2. Indikator Kanji
Titrasi dapat dilakukan tanpa
indikator dari luar karena larutan
iodium yang berwarna khas dapat
hilang pada titik akhir titrasi hingga titik
akhir tercapai. Tetapi pengamatan titik
akhir titrasi akan lebih mudah dengan
penambahan larutan kanji sebagai
indikator, karena amilum akan
membentuk kompleks dengan I2 yang
berwarna biru sangat jelas. Dengan
TA tidak berarna
3. Indikator kanji merupakan indikator
yang sangat lazim digunakan, namun
indikator kanji yang digunakan harus
selalu dalam keadaan segar dan baru
karena larutan kanji mudah terurai
oleh bakteri sehingga untuk membuat
larutan indikator yang tahan lama
hendaknya dilakukan sterilisasi atau
penambahan suatu pengawet, antara
lain: HgI2, asam borat atau furoat.
4. Terdapat perbedaan pada penambahan
indikator, yakni :
Pada Iodometri
Penambahan Kanji ditambahkan ketika
mendekati TA. Karena penambahan kanji
di awal titrasi dikhawatirkan akan
membungkus ion iodida yang telah
ditambahkan.
Pada Iodimetri
Penambahan dilakukan pada awal titrasi.
Karena sebagai penitarnya adalah iodium
sehingga kemungkinan I2 yang terbungkus
kanji lebih kecil.
5. Keunggulan kanji yang utama
adalah MURAH.
Kelemahan kanji yaitu:
1. Tidak larut dalam air dingin
2. Suspensinya tidak stabil dalam air
3. Kanji tidak boleh ditambahkan terlalu
dini karena dengan Iod akan
membentukn suatu kompleks yang
tidak dapat larut dalam air
4. Bila terlalu encer, kadang – kadang
terdapat TA yang larut (hilang).
6. JUDUL PENETAPAN
YODOMETRI YODIMETRI
Penetapan Kadar Cu
dalam Terusi Cara De
Haens
Penetapan Kadar Cu
dalam Terusi Cara Bruns
Penetapan Kadar
Formaldehide dalam
Formalin Cara Romijn
Penetapan Kadar
Vitamin C
Penetapan Kadar Air
Cara Karl Fischer
Penetapan Kadar
Glukosa
8. DASAR
Dalam suasana asam, Cu(II) dapat
direduksikan menjadi CuI2 yang
kemudian mengurai menjadi Cu2I2 dan
I2. setelah itu, I2 yang bebas dititar
dengan Na2S2O3 (Natrium Tio sulfat)
dan diberi indikator kanji pada saat
mendekati TA. Cu(II) direduksi oleh KI.
TA dari penetaan ini adalah tidak
berwarna dan terbentuk endapan
putih.
11. Catatan Penting
Harus menggunakan erlenmeyer asah karena
I2 bersifat mudah menguap.
Fungsi penambahan asam (HCl) adalah untuk
mencegah terjadinya hidrolisis Cu(II) dengan
air.
Penambahan kanji harus menunggu sampai
mendekati TA, agar kanji tidak mengikat Iod
dan menyebabkannya sukar lepas.
Setelah ditambahkan KI harus segera dititrasi,
karena I2 bersifat mudah menguap.
Sebelum ditambahkan kanji, tidak boleh di
‘shake’ karena Iod mudah menguap.
13. DASAR
Dalam suasana asam Cu(II) dapat
direaksikan dengan Kalium Rodanida
menjadi tembaga (II) rodanida yang
berwarna hitam dan dapat mengoksidasikan
KI menjadi Iod bebas. Iod bebas (I2) dititar
oleh larutan tio sulfat sehingga menghasilkan
TA yang tidak berwarna + endapan
lembayung. Tembaga (II) rodanida yang
terbentuk merupakan endapan berwarna
lembayung yang menyulitkan pengamatan.
16. Catatan – catatan penting
Harus menggunakan erlenmeyer asah
karena I2 bersifat mudah menguap.
Untuk mencegah terhidrolisisnya logam Cu
menjadi Cu(OH)2, pada labu ukur yang sudah
berisi sampel terusi ditambahkan beberapa
tetes H2SO4 4N.
Digunakan pengasam H2SO4 untuk
mengurangi pengotor dalam larutan.
Penambahan KCNS (Kalium Tiosianat)
digunakan agar reaksi tersebut berjalan ke
arah kanan.
18. DASAR
Penetapan kadar formaldehide
dalam formalin dalam suasana basa,
I2 yang ditambahkan berlebih dan
terukur akan bereaksi dengan
formaldehide sehingga dihasilkan KI
dan HCOOH. Dalam keadaan asam,
kelibihan I2 akan dititar oleh Na2S2O3
hingga berwarna kuning muda seulas
yyang kemudian dititar dengan
Na2S2O3 hingga TA tidak berwarna
dengan penambahan indikator kanji.
20. Catatan Penting
Agar I2 tidak mudah menyublim,
disimpan di tempat yang gelap
Untuk menghindari I2 yang dapat
terabsorbsi ditambahkan kanji pada
awal penitaran.
Bobot kosong kaca arloji saat
penimbangan formalin merupakan
bobot kaca arloji + air
22. DASAR
Asam askorbat (Vitamin C) adalah
pereduksi yang kuat. Asam askorbat
bisa mereduksi I2 menjadi I-. Asam
askorbat dioksidasikan oleh iod yang
ditambahkan berelebih dan terukur
menjadi asam dehidroaskorbat.
Kemudian kelebihan iod yang di titar
dengan Na2S2O3 Hingga kuning muda
seulas. Ditambahkan indikator kanji
sehingga TA yang diperoleh adalah
dari biru menjadi tak berwarna
24. Catatan Penting
Vitamin C dapat larut dalam air dalam 25
bagian alkohol.
Pada penetapan kadar vitamin c
dikerjakan blanko.
Cara untuk menguji kadar vitamin C
dengan menggunakan larutan AgNO3 ,
jika terbentuk larutan berwarna hitam
makan terkandung vitamin c dalam
sampel tersebut.
Vitamin C dalam keadaan kering bersifat
stabil, sedangkan dalam larutan mudah
teroksidasi
26. Dasar
Glukosa adalah termasuk gula
reduksi karena monosakarida yang
memiliki gugus OH laktol bebas dan
dapat berubah menjadi glukosa alifatis
dengan gugus aldehide sebagai
reduktor lemah dan kemudian dapat
dioksidasi oleh oksidator lemah seperti
yodium membentuk asam glukonat.
27. Cara Kerja
1. Ditimbang sampel padat yang
mengandung 100 mg glukosa, dilarutkan
di dalam 50 ml air suling
2. Ditambahkan 25 ml yodium 0,1 N dan 10
ml larutan natrium karboat 14,3%
3. Ditutup dan biarkan 30 menit di tempat
gelap
4. Ditambahkan 15 ml HCl encer dan yodium
yang tersisa dengan larutan tio 0,1 N
sampai tetrjadi warna kuning lemah
5. Ditamabah lagi indikator kanjin, lanjutkan
titrasi sampai warna biru hilang
29. Dasar
Suatu reaksi kimia berjalan antara air
dan Iod, rasio mutlak antara air dengan Iod
1 : 1. Sekali konsentrasi I dalam pereaksi
Karl Fischer ditetapkan, konsentrasi air
dalam contoh dapat ditentukan.
42222 SOHHI2OHSOI
Reaksi
30. Cara Kerja
Cara Kerja Pengerjaan Standar
1. Ditimbang 0,2 gram standar (Na-
Tartrat), dimasukkan ke dalam delas
titrasi
2. Tekan enter pada alat
3. Tekan calc data, lalu dimasukkan
data penimbangan bobot standar
4. Tekan enter sebanyak 2 kali
5. Tunggu sampai titrasi selesai
6. Catat data yang diperoleh.