3. IODIMETRI
Titrasi dengan larutan standar iodium (oksidator)
terhadap zat-zat (reduktor).
Untuk mentitrasi zat-zat reduktor kuat.
IODOMETRI
Titrasi terhadap iodium bebas.
Mentitrasi iodium dengan larutan standar natrium
tiosulfat (reduktor).
Analit harus berupa oksidator kuat, karena harus
direduksi dan terjadi I2 bebas.
Iodium yang dititrasi : Lar. Iodium
Iodium yang dititrasi : Iodium hasil rx antara zat-
zat oksidator dengan iodida (KI).
5. INDIKATOR
Amilum
Diberikan pada saat menjelang titik akhir/ekuivalen
titrasi.
Jika amilum ditambah saat jauh sebelum mencapai
titik akhir/ekuivalen :
amilum akan membungkus I2, I2 sukar dilepas
kembali, warna biru sukar hilang.
Amilum + I2 Iod-Amilum (biru)
Iod-Amilum + Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6
(biru) (tak berwarna)
+ amilum.
Lar. amilum/kanji media pertumbuhan bakteri
so, buat baru.
6. INDIKATOR
Chloroform
Iodium dalam chloroform violet, kalau
iodium sudah habis bereaksi, lapisan
chloroform tidak berwarna.
7. REAKSI
Iodimetri
I2 + H20 2HI + O
O + zat reduktor …
Atau dengan reaksi elektron :
Zat reduktor zat oksidator + e X2
I2 + 2 e 2 I-
9. SUMBER KESALAHAN
Bakteri thiophorus
Mempengaruhi larutan baku Na2S2O3,
terjadi perubahan S2O3
2- menjadi SO3
2-,
SO7
2- dan S.
S yang mengendap mengakibatkan
kekeruhan.
Pencegahan :
Gunakan air yang telah dididihkan
Tambahkan pengawet : kloroform, Na
benzoat atau HgI3.
10. SUMBER KESALAHAN
Pengaruh O2 udara (oksidasi)
Contoh. KI tidak berwarna, setelah
dioksidasi kuning
Pencegahan :
Tambah NaHCO3 sebab : pH naik dan terjadi
CO2 yang dapat mengusir O2.
11. SUMBER KESALAHAN
Pemberian amilum yang terlalu awal
Amilum membungkus iodium sukar
dilepas kembali, warna biru sukar hilang.
12. SUMBER KESALAHAN
Reaksi KI dan zat yang lambat
Harus ditunggu
Kadang-kadang I2 yang terbentuk
menguap
14. LARUTAN BAKU IODIUM 0,1 N
Timbang saksama 150 mg arsen trioksida P yang
sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 1050C selama
1 jam dan larutkan dalam 20 ml natrium hidroksida 1 N,
jika perlu hangatkan. Encerkan dengan 40 ml air,
tambahkan 2 tetes jingga metil LP, kemudian asam
klorida P encer hingga warna kuning berubah menjadi
merah muda. Tambahkan 2 gram natrium bikarbonat P,
encerkan dengan 50 ml air, dan tambahkan 3 ml kanji
LP. Secara perlahan-lahan tambahkan larutan iodium
dari buret hingga terjadi warna biru yang mantap. Hit.
normalitas larutan.
Kesetaraan :
1 ml iodium 0,1 N ~ 4,95 mg arsen trioksida (As2O3).
15. LARUTAN BAKU IODIUM 0,1 N
So, I2 lar. baku sekunder, karena
mudah menguap.
Arsen trioksida lar. baku primer,
karena mudah didapat dalam keadaan
murni dan merupakan reduktor (I2
oksidator).
16. LARUTAN BAKU NATRIUM
TIOSULFAT
Timbang saksama 210 mg kalium bikromat P yang
sebelumnya telah dihaluskan dan dikeringkan pada suhu
1200 selama 4 jam dan larutkan dengan 100 ml air dalam
labu bersumbat kaca 500 ml. Goyangkan hingga padatan
larut, angkat tutup, tambahkan dengan cepat 3 gram
kalium iodida P, 2 gram natrium bikarbonat P dan 5 ml
asam klorida P. Tutup labu, goyangkan hingga
tercampur, biarkan di tempat gelap selama 10’. Bilas
tutup dan dinding labu sebelah dalam dengan air dan
titrasi iodium yang dibebaskan dengan lar. natrium
tiosulfat hingga warna hijau kekuningan. Tambahkan 3 ml
kanji LP dan lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat
hilang. Hit. normalitas larutan.
Kesetaraan :
1 ml natrium tiosulfat 0,1000 N ~ 4,903 mg kalium
bikromat.
17. LARUTAN BAKU NATRIUM
TIOSULFAT
Natrium tiosulfat bukan merupakan baku
primer sehingga perlu distandardisasi.
Selain dapat distandardisasi dengan
kalium bikromat, natrium tiosulfat juga
dapat distandardisasi dengan kalium
iodat (KIO3).
18. Contoh soal
Acidum ascorbicum
0,4000 gram acidum ascorbicum yang ditimbang
saksama dilarutkan dalam campuran yang terdiri
dari 100 ml air bebas karbondioksida P dan 25 ml
asam sulfat encer P, kemudian dititrasi
menggunakan indikator kanji LP memerlukan 45,10
ml iodium 0,1015 N.
Berapa % kemurnian acidum ascorbicum tsb ?
Kesetaraan
1 ml iodium 0,1 N ~ 8,801 mg C6H806