2. A. Definisi Penyakit
Hiperplasia Prostat Benigna (BPH) adalah pertumbuhan dari nodula-nodula
fibroadenomatosa majemuk dalam prostat (Sylvia Price dan Wilson, 1995).
Benigna Prostate Hypertrophy (BPH) : istilah hipertropi sebenarnya kurang
tepat karena yang terjadi adalah hiperplasia kelenjar periuretra yang mendesak
jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah.
Hiperplasia Prostat Benigna (BPH) adalah pembesaran progresif dari kelenjar
prostat (secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun) menyebabkan berbagai
derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius (Doengoes, 1998)
4. Patofisiologi
Usia > 50 tahun
Perubahan keseimbangan tedtosteron estrogen
Testosteron menurun
Terjadi konversi testosteron menjadi estogen pada jaribgan adiposa di perifer
Pertumbuhan nodula-nodula fibroadenomatosa majemuk dalam prostat
Hiperplastik jaringan dari kelenjar dengan stroma fibrosa yang jumlahnya berbeda-beda
Pembesaran jaringan prostat periuretral
Hirersensitivitas
Resistensi leher vesika urinaria dan daerah pospat
Bertambahnya keinginan miksi
Obstruksi leher kandung kemih dan uretra pers prostatika
Nokturia
Aliran kemih <
Disuria
Retensi urine
Mengakibatkan kompensasi otot dinding
Detrusor lelah
Iritasi
Dekompensasi otot detrusor
Tidak mampu berkontraksi
Kencing sedikit - sedikit
6. E. Kemungkinan Data Fokus
•
Wawancara
Keluhan utama : Retensi urine, sakit pada waktu BAK, ragu – ragu pada
saat berkemih, kurangnya dorongan aliran urine, nyeri, nokturia, disuria,
hematuria, tekanan darah kadang meningkat.
Riwayat Kesehatan Sekarang : Yang memperberat penyakit, Yang
memperingan penyakit, Penyakit yang menyertai, sakit di daerah mana,
Bagaimana skala penyakitnya, Ssudah berapa lama sakitnya.
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit sebelumnya, penyakit yang
dapat mempengaruhi / memperberat penyakitnya sekarang.
•
Pemeriksaan Fisik
Sistem Genitourinaria : Penurunan kekuatan / dorongan aliran urine,
keragu – raguan pada saat berkemih, ketidakmampuan untuk
mengosongkan kandung kemih, dengan lengkap, nokturia, disuria,
hematuria, konstipasi, (protrusi prostat kedalam rektum).
Sistem Kardiovaskuler : Peninggian Tekanan Darah ( efek pembesaran
ginjal).
Sistem Pencernaan : Anoreksia, mual muntah, penurunan berat badan,
adanya hemoroid, hernia.
7. F. Pemeriksaan Diagnostik
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Urinalisa : analisa urine dan pemeriksaan mikroskopik urine untuk melihat
adanya sel leukosit, bakteri dan infeksi.
Kultur Urine : Dapat menunjukan stapilococus aureus, proteus, pseudonas
dan escherichia coli.
Sitologi urine : Untuk mengesampingkan kanker kandung kemih.
BUN / Kreatinin : Meningkatkan bila fungsi ginjal dipengaruhi.
Asam posfat serum / antigen khusus prostatik : peningkatan karena
pertumbuhan seluler dan pengaruh hormonal pada kanker prostat.
Penentuan kecepatan aliran urine : mengkaji daerah obstruksi kandung
kemih.
Sistogram : Mengukur tekanan dan volume dalam kandung kemih untuk
mengidentifikasi disfungsi yang tak berhubungan.
Ultrasound transrektal : mengukur ukuran prostat, jumlah residu urine
Foto polos : untuk melihat adanya batu, pembesaran ginjal, lesi osteoblastik.
USG : dapat diperkirakan besarnya prostat, memeriksa masa ginjal
menditeksi residu urine, batu ginjal, divertikulum, atau tumor buli/buli.
Pielografi intravena : gambaran ureter berbelok-belok di vesika.
8. G. Penatalaksanaan
•
Terapi Bedah
Indikasi absolut untuk terapi bedah yaitu :
•
Retensio urine berulang
Hematuria
Tanda penurunan fungsi ginjal
Infeksi saluran kemih berulang
Tanda – tanda obstruksi berat yang devertikel, hidroureter, hidronefrosis.
Ada batu saluran kemih.
Jenis Intervensi Bedah yang dilakukan.
Transurethral resection of the prostste (TURP).
Transurethral Insision of the prostate (TUIP).
Prostatektomi terbuka
Prostatektomi dengan laser
9. Laporan Kasus
Asuhan Keperawatan pada Tn. A
Gangguan pada sistem Genitourinaria Pada Kau BPH
A. Pengkajian
Identitas klien
Nama
: Tn. A
Umur
: 75 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Menikah
Pendidikan
: SR
Pekerjaan
: Tani
Agama
: Islam
No Medrek
: 246657
Tanggal masuk
: 2 April 2006
Tanggal pengkajian
: 7 April 2006
Diagnosa medis: BPH
Identitas Penanggung Jawab
Nama
: Tn. S
Umur
: 45 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Anak
Alamat
: Kawalu
10. B. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama :
Nyeri di daerah operasi
Riwayat penyakit sekarang ;
Kurang lebih 2 minggu yang lalu klien mengeluh susah BAB dan
sering BAK di malam hari lalu klien berobat ke RS Jasa Kartini dan
dirawat selama 2 hari lalu klien alih rawat ke RSUD kota
Tasikmalaya.Ketika di RS Tasik klien mengeluh sakit waktu BAK.
Pada saat dikaji, Klien mengatakan nyeri pada luka operasi, nyeri terasa
sepereti di iris-iris, nyeri menjalar sekitar perut, Nyeri di rasakan
bertambah bila badan digerakan dan nyeri berkurang bila badan diam.
Skala nyeri klien 3 dari 5 intensitas nyerinya kurang lebih 10 menit.
11. Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien tidak mempunyai penyakit yang memberatkan dengan penyakitnya
sekarang.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Keluarga ada yang pernah mengalami / mempunyai penyakit yang sama
dengan klien yaitu ayah klien, dan tidak mempunyai penyakit yang sifatnya
genetik dan penyakit menular.
12. C. Genogram
+
+
+
75
Keterangan:
= Perempuan
+
= yang tinggal serumah
= Perempuan yang meninggal karena penyakit Hipertensi
= Laki-laki
75
= Klien
+
=Laki-laki yang mempunyai penyakit yang sama dg klien
13. No
1
2.
Kebutuhan
Nutrisi
a. BB / TB
b. Diet
c. Kemampuan
- Mengunyah
- Menelan
- Bantuan totol/sebagian
d. Frekuensi
e.Porsi makan
f. Makanan yang menimbulkan alergi
g. Makanan yang disukai
Sebelum Sakit
Sesudah sakit
Tidak ada data
Nasi + lauk pauk
Tidak ada data
Bubur TKTP
dapat mengunyah
Dpt menelan dg baik
Mandiri
3 X sehari
1 piring
Tidak ada
Telor, susu
Dpt mengunyah
Dpt menelan dg baik
Bantuan total {disuapin)
3 X sehari
1 piring
Tidak ada
Telor, susu
Air minum
Air putih
1500 cc / hari
Mandiri
Air minum
Air putih, air mineral
1500 cc / hari
Di bantu
Tidak ada data
Tidak ada data
RL 20 gtt / menit makro
1500 cc / hari
BAK, IWL
1500 cc / hari
D. kateter, IWL
3000 cc / hari
Cairan
a.
Intake
Oral
Jenis
Jumlah...cc / hari
Bantuan total/sebagian
Intravena
Jenis
Jumlah...cc / hari
Output
Jenis
Jumlah... cc / hari
14. No
1
2.
Kebutuhan
Nutrisi
a. BB / TB
b. Diet
c. Kemampuan
- Mengunyah
- Menelan
- Bantuan totol/sebagian
d. Frekuensi
e.Porsi makan
f. Makanan yang menimbulkan alergi
g. Makanan yang disukai
Sebelum Sakit
Sesudah sakit
Tidak ada data
Nasi + lauk pauk
Tidak ada data
Bubur TKTP
dapat mengunyah
Dpt menelan dg baik
Mandiri
3 X sehari
1 piring
Tidak ada
Telor, susu
Dpt mengunyah
Dpt menelan dg baik
Bantuan total {disuapin)
3 X sehari
1 piring
Tidak ada
Telor, susu
Air minum
Air putih
1500 cc / hari
Mandiri
Air minum
Air putih, air mineral
1500 cc / hari
Di bantu
Tidak ada data
Tidak ada data
RL 20 gtt / menit makro
1500 cc / hari
BAK, IWL
1500 cc / hari
D. kateter, IWL
3000 cc / hari
Cairan
a.
Intake
Oral
Jenis
Jumlah...cc / hari
Bantuan total/sebagian
Intravena
Jenis
Jumlah...cc / hari
Output
Jenis
Jumlah... cc / hari
15. 3.
Eliminasi
a.BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Keluhan
Bantuan total/sebagian
b.BAK
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Keluhan
Bantuan Total/sebagian
4.
5
Istirahat Tidur
- Lama Tidur
- Kesulitan memulai tidur
- Gangguan tidur
- Kebiasaan sebelum tidur
2 hari sekali
Padat
Kuning
Tidak ada keluhan
Mandiri
4 hari belum BAB
Tidak ada data
Tidak ada data
Konstipasi
Tidak ada
4 – 6 X / hari
Jernih
Kuning
Tidak ada keluhan
Mandiri
Tidak ada data
Jernih
Kuning
Tidak ada
Terpasang DC
8 jam / hari
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
10 – 12 jam / hari
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
2 X / hari
Mandiri
Pagi – sore
1 x / hari
Dibantu (diseka)
Pagi
Personal hygiene
a.Mandi
- Frekuensi
-Bantuan total / sebagian
-Kebiasaan mandi
16. b.Gosok Gigi
c. Cuci Rambut
d. Gunting Kuku
e. Ganti pakaian
6
2 X / hari
2 hari sekali
1 minggu sekali
Tiap habis mandi
1 x / hari
Selama di RS blm
Bersih dan pendekTiap
Habis mandi
Aktivitas
a. Mobilisasi fisik
b. Olah raga
c. Rekreasi
Aktif
1 x seminggu
Nonton TV, Baca koran,
dengerin radio
Mobilisasi bertahap
Tidak dilakukan
Tidak ada data
17. D. Data Psikologi
•
•
•
•
•
Ideal diri klien : Klien mempunyai motifasi tinggi untuk sembuh
Gambaran diri : Klien tidak disorientasi
Peran diri : Klien tidak bisa melakukan peran sebagai kepala keluarga
karena klien di rawat di RS.
Harga diri : klien di hargai dan dicintai oleh keluarga dan orang lain.
Identitas diri : klien menganggap dirinya manusia seutuhnya yang
mempunyai kemampuan, perasaan berharga dan percaya diri.
18. E. Data Sosial
•
•
•
•
•
Hubungan klien dengan keluarga baik
Hubungan dengan tetangga baik
Hubungan antara perawat, dr, petugas kesehatan lain baik,
keluarga dan klien kooperatif
Hubungan dengan pasien sekamar baik
Hubungan dengan keluarga pasien lain baik.
19. F. Data Spiritual
•
Keinginan klien untuk embuh tinggi dan percaya pada pengobatan, klien
selalu berdoa untuk kesembuhannya dan didukung oleh keluarganya,
Sholat 5 waktu di kerjakan walaupun di tempat tidur.
20. G. Pemeriksaan Fisik
•
Keadaan Umum
T : 120 / 80 mmHG
P : 82 x / menit
R : 18 x / menit
S : 36,5ºC
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 (E4,M6, V5)
21. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi dan Palpasi
Inspeksi pergerakan jantung setinggi garis mid klapikula kiri, interkosta 5,
sianosis tidak ada; CRT < 3 detik; Frekuensi nadi : 82 x/menit, irama teratur,
kedalaman dangkal dan cepat; suhu akral hangat; JVP tidak ada pembesaran.
Perkusi
Tidak ada pembesaran jantung, batas jantung atas: intercosta 2, bawah:
Intercosta 5 - 6, kanan : mid sternum, kiri : mid klavikula
Auskultasi
Apek jantung interkosta 4-5, irama bunyi jantung reguler, Suara lub dub (S1
– S2 timbul akibat penutupan katup trikuspidalis dan mitralis), gallop tidak
ada, murmur tidak ada.
22. Sistem Pernapasan
Inspeksi
Dada : pergerakan saat inspirasi dada naik ke atas
Pergerakan saat Expirasi dada turun ke bawah
Bentuk dada simetris (normal).
Tidak ada sianosis, tidak ada retraksi dada
Hidung : lubang ada dan bersih, tidak terpasang alat, pernapasa cuping hidung
tidak ada.
Fungsi penciman baik dan dapat membedakan bau, Klien tidak batuk dan pilek,
Frekuensi napas 18 x / menit, Irama dan pola napas teratur.
Palpasi
Daerah torax / dada dan hidung tidak teraba benjolan / masa, Pergerakan
paru-paru kanan dan kiri teratur (bersamaan), Focal fremitus (getaran yang
dirasakan seimbang pada kesua sisi paru).
23. Auskultasi
Suara napas vesikuler dan bronchial trakea, broncovasikuler,
Ronchi tidak ada, wheezing tidak ada, crackles tidak ada.
Perkusi
Dada bunyi resonance
24. Sistem Pencernaan
Inspeksi
Mulut
Bibir : lembab, sianosis tidak ada, edema tidak ada.
Gigi : gigi bawah dan Graham atas tanggal, kebersihan cukup
Gusi : Tidak bengkak, dan tidak berdarah, tidak ada lesi, warna merah muda
Lidah : bersih, tidak ada lesi , tidak ada radang
Tonsil simetris tidak ada pembengkakan.
Bicara dapat dan kooperatif
Fungsi pengecap dapat membedakan rasa, bau mulut tidak ada karena klien
selalu melakukan oral hygiene, mual muntah tidak ada.
Pharing: Dapat menelan, tidak berwarna merah, sekret tidak ada
Anus : tidak ada hemoroid, iritasi kulit tidak ada.
25. Palpasi
Anus : Tidak ada hemoroud
Abdomen : Teraba feses di kuadran bawah kiri
Auskultasi
Bising usus 6 x / menit
Perkusi
Tidak dilakukan karena ada luka operasi.
26. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
pertumbuhan sesuai usia.
•Sistem Integumen
Inspeksi
Warna kulit tidak sianosis, hiperfigmentasi ada di muka (sedikit), kebersihan
cukup, ada luka sayatan / insisi post operasi pada abdomen panjang kurang
lebih 7 cm, terpasang drainase, terpasang selang irigasi.
Kuku pendek dan bersih 160 °
Rambut : warna putuh beruban, tidak mudah dicabut, tidak rontok, rambut
bau keringat, rambut agak kumal, kulit kepala agak kotor, distribusi rambut
menyebar merata.
Tanda – tanda peradangan tidak ada.
28. Sistem Genitourinaria
Inspeksi
Anatomi kelamin laki-laki : klien mengatakan tidak ada keluhan pada alat kelaminnya.
Urinaria : DC terpasang, warna urine kuning dan jernih.
Palpasi
Tidak teraba pembesaran atau masa di daerah kandung kemih.
29. Sistem Persyarafan
N I (Olfaktorius) : klien dapat membedakan bau
N II (Optikus) : Ketajaman penglihatan baik
N III (Okulomotorius); N IV (Troklearis); N VI (Abbusen) : Pupil bereaksi
terhadap cahaya (miosis), ukuran pupil ± 2mm, isokor kanan dan kiri, bola
mata dapat mengikuti objek, repleks kornea ada, ptosis tidak ada,
nistagmus tidak ada.
N V (Trigeminus) : Otot mengunyah tidak ada gangguan, sensasi wajah:
Kliean dapat merasakan ketika wajah klien disentuh dengan tangan
pemeriksa, dapat menggigit dan dapat menggerakan rahang.
N VII ( Fasialis) : dapat mengangkat dahi, dapat menutup dan membuka
mata, dapat mengembangkan pipi, dapat menggerutkan dahi, dapat
mengangkat alis, membedakan rasa.
30. N VIII ( Akustikus) : bila dipanggil nama dapat menyahut, pendengaran
tajam.
N IX (Glosoparingeal ); N X (Vagus) : Suara tidak parau, dapat
menelan.
N XI (Aksesoris) : Dapat menggerakan kepala ke kiri dan ke kanan
dapat mengangkat bahu.
N XII (Hipoglosus) : klien dapat menjulurkan lidah, membuka mulut,
lidah tidak lumpuh. Sensibilitas : rasa raba, rasa nyeri
31. Sistem Muskuloskeletal
Inspeksi
Bentuk/postur tubuh normal, terpasang infus di tangan kiri, tidak ada edema
di ekstemitas bawah maupun atas.
Palpasi
Kekuatan otot
5
5
5
5
ROM tidak berkurang rentang geraknya, nyari tekan di ekstremitas tidak ada.
Refleks biceps : +
Refleks triseps : +
Refleks achiles dan refleks plantar tidak dilakukan.
32. Sistem Muskuloskeletal
Inspeksi
Bentuk/postur tubuh normal, terpasang infus di tangan kiri, tidak ada edema
di ekstemitas bawah maupun atas.
Palpasi
Kekuatan otot
5
5
5
5
ROM tidak berkurang rentang geraknya, nyari tekan di ekstremitas tidak ada.
Refleks biceps : +
Refleks triseps : +
Refleks achiles dan refleks plantar tidak dilakukan.
33. Data Penunjang
Hasil
Batas Normal
Hemoglobin 12,2 g / dl
Leukosut : 13.100 / ui
LED : 64 / 85 mm / 1 jam
Jumlah Trombosit : 201.00 / ui
Waktu Pendarahan : 2 menit
Waktu pembekuan : 4 menit
Protein total : 7,98 mg / dl
Albumin : 3.73 mg / dl
Globulin : 4,25 mg / dl
P : 12-16 g/dl ; L : 14-18 gr/dlDws : 5000 –
10.000 / uiP : < 20 mm/1 jam ; L : < 15 mm/ 1
jam
150.000 – 350.000 / ui
1 – 3 menit
1 – 7 menit
6,7 – 8,7 mg / dl
3.5 – 5,0 mg / dl
Glukosa puasa : 93 mg / dl
Glukosa 2 jam PP : 139 mg / dl
SGOT (ASAT) : 35
SGPT (ALAT) : 34
70 – 100 mg / dl
< 140 mg / dl
P : 10-31 U/L/370 C; L: 10-34 U/L/370 C
P : 9-36 U/ L/ 370 C; L : 9-46 U/L/370C
34. Hasil pemeriksaan torax pada tanggal 3 April 2006
Coor, sinuses dan diafragma normal
Pulmo : tidak tampak spesifik proses, tidak tampak infiltrat
Kesan : Tidak tampak TB Paru aktif, tidak tampak pembesaran jantung.
Pemeriksaan Ultrasonografi tanggal 3 April 2006
Hati ekohomogen, difus permukaan rata, limpa tidak membesar
Pankreas homogen
Kandung empedu mukosa tebal, saluran bilier jelas
Gejala eko kasar
Ectasi pylocalsies kanan > kiri
Tidak tampak batu
Buli-buli rash urine banyak, mukosa kasar trabekulasi tak tampak batu
Prostat membesar, menonjol
Udara usus kembung, tidak tampak asites
Kesan : - Rash urine banyak, retensio ada refluk kinking uretra kanan > kiri
Ec BPH dengan prostatismus
Sistitis kronis dengantrabekulasi
Meteorismus kembung.
35. Pemeriksaan Urine Lengkap pada tanggal 4 april 2006
Warna : kuning keruh
Pcl
: Asam dengan PH 6
Berat jenis : 1020
Protein : Negatif
Reduksi : Negatif
Keton : Positif
Urobilin : Positif / Normal
Bilirubin : Negatif
Sedimen : Leko / LPB : 0-2
Eri / LPB : Banyak
Cash / LPK : Negatif
Epc / Lpk : Beberapa mikro
Krist : sedikit amorphe uraten
Mikroorganisme : negatif
Ureum darah : 34,7
Kreatinin : 1,22
Asam urat : 6,4
37. Analisa Data
N
o
1
Data
DS :
Klien mengatakan nyeri di
daerah luka operasi
DO :
Ada Luka Operasi
Terpasang drainase
Ekspresi wajah meringis
Klien tampah gelisah
Skala nyeri 3 (nyeri berat)
Intensitas 10 menit
Etiologi
Prosedur pembedahan
Masalah
Nyeri akur
Terputusnya kontinuitas jaringan
Mengeluarkan mediator kimia (bradikinin,
serotonin, histamin, prostaglandin)
Merangsang reseptor nyeri
Hipotalamus
Talamus
Cortex serebri
Persepsi nyeri
2
DO
Ada luka operasi di
abdomen
Luka/lubang drainase
Luka/lubang irigasi
Pemasangan kateter
Prosedur pembedahan
Adanya luka terbuka, Post Op, Lubang irigasi,
lubang drainage.
Kontinuitas jaringan rusak
Resiko terjadi
infeksi
38. Mikroorganisme mudah masuk
Resiko infeksi
3
DO :
Klien dan keluarga tampak
cemas
DS :
Klien mengungkapkan
masalah tentang
penyakitnya
4.
.
DS
Klien mengatakan selama
di rawat klien belum BAB
± 4 hari .
DO
Kurang informasi tentang proses penyakit
Salah interpetasi informasi
Kurang pengetahuan
Psikologis: ketakutan
Ada luka operasi dan nyeri
Tidak nyaman untuk pemenuhan KDM
Palpasi pada kuadran kiri
bawah teraba feses
keras.
Kurang
pengetahuan
Gangguan pemenuhan, kebutuhan KDM,
personal Hygiene (Keramas).
Gangguan
pemenuhan
Kebutuhan
KDM, personal
Hygiene
39. 5.
DS
Klien mengatakan selama
di rawat klien belum BAB
± 4 hari .
DO
Palpasi pada kuadran kiri
bawah teraba feses keras
Post operasi
Takut untuk bergerak
Gangguan
pola elimeiasi
BAB:
Konstipasi
Mobilisasi peristaltik usus kurang
Absorbsi air berlebih di usus
Feses keras
Konstipasi
6.
DS
Klien takut bila mau
bergerak
DO
Ada luka operasi
Terpasang kateter
Terpasang selang
draainase, selang irigasi
kandung kemih, infus
Mobilisasi kurang
ADL di bantu
Prosedur invasif : kateter, irigasi kandung
kemih, insisi bedah, infus
Takut karena situasi
Mobilisasi kurang
ADL di bantu
Intoleransi
aktivitas
40. Diagnosa Keperawatan yang muncul
•
Nyeri akut berhubungan dengan adanya luka operasi ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan nyeri di daerah luka operasi
DO :Ada luka operasi, terpasang selang drainage, terpasang
selang irigasi kandung kemih, ekspresi wajah meringis, gelisah,
Skala nyeri 3 dari 5, intensitas 10 menit.
•
Gangguan pola eliminasi BAB : Konstipasi berhubungan dengan
mobilisasi fisik kurang ditandai dengan:
DS : Selama di Rs klien belum BAB ±4 hari
DO : Palpasi kuadran kiri bawah teraba feses keras.
•
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan prosedur invasif ditandai
dengan :
DS : Klien mengatakan takut untuk bergerakan
DS : Ada lika operasi, Terpasang kateter, terpasang drainage,
terpasang selang irigasikandung kemih, terpasang infus.
41. •
Gangguan pemenuhan kebutuhan KDM : Personal Hygiene (keramas) di
tandai dengan:
DS : Klien mengatakan selama dirawat di RS belum keramas.
DO : Kulit kepala kotor, ramut agak kumak, Bau rambut, bau keringat.
•
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
penyakit ditandai dengan.
DS : Klien dan keluarga tamak cemas’
DO : Klien mengungkapkan masalah tentang penyakitnya
•
Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka di tandain dengan:
DO : Ada lika operasi, Adanya lubang drainage, Adanya lubang irigasi kandung
kemih, terpasang kateter.
42. Intervensi Keperawatan
No.
DX
1
Tujuan
Tupan
Dalam waktu 3 x 24 jqm
nyeri hilang dan terkontrol
Tupen
Dalam waktu 1 x 24 jam
nyeri hilang atau
berkurang dengan kriteria
:Skala nyeri 0Klien tidak
Intervensi
Kaji nyeri, perhatikan lokasi dan
intensitasnya (Skala 0 –
5 ).
menyatakan nyeriKlien
tampak rileks, nyaman
Berikan tindakan kenyamanan
(masase terapeutik,
pengubahan posisi, pijatan
punggung) gunakan teknik
relaksasi: latihan napas
dalam, visualisasi
Berikan analgetik sesuai indikasi
(Kaltropen injeksi, 1 ampul
1 – 0 – 1, secara IV,
dengan memperhatikan 5
B.
Rasional
Nyeri tajam, intermiten dengan
dorongan
berkemih/pasase urine
sekitar kateter
menunjukan spasme
kandung kemih,yang
cenderung lebih berat
pada pendekatan
suprapubik atau TUR
(biasanya menurun
setelah 48 jam )
Menurunkan tegangan otot
mempokuskan kembali
perhatian dan
meningkatkan
kemampuan koping.
Untuk meredakan nyeri.
43. 2
Tupan
Dalam waktu 2 hari klien
BAB
Tupen
Dalam waktu 24 jam
konstipasi tidak ada
dengan kriteria:
Klien BAB
Tidak teraba feses di
kuadran kiri bawah
3
Tupan
Dalam waktu 3 hari
aktivitas dapat toleran
Tupen
Dalam Waktu 1 x 24 jam
aktivitas dapat toliran
dengan kriteria
Dapat melakukan
mobilisasi
ADL tidak dibantu.
Ajarkan pentingnya diet seimbang
dengan cara makan buahbuahan dan sayuran.
Anjurkan untuk melakukan
mobilisasi bertahap
Anjurkan untuk minum 1 gelas air
hangat diminum 30 menit
sebelum makan.
Observasi kekuatan otot dan ROM
Bantu aktivitas klien dan libatkan
keluarga dalam memenuhi
aktivitas klien
Bimbing klien untuk mandiri secara
bertahap
Anjurkan untuk melakukan
mobilisasi bertahap
dengan diet seimbang
proses metabolisme
dalam tubuh menjadi
baik dan seimbang
Dapat meningkatkan
kualitas peristaltik
usus meningkat
Cairan dapat bertindak
sebagai stimulus
untuk evaluasi usus.
Untuk memberikan
informasi kebutuhan
intervensi
selanjutnya.
Untuk mencegah cedera
memandirikan pasien dan
membuahkan rasa
percaya diri
untuk melatih dan
meningkatkan
koping,
44. 4
Tupan
Dalam waktu 2 x 24
jam dapat melakukan
keramas.
Tupen
Dalam waktu 1 x 24
jam kebutuhan
personal hygiene tidak
terganggu dengan
kriteria:
Klien mengatakan
segar, rambut tidak
kumak, tidak bau dan
bersih
Kaji faktor penyebab
Tingkatkan partisipasi maksimal
Demonstrasikan cara keramas
dengan cara:
Rambut di basuh / dilap --- pakai
sampo ---gosok –gosok
sampai bersih --- lalu di bilas /
di lap
Posisi klien tidur dengan alas perlak
dan handuk
memberikan informasi untuk
kebutuhan intervensi
Memberikan bantuan supaya
ada rasa keamanan
meningkat
supaya memberikan
kenyamanan pada klien.
45. 5
Tupan
Dalam waktu 1 x 24 jam
pengetahuan klien bertambah.
Tupen
Setelah diberi penjelasan
pengetahuan klien bertambah
dan memahami tentang
penyakitnya dengan kriteria
Klien Menyatakan pemahaman
tentang proses penyakit
Klien dapat mengidentifikasi
hubungan tanda /gejala proses
penyakit.
Melakukan perubahan pola
hidup
Berpartisipasi dalam program
pengobatan
Kaji implikasi prosedur dan
harapan masa depan.
Tekankan perlunya nutrisi yang
baik; dorong konsumsi buah,
meningkatkan diet tinggi serat.
Diskusikan pembatasan
aktivitas awal, contoh
menghindari mengangkat berat,
latihan keras, dll
Instruksikan perawatan kateter
urine bila ada.
Memberikan dasar
pengetahuan dimana
pasien dapat membuat
pilihan informasi.
meningkatkan
penyembuhan dan
mencegah komplikasi,
menurunkan resiko
pendarahan pascaoperasi.
peningkatan teknan
abdominal/meregangkan
yang menempatkan stress
pada kandung kemih dan
prostat, menimbulkan
resiko pendarahan.
Meningkatkan kemandirian
dan kompetensi dalam
perawatan diri.
46. 6
Tupan
Dalam waktu 3 x 24 jam
infeksi tidak terjadi
Tupen
Dalam waktu 24 jam infeksi
tidak terjadi dengan kriteria:
Tidak ada tanda-tanda infeksi
(rubor,dolor, kalor, tumor,
fungsi laesa
Pertahankan sistem kateter
steril; berikan perawatan katater
regular dengan sabun dan air,
berikan salep antibiotik disekitar
sisi kateter.
Awasi tanda vital, perhatikan
demam ringan, menggigil, nadi
dan pernapasan cepat,gelisah,
peka, disorientasi.
Observasi drainase dari luka,
sekitar kateter suprapubik
Ganti balutan dengan sering,
pembersihan dan pengeringan
kulit sepanjang waktu.
Kolaborasi berikan antibiotik
sesuai indikasi (Cepotaksim, 2 x
1 gr, 1 – 0 -1, injeksi secara IV)
dengan memperhatikan 5 B.
mencegah pemasukan
bakteri dan infeksi/sepsis
lanjut.
Pasien yang mengalami
sistostomi dan/atau TUR
prostat berisiko utk syok
bedah/septik sehubungan
dengan manipulasi /
instrumentasi.
adanya drain, insisi
suprapubik meningkatkan
risiko utk infeksi yang
diindikasikan dengan
eritema, drainase purulen.
Balutan basah
menyebabkan kulit iritasi
dan memberikan media
untuk pertumbuhan bakteri,
peningktan risiko infeksi
luka.
Mungkin diberikan secara
profilaktik sehubungan
dengan peningkatan risiko
infeksi pada prostatektomi.
47. Implementasi Keperawatan
No
DX
1
Tanggal /
waktu
Implementasi
Evaluasi
07 – 04 –06
Jam 14.30
Mengkaji nyeri, memperhatikan
lokasi dan intensitasnya
dengan cara menanyakan
kapada klien skala nyeri
dengan menggunkan skala
0–5
0 : Tidak ada nyeri
1 : Nyeri ringan
2 : Nyeri sedang
3 : Nyeri berat
4 : Nyeri parah
5 : nyeri sangat parah
Memberikan tindakan
kenyamanan (masase
terapeutik, pengubahan
posisi, pijatan punggung)
gunakan teknik relaksasi:
latihan napas dalam,
visualisasi
Memberikan analgetik sesuai
indikasi (Kaltropen injeksi, 1
ampul 1 – 0 – 1, secara IV,
dengan memperhatikan 5
B.
Tanggal 08 – 04 – 2006 jam
14.30
Skala nyeri 2 (nyeri sedang)
klien mengatakan nyeri
berkurang, lokasi di
abdomen, intensitas ± 5
menit.
Jam 21.00
tindakan kenyamanan
dilakukan dan klien
merasa tenang dan
nyaman serta klien
merasa rileks.
Respon klien tidak ada alergi
dan syok anapilaktik,
nyeri berkurang
Paraf
48. 2
3
07 – 04 –
2006
Jam 14.00
WIB
07 – 04 2006
Jam 14.30
Mengajarkan pentingnya diet
seimbang dengan cara
makan buah-buahan dan
sayuran .
mengajarkan untuk melakukan
mobilisasi bertahap dengan
cara membantu pasien
untuk merubah posisi dari
posisi tidur ke posisi duduk.
menganjurkan untuk minum satu
gelas air hangat di minum
sebelum makan.
Mengkaji kekuatan otot dan ROM
Membantu aktivitas klien dan
melibatkan keluarga dalam
memenuhi aktivitas klien
Membimbing klien untuk mandiri
secara bertahap
Menganjurkan untuk mobilisasi
bertahap
Tanggal 08 -04-2006 jam 14.30
klien makan buah dan sayuran
tinggi serat.
Mobilisasi : klien duduk dengan
sandaran bantal.
klien BAB, konsistensi padat,
warna kuning, klien
menyatakan nyaman.
Tanggal 08 – 04 – 2006 jam
15.00
kekuatan otot
ROM tidak berkurang
Keluarga membantu klien turut
berpartisipasi dan mendukung
Klien mulai duduk dengan di
sandar oleh bantal.
5
5
5
5
49. 4 07 – 04 –
2006
Jam 14.00
Mengkaji faktor penyebab
Meningkatkan partisipasi optimal
Mendemonstrasikan cara
keramas dengan
cara.mengatur posisi
Tanggal 08 – 04 – 2006 jam 15 00
Dikaji
Membantu klien
Klien tidak keramas karena klien
menolak.
klien
tidur dengan alas tidur
dengan alas perlak
dan handuk Rambut
di basuh / di lap, pakai
sampho, gosokgosok, sampai bersih
kemudian dibasuh / di
lap.
5 07 – 04 –
2006
Jam 15.00
Mengkaji implikasi prosedur dan
harapan masa depan
Menekankan perlunya nutrisi
yang baik mendorong
konsumsi buah,
menungkatkan diet tinggi
serat.
Mendiskusikan pembatasan
aktivitas awal misalnya
mengangkat berat
dihindari.
Menginstuksikan perawatan
Tanggal 08 – 04 – 2006 jam 14.30
Klien dan keluarga mengerti serta
paham tentang penyakit
yang diderita oleh klien
Klien berpartisipasi dalam program
pengobatan.
50. 6
07 – 04 –
2006
Jam 14.30
Mengawasi tanda dan gejala
radang
Mempertahankan sistem kateter
steril, memberikan
perawatan kateter reguler
dengan sabun dan air
Mengobservasi drainage dari
luka, sekitar kateter
suprapubik.
Mengganti balutan 1 x / hari dan
membersihkan dan
mengeringkan kulit.
Memberikan antibiotik sesuai
indikasi ( Cepotaksim 1 gr
(2 x 1 gr) secara IV),
dengan memperhatikan 5
B.
Tanggal 08 – 04 – 2006 jam
15.00
Tanda dan gejala radang tidak
ada
Drainage: cairan warna kuning,
masih produktif, purulen
tidak ada
Balutan di ganti bila ada basah
Respon klien tidak ada alergi
dan tidak ada syok
anapilaktik.
51. EVALUASI
No
DX
1.
Tanggal /
Waktu
08-04-06
Evaluasi
S : klien mengatakan nyeri berkurang
O : Skala nyeri 2 , intensitas waktu 5 menit, klien tampak rileks dan
tenang.
A : masalah mulai teratasi sebagaian
P : a. Kaji nyeri, perhatikan intensitasnya, lokasi nyeri
c. b Berikan tindakan kenyamanan
c. Berikan analgetik sesuai indikasi :
Kaltropen injeksi 1 ampul secara IV dosis 1-0-1
Perhatikan 5 B
I : a. Mengkaji Nyeri, memperhatikan intensitasnya , lokasi nyeri
b. Memberikan tindakan kenyamanan dengan cara masase
terapeutik, napas dalam, pijatan punggung dan perybahan posisi.
d. memberikan analgetik sesuai indikasi :
Kaltropen injeksi 1 ampul secara IV dosis 1-0-1
Dengan memperhatikan 5 B.
E.: Nyeri berkurang, Skala nyeri 1, waktu 3 – 4 menit klien tampak
tenang.
Paraf
52. 2
3
S : klien mengatakan sudah BAB
O : klien tampak nyaman, BAB konsentrasi padat, Warna kuning, palpasi
oada kuadran bawah kiri tidak teraba feses.
A: Masalah teratasi.
S : Klien mengatakan tidak takut untuk bergerak
O : Klien ada kemauan untuk mobilisasi, mulai duduk, ADL di bantu
sebagaian.
A : Masalah teratasi.
53. 4
S : Klien mengatakan belum keramas.
O : Rambut masih kumal, Rambut bau keringat, rambut masih
kotor.
A: Masalah terarasi sebagaian
P : a. Kaji faktor penyebab
b. Tingkatkan partisipasi optimal
c. Demonstrasikan cara keramas dengan cara :
Rambut di basahi, di lap, pakai sampo, gosok-gosok sampai
bersih, lalu di basuh dan di lap.
Posisi klien tidur dengan alas dan handuk
I : a. Mengkajifaktor penyebab
b. Meningkatkan partisipasi optimal
c. Mendemonstrasikan cara keramas dengan cara :
Rambut di basahi, di lap, pakai sampo, gosok-gosok sampai
bersih, lalu di basuh dan di lap.
Posisi klien tidur dengan alas dan handuk
E: Keramas tidak dilakukan , klien menolak. Rambut klien masih
kumal, bau keringat, rambut masih kotor.
5
S : Klien dan keluarga mengatakan paham dan mengerti dan
mendukung pada pengobatan
O : Keluarga dan klien berpartisipasi pada pengobatan, tidak
bertanya-tanya lagi tentang penyakit
A : Masalah teratasi
54. 4
S : klien mengatakan belum keramas
O : Rambut masih kumal, Rambut bau keringat, rambut masih kotor.
A: Masalah terarasi sebagaian
P : a. Kaji faktor penyebab
b. Tingkatkan partisipasi optimal
c. Demonstrasikan cara keramas dengan cara :
Rambut di basahi, di lap, pakai sampo, gosok-gosok sampai bersih,
lalu di basuh dan di lap.
Posisi klien tidur dengan alas dan handuk
I : a. Mengkajifaktor penyebab
B Meningkatkan partisipasi optimal
c. Mendemonstrasikan cara keramas dengan cara :
Rambut di basahi, di lap, pakai sampo, gosok-gosok sampai bersih,
lalu di basuh dan di lap.
Posisi klien tidur dengan alas dan handuk
E: Keramas tidak dilakukan , klien menolak. Rambut klien masih
kumal, bau keringat, rambut masih kotor.
55. KESIMPULAN
Setelah penulis menyelesaikan asuhan keperawatan pada Tn. A, yang mengalami BPH
(Hiperplasia Prostat Benigna) maka penulis akan menggambarkan kesimpulan dari kasus
tersebut sebagai berikut:
Dari hasil pengkajian pada Tn. A ditemukan data sebagai berikut : kesadaran klien
composmentis, GCS : 15, Pupil isokor 2 mm (kiri kanan ), reaksi terhadap cahaya, TTV TD
120/80 mmHg, Nadi 82 x/menit, R : 18 X/menit Suhu : 36,5 ºC, Kekuatan otot
5
5
5
5
Klien terpasang infus pada tangan kiri dengan jenis cairan RL 20 tts/menit, klien terpasang
kateter, terpasang selang irigasi, terpasang selang drainage, ada luka insisi di abdomen, klien
mengeluh nyeri di daerah operasi nyeri bertambah bila di gerakan dan berkurang bila diam.
ADL di bantu, ± 4 hari belum BAB, rambut klien tampak kotor bau keringat, Tidak ada tandatanda infeksi, mobilisasi fisik klien kurang.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang terdapat pada Tn. A yang mengalami BPH adalah : Nyeri akut
berhubungan dengan adanya luka operasi, Gangguan pola Eliminasi BAB : konstipasi
berhubungan dengan mobilisasi fisik kurang, Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
prosedur invasif, Gangguan pemenuhan kebutuhan KDM : Personl Hygiene (keramas), Kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit, Resiko tenggi terjadi
infeksi berhubungan dengan adanya luka terbuka (Prosedur invasif).
56. Dalam perencanaan pada kasus BPH penulis menyusun sesuai dengan literaturyang mengarah pada
pemecahan masalah yang telah dirumuskan berdasarkan diagnosa keperawatan yang ada.
Pada tahap implementasi, tindakan keperawatan dilakukan sesuai apa yang telah direncanakan dalam
rangka mengatasi atau menyelesaikan masalah resiko atau yang telah menjadi aktual. Akan tetapi tidak
semua intervensi dapat dilaksanakan, diantaranya pelaksanaan keramas disebabkan karena klien menolak
untuk keramas.
Evaluasi yang dilakukan terhadap Tn.A yang mengalami BPH yaitu, dari 6 masalah keperawatan
terdapat satu masalah resiko dan 5 masalah aktual. Masalah aktual: Nyeri dapat teratasi sebagian
dengan skala nyeri 1, gangguan eliminasi BAB,intoleransi aktivitas dan kurang pengetahuan dapat
teratasi sedangkan masalah pemenuhan kebutuhan KDM belum teratasi. Resiko terjadinya infeksi
dapat teratasi karena tidak ada tanda-tanda terjadinya infeksi