1. faraid
urgensi definisi hibah-wasiat rukun syarat mencegah
furudhul muqadharah ashabah
hikmah
study kasus contoh soal
urutan kerja waris laki-laki waris perempuan yang bukan waris
hijab-mahjub cara menghitung waris
mawaris di Indonesia
Fikih
2. ancaman neraka
perintah mempelajari
dicabut pertama kali
banyak dilupakan
perintah mengajarkan
URGENSI
mencegah perpecahan
sesungguhnya mudah
Mengapa perlu belajar ilmu faraidh?
“Dan orang yang mendurhakai Allah dan
Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-
ketentuan-Nya (hukum waris), niscaya Allah
memasukkannya ke dalam api neraka kekal
di dalamnya. Baginya siksa yang
menghinakan.”
(QS. An-Nisa' : 14)
“Pelajarilah ilmu faraidh dan ajarkanlah.
Karena dia setengah dari ilmu dan dilupakan
orang. Dan dia adalah yang pertama kali
akan dicabut dari umatku".
(HR. Ibnu Majah, Ad-Daruquthuny dan Al-Hakim)
3. berpindahnya hak kepemilikan
harta legal dan syar'i
dari orang yang meninggal
kepada ahli warisnya yang masih hidup
berpindahnya sesuatu dari seseorang
kepada orang lain
PENGERTIAN
istilah
bahasa
4. WARIS HIBAH WASIAT
PERBEDAAN
dibagi setelah wafat dibagi sebelum wafat
ditetapkan sebelum wafat
diserahkan setelah wafat
ahli waris ahli waris + bukan bukan ahli waris
membagi waris = wajib menghibahkan = sunnah berwasiat = sunnah
sesuai ilmu faraidh terserah pemilik harta maksimal = 1/3
WAKTU
PENERIMA
HUKUM
HITUNGAN
ahli waris pemilik harta pemilik harta
PELAKSANA
8. URUTAN KERJA
pemilahan harta muwarrits
pembayaran hutang/zakat
pelaksanaan wasiat
biaya pengurusan jenazah
harta bersama
milik pihak lain
rumah sakit
memandikan
mengkafani
menyolatkan
menguburkan
maksimal 1/3
pembagian waris
9. 1. Anak laki-laki
4. Kakek dari bapak dan terus ke atas
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudara laki-laki sebapak
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung
9. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak
10. Paman yang sekandung dengan bapak
11. Paman yang sebapak dengan bapak
12. Anak laki paman yang sekandung dengan bapak
AHLI WARIS LAKI-LAKI
(15 orang)
2. Cucu laki-laki dan anak laki-laki dan terus ke bawah
3. Bapak
13. Anak laki paman yang sebapak dengan bapak
14. Suami
15. Laki-laki yang memerdekakan pewaris
Ket: No. 1-13 berdasarkan
pertalian darah. Jika dari 15 itu
ada semua maka yang dapat
menerima hanya anak laki-laki,
suami, dan bapak, yang lain
terhijab.
10. 1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki
3. Ibu
4. Nenek dari ibu
5. Nenek dari bapak
6. Saudara perempuan kandung
7. Saudara perempuan bapak
8. Saudara perempuan seibu
9. Istri
10. Wanita yang memerdekakan si pewaris
AHLI WARIS
PEREMPUAN (10
Orang)
Keterangan no 1-8
berdasarkan pertalian darah.
Jika dari 10 itu ada semua,
maka yang mendapat
warisan hanya 5 orang, yaitu
istri, anak perempuan, ibu,
cucu perempuan, dan
saudara perempuan
kandung.
Jika 25 ahli waris ada, maka yang
bisa menerimanya hanya 5
orang, yaitu suami atau istri,
ayah, ibu, anak laki – laki, dan
anak perempuan.
11. anak angkat, anak asuh
anak tiri
mantan suami – mantan istri
keponakan perempuan
keponakan dari saudara perempuan
mertua – menantu
saudara ipar
cucu dari anak perempuan
paman bibi jalur ibu
saudara lain ayah lain ibu
BUKAN AHLI
WARIS
(10 Orang)
12. sdr/i seibu
22
suami
4
istri
3
Jalur B
ALM
anak laki
1
anak pr
2
cucu laki
19
cucu pr
20
Jalur A
Jalur C
ayahnya
ayah
7
ibunya ayah
8
ayah
5
ibu
6
ibunya ibu
21
Jalur D
Jalur E
Jalur F
Jalur G
sdri
seayah-ibu
10
sdr
seayah-ibu
9
sdr seayah
11
sdri seayah
12
keponakan
laki-laki
13
keponakan
laki-laki
14
sepupu laki
18
sepupu laki
17
paman
seayah
16
paman
seayah-ibu
15
Ahli Waris = 22 pihak (dari total 23, yang satu org, menjadi pewaris [alm])
13. sdr/i seibu
أخ
/
ألم أخت
22
suami
4
istri
3
Jalur B
ALM
anak laki
1
anak pr
2
cucu laki
ابن ابن
19
cucu pr
ابن بنت
20
Jalur A
Jalur C
ayahnya
ayah
أب أب
7
ibunya ayah
أب أم
8
ayah
5
ibu
6
ibunya ibu
أم أم
21
Jalur E
Jalur G
sdri
seayah-ibu
شقيقة أخت
10
sdr
seayah-ibu
شقيق أخ
9
sdr seayah
ألب أخ
11
sdri seayah
شقيقة أخت
12
keponakan
laki-laki
ابن
13
keponakan
laki-laki
ابن
14
sepupu laki
ألب عم ابن
18
sepupu laki
شقيق عم ابن
17
paman
seayah
ألب عم
16
paman
seayah-ibu
شقيق عم
15
Jalur D
Jalur F
Ahli Waris Terdekat
14. KESIMPULAN
PENERIMA WARIS
termasuk ahli waris
tidak terhijab
(terhalangi)
almarhum
anak
cucu
tertutupnya posisi ahli waris
karena adanya ahli waris lain
sehingga tidak menerima waris
16. ½
1/3
¼
1/6
1/8
Furudhul
Muqaddarah
Zawil Furud: Ahli waris yang perolehan harta warisannya sudah ditentukan oleh dalil
Al-Quran dan hadis (lihat QS An-Nisa [4]: 8, 11,12, 33, dan 176).
2/3
Furudhul Muqaddarah
ialah ketentuan kadar bagi
masing-masing ahli waris.
17. Anak perempuan tunggal
Cucu perempuan tunggal dari anak laki-laki
Saudara perempuan tunggal yang sekandung
Saudara perempuan tunggal yang sebapak,
apabila saudara perempuan yang
sekandung tidak ada.
Suami apabila istrinya tidak mempunyai anak,
atau cucu (laki-laki ataupun perempuan) dari
anak laki-laki.
1/2
1/4
Suami apabila istrinya mempunyai anak atau cucu
dari anak laki-laki.
Istri (seorang atau lebih) apabila suaminya tidak
mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki
18. Dua orang anak perempuan atau lebih apabila
tidak ada anak laki-laki.
Dua orang cucu perempuan atau lebih dari anak
laki-laki apabila anak perempuan tidak ada
Dua orang saudara perempuan atau lebih yang
sekandung (seibu sebapak)
Dua orang saudara perempuan atau lebih yang
sebapak
2/3
1/8
Istri (seorang atau lebih) apabila suami
mempunyai anak atau cucu dari anak laki-
laki
19. Ibu, apabila anaknya yang meninggal (muwarrits)
tidak mempunyai anak atau cucu, atau dia tidak
mempunyai saudara-saudara (laki-laki atau
perempuan) yang sekandung, yang sebapak
atau yang seibu
Dua orang saudara atau lebih (laki-laki atau perempuan
yang seibu apabila tidak ada anak atau cucu atau
anak.
1/3
20. Bapak atau kakek, apabila ada anak atau cucu
Ibu, apabila ada anak atau cucu atau ada dua orang saudara
(lebih)
Nenek, seorang atau lebih, bila tidak ada ibu.
Seorang saudara seibu, baik laki-laki maupun perempuan.
Cucu perempuan, seorang atau lebih, apabila ada anak
perempuan, tetapi bila anak perempuannya lebih dari
seorang, maka cucu perempuan tidak mendapat bagian
apa-apa.
1/6
Saudara perempuan yang sebapak (seorang atau lebih)
apabila saudaranya yang meninggal itu mempunyai
seorang saudara perempuan kandung.
ITU SEMUA DISEBUT ZAWIL FURUDH. ANGKA BAGIANNYA DISEBUT
FURUDHUL MUQADHARAH.
22. Apabila yang meninggal tidak mempunyai ahli waris yang
mendapat bagian tertentu (zawil furud), maka harta peninggalan itu
sepenuhnya diserahkan kepada ashobah.
Ashobah Binafsih (sendiri)
Ashobah Bilghair (dengan orang lain)
ASHOBAH
Ashoh Ma’alghair (bersama orang lain)
Ashobah: Ahli waris yang bagian penerimaannya tidak ditentukan, tetapi menerima dan
menghabiskan sisanya.
23. 1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan terus ke bawah asal saja
pertaliannya masih terus laki-laki
3. Bapak
4. Kakek dari pihak bapak dan terus ke atas, asal saja pertaliannya belum
putus dari pihak bapak
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudara laki-laki sebapak
7. Anak saudara laki-laki kandung
8. Anak saudara laki-laki sebapak
9. Paman yang sekandung dengan bapak
10. Paman yang sebapak dengan bapak
ASHOBAH
BINAFSHI
11. Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak
12. Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak
13. Laki-laki atau perempuan yang memerdekakan (budak)
Ashobah yang
berhak mendapat
semua harta atau
semua sisa
secara otomatis,
diatur menurut
susunan sebagai
berikut:
24. sdr/i seibu
أخ
/
ألم أخت
22
suami
ج
زو
4
istri
زوجة
3
Jalur B
ALM
anak laki
ابن
1
anak pr
بنت
2
cucu laki
ابن ابن
19
cucu pr
ابن بنت
20
Jalur A
Jalur C
ayahnya
ayah
أب أب
7
ibunya ayah
أب أم
8
ayah
أب
5
ibu
أم
6
ibunya ibu
أم أم
21
Jalur E
Jalur G
sdri
seayah-ibu
شقيقة أخت
10
sdr
seayah-ibu
شقيق أخ
9
sdr seayah
ألب أخ
11
sdri seayah
شقيقة أخت
12
keponakan
laki-laki
ابن
13
keponakan
laki-laki
ابن
14
sepupu laki
ألب عم ابن
18
sepupu laki
شقيق عم ابن
17
paman
seayah
ألب عم
16
paman
seayah-ibu
شقيق عم
15
Jalur D
Jalur F
Ashobah Bilghair dan Ma’al Ghair
B
B
B
B
B
B B B
Bilghair
Ma’al
Ghair
M
M
M
M
25. Anak laki-laki dapat menarik saudaranya yang
perempuan menjadi asabah dengan
ketentuan bahwa untuk laki-laki mendapat
bagian dua kali lipat perempuan.
Cucu laki-laki dari anak laki-laki dapat menarik
saudaranya yang perempuan menjadi
asabah
Saudara laki-laki sekandung juga dapat menarik
saudaranya yang perempuan menjadi asabah
Saudara laki-laki sebapak juga dapat menarik
saudaranya yang perempuan menjadi
asabah
ASHOBAH
BILGHAIR
Ahli waris yang
menjadi Ashobah
dengan sebab
ditarik oleh ahli
waris tertentu dari
ashobah binafsihi.
26. Saudara perempuan sekandung apabila ahli warisnya
saudara perempuan sekandung (seorang atau lebih)
dan anak perempuan (seorang atau lebih) atau
saudara perempuan sekandung dan cucu perempuan
(seorang atau lebih), maka saudara perempuan
menjadi Asabah Ma’alghair. Sesudah ahli waris yang
lain mengambil bagian masing-masing, sisanya
menjadi bagian saudara perempuan tsb
Saudara perempuan sebapak apabila ahli waris saudara perempuan
sebapak (seorang atau lebih), atau saudara perempuan sebapak
dan cucu perempuan (seorang atau lebih), maka saudara
perempuan menjadi Asabah Ma’alghair.
Jadi, saudara perempuan sekandung/sebapak dapat menjadi Asabah Ma’alghair apabila
mereka tdk mempunyai saudara laki. Akan tetapi, apabila mereka mempunyai saudara laki maka
kedudukannya berubah menjadi Asabah Bilghair (saudara perempuan menjadi asabah karena
ada saudara laki-laki)
ASHABAH
MA’ALGHA
IR
Ashobah bersama
orang lain. Hanya
terdapat 2 macam,
yaitu:
28. Hijab Hirman: Ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi
ahli waris yang lebih jauh, sehingga ahli waris yang lebih jauh
tidak mendapat sama sekali. (contoh: kakek terhalang bapak;
cucu terhalang anak)
Hijab Nuqsan (mengurangi): ahli waris yang lebih dekat dapat
menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga yang lebih jauh
bagiannya berkurang. (contoh: jika jenazah meninggalkan anak, suami
mendapat ¼, dan jika tidak meninggalkan anak mendapat ½)
Hijab: Ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga
ahli waris yang lebih jauh tidak dapat menerima, atau bisa menerima, tapi bagiannya
menjadi kurang.
HIJAB
almarhum
anak
cucu
29. • Mahjub (terhalang): Ahli waris yang lebih jauh terhalang
oleh ahli waris yang lebih dekat sehingga sama sekali tidak
dapat menerima, atau dapat menerima tapi bagiannya
berkurang.
• Mahjub dapat menerima waris, namun sekalinya menerima
hal itu dapat batal karena:
1)Tidak beragama islam.
2)Murtad dari agama islam
3)Membunuh
4)Menjadi hamba
30. sdr/i seibu
أخ
/
ألم أخت
22
suami
ج
زو
4
istri
زوجة
3
Jalur B
ALM
anak laki
ابن
1
anak pr
بنت
2
cucu laki
ابن ابن
19
cucu pr
ابن بنت
20
Jalur A
Jalur C
ayahnya
ayah
أب أب
7
ibunya ayah
أب أم
8
ayah
أب
5
ibu
أم
6
ibunya ibu
أم أم
21
Jalur E
Jalur G
sdri
seayah-ibu
شقيقة أخت
10
sdr
seayah-ibu
شقيق أخ
9
sdr seayah
ألب أخ
11
sdri seayah
شقيقة أخت
12
keponakan
laki-laki
ابن
13
keponakan
laki-laki
ابن
14
sepupu laki
ألب عم ابن
18
sepupu laki
شقيق عم ابن
17
paman
seayah
ألب عم
16
paman
seayah-ibu
شقيق عم
15
Jalur D
Jalur F
Hijab Mahjub
31. MAWARIS DI INDONESIA
Menurut hukum adat, harta peninggalan itu terdiri dari:
▪ Harta benda yang diberikan oleh orang tua pada waktu mereka
masih hidup
▪ Harta yang diwariskan sewaktu orang tua masih hidup, tetapi
penyerahannya dilakukan setelah ayah tau ibu wafat
1. Hukum adat yang sesuai dengan hukum Islam:
a. Islam mengikut sertakan kaum wanita sebagai ahli waris
sebagaimana kaum pria.
b. Islam membagi harta warisan kepada segenap ahli waris secara
demokratis dan adil..
2. Hukum adat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam
Apabila pembagiannya hanya berdasarkan nafsu atau ketidakadilan,
seperti halnya karena memilih – milih atau terpaksa memberikan warisan
karena adanya paksaan dari ahli waris.
32. Harta bersama / gono -gini
Dalam KHI Pasal 96 ayat (1) :
“Apabila terjadi cerai mati, maka separoh harta bersama menjadi hak pasangan yang
lebih lama hidup “
33. HIKMAH MAWARIS
Memelihara kelanjutan harta benda , dari satu generasi ke generasi lain
Menegakkan nilai-nilai perikemanusiaan, jebersamaan, dan demokratis di antara manusia
Menghindarkan perpecahan antar keluarga karena pembagian harta warisan yang tidak adil
Memelihara harta peninggalan dengan baik
Memperhatikan anak yatim