Dokumen tersebut membahas tentang hipoglikemi yang mencakup definisi, klasifikasi, penyebab, gejala, pemeriksaan penunjang, dan pengobatan hipoglikemi pada penderita diabetes melitus. Prinsip pengobatannya adalah meningkatkan kadar gula darah yang rendah dengan pemberian glukosa secara oral atau infus.
4. Hipoglikemi Ringan (glukosa darah
50-60 mg/dL)
Pelimpahan adrenalin ke
dalam darah menyebabkan gejala
seperti tremor, takikardi, palpitasi,
kegelisahan dan rasa lapar.
Hipoglikemi Sedang (glukosa darah
<50 mg/dL)
Tanda- tanda gangguan fungsi
pada sistem saraf pusat mencakup
keetidakmampuan berkonsentrasi,
sakit kepala, vertigo, konfusi,
penurunan daya ingat
5. Hipoglikemi Berat
(glukosa darah <35 mg
/dL)
Terjadi gangguan
pada sistem saraf pusat
sehingga pasien
memerlukan pertolongan
orang lain untuk
mengatasi
hipoglikeminya.
6. • Pelepasan insulin yang berlebihan oleh
pankreas.
• Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu
tinggi, yang diberikan kepada penderita
diabetes untuk menurunkan kadar gula
darahnya.
• Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar
adrenal.
• Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau
pembentukan glukosa di hati.
7.
8.
9. 1. Gula darah puasa
Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa
(sebelum diberi glukosa 75 gram oral) dan nilai
normalnya antara 70- 110 mg/dl.
2. Gula darah 2 jam post prandial
Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa dengan nilai
normal < 140 mg/dl/2 jam
3. HBA1c
HBA1c menunjukkan kadar hemoglobin terglikosilasi
yang pada orang normal antara 4- 6%.
4. Elektrolit, terjadi peningkatan creatinin jika
fungsi ginjalnya telah terganggu
5. Leukosit, terjadi peningkatan jika sampai terjadi
infeksi
10. Prinsip dari pengobatan hipoglikemia adalah
menaikan kembali kadar gula darah yang rendah
itu sehingga mencapai kadar normalnya.
Makanya gejala hipoglikemia ini dapat
menghilang dalam beberapa menit setelah
penderita mengkonsumsi gula (dalam bentuk
permen atau tablet glukosa) maupun air gula
atau segelas susu.
11. • Pada penderita yang sadar, pengobatan dapat
segera diberikan berupa glukosa oral (20 g
karbohidrat). Pada penderita yang tidak sadar,
berikan glukosa intravena 12.5-25 g bolus,
kemudian dilanjutkan dengan glukosa infus. Jika
tidak berhasil dapat diberikan glukagon 1 mg
secara subkutan, intramuskular atau intravena
atau efedrin injeksi 25-50 mg.
Editor's Notes
, gerakan tidak terkoordinasi, penglihatan ganda dan perasaan ingin pingsan.
Gejalanya mencakup disorientasi, serangan kejang, sulit dibangunkan bahkan kehilangan kesadaran.
FAKTOR RESIKO HIPOGLIKEMIA
Bayi dari ibu dengan diabetes melitus (IDM)
Neonatus yang besar untuk massa kehamilan (BMK)
Bayi prematur dan lebih bulan
BBLR yang KMK/bayi kembar dapat terjadi penurunan cadangan glikogen hati dan lemak tubuh
Neonatus yang sakit atau stress (sindrom gawat napas, hipotermia)
Bayi dengan kelainan genetik/gangguan metabolik (penyakit cadangan glikogen, intoleransi glukosa)
Semakin tinggi maka akan menunjukkan bahwa orang tersebut menderita DM dan beresiko terjadinya komplikasi.