SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Kelompok : 2
Nama Anggota :
Alfian Cahyo Nugroho (3)
Reyhan Syahreza Muslim (22)
Shabana Umri (25)
APA SIH ITU CuSO4.5H20 ??
Fungsi / Kegunaan
CuSO4.xH2O yang dikenal dengan nama terusi atau
blue vitriol digunakan sebagai fungisida, misalnya
pada kolam renang. Kegunaan lain adalah pada
pemurnian tembaga dan penyepuhan dengan sulfida,
seperti chalcopite, tembaga. Tembaga di alam terdapat
sebagai bronit, chalcocite, covelite, oksidasi seperti
cuprite, ferronite
TEORI
Tembaga dari garam (II) dapat diendapkan sebagai
tembaga (II) hidroksida. Endapan ini larut dalam
NH4OH berlebihan sebagai garam kompleks
[Cu(NH3)2+ , oleh karena itu pengendap digunakan
NaOH atau KOH. Untuk menghindari hidrolisis ion
Cu 2+ menjadi Cu(OH)2 , sebelum pendidihan larutan
CuSO4 harus diasamkan dengan H2SO4
CuSO4 + H2O Cu(OH)2 + H2SO4
DASAR
 Larutan garam tembaga (II) panas diendapkan dengan
larutan basa kuat (NaOH/KOH), menjadi
endapan Cu(OH)2 yang berwarna biru, setelah
dipanaskan memecah menjadi CuO yang berwarna
hitam kecoklatan.
REAKSI
 CuSO4 + 2NAOH Cu(OH)2 + Na2SO4
CuO+H2O
 Cuo  CuO
CARA KERJA
1. Timbang dengan teliti 0,5 gram sempel garam terusi
2. Masukan ke dalam piala gelas 400 ml , dibilas dengan air suling
3. Larutkan dengan 100 ml air suling dan diasamkan dengan beberapa tetes larutan
H2SO4 4N sampai larutan biru jernih
4. Didihkan larutan sampel
5. Endapakan dengan larutan NaOH 4nN sedikit deim sedikit sampai berlebih
6. Uji pengendapan sempurna
- Cairan jernih diuji dengan kertas lakmus merah ( warna kertas lakmus merah
berubah biru )
- Cairan jernih ditetesi 1 – 2 tetes pereaksi pengendap, tidak terbentuk endapan lagi.
7. Saring endapan dengan kertas saring No.40 hingga bebas basa dan sulfat
8. Keringkan endapan dalam lemari pengering
9. Masukan endapan dalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya
10. Perarang menggunakan pembakar teklu dan abukan/pijarkan menggunakan
pembakar meker / tanur
11. Dinginkan dalam desikator , setelah dingin cawan berisi abu di timbang
12. Pemanasan, pemijaran , pendinginan , dan penimbangan diulangi beberapa kali
hingga dicapai bobot tetap bagi CuO
 Ketika dilarutkan dengan air suling, sampel
terusi terhidrolisis menjadi endapan Cu(OH)2.
Endapan ini tidak stabil, ion Tembaga (II) juga
belum terendap sempurna serta memang
endapannya belum diinginkan. Oleh karena
itu, dilarutkan kembali dengan penambahan
asam semarga dengan sampelnya, yaitu asam
sulfat (H2SO4). Sebenarnya semua asam dapat
dipakai untuk menghindari hidrolisis, namun
yang paling baik adalah yang semarga dengan
sampelnya.
 Tembaga (II) dapat diendapkan dengan basa kuat saja,
karena apabila dengan ammonia akan larut membentuk
senyawa kompleks [Cu(NH3)4](OH)2 / senyawa tembaga
(II) tetramin hidroksida. Dengan basa kuat seperti NaOH
maupun KOH, ion tembaga (II) akan mengendap
membentuk hidroksidanya. Hidroksida ini kurang stabil,
maksudnya endapan tersebut mudah terurai menjadi
oksidanya namun tidak semuanya terurai. Dengan kata
lain, apabila pengendapan tidak dilakukan dalam suhu
panas akan menyebabkan endapan menjadi ganda. Hal ini
tidak boleh terjadi dalam Analisis Gravimetri karena salah
satu syarat endapan gravimetri adalah tunggal dan murni.
Demi alasan inilah dilakukan pendidihan sebelum
pengendapan, agar endapan Cu(OH)2 terurai seluruhnya
menjadi endapan CuO stabil yang berwarna kehitaman.
 Endapan tembaga (II) oksida yang baik ialah yang berat
dan kasar, ditandai dengan cepatnya endapan mengenap
serta cairan induknya berwarna jernih. Ini akan
mempercepat proses penyaringan. Endapan CuO yang baik
tersebut dapat diperoleh dengan cara mengatur suhu yaitu
harus mendidih saat pengendapan, konsentrasi pereaksi
pengendapnya yang encer, penambahan pengendapnya
yang berlebih serta sedikit-sedikit sambil diaduk dengan
rata. Setelah dilakukan pengendapan, tunggu sebentar agar
endapan mengenap semuanya, jangan diaduk lagi karena
nantinya akan menyebabkan endapannya sulit mengenap.
Dengan kata lain, cairan induknya akan keruh sehingga
jika disaring endapannya bocor melewati pori-pori kertas
saring. Ini merupakan kesalahan yang fatal sehingga proses
analisis harus diulang dari awal.
 Endapan CuO optimal dicuci dengan air suling biasa,
karena jika dengan air suling panas dikhawatirkan
kelarutan endapan semakin tinggi. Pada awal proses
pencucian dan penyaringan, air filtrat akan mengalir
dengan cepat karena pori-pori kertas saring belum
tertutup endapan. Namun seiring berjalannya
penyaringan, endapan perlahan-lahan masuk ke kertas
saring. Akibatnya, proses penyaringan semakin lambat
karena pori-porinya tertutup endapan.
PERHITUNGAN
- Perhitungan secara teoiris :
%Cu = Ar Cu / Mr CuSO4 5H2O x 100 %
- Perhitungan secara praktek :
%Cu = Fk x bobot abu / bobot sampel x 100%
Fk = Ar Cu / Mr CuO
PERTANYAAN
1. Apakah ada garam tembaga (I)? Sebutkan.
2. Bagaimana jika pada proses pengendapan tidak
dipanaskan? Apakah akan timbul endapan?
3. Apakah hanya Endapan Cu(OH)2 yang dapat
memecah menjadi CuO + H2O saat proses
pemanasan?
4. Apa maksud dari Reaksi CuO -> CuO ?
5. Apa fungsi dari penambahan H2SO4 dan mengapa
hanya beberapa tetes tidak beberapa ml?
JAWABAN 1. ada yaitu Cu2(NO3)2, Cu2SO4, Cu2Cl2, dll
 2. apabila pengendapan tidak dilakukan dalam suhu panas akan menyebabkan
endapan menjadi ganda. Hal ini tidak boleh terjadi dalam Analisis Gravimetri
karena salah satu syarat endapan gravimetri adalah tunggal dan murni. Demi
alasan inilah dilakukan pendidihan sebelum pengendapan, agar endapan
Cu(OH)2 terurai seluruhnya menjadi endapan CuO stabil yang berwarna ke
hitaman.
 3. Sebenarnnya semua jenisndapan Hidroksida ketika dipanaskan akan
memecah menjadi senyawa oksidanya + air, akan tetapi pada penetapan kadar
Cu ini terlihat sangat mencolok pemecahannya karena perbedaan warna antara
Cu(OH)2 yang berwarna biru dan CuO yang berwarna kehitam-hitaman
 4.Maksud dari reaksi CuO--->CuO Adalah jadi pada saat proses pemijaran,
endapan CuO akan tetap menjadi Abu CuO(Endapan CuO tidak tereduksi
oleh karbon dari kertas saring dan tidak berubah menjadi senyawa Cu yang
lain).
 5. Sebenarnya fungsi dari penambahan H2SO4 adalah hanya untuk mencegah
terjadinya hidrolisis ion CU 2+ dan sebagai pengasam saja. Jika penambahan
H2SO4 Terlalu banyak atau berlebihan, maka nantinya hanya akan menambah
pengotor Sulfat pada tahap Pencucian sehingga memerlukan waktu yang lama
untuk mencuci endapan agar bebas dari pengotor Sulfat.
KESIMPULAN
 Jadi kesimpulannya Praktikum kadar Cu secara
praktek ini ditujukan untuk mengukur tingkat
ketelitian dan kesalahan dalam pekerjaan. Adapun
Tingkat ketelitian adalah :
kadar Cu secara praktek / kadar Cu secara teoritis
x 100 %
 Tingkat kesalahan = 100% - % tingkat ketelitian
Analisis Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O

More Related Content

What's hot

Penetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium KhromatPenetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium KhromatRidwan Ajipradana
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatRidwan Ajipradana
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...DeviPurnama
 
Permanganometri
PermanganometriPermanganometri
PermanganometriRidwan
 
Penetapan kadar cu dalam cu so4
Penetapan kadar cu dalam cu so4Penetapan kadar cu dalam cu so4
Penetapan kadar cu dalam cu so4Nidya Denaya
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan GravimetriAnalisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan GravimetrilombkTBK
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriqlp
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATPENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATMutiara Nanda
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiKustian Permana
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanqlp
 
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2OPenetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2OLestari Putri
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2OPenetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2Oaprijal_99
 
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu KawiPenetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu KawiAnshori Suhendro
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClyassintaeka
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 

What's hot (20)

Penetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium KhromatPenetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...
 
Permanganometri
PermanganometriPermanganometri
Permanganometri
 
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
 
Penetapan kadar cu dalam cu so4
Penetapan kadar cu dalam cu so4Penetapan kadar cu dalam cu so4
Penetapan kadar cu dalam cu so4
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan GravimetriAnalisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATPENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2OPenetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
 
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2OPenetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
 
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu KawiPenetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 

Similar to Analisis Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O

Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3aprijal_99
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Quina Fathonah
 
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptx
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptxData Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptx
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptxanis305582
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
ANALISIS AIR KRISTAL.docx
ANALISIS AIR KRISTAL.docxANALISIS AIR KRISTAL.docx
ANALISIS AIR KRISTAL.docxYuniarLia
 
Bahan reaktif terhadap asam FMIPA UNY
Bahan reaktif terhadap asam FMIPA UNYBahan reaktif terhadap asam FMIPA UNY
Bahan reaktif terhadap asam FMIPA UNYIsmi Fawaid
 
Penetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
Penetapan Kadar Zn dalam Seng SulfatPenetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
Penetapan Kadar Zn dalam Seng SulfatRidwan Ajipradana
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaAndrio Suwuh
 
Laporan Praktikum Organik
Laporan Praktikum OrganikLaporan Praktikum Organik
Laporan Praktikum OrganikAdeputri Azhar
 
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Asriani Buhari Noni
 
53678527 sintesis-asam-oksalat
53678527 sintesis-asam-oksalat53678527 sintesis-asam-oksalat
53678527 sintesis-asam-oksalatAsep Nazmi
 
Sintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam OksalatSintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam OksalatIrham Maladi
 
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdflaporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdfmrbajiyo
 
96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromatHaris Nurhidayat
 
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimiaLaporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimiaEmirSyarif
 

Similar to Analisis Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O (20)

Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
 
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptx
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptxData Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptx
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptx
 
Terusi
TerusiTerusi
Terusi
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
ANALISIS AIR KRISTAL.docx
ANALISIS AIR KRISTAL.docxANALISIS AIR KRISTAL.docx
ANALISIS AIR KRISTAL.docx
 
Bahan reaktif terhadap asam FMIPA UNY
Bahan reaktif terhadap asam FMIPA UNYBahan reaktif terhadap asam FMIPA UNY
Bahan reaktif terhadap asam FMIPA UNY
 
Pengolahan batu-cu1
Pengolahan batu-cu1Pengolahan batu-cu1
Pengolahan batu-cu1
 
Penetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
Penetapan Kadar Zn dalam Seng SulfatPenetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
Penetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
 
Laporan Praktikum Organik
Laporan Praktikum OrganikLaporan Praktikum Organik
Laporan Praktikum Organik
 
Pemisahan kation gol.iv
Pemisahan kation gol.ivPemisahan kation gol.iv
Pemisahan kation gol.iv
 
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
 
53678527 sintesis-asam-oksalat
53678527 sintesis-asam-oksalat53678527 sintesis-asam-oksalat
53678527 sintesis-asam-oksalat
 
Sintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam OksalatSintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam Oksalat
 
Koloid dan Efek Tyndall
Koloid dan Efek TyndallKoloid dan Efek Tyndall
Koloid dan Efek Tyndall
 
Air sadah
Air sadahAir sadah
Air sadah
 
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdflaporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
 
96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat
 
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimiaLaporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
 

Recently uploaded

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

Analisis Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O

  • 1. Kelompok : 2 Nama Anggota : Alfian Cahyo Nugroho (3) Reyhan Syahreza Muslim (22) Shabana Umri (25)
  • 2. APA SIH ITU CuSO4.5H20 ??
  • 3. Fungsi / Kegunaan CuSO4.xH2O yang dikenal dengan nama terusi atau blue vitriol digunakan sebagai fungisida, misalnya pada kolam renang. Kegunaan lain adalah pada pemurnian tembaga dan penyepuhan dengan sulfida, seperti chalcopite, tembaga. Tembaga di alam terdapat sebagai bronit, chalcocite, covelite, oksidasi seperti cuprite, ferronite
  • 4. TEORI Tembaga dari garam (II) dapat diendapkan sebagai tembaga (II) hidroksida. Endapan ini larut dalam NH4OH berlebihan sebagai garam kompleks [Cu(NH3)2+ , oleh karena itu pengendap digunakan NaOH atau KOH. Untuk menghindari hidrolisis ion Cu 2+ menjadi Cu(OH)2 , sebelum pendidihan larutan CuSO4 harus diasamkan dengan H2SO4 CuSO4 + H2O Cu(OH)2 + H2SO4
  • 5. DASAR  Larutan garam tembaga (II) panas diendapkan dengan larutan basa kuat (NaOH/KOH), menjadi endapan Cu(OH)2 yang berwarna biru, setelah dipanaskan memecah menjadi CuO yang berwarna hitam kecoklatan.
  • 6. REAKSI  CuSO4 + 2NAOH Cu(OH)2 + Na2SO4 CuO+H2O  Cuo  CuO
  • 7. CARA KERJA 1. Timbang dengan teliti 0,5 gram sempel garam terusi 2. Masukan ke dalam piala gelas 400 ml , dibilas dengan air suling 3. Larutkan dengan 100 ml air suling dan diasamkan dengan beberapa tetes larutan H2SO4 4N sampai larutan biru jernih 4. Didihkan larutan sampel 5. Endapakan dengan larutan NaOH 4nN sedikit deim sedikit sampai berlebih 6. Uji pengendapan sempurna - Cairan jernih diuji dengan kertas lakmus merah ( warna kertas lakmus merah berubah biru ) - Cairan jernih ditetesi 1 – 2 tetes pereaksi pengendap, tidak terbentuk endapan lagi. 7. Saring endapan dengan kertas saring No.40 hingga bebas basa dan sulfat 8. Keringkan endapan dalam lemari pengering 9. Masukan endapan dalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya 10. Perarang menggunakan pembakar teklu dan abukan/pijarkan menggunakan pembakar meker / tanur 11. Dinginkan dalam desikator , setelah dingin cawan berisi abu di timbang 12. Pemanasan, pemijaran , pendinginan , dan penimbangan diulangi beberapa kali hingga dicapai bobot tetap bagi CuO
  • 8.  Ketika dilarutkan dengan air suling, sampel terusi terhidrolisis menjadi endapan Cu(OH)2. Endapan ini tidak stabil, ion Tembaga (II) juga belum terendap sempurna serta memang endapannya belum diinginkan. Oleh karena itu, dilarutkan kembali dengan penambahan asam semarga dengan sampelnya, yaitu asam sulfat (H2SO4). Sebenarnya semua asam dapat dipakai untuk menghindari hidrolisis, namun yang paling baik adalah yang semarga dengan sampelnya.
  • 9.  Tembaga (II) dapat diendapkan dengan basa kuat saja, karena apabila dengan ammonia akan larut membentuk senyawa kompleks [Cu(NH3)4](OH)2 / senyawa tembaga (II) tetramin hidroksida. Dengan basa kuat seperti NaOH maupun KOH, ion tembaga (II) akan mengendap membentuk hidroksidanya. Hidroksida ini kurang stabil, maksudnya endapan tersebut mudah terurai menjadi oksidanya namun tidak semuanya terurai. Dengan kata lain, apabila pengendapan tidak dilakukan dalam suhu panas akan menyebabkan endapan menjadi ganda. Hal ini tidak boleh terjadi dalam Analisis Gravimetri karena salah satu syarat endapan gravimetri adalah tunggal dan murni. Demi alasan inilah dilakukan pendidihan sebelum pengendapan, agar endapan Cu(OH)2 terurai seluruhnya menjadi endapan CuO stabil yang berwarna kehitaman.
  • 10.  Endapan tembaga (II) oksida yang baik ialah yang berat dan kasar, ditandai dengan cepatnya endapan mengenap serta cairan induknya berwarna jernih. Ini akan mempercepat proses penyaringan. Endapan CuO yang baik tersebut dapat diperoleh dengan cara mengatur suhu yaitu harus mendidih saat pengendapan, konsentrasi pereaksi pengendapnya yang encer, penambahan pengendapnya yang berlebih serta sedikit-sedikit sambil diaduk dengan rata. Setelah dilakukan pengendapan, tunggu sebentar agar endapan mengenap semuanya, jangan diaduk lagi karena nantinya akan menyebabkan endapannya sulit mengenap. Dengan kata lain, cairan induknya akan keruh sehingga jika disaring endapannya bocor melewati pori-pori kertas saring. Ini merupakan kesalahan yang fatal sehingga proses analisis harus diulang dari awal.
  • 11.  Endapan CuO optimal dicuci dengan air suling biasa, karena jika dengan air suling panas dikhawatirkan kelarutan endapan semakin tinggi. Pada awal proses pencucian dan penyaringan, air filtrat akan mengalir dengan cepat karena pori-pori kertas saring belum tertutup endapan. Namun seiring berjalannya penyaringan, endapan perlahan-lahan masuk ke kertas saring. Akibatnya, proses penyaringan semakin lambat karena pori-porinya tertutup endapan.
  • 12. PERHITUNGAN - Perhitungan secara teoiris : %Cu = Ar Cu / Mr CuSO4 5H2O x 100 % - Perhitungan secara praktek : %Cu = Fk x bobot abu / bobot sampel x 100% Fk = Ar Cu / Mr CuO
  • 13. PERTANYAAN 1. Apakah ada garam tembaga (I)? Sebutkan. 2. Bagaimana jika pada proses pengendapan tidak dipanaskan? Apakah akan timbul endapan? 3. Apakah hanya Endapan Cu(OH)2 yang dapat memecah menjadi CuO + H2O saat proses pemanasan? 4. Apa maksud dari Reaksi CuO -> CuO ? 5. Apa fungsi dari penambahan H2SO4 dan mengapa hanya beberapa tetes tidak beberapa ml?
  • 14. JAWABAN 1. ada yaitu Cu2(NO3)2, Cu2SO4, Cu2Cl2, dll  2. apabila pengendapan tidak dilakukan dalam suhu panas akan menyebabkan endapan menjadi ganda. Hal ini tidak boleh terjadi dalam Analisis Gravimetri karena salah satu syarat endapan gravimetri adalah tunggal dan murni. Demi alasan inilah dilakukan pendidihan sebelum pengendapan, agar endapan Cu(OH)2 terurai seluruhnya menjadi endapan CuO stabil yang berwarna ke hitaman.  3. Sebenarnnya semua jenisndapan Hidroksida ketika dipanaskan akan memecah menjadi senyawa oksidanya + air, akan tetapi pada penetapan kadar Cu ini terlihat sangat mencolok pemecahannya karena perbedaan warna antara Cu(OH)2 yang berwarna biru dan CuO yang berwarna kehitam-hitaman  4.Maksud dari reaksi CuO--->CuO Adalah jadi pada saat proses pemijaran, endapan CuO akan tetap menjadi Abu CuO(Endapan CuO tidak tereduksi oleh karbon dari kertas saring dan tidak berubah menjadi senyawa Cu yang lain).  5. Sebenarnya fungsi dari penambahan H2SO4 adalah hanya untuk mencegah terjadinya hidrolisis ion CU 2+ dan sebagai pengasam saja. Jika penambahan H2SO4 Terlalu banyak atau berlebihan, maka nantinya hanya akan menambah pengotor Sulfat pada tahap Pencucian sehingga memerlukan waktu yang lama untuk mencuci endapan agar bebas dari pengotor Sulfat.
  • 15. KESIMPULAN  Jadi kesimpulannya Praktikum kadar Cu secara praktek ini ditujukan untuk mengukur tingkat ketelitian dan kesalahan dalam pekerjaan. Adapun Tingkat ketelitian adalah : kadar Cu secara praktek / kadar Cu secara teoritis x 100 %  Tingkat kesalahan = 100% - % tingkat ketelitian