2. Page 2
Pengertian
• Asma adalah keadaan klinis yang
ditandai oleh masa penyempitan
bronkus yang reversibel,
dipisahkan oleh masa di mana
ventilasi jalan nafas terhadap
berbagai rangsang.
• Asma adalah radang kronis pada
jalan nafas yang berkaitan dengan
obstruksi reversible dari spasme,
edema, dan produksi mucus dan
respon yang berlebihan terhadap
stimuli.
3. Page 3
Etiologi
Alergen Alergi
Otot saluran nafas mengkerut
Selaput lendir menebal
Dinding saluran nafas bengkak
Saluran nafas menyempit
Sesak / Asthma
4. Page 4
FAKTOR
PENCETUS
1. Faktor pada pasien
Aspek genetik
Kemungkinan alergi
Saluran napas yang
memang mudah
terangsang
Jenis kelamin
Ras/etnik
2 Faktor lingkungan
1. Bahan-bahan di dalam ruangan :
Tungau debu rumah
Binatang, kecoa
2. Bahan-bahan di luar ruangan :
Tepung sari bunga
Jamur
3. Makanan-makanan tertentu, bahan
pengawet, penyedap, pewarna
makanan
4. Obat-obatan tertentu
5. Iritan (parfum, bau-bauan merangsang,
household spray )
6. Ekspresi emosi yang berlebihan
7. Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
8. Polusi udara dari luar dan dalam
ruangan
9. Infeksi saluran napas
10.Exercise induced asthma, mereka yang
kambuh asmanya ketika melakukan
aktivitas fisik tertentu
11.Perubahan cuaca
5. Page 5
PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN SELAMA
KEHAMILAN
a. Perubahan hormonal
Volume tidal meningkat dari 450 cc menjadi 600 cc sehingga
terjadi peningkatan ventilasi per menit. Peningkatan volume
tidal ini diduga disebabkan oleh efek progesteron terhadap
resistensi saluran nafas dan dengan meningkatkan sensitifitas
pusat pernafasan terhadap karbondioksida.
6. Page 6
b. Faktor Mekanik
Kehamilan membesar
Peningkatan diafragma terutama setelah TMT II
Turunnya kapasitas residu fungsional
Pola pernapasan berubah dari pernapasan
abdomen menjadi torakal sehingga kebutuhan
O2 maternal meningkat
7. Page 7
Gejala Asma
• Mulai dari wheezing - bronkokonstriksi berat.
• Hipoksia ringan dikompensasi dengan hiperventilasi. Jika
bertambah berat kelelahan retensi O2.
• Tanda gagal napas : asidosis, hiperkapnea, adanya
pernapasan dalam, takikardi, pulsus paradoksus, ekspirasi
memanjang, penggunaan otot asesoris pernapasan,
sianosis sentral, sampai gangguan kesadaran.
• Manifestasi klinis asma yaitu dispnea, kesesakan dada,
wheezing, dan batuk malam hari. Pasien melaporkan gejala
seperti gangguan tidur dan nyeri dada.
8. Page 8
• Batuk yang memicu spasme dapat BERBAHAYA.
• Beberapa penderita asma hanya dimulai wheezing tanpa
batuk.
• Beberapa yang lain tidak pernah wheezing tetapi hanya
batuk selama serangan terjadi.
• Selama serangan asma, mukus menjadi kering dan sukar.
Lanjutan………………….
9. Page 9
DERAJAT ASMA
• TINGKAT PERTAMA
secara klinis normal, tetapi asma timbul jika ada faktor pencetus
• TINGKAT KEDUA
penderita asma tidak mengeluh dan pada pemeriksaan fisik
tanpa kelainan tetapi fungsi parunya menunjukkan obstruksi
jalan nafas
• TINGKAT KETIGA
penderita tidak ada keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik
maupun maupun fungsi paru menunjukkan tanda-tanda
obstruksi jalan nafas.
10. Page 10
• TINGKAT KEEMPAT
penderita mengeluh sesak nafas, batuk dan nafas
berbunyi. Pada pemeriksaan fisik maupun spirometri
akan dijumpai tanda-tanda obstruksi jalan napas.
• TINGKAT KELIMA
status asmatikus, yaitu suatu keadaan darurat
medik berupa serangan akut asma yang berat,
bersifat refrakter terhadap pengobatan yang biasa
dipakai.
Lanjutan………………..
11. Page 11
Modifikasi ASMA berdasarkan National Asthma
Education Program (NAEPP)
• Asma Ringan
Singkat (< 1 jam ) eksaserbasi symptomatic < dua kali/minggu
Puncak aliran udara ekspirasi > 80% diduga akan tanpa gejala
• Asma Sedang
Gejala asma kambuh >2 kali / mingggu
Kekambuhan mempengaruhi aktivitasnya
Kekambuhan mungkin berlangsung berhari-hari
Kemampuan puncak ekspirasi /detik dan kemampuan volume ekspirasi
berkisar antara 60-80%.
• Asma Berat
Gejala terus menerus menganggu aktivitas sehari-hari
Puncak aliran ekspirasi dan kemampuan volume ekspirasi kurang dari
60% dengan variasi luas
Diperlukan kortikosteroid oral untuk menghilangkan gejala.
13. Page 13
PENGARUH KEHAMILAN TERHADAP ASMA
Pengaruh kehamilan terhadap
asma TIDAK SAMA.
Timbul saat UK 24-36 minggu.
BERKURANG, saat akhir
kehamilan.
Peningkatan
hormon
progesteron
Peningkatan
hormon estrogen
Jenis Kelamin
Janin
Riwayat asma
sebelum hamil
Frekuensi dan
beratnya
serangan asma
Efek kehamilan
pada asma tidak
dapat diprediksi.
ASMA
14. Page 14
PENGARUH ASMA TERHADAP
KEHAMILAN
Umumnya, asma
tidak mempengaruhi
janin.
Kelahiran
Prematur
Usia kehamilan
muda
Hipertensi
pada
Kehamilan
Abrupsio
Plasenta
Korioamnio
nitis
SC
KEHAMILAN
Serangan asma berat
dan asma yang tidak
terkontrol dapat
menyebabkan
HIPOKSIA JANIN
15. Page 15
DIAGNOSIS DAN PEMANTAUAN PENYAKIT
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala episodic obstruksi
aliran jalan napas
Derajat asma dikelompokkan berdasarkan frekuensi dan derajat
berat gejalanya, termasuk gejala malam, episode serangan,
dan faal paru.
Pasien asma persisten harus dievaluasi minimal setiap bulannya
selama kehamilan. Evaluasi termasuk riwayat penyakit (frekuensi
gejala, asma malam hari, gangguan aktivitas, serangan dan
penggunaan obat ), auskultasi paru, serta faal paru
Uji spirometri dilakukan pada diagnosis pertama kali, dan
dilanjutkan dengan pemantauan rutin pada kunjungan pasien
selanjutnya, tetapi pengukuran APE dengan peak flow meter
biasanya sudah cukup. Pasien dengan VEP1 60-80% prediksi
meningkatkan risiko terjadinya asma pada kehamilan, dan pasien
dengan VEP1 kurang dari 60% prediksi memiliki risiko yang lebih
tinggi
16. Page 16
TERAPI APE
Untuk mendapatkan nilai APE terbaik dan variabilitas
harian yang minimum adalah saat penderita dalam
pengobatan efektif dan kondisi asma terkontrol.
Pengukuran APE dilakukan pada pagi dan malam setiap
hari selama 2 minggu. Pada masing-masing pengukuran
dilakukan manuver 3 kali dan diambil nilai tertinggi.
17. Page 17
Lanjutan…………………..
Ada beberapa langkah dalam pemeriksaan arus puncak ekspirasi:
Bila memerlukan, pasang mouthpiece ke ujung peak flow meter
Penderita berdiri atau duduk dengan punggung tegak dan
pegang peak flow meter dengan posisi horisontal (mendatar) tanpa
menyentuh atau mengganggu gerakan marker. Pastikan marker berada
pada posisi skala terendah (nol).
Penderita menghirup napas sedalam mungkin, masukkanmouthpiece ke
mulut dengan bibir menutup rapat mengelilingi mouthpiece, dan buang
napas sesegera dan sekuat mungkin.
Saat membuang napas, marker bergerak dan menunjukkan angka pada
skala, catat hasilnya.
Kembalikan marker pada posisi nol lalu ulangi langkah 2-4 sebanyak 3 kali,
dan pilih nilai paling tinggi. Bandingkan dengan nilai terbaik pasien
tersebut atau nilai prediksi.
Pada penderita anak, langkah 3 seolah-olah seperti meniup lilin ulang
tahun.
19. Page 19
PENALAKSANAAN ASMA PADA KEHAMILAN
• Penyesuaian terapi untuk mengatasi gejala.
• Pengobatan untuk mencegah serangan dan
penanganan dini bila terjadi serangan.
• Pemberian obat sebaiknya inhalasi, untuk
menghindari efek sistemik pada janin.
• Pemeriksaan fungsi paru ibu.
• Pada pasien yang stabil, NST dilakukan pada akhir
trimester II/awal trimester III.
• Konsultasi anestesi untuk persiapan persalinan.
20. Page 20
Penatalaksanaan asma kronis pada kehamilan harus
mencakup :
• Penilaian obyektif fungsi paru dan kesejahteraan janin
• Menghindari faktor pencetus asma
• Edukasi
• Terapi farmakologi selama kehamilan (asma intermiten, asma
persisten ringan, asma persisten sedang, dan asma persisten
berat)
21. Page 21
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ASTHMA
Pengkajian
Jam: Tanggal:
Data Subyektif
1. Biodata
1.Nama klien: Ny. x
2.Usia klien : 28 th
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang pertama, saat ini usia
kehamilan sudah 7 bulan, mengeluh sering sesak napas dan batuk
pada malam hari.
22. Page 22
Riwayat Obstetri
•Riwayat kehamilan saat ini
Ibu mengatakan selama hamil sudan periksa lebih dari 4x sesuai jadwal
yang dibuat bersama bidan, imunisasi TT sudah lengkap.
Selama TM I mengeluh sering mual muntah tapi membaik setelah bulan
ke 4, TM II tidak ada keluhan, dan sejak 2 minguu yang lalu mengeluh
sering sesak napas dan batuk pada malam hari, ibu mempunyai riwayat
asthma sebelumnya.
HPHT : 23 4 2021
Riwayat Kesehatan
•Riwayat kesehatanyang lalu
Ibu punya riwayat penyakit asma sejak sebelum hamil, kambuh bila ibu
makan ikan laut atau kedinginan, tapi jarang kambuh karena ibu selalu
menghindari factor alergen. Penyakit menurun, menular lainnya tidak ada.
23. Page 23
•Riwayat kesehatan sekarang
Selama 2 minggu ini asma ibu sering kambuh walau tidak ada factor allergen, dan
batuk pada malam hari.
• Riwayat kesehatan keluarga
Di keluarga pasien ada keturunan penyakit asma, penyakit menular dan menurun
lainnya tidak ada.
Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola istirahat tidur
•Tidur siang normalnya 1 – 2 jam/hari.
•Tidur malam normalnya 6 – 7 jam/hari
Akhir – akhir ini tidur malam sering terganggu karena batuk
Pola nutrisi
Makan: 3x/hari dengan menu seimbang (nasi, sayur, lauk
pauk, buah), dan menghindari ikan laut karena alergi
Minum: ± 8 gelas/hari (teh, susu, air putih).
24. Page 24
Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
TD : 110/ 70 mmHg
Suhu : 36, 4º C
Nadi : 84x/ menit
RR : 24x/ menit, wheezing (+)
BB : 64 kg
TB : 153 cm
Lila : 24 cm
HPL : 30-01-2022
25. Page 25
Pemeriksaan khusus
Abdomen
Leopold I : TFU 3 setengah px - pusat, teraba satu bagian bayi, besar, lunak,
kurang bulat, dan tidak melenting.
Leopold II : teraba satu bagian tubuh janin, keras dan memanjang seperti
papan pada sisi kiri perut ib, dan teraba bagian – bagian kecil janin pada sisi
kanan perut ibu.
Leopold III : teraba satu bagian janin, bulat, keras dan masih dapat digoyang
(bagian terendah belummasuk PAP).
Leopold IV : kedua tangan dalam keadaan konvergenAuskultasi
Auskultasi :
Dada : terdengar suara wheezing pada saat ibu bernafas.
Abdomen : DJJ terdengar jelas pada perut ibu sebelah kiri disekitar pusat
frekuensi 144 x/ menit (dengan dopler), intensitas kuat, irama teratur.
26. Page 26
Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx : G1 P00000 UK: 30-32 minggu, tunggal, hidup, intrauterin,
letak kepala, keadaan umum ibu baik dengan asthma.
Ds : ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang ertama, saat
ini usia kehamilannya sudah 7 bulan, mengeluh asma dan batuk pada
malam hari sejak 2 minggu yang lalu
HPHT: 23 14 2021
Do : Keadaan umum : baik
TD : 110/ 70 mmHg
Suhu : 36, 4º C
Nadi : 84x/ menit
RR : 24x/ menit, wheezing (+)
BB : 64 kg
TB : 153 cm
Lila : 24 cm
27. Page 27
Abdomen
Leopold I : TFU 3 setengah px - pusat, teraba satu bagian bayi, besar,
lunak, kurang bulat, dan tidak melenting.
Leopold II : teraba satu bagian tubuh janin, keras dan memanjang seperti
papan pada sisi kiri perut ibu, dan teraba bagian – bagian
kecil janin pada sisi kanan perut ibu.
Leopold III : teraba satu bagian janin, bulat, keras dan masih dapat
digoyang (bagian terendah belummasuk PAP).
Leopold IV : kedua tangan dalam keadaan konvergenAuskultasi
Auskultasi
Dada : terdengar suara wheezing pada saat ibu bernafas.
Abdomen : DJJ terdengar jelas pada perut ibu sebelah kiri disekitar pusat
frekuensi 144 x/ menit (dengan dopler), intensitas kuat,
irama teratur
Masalah : berkurangnya perfusi ksigen ke janin karena asma ibu yang
sering kambuh seiring dengan bertambahnya usia kehamilan
Kebutuhan : konseling mengenai penyakit ibu dan penanganan asma
28. Page 28
Intervensi
Jam: Tanggal:
Intervensi:
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada klien.
R/ dengan pendekatan terapeutik akan terjalin kerjasama
yang kooperatif antara klien dan petugas kesehatan.
2. Menjelaskan pada klien tentang keadaan kehamilannya saat
ini.
R/ klien bisa lebih tenang dengan keadaannya dan benar –
benar menjaga kehamilannya.
29. Page 29
3. Melakukan Penilaian obyektif fungsi paru dan kesejahteraan janin
R/ Tiap pasien memiliki nilai baseline masing-masing sehingga terapi
dapat disesuaikan.
4. Menganjurkan pada ibu untuk menghindari factor pencetus
R/ Mengenali serta menghindari faktor pencetus asma dapat
meningkatkan kesejahteraan ibu
5. Melakukan edukasi pada ibu terkait asma yang diderita
R/ Mengontrol asma selama kehamilan penting bagi kesejahteraan janin
6. Melakukankolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologi
selama kehamilan
R/ terapi farmakologis dapat mempekecil kemungkinan asma untuk
kambuh selama kehamilan.
30. Page 30
7. Menjelaskan juga pada klien tentang tanda bahaya kehamilan dan
persalinan.
R/ klien bisa lebih mengerti dan lebih waspada dengan deteksi dini
adanya kelainan.
8. Menjelaskan dan ajarkan kembali cara perawatan payudara sewaktu hamil.
R/ mengaktifkan kelenjar – kelenjar payudara yang memproduksi ASI
serta melancarkan saluran ait susu menuju sinus laktiferus sampai puting
susu.
9. Mengingatkan kembali klien tentang pentingnya senam hamil.
R/ memperkuat elastisitas otot – otot dasar panggul, merangsang
memperlancar peredaran darah dan memperlancar proses persalinan.
10. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup dan mengurangi aktivitas yang
berlebihan.
R/ relaksasi yang sempurna mempengaruhi metabolisme tubuh.
31. Page 31
11. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan
seimbang ibu hamil.
R/ gizi seimbang dapat meningkatkan daya tahan
tubuh dan untuk persiapan persalinan.
12. Ingatkan ibu tentang personal hygiene yang baik.
R/ kebersihan diri akan meminimalisir bibit penyakit
masuk.
13. Anjurkan klien untuk kontrol 1 minggu lagi atau bila
ada keluhan.
R/ ibu dapat lebih mengetahui perkembangan
kehamilannya
32. Page 32
•Implementasi
Evaluasi
Jam: Tanggal:
S : Ibu mengatakan
•Sudah mengerti penjelasan bidan tentang kodisinya saat ini sehubungan
dengan asma dalam kehamilan yang dideritanya, apa yang harus
dilakukan serta bagaimana memenuhi kebutuhannya selama hamil
•Telah mendapat obat dari dokter untuk keluhannya.
O : Ibu mampu menjelaskan kembali penjelasan dari bidan, dan mengerti cara
mengatasi masalah dan keluhan serta kebutuhannya selama hamil
A : Ibu hamil dengan asma telah mendapatkan pelayanan
P : Anjurkan ibu kembali untuk control ulang satu minggu lagi atau sewaktu
– waktu bila ada keluhan