Filsafat Stilpo dari Megara menekankan bahwa kebaikan dan nilai sejati berada di dalam diri manusia sendiri. Stilpo meyakini bahwa ia tidak kehilangan apa pun ketika kota dan rumahnya hancur karena nilai-nilai moral dan intelektualitas masih dimilikinya. Stilpo juga menolak universalisme dan berargumen bahwa semua pernyataan 'X adalah Y' adalah keliru karena selalu bersifat khusus dan terk
6. Agar Mahasiswa bisa berfikir secara
Radikal dan Mendalam Perlu Belajar
Filsafat. Manfaat Mempelajari Filsafat
Bisa secara Umum dan Khusus. Karena
adanya rasa kagum atau adanya heran
dan keterbatasan mendorong seseorang
berfilsafat.
1. ALASAN PERLUNYA
BELAJAR
7. Mahasiswa dituntut untuk tidak hanya pandai dalam
teori saja tapi harus bisa mempraktekannya langsung
dalam masyarakat
Notes
Contoh: seseorang yang berfilsafat selalu
berpikir dan berusaha untuk menemukan
hal-hal baru, sehingga ditemukanlah alat-
alat canggih itu semua berkat pengetahuan
yang awalnya bermula dari seseorang itu
berfilsafat.
8. 2. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN
filsafat merupakan perbincangan mencari hakikat sesuatu gejala atau segala hal yang ada.
Artinya, filsafat merupakan landasan dari sesuatu apapun , tumpuan segala hal, jika salah
tentulah berbahaya, sedikitnya akan merugikan.
Diibaratkan sebuah pohon maka filsafat adalah akarnya, yaitu bagian yang berhyubungan
langsung dengan sumber kehidupan pohon itu, sedangkan batang, dahan, ranting, daun,
bunga, dan buah menjadi bahan kajian ilmu pengetahuan.
9. Manfaat Filsafat Secara Umum ?
1 2 3 4
A. Filsafat membantu
kita memahami bahwa
sesuatu tidak selalu
tampak seperti apa
adanya.
B. Filsafat membantu
kita mengerti tentang diri
kita sendiri dan dunia
kita,filsafat mengajarkan
bagaimana kita bergulat
dengan pertanyaan-
pertanyaan mendasar.
C. Filsafat membuat kita
lebih kritis. Filsafat
mengajarkan pada kita
bahwa apa yang
mungkin kita terima
begitu saja ternyata
salah atau
menyesatkan—atau
hanya merupakan
sebagian dari
kebenaran.
D. Filsafat mengembangkan
kemampuan kita dalam:
Menalar secara jelas,
membedakan argumen yang baik
dan yang buruk, menyampaikan
pendapat (lesan dan tertulis)
secara jelas, melihat sesuatu
melalui kacamata yang lebih luas,
melihat dan mempertimbangkan
pendapat dan pandangan yang
berbeda.
10. Manfaat Filsafat Ilmu Secara Khusus
1. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
2. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral
terhadap pandangan filsafat lainnya.
3. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan
pandangan dunia.
4. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam
kehidupan
5. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam
berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum
dan sebagainya.
6. Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri
dengan berpikir secara radikal
11. a. Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin
kritis dalam sikap ilmiahnya.
b. Memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu dan mampu
menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam
proses pembelajaran dan penelitian
ilmiah.
c. Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan berpikir
kritis dalam menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi.
3. MENGAPA HARUS BELAJAR
FILSAFAT
12. 4. HAL-HAL YANG MENDORONG
BERFILSAFAT
hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu:
1. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban
2. Keraguan atau kegengsian
3. Kesadaran akan keterbatasan
Contoh: ketidakpuasan seseorang mencari tahu adakah planet lain selain
bumi yang belum ditempati membuat seseorang itu berfilsafat dan terus
berusaha menyelidiki palnet-planet luar angkasa, adakah yang seperti
bumi tempat yang bisa di huni oleh manusia.
14. MENGAPA BERFILSAFAT
Pada dasarnya filsafat bukanlah hal yang buruk,
karena filsafat itu sebenarnya adalah berpikir
secara mendasar (radikal), menyeluruh (holistik),
dan spekulatif. Perkembangan globalisasi
dewasa ini menuntut seseorang, pemikir,
cendekiawan, atau ilmuwan untuk dapat
mengkaji permasalahan-permasalahan secara
luas atau dari sudut pandang yang berbeda-
beda.
15. MENGUKUR BERPIKIR
FILSAFAT?
Sebagai kritik ideologi, filsafat membangun
kesanggupan untuk mendeteksi dan
membuka kedok-kedok ideologic berbagai
bentuk ketidakadilan sosial dan
pelanggaran-pelanggaran terhadap
martabat dan hak-hak asasi manusia yang
masih terjadi. Jadi filsafat membuat
sanggup untuk melihat secara terbuka
masalah-masalah sosial serta percaturan
kekuasaan yang sedang berlangsung.
16. MENGUKUR BERPIKIR
FILSAFAT?
Berfilsafat, artinya menyelidiki suatu permasalahan
dengan menerapkan argumen-argumen yang
filosofis. Maksud argumen-argumen yang filosofis
adalah argumen-argumen yang memiliki sifat-sifat
deskriptif, kritis atau analitis, evaluatif atau normatif,
spekulatif, rasional, sistematis, mendalam, mendasar,
dan menyeluruh. Sebagaimana disebutkan
sebelumnya bahwa berfilsafat adalah berpikir, namun
tidak semua berpikir adalah berfilsafat. Bermacam-
macam buku menjelaskan ciri-ciri berpikir filsafat
dengan bermacam macam pula.
17. Konsep penting yang perlu dipahami tentang hakikat
makna filsafat antara lain:
1. 2. 3. 4.
Berpikir filsafat
adalah berpikir
dalam bentuk
yang sistematis;
Filsafat harus
menghasilkan
sesuatu yang
runtut;
Berpikir filsafat adalah
berpikir secara rasional
dan logis dan
Proses berpikir filsafat
harus bersifat mendalam
dan komprehensif.
Filsafat adalah
mendorong
manusia untuk
berpikir secara
kritis;
18. kegunaan bagi individual dan kegunaan bagi
kehidupan sosial. Dari keduanya, beberapa hal dapat
dikatakan mengenai manfaat filsafat ini. Filsafat
berguna untuk memuaskan keinginan tahu individu
yang sifatnya sederhana. Aspek inilah yang
membuat manusia berbeda dari binatang.
DAYA TARIK FILSAFAT
19. Tidak jarang terjadi bahwa semakin seseorang
mendalami ilmunya, semakin isi tak mampu
mengatasi disiplin keilmuannya yang empiris dan
metodis dan memasuki dunia yang non-empiris,
tetapi yang menarik akal budi dan menghantui
batinnya.
20. FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-
HARI
(everyday knowledge) senantiasa menyapa kehidupan
sehari-harinya. Pengetahuan sehari-hari dibangun
bukan berdasarkan refleksi kritis dan pengambilan jarak
terhadap realitas. Pengetahuan dihasilkan dari refleksi
rasional, kritis, dan sistematis pikiran manusia atas
realitas.
(general knowledge). Pengetahuan ini menghasilkan
prinsip-prinsip penjelas tertentu yang umumnya bersifat
pragmatic, karena mampu menjawab atau memecahkan
masalah konkret tertentu yang dihadapi manusia
21. Filsafat berfungsi pula sebagai
pandangan hidup (Weltsanschauung)
merupakan suatu pandangan hidup
yang dijadikan dasar setiap tindakan
dan tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari, juga dipergunakan untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan
yang dihadapi dalam hidupnya.
22. 01
MENGEMBANGKAN PEMIKIRAN FILSAFAT
Pertama, di Yunani terdapat mitologi
yang kaya dan tersebar luas. Mitologi
ini bisa dianggap sebagai perintis yang
mendahului filsafat. Bangsa Yunani
telah mengadakan usaha untuk
menyusun mitos-mitos yang beredar di
masyarakatnya menjadi suatu
bangunan yang sistematis. Dalam
usaha-usaha itu sudah tampak sifat
rasional bangsa Yunani.
02 03
Kedua, peran sastra Yunani dalam
bentuk syair-syair Ramlani Lina
Sinaulan yang digunakan untuk
buku pendidikan bagi masyarakat
Yunani. Misalnya, peranan syair
Homeros yang digemari
masyarakat Yunani untuk dibaca
dalam rangka mengisi waktu luang.
Syair ini mengandung nilai edukasi.
Ketiga, faktor ilmu
pengetahuan yang
berkembang pesat di
Yunani. Bangsa Yunani
berutang budi kepada
bangsa lain, misalnya
Mesir untuk ilmu ukur dan
ilmu hitung, serta ilmu
astronomi yang
dipengaruhi oleh bangsa
Babylonia."
24. 1. Filsafat Bersifat Koheran
Perenungan kefilsafatan
berusaha untuk menyusun suatu
bagan yang koheren, yang
konsepsional. Secara singkat,
yang saya maksudkan dengan
istilah 'koheren' ialah runtut.
25. 2. Pemikiran Filsafat Yang Rasional
Bagan yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari premis-premis.
Dimulai dengan suatu perangkat definisi, aksioma dan dalil yang
dianggap telah terbukti dengan sendirinya, dan yang
kebenarannya tidak dapat diragukan dan berusaha untuk
menyimpulkan semua pernyataan yang lain sebagai teorema
yang berasal dari kebenaran-kebenaran yang terbukti dengan
sendirinya tersebut, hanya dengan memakai logika.
26. 3. Filsafat Bersifat Komprehensif
Dalam arti tidak ada sesuatu pun yang
berada di luar jangkauannya Jika tidak
demikian, filsafat akan ditolak serta dikatakan
berat sebelah dan tidak memadai. Suatu
sistem baru dapat dikatakan memadai jika
memuat penjelasan tentang sernua gejala
27. 4. Filsafat Memiliki Pemikiran Secara
Sistematis
ketika ia dengan pikirannya berusaha keras
menemukan alasan dan penjelasan dengan
cara semacam bertanya kepada diri sendiri.
Atau, perenungan itu dapat pula dilakukan
oleh dua atau lebih dari dalam suatu
percakapan ketika mereka melakukan
analisa, melakukan kritik dan
menghubungkan pikiran mereka secara
timbal balik.
28. 5. Filsafat Memiliki Pandangan Yang Luas
Dalam perenungan kefilsafatan, kita
berusaha untuk mencari dasar-dasar bagi
kepercayaan-kepercayaan kita. Dengan
mengingat ciri-ciri perenungan kefilsafatan,
mudahlah bagi kita untuk memberikan
definisi pertama tentang filsafat, berupa
suatu definisi operasional. Filsafat merupakan
hasil perenungan kefilsafatan.
73. TOKOH FILSUF KUNO
Biografi:
Stilpo dari Megara adalah seorang filsufy ang
termasuk ke dalam Mazhab Megara. Ia hidup
lahir di Megara sekitar tahun 380
SM.Selain Eukleides yang merupakan pendiri
Mazhab Megara, Stilpo adalah seorang filsuf
dari mazhab itu yang paling terkenal. Selain itu,
ia juga dikenal sebagai guru dari Zeno dari
Citium. Ia meninggal sekitar tahun 300 SM.
74. TEORI
- STILPO BERPENDAPAT BAHWA APA YANG BAIK DAN BERNILAI ADA DI DALAM DIRI
MANUSIA SENDIRI. HAL ITU DITUNJUKKAN DENGAN SIKAP NYATA STILPO SENDIRI
KETIKA KOTA MEGARA DAN RUMAHNYA HANCUR. STILPO MENYATAKAN BAHWA IA
TIDAK KEHILANGAN SESUATU PUN YANG MENJADI MILIKNYA, YAKNI MORAL DAN
INTELEKTUALITAS.
- KEMUDIAN STILPO JUGA MEMBERIKAN KRITIK TERHADAP
UNIVERSALISME. MENURUTNYA, SEMUA PERNYATAAN 'X ADALAH Y' ADALAH
PERNYATAAN YANG SALAH. ARGUMENTASI STILPO ADALAH BAHWA SESEORANG TIDAK
DAPAT MENGATAKAN 'INI ADALAH SAYURAN' KARENA SAYURAN (SECARA UNIVERSAL)
PERNAH ADA RIBUAN TAHUN LALU.SELALU PERNYATAAN MENUNJUK PADA SAAT INI DAN
SECARA KHUSUS.
76. TOKOH FILSUF PERTENGAHAN
ANSELMUS, USKUP AGUNG CANTERBURY, LAHIR DI AOSTA, ITALIA,
SEKITAR TAHUN 1033. IA MENOLAK KEINGINAN AYAHNYA AGAR IA
MENITI KARIER DI BIDANG POLITIK DAN MENGEMBARA KELILING EROPA
UNTUK BEBERAPA TAHUN LAMANYA. SEPERTI ANAK-ANAK MUDA
LAINNYA YANG CERDAS DAN BERGEJOLAK, IA BERGABUNG KE BIARA. DI
BIARA BEC, NORMANDIA, DI BAWAH ASUHAN SEORANG GURU YANG
HEBAT, LANFRANC, ANSELMUS MEMULAI KARIER YANG PATUT DICATAT.
KARYANYA YANG TERKENAL ADALAH CUR DEUS HOMO DAN
PROSLOGION.
77. LATAR BELAKANG FILOSOFIS DARI SEORANG ST. ANSELMUS YAKNI DIPENGARUHI OLEH
PEMIKIRAN PLATO. IA LEBIH CONDONG KEPADA PEMIKIRAN PLATONIK KETIMBANG
ARESTOTELIAN. MESKIPUN IA TELAH MEMBACA PEMIKIRAN ARISTOTELES DAN
MENGGUNAKAN LOGIKANNYA.
PEMIKIRAN FILOSOFIS DARI ANSELMUS BERNUANSA THEOLOGI DAN FILOSOFIS. IA
BERPANDANGAN SEPERTI ITU KARENA MENURUTNYA BAHWA IMAN KEDUDUKANNYA LEBIH
TINGGI DARI PADA LOGIKA ATAU NALAR.
ST. ANSELMU TERMASUK FILOSOF YANG HIDUP PADA ERA SKOLASTIK, MANA PADA SAAT ITU
SEBUAH ILMU PENGETAHUAN MULAI DIAJARKAN DI SEKOLAH-SEKOLAH
79. 1. MONOLOGION.
DALAM KARYA INI, ST. ANSELMUS BERUSAHA MEMBUKTIKAN TENTANG EKSISTENSI
TUHAN MELALUI DIALEKTIKANYA DENGAN BERLANDASKAN IMAN DAN LOGIKA
NALAR. ST. ANSELMUS MENGAJAK PEMBACANYA UNTUK BERFIKIR SECARA
MENDALAM MENGENAI EKSISTENSI TUHAN. DALAM KARYANYA INI, ST. ANSELMUS
MENGEMUKAKAN PEMIKIRANNYA BAHWA TUHAN ITU HAKEKATNYA BEING (ADA).
KE-EKSISTENSIAN DAN KEKEKALAN-NYA ITU TIMBUL DARI DIRI-NYA SENDIRI, JADI
TUHAN TIDAK MEMBUTUHKAN EKSISTANSI SELAIN DIRI-NYA SENDIRI.
80. 2. PROSLOGION
ST. ANSELMUS LEWAT PROSLOGION INI IALAH BAHWA AKAL BUDI MANUSIA TIDAK
BISA TIDAK MEMIKIRKAN ATAU MENGERTI ALLAH SEBAGAI YANG TIDAK ADA. AKAL
BUDI MEMILIKI STRUKTUR YANG MEMASTIKAN ADANYA ALLAH. ALLAH ADA, ADA
DALAM AKAL BUDI. EKSISTENSI ALLAH ADA DALAM STRUKTUR AKAL BUDI. JADI BISA
DIKATAKAN BAHWA ST. ANSELMUS MENGANSUMSIKAN BAHWA TUHAN (ALLAH) ITU
HARUS ADA.
81. 3. CUR DEUS HOMO (MENGAPA ALLAH MENJADI MANUSIA)
KESIMPULANYA MENURUTNYA ANSELMUS, TIDAK ADA JALAN LAIN TERKECUALI
TUHAN SENDIRI TURUN DARI SURGA DAN MENJELMA DALAM ANAK-NYA YESUS
KRISTUS SUPAYA HUKUMAN MANUSIA DITANGGUNGNYA SENDIRI DAN SUPAYA
TIDAK DAPAT MEMBAYAR HUTANG DOSA MANUSIA ITU. DENGAN JALAN ITU BAIK
KEADILAN, BAIK RAHMAT ATAU PUN KASIH ALLAH TELAH DIGENAPI DAN DIPENUHI
83. • MENGENAI KONSEP PIKIRANNYA ST. ANSELMUS, TERDAPAT BEBERAPA
PEMIKIRAN YANG MANA BEBERAPA PEMIKIRAN TERSEBUT MERUPAKAN HASIL
DARI PERENUNGAN YANG MENDALAM. HAL ITU DILAKUKANNYA UNTUK
MENYELASAIKAN MASALAH YANG TERJADI PADA ABAD PERTENGAHAN, MASALAH
ITU BERKAITAN ERAT DENGAN FILSAFAT DAN DUNIA KRISTEN (IMAN). BEBERAPA
PEMIKIRANNYA TERSEBUT ANTARA LAIN :
84. 1. HUBUNGAN AKAL DAN IMAN.
IMAN ADALAH BEBAS MERDEKA, TIDAK MEMERLUKAN DASAR-DASAR AKALI. SEKALIPUN ORANG
MEMPEROLEH KEPASTIAN KARENA IMANNYA, AKAL DENGAN SENDIRINYA AKAN MENDORONG OLEH IMAN
UNTUK MENYELAMI KEBENATAN-KEBENARAN IMANI LEBIH LANJUT.
DARI IMAN SESEORANG NAIK SAMPAI KEPADA PENGETAHUAN, YAITU PENGETAHUAN YANG DILENGKAPI
DENGAN PEMBUKTIAN. AKAN TETAPI HAL INI TIDAK BOLEH DIARTIKAN SEOLAH-OLAH DENGAN PEMBUKTIAN
ITU IMAN AKAN BERTAMBAH. KEPASTIAN IMAN TETAP SAMA TANPA DENGAN PEMBUKTIAN AKAL. SEBAB
KEPASTIAN IMAN DIPEROLEH DARI WAHYU. IMAN DAN PENGETAHUAN AKALI, KEDUANYA BERASAL DARI
ALLAH. PERBEDAANNYA TERLETAK PADA IMAN DIBERIKAN DENGAN PERANTARAAN WAHYU, SEDANG
PENGETAHUAN AKALI DIBERIKAN DENGAN PERANTARAAN PENERANGAN ILAHI.
85. 2. EKSISTENSI TUHAN
IMAN MENGANDALKAN, BAHWA ALLAH PASTI ADA (EKSIST). BARU SETELAH ADANYA
HAL INI, MAKA PENGETAHUAN BERUSAHA UNTUK MEMBUKTIKANNYA.
MENURUT ANSELMUS ADA DUA CARA YANG DAPAT MEMBUKTIKAN ADANYA ALLAH.
KEDUA CARA TERSEBUT ADALAH DENGAN MENGANDAIKAN BAHWA HAL-HAL YANG
TERBATAS ADA UNTUK HAL-HAL YANG TIDAK TERBATAS DAN PENGURAIAN, YAITU
BAHWA APA YANG KITA SEBUT ALLAH ADALAH SUATU ”ADA” YANG LEBIH BESAR
DARIPADA APA SAJA YANG DAPAT KITA PIKIRKAN.
86. JALAN PIKIRAN ANSELMUS DALAM BUKTI INI DIRUMUSKAN SECARA SINGKAT SEBAGAI
BERIKUT:
• 1. KITA SEMUA SATU BAHWA DENGAN NAMA “ALLAH” DIMAKSUDKAN HAL YANG
TIDAK DAPAT DIPIKIRKAN LEBIH BESAR LAGI“ ALIQUID QUO NIHIL MALUS COGITARI
POSSIT”. DENGAN PERKATAAN LAIN, DENGAN NAMA “ALLAH” KITA MAKSUDKAN HAL
YANG LEBIH BESAR DARI HAL LAIN YANG DAPAT DIPIKIRKAN.
• 2. TIDAK MUNGKIN HAL YANG TIDAK DAPAT DIPIKIRKAN LEBIH BESAR LAGI, HANYA
BERADA DALAM PEMIKIRAN SAJA, KARENA HAL YANG ADA DALAM PEMIKIRAN SAJA
BUKANLAH HAL YANG TERBESAR, SEBAB LEBIH BESAR LAGI IALAH BERADA DALAM
KENYATAAN.
• 3. PADA SUATU KESIMPULAN BAHWA ALLAH TIDAK HANYA BERADA DALAM
PEMIKIRAN MANUSIA, TETAPI JUGA DALAM KENYATAAN. JADI, ALLAH SUNGGUH ADA
88. TOKOH FILSUF MODERN
Biografi:
David Hume (26 April 1711 – 25 Agustus 1776) adalah filsuf
Skotlandia, ekonom, dan sejarahwan. Dia dimasukkan
sebagai salah satu figur paling penting dalam filosofi barat
dan Pencerahan Skotlandia. Walaupun kebanyakan
ketertarikan karya Hume berpusat pada tulisan filosofi,
sebagai sejarawanlah dia mendapat pengakuan dan
penghormatan. Karyanya The History of England merupakan
karya dasar dari sejarah Inggris untuk 60 atau 70 tahun
sampai Karya Macaulay. Karya tepenting dari Hume
adalah An Inquiry Concerning Human Understanding (1748)
dan An Inquiry into the Principles of Moral (1751).
89. DAVID HUME MERUPAKAN SEORANG FILSUF YANG MENCETUSKAN PEMIKIRAN EMPIRISME.
DASAR PEMIKIRAN EMPIRISME DARI HUME ADALAH SEBUAH PERNYATAAN BAHWA TIAP
PENGALAMANNYA MEMILIKI PERSEPSI. DARI GAGASAN DASAR INI, IA MENGEMBANGKAN
PRINSIP BAHWA SERANGKAIAN KESAN MERUPAKAN PEMBENTUK DARI PEMIKIRAN DAN
PENGALAMAN. BAGI HUME, SUATU PENGETAHUAN BERASAL DARI PENGALAMAN YANG
BERBENTUK KESAN YANG TELAH TERSUSUN SECARA SISTEMATIS DI DALAM DIRI MANUSIA.
PEMIKIRAN HUME BERUSAHA MENGGABUNGKAN RASIONALISME DENGAN EMPIRISME,
KHUSUSNYA YANG BERKAITAN DENGAN PENGAMATAN DAN PERCOBAAN. HASIL DARI KEDUA
SARANA MEMPEROELH PENGETAHUAN INI KEMUDIAN MENGHASILKAN KESAN-KESAN YANG
MEMBERIKAN PEENGERTIAN YANG MEMBENTUK PENGETAHUAN.
90. EMPIRIO-KRITISISME
EMPIRIO-KRITISISME DISEBUT JUGA SEBAGAI MACHISME. PEMIKIRAN FILSAFAT INI MERUPAKAN
GABUNGAN DARI SIFAT SUBJEKTIF DANA IDEALISME. MACHISME PERTAMA KALI DIRINTIS OLEH
AVENARIUS DAN MACH. GAGASAN POKOK DARI MACHISME ADALAH MENGHILANGKAN KONSEP
SUBSTANSI, KENISCAYAAN DAN KAUSALITAS DARI PENGERTIAN MENGENAI PENGALAMAN.
MACHISME MEMBUAT PENGALAMAN MENJADI SESUATU YANG BERSIFAT APRIORI. PENETAPAN
KEDUDUKAN PENGALAMAN INI BERSAMAAN DENGAN PENETAPAN KONSEP DUNIA SEBAGAI
KUMPULAN JUMLAH ELEMEN-ELEMEN NETRAL ATAU SENSASI-SENSASI. MACHISME MERUPAKAN
BENTUK LAIN DARI GAGASAN GEORGE BERKELEY DAN DAVID HUME. PENGUNGKAPAN MACHISME
DILAKUKAN SECARA TERSEMBUNYI KARENA SIFAT FILSAFAT YANG HARUS NETRAL. ALIRAN
MACHISME INI DISEBUT JUGA SEBAGAI ANTI-METAFISIKA.
91. EMPIRISME LOGIS
EMPRISIME LOGIS MENERAPKAN ANALISIS LOGIS MODERN DALAM PEMECAHAN
PERMASALAHAN FILSAFAT DAN PERSOALAN ILMIAH. EMPIRISME LOGIS MEMILIKI TIGA
PRINSIP YANG MENJADI DASAR BAGI PENGEMBANGAN PEMIKIRANNYA. PERTAMA,
EMPIRISME MEMILIKI BATASAN. BATASAN INI BERUPA KETIDAKMAMPUAN
PEMBUKTIAN LOGIKA FORMAL DAN PENYIMPUAL INDUKTIF HANYA DENGAN MENGGUNAKAN
PENGALAMAN. KEDUA, SEMUA JENIS PROPOSISI YANG BENAR DAPAT DIJABARKAN PADA
PROPOSISI YANG BERKAITAN DENGAN DATA INDRAWI. BATASAN UNTUK DATA INDRAWI
YANG DAPAT MENERIMA PRINSIP INI ADALAH DATA INDRAWI YANG TELAH ADA SECARA
SEKETIKA. KETIGA, TIDAK ADANYA MAKNA DI DALAM PERTANYAAN-PERTANYAAN MENGENAI
HAKIKAT KENYATAAN YANG TERDALAM.
92. EMPIRISME RADIKAL
EMPIRISME RADIKAL MERUPAKAN ALIRAN EMPIRISME YANG MEYAKINI BAHWA PENGALAMAN
INDRAWI DAPAT MENGETAHUI ASAL DARI SEMUA PENGETAHUAN. SEMUA JENIS PENGETAHUAN YANG
TIDAK DIKETAHUI ASALNYA MELALUI PENGALAMAN, MAKA PENGETAHUAN TERSEBUT DIANGGAP
BUKAN PENGETAHUAN. PENYELIDIKAN EMPIRIS SECARA JELAS HANYA MEMBERIKAN SUATU
PENGETAHUAN YANG SIFATNYA BELUM PASTI. NAMUN, PARA PENDUKUNG EMPIRISME RADIKAL
MENOLAK PEMIKIRAN INI. MEREKA MENGATAKAN BAHWA PERNYATAAN-PERNYATAAN EMPIRIS
BERSIFATI PASTI DAN DAPAT DITERIMA JIKA TIDAK ADA KEMUNGKINAN UNTUK MENGADAKAN
PERCOBAAN LANJUTAN. KONDISI PENGECUALIAN INI MEMBUAT TAK ADA DASAR UNTUK MERAGUKAN
PENGETAHUAN YANG BERASAL DARI PENGALAMAN. DALAM KONDISI PENGECUALIAN INI, KESAN YANG
TIMBUL BUKAN PERASAAN TETAPI KEYAKINAN.
93. PENGETAHUAN
HUME MENGEMUKAKAN BAHWA PENGETAHUAN APAPUN TIDAK DIMILIKI OLEH
MANUSIA KETIKA IA BARU SAJA LAHIR. PENGETAHUAN YANG DIMILIKI OLEH
MANUSIA BERASAL DARI PENGAMATAN. PENGAMATAN INI MENGHASILKAN KESAN
DAN PENGERTIAN. KESAN DIHASILKAN SEBAGAI HASIL LANGSUNG DARI
PENGAMATAN YANG DISERTAI DENGAN PENGALAMAN. SEDANGKAN PENGERTIAN
MERUPAKAN HASIL PENGAMATAN YANG DIBERIKAN PERENUNGAN BERDASARKAN
KESAN-KESAN YANG DISERTAI PENGALAMAN
94. METODE INDUKSI
PADA ZAMANNYA, DAVID HUME MENGAJUKAN SEBUAH PERNYATAAN YANG MEMBUAT
PARA FILSUF YANG SEMASA DENGANNYA MENJADI KEBINGUNGAN. HUME
MENYATAKAN BAHWA SECARA LOGIS SUATU PERNYATAAN UMUM YANG TAK
TERBATAS TIDAK DAPAT DIHASILKAN MELALUI PENGAMATAN TUNGGAL MESKIPUN
DALAM JUMLAH PENGAMATAN YANG SANGAT BANYAK.
95. PENGARUH
HUME SANGAT DIPENGARUHI OLEH EMPIRISIS JOHN LOCKE DAN GEORGE BERKELEY, DAN JUGA
BERMACAM PENULIS BERBAHASA PRANCIS SEPERTI PIERRE BAYLE, DAN BERMACAM FIGUR DALAM
LANDASAN INTELEKTUAL BERBAHASA INGGRIS SEPERTI ISAAC NEWTON, SAMUEL CLARKE, FRANCIS
HUTCHESON, ADAM SMITH, DAN JOSEPH BUTLER. HUME MERUPAKAN FILSUF BESAR PERTAMA DARI
ERA MODERN YANG MEMBUAT FILOSOFI NATURALISTIS. FILOSOFI INI SEBAGIAN MENGANDUNG
PENOLAKAN ATAS PREVALENSI DALAM KONSEPSI DARI PIKIRAN MANUSIA MERUPAKAN MINIATUR
DARI KESADARAN SUCI; SEBUAH PERNYATAAN EDWARD CRAIG YANG DIMASUKAN DALAM DOKTRIN
'IMAGE OF GOD'.
96.
97. Filsafat manusia perlu dipelajari karena manusia
mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk menyelidiki
dan menganalisis sesuatu secara mendalam.
Pada suatu titik manusia akan sampai kepada saat di
mana dia akan bertanya mengenai arti keberadaannya
sendiri sebagai manusia. Dengan demikian filsafat manusia
mengantar manusia untuk menyelami kehidupannya
sendiri, dan sangat mungkin mendapat pencerahan
mengenai menjadi manusia yang lebih utuh.
Filsafat
Manusia
98. Alasan Mempelajari
Filsafat Manusia
Dalam sejarah, manusia selalu berusaha
memecahkan permasalahan pokok tentang
makna dan eksistensinya yang selalu sulit
memperoleh jawaban. Filsafat manusia ada
untuk mendorong manusia mencari
hakikatnya.
99. Model Esensi dan Model
Eksistensi
Model esensi adalah pendekatan dalam
filsafat kepada suatu objek dengan cara yang
abstrak. Model ini memandang manusia
terlepas dari situasi dan perkembangannya.
Model esensi hanya memperhatikan kodrat
yang menentukan manusia sebagai manusia.
100. Model Esensi dan Model
Eksistensi
Model eksistensi adalah pendekatan dalam
filsafat kepada suatu objek dengan
memandangnya secara menyeluruh.
Manusia dipandang secara konkret secara
utuh dalam keberadaannya. Model
eksistensi tidak percaya akan kodrat yang
menentukan manusia.
101. Manusia tanpa
Tuhan
Hubungannya ada dengan eksistensialisme. Eksistensialisme merupakan
gerakan filosofis yang menganut paham bahwa tiap orang harus
menciptakan makna di alam semesta yang tak jelas, kacau, dan tampak
hampa ini. Nietzcsche berpandangan bahwa kebebasan manusia akan hadir
jika hidup manusia tanpa Tuhan. Hidup itu sendiri merupakan "kehendak
untuk berkuasa". Kelemahan manusia sering muncul karena manusia sering
menyerah dengan kenyataan bahwa ada kekuasaan di luar dirinya yang
lebih kuat.
102. 1. Objek material sama dengan ilmu humaniora yang lain yaitu membahas tentang
manusia
2. Objek formal dari filsafat manusia adalah berpikir filsafati yang radikal, komprehensif,
reflektif, spekulatif dan kritis tentang hakikat dari manusia
3. Pertanyaan yang kerap muncul dalam filsafat manusia adalah tentang hakikat atau
esensi manusia
4. Secara umum ilmu khusus lain yang membahas tentang manusia membatasi ilmu pada
pembuktian empiris, eksperimental dan bersifat objektif sedangkan filsafat manusia tidak
hanya membatasi pada gejala empiris namun dapat pula ditinjau dari kacamata rasional
dan logis sehingga kadangkala dianggap sebagai ilmu yang relative atau subjektif.
Pengertian dan Ruang Lingkup
Filsafat Manusia
103. Ciri-Ciri Filsafat Manusia
1. Ciri ekstensif adalah sebagai ilmu yang membahas tentang
manusia, secara menyeluruh dan dan radikal tentang realitas
manusia.
2. Ciri intensif adalah sebagai ilmu, filsafat berusaha menjelaskan
manusia secara mendasar. Menggali inti dan esensi dari manusia
dan yang melandasi dari seluruh kenyataan manusia.
3. Ciri kritis adalah filsafat berusaha membahas kenyataan
manusia secara reflektif dan sintesis,
104. Pengertian Tubuh dan Jiwa
Tubuh adalah bagian material manusia
yang berfungsi untuk melindungi jiwa dan
bekerja secara sistematis dan teratur.
Sedangkan Jiwa adalah akal budi manusia
yang berada pada tubuh manusia. Jiwa
yang memberikan bukti akan kemanusiaan
manusia.
105. Manusia Dalam Pandangan
Rasionalisme
1. Rasio atau akal adalah esensi dari manusia
2. Akal budi manusia berkembang dalam tiga tahap yaitu
tahap teologis, tahap metafisis dan tahap positif
3. Rene Descartes menyatakan bahwa saya berpikir
maka saya ada (cogito ergo sum), knyataan dari diri
manusia adalah rasio itu sendiri.
4. Aguste Comte dalam pemikirannya menjelaskan
tentang perkembangan akal budi manusia dalam tiga
tahap yaitu tahap teologis, tahap metafisis dan tahap
positif.
106. Manusia Dalam Pandangan
Struktualis
1. Strukturalisme adalah satu pemikiran
bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh
sistem dalam lingkungannya
2. Strukturalis mulai lahir di abad 19 – sampai
sekarang
3. Alison Assiter, ada empat ide umum
mengenai strukturalisme sebagai bentuk
‘kecenderungan intelektual’
107. Manusia Dalam Pandangan
Materialisme
Materialism adalah paham filsafat yang menyakini
bahwa esensi kenyataan dari manusia adalah materi
atau fisik. Materialism tidak mempercayai kenyataan
yang bersifat spiritual, kalaupun ada sesuatu yang
peristiwa yang tidak dapat dijelaskan secara material
bukan berarti ada penjelasan spiritual tetapi kaum
material percaya bahwa keterbatasan akal manusia yang
belum dapat menjelaskan peristiwa tersebut secara
material
108. Manusia Menurut Pandangan
Eksistensialisme
1. Eksistensi adalah diri autentik
2. Sebagai eksistensi , aku ini bertindak.
3. Aku ini “aktor”kehidupan yang berani
mengambil keputusan dasariah bagi arah
hidupku
4. Ada tiga tahap pencapaian eksistensi
manusia yaitu tahap estetis, tahap etis dan
tahap religious
109. Manusia Sebagai Makhluk Yang Transenden
Dan Religius
1. Spirit atau jiwa, spiritualitas adalah kesadaran akan keberadaan diri dan hubungannya
dengan sesuatu yang transenden. Spiritualitas dapat termanifestasi dalam dimensi
keberagamaan individu.
2. Faktor yang mempengaruhi dimensi spiritualitas manusia adalah faktor lingkungan,
pendidikan, intelektualitas dan tahap perkembangan manusia
3. Memiliki aspek ideologis: apa yang harus dipercaya dan diyakini
Aspek ritual: perilaku keberagamaan
Aspek konsekuensial: hal yang harus dalam perilaku keberagamaan
Aspek eksperiensial: pengalaman keagamaan
Aspek Intelektual: pengetahuan terkait informasi keagamaan
4. Manusia terdiri dari badan dan jiwa, jiwa berkembang dan dipengaruhi oleh spiritualitas.
111. PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
FILSAFAT ADALAH PEMIKIRAN DAN KAJIAN MENYELURUH
TERHADAP SUATU PEMIKIRAN, KEPERCAYAAN, DAN SIKAP YANG
SUDAH DIJUNJUNG TINGGI KEBENARANNYA MELALUI PENCARIAN
ULANG DAN ANALISIS KONSEP DASAR UNTUK MENCIPTAKAN
KEBENARAN, PERTIMBANGAN, DAN KEBIJAKSANAAN YANG LEBIH
BAIK.INTINYA, FILSAFAT ILMU ADALAH FILSAFAT DENGAN POKOK
BAHASAN ILMU SEBAGAI INTI DARI APA YANG DIPERTANYAKAN
MENGENAI KEBENARAN.
112. PARA FILSUF DAN AHLI FILSAFAT ITU MENDEFINISIKAN TENTANG FILSAFAT DIANTARANYA :
1. PLATO (428-328SM) BERPENDAPAT BAHWA FILSAFAT ADALAH PENGETAHUAN YANGMENCOBA UNTUK
MENCAPAI PENGETAHUAN TENTANG KEBENARAN YANG ASLI.
2. MENURUT ARISTOTELES (384-322SM), FILSAFAT ADALAH ILMU (PENGETAHUAN) YANGMELIPUTI
KEBENARAN YANG DI DALAMNYA TERKANDUNG ILMU – ILMU META FISIKA,LOGIKA, RETORIKA, ETIKA,
EKONOMI, POLITIK, DAN ESTETIKA (FILSAFAT KEINDAHAN).
3. MENURUT RENÉ DESCARTES (1596-1650), FILSAFAT ADALAH KUMPULAN DARI SEMUA PENGETAHUAN
DI MANA TUHAN, ALAM DAN MANUSIA MENJADI OBJEK STUDI;
113. 1. D. IMMANUEL KANT (1742-1804), FILSAFAT ADALAH ILMU ATAU PENGETAHUAN YANG MENJADI DASAR
DARI SEGALA PENGETAHUAN TERMASUK PERTANYAAN EPISTEMOLOGIS (FILSAFAT PENGETAHUAN)
MENJAWAB PERTANYAAN TENTANG APA YANG DAPAT KITA KETAHUI.
2. IMMANUEL KANT (1742-1804), FILSAFAT ADALAH ILMU ATAU PENGETAHUAN YANGMENJADI PANGKAL
DARI SEMUA PENGETAHUAN YANG DI DALAMNYA TERCAKUP MASALAH EPISTEMOLOGI (FILSAFAT
PENGETAHUAN) YANG MENJAWAB PERSOALAN APA YANG DAPAT KITA KETAHUI.
114. RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
01 02
Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Filsafat sebagai ilmu yang mengadakan
tinjauan dan mempelajari obyeknya dari sudut hakekat, selalu berhadapan
dengan beberapa problem utama. Problem utama filsafat tersebut menurut
(Bernadib,1994), meliputi: Realita ialah mengenai kenyataan, yang
selanjutnya menjurus kepada masalah kebenaran. Kebenaran akan timbul
bila orang telah dapat menarik kesimpulan, bahwa pengetahuan yang
dimiliki telah nyata. Realita atau kenyataan dipelajari oleh metafisika.
115. PROBLEM-PROBLEM FILSAFAT
ILMU
• Problem epistemologi tentang ilmu; problem tersebut membahas tentang segi-
segi pengetahuan seperti kemungkinan, asal mula, sifat alami, batas-batas,
asumsi dan landasan, validitas dan reliabilitas sampai soal kebenaran
• Problem metafisis tentang ilmu: metafisika adalah teori mengenai apa yang ada.
Segi filsafat ilmu ini mempersoalkan tentang eksistensi dari entitas-entitas dalam
sesuatu ilmu khusus atau status dari kebenaran ilmu.
116. • Problem metodologis tentang ilmu; metodologi ilmu merupakan penelahaan
terhadap metode yang dipergunakan dalam suatu ilmu. Validitas dan reliabilitas
hasil ilmu sangat ditentukan oleh kuatnya metode yang dipakai.
• Problem logis tentang ilmu; dalam menentukan kesimpulan pada suatu ilmu
haruslah memenuhi syarat-syarat logika dengan standar ketelitian logis yang
tinggi.
• Problem etis tentang ilmu; problem etis dari ilmu tersebut mengandung implikasi
baik atau buruk bagi kehidupan manusia.
117. FILSAFAT ILMU SEBAGAI DASAR DAN ARAH PENGEMBANGAN
ILMU EKONOMI
Filsafat ilmu sangat berperan bagi ilmu ekonomi dengan 3 landasan pokoknya, yaitu:
1) landasan ontologi, 2) landasan epistemologi dan 3) landasan aksiologi dalam
mencipatakan penemuan-penemuan baru, baik ekonomi secara teoritis maupun
ekonomi terapan. Temuantemuan ilmiah di bidang manajemen produksi, manajemen
pemasaran, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan telah
mampu membawa dampak terahdap modernisasi sistem industri dan perdagangan
dunia. Perkembanganmenghasilkan revolusi ilmiah dan revolusi teknologi yang
bergerak dalam perubahan kualitatif yang mendasar Kemajuan drastis besifat
mendasar ini merupakan prestasi-prestasi ilmiah modern, yang terungkap dalam
teknologi dan juga dalam proses produksi barang-barang material, maka ini berarti
tingkat peradaban manusia sudah semakin tinggi.
118. Masyarakat pra-industri, yaitu apabila perkembangan industri yang nampak dari
GNP negaranya masih rendah. Masyarakat era industri ditandai dengan adanya
perkembangan industri dan pemanfaatan teknologi mesin-mesin. Sedangkan
masyarakat pasca industri ditandai dengan terjadinya reduksi besar-besaran
terhadap waktu kerja, pertumbuhan populasi nol dan reorientasi perekonomian
dan kebudayaan dalam meningkatkan kualitas hidup serta perkembangan studi
tentang mekanisme umpan balik, sistem komunikasi dan ditemukannya mesin-
mesin yang berteknologi canggih (cyber). Kecanggihan mesin tersebut mampu
menguraikan organisme hidup, kemudian diterapkan pada mesinmesin elektronik
yang sangat rumit strukturnya. Ilmu tentang sibernetik tersebut, juga memiliki
keterbatasan, karena aktivitas jiwa dan rohani manusia tidak dapat diuraikan oleh
pencipta sibernetik melalui komputer yang paling canggih sekalipun.
119. Konsep sosio ekonomi lahir dengan bertujuan untuk menggali arus dasar
persoalan ekonomi dan sosial masyarakat. Persoalan-persoalan yang timbul saat
ini adalah masalah ekologi sosial yang terjadi di setiap negara, dimana setiap
negara harus menciptakan kondisi-kondisi yang menyenangkan bagi hubungan
internasional yang baik demi terciptanya dunia yang lebih maju dan berdasarkan
atas rasa cinta damai. Persoalan ekonomi yang ada hubungannya dengan
ekologi sosial perlu ditangani secara bersama oleh semua ilmu (multi discipline).
Usaha untuk memperluas dan melaksanakan kebijaksanaan dan strategi
demografis yang aktif bagi perlindungan habitat lingkungan sangat diperlukan.
Usaha mengatasi masalah-masalah dunia dewasa ini menuntut usaha terpadu
dalam berbagai aktivitas. Usaha ini termasuk filsafat yang menyangkut ideologi
dalam rangka menghargai hak asasi manusia.
120. Perkembangan ilmu dan teknologi berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan
produksi, distribusi dan konsumsi yang telah dibangun dan dikembangkan oleh
para ahli ekonomi yang banyak menimbulkan dilemadilema yang mendistorsi
eksistensi manusia itu sendiri. Dampak negatif yang diakibatkan dari adanya
aktivitas produksi yang mempengaruhi kondisi lingkungan. Lingkungan menjadi
tidak seimbang dikarenakan timbul persoalan-persoalan radioa aktif, pencemaran
lingkungan, pencemaran udara dan pencemaran air. Dengan adanya
persoalanpersoalan dampak dari aktivitas produksi tersebut, maka diperlukan
pembatasan-pembatasan dan perencanaan yang matang terhadap aktivitas
produksi yang akan dilaksanakan. Ilmu ekonomi tidak mampu memecahkan
masalah-masalah sosial dan tata lingkungan yang diakibatkan kemajuan ilmu
ekonomi itu sendiri.
122. FILSAFAT ILMU DAN PERKEMBANGAN ILMU AKUNTANSI
Filsafat ilmu awalnya digunakan dalam ilmu alam, tetapi saat ini telah dipinjam untuk
menjelaskan disipiln ilmu lain. Akuntansi misalnya telah menggunakan metode scientific di
dalam proyek riset. Juga ada usaha menggunakan filsafat ilmu untuk menggambarkan
akuntansi. Paradigma Khun telah digunakan oleh Wells (1976) dan STTA (1977) untuk
menjelaskan perkembangan akuntansi saat ini. Belkaooui (1981 dan 1985) menggunakannya
untuk menggambarkan akuntansi sebagai multiparagidm science. STTA (1977) juga
mengakui selain pandangan Kuhn, perspektif lain seperti Lakatos juga digunakan. Falsifikasi
Popper dalam penelitian akuntansi mungkin dapat dilihat dalam bentuk hipotesis nol, yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Falsifikasi
terhadap hipotesis berarti ada hubungannya antara berbagai variabel yang diteliti.
123. PURDY, SMITH DAN GRAY (1969) MENELITI PENGARUH DISCLOSURE DALAM LAPORAN
KEUANGAN YANG MENYIMPANG DARI STANDAR AKUNTANSI TERHADAP VISIBILITAS
LAPORAN TERSEBUT. DENGAN KATA LAIN APAKAH PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN AKAN
MENGETAHUI PENYIMPANGAN TERSEBUT JIKA HANYA DIUNGKAPKAN PADA SATU TEMPAT?
PENELITI MENYATAKAN MASALAH TERSEBUT DALAM BENTUK HIPOTESIS NOL DAN HASIL
PENELITIANNYA TIDAK MENOLAK HIPOTESIS NOL. PEMAKAIAN HIPOTESIS NOL PADA
AWALNYA TERDAPAT DALAM TEORI STATISTIK TETAPI HIPOTESIS TERSEBUT DAPAT
DIINTERPRETASIKAN KONSISTEN DENGAN PANDANGAN POPPER. FALSIFIKASI CENDERUNG
LEBIH OBYEKTIF DALAM PENELITIAN DIBANDINGKAN MEMBUKTIKAN KEBENARAN
HIPOTESIS (HINES, 1988).
124. PARADIGMA KUHN JUGA SERING DISINGGUNG DALAM LITERATUR AKUNTANSI. WELLS
(1976) DAN FLAMHOLTZ (1979) BERPENDAPAT BAHWA REVOLUSI KUHN SANGAT TEPAT
UNTUK DIGUNAKAN DALAM MEMAHAMI PERKEMABANGAN AKUNTANSI SAAT INI. KUHN
MENGATAKAN BAHWA REVOLUSI SCIENCE TERJADI DALAM LIMA TAHAP, YAITU:
1. AKUMULASI ANOMALI (PRE-SCIENCE)
2. PERIODE KRISIS
3. PERKEMBANGAN DAN PERDEBATAN ALTERNATIF IDE
4. IDENTIFIKASI ALTERNATIF DARI BERBAGAI PANDANGAN
. PARADIGMA BARU YANG DOMINAN.
125. WELLS BERUSAHA MENGAITKAN TAHAPAN REVOLUSI DENGAN AKUNTANSI DAN
BERPENDAPAT BAHWA AKUNTANSI BERADA PADA EMPAT TAHAP YANG PERTAMA
MENINGGALKAN PARADIGMA COST HISTORIS. SETELAH BEBERAPA TAHUN TERJADI KRISIS
DAN PERDEBATAN BERBAGAI ALTERNATIF PENGUKURAN, DIA MENYIMPULKAN BAHWA
AKUNTANSI AKAN MENCAPAI TAHAP TERAKHIR YANG MENGHASILKAN PARADIGMA BARU
SEPERTI CURRENT COST ACCOUNTING. MESKIPUN DEMIKIAN, DANOS (1977) TIDAK
SETUJU DENGAN PENDAPAT WELLS DAN MELIHAT BAHWA AKUTANSI SEBENARNYA PADA
TAHAP “PRE-SCIENCE” DAN SELAMA INI TIDAK ADA PARADIGMA PENTING YANG MUNCUL
DAN MENDOMINASI AKUNTANSI
126. FILSAFAT SEBAGAI DASAR METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI
Perkembangan penelitian dibidang akuntansi telah mengalami kemajuan
sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari berbagai artikel yang muncul di
beberapa ilmiah akuntansi antara lain; The Accounting Review, Journal of
Accounting Research, Accounting Organization. Artikelartikel hasil
penelitian yang muncul di jurnal-jurnal tersebut menggunakan berbagai
variasi pendekatan yang berbeda satu sama lain. Nampaknya ada
pergeseran cukup tajam dari pendekatan klasikal atau sering disebut
dengan mainstream approach atau positivisme ke pendekatan yang lebih
radikal yaitu dengan meminjam berbagai metodologi ilmu pengetahuan
sosial yang lain atau disebut pendekatan alternatif.
127. Alasan yang mendasari pergeseran ini adalah bahwa pendekatan normatif yang telah berjaya
selama satu dekade tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap dipakai di dalam
praktek sehari-hari. Desain sistem akuntansi yang dihasilkan dari penelitian normatif dalam
kenyataannya tidak dipakai didalam praktek. Sebagai akibat muncul anjuran untuk memahami
secara deskriptif berfungsinya sistem akutansi didalam praktek nyata. Harapannya dengan
pemahaman dari praktek langsung akan muncul desain sistem akuntansi yang lebih berarti.
Alasan kedua yang mendasari usaha pemahaman akuntansi secara empiris dan mendalam
adalah pada pendekatan ekonomi dan perilaku (behavior). Perkembangan financial economies
dan khususnya munculnya hipotesis pasar yang efisien (efficient market hypotesis) serta teori
keagenan (agency theory) telah menciptakan suasana baru bagi penelitian emperis managemen
dan akuntansi.
128. Pendekatan normatif maupun positif hingga saat ini masih mendominasi dalam penelitian
akuntansi. Artikel-artikel yang terbit di jurnal The Accounting Review maupun Journal of
Accounting Research, Journal of Businees Research hampir semuannya menggunakan
pendekatan maintrem dengan ciri khas menggunakan model matematis dan pengujian hipotesis.
Walaupun pendekatan mainstream masih mendominasi penelitian manajemen dan akuntansi
hingga saat ini, sejak tahun 1980-an telah muncul usaha-usaha baru untuk menggoyang
pendekatan mainstream. Pendekatan ini pada dasarnya tidak mempercayai dasar filosofi yang
digunakan oleh pengikut pendekatan mainstream. Sebagai gantinya, mereka meminjam
metodologi dari ilmu-ilmu sosial yang lain seperti filsafat, sosiologi, antropologi untuk memahami
akuntasi.
129. Untuk memudahkan memahami dasar filosofi pendekatan penelitian akuntansi, akan digunakan
kerangka pengelompokan yang dikembangkan oleh Burrell dan Morgan (1979) yang mereviw
dan mengelompokkan penelitian dari bidang ilmu organisasi menurut teori yang melandasi dan
anggapan-anggapan filosofinya. Pengelompokan ini akan dipakai untuk mengelompokkan dan
mereview penelitian-penelitian yang berhubungan dengan aspek-aspek sosial dan organisasi
menejmen dan akuntansi. Kerangka Burrell dan Morgan disusun dari dua dimensi independen
berdasar atas anggapan-anggapan dari sifat ilmu sosial dan sifat masyarakat. Dimensi ilmu
sosial dibagi menjadi empat elemen yang saling berhubungan yaitu anggapan tentang ontology,
epistemology, actiology dan metodology.
130. BERBAGAI PANDANGAN TERHADAP AKUNTANSI
Akuntan sering dihadapkan pada berbagai masalah yang menyangkut transaksi yang
memerlukan interpretasi atau analisis khusus seperti analisis ekonomi, sosial, hukum,
statistik dan politik. Dalam akuntansi terdapat karakteristik kualitatif dari informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan, yaitu obyektif. Namun demikian tidak ada ukuran yang
pasti terhadap kualitas tersebut, karena akuntansi bukan bersifat matematis yang memiliki
obyektifitas mutlak. Dalam akuntansi terdapat banyak perbedaan konsep yang diajukan
oleh para teoritisi yang sering bersifat tidak saling menguntungkan. Beberapa interpretasi
tersebut antara lain:
131. 1. Akuntansi sebagai catatan historis
2. Akuntansi sebagai bahasa
3. Akuntansi sebagai alat perusahaan
4. Akuntansi sebagai proses politik
5. Akuntansi sebagai mitologi
6. Akuntansi sebagai alat informasi dan komunikasi
7. Akuntansi sebagai barang ekonomi
8. Akuntansi sebagai komuditi dan komuniti sosial
9. Akuntansi sebagai ideologi
135. BAB I
Pengertian Pancasila
A. Secara Etimologis
Secara etimologis istilah “pancasila” berasal
dari sansekerta dari India (bahasa kata
brahmana) adapun bhasa rakyat biasa adalah
bahasa Prakerta.
secara etimologis kata “pancasila” yang
dimaksudkan adalah istilah “Panca Syiila”
dengan vokal i pendek yang memiliki makna
leksikal “berbatu sendi lima” atau secara
harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”.
Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf
Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku
yang penting.
136. BAB I
Pengertian Pancasila
B. Secara Historis
Proses perumusan Pancasila
diawali ketika dalam sidang
BPUPKI pertama dr. Radjiman
Widyodiningrat, mengajukan suatu
masalah, masalah tersebut adalah
tentang suatu calo rumusan dasar
negara Indonesia yang akan
dibentuk.
137. BAB I
Pengertian Pancasila
C. Secara Terminologis
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah
melahirkan negara Republik Indonesia. Untuk melengkai alat-alat
perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara-negara yang
merdeka, maka Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
segera megadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus
1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia
yang dikenal dengan UUD 1945.
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 tercantum rumusan Pancasilla
sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adildan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
139. BAB II
Pancasila Merupakan Suatu Filsafat
Menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila adalah filsafat
negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita
bersama) seluruh bangsa Indonesia. Mengapa
pancasila dikatakan sebagai filsafat? Hal itu
dikarenakan pancasila merupakan hasil perenungan
jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para
pendahulu kita, yang kemudian dituangkan dalam
suatu sistem yang tepat. Menurut Notonagoro,
Filsafat Pancasila ini memberikan pengetahuan dan
pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.
140. BAB II
Pancasila Merupakan Suatu Filsafat
PANCASILA DIKATAKAN SEBAGAI FILSAFAT
KARENA PANCASILA MERUPAKAN HASIL
PERENUNGAN JIWA YANG MENDALAM
YANG DILAKUKAN OLEH THE FOUNDING
FATHERS INDONESIA, YANG DI TUANGKAN
DALAM SUATU SYSTEM (ABDUL GANI
1998).
141. BAB II
Pancasila Merupakan Suatu Filsafat
Pengertian filsafat pancasila secara umum adalah
hasil berfikir atau pemikiran yang sedalam-dalamnya
dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan
diyakini sebagai kenyataan, norma-norma dan nilai-
nilai yang benar, adil, bijaksana dan paling sesuai
dengan kehidupan dan kepribadian bangsa Indonesia.
Filsafat pancasila kemudian dikembangkan oleh
Soekarno sejak 1955 sampai kekuasaannya berakhir
pada 1965. Pada saat itu Soekarno selalu menyatakan
bahwa pancasila merupakan filsafat asli Indonesia
yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia, serta
merupakan akulturasi budaya India (hindu-buddha),
Barat (Kristen), Arab (Islam).
142. BAB II
Pancasila Merupakan Suatu Filsafat
Filsafat pancasila dapat digolongkan sebagai
filsafat praktis sehingga filsafat pancasila tidak
hanya mengandung pemikiran yang sedalam-
dalamnya atau tidak hanya bertujuan mencari,
tetapi hasil pemikiran yang berwujud filsafat
pancasila tersebut dipergunakan sebagai
pedoman hidup sehari-hari (way of life atau
weltanschauung) agar hidup bangsa Indonesia
dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin,
baik dunia maupun di akhirat
144. Main concept
Filsafat Pancasila memiliki fungsi sebagai
pemersatu bangsa. Hal ini bisa dikarenakan
pandangan bahwa Pancasila mengandung
nilai-nilai kepribadian yang paling benar dan
sesuai dengan Bangsa Indonesia. Tidak
hanya itu, Pancasila juga dipercaya sebagai
nilai-nilai yang paling bijaksana, adil dan
cocok untuk menyatukan seluruh rakyat
Indonesia.
145. • Sebagai Dasar Negara
Pancasila juga berfungsi
sebagai dasar untuk
mengatur pemerintahan
atau penyelenggaraan
negara. Segala hal yang
ada di dalam kehidupan
Bangsa Indonesia, baik
rakyat, pemerintah,
wilayah, dan aspek
kenegaraan lainnya
harus didasarkan pada
Pancasila.
Dalam pidato Ir. Soekarno
pada 1 Juni 1945, disebutkan
betapa pentingnya
keberadaan sebuah alat
pemersatu bangsa. Selain itu,
terdapat masukan pula dari
pendiri bangsa yang lain,
seperti Moh. Yamin, Ki Hadi
Bagoes Koesoema, dan lain-
lain yang juga berkeinginan
untuk mengadakan sebuah
filsafat dasar negara, yang
pada akhirnya diputuskan
filsafat dasar Bangsa dan
Negara Indonesia adalah
Pancasila
146. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) mengesahkan pembukaan dan batang
tubuh Undang-Undang Dasar 1945 pada 18
Agustus 1945 yang didasarkan pada Pancasila.
Oleh karena itu, dapat terlihat bahwa Pancasila
merupakan hasil perjanjian antara PPKI, yang
merupakan wakil rakyat, dengan rakyat untuk
senantiasa membela Pancasila.
• Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia
147. Filsafat Pancasila juga memberi jawaban atas
beragam pertanyaan yang sifatnya fundamental atau
sangat mendasar, misalnya tentang hakikat kehidupan
bernegara. Dengan filsafat Pancasila, kita bisa
mengetahui bahwa hakikat kehidupan bernegara
adalah segala aspek yang memiliki kaitan yang sangat
erat dengan kehidupan masyarakat dan kelangsungan
hidup negara. Sebagai contohnya adalah susunan
politik, bentuk negara, susunan perekonomian negara,
dan lain sebagainya.
• Memberi Hakikat Kehidupan Bernegara
148. Dengan filsafat Pancasila, kita juga bisa
mencari kebenaran yang sifatnya substansial
tentang hakikat negara, ide negara dan tujuan
kita bernegara. Hal ini dikarenakan dengan
substansi itulah yang memiliki kebenaran yang
bersifat universal bagi bangsa Indonesia di
sepanjang zaman, baik dahulu, sekarang,
maupun di masa yang akan datang.
• Memberi Substansi Tentang Hakikat
Negara, Ide Negara Dan Tujuan Bernegara
149. Fungsi filsafat Pancasila berikutnya adalah untuk menjadi perangkat
dari berbagai ilmu pengetahuan, terutama ilmu yang berkaitan dengan
kehidupan bernegara. Hal ini bisa tercermin dari beragam contoh
Pancasila sebagai pengetahuan ilmiah yang kita temukan sehari-hari.
Fungsi Pancasila sebagai perangkat dari ilmu pengetahuan ini akan
semakin jelas terlihat jika pemerintahan negara telah dijalankan secara
teratur sebagaimana kehidupan bernegara seharusnya. Filsafat
Pancasila, selain memiliki fungsi seperti yang telah disebutkan di atas,
juga memiliki tujuan bagi bangsa dan negara Indonesia.
• Menjadi Perangkat Ilmu Kenegaraan
151. Tujuan.....
•Untuk menciptakan
bangsa yang
religius dan taat
kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
•Menjadi
bangsa yang
menjunjung
keadilan, baik
secara sosial
maupun
ekonomi.
•Menjadi bangsa yang
menghargai hak asasi
manusia, seperti yang
bisa terrangkum dalam
hubungan HAM dengan
Pancasila sebagai dasar
negara kita.
•Untuk
menciptaka
n bangsa
yang
menjunjun
g tinggi
demokrasi.
•Menjadi bangsa
yang nasionalis
dan mencintai
tanah airnya,
yaitu tanah air
Indonesia.
154. Pengertian Filsafat ILmu
Filsafat Ilmu adalah cabang filsafat yang membahas konsep,
metodologi, dan asumsi-asumsi yang mendasari pengetahuan
ilmiah. Filsafat ilmu membahas pertanyaan-pertanyaan seperti apa
itu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh pengetahuan, dan
bagaimana kita bisa memastikan bahwa pengetahuan tersebut
benar dan dapat diandalkan. Secara lebih umum, filsafat ilmu
membahas hubungan antara pengetahuan ilmiah dan realitas yang
kita amati dan coba kita pahami.
155. Cabang-cabang Filsafat Ilmu
1. Epistemologi: Filsafat ilmu cabang ini membahas konsep
pengetahuan dan bagaiman akita memperoleh pengetahuan.
Epistemologi mempertanyakan bagaimana kita bisa
memastikan kebenaran pengetahuan dan apa yang membuat
pengetahuan itu andal.
2. Metodologi: Filsafat ilmu cabang ini membahas metode-
metode yang digunakan dalam menghasilkan pengetahuan
ilmiah. Metodologi mencakup pertanyaan tentang
bagaimana kita merancang eksperimen, bagaimana kita
menganalisis data, dan bagaimana kita memastikan
keandalan hasil penelitian.
3. Ontologi: Filsafat ilmu cabang ini membahas sifat realitas
dan objek-objek yang diteliti dalam ilmu pengetahuan.
Ontologi mempertanyakan apa yang ada dan bagaimana
realitas itu dibentuk.
4. Aksiologi: Filsafat ilmu cabang ini membahas nilai-nilai yang
mendasari penelitian dan praktik-praktik ilmiah. Aksiologi
membahas pertanyaan tentang bagaimana nilai-nilai ini
mempengaruhi praktik-praktik ilmiah dan bagaimana nilai
tersebut dapat diterapkan dalam konteks penelitian.
156. Peran Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu berperan penting dalam penelitian karena membantu kita
memahami dasar-dasar dan implikasi dari pengetahuan ilmiah. Dengan
mempertanyakan dasar-dasar pengetahuan dan praktik-praktik ilmiah, filsafat
ilmu membantu kita memastikan keandalan pengetahuan ilmiah dan
menemukan cara untuk meningkatkan kualitas penilaian.
Selain itu, filsafat ilmu juga membantu kita memahami bagaimana ilmu
pengetahuan terkait dengan realitas dan bagaimana cara ilmu pengetahuan
membentuk pemahaman kita tentang dunia. Filsafat ilmu juga membantu kita
memahami keterbatasan dan asumsi-asumsi yang mendasari pengetahuan
ilmiah.
158. Pengertian Metodologi
Peneltian
Metodologi penelitian adalah suatu cara atau
pendekatan yang digunakan untuk
memecahkan masalah atau mencari jawaban atas
pertanyaan penelitian dengan menggunakan
prosedur dan teknik yang telah ditetapkan secara
sistematis dan logis. Metodologi penelitian
digunakan untuk menentukan pendekatan yang
tepat dalam mengumpulkan, menganalisis,dan
menginterpretasi data dalam penelitian.
159. Tahapan Metodologi
Penelitian
1. Penentuan topik Penelitian
2. Perumusan masalah
3. Penyusunan kerangka konseptual
4. Penyusunan hipotesis
5. Penentuan metode penelitian
6. Pengumpulan data
7. Analisis data
8. Kesimpulan
160. Hubungan Filsafat Ilmu
dan Metodologi Penelitian
Filsafat ilmu dan metodologi penelitian adalah dua
bidang studi yang saling terkait dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Filsafat ilmu
membahas tentang konsep-konsep dan teori-teori
yang mendasari ilmu pengetahuan, sedangkan
metodologi penelitian membahas tentang teknik
dan tahapan yang digunakan dalam melakukan
penelitian.