Krisis tiroid adalah komplikasi berbahaya dari hipertiroidisme yang disebabkan oleh pelepasan hormon tiroid dalam jumlah besar dan hiperaktivitas sistem syaraf simpatis. Gejalanya meliputi demam tinggi, detak jantung cepat, dan gangguan sistem saraf dan gastrointestinal. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar hormon tiroid tinggi. Pengobatan berfokus pada menurunkan kadar hormon
2. Pendahuluan
OKrisis tiroid merupakan komplikasi
hypertiroidisme yang jarang terjadi
tetapi berpotensi fatal.
OPada fase lanjut, pasien dapat jatuh
dalam keadaan stupor atau
komatus yang disertai dengan
hypotensi.
3. OAngka kematian orang dewasa pada krisis
tiroid mencapai 10-20%.
OBahkan beberapa laporan penelitian
menyebutkan hingga setinggi 75% dari
populasi pasien yang dirawat inap.
ODengan tirotoksikosis yang terkendali dan
penanganan dini krisis tiroid, angka
kematian dapat diturunkan hingga kurang
dari 20%.
4. Anamnesis yang tepat sangat
penting untuk menegakkan
diagnosis. Hal ini penting karena
diagnosis krisis tiroid didasarkan
pada gambaran klinis bukan pada
gambaran laboratoris.
5. Pengertian
Krisis tiroid/thyrotoxic crisis/thyroid storm
adalah kedaruratan medis yang disebabkan
oleh eksaserbasi akut dari gejala-gejala
hipertiroid. Hal ini dapat berakibat fatal dan
mematikan. Namun jarang terjadi apabila
deteksi dini dilaksanakan dan pengobatan
diberikan secepatnya (Hannafi,2011).
6. ETIOLOGI
Mekanisme fisiologis yang mengakibatkan
terjadi krisis tiroid, yaitu :
1. Pelepasan seketika hormone tiroid dalam
jumlah yang besar.
2. Hiperaktivitas adrenegik.
3. Lipolisis dan pembentukan asam lemak
yang berlebihan
Etiologi yang paling banyak menyebabkan
krisis tiroid adalah penyakit Graves.
7. Faktor pencetus
infeksi,
trauma,
pembedahan non tiroid,
tiroidectomi,
reaksi insulin,
kehamilan,
pemberhentian terapi anti tiroid mendadak,
hipertiroid yang tidak terdiagnosa,
9. MANIFESTASI KLINIS
ODemam > 370 C
OTakikardi > 130 x/menit
OGangguan sistem gastrointestinal seperti diare
berat
OGangguan sistem neurologik seperti keringat
yang berlebihan sampai dehidrasi,gangguan
kesadaran sampai koma
Penderita umumnya menunjukkan semua gejala
tirotoksikosis, tetapi biasanya jauh lebih berat.
10. PATOFISIOLOGI
PENYAKIT
GRAVES
PEMICU : INFEKSI, TRAUMA,
PEMBEDAHAN NON TIROID,
TIROIDECTOMI, REAKSI
INSULIN, KEHAMILAN,
PENGHENTIAN TERAPI ANTI
TIROID, HIPERTIROID TDK
TERDIAGNOSA
PELEPASAN
SEKETIKA HORMON
TIROID DLM JML
BESAR
HIPERAKTIVITAS
ADRENERGIK
LIPOLISIS &
PEMBENTUKAN ASAM
LEMAK BER >
HIPERMETABOLIK
PENINGKATAN
KATEKOLAMIN MENGOKSIDASI &
MENHASILKAN ENERGI
PANAS BER >
PENINGKATAN
KECEPATAN REAKSI
KIMIA & PRODUKSI
PANAS
PENINGKATAN
SENSITIVITAS &
FNGS ORGAN
EFECTOR
PERUBAHAN
KESEIMBANGAN
CAIRAN & ELEKTROLIT
SERTA STATUS
KATABOLIK
MENINGKAT-
KAN KONSUMSI
NUTRIEN DAN
O2
HIPERTERMIA
TACHICARDI,
DIARE HIPOXIA
DEHIDRASI
11. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
O Kadar TSH serum dapat sangat rendah .
O Kadar fT4/T3 tinggi.
O Anemia normositik normokromik, dengan
O Limfositosis yang relatif tinggi.
O Hiperglikemia.
O SGOT dan SGPT meningkat
O Hiperbillirubinemia
EKG
13. PENATALAKSANAAN
O Koreksi Hipertiroidisme
O Menghambat Sintesis Hormon Tiroid
Obat yang dipilih adalah metimasol. Metimasol
diberikan dengan dosis 20 mg tiap 4 jam (dosis total 120
mg/hari), bisa diberikan dengan atau tanpa dosis awal
60-100 mg
O Menghambat Sekresi Hormon Yang telah Terbentuk
Obat pilihan adalah larutan kalium yodida pekat (SSKI)
dengan dosis 5 tetes setiap 6 jam atau larutan Lugol 30
tetes perhari dengan dosis terbagi 4.
O Menghambat Konversi T4 menjadi T3 di perifer,
termasuk: PTU, Ipodate atau Ioponoat, penyekat
(propanolol), kortikosteroid.
14. PENATALAKSANAAN
Menurunkan kadar hormon secara langsung
plasmaferesis, tukar plasma, dialisis peritoneal,
transfusi tukar, dan charcoal plasma perfusion.
Hal ini dilakukan bila dengan pengobatan
konvensional tidak berhasil.
Terapi Definitif pemberian Yodium radioaktif
dan pembedahan (tiroidektomi subtotal atau
total).
15. Menormalkan dekompensasi homeostasis dgn terapi
suportif seperti :
• Dehidrasi dan keseimbangan elektrolit segera
diobati dengan cairan intravena
• Glukosa untuk kalori dan cadangan glikogen
• Multivitamin, terutama vitamin B
• Obat aritmia, gagal jantung kongestif
• Lakukan pantauan invasif bila diperlukan –
Suplemen Oksigen
• Obati hipertermia (asetaminofen, kompres
dingin).
• Glukokortikoid (hidrokortison 100 mg setiap 8
jam atau deksametason 2 mg setiap 6 jam)
• Sedasi jika perlu
• Obat Antiadrenergik
16. Terapi untuk faktor pencetus
Obati secara agresif faktor pencetus
yang diketahui.
Mencari fokus infeksi yang utama
misalnya dilakukan kultur darah, urine
dan sputum, juga foto thoraks.
17. KOMPLIKASI
Komplikasi dapat ditimbulkan dari tindakan bedah,
yaitu antara lain :
hipoparatiroidisme,
kerusakan nervus laringeus rekurens,
hipotiroidisme pd tiroidektomi subtotal/terapi
RAI,
gangguan visual/diplopia akibat oftalmopati berat,
miksedema pretibial yang terlokalisir,
gagal jantung dengan curah jantung yang tinggi,
pengurangan massa otot dan
kelemahan otot proksimal.
18. PROGNOSIS
Angka kematian keseluruhan akibat
krisis tiroid diperkirakan berkisar
antara 10-20%
Terdapat laporan penelitian yang
menyebutkan hingga 75%, tergantung
faktor pencetus atau penyakit yang
mendasari terjadinya krisis tiroid.
Dengan diagnosis yang dini dan
penanganan yang adekuat, prognosis
biasanya akan baik.