Laporan praktikum mikrobiologi ini membahas pembuatan dua jenis media tumbuh, yaitu media padat Nutrien Agar (NA) dan media cair Nutrien Broth (NB). Langkah-langkah pembuatan media meliputi penimbangan bahan, pencampuran dengan air, sterilisasi, dan pengisian ke wadah tumbuh. Media digunakan untuk menumbuhkan berbagai mikroorganisme sesuai syarat yang baik seperti kandungan nutrisi dan kondisi fisik yang
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Laporan Resmi Pembuatan Media I
1. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“PEMBUATAN MEDIA I”
Di susun Oleh :
Nama : Salsabila Azzahra
NIM : 1911102415112
Kelas : K
Kelompok : B
Dosen Pengampu : Dr. Hasyrul Hamzah, S.Farm., M.Sc
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2020
2. I. JUDUL
Pembuatan Media I
II. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan pembuatan media padat (NA) dan cair (NB)
III. DASAR TEORI
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alamiAtau dengan
bantuan manusia mikroorganisme yang dikembangkan diantaranya yang
disebut media Untuk melakukan hal ini haruslah dimengerti Jenis-jenis
nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik
yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Organisme
hidup memerlukan pertumbuhannya.Substansi kimia organik dan
anorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk nutrien
diambil dari lingkungan kemudian ditransformasikan melalui membran
plasma menuju sel-sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang
digunakan dalam proses seluler. (Lim, 1998)
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu
substrat yang disebut medium. Dengan adanya medium pertumbuhan,
aktivitas mikrobia dapat dipelajari dan dengan medium tumbuh dapat
dilakukan isolasi mikrobia dengan kultur murni, perbanyakan, pengujian
sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba. Keragaman yang luas
dalam tipe nutrisi untuk mikrobia yaitu diimbangi dengan oleh tersedianya
berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Media-media
yang digunakan seperti pepton, ekstrak daging, ekstrak khamir, dan agar.
Bahan yang paling umum digunakan untuk membuat medium menjadi
padat dapat dipakai agar. (Sutedjo, 1991)
3. Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat hara
nutrien yang digunakan untuk menumbuhkan atas atau di dalamnya.
(Waluyo,2010).
Selain itu, medium dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan,
pengujian sifat-sifat fisiologis, dan penghitungan jumlah mikroorganisme.
Hal ini erat kaitannya dengan postulat koch; untuk menetapkan suatu jenis
mikroba sebagai penyebab penyakit harus terlebih dahulu harus
mendapatkan mikroba dalam keadaan murni (pure culture) untuk diselidiki
sifat-sifatnya. Untuk tujuan tersebut sangat diperlukan suatu medium
(perbenihan) sebagai tempat tumbuh dan isolasi mikroorganisme (Waluyo,
2008)
Makhluk hidup menggunakan sumber-sumber nutrien dapat dalam bentuk
padat, tetapi ada juga yang hanya dapat menggunakan sumber nutrien
dalam bentuk cair (larutan). Bila jasad hidup menggunakan sumber nutrien
dalam bentuk padaat digolongkan tipe holozoik, sedangkan yang
menggunakan nutrien dalam bentuk cairan tergolong dalam tipe holofitik.
Namun ada hidup holofitik dapat juga menggunakan sumber nutrien dalam
bentuk padat, tetapi bahan tersebut dicerna dahulu diluar sel dengan
bantuan enzim ekstraseluler (Waluyo,2007).
Media atau medium memperbanyak jumlah menguji sifat fisiologis dan
menghitung jumlah mikroba dalam proses pembuatan medium harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari
kontaminasi pada medium ( Yusdiani dkk, 2016)
Beberapa bakteri yang dibudidayakan di laboratorium dapat tumbuh
dengan baik pada media apapun ada juga bakteri yang memerlukan media
khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dan ada juga bakteri yang
masih belum bisa berkembang dan hidup di media budidaya sehingga
menunjukkan suatu budidaya bakteri harus diketahui kriteria apa yang
harus dipenuhi oleh medium budidaya (Tortora et al, 1986)
4. Media yang baik memiliki beberapa syarat berikut ini :
1. Mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan pengembangbiakan mikroba
2. Mempunyai tekanan osmotik, tegangan permukaan pH yang sesuai
dengan Kebutuhan mikroba Ariel sebelum ditanami mikroba tidak boleh
lain yang tidak diharapkan
( Yusdiani dkk, 2016 )
Media adalah suatu subtansi yang terdiri dari campuran zat – zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan biakan
jasad renik (mikroorganisme). Media dapat berbentuk padat, cair dan semi
padat. Didalam laboratorium mikrobiologi, kultur media sangat penting
untuk isolasi pengujian sifat – sifat phisis dan biokhermis bakteria serta
untuk diagnosa suatu penyakit (Hidayat, 1999).
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat
hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung
garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan
mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks
yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks
lainnya (Volk, 1993)
Menurut Pelczar (1996), klasifikasi medium berdasarkan fungsinya
digolongkan menjadi 7 golongan, yaitu:
a. Medium umum, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan
yang bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum.
Contoh: Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi pertumbuhan
bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulasi
pertumbuhan fungi.
b. Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe
pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan
5. perubahan-perubahan kimia tertentu. Contoh: medium tetes tebu
untuk Saccharomyces cerevisiae.
c. Media diperkaya (enrichment media), merupakan media yang
ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi
pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam
suatu campuran berbagai mikroba. Contoh: Chocolatemedia dan
Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.
d. Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan
tertentu yang akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak
diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Inhibitor yang
digunakan berupa antibiotik, garam dan bahan-bahan kimia lainnya.
e. Media differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-
bahan kimia atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba
yang tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik
sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
f. Medium penguji (Assay medium), merupakan medium dengan
susunan ertentu yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa
tertentu dengan bantuan bakteri. Contoh: medium untuk menguji
vitamin-vitamin, antibiotik, dan lain-lain.
g. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang
digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
Contoh: medium untuk menghitung jumlah bakteri E. Coli air
sumur.
Media tanam yang baik adalah media yang mampu mempertahankan
kelembapan disekitarnya. Kelembapan yang tinggi akan memicu
pertumbuhan jamur, sebaliknya kelembapan yang rendah akan
menyebabkan media tanam menajdi kering (Agrihibo, 2013).
6. Media tanam yang baik diperlukan untuk mendukung pertumbuhan.
Beberapa media tanam berbeda pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman. Perbedaan ini berhubungan dengan kelembapan dalam
media tanam (Supriyono,2008).
Berbagai macam mikroorganisme atau bakteri tumbuh dengan baik.
Kompleksnya nutrisi untuk pertumbuhan bakteri yang terkandung
menyebabkan bakteri yang tumbuh sangat beragam. Dengan demikian
banyak bakteri yang dapat tumbuh dimedia secara alami, yang sulit
diisolasi langsung, yang kaya nutrisi seperti media NA yang biasa
digunakan di lab (Panagan,2011).
Jika media dan lingkungan sama seperti media sebelumnya, mungkin tidak
diperlukan waktu adaptasi. Apabila penyegaran inokulum telah sering
dilakukan maka fase adaptasi dapat saja tidak diperlukan bakteri untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Yuliana,2008).
IV. PERHITUNGAN
a. Nutrient Agar (NA)
Diketahui :
Media yang dibutuhkan = 15 ml x 2 = 30 ml + 5 ml = 35 ml
Aqdest = 1000 ml
Nutrien = 20 gr = 20.000 mg
Jawab :
Nutrien :
Aqua : 1000 ml – 700 mg = 300 ml
b. Nutrient Broth (NB)
Diketahui :
Media yang di butuhkan = 10 ml x 5 = 50 ml + 5 ml = 55 ml
Aqdest = 1000 ml
7. Nutrient = 8 gr = 8000 mg
Jawab :
Nutrien =
Aqua = 1000 ml – 440 ml = 560 ml
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Autoklaf
2. Hot plate
3. Erlenmeyer
4. Neraca Analitik
5. Batang pengaduk
6. Tabung rekaksi
7. Cawan Petri
8. Inkubator
9. Tali
10. Kertas
11. Kapas
B. Bahan
1. Nutrient Agar (NA)
2. Nutrient Broth (NB)
3. Aquadest
VI. METODE KERJA
A. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Di timbang NA sesuai dengan perhitungan ( tertulis pada
label : 20 g media NA dilarutkan dalam 1000 ml
8. 3. Di tuang Aquadest sebanyak 300 ml ke dalam Erlenmeyer
yang telah berisi serbuk media, panaskan dan homogenkan
dengan menggunakan hot plate dan batang pengaduk
4. Di tutup Erlenmeyer dengan menggunakan kapas, bungkus
dengan kertas, lalu ikat
5. Di tutup Erlenmeyer ke dalam autoklaf dengan pengaturan
tekanan 1 atm 121°C selama 15 menit
6. Di tuang media NA pada 2 cawan petri, masing-masing
sebanyak 15 ml
7. Di masukkan ke dalam incubator
B. Pembuatan Media Nutrient Broth (NB)
1. Di siapkan alat dan bahan
2. Di timbang NB sesuai dengan perhitungan (tertulis pada
label 8 g media NB dilarutkan dalam 1000 ml)
3. DI tuang aquadest sebanyak 560 ml ke dalam erlenmeyer
yang telah berisi serbuk media, panaskan dan homogenkan
dengan menggunakan hot plate dan batang pengaduk
4. Di tutup Erlenmeyer dengan menggunakan kapas, bungkus
dengan kertas, lalu ikat
5. Di masukkan Erlenmeyer ke dalam autoklaf dengan
pengaturan tekanan tekanan 1 atm 121°C selama 15 menit
6. Di tuang media NB pada 5 tabung reaksi, masing-masing
sebanyak 10 ml
7. Di masukkan ke dalam incubator
9. DAFTAR PUSTAKA
Agrihibo. 2013. Media Tanam Untuk Tanaman Hias. Jakarta : Redaksi Ps
Hidayat, Yusuf dan Sutarman. 1999. Teknik Pembuatan Kultur Media
Bakteri. Bogor : Lokakarya Fungsional Non Peneliti
Lim, D. 1998. Microbiology. Missouri : WCB McGraw-Hill
Pelezar. 1996. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia
Panagan, Almunady T. 2011. Isolasi Mikroba Penghasil Antibiotika dari
Tanah Kampus Unsri Indralaya menggunakan Media Ekstrak Tanah. Jurnal
Penelitian Sains. 14 (3)
Supriyono. 2008. Pengaruh Macam Media dan Intensitas Pemupukan
Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Anthutrium Gelombang Cinta. Skipsi :
Surakarta
Sutedjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : Rineka Cipta
Tortora, Gerald J., Berdell R. Funke and Christine L. Case. 1986.
Microbiology An Introduction. California : The Benjamin Cummings Publishing
Company, Inc.
Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Penerbit Erlangga
Waluyo, Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang :
UMM Press
Waluyo, Lud. 2008. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Malang : UMM Press
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press
10. Yusdiani, Devita dkk. 2016. Bakteriologi Bidang Keahlian Kesehatan Untuk
SMK/MAK. Jakarta : ECG
Yuliana, Neti. 2008. Kinetika Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat Isolat TS
yang berasal dari Tempoyak. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian. 13 (2)
11. VII. HASIL
-
VIII. PEMBAHASAN
Medium merupakan bahan yang digunakan untuk
menumbuhkanmikroorganisme di atas atau di dalamnya, medium tersebut
harus memenuhi syarat-syarat, antara lain adalah harus mengandung semua
zat hara yangmudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan
osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroba yang akanditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat
menghambatpertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril
sebelum digunakan,agar mikroba yang di tumbuhkan dapat tumbuh
dengan. Percobaan kali ini yaitu pembuatan medium NA dan medium NB.
NA (nutrient agar) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri.
Pembuatan medium percobaan ini dengan menggunakan NA (nutrient
agar), dimana dalam pembuatan NA terlebih dahulu dengan cara
menimbang bahan yang sudah tersedia kedalam neraca analitik sesuai
dengan jumlah yang diperlukan kemudian memasukkan bahan kedalam
erlenmeyer, dimana bahan tersebut adalah aquades 300 ml. Kemudian
dipanaskan di atas hotplate dan sesekali diaduk dengan batang pengaduk,
tujuan dari pemanasan dan pengadukan adalah untuk menghomogenkan
NA dengan aquades, dimana dengan pemanasan dapat mempercepat
pelarutan dari NA dan aquades. Setelah di panaskan beberapa menit
larutan berubah warna dari keruh menjadi kuning kecoklatan hal ini
menandakan larutan telah homogeny. mulut Erlenmeyer disumbat dengan
kapas dan dilapisi kertas kemudian di ikat. Hal ini bertujuan agar
meminimalkan kontaminasi. Setelah itu larutan media di sterilisasi
menggunakan autoklaf pada suhu 121° C selama 15 menit. Setelah media
steril, media di dinginkan sebelum digunakan. Setelah itu media dapat
dituang ke dalam 2 cawan petri masing-masing 15 ml sesuai kebutuhannya.
Media yang dituang hendaknya tidak terlalu panas, agar tidak terbentuk
12. uap air pada tutup cawan petri sehingga dapat mengganggu proses
pengamatan. Setelah itu di simpan ke dalam incubator.
Sama halnya dengan pembuatan NB, hanya saja dengan aquades 560 ml
dan pada saat penuangan media ke dalam 5 tabung reaksi masing-masing
10 ml sesuai kebutuhannya. Setelah itu di simpan ke dalam incubator.
IX. KESIMPULAN
1. Media NA berfungsi sebagai penumbuhan bakteri atau mikroba
dalam bentuk padat.
2. Media NB berfungsi sebagai penumbuhan bakteri / mikroba dalam
bentuk cair.
X. SARAN
Dalam pelaksanaan praktikum praktikan harus hati-hati, agar
tidak terjadi kesalahan. Serta keseriusan juga sangat diperlukan dalam
praktikum ini agar praktikum dapat berlangsung dengan baik dan
maksimal.
13. DAFTAR PUSTAKA
Agrihibo. 2013. Media Tanam Untuk Tanaman Hias. Jakarta : Redaksi Ps
Hidayat, Yusuf dan Sutarman. 1999. Teknik Pembuatan Kultur Media
Bakteri. Bogor : Lokakarya Fungsional Non Peneliti
Lim, D. 1998. Microbiology. Missouri : WCB McGraw-Hill
Pelezar. 1996. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia
Panagan, Almunady T. 2011. Isolasi Mikroba Penghasil Antibiotika dari
Tanah Kampus Unsri Indralaya menggunakan Media Ekstrak Tanah. Jurnal
Penelitian Sains. 14 (3)
Supriyono. 2008. Pengaruh Macam Media dan Intensitas Pemupukan
Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Anthutrium Gelombang Cinta. Skipsi :
Surakarta
Sutedjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : Rineka Cipta
Tortora, Gerald J., Berdell R. Funke and Christine L. Case. 1986.
Microbiology An Introduction. California : The Benjamin Cummings Publishing
Company, Inc.
Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Penerbit Erlangga
Waluyo, Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang :
UMM Press
Waluyo, Lud. 2008. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Malang : UMM Press
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press
14. Yusdiani, Devita dkk. 2016. Bakteriologi Bidang Keahlian Kesehatan Untuk
SMK/MAK. Jakarta : ECG
Yuliana, Neti. 2008. Kinetika Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat Isolat TS
yang berasal dari Tempoyak. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian. 13 (2)