sebelum wafat diserahkan setelah wafat ahli waris ahli waris + bukan bukan ahli waris membagi waris = wajib menghibahkan = sunnah berwasiat = sunnah sesuai ilmu faraidh terserah pemilik harta maksimal = 1/3 WAKTU PENERIMA HUKUM HITUNGAN ahli waris pemilik harta pemilik harta PELAKSANA
  • 5. muwarrits waris RUKUN mauruts pemilik harta yang wafat penerima harta warisan harta yang dibagi waris pewaris ahli waris warisan
  • 6. muwarrits sudah wafat ahli waris masih hidup SYARAT PEWARISAN tidak adanya mawani’
  • 8. URUTAN KERJA pemilahan harta muwarrits pembayaran hutang/zakat pelaksanaan wasiat biaya pengurusan jenazah harta bersama milik pihak lain rumah sakit memandikan mengkafani menyolatkan menguburkan maksimal 1/3 pembagian waris
  • 9. 1. Anak laki-laki 4. Kakek dari bapak dan terus ke atas 5. Saudara laki-laki sekandung 6. Saudara laki-laki sebapak 7. Saudara laki-laki seibu 8. Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung 9. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak 10. Paman yang sekandung dengan bapak 11. Paman yang sebapak dengan bapak 12. Anak laki paman yang sekandung dengan bapak AHLI WARIS LAKI-LAKI (15 orang) 2. Cucu laki-laki dan anak laki-laki dan terus ke bawah 3. Bapak 13. Anak laki paman yang sebapak dengan bapak 14. Suami 15. Laki-laki yang memerdekakan pewaris Ket: No. 1-13 berdasarkan pertalian darah. Jika dari 15 itu ada semua maka yang dapat menerima hanya anak laki-laki, suami, dan bapak, yang lain terhijab.
  • 10. 1. Anak perempuan 2. Cucu perempuan dari anak laki-laki 3. Ibu 4. Nenek dari ibu 5. Nenek dari bapak 6. Saudara perempuan kandung 7. Saudara perempuan bapak 8. Saudara perempuan seibu 9. Istri 10. Wanita yang memerdekakan si pewaris AHLI WARIS PEREMPUAN (10 Orang) Keterangan no 1-8 berdasarkan pertalian darah. Jika dari 10 itu ada semua, maka yang mendapat warisan hanya 5 orang, yaitu istri, anak perempuan, ibu, cucu perempuan, dan saudara perempuan kandung. Jika 25 ahli waris ada, maka yang bisa menerimanya hanya 5 orang, yaitu suami atau istri, ayah, ibu, anak laki – laki, dan anak perempuan.
  • 11. anak angkat, anak asuh anak tiri mantan suami – mantan istri keponakan perempuan keponakan dari saudara perempuan mertua – menantu saudara ipar cucu dari anak perempuan paman bibi jalur ibu saudara lain ayah lain ibu BUKAN AHLI WARIS (10 Orang)
  • 12. sdr/i seibu 22 suami 4 istri 3 Jalur B ALM anak laki 1 anak pr 2 cucu laki 19 cucu pr 20 Jalur A Jalur C ayahnya ayah 7 ibunya ayah 8 ayah 5 ibu 6 ibunya ibu 21 Jalur D Jalur E Jalur F Jalur G sdri seayah-ibu 10 sdr seayah-ibu 9 sdr seayah 11 sdri seayah 12 keponakan laki-laki 13 keponakan laki-laki 14 sepupu laki 18 sepupu laki 17 paman seayah 16 paman seayah-ibu 15 Ahli Waris = 22 pihak (dari total 23, yang satu org, menjadi pewaris [alm])
  • 13. sdr/i seibu ‫أخ‬ / ‫ألم‬ ‫أخت‬ 22 suami 4 istri 3 Jalur B ALM anak laki 1 anak pr 2 cucu laki ‫ابن‬ ‫ابن‬ 19 cucu pr ‫ابن‬ ‫بنت‬ 20 Jalur A Jalur C ayahnya ayah ‫أب‬ ‫أب‬ 7 ibunya ayah ‫أب‬ ‫أم‬ 8 ayah 5 ibu 6 ibunya ibu ‫أم‬ ‫أم‬ 21 Jalur E Jalur G sdri seayah-ibu ‫شقيقة‬ ‫أخت‬ 10 sdr seayah-ibu ‫شقيق‬ ‫أخ‬ 9 sdr seayah ‫ألب‬ ‫أخ‬ 11 sdri seayah ‫شقيقة‬ ‫أخت‬ 12 keponakan laki-laki ‫ابن‬ 13 keponakan laki-laki ‫ابن‬ 14 sepupu laki ‫ألب‬ ‫عم‬ ‫ابن‬ 18 sepupu laki ‫شقيق‬ ‫عم‬ ‫ابن‬ 17 paman seayah ‫ألب‬ ‫عم‬ 16 paman seayah-ibu ‫شقيق‬ ‫عم‬ 15 Jalur D Jalur F Ahli Waris Terdekat
  • 14. KESIMPULAN PENERIMA WARIS termasuk ahli waris tidak terhijab (terhalangi) almarhum anak cucu tertutupnya posisi ahli waris karena adanya ahli waris lain sehingga tidak menerima waris
  • 16. ½ 1/3 ¼ 1/6 1/8 Furudhul Muqaddarah Zawil Furud: Ahli waris yang perolehan harta warisannya sudah ditentukan oleh dalil Al-Quran dan hadis (lihat QS An-Nisa [4]: 8, 11,12, 33, dan 176). 2/3 Furudhul Muqaddarah ialah ketentuan kadar bagi masing-masing ahli waris.
  • 17. Anak perempuan tunggal Cucu perempuan tunggal dari anak laki-laki Saudara perempuan tunggal yang sekandung Saudara perempuan tunggal yang sebapak, apabila saudara perempuan yang sekandung tidak ada. Suami apabila istrinya tidak mempunyai anak, atau cucu (laki-laki ataupun perempuan) dari anak laki-laki. 1/2 1/4 Suami apabila istrinya mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki. Istri (seorang atau lebih) apabila suaminya tidak mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki
  • 18. Dua orang anak perempuan atau lebih apabila tidak ada anak laki-laki. Dua orang cucu perempuan atau lebih dari anak laki-laki apabila anak perempuan tidak ada Dua orang saudara perempuan atau lebih yang sekandung (seibu sebapak) Dua orang saudara perempuan atau lebih yang sebapak 2/3 1/8 Istri (seorang atau lebih) apabila suami mempunyai anak atau cucu dari anak laki- laki
  • 19. Ibu, apabila anaknya yang meninggal (muwarrits) tidak mempunyai anak atau cucu, atau dia tidak mempunyai saudara-saudara (laki-laki atau perempuan) yang sekandung, yang sebapak atau yang seibu Dua orang saudara atau lebih (laki-laki atau perempuan yang seibu apabila tidak ada anak atau cucu atau anak. 1/3
  • 20. Bapak atau kakek, apabila ada anak atau cucu Ibu, apabila ada anak atau cucu atau ada dua orang saudara (lebih) Nenek, seorang atau lebih, bila tidak ada ibu. Seorang saudara seibu, baik laki-laki maupun perempuan. Cucu perempuan, seorang atau lebih, apabila ada anak perempuan, tetapi bila anak perempuannya lebih dari seorang, maka cucu perempuan tidak mendapat bagian apa-apa. 1/6 Saudara perempuan yang sebapak (seorang atau lebih) apabila saudaranya yang meninggal itu mempunyai seorang saudara perempuan kandung. ITU SEMUA DISEBUT ZAWIL FURUDH. ANGKA BAGIANNYA DISEBUT FURUDHUL MUQADHARAH.
  • 22. Apabila yang meninggal tidak mempunyai ahli waris yang mendapat bagian tertentu (zawil furud), maka harta peninggalan itu sepenuhnya diserahkan kepada ashobah. Ashobah Binafsih (sendiri) Ashobah Bilghair (dengan orang lain) ASHOBAH Ashoh Ma’alghair (bersama orang lain) Ashobah: Ahli waris yang bagian penerimaannya tidak ditentukan, tetapi menerima dan menghabiskan sisanya.
  • 23. 1. Anak laki-laki 2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan terus ke bawah asal saja pertaliannya masih terus laki-laki 3. Bapak 4. Kakek dari pihak bapak dan terus ke atas, asal saja pertaliannya belum putus dari pihak bapak 5. Saudara laki-laki sekandung 6. Saudara laki-laki sebapak 7. Anak saudara laki-laki kandung 8. Anak saudara laki-laki sebapak 9. Paman yang sekandung dengan bapak 10. Paman yang sebapak dengan bapak ASHOBAH BINAFSHI 11. Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak 12. Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak 13. Laki-laki atau perempuan yang memerdekakan (budak) Ashobah yang berhak mendapat semua harta atau semua sisa secara otomatis, diatur menurut susunan sebagai berikut:
  • 24. sdr/i seibu ‫أخ‬ / ‫ألم‬ ‫أخت‬ 22 suami ‫ج‬ ‫زو‬ 4 istri ‫زوجة‬ 3 Jalur B ALM anak laki ‫ابن‬ 1 anak pr ‫بنت‬ 2 cucu laki ‫ابن‬ ‫ابن‬ 19 cucu pr ‫ابن‬ ‫بنت‬ 20 Jalur A Jalur C ayahnya ayah ‫أب‬ ‫أب‬ 7 ibunya ayah ‫أب‬ ‫أم‬ 8 ayah ‫أب‬ 5 ibu ‫أم‬ 6 ibunya ibu ‫أم‬ ‫أم‬ 21 Jalur E Jalur G sdri seayah-ibu ‫شقيقة‬ ‫أخت‬ 10 sdr seayah-ibu ‫شقيق‬ ‫أخ‬ 9 sdr seayah ‫ألب‬ ‫أخ‬ 11 sdri seayah ‫شقيقة‬ ‫أخت‬ 12 keponakan laki-laki ‫ابن‬ 13 keponakan laki-laki ‫ابن‬ 14 sepupu laki ‫ألب‬ ‫عم‬ ‫ابن‬ 18 sepupu laki ‫شقيق‬ ‫عم‬ ‫ابن‬ 17 paman seayah ‫ألب‬ ‫عم‬ 16 paman seayah-ibu ‫شقيق‬ ‫عم‬ 15 Jalur D Jalur F Ashobah Bilghair dan Ma’al Ghair B B B B B B B B Bilghair Ma’al Ghair M M M M
  • 25. Anak laki-laki dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi asabah dengan ketentuan bahwa untuk laki-laki mendapat bagian dua kali lipat perempuan. Cucu laki-laki dari anak laki-laki dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi asabah Saudara laki-laki sekandung juga dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi asabah Saudara laki-laki sebapak juga dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi asabah ASHOBAH BILGHAIR Ahli waris yang menjadi Ashobah dengan sebab ditarik oleh ahli waris tertentu dari ashobah binafsihi.
  • 26. Saudara perempuan sekandung apabila ahli warisnya saudara perempuan sekandung (seorang atau lebih) dan anak perempuan (seorang atau lebih) atau saudara perempuan sekandung dan cucu perempuan (seorang atau lebih), maka saudara perempuan menjadi Asabah Ma’alghair. Sesudah ahli waris yang lain mengambil bagian masing-masing, sisanya menjadi bagian saudara perempuan tsb Saudara perempuan sebapak apabila ahli waris saudara perempuan sebapak (seorang atau lebih), atau saudara perempuan sebapak dan cucu perempuan (seorang atau lebih), maka saudara perempuan menjadi Asabah Ma’alghair. Jadi, saudara perempuan sekandung/sebapak dapat menjadi Asabah Ma’alghair apabila mereka tdk mempunyai saudara laki. Akan tetapi, apabila mereka mempunyai saudara laki maka kedudukannya berubah menjadi Asabah Bilghair (saudara perempuan menjadi asabah karena ada saudara laki-laki) ASHABAH MA’ALGHA IR Ashobah bersama orang lain. Hanya terdapat 2 macam, yaitu:
  • 28. Hijab Hirman: Ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh, sehingga ahli waris yang lebih jauh tidak mendapat sama sekali. (contoh: kakek terhalang bapak; cucu terhalang anak) Hijab Nuqsan (mengurangi): ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga yang lebih jauh bagiannya berkurang. (contoh: jika jenazah meninggalkan anak, suami mendapat ¼, dan jika tidak meninggalkan anak mendapat ½) Hijab: Ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga ahli waris yang lebih jauh tidak dapat menerima, atau bisa menerima, tapi bagiannya menjadi kurang. HIJAB almarhum anak cucu
  • 29. • Mahjub (terhalang): Ahli waris yang lebih jauh terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat sehingga sama sekali tidak dapat menerima, atau dapat menerima tapi bagiannya berkurang. • Mahjub dapat menerima waris, namun sekalinya menerima hal itu dapat batal karena: 1)Tidak beragama islam. 2)Murtad dari agama islam 3)Membunuh 4)Menjadi hamba
  • 30. sdr/i seibu ‫أخ‬ / ‫ألم‬ ‫أخت‬ 22 suami ‫ج‬ ‫زو‬ 4 istri ‫زوجة‬ 3 Jalur B ALM anak laki ‫ابن‬ 1 anak pr ‫بنت‬ 2 cucu laki ‫ابن‬ ‫ابن‬ 19 cucu pr ‫ابن‬ ‫بنت‬ 20 Jalur A Jalur C ayahnya ayah ‫أب‬ ‫أب‬ 7 ibunya ayah ‫أب‬ ‫أم‬ 8 ayah ‫أب‬ 5 ibu ‫أم‬ 6 ibunya ibu ‫أم‬ ‫أم‬ 21 Jalur E Jalur G sdri seayah-ibu ‫شقيقة‬ ‫أخت‬ 10 sdr seayah-ibu ‫شقيق‬ ‫أخ‬ 9 sdr seayah ‫ألب‬ ‫أخ‬ 11 sdri seayah ‫شقيقة‬ ‫أخت‬ 12 keponakan laki-laki ‫ابن‬ 13 keponakan laki-laki ‫ابن‬ 14 sepupu laki ‫ألب‬ ‫عم‬ ‫ابن‬ 18 sepupu laki ‫شقيق‬ ‫عم‬ ‫ابن‬ 17 paman seayah ‫ألب‬ ‫عم‬ 16 paman seayah-ibu ‫شقيق‬ ‫عم‬ 15 Jalur D Jalur F Hijab Mahjub
  • 31. MAWARIS DI INDONESIA  Menurut hukum adat, harta peninggalan itu terdiri dari: ▪ Harta benda yang diberikan oleh orang tua pada waktu mereka masih hidup ▪ Harta yang diwariskan sewaktu orang tua masih hidup, tetapi penyerahannya dilakukan setelah ayah tau ibu wafat 1. Hukum adat yang sesuai dengan hukum Islam: a. Islam mengikut sertakan kaum wanita sebagai ahli waris sebagaimana kaum pria. b. Islam membagi harta warisan kepada segenap ahli waris secara demokratis dan adil.. 2. Hukum adat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam  Apabila pembagiannya hanya berdasarkan nafsu atau ketidakadilan, seperti halnya karena memilih – milih atau terpaksa memberikan warisan karena adanya paksaan dari ahli waris.
  • 32. Harta bersama / gono -gini  Dalam KHI Pasal 96 ayat (1) :  “Apabila terjadi cerai mati, maka separoh harta bersama menjadi hak pasangan yang lebih lama hidup “
  • 33. HIKMAH MAWARIS  Memelihara kelanjutan harta benda , dari satu generasi ke generasi lain  Menegakkan nilai-nilai perikemanusiaan, jebersamaan, dan demokratis di antara manusia  Menghindarkan perpecahan antar keluarga karena pembagian harta warisan yang tidak adil  Memelihara harta peninggalan dengan baik  Memperhatikan anak yatim