SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Analisis Kesalahan Berbahasa
Kelompok 3
Ajeng Illa
Vivit Siti Fatimah
Nia
Bab VI
Kesalahan
Berbahasa Tataran
Semantik
Penjelasan
Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik dapat berkaitan
dengan bahasa tulis maupun bahasa lisan. Kesalahan dalam
tataran semantik ini penekanannya pada penyimpangan makna,
baik yang berkaitan dengan fonologi, morfologi, maupun
sintaksis. Makna yang tidak tepat ini dapat berupa:
a. Kesalahan penggunaan kata-kata yang mirip.
Digolongkan kedalam 3 kelompok, yakni: pasangan yang seasal,
pasangan yang bersaing, pasangan yang terancukan .
b. Kesalahan pilihan kata atau diksi.
Penggunaan kata-kata yang saling menggantikan yang
dipaksakan akan menimbulkan perubahan makna kalimat
bahkan merusak struktur kalimat, jika tidak disesuaikan dengan
makna atau maksud kalimat yang sebenarnya.
Lanjut............
Pemaparan dari dua point diatas:
A.1) Kesalahan karena Pasangan yang Seasal
Pasangan yang seasal adalah pasangan kata yang memiliki
bentuk asal yang sama dan makananya pun berdekatan (Alwi,
1991 : 21).
Contoh:
1. 1. Penggunaan kata Kurban dan Korban
Kata kurban dan korban sebebenarnya berasal dari kata yang
sama dari bahasa Arab, yaitu qurban.
Bentuk Tidak Baku
(1)Daging korban itu akan dibagikan kepada yang berhak
menerimanya.
(2)Jumlah kurban tanah longsor yang tewas sudah dipastikan.
• Kata qurban: 1) persembahan kepada Tuhan (kambing, sapi, dan
unta yang disembelihpada hari lebaran haji), 2) orang atau
binatang yang menderita atau mati akibat suatu kejadian,
perbuatan jahat, yang dieja menjadi korban.
Bentuk Baku
1a) Daging kurban itu akan dibagikan kepada yang berhak
menerimanya.
2a) Jumlah korban tanah longsor yang tewas sudah biasa dipastikan.
1.2 Penggunaan Kata Lolos dan Lulus
Kedua kata tersebut merupakan dua kata yang hampir sama
dalam segi bentuk maupun makna. Dari segi bentuk kedua kata
tersebut dibedakan oleh vokal yang membentuknya, yaitu vokal /o/
pada (lolos) dan vokal /u/ pada kata (lulus). Contoh yang salah:
Bentuk Tidak Baku
3) Narapidana itu lulus dari penjara tadi malam dengan merusak
terali jendela.
4) Benang sebesar itu tidak dapat lolos ke lubang jarum yang kecil itu.
• Kata lolos berarti keberhasilan melewati bahaya, rintangan.
Sedangkan lulus berarti keberhasilan melewati ujian atau
memenuhi persyaratan. Sehingga dapat kita simpulkan
bahwa apa yang ada pada contoh diatas itu salah, berikut
pembetulannya:
Bentuk Baku
3a) Narapidana itu lolos dari penjara tadi malam dengan
merusak terali jendela.
4a) Benang sebesar itu tidak dapat lulus ke lubang jarumyang
kecil itu.
1.3 Penggunaan Kata Penglepasan dan Pelepasan
Kata penglepasan oleh pemakai bahasa sering pula
digunakan di samping kata pelepasan.
Bentuk Tidak Baku
5) Acara pelepasan para wisudawan akan dimulai pukul 08.00.
6) Bayi yang beru saja dilahirkan itu mengalami cacat fisik, yaitu
di bagian penglepasannya
• Kedua kata tersebut dibentuk dengan afiks dan kata yang
sama, yaitu peng + lepas + an. Sejalan dengan kaidah
morfologis, afiks peng- jika dirangkaikan dengan bentuk dasar
yang berawal dengan fonem /l/ akan menjadi pe- bukan
menjadi peng-.
Pembetulan:
Bentuk Baku
5a) Acara penglepasan para wisudawan akan dimulai pukul
08.00.
6a) Bayi yang baru saja dilahirkan itu mengalami cacat fisik,
yaitu di bagian pelepasannya.
1.4 Penggunaan Kata Hijrah dan Hijriah
Bentuk Tidak Baku
7) Tahun baru Hijrah jatuh pada tanggal 18 Desember 2009.
8) Perpindahan Nabi Muhamad saw dari Mekah ke Madinah
disebut hijriah.
Bentuk Baku
7a) Tahun baru Hijriah jatuh pada tanggal 18 Desember 2009.
8a) perpindahan Nabi Muhamad saw dari Mekah ke Madinah
disebut hijrah.
Penjelasan:
Kata hijrah berarti perpindahan Nabi Muhamad saw dari Mekah
ke Madinah; sedangkan kata hijriah berarti berkenaan dengan
tarikh Islam yang dimulai ketika Nabi Muhamad saw berpindah
ke Madinah.
2) Kesalahan karena Pasangan yang Terancukan
Pasangan yang terancukan terjadi jika orang yang tidak
mengetahui secara pasti bentuk kata yang benar lalu
terkacaukan oleh bentuk yang dianggapnya benar.
2.1 Penggunaan Kata Sah dan Syah
• Bentuk tidak Baku:
9) Syah Iran sudah pernah berkunjung ke Indonesia.
10) Dia sekarang telah syah menjadi suami saya.
Kata sah dan syah merupakan contoh pasangan
yang terancukan. Tetapi dari segi makna katanya itu jelas
berbeda. Sah berarti sudah sesuai dengan hukum;
sedangkan syah berarti raja. Berikut perbaikannya:
Bentuk Baku
9a) Syah Iran sudah pernah berkunjung ke Indonesia.
10a) Dia sekarang telah sah menjadi suami saya.
2.2. Penggunaan kata Folio dan Polio
Bentuk Tidak Baku
11) Pegawai itu baru saja membeli kertas polio di Toko
Laris.
12) Adiknya sejak kecil menderita penyakit folio.
• Kata polio memiliki makna penyakit pada tulang; sedangkan
kata folio berarti ukuran kertas.
Bentuk Baku
11a) Pegawai itu baru saja membeli kertas folio di Toko Laris.
12a) Adiknya sejak kecil menderita penyakit polio.
2.3. Penggunakan Kata termohon dan Pemohon
Bentuk Tidak baku
13) Karena anaknya diperlukan tidak adil, termohon merasa
kecewa.
14) Seseorang yang dimintai permohonan disebut pemohon.
Kata termohon berarti orang yang dimintai permohonan;
sedangkan kata pemohon berarti pihak atau orang yang
memohon.
Bentuk Baku: 13a) Karena anaknya diperlakukan tidak adil,
pemohon merasa kecewa.
14a) Seseorang yang dimintai permohonan disebut
termohon.
2.4. penggunakan Kata Petinju dan Peninju
Bentuk Tidak Baku
15) Peninju itu sudah berkali-kali merebut medali
emas.
16) Petinju adikmu tadi sudah diamankan polisi.
Proses morfologis dari keduanya ( prefiks yang
melekat) berbeda. Kata petinju berasal dari per +
tinju; sedangkan kata peninju berasal dari peng +
tinju. Kata petinju berarti orang yang bertinju dan
berkaitan dengan tindakan bertinju. Sedangkan kata
peninju berarti orang yang meninju dan berkaitan
dengan tindakan meninju.
Bentuk Baku
15a) Petinju itu sudah berkali-kali merebut medal emas.
16a) peninju adikmu tadi sudah diamankan polisi.
2.5 Penggunaan Kata Antar dan Antara
Bentuk tidak Baku
17) Antara perguruan tinggi swasta di kota ini mengadakan
pertandingan basket.
18) Antaraku dan dia sekarang sudah tidak ada hubungan lagi.
Bentuk Baku:
17a) Antarperguruan tinggi swasta di kota ini mengadakan
pertandingan basket.
18a) Antara aku dan dia sekarang sudah tidak ada hubungan lagi.
Penjelasan:
Kata antar dipakai apabila diikuti satu objek; sedangkan kata antara
dipakai apabila diikuti dua objek atau dua hal yang biasanya
dikombinasikan dengan pemakaian kata dengan kadang-kadang
didahului preposisi di.
Penggunaan kata besok dan esok
Kata besok memiliki makna hari sesudah hari ini,
esok hari.
Sedangkan kata esok memiliki makna hari pertama
sesudah hari ini, pada suatu waktu yang akan
datang.
Contoh :
• Besok lusa kita perbaiki cara ini agar menjadi lebih
baik -> Esok lusa kita perbaiki cara ini agar menjadi
lebih baik
• Bibi akan datang esok pagi dengan nenek -> bibi
akan datang besok pagi dengan nenek
Penggunaan kata penganggur dan
pengangguran
Kata penganggur bermakna orang yang menganggur
(yang tidak mempunyai pekerjaan)
Sedangkan kata pengangguran bermakna hal atau
keadaan menganggur
Contoh :
• Selama menjadi pengangguran, harta bendanya habis
terjual untuk makan -> selama menjadi penganggur,
harta bendanya habis terjual untuk makan
• Masa setelah perang biasanya menimbulkan banyak
penganggur -> Masa setelah perang biasanya
menimbulkan banyak pengangguran
Penggunaan kata yang berhomofon
dan berhomograf
Dalam bahasa Indonesia terdapat kata yang
memiliki kemiripan atau kesamaan bentuk, tetapi
maknanya berbeda seperti homofon dan homograf.
Homofon
Pelafalan kata sanksi dan sangsi sama akan tetapi
ejaan dan arti dari kedua berbeda. Sanksi berarti
hukuman sedangkan sangsi berarti ragu-ragu
Contoh :
• Aku sanksi dengan pernyataan yang baru saja kamu
ucapkan, karena berkali-kali kamu sudah
membohongi aku -> Aku sangsi dengan pernyataan
yang baru saja kamu ucapkan, karena berkali-kali
kamu sudah membohongi aku
• Sangsi apa yang akan diberikan kepada warga yang
melanggar adat itu? -> Sanksi apa yang akan
diberikan kepada warga yang melanggar adat itu?
Homograf
Pelafalan kata apel sama-sama dalam penulisannya
namun berbeda dalam pengucapan dan maknanya.
Kata apél (e taling) berarti berkunjung ke rumah
kekasih sedangkan kata apêl berarti nama buah.
Contoh :
• Berapa kilo gram apél yang sudah kamu beli
kemarin? -> Berapa kilo gram apêl yang sudah
kamu beli kemarin?
• Antok Sabtu malam apêl ke rumah Santi -> Antok
Sabtu malam apél ke rumah Santi
Kesalahan karena pilihan kata yang
tidak tepat
Ada 2 istilah yakni :
1. Pemilihan kata adalah proses atau tindakan
memilih kata yang dapat mengungkapkan gagasan
secara tepat
2. Pilihan kata adalah hasil proses atau tindakan
tersebut
• Setiap kata memiliki makna tertentu yang berbeda
dengan kata yang lain tetapi ada beberapa kata
yang memiliki makna yang hampir sama namun jika
diteliti lebih dalam akan memiliki perbedaan.
• Biasanya orang membuka kamus untuk mengetahui
sebuah makna ataupun lebih dari itu untuk
menemukan kata tertentu apakah pemakaiannya
sudah tepat.
• Mengapa kita harus memperhatikan pilihan kata?
Penggunaan kata pukul dan jam
Kata pukul menunjukan waktu sedangkan kata jam
menunjukan jangka waktu.
Contoh :
• Hari ini akan kita bicarakan masalah majemuk dalam bahasa
Indonesia hingga kira-kira jam 14.00 -> Hari ini akan kita
bicarakan masalah majemuk dalam bahasa Indonesia hingga
kira-kira pukul 14.00
• Beberapa dokter mengoperasi pasien penyakit jantung
koroner selama 3 jam, yaitu jam 13.00 s.d 16.00 -> Beberapa
dokter mengoperasi pasien penyakit jantung koroner selama
3 jam, yaitu pukul 13.00 s.d 16.00
• Selama dua pukul aku menunggumu di sini, tetapi kamu tidak
datang juga -> Selama dua jam aku menunggumu di sini,
tetapi kamu tidak datang juga
Penggunaan kata masing-masing
dan tiap-tiap
Kata masing-masing bermakna seorang-seorang,
sendiri-sendiri, tiap-tiap orang . Kata masing-masing
tidak boleh diikuti nomina dan biasanya nomina itu
sudah disebutkan lebih dahulu. Sedangkan kata tiap-
tiap bermakna tiap. Kata tiap-tiap harus diikuti oleh
nomina.
Contoh :
• Masing-masing peserta boleh mengirimkan lebih satu
cerpen -> Tiap-tiap peserta boleh mengirimkan lebih
satu cerpen
• Kelompok tiap-tiap terdiri atas enam orang saja ->
Kelompok masing-masing terdiri atas enam orang saja
Penggunaan kata pertandingan dan
perlombaan
Kata pertandingan berarti dua pihak yang berhadapan
seperti tinju,bulu tangkis, sepak bola . Sedangkan kata
perlombaan berarti kegiatan mengadu ketangkasan
atau keterampilan seperti baca puisi.
Contoh :
• Dalam peringatan 17 Agustus tahun ini akan diadakan
perlombaan catur antar RT -> Dalam peringatan 17
Agustus tahun ini akan diadakan pertandingan catur
antar RT
• Perlombaan sepak bola itu tetap berlangsung
walaupun diguyur hujan -> Pertandingan sepak bola itu
tetap berlangsung walaupun diguyur hujan
 Penggunaan kata tidak dan bukan
Kata tidak dipakai untuk mengingkari verba. Adjekriva, dan
adverbia. Sedangkan kata bukan untuk mengingkari nomina,
pronomina, dan numerelia. Dalam kalimat yang bersifat
korektif, kata bukan sering dipakai untuk mengingkari verba
dan adjektiva. Apabila kalimanya tidak bersifat korektif, maka
kata bukan tidak bleh dipakai untuk mengingkari kata selain
nomina, pronomina dan numerelia.
Contoh :
• Andika bukan mengerjakan pekerjaan rumah, sehingga
dimarahi Pak Rudi -> Andika tidak mengerjakan pekerjaan
rumah, sehingga dimarahi Pak Rudi
• Tidak orang yang menabrak yang salah, melainkan orang yang
menyebrang tanpa perhitungan itu melanggar lalu lintas ->
Bukanorang yang menabrak yang salah, melainkan orang
yang menyebrang tanpa perhitungan itu melanggar lalu lintas
Penggunaan kata separo dan
setengah
Kata separo mengandung makna sebagian dari
beberapa sedangkan kata setengah juga bermakna
sebagian (sejumlah) dari beberapa (seluruhnya).
Contoh :
• Separo jam yang lalu orang itu meninggalkan
tempat ini -> Setengah jam yang lalu orang itu
meninggalkan tempat ini
• Bagi Indra, nilai delapan separo dapat diperoleh
dengan mudah -> Bagi Indra, nilai delapan setengah
dapat diperoleh dengan mudah
Penggunaan kata juara dan
pemenang
Kata juara bermakna orang (regu) yang mendapat
kemenangan dalam pertandingan terakhir.
Sedangkan pemenang bermakna orang (pihak) yang
menang.
Contoh :
• Katerina Jeslyn adalah pemenang 1 di kelasnya ->
Katerina Jeslyn adalah juara 1 di kelasnya
• Endang Bachtiar Santoso juara 1 undian berhadiah
itu -> Endang Bachtiar Santoso pemenang 1 undian
berhadiah itu
Penggunaan kata rakyat dan
masyarakat
Kata rakyat berkaitan dengan sebuah negara
sedangkan kata masyarakat berkaitan dengan
kelompok sosial yang tinggal di suatu wilayah negara.
Contoh :
• Kesadaran rakyat tutur bahasa Jawa dalam
menggunakan ‘unggah-unggah basa’ semakin
meningkat -> Kesadaran masyarakat tutur bahasa Jawa
dalam menggunakan ‘unggah-unggah basa’ semakin
meningkat
• Sebagian besar bahasa kedua masyarakat Indonesia
adalah bahasa Indonesia -> Sebagian besar bahasa
kedua rakyat Indonesia adalah bahasa Indonesia
Penggunaan kata sudah dan telah
Persamaan kata sudah dan telah :
1) Kata sudah mencakupi makna cukup sekian atau
cukup sampai di sini, sedangkan telah tidak
2) Kata sudah dapat berdiri sendiri sebagai unsur
tunggal did alam kalusa, sedangkan kata telah
tidak
3) Kata sudah dapat digunakan dalam bentuk inversi,
sedangkan kata telah tidak
4) Kata sudah mempunyai hubungan yang renggang
dengan predikat, tetapi kata telah lebih rapat.
Penggunaan kata mantan dan bekas
Kata bekas cenederung mengandung konotasi yang
negatif, terutama jika digunakan untuk mengacu pada
orang. Sedangkan kata mantan bertujuan untuk
menghilangkan konotasi negatif dengan maksud
menghormati orang yang diacu.
Contoh :
• Mantan perampok itu kini mendekam di terali besi
karena dihukum lima tahun -> bekas perampok itu kini
mendekam di terali besi karena dihukum lima tahun
• Bekas gubernur itu masih berkarisma di mata warga ->
mantan gubernur itu masih berkarisma di mata warga
Penggunaan kata bakal dan calon
Kata bakal berkolokasi dengan kata benda
noninsani sedangkan kata calon berkolokasi dengan
kata benda insani.
Contoh :
• Pohon kelapa di kebun Pak Martha hingga kini
belum menampakkan calon buahnya -> Pohon
kelapa di kebun Pak Martha hingga kini belum
menampakkan bakal buahnya
• Di ruang tamu Yulita sedang berbincang-bincang
dengan bakal suaminya -> Di ruang tamu Yulita
sedang berbincang-bincang dengan calon suaminya
Penggunaan kata istri dan bini
Kata bini selain mempunyai nilai rasa yang berkonotasi
kepada kelompok sosial tertentu, juga empunyai nilai rasa
yang cendreung merujuk pada situasi tertentu yang bersifat
informal. Sedangkan kata istri mempunyai nilai rasa yang
bersifat netral, tidak berkonotasi terhadap kelompok sosial
tertentu dan daat digunakan untuk keperluan formal maupun
informal.
Contoh :
• Kami mengharap kehadiran Bapak Direktur beserta bini ->
Kami mengharap kehadiran Bapak Direktur beserta istri
• Setiap hari Mak Raminah mengasuh anak-anaknya saka, dia
menjadi istri dapur -> Setiap hari Mak Raminah mengasuh
anak-anaknya saka, dia menjadi bini dapur
Penggunaan kata baju dan busana
Kata baju mempunyai asosiasi semata-mata dengan
pakaian yang umumnya dibuat dari kain yang dikenakan
di badan. Sedangkan kata busana yakni pakaian yang
bagus baik bahannya maupun modenya.
Contoh :
• Pengemis itu kemana-kemana mengenakan busana
yang lusuh -> Pengemis itu kemana-kemana
mengenakan baju yang lusuh
• Peserta festival pakaian adat itu mengenakan baju dari
daerah masing-masing -> Peserta festival pakaian adat
itu mengenakan busana dari daerah masing-masing
Penggunaan kata prakiraan dan
ramalan
Kata prakiraan lebih tepat untuk menyatakan
perhitungan tentang cuaca dariapda kata ramalan,
tetapi belum cukup cermat untuk menyatakan hasil
perhitungan yang dilakukan sebelum peristiwa terjadi.
Sedangkan kata ramalan biasa dihubungkan dengan
nasib orang dan bersifat kelenik, tidak rasional, atau
tidak ilmiah.
Contoh :
• Prakiraannya tentang nasib seseorang sangat jitu ->
ramalannya tentang nasib seseorang sangat jitu
• Petugas metereologi itu membuat ramalan cuaca ->
Petugas metereologi itu membuat prakiraan cuaca
Terimakasih 

More Related Content

What's hot

Aspek gramatikal wacana
Aspek gramatikal wacanaAspek gramatikal wacana
Aspek gramatikal wacanamursiaekawati
 
Arguments in an Analytical Exposition Text
Arguments in an Analytical Exposition TextArguments in an Analytical Exposition Text
Arguments in an Analytical Exposition TextRusdi Noor Rosa
 
Sintaksis bahasa indonesia
Sintaksis bahasa indonesiaSintaksis bahasa indonesia
Sintaksis bahasa indonesiaDarwis Maulana
 
Materi 2 morfem (rev)
Materi 2 morfem (rev)Materi 2 morfem (rev)
Materi 2 morfem (rev)anggerio
 
Pp konsep dasar sosiolinguistik
Pp konsep dasar sosiolinguistikPp konsep dasar sosiolinguistik
Pp konsep dasar sosiolinguistikDiana NakEmak
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 
Penyuntingan naskah karangan
Penyuntingan naskah karanganPenyuntingan naskah karangan
Penyuntingan naskah karangannoval Sidik
 
Makalah alih kode dan campur kode
Makalah alih kode dan campur kodeMakalah alih kode dan campur kode
Makalah alih kode dan campur kodeYuliana Aminulloh
 
afiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesiaafiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesiaRakha Al
 
Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia Lia Aldiana
 
Morfologi Reduplikasi Kata
Morfologi Reduplikasi KataMorfologi Reduplikasi Kata
Morfologi Reduplikasi KataTifanny Ellies
 

What's hot (20)

Aspek gramatikal wacana
Aspek gramatikal wacanaAspek gramatikal wacana
Aspek gramatikal wacana
 
Arguments in an Analytical Exposition Text
Arguments in an Analytical Exposition TextArguments in an Analytical Exposition Text
Arguments in an Analytical Exposition Text
 
Makalah semantik
Makalah semantikMakalah semantik
Makalah semantik
 
Pengertian dan Jenis Frasa
Pengertian dan Jenis FrasaPengertian dan Jenis Frasa
Pengertian dan Jenis Frasa
 
Sintaksis bahasa indonesia
Sintaksis bahasa indonesiaSintaksis bahasa indonesia
Sintaksis bahasa indonesia
 
Penulisan paragraf
Penulisan paragrafPenulisan paragraf
Penulisan paragraf
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Relasi makna
Relasi maknaRelasi makna
Relasi makna
 
Materi 2 morfem (rev)
Materi 2 morfem (rev)Materi 2 morfem (rev)
Materi 2 morfem (rev)
 
Pp konsep dasar sosiolinguistik
Pp konsep dasar sosiolinguistikPp konsep dasar sosiolinguistik
Pp konsep dasar sosiolinguistik
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
Penyuntingan naskah karangan
Penyuntingan naskah karanganPenyuntingan naskah karangan
Penyuntingan naskah karangan
 
Makalah alih kode dan campur kode
Makalah alih kode dan campur kodeMakalah alih kode dan campur kode
Makalah alih kode dan campur kode
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
KALIMAT
KALIMATKALIMAT
KALIMAT
 
PARAGRAF (ppt)
PARAGRAF (ppt)PARAGRAF (ppt)
PARAGRAF (ppt)
 
afiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesiaafiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesia
 
Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia
 
Morfologi Reduplikasi Kata
Morfologi Reduplikasi KataMorfologi Reduplikasi Kata
Morfologi Reduplikasi Kata
 

Similar to Analisis kesalahan berbahasa - kesalahan berbahasa tataran semantik

Kohesi leksikal dan gramatikal
Kohesi leksikal dan gramatikalKohesi leksikal dan gramatikal
Kohesi leksikal dan gramatikalRitma Ariesha
 
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2Andrea Camizzwhara
 
Kalimat dan Kalimat Efektif.docx
Kalimat dan Kalimat Efektif.docxKalimat dan Kalimat Efektif.docx
Kalimat dan Kalimat Efektif.docxFanisaMartiani
 
Tatabahasa Tingkatan 1
Tatabahasa Tingkatan 1Tatabahasa Tingkatan 1
Tatabahasa Tingkatan 1ly infinitryx
 
BAHASA MELAYU STPM ( PROSES PENERBITAN AYAT )
BAHASA MELAYU STPM ( PROSES PENERBITAN AYAT )BAHASA MELAYU STPM ( PROSES PENERBITAN AYAT )
BAHASA MELAYU STPM ( PROSES PENERBITAN AYAT )Nazira M
 
ppt kel2.pptx
ppt kel2.pptxppt kel2.pptx
ppt kel2.pptxfata31
 
7. kalimat efektif
7. kalimat efektif 7. kalimat efektif
7. kalimat efektif busitisahara
 
Makna denotasi dan konotasi
Makna denotasi dan konotasiMakna denotasi dan konotasi
Makna denotasi dan konotasiAbu Ja'far
 
Ayat majmuk pancangan ii
Ayat majmuk pancangan iiAyat majmuk pancangan ii
Ayat majmuk pancangan iifiro HAR
 
Tautan dan runtutan power copy3
Tautan dan runtutan  power   copy3Tautan dan runtutan  power   copy3
Tautan dan runtutan power copy3Izham Jaafar
 
Kalimat verbal dan nominal
Kalimat verbal dan nominalKalimat verbal dan nominal
Kalimat verbal dan nominalPupunk Muhammad
 
Diksi dan Kalimat Efektif
Diksi dan Kalimat EfektifDiksi dan Kalimat Efektif
Diksi dan Kalimat EfektifNini Ibrahim01
 
Penerapan kaidah bahasa Indonesia
Penerapan kaidah bahasa IndonesiaPenerapan kaidah bahasa Indonesia
Penerapan kaidah bahasa IndonesiaWisnu Nugroho Aji
 
Bahasa indonesia pertemuan iii
Bahasa indonesia pertemuan iiiBahasa indonesia pertemuan iii
Bahasa indonesia pertemuan iiiMuharam Bayu
 
materi-bhs-indonesia-mku-bhs-yang-baik-dan-benar.pdf
materi-bhs-indonesia-mku-bhs-yang-baik-dan-benar.pdfmateri-bhs-indonesia-mku-bhs-yang-baik-dan-benar.pdf
materi-bhs-indonesia-mku-bhs-yang-baik-dan-benar.pdfinnocahyaningtyas
 

Similar to Analisis kesalahan berbahasa - kesalahan berbahasa tataran semantik (20)

Kohesi leksikal dan gramatikal
Kohesi leksikal dan gramatikalKohesi leksikal dan gramatikal
Kohesi leksikal dan gramatikal
 
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2
 
Kalimat dan Kalimat Efektif.docx
Kalimat dan Kalimat Efektif.docxKalimat dan Kalimat Efektif.docx
Kalimat dan Kalimat Efektif.docx
 
Tatabahasa Tingkatan 1
Tatabahasa Tingkatan 1Tatabahasa Tingkatan 1
Tatabahasa Tingkatan 1
 
BAHASA MELAYU STPM ( PROSES PENERBITAN AYAT )
BAHASA MELAYU STPM ( PROSES PENERBITAN AYAT )BAHASA MELAYU STPM ( PROSES PENERBITAN AYAT )
BAHASA MELAYU STPM ( PROSES PENERBITAN AYAT )
 
ppt kel2.pptx
ppt kel2.pptxppt kel2.pptx
ppt kel2.pptx
 
7. kalimat efektif
7. kalimat efektif 7. kalimat efektif
7. kalimat efektif
 
Makna denotasi dan konotasi
Makna denotasi dan konotasiMakna denotasi dan konotasi
Makna denotasi dan konotasi
 
Ayat majmuk pancangan ii
Ayat majmuk pancangan iiAyat majmuk pancangan ii
Ayat majmuk pancangan ii
 
Tautan dan runtutan power copy3
Tautan dan runtutan  power   copy3Tautan dan runtutan  power   copy3
Tautan dan runtutan power copy3
 
Kalimat verbal dan nominal
Kalimat verbal dan nominalKalimat verbal dan nominal
Kalimat verbal dan nominal
 
Diksi dan Kalimat Efektif
Diksi dan Kalimat EfektifDiksi dan Kalimat Efektif
Diksi dan Kalimat Efektif
 
Penerapan Kaidah Bahasa
Penerapan Kaidah BahasaPenerapan Kaidah Bahasa
Penerapan Kaidah Bahasa
 
Penerapan kaidah bahasa Indonesia
Penerapan kaidah bahasa IndonesiaPenerapan kaidah bahasa Indonesia
Penerapan kaidah bahasa Indonesia
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Bahasa indonesia pertemuan iii
Bahasa indonesia pertemuan iiiBahasa indonesia pertemuan iii
Bahasa indonesia pertemuan iii
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
WACANA.pptx
WACANA.pptxWACANA.pptx
WACANA.pptx
 
materi-bhs-indonesia-mku-bhs-yang-baik-dan-benar.pdf
materi-bhs-indonesia-mku-bhs-yang-baik-dan-benar.pdfmateri-bhs-indonesia-mku-bhs-yang-baik-dan-benar.pdf
materi-bhs-indonesia-mku-bhs-yang-baik-dan-benar.pdf
 

More from AjengIlla

mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraanmengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraanAjengIlla
 
Semantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabuSemantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabuAjengIlla
 
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaSejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaAjengIlla
 
Puisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraPuisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraAjengIlla
 
Psikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesiaPsikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesiaAjengIlla
 
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerPsikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerAjengIlla
 
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruanProfesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruanAjengIlla
 
Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-AjengIlla
 
studi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanastudi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanaAjengIlla
 
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980AjengIlla
 
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaansastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaanAjengIlla
 
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatsastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatAjengIlla
 
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajarperencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajarAjengIlla
 
kompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikankompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikanAjengIlla
 
metode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenmetode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenAjengIlla
 
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranpengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranAjengIlla
 
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasasosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasaAjengIlla
 
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistiksikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistikAjengIlla
 
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarangAjengIlla
 
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesiakajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesiaAjengIlla
 

More from AjengIlla (20)

mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraanmengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
 
Semantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabuSemantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabu
 
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaSejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
 
Puisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraPuisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastra
 
Psikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesiaPsikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesia
 
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerPsikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
 
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruanProfesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
 
Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-
 
studi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanastudi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacana
 
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
 
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaansastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
 
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatsastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
 
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajarperencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
 
kompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikankompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikan
 
metode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenmetode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimen
 
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranpengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
 
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasasosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
 
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistiksikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
 
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesiakajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
 

Recently uploaded

Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxcupulin
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 

Recently uploaded (20)

Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 

Analisis kesalahan berbahasa - kesalahan berbahasa tataran semantik

  • 1. Analisis Kesalahan Berbahasa Kelompok 3 Ajeng Illa Vivit Siti Fatimah Nia
  • 3. Penjelasan Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik dapat berkaitan dengan bahasa tulis maupun bahasa lisan. Kesalahan dalam tataran semantik ini penekanannya pada penyimpangan makna, baik yang berkaitan dengan fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Makna yang tidak tepat ini dapat berupa: a. Kesalahan penggunaan kata-kata yang mirip. Digolongkan kedalam 3 kelompok, yakni: pasangan yang seasal, pasangan yang bersaing, pasangan yang terancukan . b. Kesalahan pilihan kata atau diksi. Penggunaan kata-kata yang saling menggantikan yang dipaksakan akan menimbulkan perubahan makna kalimat bahkan merusak struktur kalimat, jika tidak disesuaikan dengan makna atau maksud kalimat yang sebenarnya.
  • 4. Lanjut............ Pemaparan dari dua point diatas: A.1) Kesalahan karena Pasangan yang Seasal Pasangan yang seasal adalah pasangan kata yang memiliki bentuk asal yang sama dan makananya pun berdekatan (Alwi, 1991 : 21). Contoh: 1. 1. Penggunaan kata Kurban dan Korban Kata kurban dan korban sebebenarnya berasal dari kata yang sama dari bahasa Arab, yaitu qurban. Bentuk Tidak Baku (1)Daging korban itu akan dibagikan kepada yang berhak menerimanya. (2)Jumlah kurban tanah longsor yang tewas sudah dipastikan.
  • 5. • Kata qurban: 1) persembahan kepada Tuhan (kambing, sapi, dan unta yang disembelihpada hari lebaran haji), 2) orang atau binatang yang menderita atau mati akibat suatu kejadian, perbuatan jahat, yang dieja menjadi korban. Bentuk Baku 1a) Daging kurban itu akan dibagikan kepada yang berhak menerimanya. 2a) Jumlah korban tanah longsor yang tewas sudah biasa dipastikan. 1.2 Penggunaan Kata Lolos dan Lulus Kedua kata tersebut merupakan dua kata yang hampir sama dalam segi bentuk maupun makna. Dari segi bentuk kedua kata tersebut dibedakan oleh vokal yang membentuknya, yaitu vokal /o/ pada (lolos) dan vokal /u/ pada kata (lulus). Contoh yang salah: Bentuk Tidak Baku 3) Narapidana itu lulus dari penjara tadi malam dengan merusak terali jendela. 4) Benang sebesar itu tidak dapat lolos ke lubang jarum yang kecil itu.
  • 6. • Kata lolos berarti keberhasilan melewati bahaya, rintangan. Sedangkan lulus berarti keberhasilan melewati ujian atau memenuhi persyaratan. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa apa yang ada pada contoh diatas itu salah, berikut pembetulannya: Bentuk Baku 3a) Narapidana itu lolos dari penjara tadi malam dengan merusak terali jendela. 4a) Benang sebesar itu tidak dapat lulus ke lubang jarumyang kecil itu. 1.3 Penggunaan Kata Penglepasan dan Pelepasan Kata penglepasan oleh pemakai bahasa sering pula digunakan di samping kata pelepasan. Bentuk Tidak Baku 5) Acara pelepasan para wisudawan akan dimulai pukul 08.00. 6) Bayi yang beru saja dilahirkan itu mengalami cacat fisik, yaitu di bagian penglepasannya
  • 7. • Kedua kata tersebut dibentuk dengan afiks dan kata yang sama, yaitu peng + lepas + an. Sejalan dengan kaidah morfologis, afiks peng- jika dirangkaikan dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l/ akan menjadi pe- bukan menjadi peng-. Pembetulan: Bentuk Baku 5a) Acara penglepasan para wisudawan akan dimulai pukul 08.00. 6a) Bayi yang baru saja dilahirkan itu mengalami cacat fisik, yaitu di bagian pelepasannya. 1.4 Penggunaan Kata Hijrah dan Hijriah Bentuk Tidak Baku 7) Tahun baru Hijrah jatuh pada tanggal 18 Desember 2009. 8) Perpindahan Nabi Muhamad saw dari Mekah ke Madinah disebut hijriah.
  • 8. Bentuk Baku 7a) Tahun baru Hijriah jatuh pada tanggal 18 Desember 2009. 8a) perpindahan Nabi Muhamad saw dari Mekah ke Madinah disebut hijrah. Penjelasan: Kata hijrah berarti perpindahan Nabi Muhamad saw dari Mekah ke Madinah; sedangkan kata hijriah berarti berkenaan dengan tarikh Islam yang dimulai ketika Nabi Muhamad saw berpindah ke Madinah. 2) Kesalahan karena Pasangan yang Terancukan Pasangan yang terancukan terjadi jika orang yang tidak mengetahui secara pasti bentuk kata yang benar lalu terkacaukan oleh bentuk yang dianggapnya benar. 2.1 Penggunaan Kata Sah dan Syah
  • 9. • Bentuk tidak Baku: 9) Syah Iran sudah pernah berkunjung ke Indonesia. 10) Dia sekarang telah syah menjadi suami saya. Kata sah dan syah merupakan contoh pasangan yang terancukan. Tetapi dari segi makna katanya itu jelas berbeda. Sah berarti sudah sesuai dengan hukum; sedangkan syah berarti raja. Berikut perbaikannya: Bentuk Baku 9a) Syah Iran sudah pernah berkunjung ke Indonesia. 10a) Dia sekarang telah sah menjadi suami saya. 2.2. Penggunaan kata Folio dan Polio Bentuk Tidak Baku 11) Pegawai itu baru saja membeli kertas polio di Toko Laris. 12) Adiknya sejak kecil menderita penyakit folio.
  • 10. • Kata polio memiliki makna penyakit pada tulang; sedangkan kata folio berarti ukuran kertas. Bentuk Baku 11a) Pegawai itu baru saja membeli kertas folio di Toko Laris. 12a) Adiknya sejak kecil menderita penyakit polio. 2.3. Penggunakan Kata termohon dan Pemohon Bentuk Tidak baku 13) Karena anaknya diperlukan tidak adil, termohon merasa kecewa. 14) Seseorang yang dimintai permohonan disebut pemohon. Kata termohon berarti orang yang dimintai permohonan; sedangkan kata pemohon berarti pihak atau orang yang memohon. Bentuk Baku: 13a) Karena anaknya diperlakukan tidak adil, pemohon merasa kecewa.
  • 11. 14a) Seseorang yang dimintai permohonan disebut termohon. 2.4. penggunakan Kata Petinju dan Peninju Bentuk Tidak Baku 15) Peninju itu sudah berkali-kali merebut medali emas. 16) Petinju adikmu tadi sudah diamankan polisi. Proses morfologis dari keduanya ( prefiks yang melekat) berbeda. Kata petinju berasal dari per + tinju; sedangkan kata peninju berasal dari peng + tinju. Kata petinju berarti orang yang bertinju dan berkaitan dengan tindakan bertinju. Sedangkan kata peninju berarti orang yang meninju dan berkaitan dengan tindakan meninju.
  • 12. Bentuk Baku 15a) Petinju itu sudah berkali-kali merebut medal emas. 16a) peninju adikmu tadi sudah diamankan polisi. 2.5 Penggunaan Kata Antar dan Antara Bentuk tidak Baku 17) Antara perguruan tinggi swasta di kota ini mengadakan pertandingan basket. 18) Antaraku dan dia sekarang sudah tidak ada hubungan lagi. Bentuk Baku: 17a) Antarperguruan tinggi swasta di kota ini mengadakan pertandingan basket. 18a) Antara aku dan dia sekarang sudah tidak ada hubungan lagi. Penjelasan: Kata antar dipakai apabila diikuti satu objek; sedangkan kata antara dipakai apabila diikuti dua objek atau dua hal yang biasanya dikombinasikan dengan pemakaian kata dengan kadang-kadang didahului preposisi di.
  • 13. Penggunaan kata besok dan esok Kata besok memiliki makna hari sesudah hari ini, esok hari. Sedangkan kata esok memiliki makna hari pertama sesudah hari ini, pada suatu waktu yang akan datang. Contoh : • Besok lusa kita perbaiki cara ini agar menjadi lebih baik -> Esok lusa kita perbaiki cara ini agar menjadi lebih baik • Bibi akan datang esok pagi dengan nenek -> bibi akan datang besok pagi dengan nenek
  • 14. Penggunaan kata penganggur dan pengangguran Kata penganggur bermakna orang yang menganggur (yang tidak mempunyai pekerjaan) Sedangkan kata pengangguran bermakna hal atau keadaan menganggur Contoh : • Selama menjadi pengangguran, harta bendanya habis terjual untuk makan -> selama menjadi penganggur, harta bendanya habis terjual untuk makan • Masa setelah perang biasanya menimbulkan banyak penganggur -> Masa setelah perang biasanya menimbulkan banyak pengangguran
  • 15. Penggunaan kata yang berhomofon dan berhomograf Dalam bahasa Indonesia terdapat kata yang memiliki kemiripan atau kesamaan bentuk, tetapi maknanya berbeda seperti homofon dan homograf.
  • 16. Homofon Pelafalan kata sanksi dan sangsi sama akan tetapi ejaan dan arti dari kedua berbeda. Sanksi berarti hukuman sedangkan sangsi berarti ragu-ragu Contoh : • Aku sanksi dengan pernyataan yang baru saja kamu ucapkan, karena berkali-kali kamu sudah membohongi aku -> Aku sangsi dengan pernyataan yang baru saja kamu ucapkan, karena berkali-kali kamu sudah membohongi aku • Sangsi apa yang akan diberikan kepada warga yang melanggar adat itu? -> Sanksi apa yang akan diberikan kepada warga yang melanggar adat itu?
  • 17. Homograf Pelafalan kata apel sama-sama dalam penulisannya namun berbeda dalam pengucapan dan maknanya. Kata apél (e taling) berarti berkunjung ke rumah kekasih sedangkan kata apêl berarti nama buah. Contoh : • Berapa kilo gram apél yang sudah kamu beli kemarin? -> Berapa kilo gram apêl yang sudah kamu beli kemarin? • Antok Sabtu malam apêl ke rumah Santi -> Antok Sabtu malam apél ke rumah Santi
  • 18. Kesalahan karena pilihan kata yang tidak tepat Ada 2 istilah yakni : 1. Pemilihan kata adalah proses atau tindakan memilih kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat 2. Pilihan kata adalah hasil proses atau tindakan tersebut
  • 19. • Setiap kata memiliki makna tertentu yang berbeda dengan kata yang lain tetapi ada beberapa kata yang memiliki makna yang hampir sama namun jika diteliti lebih dalam akan memiliki perbedaan. • Biasanya orang membuka kamus untuk mengetahui sebuah makna ataupun lebih dari itu untuk menemukan kata tertentu apakah pemakaiannya sudah tepat. • Mengapa kita harus memperhatikan pilihan kata?
  • 20. Penggunaan kata pukul dan jam Kata pukul menunjukan waktu sedangkan kata jam menunjukan jangka waktu. Contoh : • Hari ini akan kita bicarakan masalah majemuk dalam bahasa Indonesia hingga kira-kira jam 14.00 -> Hari ini akan kita bicarakan masalah majemuk dalam bahasa Indonesia hingga kira-kira pukul 14.00 • Beberapa dokter mengoperasi pasien penyakit jantung koroner selama 3 jam, yaitu jam 13.00 s.d 16.00 -> Beberapa dokter mengoperasi pasien penyakit jantung koroner selama 3 jam, yaitu pukul 13.00 s.d 16.00 • Selama dua pukul aku menunggumu di sini, tetapi kamu tidak datang juga -> Selama dua jam aku menunggumu di sini, tetapi kamu tidak datang juga
  • 21. Penggunaan kata masing-masing dan tiap-tiap Kata masing-masing bermakna seorang-seorang, sendiri-sendiri, tiap-tiap orang . Kata masing-masing tidak boleh diikuti nomina dan biasanya nomina itu sudah disebutkan lebih dahulu. Sedangkan kata tiap- tiap bermakna tiap. Kata tiap-tiap harus diikuti oleh nomina. Contoh : • Masing-masing peserta boleh mengirimkan lebih satu cerpen -> Tiap-tiap peserta boleh mengirimkan lebih satu cerpen • Kelompok tiap-tiap terdiri atas enam orang saja -> Kelompok masing-masing terdiri atas enam orang saja
  • 22. Penggunaan kata pertandingan dan perlombaan Kata pertandingan berarti dua pihak yang berhadapan seperti tinju,bulu tangkis, sepak bola . Sedangkan kata perlombaan berarti kegiatan mengadu ketangkasan atau keterampilan seperti baca puisi. Contoh : • Dalam peringatan 17 Agustus tahun ini akan diadakan perlombaan catur antar RT -> Dalam peringatan 17 Agustus tahun ini akan diadakan pertandingan catur antar RT • Perlombaan sepak bola itu tetap berlangsung walaupun diguyur hujan -> Pertandingan sepak bola itu tetap berlangsung walaupun diguyur hujan
  • 23.  Penggunaan kata tidak dan bukan Kata tidak dipakai untuk mengingkari verba. Adjekriva, dan adverbia. Sedangkan kata bukan untuk mengingkari nomina, pronomina, dan numerelia. Dalam kalimat yang bersifat korektif, kata bukan sering dipakai untuk mengingkari verba dan adjektiva. Apabila kalimanya tidak bersifat korektif, maka kata bukan tidak bleh dipakai untuk mengingkari kata selain nomina, pronomina dan numerelia. Contoh : • Andika bukan mengerjakan pekerjaan rumah, sehingga dimarahi Pak Rudi -> Andika tidak mengerjakan pekerjaan rumah, sehingga dimarahi Pak Rudi • Tidak orang yang menabrak yang salah, melainkan orang yang menyebrang tanpa perhitungan itu melanggar lalu lintas -> Bukanorang yang menabrak yang salah, melainkan orang yang menyebrang tanpa perhitungan itu melanggar lalu lintas
  • 24. Penggunaan kata separo dan setengah Kata separo mengandung makna sebagian dari beberapa sedangkan kata setengah juga bermakna sebagian (sejumlah) dari beberapa (seluruhnya). Contoh : • Separo jam yang lalu orang itu meninggalkan tempat ini -> Setengah jam yang lalu orang itu meninggalkan tempat ini • Bagi Indra, nilai delapan separo dapat diperoleh dengan mudah -> Bagi Indra, nilai delapan setengah dapat diperoleh dengan mudah
  • 25. Penggunaan kata juara dan pemenang Kata juara bermakna orang (regu) yang mendapat kemenangan dalam pertandingan terakhir. Sedangkan pemenang bermakna orang (pihak) yang menang. Contoh : • Katerina Jeslyn adalah pemenang 1 di kelasnya -> Katerina Jeslyn adalah juara 1 di kelasnya • Endang Bachtiar Santoso juara 1 undian berhadiah itu -> Endang Bachtiar Santoso pemenang 1 undian berhadiah itu
  • 26. Penggunaan kata rakyat dan masyarakat Kata rakyat berkaitan dengan sebuah negara sedangkan kata masyarakat berkaitan dengan kelompok sosial yang tinggal di suatu wilayah negara. Contoh : • Kesadaran rakyat tutur bahasa Jawa dalam menggunakan ‘unggah-unggah basa’ semakin meningkat -> Kesadaran masyarakat tutur bahasa Jawa dalam menggunakan ‘unggah-unggah basa’ semakin meningkat • Sebagian besar bahasa kedua masyarakat Indonesia adalah bahasa Indonesia -> Sebagian besar bahasa kedua rakyat Indonesia adalah bahasa Indonesia
  • 27. Penggunaan kata sudah dan telah Persamaan kata sudah dan telah : 1) Kata sudah mencakupi makna cukup sekian atau cukup sampai di sini, sedangkan telah tidak 2) Kata sudah dapat berdiri sendiri sebagai unsur tunggal did alam kalusa, sedangkan kata telah tidak 3) Kata sudah dapat digunakan dalam bentuk inversi, sedangkan kata telah tidak 4) Kata sudah mempunyai hubungan yang renggang dengan predikat, tetapi kata telah lebih rapat.
  • 28. Penggunaan kata mantan dan bekas Kata bekas cenederung mengandung konotasi yang negatif, terutama jika digunakan untuk mengacu pada orang. Sedangkan kata mantan bertujuan untuk menghilangkan konotasi negatif dengan maksud menghormati orang yang diacu. Contoh : • Mantan perampok itu kini mendekam di terali besi karena dihukum lima tahun -> bekas perampok itu kini mendekam di terali besi karena dihukum lima tahun • Bekas gubernur itu masih berkarisma di mata warga -> mantan gubernur itu masih berkarisma di mata warga
  • 29. Penggunaan kata bakal dan calon Kata bakal berkolokasi dengan kata benda noninsani sedangkan kata calon berkolokasi dengan kata benda insani. Contoh : • Pohon kelapa di kebun Pak Martha hingga kini belum menampakkan calon buahnya -> Pohon kelapa di kebun Pak Martha hingga kini belum menampakkan bakal buahnya • Di ruang tamu Yulita sedang berbincang-bincang dengan bakal suaminya -> Di ruang tamu Yulita sedang berbincang-bincang dengan calon suaminya
  • 30. Penggunaan kata istri dan bini Kata bini selain mempunyai nilai rasa yang berkonotasi kepada kelompok sosial tertentu, juga empunyai nilai rasa yang cendreung merujuk pada situasi tertentu yang bersifat informal. Sedangkan kata istri mempunyai nilai rasa yang bersifat netral, tidak berkonotasi terhadap kelompok sosial tertentu dan daat digunakan untuk keperluan formal maupun informal. Contoh : • Kami mengharap kehadiran Bapak Direktur beserta bini -> Kami mengharap kehadiran Bapak Direktur beserta istri • Setiap hari Mak Raminah mengasuh anak-anaknya saka, dia menjadi istri dapur -> Setiap hari Mak Raminah mengasuh anak-anaknya saka, dia menjadi bini dapur
  • 31. Penggunaan kata baju dan busana Kata baju mempunyai asosiasi semata-mata dengan pakaian yang umumnya dibuat dari kain yang dikenakan di badan. Sedangkan kata busana yakni pakaian yang bagus baik bahannya maupun modenya. Contoh : • Pengemis itu kemana-kemana mengenakan busana yang lusuh -> Pengemis itu kemana-kemana mengenakan baju yang lusuh • Peserta festival pakaian adat itu mengenakan baju dari daerah masing-masing -> Peserta festival pakaian adat itu mengenakan busana dari daerah masing-masing
  • 32. Penggunaan kata prakiraan dan ramalan Kata prakiraan lebih tepat untuk menyatakan perhitungan tentang cuaca dariapda kata ramalan, tetapi belum cukup cermat untuk menyatakan hasil perhitungan yang dilakukan sebelum peristiwa terjadi. Sedangkan kata ramalan biasa dihubungkan dengan nasib orang dan bersifat kelenik, tidak rasional, atau tidak ilmiah. Contoh : • Prakiraannya tentang nasib seseorang sangat jitu -> ramalannya tentang nasib seseorang sangat jitu • Petugas metereologi itu membuat ramalan cuaca -> Petugas metereologi itu membuat prakiraan cuaca