SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
KD
PETAP
KONSEP
HOME
MATERI
EVALUASI
KD
Kompetensi Dasar:
3.29 Mengevaluasi ketentuan waris dalam Islam
4.29 Menggunakan ketentuan pembagian waris
Islam dalam kehidupan
back
back
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik
diharapkan dapat:
 Menjelaskan ketentuan waris dalam Islam.
 Menjelaskan dalil-dalil tentang ketentuan waris dalam Islam.
 Mengidentifikasi ketentuan ketentuan waris dalam Islam.
 Mengidentifikasi hikmah dan manfaat ketentuan waris dalam Islam.
 Menjelaskan hikmah dan manfaat ketentuan waris dalam Islam.
 Menganalisis ketentuan ketentuan waris dalam Islam.
 Mengevaluasi ketentuan waris dalam Islam.
 Menganalisis hikmah dan manfaat ketentuan waris dalam Islam.
 Menyajikan paparan tentang ketentuan waris dalam Islam.
 Menyajikan paparan hikmah dan manfaat ketentuan waris dalam Islam.
 Mempraktikkan pelaksanaan pembagian waris dalam Islam
PENGERTIAN
Kata mawaris berasal dari kata waris (bahasa
arab) yang berarti mempusakai harta orang
yang sudah meningal, atau membagi-bagikan
harta peninggalan orang yang sudah
meninggal kepada ahli warisnya.
Ahli waris adalah orang yang mempunyai hak
untuk mendapat bagian dari harta peninggalan
orang yang telah meninggal (pewaris)
Lanjutan
 Karena sensitif atau rawannya masalah harta
warisan itu, maka dalam agama Islam ada
ilmu faraid, yaitu ilmu yang mempelajari
tentang warisan dan perhitungannya.
 Salah satu tujuan dari ilmu faraid adalah
tidak terjadi perselisihan atau perpecahan.
Dasar-Dasar Hukum Mawaris
 1. Al-Qur’an
ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ
‫لر‬ِ‫ل‬
‫ب‬ َ‫ر‬ْ‫ق‬َ ْ
‫اْل‬ َ‫و‬ ِ‫ان‬َ‫د‬ِ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ت‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫م‬ ٌ‫ْب‬‫ي‬ ِ
‫َص‬‫ن‬
َ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ت‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫م‬ ٌ‫ْب‬‫ي‬ ِ
‫َص‬‫ن‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ِ‫لن‬ِ‫ل‬ َ‫و‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬
ِ‫ان‬َ‫د‬ِ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ْ‫ال‬
ْ‫ف‬َ‫م‬ ‫ا‬ً‫ب‬ْ‫ي‬ ِ
‫َص‬‫ن‬ َ‫ر‬‫ث‬َ‫ك‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ل‬َ‫ق‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫م‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬‫ب‬ َ‫ر‬ْ‫ق‬َ ْ
‫اْل‬ َ‫و‬
‫ا‬ًً ْ‫و‬‫ر‬
(
‫النساء‬
:
7
)
Artinya: “Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta
peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi orang
perempuan ada bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak
dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang
telah ditetapkan”. (QS. An Nisa: 7)
Lanjutan
 2. Hadits
َ
‫ض‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫ف‬ْ‫اال‬ ْ‫و‬‫ق‬ ِ‫ح‬ْ‫ل‬َ‫ا‬
َ ِ
‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ي‬ِ‫ق‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫ا‬ِ‫ب‬
َ
‫ر‬َ‫ك‬ََ َ‫ل‬‫ج‬َ‫ر‬ ََ‫ل‬ ْ‫و‬
(
‫عليه‬ ‫متفق‬
)
Artinya: “Berikan warisan kepada orang-orang yang
berhak menerimanya dan sisanya untuk orang laki-laki
yang berhak”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Rukun Mawaris
 Adanya orang yang mewariskan
harta (pewaris)
 Adanya harta yang diwariskan
(warisan)
 Adanya ahli waris yang menerima
harta warisan (ahli waris)
Hal-hal Yang perlu dilakukan
sebelum harta dibagi
 Bayar hutang kalau masih ada
 Keluarkan zakat bila sampai batas nisab
 Keluarkan biaya perawatan dan pemakaman
jenazah
 Melaksanakan wasiat jenazah
 Memenuhi nazar jenazah ketika masih hidup
dan belum sempat dilaksanakan
ASBABUL IRTSI
• Ialah hal-hal yang menyebabkan
mendapatkan harta warisan
• Karena adanya hubungan darah
• Karena hubungan nikah yang sah
• Karena memerdekakan budak
• Karena seagama dengan si jenazah
Pengertian dan syarat wasiat
 Wasiat: Ialah pesan-pesan kebaikan yang
harus dilaksanakan sepeninggal si mayat.
 Syarat-syarat wasiat
 Dilaksanakan dalam keadaan sadar
 Berisikan ttg kebaikan
 Tidak lebih dari 1/3 jumlah seluruh harta
 Tidak diwasiatkan kepada ahli waris yang berhak
mewarisi hartanya
Mawani’ul Irtsi
>ialah hal-hal yang menyebabkan
hilangnya hak waris
1. Budak yang belum dimerdekakan
2. Pembunuh keluarganya sendiri
3. Berbeda agama
4. Murtad atau keluar dari Islam
5. Perzinaan (anak yg terlahir dr hasil perzinaan)
6. Li’an (anak yang melakukan li’an/durhaka)
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dan terus ke bawah
3. Bapak
4. Kakek dari bapak ke atas
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudara laki-laki sebapak
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung
9. Anak laki laki saudara laki-laki sebapak
10. Paman yang sekandung dengan bapak
11. Paman yang sebapak dengan bapak
12. Anak laki-laki paman sekandung dg bapak
13. Anak laki-laki paman sebapak dg bapak
14. Suami
15. Laki-laki yang memerdekakan budak
1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki
3. Ibu
4. Nenek dari ibu
5. Nenek dari bapak
6. Saudara perempuan sekandung
7. Saudara perempuan sebapak
8. Saudara perempuan seibu
9. Istri
10. Wanita yang memerdekakan budak
Laki-laki (15) Perempuan (10)
Penetapan ahli waris (25 orang)
Lanjutan
 Ahli Waris Laki-laki : (Keterangan no. 1-13
berdasarkan pertalian darah. Jika lima belas
orang itu ada, maka yang dapat menerima
hanya tiga, yaitu anak laki-laki, suami, bapak)
 Ahli Waris Perempuan (Keterangan no. 1-8
berdasarkan pertalian darah. Jika 10 orang itu
ada, maka yang mendapat warisan hanya lima
orang, yaitu istri, anak perempuan, ibu, cucu
perempuan, dan saudara perempuan kandung).
Dhawil Furudh
Dhawil Furudh: Ahli waris yang berhak
menerima harta warisan
1.Mustakhiq : Golongan yang pasti
mendapatkan warisan dan kedudukanya
tidak pernah bergeser dari ahli waris lain
2.Mahjubun : Seharusnya mendapat bagian
tetapi tergeser dengan adanya ahli waris
lain yang lebih dekat kedudukannya
3.Dhawil Arkham: Ahli waris yang
mendapatkan bagian warisan karena
adanya hubungan sanak(kerabat)
4.Dhawil Ashobah: Ahli waris yang
mendapatkan bagian warisan karena
adanya sisa hasil pembagian warisan
• Besar kecilnya bagian Ashobah sebab:
• Banyak sedikitnya ahli waris
• Banyak sedikitnya harta yang
dibagikan
a.Yang mendapatkan Nishfu ( ½)
 Anak perempuan tunggal
 Cucu perempuan tunggal dari anak laki-laki
 Saudara perempuan tunggal yang sekandung
 Saudara perempuan tunggal yang sebapak,
apabila saudara perempuan yang sekandung tidak
ada
 Suami apabila istrinya tidak mempunyai anak,
atau cucu (laki-laki atau perempuan) dari anak
laki-laki.
Furudhul Muqoddaroh
Yaitu Ketentuan kadar pembagian
masing-masing ahli waris
Yang mendapat bagian
Rubu’(1/4)
 Suami apabila istrinya mempunyai
anak (lk / pr) atau cucu (lk / pr) dari
anak laki-laki
 Istri (seorang atau lebih) apabila
suaminya tidak mempunyai anak (lk /
pr) atau cucu (lk / pr) dari anak laki-
laki.
Yang mendapat Tsulusain (2/3)
 Dua orang anak perempuan atau lebih apabila
tidak ada anak dan cucu laki-laki (menurut
sebagian besar ulama)
 Dua orang cucu perempuan atau lebih dari anak
laki-laki apabila tidak ada anak perempuan
(diqiyaskan kepada anak perempuan)
 Dua orang saudara perempuan atau lebih yang
sekandung
 Dua orang saudara perempuan atau lebih yang
sebapak
Yang mendapat Tsulus 1/3
 Ayah, apabila tidak ada anak atau cucu
 Ibu, apabila tidak ada anak, cucu, saudara
laki-laki dan perempuan kandung dan
seibu serta sebapak dan ayah kandung
 Dua orang saudara atau lebih (lk/pr) yang
seibu apabila tidak ada anak atau cucu
dan ayah kandung
Yang mendapat bagian
Tsumun ( 1/8 )
istri (seorang atau lebih) apabila suami
mempunyai anak (lk/pr) atau cucu
(lk/pr) dari anak laki-laki
Yang mendapat bagian Tsudus
( 1/6 )
 Ibu, apabila ada anak atau cucu (dari anak laki-laki), tidak ada ada saudara
(lk/pr) kandung, seibu dan sebapak, tidak ada ayah kandung
 Bapak, apabila ada anak atau cucu (lk/pr) dari anak laki-laki
 Nenek (dari ibu atau bapak) apabila tidak ada ibu. Jika nenek dari pihak
bapak dan ibu masih ada , maka keduanya mendapat bagian yang sama
dari bagian yang seperenam itu
 Cucu perempuan (seorang atau lebih) dari anak laki-laki apabila ada anak
tunggal. Akan tetapi, apabila anak perempuan lebih dari seorang, maka
cucu perempuan tidak mendapat bagian warisan.
 Kakek, apabila ada anak atau cucu (dari anak laki-laki), sedangkan tidak
ada bapak.
 Seorang saudara (lk/pr) yang seibu jika tidak ada anak, cucu, ayah
kandung
 Saudara perempuan yang sebapak (seorang atau lebih) apabila ada
seorang saudara perempuan sekandung. Ketentuan pembagian seperti itu
dimaksudkan untuk menggenapi jumlah bagian saudara kandung dan
saudara sebapak menjadi dua pertiga bagian. Apabila saudara kandungnya
ASOBAH
Yaitu sisa setelah harta waris dibagi
ALGARAWAIN
Yaitu dua masalah aneh karena caralahia pembagian
waris untuk ibu bapak menyalahi ketentuan umum
Al-Aul
Yaitu apabila jumlah begian zawil furud melebihi jumlah
pokok masalahnya
Pengertian Ashobah
 Asabah adalah ahli waris yang bagian
penerimaannya tidak ditentukan, tetapi
menerima dan menghabiskan sisanya.
Pembagian Ashobah
 Ahli waris ashobah terbagi dua, yaitu:
1. Ashobah binnasab (pertalian darah),
Terbagi menjadi 3 bagian;
A. ashobah binnafsih
 Yaitu asabah yang berhak mendapat semua harta atau sisa, diatur menurut susunan sebagai berikut:
 Anak laki-laki
 Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan terus ke bawah asal saja pertaliannya masih terus laki-laki
 Bapak
 Kakek, dari pihak bapak dan terus ke atas, asal saja pertaliannya masih belum putus dari pihak bapak
 Saudara laki-laki sekandung
 Saudara laki-laki sebapak
 Anak saudara laki-laki kandung
 Anak saudara laki-laki sebapak
 Paman kandung sebapak
 Paman sebapak yang sebapak
 Anak laki-laki paman sekandung dengan bapak
 Anak laki-laki paman sebapak dengan bapak
LANJUTAN
 Asabah-asabah tersebut dinamakan asabah binafsih, karena mereka
langsung menjadi asabah tanpa disebabkan oleh orang lain. Apabila
asabah tersebut di atas semuanya ada, maka tidak semua dari
mereka mendapat bagian, tetapi harus didahulukan orang-orang
(asabah) yang lebih dekat pertaliannya dengan orang yang
meninggal itu. Jadi, penentuannya diatur menurut nomor urut yang
tersebut di atas.
 Jika ahli waris yang ditinggalkan itu anak laki-laki dan anak
perempuan, maka mereke mengambil semua harta ataupun semua
semua sisa. Cara pembagiannya ialah untuk anak laki-laki mendapat
dua kali lipat dari anak perempuan. Allah swt. berfirman,
 Artinya: “Allah telah menetapkan tentang pembagian harta warisan
terhadap anak-anakmu. Untuk seorang laki-laki sebanyak bagian
dua orang perempuan.” (QS. An Nisa: 11).
Lanjutan
B. Ashobah Bil Ghoir
 Yaitu asabah yang disebabkan dengan adanya
orang lain. Perempuan juga ada yang menjadi
asabah dengan ketentuan sebagai berikut:
 Anak perempuan apabila ada anak laki-laki
 Cucu perempuan apabila ada cucu laki-laki
 Saudara perempuan kandung apabila ada
saudara laki-laki kandung
 Saudara perempuan sebapak apabila ada
saudara laki-laki sebapak
Lanjutan
C. Asabah Ma’alghair (Asabah bersama orang lain)
 Saudara perempuan sekandung apabila ahli warisnya saudara perempuan
sekandung( seorang atau lebih) dan anak perempuan (seorang atau lebih)
atau saudara perempuan sekandung dan cucu perempuan (seorang atau
lebih), maka saudara perempuan menjadi asabah ma’alghair. Sesudah ahli
waris yang lain mengambil bagian masing-masing, sisanya menjadi bagian
saudara perempuan tersebut.
 Saudara perempuan sebapak apabila ahli warisnya apabila ahli waris
saudara perempuan sebapak (seorang atau lebih), atau saudara
perempuan sebapak dan cucu perempuan (seorang atau lebih), maka
saudara perempuan menjadi asabah ma’alghair. Jadi saudara perempuan
sekandung atau sebapak dapat menjadi asabah ma’alghair apabila mereka
tidak mempunyai saudara laki-laki. Akan tetapi, apabila mereka mempunyai
saudara laki-laki maka kedudukannya berubah menjadi asabah bilghair
(saudara perempuan menjadi asabah karena ada saudara laki-laki).
Hijab dan Mahjub
 Hijab (penghalang), yaitu ahli waris yang
lebih dekat dapat menghalangi ahli waris
yang lebih jauh sehingga ahli waris yang
lebih jauh tidak dapat menerima, atau bisa
menerima, tetapi bagiannya berkurang.
Lanjutan
 Hijab terbagi dua, yaitu:
 Hijab hirman, yaitu ahli waris yang lebih dekat dapat
menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga ahli
waris yang lebih jauh sama sekali tidak menerima
bagian. Contohnya kakek (mahjub/terhalang) oleh bapak
(hijab/penghalang), nenek (mahjub/terhalang) oleh ibu
(hijab/penghalang), dan cucu (mahjub/terhalang)
terhalang oleh anak (hijab/penghalang)
 Hijab nuqsan (mengurangi), ahli waris yang lebih dekat
dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga
ahli waris yang lebih jauh bagiannya berkurang.
Contohnya jika jenazah tidak meninggalkan anak, suami
mendapat ½ , dan jika meninggalkan anak mendapat
¼ .
Praktik Pelaksanaan
Pembagian Waris dalam Islam
 Seseorang (suami) meninggal dunia, meninggalkan harta sebesar Rp. 180.000.000
Ahli waris terdiri dari istri, ibu dan 2 anak (laki2)
Hasilnya adalah :
Istri 1/8
Ibu 1/6
2 anak (lk) A (Ashobah/sisa)
Asal masalahnya dari 1/8 dan 1/6 (KPK: Kelipatan Persekutuan Terkecil dari bilangan penyebut
8 dan 6) adalah 24
Pembagiannya adalah:
Ahli Waris Bag. AM (24) Harta Warisan Rp. 180.000.000 Penerimaan
Istri 1/8 3 3/24 x Rp. 180.000.000 = Rp. 22.500.000,-
Ibu 1/6 4 4/24 x Rp. 180.000.000 = Rp. 30.000.000,-
2 anak (lk) A 17 17/24 x Rp. 180.000.000 = Rp. 127.500.000
Masing-masing anak laki-laki memperoleh mawaris sebesar:
= Rp. 127.500.000 : 2 = Rp. 63.750.000
Lanjutan
 Penghitungan dengan menggunakan ‘aul. ‘Aul adalah jumlah bagian
ahli waris yang berhak mendapat warisan lebih banyak dari pada
harta peninggalan.
Contoh kasus: (Lihat buku paket PAI kelas XII halaman 168)
 Penghitungan dengan menggunkan rad. Rad adalah mengembalikan
sisa (kelebihan) harta kepada ahli waris yang ada sesuai dengan
kadar bagian masing-masing.
Contoh kasus: (Lihat buku paket PAI kelas XII halaman 168)
Contoh kasus hijab dan mahjub
 Seseorang (suami) meninggal dunia, meninggalkan harta sebesar Rp. 140.000.000
Ahli waris terdiri dari istri, bapak, 1 anak (laki2), 1 anak (pr), dan kakek
Hasilnya adalah :
Suami 1/4
Bapak 1/6
1 anak (lk) A (Ashobah/sisa)
1 anak (pr) A (Ashobah/sisa)
Kakek m (mahjub/terhalang oleh bapak) -
Asal masalahnya dari 1/4 dan 1/6 (KPK: Kelipatan Persekutuan Terkecil dari bilangan penyebut 4 dan 6) adalah 12
Pembagiannya adalah:
Ahli Waris Bag. AM/KPK (12) Harta Warisan Rp. 180.000.000 Penerimaan
Suami 1/4 3 3/12 x Rp. 140.000.000 = Rp. 35.000.000
Bapak 1/6 2 2/12 x Rp. 140.000.000 = Rp. 23.000.000
1 anak (lk) dan 1 anak (pr) A 7 7/12 x Rp. 140.000.000 = Rp. 82.000.000
Kakek M (tidak dapat warisan) - -
Masing-masing anak laki-laki dan perempuan memperoleh mawaris sebesar:
= Rp. 127.500.000 : 3 (bagian anak laki-laki 2x lipat anak perempuan):
1 anak (lk) = Rp 55.000.000 (setelah pembulatan)
 1 anak (pr) = Rp 27.000.000 (setelah pembulatan)
PERUNDANG-UNDANGAN
WARIS DI INDONESIA
KEPUTUSAN MENTRI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 154 TAHUN 1991
TENTANG PELAKSANAAN INSTRUKSI PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1991
TANGGAL 10 JUNI T1HUN 1991 MENGENAI
KOMPILASI HUKUM ISLAM DI BIDANG HUKUM
PERKAWINAN, KEWARISAN, DAN PERWAKAFAN
BUKU II HUKUM KEWARISAN TERDIRI DARI 5 BAB 43
PASAL AITU DARI PASAL 171 SAMPAI PASAL 214
back
HIKMAH MAWARIS
 Dengan adanya ketentuan waris itu disamping akan membawa keteraturan
dan ketertiban dalam hal harta benda, juga untuk memelihara kelanjutan
harta benda dari satu generasi ke generasi lain.
 Dapat menegakkan nilai-nilai perikemanusiaan, kebersamaan dan
demokratis di antara manusia, khususnya dalam soal yang menyangkut
harta benda.
 Dengan mempelajari ilmu waris berarti seorang muslim telah dapat ikut
memelihara dan melaksanakan ketentuan-ketentuan dari Allah yang
terdapat dalam Al Quran.
 Menghindarkan perpecahan antarkeluarga yang disebabkan oleh
pembagian warisan tang tidak adil. Mengalirkan harta peninggalan kepada
yang lebih bermanfaat agar lebih terjaminnya kesejahteraan keluarga secar
merata.
 Memelihara harta peninggalan dengan baik sehingga harta itu menjadi
amal jariah bagi si jenazah.
EVALUASI
1. Kemukakan 4 macam sebab memperoleh
waris
2. Apakah yang dimaksud hijab hirman dan
hijab nuqsan
3. Apa yang dimaksud furudul muqaddarah
4. Apa yang dimaksud asobah
5. Harta waris Rp 48.000.000, ahli waris
istri, ibu, 2 anak laki-laki . Hitunglah
back
7. tambahan waris fix

More Related Content

What's hot

Presentasi mawaris dalam islam
Presentasi mawaris dalam islamPresentasi mawaris dalam islam
Presentasi mawaris dalam islamtharathamrin
 
Pwr poin pofiqh waris
Pwr poin pofiqh warisPwr poin pofiqh waris
Pwr poin pofiqh warisbadriyatul
 
Dasar Kewarisan dalam Islam
Dasar Kewarisan dalam IslamDasar Kewarisan dalam Islam
Dasar Kewarisan dalam IslamKristalina Dewi
 
Hukum waris dalam islam
Hukum waris dalam islamHukum waris dalam islam
Hukum waris dalam islamtatik1994
 
Tabel ahli waris 2
Tabel ahli waris 2Tabel ahli waris 2
Tabel ahli waris 2Uda Estelo
 
Bab 11-mawaris
Bab 11-mawarisBab 11-mawaris
Bab 11-mawarisbandongan
 
179336972 mawaris-2-ppt
179336972 mawaris-2-ppt179336972 mawaris-2-ppt
179336972 mawaris-2-pptAisyiyahDrajat
 
Belajar bijak mengelolainvestasi
Belajar bijak mengelolainvestasiBelajar bijak mengelolainvestasi
Belajar bijak mengelolainvestasiArRIJAL & Partners
 
Ilmu faraidh mawaris - baha
Ilmu faraidh   mawaris - bahaIlmu faraidh   mawaris - baha
Ilmu faraidh mawaris - bahaEncep Bahauddin
 
Hukum Warisan(Faraid) Dalam Islam
Hukum Warisan(Faraid) Dalam IslamHukum Warisan(Faraid) Dalam Islam
Hukum Warisan(Faraid) Dalam IslamIlliyin Studio
 
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakek
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakekMakalah fiqh au l rad dan warisan kakek
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakekumifathur
 

What's hot (18)

Bab i3
Bab i3Bab i3
Bab i3
 
Presentasi mawaris dalam islam
Presentasi mawaris dalam islamPresentasi mawaris dalam islam
Presentasi mawaris dalam islam
 
Pwr poin pofiqh waris
Pwr poin pofiqh warisPwr poin pofiqh waris
Pwr poin pofiqh waris
 
Dasar Kewarisan dalam Islam
Dasar Kewarisan dalam IslamDasar Kewarisan dalam Islam
Dasar Kewarisan dalam Islam
 
Hukum waris dalam islam
Hukum waris dalam islamHukum waris dalam islam
Hukum waris dalam islam
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
 
Tabel ahli waris 2
Tabel ahli waris 2Tabel ahli waris 2
Tabel ahli waris 2
 
7. waris fix
7. waris fix7. waris fix
7. waris fix
 
Bab 11-mawaris
Bab 11-mawarisBab 11-mawaris
Bab 11-mawaris
 
179336972 mawaris-2-ppt
179336972 mawaris-2-ppt179336972 mawaris-2-ppt
179336972 mawaris-2-ppt
 
Belajar bijak mengelolainvestasi
Belajar bijak mengelolainvestasiBelajar bijak mengelolainvestasi
Belajar bijak mengelolainvestasi
 
Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)
 
Ilmu faraidh mawaris - baha
Ilmu faraidh   mawaris - bahaIlmu faraidh   mawaris - baha
Ilmu faraidh mawaris - baha
 
Hukum Warisan(Faraid) Dalam Islam
Hukum Warisan(Faraid) Dalam IslamHukum Warisan(Faraid) Dalam Islam
Hukum Warisan(Faraid) Dalam Islam
 
Hukum mawaris.
Hukum mawaris.Hukum mawaris.
Hukum mawaris.
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
Warisan dalam islam
Warisan dalam islamWarisan dalam islam
Warisan dalam islam
 
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakek
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakekMakalah fiqh au l rad dan warisan kakek
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakek
 

Similar to 7. tambahan waris fix

Mawaris [Autosaved].ppt
Mawaris [Autosaved].pptMawaris [Autosaved].ppt
Mawaris [Autosaved].pptAkhinaRomdoni
 
Presentation1 Hukum Warisan
Presentation1 Hukum WarisanPresentation1 Hukum Warisan
Presentation1 Hukum WarisanNSS Slide
 
Rangkuman ahli waris dan permasalahannya
Rangkuman ahli waris dan permasalahannyaRangkuman ahli waris dan permasalahannya
Rangkuman ahli waris dan permasalahannyaikafia maulidia
 
Rangkuman ahli waris dan permasalahannya
Rangkuman ahli waris dan permasalahannyaRangkuman ahli waris dan permasalahannya
Rangkuman ahli waris dan permasalahannyaAhayiwinaningsih
 
Fikih bab 12 dan 13_104318.pptx
Fikih bab 12 dan 13_104318.pptxFikih bab 12 dan 13_104318.pptx
Fikih bab 12 dan 13_104318.pptxDrSudartoMPdI
 
Fikih - hukum warisan dalam Islam
Fikih - hukum warisan dalam IslamFikih - hukum warisan dalam Islam
Fikih - hukum warisan dalam IslamNSS Slide
 
2.PENGHALANG PEWARISAN.pptx
2.PENGHALANG PEWARISAN.pptx2.PENGHALANG PEWARISAN.pptx
2.PENGHALANG PEWARISAN.pptxbenimuhamad1
 
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakatlaporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakatmusicstudiosofeh
 
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajreId 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajreAzwar Lawalata
 
Skema ahli Waris
Skema ahli WarisSkema ahli Waris
Skema ahli Waristpahiday
 
Pemda Waris POWER Point Agt 2015.pptx
Pemda Waris POWER Point Agt 2015.pptxPemda Waris POWER Point Agt 2015.pptx
Pemda Waris POWER Point Agt 2015.pptxbagianhukumkabupaten2
 

Similar to 7. tambahan waris fix (20)

Bab i3
Bab i3Bab i3
Bab i3
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
ZAWI AL ARHAM DAN AL HAJB
ZAWI AL ARHAM DAN AL HAJBZAWI AL ARHAM DAN AL HAJB
ZAWI AL ARHAM DAN AL HAJB
 
Mawaris [Autosaved].ppt
Mawaris [Autosaved].pptMawaris [Autosaved].ppt
Mawaris [Autosaved].ppt
 
fiqih mawarits.pptx
fiqih mawarits.pptxfiqih mawarits.pptx
fiqih mawarits.pptx
 
Presentation1 Hukum Warisan
Presentation1 Hukum WarisanPresentation1 Hukum Warisan
Presentation1 Hukum Warisan
 
Rangkuman ahli waris dan permasalahannya
Rangkuman ahli waris dan permasalahannyaRangkuman ahli waris dan permasalahannya
Rangkuman ahli waris dan permasalahannya
 
Rangkuman ahli waris dan permasalahannya
Rangkuman ahli waris dan permasalahannyaRangkuman ahli waris dan permasalahannya
Rangkuman ahli waris dan permasalahannya
 
Faraidh.pdf
Faraidh.pdfFaraidh.pdf
Faraidh.pdf
 
Fikih bab 12 dan 13_104318.pptx
Fikih bab 12 dan 13_104318.pptxFikih bab 12 dan 13_104318.pptx
Fikih bab 12 dan 13_104318.pptx
 
7. WARIS_fix.ppt
7. WARIS_fix.ppt7. WARIS_fix.ppt
7. WARIS_fix.ppt
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
 
Fikih - hukum warisan dalam Islam
Fikih - hukum warisan dalam IslamFikih - hukum warisan dalam Islam
Fikih - hukum warisan dalam Islam
 
2.PENGHALANG PEWARISAN.pptx
2.PENGHALANG PEWARISAN.pptx2.PENGHALANG PEWARISAN.pptx
2.PENGHALANG PEWARISAN.pptx
 
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakatlaporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
AHLI WARIS DAN BAGIANNYA
AHLI WARIS DAN BAGIANNYAAHLI WARIS DAN BAGIANNYA
AHLI WARIS DAN BAGIANNYA
 
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajreId 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
 
Skema ahli Waris
Skema ahli WarisSkema ahli Waris
Skema ahli Waris
 
Pemda Waris POWER Point Agt 2015.pptx
Pemda Waris POWER Point Agt 2015.pptxPemda Waris POWER Point Agt 2015.pptx
Pemda Waris POWER Point Agt 2015.pptx
 

More from edo soehendro

Parameter kecepatan potong mesin bubut
Parameter kecepatan potong mesin bubutParameter kecepatan potong mesin bubut
Parameter kecepatan potong mesin bubutedo soehendro
 
Bab 1 berfikir kritis dan berdwmokratis
Bab 1 berfikir kritis dan berdwmokratisBab 1 berfikir kritis dan berdwmokratis
Bab 1 berfikir kritis dan berdwmokratisedo soehendro
 
Bab 11 peradaban islam pada masa modern
Bab 11 peradaban islam pada masa modernBab 11 peradaban islam pada masa modern
Bab 11 peradaban islam pada masa modernedo soehendro
 
Budi pekerti 10 february 2021
Budi pekerti   10 february 2021Budi pekerti   10 february 2021
Budi pekerti 10 february 2021edo soehendro
 
27 januari - 2021 pengertian budi pekerti.docx
27   januari - 2021   pengertian budi pekerti.docx27   januari - 2021   pengertian budi pekerti.docx
27 januari - 2021 pengertian budi pekerti.docxedo soehendro
 
Turunan fungsi aljabar 1
Turunan fungsi aljabar 1Turunan fungsi aljabar 1
Turunan fungsi aljabar 1edo soehendro
 
13 januari - 2021 tanda kecakapan umum penegak
13   januari - 2021   tanda kecakapan umum penegak13   januari - 2021   tanda kecakapan umum penegak
13 januari - 2021 tanda kecakapan umum penegakedo soehendro
 
Limit fungsi aljabar 4
Limit fungsi aljabar 4Limit fungsi aljabar 4
Limit fungsi aljabar 4edo soehendro
 
Pernikahan dalam islam talak, iddah dan rujuk
Pernikahan dalam islam talak, iddah dan rujukPernikahan dalam islam talak, iddah dan rujuk
Pernikahan dalam islam talak, iddah dan rujukedo soehendro
 
Ikatan kimia kelas x
Ikatan kimia kelas xIkatan kimia kelas x
Ikatan kimia kelas xedo soehendro
 
Limit fungsi aljabar 3
Limit fungsi aljabar 3Limit fungsi aljabar 3
Limit fungsi aljabar 3edo soehendro
 
Ukuran pemusatan data
Ukuran pemusatan dataUkuran pemusatan data
Ukuran pemusatan dataedo soehendro
 
Menentukan persamaan fungsi
Menentukan persamaan fungsiMenentukan persamaan fungsi
Menentukan persamaan fungsiedo soehendro
 
Materi cara membuat tabel
Materi cara membuat tabelMateri cara membuat tabel
Materi cara membuat tabeledo soehendro
 

More from edo soehendro (20)

Parameter kecepatan potong mesin bubut
Parameter kecepatan potong mesin bubutParameter kecepatan potong mesin bubut
Parameter kecepatan potong mesin bubut
 
Mesin bensin tdo
Mesin bensin tdoMesin bensin tdo
Mesin bensin tdo
 
57866 kontrol diri
57866 kontrol diri57866 kontrol diri
57866 kontrol diri
 
Bab 1 berfikir kritis dan berdwmokratis
Bab 1 berfikir kritis dan berdwmokratisBab 1 berfikir kritis dan berdwmokratis
Bab 1 berfikir kritis dan berdwmokratis
 
Bab 11 peradaban islam pada masa modern
Bab 11 peradaban islam pada masa modernBab 11 peradaban islam pada masa modern
Bab 11 peradaban islam pada masa modern
 
Budi pekerti 10 february 2021
Budi pekerti   10 february 2021Budi pekerti   10 february 2021
Budi pekerti 10 february 2021
 
27 januari - 2021 pengertian budi pekerti.docx
27   januari - 2021   pengertian budi pekerti.docx27   januari - 2021   pengertian budi pekerti.docx
27 januari - 2021 pengertian budi pekerti.docx
 
Turunan fungsi aljabar 1
Turunan fungsi aljabar 1Turunan fungsi aljabar 1
Turunan fungsi aljabar 1
 
13 januari - 2021 tanda kecakapan umum penegak
13   januari - 2021   tanda kecakapan umum penegak13   januari - 2021   tanda kecakapan umum penegak
13 januari - 2021 tanda kecakapan umum penegak
 
Limit fungsi aljabar 4
Limit fungsi aljabar 4Limit fungsi aljabar 4
Limit fungsi aljabar 4
 
Pernikahan dalam islam talak, iddah dan rujuk
Pernikahan dalam islam talak, iddah dan rujukPernikahan dalam islam talak, iddah dan rujuk
Pernikahan dalam islam talak, iddah dan rujuk
 
Fungsi komposisi
Fungsi komposisiFungsi komposisi
Fungsi komposisi
 
Ikatan kimia kelas x
Ikatan kimia kelas xIkatan kimia kelas x
Ikatan kimia kelas x
 
Limit fungsi aljabar 3
Limit fungsi aljabar 3Limit fungsi aljabar 3
Limit fungsi aljabar 3
 
Ukuran pemusatan data
Ukuran pemusatan dataUkuran pemusatan data
Ukuran pemusatan data
 
Bab 3 ikatan kimia
Bab 3   ikatan kimiaBab 3   ikatan kimia
Bab 3 ikatan kimia
 
Menentukan persamaan fungsi
Menentukan persamaan fungsiMenentukan persamaan fungsi
Menentukan persamaan fungsi
 
Materi cara membuat tabel
Materi cara membuat tabelMateri cara membuat tabel
Materi cara membuat tabel
 
Proglin 2
Proglin 2Proglin 2
Proglin 2
 
Ppt syaja'ah
Ppt syaja'ahPpt syaja'ah
Ppt syaja'ah
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

7. tambahan waris fix

  • 2. KD Kompetensi Dasar: 3.29 Mengevaluasi ketentuan waris dalam Islam 4.29 Menggunakan ketentuan pembagian waris Islam dalam kehidupan back
  • 3. back Tujuan Pembelajaran: Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:  Menjelaskan ketentuan waris dalam Islam.  Menjelaskan dalil-dalil tentang ketentuan waris dalam Islam.  Mengidentifikasi ketentuan ketentuan waris dalam Islam.  Mengidentifikasi hikmah dan manfaat ketentuan waris dalam Islam.  Menjelaskan hikmah dan manfaat ketentuan waris dalam Islam.  Menganalisis ketentuan ketentuan waris dalam Islam.  Mengevaluasi ketentuan waris dalam Islam.  Menganalisis hikmah dan manfaat ketentuan waris dalam Islam.  Menyajikan paparan tentang ketentuan waris dalam Islam.  Menyajikan paparan hikmah dan manfaat ketentuan waris dalam Islam.  Mempraktikkan pelaksanaan pembagian waris dalam Islam
  • 4. PENGERTIAN Kata mawaris berasal dari kata waris (bahasa arab) yang berarti mempusakai harta orang yang sudah meningal, atau membagi-bagikan harta peninggalan orang yang sudah meninggal kepada ahli warisnya. Ahli waris adalah orang yang mempunyai hak untuk mendapat bagian dari harta peninggalan orang yang telah meninggal (pewaris)
  • 5. Lanjutan  Karena sensitif atau rawannya masalah harta warisan itu, maka dalam agama Islam ada ilmu faraid, yaitu ilmu yang mempelajari tentang warisan dan perhitungannya.  Salah satu tujuan dari ilmu faraid adalah tidak terjadi perselisihan atau perpecahan.
  • 6. Dasar-Dasar Hukum Mawaris  1. Al-Qur’an ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ ‫لر‬ِ‫ل‬ ‫ب‬ َ‫ر‬ْ‫ق‬َ ْ ‫اْل‬ َ‫و‬ ِ‫ان‬َ‫د‬ِ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ت‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫م‬ ٌ‫ْب‬‫ي‬ ِ ‫َص‬‫ن‬ َ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ت‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫م‬ ٌ‫ْب‬‫ي‬ ِ ‫َص‬‫ن‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ِ‫لن‬ِ‫ل‬ َ‫و‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ ِ‫ان‬َ‫د‬ِ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ْ‫ال‬ ْ‫ف‬َ‫م‬ ‫ا‬ً‫ب‬ْ‫ي‬ ِ ‫َص‬‫ن‬ َ‫ر‬‫ث‬َ‫ك‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ل‬َ‫ق‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫م‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬‫ب‬ َ‫ر‬ْ‫ق‬َ ْ ‫اْل‬ َ‫و‬ ‫ا‬ًً ْ‫و‬‫ر‬ ( ‫النساء‬ : 7 ) Artinya: “Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi orang perempuan ada bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan”. (QS. An Nisa: 7)
  • 7. Lanjutan  2. Hadits َ ‫ض‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫ف‬ْ‫اال‬ ْ‫و‬‫ق‬ ِ‫ح‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ َ ِ ‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ي‬ِ‫ق‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫ا‬ِ‫ب‬ َ ‫ر‬َ‫ك‬ََ َ‫ل‬‫ج‬َ‫ر‬ ََ‫ل‬ ْ‫و‬ ( ‫عليه‬ ‫متفق‬ ) Artinya: “Berikan warisan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dan sisanya untuk orang laki-laki yang berhak”. (HR. Bukhari dan Muslim)
  • 8. Rukun Mawaris  Adanya orang yang mewariskan harta (pewaris)  Adanya harta yang diwariskan (warisan)  Adanya ahli waris yang menerima harta warisan (ahli waris)
  • 9. Hal-hal Yang perlu dilakukan sebelum harta dibagi  Bayar hutang kalau masih ada  Keluarkan zakat bila sampai batas nisab  Keluarkan biaya perawatan dan pemakaman jenazah  Melaksanakan wasiat jenazah  Memenuhi nazar jenazah ketika masih hidup dan belum sempat dilaksanakan
  • 10. ASBABUL IRTSI • Ialah hal-hal yang menyebabkan mendapatkan harta warisan • Karena adanya hubungan darah • Karena hubungan nikah yang sah • Karena memerdekakan budak • Karena seagama dengan si jenazah
  • 11. Pengertian dan syarat wasiat  Wasiat: Ialah pesan-pesan kebaikan yang harus dilaksanakan sepeninggal si mayat.  Syarat-syarat wasiat  Dilaksanakan dalam keadaan sadar  Berisikan ttg kebaikan  Tidak lebih dari 1/3 jumlah seluruh harta  Tidak diwasiatkan kepada ahli waris yang berhak mewarisi hartanya
  • 12. Mawani’ul Irtsi >ialah hal-hal yang menyebabkan hilangnya hak waris 1. Budak yang belum dimerdekakan 2. Pembunuh keluarganya sendiri 3. Berbeda agama 4. Murtad atau keluar dari Islam 5. Perzinaan (anak yg terlahir dr hasil perzinaan) 6. Li’an (anak yang melakukan li’an/durhaka)
  • 13. 1. Anak laki-laki 2. Cucu laki-laki dan terus ke bawah 3. Bapak 4. Kakek dari bapak ke atas 5. Saudara laki-laki sekandung 6. Saudara laki-laki sebapak 7. Saudara laki-laki seibu 8. Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung 9. Anak laki laki saudara laki-laki sebapak 10. Paman yang sekandung dengan bapak 11. Paman yang sebapak dengan bapak 12. Anak laki-laki paman sekandung dg bapak 13. Anak laki-laki paman sebapak dg bapak 14. Suami 15. Laki-laki yang memerdekakan budak 1. Anak perempuan 2. Cucu perempuan dari anak laki-laki 3. Ibu 4. Nenek dari ibu 5. Nenek dari bapak 6. Saudara perempuan sekandung 7. Saudara perempuan sebapak 8. Saudara perempuan seibu 9. Istri 10. Wanita yang memerdekakan budak Laki-laki (15) Perempuan (10) Penetapan ahli waris (25 orang)
  • 14. Lanjutan  Ahli Waris Laki-laki : (Keterangan no. 1-13 berdasarkan pertalian darah. Jika lima belas orang itu ada, maka yang dapat menerima hanya tiga, yaitu anak laki-laki, suami, bapak)  Ahli Waris Perempuan (Keterangan no. 1-8 berdasarkan pertalian darah. Jika 10 orang itu ada, maka yang mendapat warisan hanya lima orang, yaitu istri, anak perempuan, ibu, cucu perempuan, dan saudara perempuan kandung).
  • 15. Dhawil Furudh Dhawil Furudh: Ahli waris yang berhak menerima harta warisan 1.Mustakhiq : Golongan yang pasti mendapatkan warisan dan kedudukanya tidak pernah bergeser dari ahli waris lain 2.Mahjubun : Seharusnya mendapat bagian tetapi tergeser dengan adanya ahli waris lain yang lebih dekat kedudukannya
  • 16. 3.Dhawil Arkham: Ahli waris yang mendapatkan bagian warisan karena adanya hubungan sanak(kerabat) 4.Dhawil Ashobah: Ahli waris yang mendapatkan bagian warisan karena adanya sisa hasil pembagian warisan • Besar kecilnya bagian Ashobah sebab: • Banyak sedikitnya ahli waris • Banyak sedikitnya harta yang dibagikan
  • 17. a.Yang mendapatkan Nishfu ( ½)  Anak perempuan tunggal  Cucu perempuan tunggal dari anak laki-laki  Saudara perempuan tunggal yang sekandung  Saudara perempuan tunggal yang sebapak, apabila saudara perempuan yang sekandung tidak ada  Suami apabila istrinya tidak mempunyai anak, atau cucu (laki-laki atau perempuan) dari anak laki-laki. Furudhul Muqoddaroh Yaitu Ketentuan kadar pembagian masing-masing ahli waris
  • 18. Yang mendapat bagian Rubu’(1/4)  Suami apabila istrinya mempunyai anak (lk / pr) atau cucu (lk / pr) dari anak laki-laki  Istri (seorang atau lebih) apabila suaminya tidak mempunyai anak (lk / pr) atau cucu (lk / pr) dari anak laki- laki.
  • 19. Yang mendapat Tsulusain (2/3)  Dua orang anak perempuan atau lebih apabila tidak ada anak dan cucu laki-laki (menurut sebagian besar ulama)  Dua orang cucu perempuan atau lebih dari anak laki-laki apabila tidak ada anak perempuan (diqiyaskan kepada anak perempuan)  Dua orang saudara perempuan atau lebih yang sekandung  Dua orang saudara perempuan atau lebih yang sebapak
  • 20. Yang mendapat Tsulus 1/3  Ayah, apabila tidak ada anak atau cucu  Ibu, apabila tidak ada anak, cucu, saudara laki-laki dan perempuan kandung dan seibu serta sebapak dan ayah kandung  Dua orang saudara atau lebih (lk/pr) yang seibu apabila tidak ada anak atau cucu dan ayah kandung
  • 21. Yang mendapat bagian Tsumun ( 1/8 ) istri (seorang atau lebih) apabila suami mempunyai anak (lk/pr) atau cucu (lk/pr) dari anak laki-laki
  • 22. Yang mendapat bagian Tsudus ( 1/6 )  Ibu, apabila ada anak atau cucu (dari anak laki-laki), tidak ada ada saudara (lk/pr) kandung, seibu dan sebapak, tidak ada ayah kandung  Bapak, apabila ada anak atau cucu (lk/pr) dari anak laki-laki  Nenek (dari ibu atau bapak) apabila tidak ada ibu. Jika nenek dari pihak bapak dan ibu masih ada , maka keduanya mendapat bagian yang sama dari bagian yang seperenam itu  Cucu perempuan (seorang atau lebih) dari anak laki-laki apabila ada anak tunggal. Akan tetapi, apabila anak perempuan lebih dari seorang, maka cucu perempuan tidak mendapat bagian warisan.  Kakek, apabila ada anak atau cucu (dari anak laki-laki), sedangkan tidak ada bapak.  Seorang saudara (lk/pr) yang seibu jika tidak ada anak, cucu, ayah kandung  Saudara perempuan yang sebapak (seorang atau lebih) apabila ada seorang saudara perempuan sekandung. Ketentuan pembagian seperti itu dimaksudkan untuk menggenapi jumlah bagian saudara kandung dan saudara sebapak menjadi dua pertiga bagian. Apabila saudara kandungnya
  • 23. ASOBAH Yaitu sisa setelah harta waris dibagi ALGARAWAIN Yaitu dua masalah aneh karena caralahia pembagian waris untuk ibu bapak menyalahi ketentuan umum Al-Aul Yaitu apabila jumlah begian zawil furud melebihi jumlah pokok masalahnya
  • 24. Pengertian Ashobah  Asabah adalah ahli waris yang bagian penerimaannya tidak ditentukan, tetapi menerima dan menghabiskan sisanya.
  • 25. Pembagian Ashobah  Ahli waris ashobah terbagi dua, yaitu: 1. Ashobah binnasab (pertalian darah), Terbagi menjadi 3 bagian; A. ashobah binnafsih  Yaitu asabah yang berhak mendapat semua harta atau sisa, diatur menurut susunan sebagai berikut:  Anak laki-laki  Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan terus ke bawah asal saja pertaliannya masih terus laki-laki  Bapak  Kakek, dari pihak bapak dan terus ke atas, asal saja pertaliannya masih belum putus dari pihak bapak  Saudara laki-laki sekandung  Saudara laki-laki sebapak  Anak saudara laki-laki kandung  Anak saudara laki-laki sebapak  Paman kandung sebapak  Paman sebapak yang sebapak  Anak laki-laki paman sekandung dengan bapak  Anak laki-laki paman sebapak dengan bapak
  • 26. LANJUTAN  Asabah-asabah tersebut dinamakan asabah binafsih, karena mereka langsung menjadi asabah tanpa disebabkan oleh orang lain. Apabila asabah tersebut di atas semuanya ada, maka tidak semua dari mereka mendapat bagian, tetapi harus didahulukan orang-orang (asabah) yang lebih dekat pertaliannya dengan orang yang meninggal itu. Jadi, penentuannya diatur menurut nomor urut yang tersebut di atas.  Jika ahli waris yang ditinggalkan itu anak laki-laki dan anak perempuan, maka mereke mengambil semua harta ataupun semua semua sisa. Cara pembagiannya ialah untuk anak laki-laki mendapat dua kali lipat dari anak perempuan. Allah swt. berfirman,  Artinya: “Allah telah menetapkan tentang pembagian harta warisan terhadap anak-anakmu. Untuk seorang laki-laki sebanyak bagian dua orang perempuan.” (QS. An Nisa: 11).
  • 27. Lanjutan B. Ashobah Bil Ghoir  Yaitu asabah yang disebabkan dengan adanya orang lain. Perempuan juga ada yang menjadi asabah dengan ketentuan sebagai berikut:  Anak perempuan apabila ada anak laki-laki  Cucu perempuan apabila ada cucu laki-laki  Saudara perempuan kandung apabila ada saudara laki-laki kandung  Saudara perempuan sebapak apabila ada saudara laki-laki sebapak
  • 28. Lanjutan C. Asabah Ma’alghair (Asabah bersama orang lain)  Saudara perempuan sekandung apabila ahli warisnya saudara perempuan sekandung( seorang atau lebih) dan anak perempuan (seorang atau lebih) atau saudara perempuan sekandung dan cucu perempuan (seorang atau lebih), maka saudara perempuan menjadi asabah ma’alghair. Sesudah ahli waris yang lain mengambil bagian masing-masing, sisanya menjadi bagian saudara perempuan tersebut.  Saudara perempuan sebapak apabila ahli warisnya apabila ahli waris saudara perempuan sebapak (seorang atau lebih), atau saudara perempuan sebapak dan cucu perempuan (seorang atau lebih), maka saudara perempuan menjadi asabah ma’alghair. Jadi saudara perempuan sekandung atau sebapak dapat menjadi asabah ma’alghair apabila mereka tidak mempunyai saudara laki-laki. Akan tetapi, apabila mereka mempunyai saudara laki-laki maka kedudukannya berubah menjadi asabah bilghair (saudara perempuan menjadi asabah karena ada saudara laki-laki).
  • 29. Hijab dan Mahjub  Hijab (penghalang), yaitu ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga ahli waris yang lebih jauh tidak dapat menerima, atau bisa menerima, tetapi bagiannya berkurang.
  • 30. Lanjutan  Hijab terbagi dua, yaitu:  Hijab hirman, yaitu ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga ahli waris yang lebih jauh sama sekali tidak menerima bagian. Contohnya kakek (mahjub/terhalang) oleh bapak (hijab/penghalang), nenek (mahjub/terhalang) oleh ibu (hijab/penghalang), dan cucu (mahjub/terhalang) terhalang oleh anak (hijab/penghalang)  Hijab nuqsan (mengurangi), ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga ahli waris yang lebih jauh bagiannya berkurang. Contohnya jika jenazah tidak meninggalkan anak, suami mendapat ½ , dan jika meninggalkan anak mendapat ¼ .
  • 31. Praktik Pelaksanaan Pembagian Waris dalam Islam  Seseorang (suami) meninggal dunia, meninggalkan harta sebesar Rp. 180.000.000 Ahli waris terdiri dari istri, ibu dan 2 anak (laki2) Hasilnya adalah : Istri 1/8 Ibu 1/6 2 anak (lk) A (Ashobah/sisa) Asal masalahnya dari 1/8 dan 1/6 (KPK: Kelipatan Persekutuan Terkecil dari bilangan penyebut 8 dan 6) adalah 24 Pembagiannya adalah: Ahli Waris Bag. AM (24) Harta Warisan Rp. 180.000.000 Penerimaan Istri 1/8 3 3/24 x Rp. 180.000.000 = Rp. 22.500.000,- Ibu 1/6 4 4/24 x Rp. 180.000.000 = Rp. 30.000.000,- 2 anak (lk) A 17 17/24 x Rp. 180.000.000 = Rp. 127.500.000 Masing-masing anak laki-laki memperoleh mawaris sebesar: = Rp. 127.500.000 : 2 = Rp. 63.750.000
  • 32. Lanjutan  Penghitungan dengan menggunakan ‘aul. ‘Aul adalah jumlah bagian ahli waris yang berhak mendapat warisan lebih banyak dari pada harta peninggalan. Contoh kasus: (Lihat buku paket PAI kelas XII halaman 168)  Penghitungan dengan menggunkan rad. Rad adalah mengembalikan sisa (kelebihan) harta kepada ahli waris yang ada sesuai dengan kadar bagian masing-masing. Contoh kasus: (Lihat buku paket PAI kelas XII halaman 168)
  • 33. Contoh kasus hijab dan mahjub  Seseorang (suami) meninggal dunia, meninggalkan harta sebesar Rp. 140.000.000 Ahli waris terdiri dari istri, bapak, 1 anak (laki2), 1 anak (pr), dan kakek Hasilnya adalah : Suami 1/4 Bapak 1/6 1 anak (lk) A (Ashobah/sisa) 1 anak (pr) A (Ashobah/sisa) Kakek m (mahjub/terhalang oleh bapak) - Asal masalahnya dari 1/4 dan 1/6 (KPK: Kelipatan Persekutuan Terkecil dari bilangan penyebut 4 dan 6) adalah 12 Pembagiannya adalah: Ahli Waris Bag. AM/KPK (12) Harta Warisan Rp. 180.000.000 Penerimaan Suami 1/4 3 3/12 x Rp. 140.000.000 = Rp. 35.000.000 Bapak 1/6 2 2/12 x Rp. 140.000.000 = Rp. 23.000.000 1 anak (lk) dan 1 anak (pr) A 7 7/12 x Rp. 140.000.000 = Rp. 82.000.000 Kakek M (tidak dapat warisan) - - Masing-masing anak laki-laki dan perempuan memperoleh mawaris sebesar: = Rp. 127.500.000 : 3 (bagian anak laki-laki 2x lipat anak perempuan): 1 anak (lk) = Rp 55.000.000 (setelah pembulatan)  1 anak (pr) = Rp 27.000.000 (setelah pembulatan)
  • 34. PERUNDANG-UNDANGAN WARIS DI INDONESIA KEPUTUSAN MENTRI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 1991 TENTANG PELAKSANAAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1991 TANGGAL 10 JUNI T1HUN 1991 MENGENAI KOMPILASI HUKUM ISLAM DI BIDANG HUKUM PERKAWINAN, KEWARISAN, DAN PERWAKAFAN BUKU II HUKUM KEWARISAN TERDIRI DARI 5 BAB 43 PASAL AITU DARI PASAL 171 SAMPAI PASAL 214 back
  • 35. HIKMAH MAWARIS  Dengan adanya ketentuan waris itu disamping akan membawa keteraturan dan ketertiban dalam hal harta benda, juga untuk memelihara kelanjutan harta benda dari satu generasi ke generasi lain.  Dapat menegakkan nilai-nilai perikemanusiaan, kebersamaan dan demokratis di antara manusia, khususnya dalam soal yang menyangkut harta benda.  Dengan mempelajari ilmu waris berarti seorang muslim telah dapat ikut memelihara dan melaksanakan ketentuan-ketentuan dari Allah yang terdapat dalam Al Quran.  Menghindarkan perpecahan antarkeluarga yang disebabkan oleh pembagian warisan tang tidak adil. Mengalirkan harta peninggalan kepada yang lebih bermanfaat agar lebih terjaminnya kesejahteraan keluarga secar merata.  Memelihara harta peninggalan dengan baik sehingga harta itu menjadi amal jariah bagi si jenazah.
  • 36. EVALUASI 1. Kemukakan 4 macam sebab memperoleh waris 2. Apakah yang dimaksud hijab hirman dan hijab nuqsan 3. Apa yang dimaksud furudul muqaddarah 4. Apa yang dimaksud asobah 5. Harta waris Rp 48.000.000, ahli waris istri, ibu, 2 anak laki-laki . Hitunglah back