2. KELOMPOK 12 – Kelas S :
• 1212100360 - Yeremia Febriyanty M. Saragih
• 1212100361 - Akhmad Lazwar Irhami
• 1212100367 - Imam Mustaqim
3. “AKU DATANG - ENTAH DARI
MANA,
AKU INI - ENTAH SIAPA,
AKU PERGI - ENTAH KEMANA, AKU
AKAN MATI - ENTAH KAPAN, AKU
HERAN BAHWA AKU
GEMBIRA”.
(MARTINUS DARI BIBERACH,
TOKOH ABAD PERTENGAHAN ).
BAB 1
ILMU,
FILSAFAT
DAN TEOLOGI
5. tidak ada manusia yang
tidak berfilsafat. Semua
aspek yang dilakukan
manusia tidak bisa lepas
dari aktivitas filsafat.
6. Contoh Pemikiran
Filsafat
skeptis sejati
Seorang skeptis sejati,
yang telah terbiasa
menuntut dan menolak
bukti-bukti absolut bagi
setiap sudut pandang
yang ditemuinya,
menyatakan bahwa tidak
mungkin bagi manusia
untuk mengetahui apapun.
7. adalah pengetahuan metodis,
sistematis dan koheren tentang
seluruh kenyataan (realitas). Filsafat
merupakan refleksi rasional (fikir) atas
keseluruhan realitas untuk mencapai
hakikat (kebenaran) dan memperoleh
hikmat (kebijaksanaan).
FILSAFA
T
8. pemikiran kita melewati
3 jenis abstraksi
(abstrahere = menjauhkan
diri dari, mengambil dari).
Menurut
Aristoteles
(384-322 sM)
9. Sebagai manusia teologi,
teologi sendiri dapat
merefleksikan hubungan Allah
dan manusia.
Manusia berteologi karena
ingin memahami imannya
dengan cara lebih baik, dan
ingin mempertanggung
jawabkannya.
Teologi
10. ialah suatu ilmu yang dipelajari dan
dikupas sebagai bahan atau materi
pembicaraan,yaitu gejala manusia
di dunia yang mengembara menuju
akhirat
Obyek material
11. ialah cara pendekatan yang
sedemikan khas sehingga
mencirikan atau mengkhususkan
dalam suatu bidang kegiatan yang
bersangkutan
Obyek formal
13. Refleksi
rasional merupakan perenungan yakni
perenungan ilmiah, yang tidak bertolak
dari wahyu, tradisi apalagi mitos
melainkan semata-mata bersandar
pada rasio atau akal dan penalaran
17. - Refleksi Rasional Darah - Perenungan atas hal-hal mendasar dalam hidup Pemikiran bebas (Free
Thinking) yang tidak berdasarkan tradisi/ apapun, namun atas common Sense atau rasional
- Radikal dalam bahasa latin "Radix "yang artinya AKAR memperdalam pertanyaan-pertanyaan
(kritis) sampai ke akar-akarnya.u rasional.
- Kritis yang artinya tidak ada TABU untuk tidak dipertanyakan. Segala hal apapun bisa
dipertanyakan dalam filsafat (apapun yang dianggap tabu oleh orang)contohnya tentang adanya
Tuhan, Sex dsb.
18. berbeda dengan Falsafah, yaitu sistem pemikiran / Ideologi, gagasan dasar mengenai kehidupan
yang dihayati Sebagai pegangan hidup.Manusia memiliki NALAR untuk banyak hal yang ingin
dipertanyakan Banyak berpendapat bahwa suara mayoritas masyarakat adalah Suara
Tuhan.Namun jika kebenaran yang lebih tinggi muncul, justru melawan Pendapat
umum.Manfaat Filsafat memupuk Kemandirian, sikap dan pemikiran.Berbeda dengan filsafat
Filosofi adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang
ada, sebab, asal, dan hukumnya.Mandiri secara masyarakat yaitu membuat falsafahnya sendiri
seperti kebudayaan.Contoh Falsafah hidup suku bangsa lampung yaitu Pesenggiri, yang
mengajarkan untuk tidak dah menyerah tidak mengenal takut dan pantang mundur dalam
menghadapi tantangan yang datang didalam kehidupan.
19. Mengasah ketajaman untuk mampu memilah mena fal vginti dan buken intiFilsafat melatih kila
untuk tau mana yg enencial dan ygbuten esensial
Membuka kemungkinan – kemungkinan pemahaman baru Semua persoalan hidup ini selalu
ada berbagai jawaban yang masuk akal
Tidak ada dalam dunia tanpa tafsir
20. Filsafat ilmu itu sama dengan Pengetahuan.Banyak pengetahuan yang tidak ilmiah namun tetap
disebut pengetahuan.
Seperti : feng shui dan jejamuan (tidak ilmiah namun tetap disebut pengetahuan)Dalam filsafat
terdapat 2 kubuYaitu kubu materialis dan kubu spiritualis. 2 kubu tersebut sama sama kuat,
tergantung dari diri sendiri lebih condong kekubu mana.Dalam sains ada tahap perkembangan
linear, namun dalam filsafat ilmu tidak ada.Apa yang diamati berbeda dan cara berfikirnya pun
berbeda.Kebanyakan para filsuf filsuf banyak menemukan area area baru dan cara baru untuk
menggali lahan atau dapat disebut penelitian baru.
Jadi tidak bisa dibandingkan dalam 1 garis, karena memiliki kedalaman dan kerumitannya
sendiri.Filsafat ilmu dapat diartikan KompleksifikasiSuatu hal yang sulit dilihat mana yang benar
dan mana yang tidak benar, maka dari itulah diteliti oleh para filsuf filsuf.Terdapat filsuf filsuf
yang berpengaruh besar sepanjang masa Yaitu1. Socrates2. Plato, dan3. Aristoteles
21. PERLUNYA MAHASISWA
BELAJAR FILSAFAT
1
Agar mahasiswa bisa berfikir secara radikal dan mendalam.
Manfaat mempelajari filsafat bisa secara umum dan khusus, karena
adanya rasa kagum atau adanya heran dan keterbatasan mendorong
seseorang berfilsafat.
25. Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena
tidak hanya
menyelidiki suatu bidang tertentu dari realitas yang
tertentu
saja. Selalu mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas
mengenai seluruh realitas yang ada.
B. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT
DALAM
KEHIDUPAN
26. • Membantu kita memahami bahwa
sesuatu tidak selalu tampak
seperti apa adanya.
• Membuat kita lebih kritis.
• Mengembangkan kemampuan kita
dalam menalar secara jelas.
27. • Sebagai alat mencari kebenaran
dari segala fenomena yang ada.
• Memberikan ajaran tentang moral
dan etika yang berguna dalam
kehidupan
• Bermanfaat sebagai pembebas.
28. Dengan mempelajari filsafat ilmu mereka
memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu
dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut
sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan
penelitian
ilmiah.
C. MENGAPA HARUS
BELAJAR FILSAFAT ?
29. Mempelajari
filsafat ilmu
- Mengajarkan cara berpikir yang
cermat dan tidak kenal lelah.
- Mengembangkan semangat
toleransi dalam
perbedaan pandangan (pluralitas).
30. • Kekaguman atau keheranan atau
ketakjuban
• Keraguan atau kegengsian
• Kesadaran akan keterbatasan
d. hal yang mendorong
manusia untuk berfilsafat
31. Ketidakpuasan seseorang
mencari tahu adakah planet lain
selain bumi yang belum ditempati
membuat seseorang itu berfilsafat
dan terus berusaha menyelidiki
palnet-planet luar angkasa, adakah
yang seperti bumi tempat yang bisa
di huni oleh manusia.
CONTOH
32. • Filsafat ilmu
memberikan pandangan
yang luas.
2. Filsafat ilmu mengajak
untuk berpikir secara radikal,
holistik dan sistematis.
3. Filsafat membantu kita
memahami bahwa
sesuatu tidak selalu
tampak seperti apa
adanya.
4. Filsafat membuat kita
lebih kritis.
MANFAAT FILSAFAT DALAM
KEHIDUPAN
34. Awal pemikiran filsafat dapat dari
- Thales (624-548 SM - Anaximenes (590-528 SM),
- Pythagoras (532 SM) - Heraclitus (535475 SM),
- Parmenides (540-475 SM), serta banyak lagi pemikir lainnya.
A. PERKEMBANGAN
FILSAFAT ILMU
35. Filsafat terjadi jika orang
mempertanyakan dan mengkaji sesuatu
masalah atau mendalami hakikat sesuatu
secara
> sistematik
> radikal,dan
> universal.
b. .HAKEKAT
FILSAFAT
36. filsafat dapat membantu menyampaikan
lebih lanjut ajaran agama kepada manusia.
Sebaliknya, agama dapat membantu
memberi jawaban terhadap problem yang
tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan
dan filsafat.
c. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT
DENGAN KEBUDAYAAN DAN
LINGKUNGAN
37. 1. Hubungan filsafat dengan kebudayaan
2. Hubungan Filsafat Dengan Lingkungan
3. Hubungan Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan
4. Hubungan Filsafat Dengan Agama
38. • Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak
berpikir dan bersikap sempit dan tetutup.
• Membuat diri menjadi manusia yang penuh toleransi dan
tenggang rasa.
• Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk kepentingan
pribadi maupun dalam hubungannya dengan orang lain.
D. GUNA DAN FUNGSI
FILSAFAT
39. KEBERADAAN MANUSIA
DILIHAT DARI SISI FILSAFAT
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu bertanya.
Mempertanyakan dirinya, keberadaannya, dan dunianya.
40. 1. MANUSIA SEBAGAI SEBUAH
PERSOALAN
Manusia disebut dinamis karena
ia berkembang terus menerus
dengan kebebasannya. Bersifat
paradoksal, karena ketika ia semakin
didalami, pengetahuan tentangnya
semakin dangkal.
41. 2.Apa Itu Filsafat?
• Kedua, menggunakan metode dialektis.
• Ketiga, berusaha mencapai realitas yang terdalam. Filsafat mencari pengetahuan yang sejati,
serta hal yang hakiki dari realitas.
• Pertama, dapat bertahan terhadap diskusi kritis. Artinya, kegiatan utama dari filsafat adalah
mengkaji secara kritis segala hal.
• Kelima, mengetahui bagaimana harus hidup sebagai manusia.
• Keempat, filsafat bertujuan untuk menangkap tujuan ideal realitas.
Dalam lima
karakter
42. 3.Filsafat Manusia dan
Metodenya
Bagian integral dari sistem filsafat, yang
secara spesifik menyoroti hakikat atau
esensi manusia. Karena dalam pandangan
fenomenologis ilmu pengetahuan harus bisa
membedakan antara interpretasi dan data.
memiliki cara kerja yang sama pada
umumnya, yakni berusaha menangkap
makna di balik gejala empiris itu.
Filsafat manusia memikirkan aspek-
aspek mendasar yang bersifat metafisis
dan spiritualitas tentang manusia.
a. Filsafat Manusia
dan Ilmu-Ilmu Lain
b. Metode Filsafat Manusia
43. 4. Relevansi Filsafat
Manusia
Dengan bertanya kita mewujudkan hakikat kemanusiaan.
Kedua, dengan mendalami manusia.
Ketiga, sebagai konsekuensi lebih lanjut dari butir kedua,
Mempersoalkan manusia harus terus dilakukan agar hidup semakin bermutu. Dalam hal ini filsafat
manusia tetap relevan untuk dibicarakan.
Ada tiga alasan untuk menunjukkan relevansi itu
1
2
3
44. 5. BATASAN BUKU INI
Manusia adalah makhluk multidimensional.
Persoalan eksistensialnya sangat kompleks. Dalam buku
ini penulis membatasi diri pada topik-topik tertentu yang
berkaitan dengan eksistensi manusia. Uraian dalam
buku ini tidak berpijak pada satu pemikir tertentu.
46. 1.Pengertian Individu
Setiap makhluk di dunia ini
merupakan individualitas
tersendiri. bersifat kuantitatif,
dan numerik serta uniform atau
seragam.
Individu manusia terkait
dengan keunikan. bagi
manusia individu mengandung
arti kesatuan dan keutuhan
badan dan jiwa
a. Makhluk Infrahuman b. Manusia
48. 3. NILAI-NILAI ABSOLUT
PRIBADI
Nilai-nilai absolut personalitas
manusia terungkap dalam empat hal
mendasar ini, yakni ia memiliki
kesadaran diri, otonomi, memiliki
transendensi diri serta mampu
berkomunikasi.
49. 4. Beberapa Elemen Persona
• Kedua, akal budi
• Ketiga, kebebasan
• Pertama adalah karakter
• Kelima, suara hati
• Keempat, nama
• Keenam, perasaan
50. 5. KESIMPULAN
Selain makhluk yang bertanya,
manusia juga adalah pribadi
yang unik.
Realitas manusia sebagai
pribadi terungkap dalam elemen-
elemen seperti karakter, akal
budi, suara hati, nama dan
perasaan, serta kebebasan.
Menghargai elemen-elemen ini
berarti menghargai nilai-nilai
kepersonalan manusia.
51. Definisi
Pengetahuan
Dalam kamus filsafat dijelaskan
bahwa pengetahuan
(knowledge) adalah proses
kehidupan
yang diketahui manusia
secara Iangsung
dari kesadarannya
sendiri.
Jenis Pengetahuan
• Pengetahuan biasa
• Pengetahuan ilmu
• Pengetahuan filsafat
• Pengetahuan agama.
John Dewey tidak
membedakan pengetahuan
dengan kebenaran
(antara knowledge
dengan truth).
53. 1. Hakikat Pengetahuan
2. Sumber Pengetahuan
teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan, yaitu:
a. Realisme
b. Idealisme
beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain:
a. Empirisme
b. Rasionalisme
c. Intuisi
d. Wahyu
54. Herbert L. Searles = "Kalau ilmu berbeda
dengan filsafat berdasarkan empiris,
maka ilmu berbeda dari
biasa karena ciri sistematisnya".
Perbedaan Pengetahuan dengan
Ilmu
55. A. DASAR DAN JENIS ILMU
PENGETAHUAN
Dasar ilmu pengetahuan
secara substansial yaitu dari
ontologi, epistemologi, dan aksiologi
56. adalah ilmu tentang hakikat yang ada
baik yang berbentuk jasmani/konkret
maupun rohani/abstrak.
1. Dasar Ontologis
Karakteristik ontologi seperti :
Ontologi yaitu studi tentang
arti "ada" dan "berada,"
tentang ciri-ciri esensial
dari yang ada dalam
dirinya, menurut bentuknya
yang paling abstrak.
yaitu metode atau cara-cara
mendapatkan pengetahuan
yang benar.
adalah dasar ilmu
pengetahuan yang
berbicara tentang nilai
kegunaan ilmu.
2. Dasar Epistemologis
3. Dasar Aksiologis
57. B. OBJEK DAN KONSEP ILMU
PENGETAHUAN ILMIAH
Objek Ilmu
Pengetahuan Ilmiah
Konsep Ilmu
Konsep Pengetahuan
Konsep Ilmu
Pengetahuan
Tujuan Ilmu Pengetahuan
Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan
58. C. JENIS ILMU PENGETAHUAN
• Pengetahuan Wahyu (revaled knowledge)
• Pengetahuan Intuitif (intuitive knowledge)
• Kebenaran (truth)
• Pengetahuan Rasional (rational knowledge)
59. Kritik Paham
Rasionalisme Terhadap
Empirisme
bahwa metode
empiris tidak memberi
kepastian tetapi
hanya sampai pada
probabilitas
yang tinggi.
Jadi, jika ilmu berada di luar jangkauan
pengalaman manusia, tentu tidaklah
semestinya menjelajahi ilmu itu.
Sebagai contoh mengenai surga dan
neraka, keduanya merupakan hal yang
berada di luar jangkauan manusia.
Dibandingkan dengan pengetahuan
lain, maka ilmu berkembang dengan
sangat cepat.
D. PENJELASAN
ILMU
60. Zaman Modern
(1500 - 1800)
Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan
tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, dari para
penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri.
• Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber
pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari
rasio (akal)
• Aliran empirisme, meyakini pengalamanlah sumber
pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang inderawi.
• aliran kritisisme, yang mencoba memadukan kedua
pendapat berbeda itu.
61. Filsafat zaman modern berfokus pada manusia,
bukan kosmos (seperti pada zaman kuno), atau Tuhan
(pada abad pertengahan). Dalam zaman modern ada
periode yang disebut Renaissance ("kelahiran
kembali"). Kebudayaan klasik warisan Yunani-Romawi
dicermati dan dihidupkan kembali; seni dan
filsafat mencari inspirasi dari sana.
Filsuf penting adalah N Macchiavelli
(1469-1527), Thoman Hobbes (1588-1679),
Thomas More (1478-1535) dan Francis Bacon
(1561-1626).
62. Masa kini
(1800-sekarang)
• Filsafat masa kini merupakan aneka bentuk reaksi langsung
atau taklangsung atas pemikiran Georg Wilhelm Friedrich Hegel
(1770-1831).
• Soekarno mengklaim telah mencetuskan marhaenisme sebagai
marxisme diterapkan dalam situasi dan kondisi Indonesia.
Kualifikasi "penerapan dalam situasi dan kondisi Indonesia"
(apapun itu) tidak membuat faham marhaenisme sebagai suatu
aliran filsafat dan tidak harus sama dengan faham marxisme
sebagai diterapkan di dalam lingkungan masyarakat lain.
63. • Positivisme menyatakan bahwa pemikiran tiap
manusia, tiap ilmu dan suku bangsa melalui 3 tahap,
yaitu teologis, metafisis dan positif ilmiah.
• Marxisme (diberi nama mengikuti tokoh utama Karl
Marx, 1818-1883) mengajarkan bahwa kenyataan hanya
terdiri atas materi belaka, yang berkembang dalam proses
dialektis (dalam ritme tesis-antitesis-sintesis).
• Eksistensialime merupakan himpunan aneka pemikiran yang
memiliki inti sama, yaitu keyakinan, bahwa
filsafat harus berpangkal pada adanya
(eksistensi) manusia konkrit, dan bukan pada
hakekat (esensi) manusia-pada-umumnya.
64. Fenomenologi merupakan aliran (tokoh penting: Edmund Husserl,
(1859-1938) yang ingin mendekati realitas tidak melalui
argumen-argumen, konsep-konsep, atau teori umum.
Pragmatisme tidak menanyakan "apakah itu?", melainkan "apakah
gunanya itu?" atau "untuk apakah itu?".
Neo-kantisme dan neo-thomisme merupakan aliran-aliran
yang merupakan kelahiran kembali dari aliran yang
lama, oleh dialog dengan aliran lain.
• sejak 1960 berkembang strukturalisme
• yang menyelidiki pola-pola dasar yang tetap
• yang terdapat dalam bahasa-bahasa,
agama-agama, sistem-sistem dan karya-karya
kesusasteraan.
65. TOKOH-TOKOH FILSAFAT
• THALES (624-546 sm) = Filsafat dimulai oleh Thales, sebagai
seorang filsafat jagat raya. Ia diberi gelar “Bapak Filsafat”.
• PYTHAGORAS (572-497 sm) = Ia seorang ahli matematika dan
ia mengajarkan bahwa bilangan merupakan substansi dari
semua benda. Ia orang pertama yang menggunakan istilah
philosophia.
• ANAXIMANDER (610-546 sm) = Ia menjelaskan bahwa
substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan
sendirinya.
• HERACLITUS (544-484 sm) = Ia mengatakan bahwa alam
semesta itu selalu dalam keadaan berubah.
66. • PARMANIDES (450 sm) = Ia tokoh relativisme (suatu pandangan bahwa
pengetahuan itu dibatasi, baik oleh akal budi yang serba terbatas maupun oleh
cara mengetahui yang serba terbatas) dan sebagai logikawan pertama.
• PROTAGORAS (480-411 sm) = Ia menyatakan bahwa
“manusia adalah ukuran kebenaran”. Pernyataan itu
merupakan tulang punggung humanisme.
• ZENO (490 sm) = Ia merupakan tokoh yang merelatifkan kebenaran.
Baginya tidak ada kebenaran mutlak dan tidak ada generalisasi.
• GORGIAS (485-380 sm) = Ia membangkitkan semangat
berfilsafat. Ia mengingatkan bahwa persoalan pokok dalam
filsafat bukanlah alam, melainkan manusia. Ia telah
membangkitkan jiwa humanisme.
67. • PLATO (427-347 sm) = Ia murid dan sahabat Socrates.
Sebagai muridnya, Plato menjelaskan bahwa kebenaran umum
itu memang ada, bukan dibuat, melainkan sudah ada di alam
idea.
• ARISTOTELES (384-322 sm) = Ia dikenal sebagai Bapak
Logika. Logikanya disebut logika tradisional (dalam
perkembangannya ada logika modern). Logika Aristoteles
disebut juga logika formal. Ia percaya adanya Tuhan. Bukti
adanya Tuhan menurutnya ialah Tuhan sebagai penyebab gerak
atau a first cause of motion.
• SOCRATES (470-399 sm) = Ia tidak meninggalkan tulisan.
Doktrin bahwa semua kebenaran itu relatif telah
mengguncangkan sains telah mapan, mengguncangkan
keyakinan agama.
68. Dengan mengkorelasikan masingmasing itu dengan tingkat kesadaran
yang secara progresif lebih tinggi, Sebagaimana perkembangan dari
lahir sampai muda bertepatan dengan pembangkitan benak bawah-
sadar (unconscious) anak-anak, maka perkembangan dari muda sampai
dewasa pun memerlukan penajaman kesadaran (consciousness) secara
bertahap, sampai timbul kesadaran khas akan diri sendiri.
Istilah ini mengacu pada proses pengambilan "mitos" (dalam pengertian
modern sebagai "keyakinan yang keliru") keluar dari mitos—yaitu
mempertanyakan keyakinan-keyakinan kita yang tak tertanyakan dengan
harapan mengubahnya menjadi ungkapan kebenaran yang lebih andal.
Salah satu cara umum terpenting pemaparan tahaptahap perkembangan
individu adalah mengacu pada "lahir, muda, dewasa, dan tua".
Filsafat sebagai Demitologisasi
Metafisis
69. Sebagaimana semua orang tahu,
perbedaan antara fantasi dan realitas tidak
berbeda dalam benak anak-anak sejati.
Pujangga digerakkan oleh gelora jiwa
untuk dengan kata-kata mengungkap
sesuatu yang pada masa kanak-kanak
hanya merupakan impian. Sebaliknya, para
filsuf biasanya dikenal bukan karena gelora
jiwa mereka. Ini karena daya yang cocok
dengan budi-diri dewasa adalah daya
pemahaman. Daya ini, bila berkembang
sepenuhnya, beralih menjadi daya
penimbangan.
Gambar II.1 : Perkembang-
an Individu
70. Mitos menggunakan imajinasi
untuk mengungkap keyakinan.
Sastra memakai gelora jiwa untuk
meng ungkap keindahan.
Filsafat memanfaatkan
pemahaman untuk mengungkap
kebenaran, sedangkan
Ilmu (science) menerapkan
penimbangan untuk rnengungkap
pengetahuan.
Gambar II.2 : Empat Daya
Benak
71. Kata "logika" berasal dari kata Yunani logos, yang
bermakna "kata"—yang meliputi kata yang terucap
("pidato"), kata yang tertulis ("buku"), dan kata
yang terpikir ("akal"). Namun di Yunani Kuno, logos
kadang-kadang juga dipakai untuk menunjuk
sesuatu yang bisa kita sebut makna yang
tersembunyi di dalam mitos.
Para filsuf berupaya memahami logos dengan cara
sedemikian rupa untuk memisahkan kebenaran dari khayalan.
Adapun ilmuwan melalaikan logos sepenuhnya dalam
penelusuran fakta-fakta konkret yang bisa dikelola. Dalam
pengertian tertentu, pelalaian logos merupakan malapetaka
bagi umat manusia.
Empat Arah Pemikiran
Manusia
72. Empat Analisa di Yunani Kuno
Pandangan ini dikembangkan lebih lanjut oleh Empedokles
(kira-kira 495-435 S.M.), yang mengakui keempat anasir
tersebut sebagai realitas-realitas dasar, yang menjelaskan
keseimbangannya karena dianut bersama-sama dengan daya
yang berlawanan antara "cinta" (philia) dan "cekcok" (neikos).
Jadi, kita harus berhati-hati supaya tidak mengira bahwa
para filsuf tadi berpendapat bahwa segala sesuatu
di bumi memang benar-benar terbuat dari (sebagai misal) api.
73. • Fiisafat Sebagai Dialog
Rasional
Sokrates (470-399 S.M.), memberi
penafsiran yang benar-benar bare mengenai
tugas filosofis, yang implikasi penuhnya
merentang sampai 2.000 tahun. Kita
mengetahui ide dan kehidupan Sokrates
terutama melalui tulisan-tulisan seorang
pengikut dekatnya, Plato (427-347 S.M.).
Bersama-sama dengan murid cemerlang
Plato, Aristoteles (384-322 S.M.), orang-orang
ini merupakan inti tradisi filsafat Yunani keno.
74. Plato menyajikan pandangan filosofisnya dalam bentuk Dialog-
Dialog. sebuah Dialog hanya merupakan sebuah buku yang merekam
percakapan. antara pembicara utarna--dalam Dialogues, karya tulis
Plato,
Di dalam percakapan itu tokoh utamanya bertindak selaku "bidan"
bagi calon wawasan yang menunggu untuk "dilahirkan" di benak tokoh-
tokoh lain. (Ibu Sokrates kebetulan berprofesi sebagai bidan.) Dengan
kata lain, sebagaimana bidan yang baik melatih ibu yang hamil supaya
si ibu bisa melahirkan bayinya (alih-alih sang bidan mengeluarkan bayi
dari rahim secara paksa), tokoh utamanya pun mengajukan pertanyaan
dan mengemukakan saran yang, sebagaimana adanya, "melatih" tokoh-
tokoh penyerta sedemikian rupa sehingga mereka menemukan
simpulan yang dikehendaki tanpa harus diberitahu.
75. Metode Dialog
bagi manusia situasinya
adalah bahwa idea-idea kita
bukan hanya menguak
keadaan terdalam subyektif,
melainkan juga sifat sejati
realitas itu sendiri. Oleh sebab
itu, tugas hakiki filsuf adalah
memperhatikan benda-benda
di balik penampakannya
belaka supaya dapat
mengetahui idea-idea ini.
Plato menggunakan
metode dialog,
berlandaskan pe-
mahamannya atas
ide-ide Sokrates
(walaupun dalam hal-
hal tertentu tak pelak
lagi melampaui
gagasan-gagasan
tersebut), dalam
membangun sistem
metafisika pertama
yang lengkap dengan
nada modern.
76. Gua Plato
Dalam dialog terhebatnya, Republic, Buku
VII, Plato menggambarkan Sokrates yang
membandingkan situasi manusia dengan
sekelompok orang yang terpenjara di dalam
gua sejak masa kanak-kanak mereka.
Gua itu melambangkan dunia tempat kita
hidup, dan orang-orang yang dibelenggu itu
melambangkan orang-orang yang belum
pernah berfilsafat. bayangan-bayangan itu
merupakan obyek-obyek material ("pe-
nampakan") yang biasanya kita perlakukan
sebagai obyek-obyek nyata.
77. Menurut Plato, jiwa itu tak pernah tidak eksis, karena kekal .
Sebelum kelahiran kita, jiwa kita dalam forma kekalnya
Berad di alam idea, dan ke alam inilah jiwa kita kembali sesudah
kita meninggal dunia.
metafisika Plato menyediakan landasan bagi solusinya
terhadap salah satu pertanyaan tersulit dalam epistemologi: "Bagaimana
kita sampai mengetahui hal-hal yang
sebelumnya tidak kita ketahui?" Jawaban
yang ditawarkan idealisme Plato, dengan sangat
sederhana, adalah bahwa semua pembelajaran
di bumi ini sebenarnya merupakan pengingatan
kembali apa-apa yang sebelum kita lahir kita ketahui.
Tiga Daya Jiwa
78. (Sebagian besar, tidak semuanya. The Anthropic Cosmological Principle
adalah salah satu contoh buku mutakhir yang signifikan yang ditulis oleh
ilmuwan yang sungguh-sungguh menghargai metode teleologis.)
Dalam menerapkan realismenya pada hal-hal partikula, Aristoteles
menggunakan metode teleologis. Artinya, ia berpendapat bahwa forma
benda sebaiknya terketahui melalui penyelidikan tentang maksud forma
tersebut.
Aristoteles memanfaatkan metode teleologisnya sebagai bagian terpadu
dari tugas pengelompokan obyek-obyek alamiah dan obyek-obyek hasil
pemikiran. Ini karena metode filosofisnya menaruh perhatian ganda pada
klasifikasi logis (linguistik) dan observasi teleologis (empiris). Penekanan
ganda ini berpengaruh besar terhadap orang-orang yang sejak itu
mengikuti tradisi yang sering disebut tradisi "empirisis".
Filsafat Sebagal iImu Teleologis
79. Idealisme plato Realisme Aristoteles
forma = realitas forma + bahan
bahan = ilusi substansi (realitas)
Aristoteles sendiri mungkin telah berupaya menambalsulam konsekuensi realismenya
yang pada potensinya tidak mengenakkan tatkala ia berpendapat bahwa jiwa manusia mem-
punyai maksud lain yang membuatnya berbeda dari segala substansi duniawi lainnya.
Jiwa manusia rnempunyai semua tujuan atau maksud itu, yang menentukan jiwa tanaman
dan hewan, tetapi melampaui itu semua melalui daya pemikir (nous). Dengan memandang
bahwa Tuhan ialah yang rasional murni, Aristoteles berpikiran bahwa aspek sifat manusiawi
ini menandakan "percikan ilahi" pada diri kita masing-masing.
jiwa manusia sebagai bagian dari "hewan rasionai"—suatu gagasan yang telah menjadi
salah satu cara penentuan hakikat manusia yang paling luas penerimaannya.
80. Bahwa semua pergerakan di dunia berasal dari "penggerak pertama" yang dengan sendirinya
"tidak bergerak". Yang-Berada ini juga merupakan "penyebab terakhir" (yakni tujuan puncak) semua
pergerakan. Dengan kata lain, semua perubahan di dunia sekeliling kita bergerak menuju titik
sandaran terakhir. Di titik ini semua perubahan itu kembali ke sumber mereka di penggerak vane
tidak bergerak.
Ide serupa juga dikembangkan secara cukup rinci oleh seorang paleontolog abad keduapuluh,
pendeta Jesuit, dan filsuf mistis, Pierre Teilhard de Chardin (1881-1955), yang berpendapat bahwa
keseluruhan kosmos bergerak menuju kesatuandalam-keragaman hakiki (ultimate unity-in-diversity),
bernama "titik omega"--"omega" merupakan huruf terakhir abjad Yunai dan lambang tujuan abadi.
Empat Formula Kehidupan (Jiwa)
Ala Aristoteles
Pandangan tentang jiwa tersebut memberi
jalan bagi Aristoteles yang membolehkan tipe
kehidupan sesudah kematian.
81. FILSAFAT KEBENARAN
• Pluto pernah mempertanyakan apakah kebenaran itu sebenarnya?
• Kenyataan yang terjadi sekarang tidak seluruhnya berupa kebenaran,
bahkan yang tidak seharusnya terjadi akhirnya terjadi juga karena das
solen tidak sama dengan das sein. Di muka bumi ini berapa banyak kita
melihat ketidakbenaran, seperti berbagai penindasan, penjajahan dan
rekayasa.
82. Murid Plato bemama Aristoteles, menjawab bahwa
kebenaran itu subjektif sifatnya, kebenaran bagi seseorang
adalah tidak benar bagi yang lain, sehingga kemudian
lahirlah kebenaran relatif dan kebenaran mutlak.
Dalam kurun waktu tertentu kebenaran itu berubah
sesuai corak berpikir manusia (paradigma).
83. Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa pengetahuan itu terdiri
atas sebagai berikut:
1. Pengetahuan Akal = disebut ilmu yang kemudian untuk membahasnya
disebut logika
2. Pengetahuan Budi = disebut moral yang kemudian untuk membahasnya
disebut etika
3. Pengetahuan Indrawi = disebut seni yang untuk membahasnya
disebut estetika
4. Pengetahuan Kepercayaan (otoritatif) = disebut agama, tetapi dalam hal
ini tidak boleh otoritatif karena agama tidak memaksa.
5. Pengetahuan Intuitif = disebut nabi harus diuji lebih dahulu seperti halnya
keberadaan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana penulis
lakukan bertahun-tahun dalam keadaan atheis dan
kemudian baru menerimanya.
84. Untuk melihat sesuatu itu benar atau tidak benar, maka beberapa
kriteria yang sudah dilembagakan akan penulis sampaikan beberapa
kritik antara lain sebagai berikut:
1.Teori Kebenaran Korespondensi = adalah kebenaran yang sesuai antara
pernyataan dengan fakta di lapangan.
2. Teori Kebenaran Koherensi = adalah kebenaran atas hubungan antara
dua pernyataan.
3. Teori Kebenaran Pragmatis = adalah kebenaran hanya dalam salah satu
konsekuensi saja. Kelemahan kebenaran ini adalah
apabila kemungkinan luas, oleh karena itu harus
dipilih kemungkinannya hanya dua dan saling
bertolak belakang.
85. 4. Teori Kebenaran Sintaksis = adalah kebanaran yang berangkat dari tata
bahasa yang melekat. Karena teori ini dipengaruhi pula oleh
kejiwaan dan ekspresi, maka ada kemungkinan mereka yang
menerimanya yang juga mempunyai keterkaitan jiwa akan
terpengaruh, apalagi susunan bahasa yang bernuansa rasa.
5. Teori Kebenaran Semantis = ebenarnya berpangkal atau mengacu pada
pendapat Aristoteles dengan ungkapan sebagai berikut:
“Me- ngatakan sesuatu yang ada sebagai yang ada dan sesuatu yang
ti- dak ada sebagai yang tidak ada, adalah benar”, juga mengacu
pada teori korespondensi
6. Teori Kebenaran Non Deskripsi = menekankan penggunaan kata 'benar‘
untuk menyatakan setuju atau menerima suatu proposisi dan
'salah' sebagai menolak suatu proposisi.
7. Teori Kebenaran Logika yang Berlebihan = adalah kebenaran yang
sebenamya telah merupakan fakta. Jadi akan menjadi pemborosan
dalam pembuktiannya, misalnya sebuah lingkaran harus
berbentuk bulat.
86. 8. Teori Kebenaran Performatif = suatu pernyataan dianggap benar jika ia
menciptakan realitas. Jadi pernyataan yang benar bukanlah
pernyataan yang mengungkapkan realitas, tetapi justru dengan
pernyataan itu tercipta realitas sebagaimana yang diungkapkan
dalam pernyataan itu.
9. Teori Kebenaran Paradigmatik = adalah kebenaran yang berubah pada
berbagai ruang dan waktu, jadi setelah kurun waktu tertentu
berubah (untuk kategori waktu) dan pada tempat tertentu
berubah (untuk kategori ruang).
10. Teori Kebenaran Proposisi = proposisi (pernyataan) dikatakan benar
apabila sesuai dengan persyaratan formal suatu proposisi.
Menurut teori ini, suatu pernyataan disebut benar apabila sesuai
dengan persyaratan materilnya suatu proposisi, bukan pada
syarat formal proposisi.
87. Benjamin S. Bloom mengurutkan pembelajaran yang disebut pembelajaran kognitif
sebagai berikut:
1. Pengetahuan atau pengenalan seperti mengingat informasi, fakta
terminologi, rumus (sehingga dengan demikian kita akan
mengidentifikasi, memilih, menyebut nama, dan membuat
daftar, sebagai tingkat yang paling rendah).
2. Pemahaman seperti menjelaskan pengetahuan/informasi yang diketahui
dengan kata-kata sendiri (sehingga dengan demikian kita akan
membedakan, menjelaskan, menyimpulkan, merangkumkan
dan memperkirakan sebagai tingkat selanjutnya).
3. Penerapan seperti penggunaan dan penerapan informasi ke dalam situasi
konteks yang bare (sehingga kita dengan demikian akan
menghitung, mengembangkan, menggunakan, memodifikasi
dan mentransfer sebagai tingkat berikutnya).
88. 4. Analisis seperti memisahkan membedakan komponen-komponen
atau elemen-elemen, suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi dan
kesimpulan (sehingga dengan demikian kita akan membuat diagram,
membedakan, menghubungkan, menjabarkan ke dalam
bagian-bagian pada tingkat seterusnya).
5. Sintesis seperti mengkombinasikan bagian atau elemen ke dalam
suatu kesatuan atau struktur yang lebih besar (sehingga kita dengan
demikian akan membentuk, mendesain, memformulasikan dan
membuat prediksi sebagai tingkat yang lebih tinggi.
6. Evaluasi seperti membuat penilaian dan keputusan tentang suatu ide,
gagasan penemuan dalil, metode, produk atau benda dengan
menggunakan kriteria tertentu (sehingga dengan demikian kita akan
membuat kritik, penilaian, perbandingan dan evaluasi sebagai
tingkat terakhir).
89. YANG MAHA BENAR
• Puncak kebenaran itu sendiri sebenamya adalah Allah Yang
Maha benar.
• Ilmu tidaklah bebas nilai, karena antara logika dan etika
harus berdialektika, bukan hanya karena penggabungan ilmu
dan agama yang dalam pembicaraan kita sehari-hari biasanya
disebut dengan Imtaq (iman dan Taqwa).
90. Benar secara logika bila menjatuhkan hukuman mati kepada pelaku
kejahatan.
Mereka yang menganggap hukuman mati tidak perlu dijatuhkan atas pelaku
kejahatan, bagaimana dengan pelaku yang memperkosa anak kecil kemudian
menyilet wajahnya untuk kepuasan dan penghilangan
jejak, bagaimana dengan pelaku kejahatan yang
memperkosa ibu kandungnya sendiri tanpa rasa
kemanusiaan?
Maka jawabannya hanyalah satu, yaitu MATI.
91. • Azas kepastian hukum
(dalam istilah Belanda
disebut Rechtzekerheid
sedangkan dalam Islam
dikenal dengan Syariah
Fiqih).
Pemerintah dan
Masyarakat harus
menjunjung tinggi
supremasi hukum.
• Azas kemurnian tujuan
(dalam istilah Belanda disebut
Zulverheid van Oogmerk,
sedangkan dalam istilah Islam
dikenal dengan Niat).
Misalnya aparat hukum yang
mengejar pelaku kejahatan yang
masuk ke dalam sarang pelacuran
dan perjudian terpaksa harus ikut
masuk tetapi tanpa ikut
menikmatinya.
92. • Azas keseimbangan
(dalam istilah Belanda dikenal dengan Evenwichtigheid, sedangkan dalam
istilah Inggris dikenal dengan The Balancing Theories, dalam Islam dikenal
dengan Wasathan).
Pemerintah harus menyeimbangkan antara demokrasi dengan
nasionalisme, antara hak azasi dengan hukum, antara responsiveness
dengan effectiveness, antara balk dan benar. Inilah yang telah penulis tulis
dalam buku Filsafat Pemerintahan.
93. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu bertanya. Ia mempertanyakan dirinya,
keberadaannya, dan dunianya.
"Siapakah manusia itu?" merupakan pertanyaan yang paling mendasar dan paling utama dalam sejarah
manusia.
Manusia disebut dinamis karena ia berkembang terus menerus dengan kebebasannya. Ia disebutkan
misteri karena memang ia tidak pernah bisa dipahami secara definitif. Ia bersifat paradoksal,
karena ketika ia semakin didalami, pengetahuan tentangnya
semakin dangkal. Karena itu manusia adalah makhluk yang
paling sulit dimengerti.
1. Manusia sebagai Sebuah Persoalan
94. Berasal dari bahasa Yunani,
yakni philein, artinya mencintai
dan sophia, artinya
kebijaksanaan.
2. Apa Itu Filsafat?
Dari dua kata ini secara
harafiah filsafat diartikan
dengan cinta akan
kebijaksanaan
Sarana utama yang
digunakan oleh filsafat
adalah akal budi
95. Pertama, dapat bertahan terhadap diskusi kritis
Kedua, menggunakan metode dialektis
Ketiga, berusaha mencapai realitas yang terdalam
Keempat, terkait dengan butir ketiga di atas, filsafat bertujuan
untuk menangkap tujuan ideal realitas
Kelima, mengetahui bagaimana harus hidup sebagai manusia
hakikat filsafat sebagai hasil kontemplasi dalam lima
karakter
96. 3. Filsafat Manusia dan Metodenya
b. Metode Filsafat Manusia
a. Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain
Filsafat manusia adalah bagian integral dari sistem filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi
manusia. Tugas dan fungsi filsafat manusia adalah mempelajari manusia dalam kebulatan aslinya serta menghadapinya
sebagai sesuatu keseluruhan.
Filsafat manusia membangun suatu konsep yang menyatukan manusia di hadapan data dan penemuan terpencar-
pencar yang disajikan oleh ilmu-ilmu lain yang juga membicarakan manusia
Tujuannya, sekali lagi, adalah merumuskan konsep manusia yang universal.
Metode filsafat manusia untuk menangkap hakikat manusia secara utuh adalah
refleksi, dan analisa transendental serta sintesis. Dengan metode ini filsafat manusia
mengantar kita sampai kepada inti yang mendalam tentang manusia. Karena itu
dalam filsafat "mempertanyakan" bukanlah hal yang tabu, malahan menjadi sebuah
keharusan.
97. 4. Relevansi Filsafat Manusia
Ada tiga alasan untuk menunjukkan relevansi itu :
o Pertama, dengan bertanya kita mewujudkan hakikat kemanusiaan
o Kedua, dengan mendalami manusia, kita mengenal manusia dengan
lebih baik
o Ketiga, sebagai konsekuensi lebih lanjut dari butir kedua, filsafat
manusia mengantar kita untuk semakin mampu bertanggungjawab
terhadap diri kita dan sesama
98. 5. Batasan Buku Ini
Manusia adalah makhluk multidimensional. Persoalan eksistensialnya sangat kompleks.
membatasi diri pada tujuh topik sebagai berikut :
Kelima, dimensi sosial manusia
Keenam, historisitas manusia
Ketujuh, adalah kerja
Pertama, hakikat manusia sebagai
pribadi
Kedua, badan dan jiwa
Ketiga, terra di sekitar kebebasan
Keempat, pengetahuan
99. MANUSIA SEBAGAI
PERSONA
Persona atau pribadi merupakan
salah satu dimensi mendasar manusia.
Sebagai pribadi manusia mempunyai
kemampuan untuk menentukan dirinya
sendiri. Elemen-elemen ini disajikan
untuk menunjukkan bahwa manusia
sebagai pribadi adalah nyata.
a. Makhluk Infrahuman
Bagi makhluk infrahuman pengertian
“individu” dikaitkan dengan jenis. Kalau kita
mengatakan bahwa kita memiliki tiga pohon
pisang, itu berarti kita memiliki tiga individu
pisang. Singkatnya, kata individu di kaitkan
dengan tiga ciri, yakni bersifat kuantitatif, dan
numerik serta uniform atau seragam.
b. Manusia
Sebagai individu manusia memang merupakan jenis yang sama.
Namun nilainya tidak pada kesamaan jenis yang dimilikinya.
Individualitas manusia terkait dengan kualitas. Manusia bukan
suatu ulangan numerik dari jenis yang sama. Artinya, dari segi
materi manusia merupakan salah satu individu. Akan tetapi dari
segi kerohanian, adalah satu kesatuan.
1. Pengertian Individu
100. 2. Persona
a. Arti Persona
Kata “persona” berasal dari bahasa
Yunani, yang artinya adalah topeng. Konon
dalam tradisi seni drama masyarakat Yunani,
para pemain sandiwara harus mengenakan
topeng ketika memainkan peran tokoh tertentu.
Aktor atau aktris tidak hanya mampu
mengenakan topeng dalam drama, melainkan
juga harus menghayati sifat-sifat utama dari
tokoh yang diperankan. Untuk tuntutan ini
seorang pemain harus mempelajari lebih
dahulu watak dari tokoh yang ingin
dimainkan.
Pandangan Ontologis - manusia dilihat
sebagai makhluk yang rasional dan bersifat
individual
Pandangan Psikologis - meletakkan pribadi
manusia pada kejiwaan. Fokus perhatian
psikologi adalah emosi dan afeksi
Pandangan Dialogis - mengkaitkan pribadi
manusia dengan hubungan antara satu manusia
dengan manusia yang lain
b. Tiga Pandangan
101. 3. Nilai-Nilai Absolut Pribadi
Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang sadar akan diri sendiri. Kesadaran ini
bersumber pada aspek kerohaniannya. Nilai-nilai absolut personalitas manusia terungkap
dalam empat hal mendasar ini, yakni ia memiliki kesadaran diri, otonomi, memiliki
transendensi diri serta mampu berkomunikasi.
Secara lain dapat dikatakan manusia sebagai pribadi adalah a subsistent gifted with
self-consciousness, communication and self-trancendence. Semua ini merupakan nilai-nilai
universal dan mutlak bagi manusia sebagai pribadi.
102. 4. Beberapa Elemen Persona
Pertama adalah karakter - merupakan kebiasaan hidup seseorang
Kedua, akal budi - merupakan elemen persona yang paling hakiki.
Dibandingkan dengan makhluk lainnya, akal budi
merupakan keistimewaan manusia.
Ketiga, kebebasan - kebebasan merupakan bagian dari martabat kemanusiaan
yang tidak bisa dibungkam oleh siapapun
Keempat, nama - merupakan perwujudan dan pengejawantahan sekaligus
menjadi identitas pribadi seseorang.
Kelima, suara hati - merupakan bagian hakiki dari kepribadian seseorang
Keenam, perasaan - merupakan ungkapan lubuk hati yang mendalam
dari setiap pribadi.
103. 5. Kesimpulan
Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan diri. Ia
juga memberi makna bagi kehidupannya dengan mempertimbangkan segala
tindakannya.
manusia bukan saja the rational being, melainkan juga the act of being.
Artinya, kualitas manusia sebagai pribadi diungkapkan melalui perbuatan nyata
sehari-hari.
Realitas manusia sebagai pribadi terungkap dalam elemenelemen seperti
karakter, akal budi, suara hati, nama dan perasaan, serta kebebasan. Elemen-elemen
ini terkait dengan pribadi. Karena itulah semua elemen ini bersifat personal.
Menghargai elemen-elemen ini berarti menghargai nilai-nilai kepersonalan manusia.
104. 1. Pengertian
Adalah pembahasan Pancasila secara filsafati,
yaitu pembahasan Pancasila sampai hakikatnya
yang terdalam (sampai intinya yang terdalam).
H. Filsafat Pancasila
105. 2. Tingkat-tingkat Pengetahuan Pancasila
1. Dengan menjawab suatu pertanyaan ilmiah "Bagaimana" maka
akan diperoleh suatu pengetahuan ilmiah yang bersifat deskreptif.
2. Dengan mencari suatu pertanyaan ilmiah "Mengapa", maka
pengetahuan yang didapatkan adalah pengetahuan bersifat kausal
3. Dengan menjawab petanyaan ilmiah "Kemana": maka pengetahuan
yang didapat adalah pengetahuan yang bersifat normatif.
4. Dengan menjawab pertanyaan "Apa" akan diperoleh pengetahuan
mengenai hakikat dari sesuatu yang dinyatakan
106. 3. Manfaat Filsafat Pancasila
a. Manfaat Penggunaan Filsafat = sebagai induk pengetahuan
b. Manfaat bagi Pendidikan Kesarjanaan = berfungsi menggugah
pengertian dan kesadaran manusia akan kedudukannya dalam
hubungannya dengan segala sesuatu di luar dirinya
c. Manfaat Filsafat Pancasila bagi Pendidikan Kesarjanaan =
Adanya perkembangan bangsa-bangsa di seluruh dunia, memiliki
ciri khas serta kekhususan masing-masing, termasuk hasil karya
budaya dari bangsa tersebut
107. 4. Hubungan antara Filsafat dan Ideologi
Filsafat menjadi suatu sistem cita-cita atau keyak atau system yang
telah menyangkut praksis, kaiead bagi cara hidup manusia atau suatu
kelompol, berbagai bidang kehidupannya.
ideologi sebagai suatu rangkaian kesatuan mendasar dan
menyeluruh yang jalin-menjalin menjadi pernikiran
(System of thought) yang logis.
108. 5. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
bersifat aktual, dinamis, antsipatif dan senantiasa mampu
menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Keterbukaan
ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar
Pancasila namun mengeksplisitkan wawasannya secara
kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang lebih tajam
untuk memecahkan masalah-masalah baru dan aktual.
109. I. Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara
Tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi:
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada :Ke-Tuhan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
110. J. Pancasila sebagai Asas Persatuan dan Kesatuan
Bangsa Indonesia
Sejak lahirnya bangsa Indonesia sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945 demikian
keberadaan bangsa Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dilahirkan dari satu nenek moyang, sehingga kita memiliki kesatuan darah.
2. Memiliki satu wilayah di mana kita dilahirkan, hidup bersama dan mencari
sumber-sumber kehidupan.
3. Merniliki kesamaan nasib yaitu berada di dalam kesenangan
4. Kesusahan, dijajah Belanda, Jepang dan lainnya.
111. •PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
FILASAFAT
• A. Pengertian Pancasila Sebagai Suatu Sistem
• adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh.
112. B. Kesatuan Sila-Sila Pancasila
Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan Berbentuk
Piramidal
• Menggabarkan hubungan hierarkhi sila-sila dari Pancasila dalam
uniturutan luas (kwantitas) dan juga dalam hal sifat-sifatnya (kwalitas).
• Jika urut-urutan lima sila dianggap mempunyai maksud demikian,
maka di antara lima sila ada hubungan yang mengikat yang satu kepada
yang lain sehingga Pancasila merupakan suatu kesatuan keseluruhan
yang bulat.
113. C. Dasar Ontologis Sila-sila Pancasila
Manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh
karena itu hakikat dasar ini juga, disebut sebagai dasar antropologis.
Ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas kodrat
,raga dan jiwa, jasmani dan rohani. sifat kodrat manusia adalah
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Kedudukan kodrat
manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai
makhluk Tuhan yang Maha Esa.