SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam berinteraksi dengan sesamanya, manusia tidak dapat
dipisahkan dari bahasa, bahasa memegang berperanan penting sebagai
sarana komunikasi. Dalam proses komunikasi tersebut sangat mungkin
para penutur memakai bahasa yang lebih dari satu, misalnya, seseorang
yang berkebangsaan Indonesia ketika berbicara dengan turis asing
menggunakan bahasa Inggris tetapi ketika ada temannya sesama orang
Indonesia dia berganti menggunakan bahasa Indonesia. Kondisi seperti ini
biasanya terjadi pada masyarakat bilingual atau multilingual, kontak yang
intensif antara dua bahasa atau lebih di dalam situasi yang bilingual atau
multilingual seperti dalam masyarakat Indonesia tersebut mengakibatkan
timbulnya fenomena bahasa, yaitu alih kode dan campur kode.
Alih kode dan campur kode jika dikaji lebih mendalam dapat kita
ketahui bahwa alih kode dan campur kode merupakan salah satu kajian
dari sosiolinguistik. Alih kode adalah gejala peralihan bahasa karena
berubahnya situasi, sedangkan campur kode adalah suatu keadaan
berbahasa dimana orang mencampur dua (atau lebih) bahasa atau ragam
bahasa dalam peristiwa tutur. Masalah yang perlu dipecahkan dalam hal
ini adalah sulitnya membedakan antara alih kode dengan campur kode
dalam masyarakat tutur.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang Dimaksud Dengan Alih Kode?
2. Apa yang Dimaksud Dengan Campur Kode?
3. Apa Perbedaan Antara Alih Kode Dengan Campur Kode?
C. Tujuan PenulisanMakalah
1. Untuk Mengetahui Apa yang Dimaksud Dengan Alih Kode.
2. Untuk Mengetahui Apa yang Dimaksud Dengan Campur Kode.
3. Untuk Mengetahui Perbedaan Antara Alih Kode Dengan Campur Kode.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alih Kode
Appel (1976:79) mendevinisikan alih kode itu sebagai “ Gejala
peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi”. Berbeda dengan
Appel yang mengatakan alih kode itu terjadi antar bahasa, maka Hymes
(1875: 103) menyatakan alih kode itu bukan hanya terjadi antarbahasa,
tetapi dapat juga terjadi antara ragam-ragam atau gaya-gaya yang terdapat
dalam satu bahasa. lengkapnya Hymes mengatakan “ code switching has
become a common term for alternate us for two or more language,
varietities of language, or even speech styles”.
Ada beberapa penyebab terjadinya alih kode, maka harus kembali
pada pokok persoalan sosiolinguistik seperti yang dikemukakan Fishman
(1976:15), yaitu “saiapa berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa,
kapan dan dengan tujuan apa”. Dalam berbagai kepustakaan linguistik
secara umum penyebab alih kode itu disebutkan antara lain adalah:
1. Pembicara atau Penutur
Seorang pembicara atau penutur seringkali melakukan alih kode untuk
mendapatkan keuntungan atau manfaat dari tindakannya. Alih kode untuk
memperoleh keuntungan ini biasanya dilakukan oleh penutur yang dalam
peristiwa tutur itu mengharapkan bantuan lawan tuturnya.
2. Pendengar atau Lawan Bicara
Lawan bicara atau lawan tutur dapat menyebabkan terjadinya alih kode,
misalnya karena si penutur ingin mengimbangi kemampuan berbahasa si
lawan tutur. Dalam hal ini biasanya kemampuan berbahasa si lawan tutur
kurang atau agak kurang karena memang mungkin bukan bahasa
pertamanaya. Kalau si lawan tutur itu berlatar belakang bahasa yang sama
dengan penutur, maka alih kode yang terjadi hanya berupa peralihan
varian (baik regional maupun sosial), ragam, gaya, atau register.
3. Perubahan Situasi dengan Hadirnya Orang Ke Tiga
Status orang ke tiga dalam alih kode juga menentukan bahasa atau variasi
yang harus digunakan. Contoh, Beberapa orang mahasiswa sedang duduk-
duduk di muka ruang kuliah sambil bercakap-cakap dengan menggunakan
bahasa santai. Tiba-tiba datang seorang dosen wanita dan turut berbicara,
maka kini para mahasiswa itu beralih kode dengan menggunakan bahasa
Indonesia ragam formal. Mengapa mereka tidak terus menggunakan
ragam santai?, Sebab kehadiran orang ke tiga yang bersetatus dosen
mengharuskan mereka untuk menggunakan ragam formal. Kecuali kalau
dosen ini memulai dengan ragam santai.
4. Perubahan dari Formal ke Informal atau Sebaliknya
Perubahan situasi bicara dapat menyebabkan terjadinya alih kode. Pada
ilustrasi, sebelum perkuliahan dimulai situasinya tidak formal, tetapi
begitu kuliah dimulai situasi menjadi formal, maka terjadi alih kode.
Tadinya digunakan bahasa Indonesia ragam santai lalu berubah menjadi
ragam formal.
5. Berubahnya Topik Pembicaraan
Berubahnya topik pembicaraan dapat juga menyebabkan terjadinya alih
kode. Contoh percakapan di bawah ini akan sedikit membantu
pemahaman tentang alih kode yang terjadi karena berubahnya topik
pembicaraan.
Buk Inem : Selamat pagi buk Ijah?
Menurut ibu mau ada acara apa di rumah Anita?
Buk Ijah : Pagi, eh buk Inem, acara mendoa untuk almarhum ayah angkat
Anita Buk.
Buk Inem : Oh ayah angkat Anita, sing jare wong kampung ninggal gara-
gara digebuk wong sak RT pas konangan maling honda ya Buk? (
oh ayah angkat Anita, yang kata orang sekampung meninggal
karena di pukulin orang satu Rt waktu mencuri sepedamotor ya
Bu?)
Buk Ijah : Eh iya Buk, lah deneng sampean ngerti Buk? (oh iya Buk, ko tau
Buk?)
Buk Inem : Siapa sih Buk sing ora ngerti. Mudah-mudahan Allah
mengampuni dosa-dosabeliau ya Buk.
Buk Ijah : Aamiin.., mudah-mudahan saja Buk, Allah maha pengampun.
Pada contoh percakapan di atas, dapat dilihat bahwa ketika topiknya
tentang mendoa maka percakapan itu berlangsung dalam bahasa
Indonesia, tetapi ketika membicarakan pribadi orang yang didoakan
terjadi alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa.
Soewito membedakan adanya dua macam alih kode, yaitu alih kode intern
dan alih kode ekstern. Alih kode intern adalah alih kode yang berlangsung
antar bahasa sendiri, seperti bahasa Indonesia ke bahasa Jawa, atau
sebaliknya. Sedangkan alih kode ekstern adalah alih kode yang terjadi
antara bahasa sendiri dengan bahasa Asing.
B. Campur Kode
Pembicaraan mengenai alih kode biasanya diikuti dengan
pembicaraan mengenai campur kode. Kedua peristiwa yang lazim terjadi
dalam masyarakat yang bilingual ini memiliki kesamaan yang besar,
sehingga seringkali sukar dibedakan. Sesuai dengan pendapat Hill dan
Hill (1980: 122) dalam penelitian mereka mengenai masyarakat bilingual
bahasa Sepanyol dan Nahuali di kelompok Indian Meksiko, mengatakan
bahwa tidak ada harapan untuk dapat membedakan antara alih kode dan
campur kode.
Kesamaan yang ada antara alih kode dan campur kode adalah
digunakanya dua bahasa atau lebih, atau dua varian dari sebuah bahasa
dalam satu masyarakat tutur. Perbedaanya yaitu, dalam alih kode setiap
bahasa atau ragam bahasa yang digunakan masih memiliki fungsi
otonomi masing-masing, dilakukan dengan sadar, dan sengaja dilakukan
dengan sebab-sebab tertentu. Sedangkan dalam campur kode ada sebuah
kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi dan
keotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam peristiwa
tutur itu hanyalah berupa serpihan-serpihan saja, tanpa fungsi atau
keotonomian sebagai sebuah kode.
Seorang penutur misalnya, dalam berbahasa Indonesia banyak
menyelipkan serpihan-serpihan bahasa daerahnya, bisa dikatakan telah
melakukan campur kode. Akibatnya, akan muncul satu ragam bahasa
Indonesia yang kejawa-jawaan (kalau bahasa daerahnya adalah bahasa
Jawa) atau bahasa Indonesianya yang kesunda-sundaan (kalau bahasa
daerahnya adalah bahasa Sunda). Thelender (1976:103) mencoba
menjelaskan perbedan alih kode dan campur kode, katanya bila di dalam
satu peristiwa tutur terjadi peralihan dari satu klausa suatu bahasa ke
klausa bahasa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode, tetapi
apabila di dalam suatu peristiwa tutur kalusa-klausa atau frase-frase yang
digunakan terdiri dari klausa dan frase sampuran, dan masing-masing
klausa atau frase itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka
peristiwa yang terjadi adalah campur kode bukan alih kode.
Faslod (1984) menawarkan kriteria gramatika untuk membedakan
campur kode dari alih kode. Kalu seseorang menggunakan satu kata atau
frase dari satu bahasa, dia telah melakukan campur kode. Tetapi apabila
satu klausa jelas-jelas memiliki struktur gramatika satu bahasa, dan klausa
berikutnya disusun menurut struktur gramatika bahasa lain maka peristiwa
yang terjadi adalah alih kode.
Tawaran Faslod (1984) yang sejalan dengan pendapat Thelander
(1976) tampaknya memang merupakan jalan terbaik sampai saat ini untuk
membicarakan alih kode dan campur kode. Antara keduanya sukar di cari
apa perbedaanya yang pasti, kalau kita bersi keras berpegang pada konsep
alih kode dan campur kode seperti yang telah dikemukakan di atas.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Alih kode atau adalah peristiwa peralihan dari satu kode ke kode yang lain
dalam suatu peristiwa tutur. Misalnya, penutur menggunakan bahasa
Indonesia beralih menggunakan bahasa Inggris.
2. Alih kode merupakan salah satu aspek ketergantungan bahasa dalam
masyarakat multilingual.
3. Dalam alih kode masing-masing bahasa cenderung masih mendukung
fungsi masing-masing dan masing-masing fungsi sesuai dengan
konteksnya.
4. Alih kode merupakan gejala peralihan pemakaian bahasa karena
perubahan peran dan situasi.
5. Campur kode adalah suatu keadaan berbahasa dimana orang mencampur
dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak tutur.
6. Dalam campur kode penutur menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika
sedang memakai bahasa tertentu.
7. Campur kode merupakan penggunaan dua bahasa dalam satu kalimat atau
tindak tutur secara sadar.
B. Saran
Kami selaku penyusun makalah ini menyarankan kepada pembaca
agar memahami apa yang dimaksud dengan alih kode dan campur kode,
karena alih kode merupakan salah satu ketergantungan bahasa dalam
masyarakat multilingual seperti masyarakat di negara kita. Sedangkan jika
kita memahami campur kode maka kita tidak akan melakukan
penggunaan bahasa kita dengan bahasa negara lain. selain memahami alih
kode dan campur kode kami juga menyarankan kepada pembaca agar
memahami perbedaan antara alih kode dan campur kode sebab perbedaan
antara keduanya sulit untuk diketahui kecuali jika kita benar-benar
memahami konsep mengenai alih kode dan campur kode.
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2014. Sosiolinguistik Perkenalan
Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta
Ibrahim, Abdul Syukur dan Suparno . 2003. “Sosiolinguistik”. Jakarta: Universitas
Terbuka

More Related Content

What's hot

Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaSTMIK Sumedang
 
Contoh Power Point bahasa Indonesia
Contoh Power Point bahasa IndonesiaContoh Power Point bahasa Indonesia
Contoh Power Point bahasa Indonesiaguestd8b6e83
 
KAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMATKAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMATsyoretta
 
berbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benarberbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benardila monica
 
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesiaSejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesiaAnang Dwi Purwanto
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemEster Emilia
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 
Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional iwan setiawan
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaWaQhyoe Arryee
 
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuankarakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuanAnang Dwi Purwanto
 

What's hot (20)

Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbakuMakalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Contoh Power Point bahasa Indonesia
Contoh Power Point bahasa IndonesiaContoh Power Point bahasa Indonesia
Contoh Power Point bahasa Indonesia
 
Topik tema karangan
Topik tema karanganTopik tema karangan
Topik tema karangan
 
Materi wacana
Materi wacanaMateri wacana
Materi wacana
 
PUEBI
PUEBIPUEBI
PUEBI
 
KAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMATKAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMAT
 
berbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benarberbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benar
 
EYD dan PUEBI
EYD dan PUEBIEYD dan PUEBI
EYD dan PUEBI
 
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesiaSejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem
 
EJAAN DAN TANDA BACA
EJAAN DAN TANDA BACAEJAAN DAN TANDA BACA
EJAAN DAN TANDA BACA
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
 
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuankarakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
 

Similar to Perbedaan Alih Kode dan Campur Kode

Alih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeAlih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeMut Mu3tiah
 
Alih Kode & Campur Kode
Alih Kode & Campur KodeAlih Kode & Campur Kode
Alih Kode & Campur KodeIndah Baso
 
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
ALIH KODE DAN CAMPUR KODEALIH KODE DAN CAMPUR KODE
ALIH KODE DAN CAMPUR KODELita Tania
 
Intro to sociolinguistics
Intro to sociolinguisticsIntro to sociolinguistics
Intro to sociolinguisticsEngki Sabki
 
sosiolinguistik linguistik sastra indonesia
sosiolinguistik linguistik sastra indonesiasosiolinguistik linguistik sastra indonesia
sosiolinguistik linguistik sastra indonesiaFarisMuhammadRafiq1
 
4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx
4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx
4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptxRitaRistiana1
 
Beda Alih kode dan Campur kode
Beda Alih kode dan Campur kodeBeda Alih kode dan Campur kode
Beda Alih kode dan Campur kodeMuqtaf Hasan
 
Akuisisi Bahasa Kedua الأبعاد اللغوية في اكتساب اللغة الثانية
Akuisisi Bahasa Kedua الأبعاد اللغوية في اكتساب اللغة الثانيةAkuisisi Bahasa Kedua الأبعاد اللغوية في اكتساب اللغة الثانية
Akuisisi Bahasa Kedua الأبعاد اللغوية في اكتساب اللغة الثانيةamdhown
 
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa ProkemJargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa ProkemJenny Givany
 
Pertukaran dan Percampuran Kod dalam Kalangan Mahasiswa / Mahasiswi Universit...
Pertukaran dan Percampuran Kod dalam Kalangan Mahasiswa / Mahasiswi Universit...Pertukaran dan Percampuran Kod dalam Kalangan Mahasiswa / Mahasiswi Universit...
Pertukaran dan Percampuran Kod dalam Kalangan Mahasiswa / Mahasiswi Universit...Thanushah Soniyasee
 
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....Zukét Printing
 
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdfKeadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdfZukét Printing
 
Kata dan-diksi
Kata dan-diksiKata dan-diksi
Kata dan-diksiIjank Gaul
 
Masyarakat majemuk indonesia
Masyarakat majemuk  indonesiaMasyarakat majemuk  indonesia
Masyarakat majemuk indonesiaSiti Farida
 

Similar to Perbedaan Alih Kode dan Campur Kode (20)

Alih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeAlih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kode
 
Alih Kode & Campur Kode
Alih Kode & Campur KodeAlih Kode & Campur Kode
Alih Kode & Campur Kode
 
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
ALIH KODE DAN CAMPUR KODEALIH KODE DAN CAMPUR KODE
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
 
Intro to sociolinguistics
Intro to sociolinguisticsIntro to sociolinguistics
Intro to sociolinguistics
 
sosiolinguistik linguistik sastra indonesia
sosiolinguistik linguistik sastra indonesiasosiolinguistik linguistik sastra indonesia
sosiolinguistik linguistik sastra indonesia
 
4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx
4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx
4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx
 
Code switching
Code switchingCode switching
Code switching
 
Alih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeAlih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kode
 
Alih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeAlih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kode
 
Beda Alih kode dan Campur kode
Beda Alih kode dan Campur kodeBeda Alih kode dan Campur kode
Beda Alih kode dan Campur kode
 
Ragam Bahasa Indonesia
Ragam Bahasa IndonesiaRagam Bahasa Indonesia
Ragam Bahasa Indonesia
 
Akuisisi Bahasa Kedua الأبعاد اللغوية في اكتساب اللغة الثانية
Akuisisi Bahasa Kedua الأبعاد اللغوية في اكتساب اللغة الثانيةAkuisisi Bahasa Kedua الأبعاد اللغوية في اكتساب اللغة الثانية
Akuisisi Bahasa Kedua الأبعاد اللغوية في اكتساب اللغة الثانية
 
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa ProkemJargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
 
Pertukaran dan Percampuran Kod dalam Kalangan Mahasiswa / Mahasiswi Universit...
Pertukaran dan Percampuran Kod dalam Kalangan Mahasiswa / Mahasiswi Universit...Pertukaran dan Percampuran Kod dalam Kalangan Mahasiswa / Mahasiswi Universit...
Pertukaran dan Percampuran Kod dalam Kalangan Mahasiswa / Mahasiswi Universit...
 
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
 
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdfKeadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
 
kata-dan-diksi.ppt
kata-dan-diksi.pptkata-dan-diksi.ppt
kata-dan-diksi.ppt
 
disain PenelitianKebahasaan
disain PenelitianKebahasaandisain PenelitianKebahasaan
disain PenelitianKebahasaan
 
Kata dan-diksi
Kata dan-diksiKata dan-diksi
Kata dan-diksi
 
Masyarakat majemuk indonesia
Masyarakat majemuk  indonesiaMasyarakat majemuk  indonesia
Masyarakat majemuk indonesia
 

More from Yuliana Aminulloh

Makalah pend. islam orde baru
Makalah pend. islam orde baruMakalah pend. islam orde baru
Makalah pend. islam orde baruYuliana Aminulloh
 
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitas
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitasMakalah ilmu pengetahuan dan moralitas
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitasYuliana Aminulloh
 
Pengalaman batin, khouf, mahabbah, fana, ma;rifat
Pengalaman batin, khouf, mahabbah, fana, ma;rifatPengalaman batin, khouf, mahabbah, fana, ma;rifat
Pengalaman batin, khouf, mahabbah, fana, ma;rifatYuliana Aminulloh
 
Fomulir pendafratan santri baru
Fomulir pendafratan santri baruFomulir pendafratan santri baru
Fomulir pendafratan santri baruYuliana Aminulloh
 
Makalah pendidik dlm pendidikan islam
Makalah pendidik dlm pendidikan islamMakalah pendidik dlm pendidikan islam
Makalah pendidik dlm pendidikan islamYuliana Aminulloh
 

More from Yuliana Aminulloh (8)

Makalah pend. islam orde baru
Makalah pend. islam orde baruMakalah pend. islam orde baru
Makalah pend. islam orde baru
 
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitas
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitasMakalah ilmu pengetahuan dan moralitas
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitas
 
Pengalaman batin, khouf, mahabbah, fana, ma;rifat
Pengalaman batin, khouf, mahabbah, fana, ma;rifatPengalaman batin, khouf, mahabbah, fana, ma;rifat
Pengalaman batin, khouf, mahabbah, fana, ma;rifat
 
Makalah semantik
Makalah semantikMakalah semantik
Makalah semantik
 
Fomulir pendafratan santri baru
Fomulir pendafratan santri baruFomulir pendafratan santri baru
Fomulir pendafratan santri baru
 
Form buku induk a4
Form buku induk a4Form buku induk a4
Form buku induk a4
 
Makalah kompetensi keguruan
Makalah kompetensi keguruanMakalah kompetensi keguruan
Makalah kompetensi keguruan
 
Makalah pendidik dlm pendidikan islam
Makalah pendidik dlm pendidikan islamMakalah pendidik dlm pendidikan islam
Makalah pendidik dlm pendidikan islam
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

Perbedaan Alih Kode dan Campur Kode

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam berinteraksi dengan sesamanya, manusia tidak dapat dipisahkan dari bahasa, bahasa memegang berperanan penting sebagai sarana komunikasi. Dalam proses komunikasi tersebut sangat mungkin para penutur memakai bahasa yang lebih dari satu, misalnya, seseorang yang berkebangsaan Indonesia ketika berbicara dengan turis asing menggunakan bahasa Inggris tetapi ketika ada temannya sesama orang Indonesia dia berganti menggunakan bahasa Indonesia. Kondisi seperti ini biasanya terjadi pada masyarakat bilingual atau multilingual, kontak yang intensif antara dua bahasa atau lebih di dalam situasi yang bilingual atau multilingual seperti dalam masyarakat Indonesia tersebut mengakibatkan timbulnya fenomena bahasa, yaitu alih kode dan campur kode. Alih kode dan campur kode jika dikaji lebih mendalam dapat kita ketahui bahwa alih kode dan campur kode merupakan salah satu kajian dari sosiolinguistik. Alih kode adalah gejala peralihan bahasa karena berubahnya situasi, sedangkan campur kode adalah suatu keadaan berbahasa dimana orang mencampur dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam peristiwa tutur. Masalah yang perlu dipecahkan dalam hal ini adalah sulitnya membedakan antara alih kode dengan campur kode dalam masyarakat tutur. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang Dimaksud Dengan Alih Kode? 2. Apa yang Dimaksud Dengan Campur Kode? 3. Apa Perbedaan Antara Alih Kode Dengan Campur Kode? C. Tujuan PenulisanMakalah 1. Untuk Mengetahui Apa yang Dimaksud Dengan Alih Kode. 2. Untuk Mengetahui Apa yang Dimaksud Dengan Campur Kode. 3. Untuk Mengetahui Perbedaan Antara Alih Kode Dengan Campur Kode.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Alih Kode Appel (1976:79) mendevinisikan alih kode itu sebagai “ Gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi”. Berbeda dengan Appel yang mengatakan alih kode itu terjadi antar bahasa, maka Hymes (1875: 103) menyatakan alih kode itu bukan hanya terjadi antarbahasa, tetapi dapat juga terjadi antara ragam-ragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam satu bahasa. lengkapnya Hymes mengatakan “ code switching has become a common term for alternate us for two or more language, varietities of language, or even speech styles”. Ada beberapa penyebab terjadinya alih kode, maka harus kembali pada pokok persoalan sosiolinguistik seperti yang dikemukakan Fishman (1976:15), yaitu “saiapa berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan dan dengan tujuan apa”. Dalam berbagai kepustakaan linguistik secara umum penyebab alih kode itu disebutkan antara lain adalah: 1. Pembicara atau Penutur Seorang pembicara atau penutur seringkali melakukan alih kode untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat dari tindakannya. Alih kode untuk memperoleh keuntungan ini biasanya dilakukan oleh penutur yang dalam peristiwa tutur itu mengharapkan bantuan lawan tuturnya. 2. Pendengar atau Lawan Bicara Lawan bicara atau lawan tutur dapat menyebabkan terjadinya alih kode, misalnya karena si penutur ingin mengimbangi kemampuan berbahasa si lawan tutur. Dalam hal ini biasanya kemampuan berbahasa si lawan tutur kurang atau agak kurang karena memang mungkin bukan bahasa pertamanaya. Kalau si lawan tutur itu berlatar belakang bahasa yang sama dengan penutur, maka alih kode yang terjadi hanya berupa peralihan varian (baik regional maupun sosial), ragam, gaya, atau register. 3. Perubahan Situasi dengan Hadirnya Orang Ke Tiga Status orang ke tiga dalam alih kode juga menentukan bahasa atau variasi yang harus digunakan. Contoh, Beberapa orang mahasiswa sedang duduk- duduk di muka ruang kuliah sambil bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa santai. Tiba-tiba datang seorang dosen wanita dan turut berbicara, maka kini para mahasiswa itu beralih kode dengan menggunakan bahasa
  • 3. Indonesia ragam formal. Mengapa mereka tidak terus menggunakan ragam santai?, Sebab kehadiran orang ke tiga yang bersetatus dosen mengharuskan mereka untuk menggunakan ragam formal. Kecuali kalau dosen ini memulai dengan ragam santai. 4. Perubahan dari Formal ke Informal atau Sebaliknya Perubahan situasi bicara dapat menyebabkan terjadinya alih kode. Pada ilustrasi, sebelum perkuliahan dimulai situasinya tidak formal, tetapi begitu kuliah dimulai situasi menjadi formal, maka terjadi alih kode. Tadinya digunakan bahasa Indonesia ragam santai lalu berubah menjadi ragam formal. 5. Berubahnya Topik Pembicaraan Berubahnya topik pembicaraan dapat juga menyebabkan terjadinya alih kode. Contoh percakapan di bawah ini akan sedikit membantu pemahaman tentang alih kode yang terjadi karena berubahnya topik pembicaraan. Buk Inem : Selamat pagi buk Ijah? Menurut ibu mau ada acara apa di rumah Anita? Buk Ijah : Pagi, eh buk Inem, acara mendoa untuk almarhum ayah angkat Anita Buk. Buk Inem : Oh ayah angkat Anita, sing jare wong kampung ninggal gara- gara digebuk wong sak RT pas konangan maling honda ya Buk? ( oh ayah angkat Anita, yang kata orang sekampung meninggal karena di pukulin orang satu Rt waktu mencuri sepedamotor ya Bu?) Buk Ijah : Eh iya Buk, lah deneng sampean ngerti Buk? (oh iya Buk, ko tau Buk?) Buk Inem : Siapa sih Buk sing ora ngerti. Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosabeliau ya Buk. Buk Ijah : Aamiin.., mudah-mudahan saja Buk, Allah maha pengampun. Pada contoh percakapan di atas, dapat dilihat bahwa ketika topiknya tentang mendoa maka percakapan itu berlangsung dalam bahasa Indonesia, tetapi ketika membicarakan pribadi orang yang didoakan terjadi alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa.
  • 4. Soewito membedakan adanya dua macam alih kode, yaitu alih kode intern dan alih kode ekstern. Alih kode intern adalah alih kode yang berlangsung antar bahasa sendiri, seperti bahasa Indonesia ke bahasa Jawa, atau sebaliknya. Sedangkan alih kode ekstern adalah alih kode yang terjadi antara bahasa sendiri dengan bahasa Asing. B. Campur Kode Pembicaraan mengenai alih kode biasanya diikuti dengan pembicaraan mengenai campur kode. Kedua peristiwa yang lazim terjadi dalam masyarakat yang bilingual ini memiliki kesamaan yang besar, sehingga seringkali sukar dibedakan. Sesuai dengan pendapat Hill dan Hill (1980: 122) dalam penelitian mereka mengenai masyarakat bilingual bahasa Sepanyol dan Nahuali di kelompok Indian Meksiko, mengatakan bahwa tidak ada harapan untuk dapat membedakan antara alih kode dan campur kode. Kesamaan yang ada antara alih kode dan campur kode adalah digunakanya dua bahasa atau lebih, atau dua varian dari sebuah bahasa dalam satu masyarakat tutur. Perbedaanya yaitu, dalam alih kode setiap bahasa atau ragam bahasa yang digunakan masih memiliki fungsi otonomi masing-masing, dilakukan dengan sadar, dan sengaja dilakukan dengan sebab-sebab tertentu. Sedangkan dalam campur kode ada sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi dan keotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam peristiwa tutur itu hanyalah berupa serpihan-serpihan saja, tanpa fungsi atau keotonomian sebagai sebuah kode. Seorang penutur misalnya, dalam berbahasa Indonesia banyak menyelipkan serpihan-serpihan bahasa daerahnya, bisa dikatakan telah melakukan campur kode. Akibatnya, akan muncul satu ragam bahasa Indonesia yang kejawa-jawaan (kalau bahasa daerahnya adalah bahasa Jawa) atau bahasa Indonesianya yang kesunda-sundaan (kalau bahasa daerahnya adalah bahasa Sunda). Thelender (1976:103) mencoba menjelaskan perbedan alih kode dan campur kode, katanya bila di dalam satu peristiwa tutur terjadi peralihan dari satu klausa suatu bahasa ke klausa bahasa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode, tetapi apabila di dalam suatu peristiwa tutur kalusa-klausa atau frase-frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase sampuran, dan masing-masing
  • 5. klausa atau frase itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi adalah campur kode bukan alih kode. Faslod (1984) menawarkan kriteria gramatika untuk membedakan campur kode dari alih kode. Kalu seseorang menggunakan satu kata atau frase dari satu bahasa, dia telah melakukan campur kode. Tetapi apabila satu klausa jelas-jelas memiliki struktur gramatika satu bahasa, dan klausa berikutnya disusun menurut struktur gramatika bahasa lain maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode. Tawaran Faslod (1984) yang sejalan dengan pendapat Thelander (1976) tampaknya memang merupakan jalan terbaik sampai saat ini untuk membicarakan alih kode dan campur kode. Antara keduanya sukar di cari apa perbedaanya yang pasti, kalau kita bersi keras berpegang pada konsep alih kode dan campur kode seperti yang telah dikemukakan di atas.
  • 6. BAB II PENUTUP A. Kesimpulan 1. Alih kode atau adalah peristiwa peralihan dari satu kode ke kode yang lain dalam suatu peristiwa tutur. Misalnya, penutur menggunakan bahasa Indonesia beralih menggunakan bahasa Inggris. 2. Alih kode merupakan salah satu aspek ketergantungan bahasa dalam masyarakat multilingual. 3. Dalam alih kode masing-masing bahasa cenderung masih mendukung fungsi masing-masing dan masing-masing fungsi sesuai dengan konteksnya. 4. Alih kode merupakan gejala peralihan pemakaian bahasa karena perubahan peran dan situasi. 5. Campur kode adalah suatu keadaan berbahasa dimana orang mencampur dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak tutur. 6. Dalam campur kode penutur menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika sedang memakai bahasa tertentu. 7. Campur kode merupakan penggunaan dua bahasa dalam satu kalimat atau tindak tutur secara sadar. B. Saran Kami selaku penyusun makalah ini menyarankan kepada pembaca agar memahami apa yang dimaksud dengan alih kode dan campur kode, karena alih kode merupakan salah satu ketergantungan bahasa dalam masyarakat multilingual seperti masyarakat di negara kita. Sedangkan jika kita memahami campur kode maka kita tidak akan melakukan penggunaan bahasa kita dengan bahasa negara lain. selain memahami alih kode dan campur kode kami juga menyarankan kepada pembaca agar memahami perbedaan antara alih kode dan campur kode sebab perbedaan antara keduanya sulit untuk diketahui kecuali jika kita benar-benar memahami konsep mengenai alih kode dan campur kode.
  • 7. Daftar Pustaka Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2014. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta Ibrahim, Abdul Syukur dan Suparno . 2003. “Sosiolinguistik”. Jakarta: Universitas Terbuka