SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
R/ Loco Fitto
mf. Tetes mata No III
I. Komposisi
Resep yang akan digunakan
Alasan: karena resep standart fitto terdapat dalam ISO, dan karena ISO memuat resep standart dari
merek dagang fitto.
II. Tinjauan Pustaka
a. Sifat Fisiska-kimia
Fenilefrina Hidroklorida
Fenilefrina hidroklorida mempunyai nama Benzenemethanol,3-hydroxy-α-
[(methylamino)methyl]-,hydrochloride (R), mengandung tidak kurang dari 97,5% dan tidak lebih
dari 102,5% C9H13NO2.HCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian: kristal putih
atau praktis putih, tidak berbau, berasa pahit. Kelarutan: mudah larut dalam air dan dalam etanol.
Iso Volume 41 tahun 2006 halaman 456
Fitto Kimia Farma
Titiap ml tetes mata mengandung:
Seng sulfat 0,16%
Fenilefrina hidroklorida 0,12%
Indikasi: iritasi mata ringan seperti mata merah, rasa gatal, dan perih
KI: Glaukoma sudut mata tertutup
Dosis: 3-4x sehari 1-2 tetes pada mata yang sakit
Kemasan: botol plastik 13 ml tetes mata
The Art of Compounding hal: 250
Neo-Synephrine hidrochloride 0,08%
ZincSulphate 0,06%
Boric Acid 2,20%
Chlorobutanol 0,5%
AquaPro injeksi ad 10ml
Sig. Digunakan sebagai tetes mata. Teteskan 2-5 kali tetes mata tiap hari 3-4
jam ketikadibutuhkan.
Formularium Nasional Ed II. Tahun 1978 hal : 241
Tetes mata fenilefrina
Komposisi : tiap 10ml mengandung:
Phenylephrine Hydrochloridum 1g
Dinatrii Edetas 5 mg
Natrii purosulfis 10mg
Benzalkonii Chloridum 1mcg
Aqua proinjeksi ad 10ml
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
Dosis : sehari 1-2 tetes.
Catatan : 1. PH 4-7,5
2. Disterilakan dengan cara sterilisasi C
pKi nilai 4.87, 4.70 dan 5.86. Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat dan tidak
tembus cahaya (DIRJEN POM, 1995).
Fenilefrina merupakan agonis alpha-reseptor yang secara struktur mirip dengan epinefrin.
Fenilefrin ditandai dengan struktur fenil-2-amino-etanol (Ophtalmic Drug Fact, 2009).
Zat ini berasal dari adrenalin, yang membedakan hanya tidak adanya fungsi 4-hidroksi.
Fenilefrin hidroklorida harus disimpan dalam asli, tertutup rapat kontainer.
Ini harus ditempatkan dalam berventilasi, kamar dingin pada suhu tidak melebihi
25 ° C dan terlindung dari sinar matahari langsung. Umumnya, Phenylephrine Hidroklorida dikenal
zat yang stabil (BASF chemical company, 2013).
fenilefrina disiapkan dari m-hidroksifenasil bromida yang direaksikan dengan amina, yang
diselanjutnya dengan katalis hidrogen menjadi fenilefrina selanjutnya direaksikan dengan asam
klorida menjadi fenilefrina hidroklorida. Melebur pada suhu 140-145derajat selsius (remington’s
pharmaceutical sciences, 1970).
Zink sulfat
Pemerian : hablur transparan atau jarum-jarum kecil, serbuk hablur atau butir, tidak berwarna,
tidak berbau, larutan memberikan rasa asam terhadap lakmus. Kelarutan: sangat mudah larut dalam
air, mudah larut dalam gliserol, tidak larut dalam etanol. Wadah dan pemyimpanan: simpan dalam
wadah tertutup rapat (DIRJEN POM, 1995).
Zink sulfat terbuat dari reaksi logam zink atau zink oksid dengan asam sulfat (Scoville’s The
Art of Compounding, 1957 ).
ZnO + H2SO4 + 6 H2O → ZnSO4(H2O)7
Asam Borat
Serbuk padat yang tidak berbentuk, berwarna putih, tidak berbau, rasa pahit,
berat molekul 61,83, rumus molekul H3BO3,tekanan uap 2,6 pada 20C, titik
didih 300C, titik leleh 171C, pH 5,1 (0,1 M), gravitasi spesifik 1,435 pada 15C,
kelarutan dalam air 63,4 g/L pada 30C (ik.POM.go.id, 2013).
Asam borat larut dalam air mendidih. Ketika dipanaskan di atas 170 °C, asam
borat akan terdehidrasi, membentuk asam metaborat
Asam borat dapat dibuat dengan mereaksikan boraks (sodium tetraborat dekahidrat) dengan asam
mineral, seperti asam klorida:
Na2B4O7·10H2O + 2 HCl → 4 B(OH)3 [or H3BO3] + 2 NaCl + 5 H2O
Zat ini juga terbentuk sebagai produk hidrolisis trihalides boron dan diboran:[2]
B2H6 + 6 H2O → 2 B(OH)3 + 6 H2
BX3 + 3 H2O → B(OH)3 + 3 HX (X = Cl, Br, I)
Dengan alkohol polihidrat seperti gliserol dan manitol, keasaman asam borat meningkat. Dengan
manitol misalnya pK menurun menjadi 5,15. Hal ini disebabkan pembentukan kelat,
[((OH)4C6H8O2)2B]−, dan fitur ini digunakan dalam kimia analitik.[9]
Asam borat larut dalam asam sulfat anhidrat dan bersifat asam kuat:[9]
B(OH)3 + 6H2SO4 → 3H3O+ + 2HSO4
− + B(HSO4)4
−
Asam borat bereaksi dengan alkohol membentuk ester borat, B(OR)3 dimana R merupakan alkil
atau aril. Suatu agen dehidrasi, seperti asam sulfat pekat biasanya ditambahkan:[10]
B(OH)3 + 3 ROH → B(OR)3 +3 H2O
Stabilitas dan Reaktivitas
Stabil pada tekanan dan suhu normal (4,6,8). Kondisi yang harus dihindarkan: Panas, nyala,
percikan, debu, dan sumber nyala lain. Hindarkan kontak dengan bahan tak tercampurkan. Bahan
tak tercampurkan:Potasium, anhidrat asetat, bahan dasar pembentuk garam borat, alkali karbonat,
pengoksidasi kuat, ammonium hydroxide, calcium hydroxide, potassium hydroxide, sodium
hydroxide. Bahaya dekomposisi: Produk dekomposisi termal: boron oksida, karbon monoksida,
karbon dioksida. Polimerisasi: Tidak akan terpolimerisasi. Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan
berventilasi baik (ik.POM.go.id, 2013).
Zn+H2SO4 ZnSO4+H2+H2O
Aqua pro injectio
Adalah air untuk injeksi yang disterilkan dan dikemas dengan cara yang sesuai. Tidak
mengandung bahan antimikroba atau abahan tambahan lainnya. Pemerian: cairan, jernih, tidak
berwarna, tidak berbau (DIRJEM POM, 1995).
b. Persyaratan yang harus dipenuhi sediaan
Tetes mata harus berupa larutan jernih, bebas partikel asing, serat dan benang. Kejernihan
harus memenuhi syarat kejernihan yang tertera pada injectiones. Sterilitas memenuhi uji sterilisasi
seperti yang tertera pada uji keamanan hayati (DIRJEN POM, 1979).
Farmasis seharusnya menyiapkan larutan mata yang :
1. Steril
2. Dalam pembawa yang mengadung bahan-bahan germisidal untuk meningkatkan sterilitas;
3. Bebas dari partikel asing
4. Isotonik atau sangat mendekati isotonic;
5. Dibuffer sebagaimana mestinya;
6. Dimasukkan dalam wadah yang steril (Scoville’s The art of compounding, 1969).
c. Dasar Pemilihan Cara
Kecuali dinyatakan lain, tetes mata dibuat dengan salah satu cara berikut:
- Obat yang dilarutkan kedalam cairan pembawa yang mengandung salah satu zat pengawet
tersebut atau zat pengawet lain yang cocok dan larutan dijernihkan dengan penyaringan,
masukkan kedalam wadah, tutup wadah dan disterilkan dengan cara sterilisasi A yang tertera
pada Injectiones.
- Obat dilarutkan dalam cairan pembawa berair yang mengandung salah satu pengawet tersebut
atau zat pengawet yang lain yang cocok dan larutan disterilkan dengan cara sterilisasi C yang
tertera pada Injectiones, masukkan kedalam wadah secara aseptis dan tutup rapat (DIRJEN
POM, 1979).
d. Indikasi
Iritasi mata ringan seperti mata merah, rasa gatal dan perih (ISO vol 41, 2006).
III.
a.Pembawa
Aqua Proinjectio
b.Bahan tambahan
Asam Borat
c.Pengawasan Selama Proses
- Sterilisasa -tonisitas
d.Kemasan
Botol tetes mata 13 ml yang terbuat dari plastik yang terlindung cahaya dan tahan pemanasan
(ISO vol 41, 2006).
e.Peralatan yang digunakan
- Spatula - Erlenmeyer - Kertas Saring - Botol Tetes mata Plastik
- Corong - beaker glass - Pipet Tetes - Batang Pengaduk
- Karet Pipet tetes - Oven - Autoklaf - Spuit
f.Cara Sterilisasi
- Alat
Nama Alat Sterilisasi
Beaker Glass Panas kering, Oven 170C selama 1 jam
Erlenmeyer Panas Kering, Oven 170C selama 1 jam
Corong Panas Kering, Oven 170C selama 1 jam
Kertas Saring Panas basah, otoklaf 121C selama 15 menit
Pipet Tetes Panas kering, Oven 170C selama 1 jam
Karet Pites Panas basah, Otoklaf 121C selama 15 menit
Batang Pengaduk Panas Kering, Oven 170C selama 1 jam
Spatula Panas Kering, Oven 170C selama 1 jam
Botol Tetes mata
Plastik
Panas Basah, otoklaf 121C selama 15 menit
Spuit Panas Basah, Otoklaf 121C selama 15 menit
- Sediaan
Sediaan disterilkan di otoklaf pada 121C selama 15 menit
g.Perhitungan
jumlah sediaan yang akan dibuat: 3 botol sediaan tetes mata
volume 1 botol : 13 ml
volume 3 botol : 3x13ml = 39 ml
Jumlah bahan yang diperlukan :
- Fenilefrina Hidroklorida : 0,12% x 39ml = 0,0468 g
- Zink Sulfat: 0,16% x 39ml = 0,0624 g
- Asam Borat: 1,9% x 39ml = 0,741 g
Tonisitas :
- Fenilefrina hidroklorida; E=0,34
Artinya 1 gram fenilefrina hidroklorida setara 0,34 gram NaCl
=0,34 x 0,0468g = 0,015g
- Zink Sulfat; E=0,16
Artinya 1 gram zink sulfat setara dengan 0,16 gram NaCl
=0,16 x 0,0624g = 0,009984g
- Asam Borat; E=0,52
Artinya 1 g Asam Borat setara dengan 0,52 NaCl
=0,52 x 0,741g = 0,38532g
- NaCl 0,9% = 0,9% x 39 = 0,351 g
Tonisitas bahan = 0,38532+0,009984+0,015 = 0,41034
Tonisitas bahan > dari NaCl, maka larutan bersifat hipertonis
IV. Pengolahan
a. Dikerjakan diruang
Pengolahan dikerjakan diruang bersih dikarenakan sediaan disterilkan diakhir
b. Prosedur
- Dibersihkan ruangan dengan desinfektan dan diberisihkan alat-alat yang akan digunakan.
- Dikalibrasi erlenmeyer sebanyak 39 ml.
- Disterilkan alat-alat gelas di oven pada suhu 170C selama 1 jam, botol tetes mata plastik dan
karet pites di otoklaf pada 121C selama 15 menit.
- Ditimbang bahan (fenilefrina HCl, zink sulfat, dan asam borat).
- Dilarutkan fenilefrina HCl dengan sebagaian Aqua pro injeksi kedalam erlenmeyer,
ditambahkan dengan zink sulfat kedalam erlenmeyer dan sebagaian aqua proinjeksi, dan
ditambahkan dengan asam borat kedalam erlenmeyer, dilarutkan dan diadd kan dengan aqua
pro injeksi sampai mendekati batas tanda kalibrasi.
- Dicek PH (PH= kurang sedikit dari 5) (DIRJEN POM, 19
- Diaddkan dengan aqua proinjeksi samapai matas tanda
- Disaring larutan kedalam beaker glass dengan menggunakan kertas saring
- Dimasukkan larutan yang telah disaring kedalam 3 botol tetes mata dengan menggunakan
spuit masing-masing sebanyak 13ml.
- Ditutup botol tetes mata, dan disterilkan sediaan didalam otoklaf pada 121C selama 15 15
menit.
- Diberi label dan etiket.
V. Pengemasan
Pengemasan dilakukan diruang bersih karena sediaan disterilkan diakhir.

More Related Content

What's hot

Ekstrak & tingtur
Ekstrak & tingturEkstrak & tingtur
Ekstrak & tingturasyaffa
 
Rancangan Evaluasi Sediaan Lotion Calamin
Rancangan Evaluasi Sediaan Lotion CalaminRancangan Evaluasi Sediaan Lotion Calamin
Rancangan Evaluasi Sediaan Lotion Calaminzipiklan
 
Spektroskopi inframerah kimia analitik
Spektroskopi inframerah  kimia analitikSpektroskopi inframerah  kimia analitik
Spektroskopi inframerah kimia analitikRhoma Dhianah
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometriFransiska Puteri
 
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiMina Audina
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosawulannsftri
 
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)Nesha Mutiara
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...anandajpz
 

What's hot (20)

Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Ekstrak & tingtur
Ekstrak & tingturEkstrak & tingtur
Ekstrak & tingtur
 
Sulfadiazine
SulfadiazineSulfadiazine
Sulfadiazine
 
Rancangan Evaluasi Sediaan Lotion Calamin
Rancangan Evaluasi Sediaan Lotion CalaminRancangan Evaluasi Sediaan Lotion Calamin
Rancangan Evaluasi Sediaan Lotion Calamin
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Spektroskopi inframerah kimia analitik
Spektroskopi inframerah  kimia analitikSpektroskopi inframerah  kimia analitik
Spektroskopi inframerah kimia analitik
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometri
 
Kelompok 8 modul 2
Kelompok 8 modul 2Kelompok 8 modul 2
Kelompok 8 modul 2
 
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
 
226372818 injeksi
226372818 injeksi226372818 injeksi
226372818 injeksi
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 
Kompleksasi
KompleksasiKompleksasi
Kompleksasi
 
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
 
Makalah componding
Makalah compondingMakalah componding
Makalah componding
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
 
Bab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometriBab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometri
 

Viewers also liked

Contoh Kemasan gel
Contoh Kemasan gelContoh Kemasan gel
Contoh Kemasan gelMina Audina
 
kimia anorganik "BORON"
kimia anorganik "BORON"kimia anorganik "BORON"
kimia anorganik "BORON"Atiyah Yovers
 
Contoh kemasan krim
Contoh kemasan krimContoh kemasan krim
Contoh kemasan krimMina Audina
 
Contoh brosur dan label gel
Contoh brosur dan label gelContoh brosur dan label gel
Contoh brosur dan label gelMina Audina
 
Contoh brosur dan label krim
Contoh brosur dan label krimContoh brosur dan label krim
Contoh brosur dan label krimMina Audina
 
P-block elements (Properties of Boron)
P-block elements (Properties of Boron)P-block elements (Properties of Boron)
P-block elements (Properties of Boron)kumawat_aman
 
LinkedIn SlideShare: Knowledge, Well-Presented
LinkedIn SlideShare: Knowledge, Well-PresentedLinkedIn SlideShare: Knowledge, Well-Presented
LinkedIn SlideShare: Knowledge, Well-PresentedSlideShare
 

Viewers also liked (11)

Contoh Kemasan gel
Contoh Kemasan gelContoh Kemasan gel
Contoh Kemasan gel
 
kimia anorganik "BORON"
kimia anorganik "BORON"kimia anorganik "BORON"
kimia anorganik "BORON"
 
Contoh kemasan krim
Contoh kemasan krimContoh kemasan krim
Contoh kemasan krim
 
hydrides
hydrideshydrides
hydrides
 
Contoh brosur dan label gel
Contoh brosur dan label gelContoh brosur dan label gel
Contoh brosur dan label gel
 
Contoh brosur dan label krim
Contoh brosur dan label krimContoh brosur dan label krim
Contoh brosur dan label krim
 
Leaflet asma
Leaflet asmaLeaflet asma
Leaflet asma
 
Contoh Brosur
Contoh BrosurContoh Brosur
Contoh Brosur
 
Diborane
DiboraneDiborane
Diborane
 
P-block elements (Properties of Boron)
P-block elements (Properties of Boron)P-block elements (Properties of Boron)
P-block elements (Properties of Boron)
 
LinkedIn SlideShare: Knowledge, Well-Presented
LinkedIn SlideShare: Knowledge, Well-PresentedLinkedIn SlideShare: Knowledge, Well-Presented
LinkedIn SlideShare: Knowledge, Well-Presented
 

Similar to perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)

preformulasi Naproksen tab
preformulasi Naproksen tabpreformulasi Naproksen tab
preformulasi Naproksen tabMaranata Gultom
 
Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan Formalin
Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan FormalinLaporan Penelitian Tentang Boraks Dan Formalin
Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan FormalinBayu Fermi Bangun
 
Kimia_Farmasi.ppt
Kimia_Farmasi.pptKimia_Farmasi.ppt
Kimia_Farmasi.pptEgaSilvia5
 
57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)
57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)
57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)chichi mitha
 
Proses Produksi Pabrik II A-B.pptx
Proses Produksi Pabrik II A-B.pptxProses Produksi Pabrik II A-B.pptx
Proses Produksi Pabrik II A-B.pptxIksanHariyanto1
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinMaulana Sakti
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidHafni Zuhroh
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolKezia Hani Novita
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Sabila Izzati
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Keselamatan kerja
Keselamatan kerjaKeselamatan kerja
Keselamatan kerjaIs Wanto
 
PPT TSF CAIR DAN SEMISOLID GEL METRONIDAZOLE.pptx
PPT TSF CAIR DAN SEMISOLID GEL METRONIDAZOLE.pptxPPT TSF CAIR DAN SEMISOLID GEL METRONIDAZOLE.pptx
PPT TSF CAIR DAN SEMISOLID GEL METRONIDAZOLE.pptxChyntiaAngeline
 
Laporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeineLaporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeineIvander Gultom
 
Pembuatan Resep Salep Kulit untuk kegiatan LKS SMK
Pembuatan Resep Salep Kulit untuk kegiatan LKS SMKPembuatan Resep Salep Kulit untuk kegiatan LKS SMK
Pembuatan Resep Salep Kulit untuk kegiatan LKS SMKaptGandesWinarni
 

Similar to perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine) (20)

preformulasi Naproksen tab
preformulasi Naproksen tabpreformulasi Naproksen tab
preformulasi Naproksen tab
 
Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan Formalin
Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan FormalinLaporan Penelitian Tentang Boraks Dan Formalin
Laporan Penelitian Tentang Boraks Dan Formalin
 
Kimia_Farmasi.ppt
Kimia_Farmasi.pptKimia_Farmasi.ppt
Kimia_Farmasi.ppt
 
57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)
57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)
57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)
 
Proses Produksi Pabrik II A-B.pptx
Proses Produksi Pabrik II A-B.pptxProses Produksi Pabrik II A-B.pptx
Proses Produksi Pabrik II A-B.pptx
 
Prarancangan pabrik
Prarancangan pabrikPrarancangan pabrik
Prarancangan pabrik
 
Produksi Pupuk NPK
Produksi Pupuk NPKProduksi Pupuk NPK
Produksi Pupuk NPK
 
Salbutamol Sirup
Salbutamol SirupSalbutamol Sirup
Salbutamol Sirup
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehid
 
HNO3
HNO3HNO3
HNO3
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Keselamatan kerja
Keselamatan kerjaKeselamatan kerja
Keselamatan kerja
 
zat organik
zat organikzat organik
zat organik
 
PPT TSF CAIR DAN SEMISOLID GEL METRONIDAZOLE.pptx
PPT TSF CAIR DAN SEMISOLID GEL METRONIDAZOLE.pptxPPT TSF CAIR DAN SEMISOLID GEL METRONIDAZOLE.pptx
PPT TSF CAIR DAN SEMISOLID GEL METRONIDAZOLE.pptx
 
Laporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeineLaporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeine
 
Pembuatan Resep Salep Kulit untuk kegiatan LKS SMK
Pembuatan Resep Salep Kulit untuk kegiatan LKS SMKPembuatan Resep Salep Kulit untuk kegiatan LKS SMK
Pembuatan Resep Salep Kulit untuk kegiatan LKS SMK
 

More from nisha althaf

Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat nisha althaf
 
Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi ObatPemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obatnisha althaf
 
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
Pelayanan kefarmasian di Rumah SakitPelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakitnisha althaf
 
Tugas pharmaceutical care
Tugas pharmaceutical careTugas pharmaceutical care
Tugas pharmaceutical carenisha althaf
 
Tugas etika dan disiplin farmasis
Tugas etika dan disiplin farmasisTugas etika dan disiplin farmasis
Tugas etika dan disiplin farmasisnisha althaf
 
Laporan pkpa resep
Laporan pkpa resepLaporan pkpa resep
Laporan pkpa resepnisha althaf
 
PSPA: swamedikasi obat
PSPA: swamedikasi obatPSPA: swamedikasi obat
PSPA: swamedikasi obatnisha althaf
 
Compounding: Sublingual Topic
Compounding: Sublingual TopicCompounding: Sublingual Topic
Compounding: Sublingual Topicnisha althaf
 
Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal nisha althaf
 
Tugas farmakognosi
Tugas farmakognosiTugas farmakognosi
Tugas farmakognosinisha althaf
 
Tugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahariTugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam baharinisha althaf
 
kelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologiskelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologisnisha althaf
 
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepat
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepatuji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepat
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepatnisha althaf
 
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implanStabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implannisha althaf
 
Diuretic pharmacology
Diuretic pharmacologyDiuretic pharmacology
Diuretic pharmacologynisha althaf
 
farmakologi Diuretik
farmakologi Diuretikfarmakologi Diuretik
farmakologi Diuretiknisha althaf
 

More from nisha althaf (20)

Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat
 
Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi ObatPemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obat
 
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
Pelayanan kefarmasian di Rumah SakitPelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
 
Tugas pharmaceutical care
Tugas pharmaceutical careTugas pharmaceutical care
Tugas pharmaceutical care
 
Tugas etika dan disiplin farmasis
Tugas etika dan disiplin farmasisTugas etika dan disiplin farmasis
Tugas etika dan disiplin farmasis
 
Laporan pkpa resep
Laporan pkpa resepLaporan pkpa resep
Laporan pkpa resep
 
PSPA: swamedikasi obat
PSPA: swamedikasi obatPSPA: swamedikasi obat
PSPA: swamedikasi obat
 
Compounding: Sublingual Topic
Compounding: Sublingual TopicCompounding: Sublingual Topic
Compounding: Sublingual Topic
 
Elektroforesis
Elektroforesis Elektroforesis
Elektroforesis
 
Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal
 
Tugas farmakognosi
Tugas farmakognosiTugas farmakognosi
Tugas farmakognosi
 
Tugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahariTugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahari
 
Abstract copy
Abstract   copyAbstract   copy
Abstract copy
 
kelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologiskelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologis
 
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepat
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepatuji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepat
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepat
 
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implanStabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
 
Diuretic pharmacology
Diuretic pharmacologyDiuretic pharmacology
Diuretic pharmacology
 
farmakologi Diuretik
farmakologi Diuretikfarmakologi Diuretik
farmakologi Diuretik
 
Hormon
Hormon Hormon
Hormon
 
DNA
DNADNA
DNA
 

Recently uploaded

penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (18)

penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 

perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)

  • 1. R/ Loco Fitto mf. Tetes mata No III I. Komposisi Resep yang akan digunakan Alasan: karena resep standart fitto terdapat dalam ISO, dan karena ISO memuat resep standart dari merek dagang fitto. II. Tinjauan Pustaka a. Sifat Fisiska-kimia Fenilefrina Hidroklorida Fenilefrina hidroklorida mempunyai nama Benzenemethanol,3-hydroxy-α- [(methylamino)methyl]-,hydrochloride (R), mengandung tidak kurang dari 97,5% dan tidak lebih dari 102,5% C9H13NO2.HCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian: kristal putih atau praktis putih, tidak berbau, berasa pahit. Kelarutan: mudah larut dalam air dan dalam etanol. Iso Volume 41 tahun 2006 halaman 456 Fitto Kimia Farma Titiap ml tetes mata mengandung: Seng sulfat 0,16% Fenilefrina hidroklorida 0,12% Indikasi: iritasi mata ringan seperti mata merah, rasa gatal, dan perih KI: Glaukoma sudut mata tertutup Dosis: 3-4x sehari 1-2 tetes pada mata yang sakit Kemasan: botol plastik 13 ml tetes mata The Art of Compounding hal: 250 Neo-Synephrine hidrochloride 0,08% ZincSulphate 0,06% Boric Acid 2,20% Chlorobutanol 0,5% AquaPro injeksi ad 10ml Sig. Digunakan sebagai tetes mata. Teteskan 2-5 kali tetes mata tiap hari 3-4 jam ketikadibutuhkan. Formularium Nasional Ed II. Tahun 1978 hal : 241 Tetes mata fenilefrina Komposisi : tiap 10ml mengandung: Phenylephrine Hydrochloridum 1g Dinatrii Edetas 5 mg Natrii purosulfis 10mg Benzalkonii Chloridum 1mcg Aqua proinjeksi ad 10ml Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, Dosis : sehari 1-2 tetes. Catatan : 1. PH 4-7,5 2. Disterilakan dengan cara sterilisasi C
  • 2. pKi nilai 4.87, 4.70 dan 5.86. Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya (DIRJEN POM, 1995). Fenilefrina merupakan agonis alpha-reseptor yang secara struktur mirip dengan epinefrin. Fenilefrin ditandai dengan struktur fenil-2-amino-etanol (Ophtalmic Drug Fact, 2009). Zat ini berasal dari adrenalin, yang membedakan hanya tidak adanya fungsi 4-hidroksi. Fenilefrin hidroklorida harus disimpan dalam asli, tertutup rapat kontainer. Ini harus ditempatkan dalam berventilasi, kamar dingin pada suhu tidak melebihi 25 ° C dan terlindung dari sinar matahari langsung. Umumnya, Phenylephrine Hidroklorida dikenal zat yang stabil (BASF chemical company, 2013). fenilefrina disiapkan dari m-hidroksifenasil bromida yang direaksikan dengan amina, yang diselanjutnya dengan katalis hidrogen menjadi fenilefrina selanjutnya direaksikan dengan asam klorida menjadi fenilefrina hidroklorida. Melebur pada suhu 140-145derajat selsius (remington’s pharmaceutical sciences, 1970).
  • 3. Zink sulfat Pemerian : hablur transparan atau jarum-jarum kecil, serbuk hablur atau butir, tidak berwarna, tidak berbau, larutan memberikan rasa asam terhadap lakmus. Kelarutan: sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam gliserol, tidak larut dalam etanol. Wadah dan pemyimpanan: simpan dalam wadah tertutup rapat (DIRJEN POM, 1995). Zink sulfat terbuat dari reaksi logam zink atau zink oksid dengan asam sulfat (Scoville’s The Art of Compounding, 1957 ). ZnO + H2SO4 + 6 H2O → ZnSO4(H2O)7 Asam Borat Serbuk padat yang tidak berbentuk, berwarna putih, tidak berbau, rasa pahit, berat molekul 61,83, rumus molekul H3BO3,tekanan uap 2,6 pada 20C, titik didih 300C, titik leleh 171C, pH 5,1 (0,1 M), gravitasi spesifik 1,435 pada 15C, kelarutan dalam air 63,4 g/L pada 30C (ik.POM.go.id, 2013). Asam borat larut dalam air mendidih. Ketika dipanaskan di atas 170 °C, asam borat akan terdehidrasi, membentuk asam metaborat Asam borat dapat dibuat dengan mereaksikan boraks (sodium tetraborat dekahidrat) dengan asam mineral, seperti asam klorida: Na2B4O7·10H2O + 2 HCl → 4 B(OH)3 [or H3BO3] + 2 NaCl + 5 H2O Zat ini juga terbentuk sebagai produk hidrolisis trihalides boron dan diboran:[2] B2H6 + 6 H2O → 2 B(OH)3 + 6 H2 BX3 + 3 H2O → B(OH)3 + 3 HX (X = Cl, Br, I) Dengan alkohol polihidrat seperti gliserol dan manitol, keasaman asam borat meningkat. Dengan manitol misalnya pK menurun menjadi 5,15. Hal ini disebabkan pembentukan kelat, [((OH)4C6H8O2)2B]−, dan fitur ini digunakan dalam kimia analitik.[9] Asam borat larut dalam asam sulfat anhidrat dan bersifat asam kuat:[9] B(OH)3 + 6H2SO4 → 3H3O+ + 2HSO4 − + B(HSO4)4 − Asam borat bereaksi dengan alkohol membentuk ester borat, B(OR)3 dimana R merupakan alkil atau aril. Suatu agen dehidrasi, seperti asam sulfat pekat biasanya ditambahkan:[10] B(OH)3 + 3 ROH → B(OR)3 +3 H2O Stabilitas dan Reaktivitas Stabil pada tekanan dan suhu normal (4,6,8). Kondisi yang harus dihindarkan: Panas, nyala, percikan, debu, dan sumber nyala lain. Hindarkan kontak dengan bahan tak tercampurkan. Bahan tak tercampurkan:Potasium, anhidrat asetat, bahan dasar pembentuk garam borat, alkali karbonat, pengoksidasi kuat, ammonium hydroxide, calcium hydroxide, potassium hydroxide, sodium hydroxide. Bahaya dekomposisi: Produk dekomposisi termal: boron oksida, karbon monoksida, karbon dioksida. Polimerisasi: Tidak akan terpolimerisasi. Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik (ik.POM.go.id, 2013). Zn+H2SO4 ZnSO4+H2+H2O
  • 4. Aqua pro injectio Adalah air untuk injeksi yang disterilkan dan dikemas dengan cara yang sesuai. Tidak mengandung bahan antimikroba atau abahan tambahan lainnya. Pemerian: cairan, jernih, tidak berwarna, tidak berbau (DIRJEM POM, 1995). b. Persyaratan yang harus dipenuhi sediaan Tetes mata harus berupa larutan jernih, bebas partikel asing, serat dan benang. Kejernihan harus memenuhi syarat kejernihan yang tertera pada injectiones. Sterilitas memenuhi uji sterilisasi seperti yang tertera pada uji keamanan hayati (DIRJEN POM, 1979). Farmasis seharusnya menyiapkan larutan mata yang : 1. Steril 2. Dalam pembawa yang mengadung bahan-bahan germisidal untuk meningkatkan sterilitas; 3. Bebas dari partikel asing 4. Isotonik atau sangat mendekati isotonic; 5. Dibuffer sebagaimana mestinya; 6. Dimasukkan dalam wadah yang steril (Scoville’s The art of compounding, 1969). c. Dasar Pemilihan Cara Kecuali dinyatakan lain, tetes mata dibuat dengan salah satu cara berikut: - Obat yang dilarutkan kedalam cairan pembawa yang mengandung salah satu zat pengawet tersebut atau zat pengawet lain yang cocok dan larutan dijernihkan dengan penyaringan, masukkan kedalam wadah, tutup wadah dan disterilkan dengan cara sterilisasi A yang tertera pada Injectiones. - Obat dilarutkan dalam cairan pembawa berair yang mengandung salah satu pengawet tersebut atau zat pengawet yang lain yang cocok dan larutan disterilkan dengan cara sterilisasi C yang tertera pada Injectiones, masukkan kedalam wadah secara aseptis dan tutup rapat (DIRJEN POM, 1979). d. Indikasi Iritasi mata ringan seperti mata merah, rasa gatal dan perih (ISO vol 41, 2006). III. a.Pembawa Aqua Proinjectio b.Bahan tambahan Asam Borat c.Pengawasan Selama Proses - Sterilisasa -tonisitas d.Kemasan Botol tetes mata 13 ml yang terbuat dari plastik yang terlindung cahaya dan tahan pemanasan (ISO vol 41, 2006). e.Peralatan yang digunakan - Spatula - Erlenmeyer - Kertas Saring - Botol Tetes mata Plastik - Corong - beaker glass - Pipet Tetes - Batang Pengaduk
  • 5. - Karet Pipet tetes - Oven - Autoklaf - Spuit f.Cara Sterilisasi - Alat Nama Alat Sterilisasi Beaker Glass Panas kering, Oven 170C selama 1 jam Erlenmeyer Panas Kering, Oven 170C selama 1 jam Corong Panas Kering, Oven 170C selama 1 jam Kertas Saring Panas basah, otoklaf 121C selama 15 menit Pipet Tetes Panas kering, Oven 170C selama 1 jam Karet Pites Panas basah, Otoklaf 121C selama 15 menit Batang Pengaduk Panas Kering, Oven 170C selama 1 jam Spatula Panas Kering, Oven 170C selama 1 jam Botol Tetes mata Plastik Panas Basah, otoklaf 121C selama 15 menit Spuit Panas Basah, Otoklaf 121C selama 15 menit - Sediaan Sediaan disterilkan di otoklaf pada 121C selama 15 menit g.Perhitungan jumlah sediaan yang akan dibuat: 3 botol sediaan tetes mata volume 1 botol : 13 ml volume 3 botol : 3x13ml = 39 ml Jumlah bahan yang diperlukan : - Fenilefrina Hidroklorida : 0,12% x 39ml = 0,0468 g - Zink Sulfat: 0,16% x 39ml = 0,0624 g - Asam Borat: 1,9% x 39ml = 0,741 g Tonisitas : - Fenilefrina hidroklorida; E=0,34 Artinya 1 gram fenilefrina hidroklorida setara 0,34 gram NaCl =0,34 x 0,0468g = 0,015g - Zink Sulfat; E=0,16 Artinya 1 gram zink sulfat setara dengan 0,16 gram NaCl =0,16 x 0,0624g = 0,009984g - Asam Borat; E=0,52 Artinya 1 g Asam Borat setara dengan 0,52 NaCl =0,52 x 0,741g = 0,38532g - NaCl 0,9% = 0,9% x 39 = 0,351 g Tonisitas bahan = 0,38532+0,009984+0,015 = 0,41034 Tonisitas bahan > dari NaCl, maka larutan bersifat hipertonis
  • 6. IV. Pengolahan a. Dikerjakan diruang Pengolahan dikerjakan diruang bersih dikarenakan sediaan disterilkan diakhir b. Prosedur - Dibersihkan ruangan dengan desinfektan dan diberisihkan alat-alat yang akan digunakan. - Dikalibrasi erlenmeyer sebanyak 39 ml. - Disterilkan alat-alat gelas di oven pada suhu 170C selama 1 jam, botol tetes mata plastik dan karet pites di otoklaf pada 121C selama 15 menit. - Ditimbang bahan (fenilefrina HCl, zink sulfat, dan asam borat). - Dilarutkan fenilefrina HCl dengan sebagaian Aqua pro injeksi kedalam erlenmeyer, ditambahkan dengan zink sulfat kedalam erlenmeyer dan sebagaian aqua proinjeksi, dan ditambahkan dengan asam borat kedalam erlenmeyer, dilarutkan dan diadd kan dengan aqua pro injeksi sampai mendekati batas tanda kalibrasi. - Dicek PH (PH= kurang sedikit dari 5) (DIRJEN POM, 19 - Diaddkan dengan aqua proinjeksi samapai matas tanda - Disaring larutan kedalam beaker glass dengan menggunakan kertas saring - Dimasukkan larutan yang telah disaring kedalam 3 botol tetes mata dengan menggunakan spuit masing-masing sebanyak 13ml. - Ditutup botol tetes mata, dan disterilkan sediaan didalam otoklaf pada 121C selama 15 15 menit. - Diberi label dan etiket. V. Pengemasan Pengemasan dilakukan diruang bersih karena sediaan disterilkan diakhir.