SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Formalin
Definisi
• Formalin adalah larutan yang tidak
berwarna dan baunya sangat menusuk.
Didalam formalin mengandung sekitar 37
persen formaldehid dalam air, biasanya
ditambah methanol hingga 15 persen
sebagai pengawet.
Apa itu Formalin???
• Formalin  aldehida dengan rumus kimia H2CO
biasanya dalam bentuk cair
• Merupakan larutan yang tidak berwarna dan baunya
sangat menusuk
• Mengandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air,
biasanya ditambah methanol hingga 15 persen sebagai
pengawet
• Formaldehida  terbentuk akibat
reasi oksidasi katalitik pada metanol ; awalnya
disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr
Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman
tahun 1867.
• Nama lain dari formalin adalah Formol,
Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid,
Oxomethane, Polyoxymethylene glycols,
Methanal, Formoform, Superlysoform,
Formaldehyde, dan Formalith
• Berat Molekul Formalin adalah 30,03
• Gugus karbonil yang dimilikinya sangat aktif,
dapat bereaksi dengan gugus –NH2 dari
protein yang ada pada tubuh membentuk
senyawa yang mengendap
Kegunaan formalin
1. Pengawet mayat.
2. Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya.
3. Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca.
4. Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia fotografi.
5. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
6. Bahan untuk pembuatan produk parfum.
7. Bahan pengawet produk kosmetik dan pengeras kuku.
8. Pencegah korosi untuk sumur minyak.
9. Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), formalin
digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen
seperti pembersih barang rumah tang, cairan pencuci piring ,
pelembut kulit, perawat sepatu, shampoo, mobil, lilin, dan
pembersih karpet.
Kegunaan Formalin
 Sebagai desinfektan
Formalin dapat mencegah tumbuh dan
berkembangnya mikroba dan jamur, sehingga
banyak dimanfaatkan untuk campuran produk
seperti pasta gigi, bahkan pembuatan vaksin.
 Pengawet mayat
Formalin akan mengeluarkan isi sel dan
menggantikannya dengan formaldehida yang lebih
kaku, sehingga tubuh yang diberi formalin dapat
bertahan lebih lama dan tidak mengalami
pembusukan.
 Pembasmi lalat dan serangga
Bau khas yang dimiliki formalin membuat lalat dan
serangga tidak akan mendekat, karena bau formalin
sangat menyengat.
 Bahan pembuatan sutra sintetis
 Bahan pengawet untuk produk kosmetika
Bahaya Formalin !
1. Bahaya utama
Formalin sangat berbahaya bila tertelan dan akibat yang ditimbulkan
dapat berupa bahaya kanker pada manusia.
2. Bahaya jangka pendek (akut)
Apabila tertelan, mulut, tenggorokan, dan perut terasa terbakar, sakit
menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit
perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang,
tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat menyebabkan kerusakan
hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan saraf pusat dan ginjal.
3. Bahaya jangka panjang (kronik)
Jika tertelan, akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-
muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan
suhu badan dan rasa gatal di dada.
PENYALAHGUNAAN FORMALIN
1. BAHAN PENGAWET MAKANAN
a. Tahu
b. Ayam potong
c. Ikan
d. Mie basah, dll
• a. Tahu
• Tahu yang
bentuknya sangat
kenyal, tidak
mudah hancur,
awet beberapa
hari dan berbau
menyengat
• b. Ayam potong
Ciri-ciri mengandung
formalin
1. Berwarna putih
bersih
2. Pada suhu kamar
bisa awet hingga
beberapa hari
c. Ikan
• Deteksi suatu makanan apakah terdapat
atau terkandung formalin agar
mendapatkan hasil yang akurat memang
sulit. Karena deteksi formalin formalin
secara kualitatif dan kuantitatif secara
akurat hanya dapat dilakukan di
laboratorium dengan menggunakan
pereaksi kimia.
• Tetapi, terdapat beberapa ciri penyalahgunaan formalin pada
pangan dapat diketahui dengan secara kasat mata, walaupun
tidak terlampau khas untuk mengenali pangan berformalin,
namun dapat membantu membedakannya dari ikan segar
yang tanpa formalin. Tepatnya ciri-ciri ikan segar yang
mengandung formalin, diantaranya:
1. Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (250C).
2. Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan
merah segar dan warna daging ikan putih bersih.
3. Tekstur dsging ikan menjadi kaku dan sedikit sulit untuk
dibelah atau dipotong.
4. Bau menyengat, bau formalin.
5. Tidak adanya lalat ataupun serangga yang
menghinggapi ikan tersebut.
d. Mie basah
• Ciri-ciri :
1. Baunya sedikit menyengat
2. Pada suhu ±25°(suhu kamar) bisa tahan hingga 2
hari, sedangkan bila disimpan di dalam pendingan
(suhu 10°) bisa awet hingga lebih dari 15 hari
3. Mie nampak mengkilap seperti dilumuri minyak,
tidak lengket dan sangat kenyal (tak mudah putus)
Contoh Kasus
• Usus Ayam Berformalin :9
Kasus penyalahgunaan formalin kembali terkuak baru-baru ini yakni untuk
pengawet usus ayam yang diolah sebagai bahan makanan. Seperti dikutip dari
berita di kompas.com (25/11/2010) bahwa polisi telah menangkap oknum
yang menjalankan usaha usus ayam berformalin. Produk usus ayam yang
diawetkan dengan formalin ini biasa dipasarkan di Pasar Tambora, Jakarta
Barat. Mereka memproduksi dan menjalankan aktivitasnya ini di daerah
Pamulang.
Pelaku ditangkap karena dalam menjalankan usahanya itu adalah sengaja
mencampur formalin dengan air untuk dituangkan ke usus ayam agar awet.
Bahan baku usus ayam diperoleh dari rumah pemotongan ayam. Selanjutnya
usus dibersihkan dan kemudian direbus, lalu dimasukkan ke dalam bak air
yang sudah dicampur formalin. Usus kemudian direndam sehari semalam.
Setelah itu usus dibungkus dalam kantong plastik, disimpan di lemari es, dan
esoknya siap dijual. Untuk pemrosesan ini relatif hanya diperlukan bahan
pengawet formalin saja.
• Bagi konsumen perlu kewaspadaan tinggi dan kepedulian
untuk menghindari bahan makan termasuk usus ayam
mentah yang diolah dengan menggunakan formalin.
Pengenalan ciri-ciri usus yang telah diproses dengan formalin
dapat dikenali dengan mudah. Ciri yang umum adalah usus
berwarna cerah dan bersih, tidak ada lalat yang mau
hinggap di bahan, dapat awet selama beberapa hari serta
bau yang agak khas.
Uji Formalin Dalam Makanan
• Secara kualitatif uji formalin dalam makanan dapat dilakukan dalam
waktu yang relatif cepat, yaitu dengan prinsip ada tidaknya reaksi
formalin dengan larutan brom: H2SO4 (1:1), bila terjadi warna ungu
berarti positif.
• Tentu saja formalin yang terdapat di dalam makanan harus di
ekstraksi lebih dulu secara benar (berdasarkan Jacob 1958 yang
telah dimodifikasi dalam F.G. Winarno, 2008). Meskipun tekniknya
agak kuno, tetapi dapat dilakukan dengan cepat, dalam prakteknya,
teknik tersebut memiliki kepekaan yang cukup tinggi.
• Secara kuantitatif tentu saja dapat dilakuakan dengan
menggunakan kurva kalibrasi. Namun karena formalin dilarang, uji
kualitatif cukup untuk melakukan tindakan pelarangan dan
pengusutan, bila uji laboratorium ternyata positif.
Metode-metode Analisis Formalin
1. Uji kualitatif
a. Dengan Fenilhidrazina
 Ditimbang 10 gr sampel  dipotong kecil-kecil 
dimasukkan ke dalam labu destilata  ditambahkan
aquadest 100 ml ke dalam labu destilat  didestilasi
dan ditampung filtrat dengan menggunakan labu ukur
50 ml  diambil 2-3 tetes hasil destilat sampel 
ditambahkan 2 tetes Fenilhidrazina hidroklorida, 1 tetes
kalium heksasianoferat (III), dan 5 tetes HCl. Jika
terjadi perubahan warna merah terang (positif
formalin).
b. Dengan asam kromatofat
 Dicampur 10 gr sampel dengan 50 ml air dengan cara
menggerusnya dalam lumpang  dipindahkan
campuran ke dalam labu destilat dan diasamkan dengan
H3PO4. Labu destilat dihubungkan dengan pendingin
dan didestilasi  ditampung hasil destilasi .
 Larutan pereaksi asam kromatofat 0,5 % dalam H2SO4
60 % (asam 1,8 dihidroksinaftalen 3,6 disulfonat)
sebanyak 5 ml dimasukkan dalam tabung reaksi 
ditambahkan 1 ml larutan hasil destilasi sambil diaduk.
Dimasukkan tabung reaksi ke dalam penangas air yang
mendidih selama 15 menit  diamati perubahan warna
yang terjadi. Adanya HCHO (formalin) ditunjukkan
dengan adanya warna ungu terang sampai ungu tua.
c. Dengan larutan Schiff
ditimbang 10 gram sampel  dipotong-potong
 dimasukkan ke dalam labu destilat 
ditambahkan 50 ml air  diasamkan dengan 1
ml H3PO4. Labu destilat dihubungkan dengan
pendingin dan didestilasi. Hasil destilasi di
tampung pada labu ukur 50 ml.
 Diambil 1 ml hasil destilat dalam tabung reaksi
 ditambahkan 1 ml H2SO4 1:1 (H2SO4 pekat)
lewat dinding  ditambahkan 1 ml larutan
Schiff, jika terbentuk warna ungu maka positif
formalin.
2. Uji kuantitatif
a. Dengan metode Asidialkalimetri
 Dipipet 10,0 ml hasil destilat  dipindahkan ke
Erlenmeyer  ditambahkan campuran 25 ml
hydrogen peroksida encer P dan 50 ml natrium
hidroksida 0,1 N  dipanaskan di atas penangas
air hingga pembuihan berhenti  di titrasi
dengan asam klorida 0,1 N menggunakan
indikator larutan fenolftalein P.
 Dilakukan penetapan blanko, dipipet 50,0 ml
NaOH 0,1 N  ditambah 2-3 tetes indikator
fenolftalein, dititrasi dengan HCl 0,1 N. dimana 1
ml NaOH 0,1 N = 3,003 mg HCHO.
b. Dengan metode spektrofotometri
1) Asam kromatofat
Dibuat larutan baku induk (konsentrasi 1000 ppm dari formalin
37 %)  diencerkan dalam labu takar 100 ml dengan aquadest
sampai tanda batas  dibuat larutan baku standar.
 Larutan pereaksi asam kromatofat 5 ml dimasukkan ke dalam
tabung reaksi  ditambahkan 1 ml larutan standar formalin
sambil diaduk tabung reaksi  ditangas selama 15 menit dalam
penangas air yang mendidih, angkat, dan didinginkan.
 Penetapan kadar formalin sampel
 dicampurkan 10 g sampel dengan 50 ml aquadest dengan cara
digerus di dalam lumpang  didestilat dan diasamkan dengan
H3PO4, ditampung dengan labu ukur 50 ml.  Ditambahkan 5 ml
asam kromatofat.  diukur absorbansi sampel dan standar
dengan panjang gelombang 560 nm dan dihitung kadar
formalinnya.
2) Larutan Schiff
 Diambil 5,0 ml hasil destilat 
ditambahkan 1 ml H2SO4 1:1 (H2SO4 pekat)
lewat dinding,  ditambahkan 1,0 ml larutan
Schiff.  Dibaca dengan spektrofotometri.
 Dibuat juga blanko serta baku seri.
Dengan dicari panjang gelombang optimum,
lama waktu kestabilan pada
spektrofotometer, dan kurva baku standar
formalin.
Formalin Pengawet Berbahaya

More Related Content

What's hot

KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM terpenoid
KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM  terpenoidKIMIA ORGANIK BAHAN ALAM  terpenoid
KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM terpenoidDarnisyah R
 
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Vitamin
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif VitaminAnalisis Kualitatif dan Kuantitatif Vitamin
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif VitaminShafa Almaliya
 
Farm.D_P3T1_Kel.6_Kation Golongan V.pptx
Farm.D_P3T1_Kel.6_Kation Golongan V.pptxFarm.D_P3T1_Kel.6_Kation Golongan V.pptx
Farm.D_P3T1_Kel.6_Kation Golongan V.pptxCindyKake
 
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATPENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATMutiara Nanda
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatNur Kasim
 
Farmakognosi analitik tanin
Farmakognosi analitik taninFarmakognosi analitik tanin
Farmakognosi analitik taninAlljabar Rahmat
 
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)Mutiara Nanda
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatDokter Tekno
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CNovi Fachrunnisa
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksirnzaraa
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...anandajpz
 
anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang Fera Fajrin
 

What's hot (20)

KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM terpenoid
KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM  terpenoidKIMIA ORGANIK BAHAN ALAM  terpenoid
KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM terpenoid
 
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Vitamin
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif VitaminAnalisis Kualitatif dan Kuantitatif Vitamin
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Vitamin
 
Farm.D_P3T1_Kel.6_Kation Golongan V.pptx
Farm.D_P3T1_Kel.6_Kation Golongan V.pptxFarm.D_P3T1_Kel.6_Kation Golongan V.pptx
Farm.D_P3T1_Kel.6_Kation Golongan V.pptx
 
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATPENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktat
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Metabolisme obat
Metabolisme obatMetabolisme obat
Metabolisme obat
 
91198304 praktikum-3
91198304 praktikum-391198304 praktikum-3
91198304 praktikum-3
 
Reaksi terhadap aldehid
Reaksi terhadap aldehidReaksi terhadap aldehid
Reaksi terhadap aldehid
 
Farmakognosi analitik tanin
Farmakognosi analitik taninFarmakognosi analitik tanin
Farmakognosi analitik tanin
 
Preformulasi 2020
Preformulasi 2020Preformulasi 2020
Preformulasi 2020
 
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
 
Tablet salut
Tablet salutTablet salut
Tablet salut
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Redoks Bromometri
Redoks BromometriRedoks Bromometri
Redoks Bromometri
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
 
anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang
 

Similar to Formalin Pengawet Berbahaya

Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan Formalin
Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan FormalinLaporan Penelitian Tentang Boraks Dan Formalin
Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan FormalinBayu Fermi Bangun
 
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buatJenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buatAtikah Fauziah
 
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta mMklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta mintan nurmala
 
Prinsip tes kit
Prinsip tes kitPrinsip tes kit
Prinsip tes kitostin leo
 
bahan tambahan makanan
bahan tambahan makananbahan tambahan makanan
bahan tambahan makananNonna Irma
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Sabila Izzati
 
Kelompok II Presentasi Tugas Kelompok_20230919_232823_0.pptx
Kelompok II Presentasi Tugas Kelompok_20230919_232823_0.pptxKelompok II Presentasi Tugas Kelompok_20230919_232823_0.pptx
Kelompok II Presentasi Tugas Kelompok_20230919_232823_0.pptxNAUFALMAHENDRA5
 
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasiMateri Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasiLidyaEvangelistaTamp
 
Modul praktek s1
Modul praktek s1Modul praktek s1
Modul praktek s1Dedi Kun
 
Brosur test kit formalin
Brosur test kit formalinBrosur test kit formalin
Brosur test kit formalinCV. ET Group
 
PPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptxPPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptxIrenee9
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinMaulana Sakti
 

Similar to Formalin Pengawet Berbahaya (20)

Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan Formalin
Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan FormalinLaporan Penelitian Tentang Boraks Dan Formalin
Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan Formalin
 
Btp(pewarna)
Btp(pewarna)Btp(pewarna)
Btp(pewarna)
 
Zat Adiktif
Zat AdiktifZat Adiktif
Zat Adiktif
 
9 zat warna alami
9 zat warna alami9 zat warna alami
9 zat warna alami
 
Formalin
FormalinFormalin
Formalin
 
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buatJenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
 
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta mMklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
 
Prinsip tes kit
Prinsip tes kitPrinsip tes kit
Prinsip tes kit
 
Alkaloid fenolik
Alkaloid fenolikAlkaloid fenolik
Alkaloid fenolik
 
bahan tambahan makanan
bahan tambahan makananbahan tambahan makanan
bahan tambahan makanan
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1
 
Kelompok II Presentasi Tugas Kelompok_20230919_232823_0.pptx
Kelompok II Presentasi Tugas Kelompok_20230919_232823_0.pptxKelompok II Presentasi Tugas Kelompok_20230919_232823_0.pptx
Kelompok II Presentasi Tugas Kelompok_20230919_232823_0.pptx
 
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasiMateri Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
 
Modul praktek s1
Modul praktek s1Modul praktek s1
Modul praktek s1
 
Brosur test kit formalin
Brosur test kit formalinBrosur test kit formalin
Brosur test kit formalin
 
PPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptxPPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptx
 
Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
 
SKRINNING FITOKIMIA
SKRINNING FITOKIMIA SKRINNING FITOKIMIA
SKRINNING FITOKIMIA
 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
 

Recently uploaded

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

Formalin Pengawet Berbahaya

  • 2. Definisi • Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Didalam formalin mengandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, biasanya ditambah methanol hingga 15 persen sebagai pengawet.
  • 3. Apa itu Formalin??? • Formalin  aldehida dengan rumus kimia H2CO biasanya dalam bentuk cair • Merupakan larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk • Mengandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, biasanya ditambah methanol hingga 15 persen sebagai pengawet • Formaldehida  terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol ; awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867.
  • 4. • Nama lain dari formalin adalah Formol, Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid, Oxomethane, Polyoxymethylene glycols, Methanal, Formoform, Superlysoform, Formaldehyde, dan Formalith • Berat Molekul Formalin adalah 30,03 • Gugus karbonil yang dimilikinya sangat aktif, dapat bereaksi dengan gugus –NH2 dari protein yang ada pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap
  • 5.
  • 6. Kegunaan formalin 1. Pengawet mayat. 2. Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya. 3. Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca. 4. Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia fotografi. 5. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. 6. Bahan untuk pembuatan produk parfum. 7. Bahan pengawet produk kosmetik dan pengeras kuku. 8. Pencegah korosi untuk sumur minyak. 9. Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), formalin digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah tang, cairan pencuci piring , pelembut kulit, perawat sepatu, shampoo, mobil, lilin, dan pembersih karpet.
  • 7. Kegunaan Formalin  Sebagai desinfektan Formalin dapat mencegah tumbuh dan berkembangnya mikroba dan jamur, sehingga banyak dimanfaatkan untuk campuran produk seperti pasta gigi, bahkan pembuatan vaksin.  Pengawet mayat Formalin akan mengeluarkan isi sel dan menggantikannya dengan formaldehida yang lebih kaku, sehingga tubuh yang diberi formalin dapat bertahan lebih lama dan tidak mengalami pembusukan.
  • 8.  Pembasmi lalat dan serangga Bau khas yang dimiliki formalin membuat lalat dan serangga tidak akan mendekat, karena bau formalin sangat menyengat.  Bahan pembuatan sutra sintetis  Bahan pengawet untuk produk kosmetika
  • 9. Bahaya Formalin ! 1. Bahaya utama Formalin sangat berbahaya bila tertelan dan akibat yang ditimbulkan dapat berupa bahaya kanker pada manusia. 2. Bahaya jangka pendek (akut) Apabila tertelan, mulut, tenggorokan, dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan saraf pusat dan ginjal. 3. Bahaya jangka panjang (kronik) Jika tertelan, akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah- muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.
  • 10. PENYALAHGUNAAN FORMALIN 1. BAHAN PENGAWET MAKANAN a. Tahu b. Ayam potong c. Ikan d. Mie basah, dll
  • 11. • a. Tahu • Tahu yang bentuknya sangat kenyal, tidak mudah hancur, awet beberapa hari dan berbau menyengat • b. Ayam potong Ciri-ciri mengandung formalin 1. Berwarna putih bersih 2. Pada suhu kamar bisa awet hingga beberapa hari
  • 12. c. Ikan • Deteksi suatu makanan apakah terdapat atau terkandung formalin agar mendapatkan hasil yang akurat memang sulit. Karena deteksi formalin formalin secara kualitatif dan kuantitatif secara akurat hanya dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan pereaksi kimia.
  • 13. • Tetapi, terdapat beberapa ciri penyalahgunaan formalin pada pangan dapat diketahui dengan secara kasat mata, walaupun tidak terlampau khas untuk mengenali pangan berformalin, namun dapat membantu membedakannya dari ikan segar yang tanpa formalin. Tepatnya ciri-ciri ikan segar yang mengandung formalin, diantaranya: 1. Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (250C). 2. Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih. 3. Tekstur dsging ikan menjadi kaku dan sedikit sulit untuk dibelah atau dipotong. 4. Bau menyengat, bau formalin. 5. Tidak adanya lalat ataupun serangga yang menghinggapi ikan tersebut.
  • 14. d. Mie basah • Ciri-ciri : 1. Baunya sedikit menyengat 2. Pada suhu ±25°(suhu kamar) bisa tahan hingga 2 hari, sedangkan bila disimpan di dalam pendingan (suhu 10°) bisa awet hingga lebih dari 15 hari 3. Mie nampak mengkilap seperti dilumuri minyak, tidak lengket dan sangat kenyal (tak mudah putus)
  • 15. Contoh Kasus • Usus Ayam Berformalin :9 Kasus penyalahgunaan formalin kembali terkuak baru-baru ini yakni untuk pengawet usus ayam yang diolah sebagai bahan makanan. Seperti dikutip dari berita di kompas.com (25/11/2010) bahwa polisi telah menangkap oknum yang menjalankan usaha usus ayam berformalin. Produk usus ayam yang diawetkan dengan formalin ini biasa dipasarkan di Pasar Tambora, Jakarta Barat. Mereka memproduksi dan menjalankan aktivitasnya ini di daerah Pamulang. Pelaku ditangkap karena dalam menjalankan usahanya itu adalah sengaja mencampur formalin dengan air untuk dituangkan ke usus ayam agar awet. Bahan baku usus ayam diperoleh dari rumah pemotongan ayam. Selanjutnya usus dibersihkan dan kemudian direbus, lalu dimasukkan ke dalam bak air yang sudah dicampur formalin. Usus kemudian direndam sehari semalam. Setelah itu usus dibungkus dalam kantong plastik, disimpan di lemari es, dan esoknya siap dijual. Untuk pemrosesan ini relatif hanya diperlukan bahan pengawet formalin saja.
  • 16. • Bagi konsumen perlu kewaspadaan tinggi dan kepedulian untuk menghindari bahan makan termasuk usus ayam mentah yang diolah dengan menggunakan formalin. Pengenalan ciri-ciri usus yang telah diproses dengan formalin dapat dikenali dengan mudah. Ciri yang umum adalah usus berwarna cerah dan bersih, tidak ada lalat yang mau hinggap di bahan, dapat awet selama beberapa hari serta bau yang agak khas.
  • 17. Uji Formalin Dalam Makanan • Secara kualitatif uji formalin dalam makanan dapat dilakukan dalam waktu yang relatif cepat, yaitu dengan prinsip ada tidaknya reaksi formalin dengan larutan brom: H2SO4 (1:1), bila terjadi warna ungu berarti positif. • Tentu saja formalin yang terdapat di dalam makanan harus di ekstraksi lebih dulu secara benar (berdasarkan Jacob 1958 yang telah dimodifikasi dalam F.G. Winarno, 2008). Meskipun tekniknya agak kuno, tetapi dapat dilakukan dengan cepat, dalam prakteknya, teknik tersebut memiliki kepekaan yang cukup tinggi. • Secara kuantitatif tentu saja dapat dilakuakan dengan menggunakan kurva kalibrasi. Namun karena formalin dilarang, uji kualitatif cukup untuk melakukan tindakan pelarangan dan pengusutan, bila uji laboratorium ternyata positif.
  • 18. Metode-metode Analisis Formalin 1. Uji kualitatif a. Dengan Fenilhidrazina  Ditimbang 10 gr sampel  dipotong kecil-kecil  dimasukkan ke dalam labu destilata  ditambahkan aquadest 100 ml ke dalam labu destilat  didestilasi dan ditampung filtrat dengan menggunakan labu ukur 50 ml  diambil 2-3 tetes hasil destilat sampel  ditambahkan 2 tetes Fenilhidrazina hidroklorida, 1 tetes kalium heksasianoferat (III), dan 5 tetes HCl. Jika terjadi perubahan warna merah terang (positif formalin).
  • 19. b. Dengan asam kromatofat  Dicampur 10 gr sampel dengan 50 ml air dengan cara menggerusnya dalam lumpang  dipindahkan campuran ke dalam labu destilat dan diasamkan dengan H3PO4. Labu destilat dihubungkan dengan pendingin dan didestilasi  ditampung hasil destilasi .  Larutan pereaksi asam kromatofat 0,5 % dalam H2SO4 60 % (asam 1,8 dihidroksinaftalen 3,6 disulfonat) sebanyak 5 ml dimasukkan dalam tabung reaksi  ditambahkan 1 ml larutan hasil destilasi sambil diaduk. Dimasukkan tabung reaksi ke dalam penangas air yang mendidih selama 15 menit  diamati perubahan warna yang terjadi. Adanya HCHO (formalin) ditunjukkan dengan adanya warna ungu terang sampai ungu tua.
  • 20. c. Dengan larutan Schiff ditimbang 10 gram sampel  dipotong-potong  dimasukkan ke dalam labu destilat  ditambahkan 50 ml air  diasamkan dengan 1 ml H3PO4. Labu destilat dihubungkan dengan pendingin dan didestilasi. Hasil destilasi di tampung pada labu ukur 50 ml.  Diambil 1 ml hasil destilat dalam tabung reaksi  ditambahkan 1 ml H2SO4 1:1 (H2SO4 pekat) lewat dinding  ditambahkan 1 ml larutan Schiff, jika terbentuk warna ungu maka positif formalin.
  • 21. 2. Uji kuantitatif a. Dengan metode Asidialkalimetri  Dipipet 10,0 ml hasil destilat  dipindahkan ke Erlenmeyer  ditambahkan campuran 25 ml hydrogen peroksida encer P dan 50 ml natrium hidroksida 0,1 N  dipanaskan di atas penangas air hingga pembuihan berhenti  di titrasi dengan asam klorida 0,1 N menggunakan indikator larutan fenolftalein P.  Dilakukan penetapan blanko, dipipet 50,0 ml NaOH 0,1 N  ditambah 2-3 tetes indikator fenolftalein, dititrasi dengan HCl 0,1 N. dimana 1 ml NaOH 0,1 N = 3,003 mg HCHO.
  • 22. b. Dengan metode spektrofotometri 1) Asam kromatofat Dibuat larutan baku induk (konsentrasi 1000 ppm dari formalin 37 %)  diencerkan dalam labu takar 100 ml dengan aquadest sampai tanda batas  dibuat larutan baku standar.  Larutan pereaksi asam kromatofat 5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi  ditambahkan 1 ml larutan standar formalin sambil diaduk tabung reaksi  ditangas selama 15 menit dalam penangas air yang mendidih, angkat, dan didinginkan.  Penetapan kadar formalin sampel  dicampurkan 10 g sampel dengan 50 ml aquadest dengan cara digerus di dalam lumpang  didestilat dan diasamkan dengan H3PO4, ditampung dengan labu ukur 50 ml.  Ditambahkan 5 ml asam kromatofat.  diukur absorbansi sampel dan standar dengan panjang gelombang 560 nm dan dihitung kadar formalinnya.
  • 23. 2) Larutan Schiff  Diambil 5,0 ml hasil destilat  ditambahkan 1 ml H2SO4 1:1 (H2SO4 pekat) lewat dinding,  ditambahkan 1,0 ml larutan Schiff.  Dibaca dengan spektrofotometri.  Dibuat juga blanko serta baku seri. Dengan dicari panjang gelombang optimum, lama waktu kestabilan pada spektrofotometer, dan kurva baku standar formalin.