SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
ANALISIS KUALITATIF
KARBOHIDRAT (PEREAKSI
FEHLING) DAN ANALISIS
KUANTITATIF GULA PEREDUKSI
(METODE LUFFSCHOORL)
Kelompok 8
Kelompok 8
Diena Karfiena
260110160078
Vini Fakhriyani
260110160079
Syahida Azzahra
260110160080
Sintha Nur Fitriani
260110160081
ANALISIS KUALITATIF
KARBOHIDRAT
(PEREAKSI FEHLING)
DAN ANALISIS
KUANTITATIF GULA
PEREDUKSI (METODE
LUFFSCHOORL)
Tujuan
Prinsip
Mekanisme
Reaksi
Teori
Dasar
Alat dan
Bahan
Prosedur
TUJUAN
Menganalisis karbohidrat secara kualitatif dengan pereaksi Fehling
Menentukan kadar gula pereduksi dari suatu sampel meggunakan
metode Luff-schoorl.
PRINSIP
1. Pengendapan
Reaksi terbentuknya produk yang tidak larut atau endapan (Chang,
2005)
2. Karbohidrat
Senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya
gugus karbonil dalam benduk aldehid atau keton (Ngili,2010)
3. Gula Pereduksi
Gula yang mengandung gugus aldehid dan keton (Kamaludin, 2010)
4. Metode Luff-schoorl
Metode penentuan monosakarida dengan cara kimiawi untuk
menentukan kuprioksida dalam larutan sebelum di reaksikan dengan gula reduksi
dan sesudah direaksikan dengan sampel gula pereduksi (Sudamarti, 1989)
REAKSI ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT
DENGAN PEREAKSI FEHLING
(Sudarmo, 2006).
REAKSI ANALISIS KUANTITATIF DENGAN
PEREAKSI LUFF SCHOORL
R-COH + 2 CuO → Cu2O (s) + R-COOH (aq)
H2SO4 (aq) + CuO → CuSO4 (aq) + H2O (l)
CuSO4 (aq) + 2 KI (aq) → CuI2 (aq) + K2SO4 (aq)
2 CuI2 ↔ Cu2I2 + I2
I2 + Na2S2O3 → Na2S4O6 + NaI
I2 + amilum → Biru
(Sudarmo, 2006).
(Harjadi, 1994)
Karbohidrat dalam jeruk merupakan
karbohidrat sederhana, yaitu
fruktosa glukosa dan sukrosa.
Dengan meningkatnya umur buah
maka kandungan karbohidrat akan
bertambah dan berbanding terbalik
dengan kandungan asamnya. Buah
jeruk manis yang langsung terkena
sinar matahari memiliki kandunga
karbohidrat dan vitamin Clebih
banyak.
(Hatta,2016)
Uji Karbohidrat
Kuantitatif
Metode Luff Schoorl
(Kristina,2012)
Kualitatif
Metode Fehling
(Ayu,2013)
Metode Fehling
Gula pereduksi yaitu monosakarida dan
disakarida kecuali sukrosa dapat
ditunjukkan dengan pereaksi Fehling
atau Benedict menghasilkan endapan
merah bata (Cu2O). selain pereaksi
Benedict dan Fehling, gula pereduksi
juga bereaksi positif dengan pereaksi
Tollens (Apriyanto et al 1989).
Metode Metode Luff Schoorl
Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk
mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau
keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau
bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II).
Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa,
manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain.
Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan karbohidrat
melalui penetapan kadar gula reduksi dengan metode
Penentuan gula reduksi dengan metode Luff-Schoorl
ditentukan bukan kuprooksidanya yang mengendap tetapi
dengan menentukan kuprooksida dalam larutan sebelum
direaksikan dengan gula reduksi sesudah reaksi dengan
sample gula reduksi yang dititrasi dengan Na-Thiosulfat.
Selisihnya merupaka kadar gula reduksi. (Khopkar, 1999).
Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan
metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi antara
monosakarida dengan larutan cupper. Monosakarida akan
mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan
CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2.
I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada
dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri
karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar
penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi
terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat
oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral
atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat
zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara
jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Underwood, 1996).
ALAT DAN BAHAN
ALAT
Buret
Erlenmeyer
Gelas beker
Indikator amilum
Kaca arloji
Kapas
Kertas saring
Labu ukur
Pembakar spiritus
Statif
Tabung reaksi
BAHAN
Aquadest
H2SO4
Larutan glukosa
NaOH
Na-K Tartrat
Na-tiosulfat
Pereaksi Fehling A dan B
Pereaksi Luff schoorl
Pereaksi
Fehling A
Timbang CuSO4 Larutkan dalam airPereaksi
Fehling B
Larutkan dalam air
Timbang NaOHLarutkan dalam air
Timbang Na-K Tartrat
Lalu mencampurkannya
dalam labu ukur
Uji Fehling
Masukkan 1 ml
sampel ke dalam
tabung reaksi
Tambahkan 5 tetes
reagen fehling a
dan fehling b
Panaskan tabung
reaksi selama 3-4
menit
Pereaksi Luff Schoorl
388 g Na2CO3.10H2O dilarutkan dalam 400 mL aquades mendidih
50 g asam nitrat dilarutkan dalam 50 mL aquades
25 g CuSO4.5H2O dilarutkan dalam 100 mL aquades
Lanjutan
Homogenkan, jika keruh, diamkan kemudian saring
Setelah dingin, tambahkan aquades hingga 1 L
Tambahkan larutan CuSO4.5H2O
Larutan asam nitrat di tuangkan ke dalam larutan Na2CO3.10H2O
diaduk dengan hati – hati
Prosedur
25 mL larutan ke erlenmeyer + 25 mL luff schoorl
Netralkan dengan NaOH 45% dan encerkan sampel hingga 50 mL
Panaskan selama 10 menit, dinginkan
25 mL fitrat ke erlenmeyer + 10 mL HCl 30%
Haluskan 25 g sampel dan 100 mL air, saring
Lanjutan
Iodium yang dibebaskan di titrasi dengan Na-tiosulfat 0,1 N dengan
0,5 mL indikator amilum
+ 15 mL KI 20 % dan 25 mL H2SO4 6 N
+ batu didih, erlenmeyer ditutup dengan kapas, didihkan 10 menit,
dinginkan
Membuat blanko = 25 mL aquades dan 25 mL larutan luff schoorl
HASIL PENGAMATAN PEREAKSI FEHLING
Aldehid dengan larutan Fehling membentuk endapan berwarna
merah bata, sedangkan keton tidak bereaksi, kecuali keton
hidrolisa alfa. Larutan < 0,1% membentuk endapan hijau
kekuningan (Poedjiadi, 2006).
HASIL PENGAMATAN PEREAKSI LUFF SCHOORL
Pada metode ini, HCl digunakan untuk menghidrolisis amilum menjadi
monosakarida, yang akan bereaksi dengan larutan uji Luff Schoorl
dengan mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+. Setelah itu ditambahkan
NaOH untuk menetralkan larutan sampel. Dalam metode Luff-Schoorl,
pH harus diperhatikan dengan cermat. Suasana yang terlalu asam
akan menimbulkan overestimated pada tahap titrasi sebab akan terjadi
reaksi oksidasi ion iodide menjadi I2 (Harjadi 1994).
Apabila pH terlalu tinggi (terlalu basa), maka hasil titrasi akan menjadi lebih rendah
daripada sebenarnya, karena pada pH tinggi akan terjadi resiko kesalahan, yaitu
terjadinya reaksi I2 yang terbentuk dengan air (hidrolisis). H2SO4 ditambahkan untuk
mengikat ion tembaga yang terbentuk dari hasil reduksi monosakarida dengan
pereaksi Luff-Schoorl, kemudian membentuk CuSO4. KI akan bereaksi dengan
tembaga sulfat membentuk buih coklat kehitaman. Langkah terakhir yang dilakukan
dalam metode Luff Schoorl adalah titrasi dengan natrium tiosulfat (Harjadi 1994).
Daftar Pustaka
Apriyanto, A. 1999. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Bogor: Graha Utama.
Chang, R. 2005. Kimia Dasar Jilid Dua Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
Dian Ayu, Netty Suharti, and Roslinda Rasyid. 2013. Isolasi Jamur Pengurai Pati Dari Tanah
Limbah Sagu. Jurnal Farmasi Andalas 1(1).
Harjadi, W. 1994. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia.
Kamaludin. 2010. Intisari Kimia. Ogyakarta: ADI.
Khopkar, S. 1999. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Kristina, Kristina, Evi Retno Sari, and Novia Novia. 2012. ALKALINE PRETREATMENT DAN
PROSES SIMULTAN SAKARIFIKASI–FERMENTASI UNTUK PRODUKSI ETANOL
DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT. Jurnal Teknik Kimia 18(3)
Ngili, Yohanis. 2010. Bio Kimia Dasar. Bandung: Rekayasa Sains.
Pudjiadi. Solihin. 2006. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit FKUI
Sudarmaji, Slamet. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertania. Ogyakarta: Liberti.
Sudarmo, Unggul. 2006. Kimia 3. Jakarta : Erlangga.
Underwood. 1996. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.

More Related Content

What's hot

laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Permanganometri
PermanganometriPermanganometri
PermanganometriRidwan
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstMetode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstAuliabcd
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutNurmalina Adhiyanti
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan risyanti ALENTA
 
Ppt titrasi redoks
Ppt titrasi redoksPpt titrasi redoks
Ppt titrasi redoksBillqis yh
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoPujiati Puu
 
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARPENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARMutiara Nanda
 
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBO
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBOPemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBO
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBOCarolina Silaen
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixbintangdamayanti
 

What's hot (20)

laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Permanganometri
PermanganometriPermanganometri
Permanganometri
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
praktikum biokimia
praktikum biokimiapraktikum biokimia
praktikum biokimia
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstMetode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
 
Halogen
HalogenHalogen
Halogen
 
Ppt titrasi redoks
Ppt titrasi redoksPpt titrasi redoks
Ppt titrasi redoks
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam amino
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARPENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
 
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBO
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBOPemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBO
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBO
 
1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
 

Similar to Kelompok 8 modul 2

Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaagta liem agta
 
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docx
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docxPRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docx
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docxLyuraaForg
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYAFransiska Puteri
 
analisis glukosa sebelum inversi
analisis glukosa sebelum inversianalisis glukosa sebelum inversi
analisis glukosa sebelum inversimanikaratna
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji KarbohidratParanody
 
karbohidrat, lipid dan protein
karbohidrat, lipid dan proteinkarbohidrat, lipid dan protein
karbohidrat, lipid dan proteindhira ananda
 
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif KarbohidratAnalisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif Karbohidratvinsencius guntur
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidratpure chems
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratpure chems
 
Uji karbohidrat pada makanan.docx by bista
Uji karbohidrat pada makanan.docx by bistaUji karbohidrat pada makanan.docx by bista
Uji karbohidrat pada makanan.docx by bistabistakrenzcool
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHeraChem96
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 zakirafi
 
Polarimeter
PolarimeterPolarimeter
PolarimeterAuliabcd
 

Similar to Kelompok 8 modul 2 (20)

Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agta
 
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docx
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docxPRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docx
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docx
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
 
analisis glukosa sebelum inversi
analisis glukosa sebelum inversianalisis glukosa sebelum inversi
analisis glukosa sebelum inversi
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 
karbohidrat, lipid dan protein
karbohidrat, lipid dan proteinkarbohidrat, lipid dan protein
karbohidrat, lipid dan protein
 
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif KarbohidratAnalisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif Karbohidrat
 
Laporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosaLaporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosa
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
 
Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)
 
Uji karbohidrat pada makanan.docx by bista
Uji karbohidrat pada makanan.docx by bistaUji karbohidrat pada makanan.docx by bista
Uji karbohidrat pada makanan.docx by bista
 
Uji Moore
Uji MooreUji Moore
Uji Moore
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasi
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2
 
Polarimeter
PolarimeterPolarimeter
Polarimeter
 

Recently uploaded

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 

Recently uploaded (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 

Kelompok 8 modul 2

  • 1. ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT (PEREAKSI FEHLING) DAN ANALISIS KUANTITATIF GULA PEREDUKSI (METODE LUFFSCHOORL) Kelompok 8
  • 2. Kelompok 8 Diena Karfiena 260110160078 Vini Fakhriyani 260110160079 Syahida Azzahra 260110160080 Sintha Nur Fitriani 260110160081
  • 3. ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT (PEREAKSI FEHLING) DAN ANALISIS KUANTITATIF GULA PEREDUKSI (METODE LUFFSCHOORL) Tujuan Prinsip Mekanisme Reaksi Teori Dasar Alat dan Bahan Prosedur
  • 4. TUJUAN Menganalisis karbohidrat secara kualitatif dengan pereaksi Fehling Menentukan kadar gula pereduksi dari suatu sampel meggunakan metode Luff-schoorl. PRINSIP 1. Pengendapan Reaksi terbentuknya produk yang tidak larut atau endapan (Chang, 2005) 2. Karbohidrat Senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil dalam benduk aldehid atau keton (Ngili,2010) 3. Gula Pereduksi Gula yang mengandung gugus aldehid dan keton (Kamaludin, 2010) 4. Metode Luff-schoorl Metode penentuan monosakarida dengan cara kimiawi untuk menentukan kuprioksida dalam larutan sebelum di reaksikan dengan gula reduksi dan sesudah direaksikan dengan sampel gula pereduksi (Sudamarti, 1989)
  • 5. REAKSI ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT DENGAN PEREAKSI FEHLING (Sudarmo, 2006).
  • 6. REAKSI ANALISIS KUANTITATIF DENGAN PEREAKSI LUFF SCHOORL R-COH + 2 CuO → Cu2O (s) + R-COOH (aq) H2SO4 (aq) + CuO → CuSO4 (aq) + H2O (l) CuSO4 (aq) + 2 KI (aq) → CuI2 (aq) + K2SO4 (aq) 2 CuI2 ↔ Cu2I2 + I2 I2 + Na2S2O3 → Na2S4O6 + NaI I2 + amilum → Biru (Sudarmo, 2006). (Harjadi, 1994)
  • 7. Karbohidrat dalam jeruk merupakan karbohidrat sederhana, yaitu fruktosa glukosa dan sukrosa. Dengan meningkatnya umur buah maka kandungan karbohidrat akan bertambah dan berbanding terbalik dengan kandungan asamnya. Buah jeruk manis yang langsung terkena sinar matahari memiliki kandunga karbohidrat dan vitamin Clebih banyak. (Hatta,2016)
  • 8. Uji Karbohidrat Kuantitatif Metode Luff Schoorl (Kristina,2012) Kualitatif Metode Fehling (Ayu,2013)
  • 9. Metode Fehling Gula pereduksi yaitu monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan dengan pereaksi Fehling atau Benedict menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). selain pereaksi Benedict dan Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif dengan pereaksi Tollens (Apriyanto et al 1989).
  • 10. Metode Metode Luff Schoorl Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan karbohidrat melalui penetapan kadar gula reduksi dengan metode Penentuan gula reduksi dengan metode Luff-Schoorl ditentukan bukan kuprooksidanya yang mengendap tetapi dengan menentukan kuprooksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi sesudah reaksi dengan sample gula reduksi yang dititrasi dengan Na-Thiosulfat. Selisihnya merupaka kadar gula reduksi. (Khopkar, 1999). Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi antara monosakarida dengan larutan cupper. Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Underwood, 1996).
  • 11. ALAT DAN BAHAN ALAT Buret Erlenmeyer Gelas beker Indikator amilum Kaca arloji Kapas Kertas saring Labu ukur Pembakar spiritus Statif Tabung reaksi BAHAN Aquadest H2SO4 Larutan glukosa NaOH Na-K Tartrat Na-tiosulfat Pereaksi Fehling A dan B Pereaksi Luff schoorl
  • 12. Pereaksi Fehling A Timbang CuSO4 Larutkan dalam airPereaksi Fehling B Larutkan dalam air Timbang NaOHLarutkan dalam air Timbang Na-K Tartrat Lalu mencampurkannya dalam labu ukur
  • 13. Uji Fehling Masukkan 1 ml sampel ke dalam tabung reaksi Tambahkan 5 tetes reagen fehling a dan fehling b Panaskan tabung reaksi selama 3-4 menit
  • 14. Pereaksi Luff Schoorl 388 g Na2CO3.10H2O dilarutkan dalam 400 mL aquades mendidih 50 g asam nitrat dilarutkan dalam 50 mL aquades 25 g CuSO4.5H2O dilarutkan dalam 100 mL aquades
  • 15. Lanjutan Homogenkan, jika keruh, diamkan kemudian saring Setelah dingin, tambahkan aquades hingga 1 L Tambahkan larutan CuSO4.5H2O Larutan asam nitrat di tuangkan ke dalam larutan Na2CO3.10H2O diaduk dengan hati – hati
  • 16. Prosedur 25 mL larutan ke erlenmeyer + 25 mL luff schoorl Netralkan dengan NaOH 45% dan encerkan sampel hingga 50 mL Panaskan selama 10 menit, dinginkan 25 mL fitrat ke erlenmeyer + 10 mL HCl 30% Haluskan 25 g sampel dan 100 mL air, saring
  • 17. Lanjutan Iodium yang dibebaskan di titrasi dengan Na-tiosulfat 0,1 N dengan 0,5 mL indikator amilum + 15 mL KI 20 % dan 25 mL H2SO4 6 N + batu didih, erlenmeyer ditutup dengan kapas, didihkan 10 menit, dinginkan Membuat blanko = 25 mL aquades dan 25 mL larutan luff schoorl
  • 18. HASIL PENGAMATAN PEREAKSI FEHLING Aldehid dengan larutan Fehling membentuk endapan berwarna merah bata, sedangkan keton tidak bereaksi, kecuali keton hidrolisa alfa. Larutan < 0,1% membentuk endapan hijau kekuningan (Poedjiadi, 2006).
  • 19. HASIL PENGAMATAN PEREAKSI LUFF SCHOORL Pada metode ini, HCl digunakan untuk menghidrolisis amilum menjadi monosakarida, yang akan bereaksi dengan larutan uji Luff Schoorl dengan mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+. Setelah itu ditambahkan NaOH untuk menetralkan larutan sampel. Dalam metode Luff-Schoorl, pH harus diperhatikan dengan cermat. Suasana yang terlalu asam akan menimbulkan overestimated pada tahap titrasi sebab akan terjadi reaksi oksidasi ion iodide menjadi I2 (Harjadi 1994). Apabila pH terlalu tinggi (terlalu basa), maka hasil titrasi akan menjadi lebih rendah daripada sebenarnya, karena pada pH tinggi akan terjadi resiko kesalahan, yaitu terjadinya reaksi I2 yang terbentuk dengan air (hidrolisis). H2SO4 ditambahkan untuk mengikat ion tembaga yang terbentuk dari hasil reduksi monosakarida dengan pereaksi Luff-Schoorl, kemudian membentuk CuSO4. KI akan bereaksi dengan tembaga sulfat membentuk buih coklat kehitaman. Langkah terakhir yang dilakukan dalam metode Luff Schoorl adalah titrasi dengan natrium tiosulfat (Harjadi 1994).
  • 20. Daftar Pustaka Apriyanto, A. 1999. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Bogor: Graha Utama. Chang, R. 2005. Kimia Dasar Jilid Dua Edisi 3. Jakarta: Erlangga. Dian Ayu, Netty Suharti, and Roslinda Rasyid. 2013. Isolasi Jamur Pengurai Pati Dari Tanah Limbah Sagu. Jurnal Farmasi Andalas 1(1). Harjadi, W. 1994. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia. Kamaludin. 2010. Intisari Kimia. Ogyakarta: ADI. Khopkar, S. 1999. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press. Kristina, Kristina, Evi Retno Sari, and Novia Novia. 2012. ALKALINE PRETREATMENT DAN PROSES SIMULTAN SAKARIFIKASI–FERMENTASI UNTUK PRODUKSI ETANOL DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT. Jurnal Teknik Kimia 18(3) Ngili, Yohanis. 2010. Bio Kimia Dasar. Bandung: Rekayasa Sains. Pudjiadi. Solihin. 2006. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit FKUI Sudarmaji, Slamet. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertania. Ogyakarta: Liberti. Sudarmo, Unggul. 2006. Kimia 3. Jakarta : Erlangga. Underwood. 1996. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.