SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
HIPERPLASIA PROSTAT
BENIGNA
(BPH)
A. Definisi Penyakit
Hiperplasia Prostat Benigna (BPH) adalah pertumbuhan dari nodula-nodula
fibroadenomatosa majemuk dalam prostat (Sylvia Price dan Wilson, 1995).
Benigna Prostate Hypertrophy (BPH) : istilah hipertropi sebenarnya kurang
tepat karena yang terjadi adalah hiperplasia kelenjar periuretra yang mendesak
jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah.
Hiperplasia Prostat Benigna (BPH) adalah pembesaran progresif dari kelenjar
prostat (secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun) menyebabkan berbagai
derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius (Doengoes, 1998)
B. Etiologi
•
•

Bertambahnya usia, Usia > 50 tahun
Perubahan keseimbangan Testosteron Estrogen
Patofisiologi

Usia > 50 tahun
Perubahan keseimbangan tedtosteron estrogen
Testosteron menurun
Terjadi konversi testosteron menjadi estogen pada jaribgan adiposa di perifer
Pertumbuhan nodula-nodula fibroadenomatosa majemuk dalam prostat

Hiperplastik jaringan dari kelenjar dengan stroma fibrosa yang jumlahnya berbeda-beda
Pembesaran jaringan prostat periuretral
Hirersensitivitas
Resistensi leher vesika urinaria dan daerah pospat
Bertambahnya keinginan miksi

Obstruksi leher kandung kemih dan uretra pers prostatika

Nokturia

Aliran kemih <

Disuria

Retensi urine
Mengakibatkan kompensasi otot dinding
Detrusor lelah

Iritasi

Dekompensasi otot detrusor
Tidak mampu berkontraksi
Kencing sedikit - sedikit
D. Komplikasi
•
•
•

Hidro ureter, Hidro neprosin, Gagal Ginjal
Sistitis, Pielonefritis
Hernia, Hemoroid
E. Kemungkinan Data Fokus
•

Wawancara
 Keluhan utama : Retensi urine, sakit pada waktu BAK, ragu – ragu pada
saat berkemih, kurangnya dorongan aliran urine, nyeri, nokturia, disuria,
hematuria, tekanan darah kadang meningkat.
 Riwayat Kesehatan Sekarang : Yang memperberat penyakit, Yang
memperingan penyakit, Penyakit yang menyertai, sakit di daerah mana,
Bagaimana skala penyakitnya, Ssudah berapa lama sakitnya.
 Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit sebelumnya, penyakit yang
dapat mempengaruhi / memperberat penyakitnya sekarang.

•

Pemeriksaan Fisik
 Sistem Genitourinaria : Penurunan kekuatan / dorongan aliran urine,
keragu – raguan pada saat berkemih, ketidakmampuan untuk
mengosongkan kandung kemih, dengan lengkap, nokturia, disuria,
hematuria, konstipasi, (protrusi prostat kedalam rektum).
 Sistem Kardiovaskuler : Peninggian Tekanan Darah ( efek pembesaran
ginjal).
 Sistem Pencernaan : Anoreksia, mual muntah, penurunan berat badan,
adanya hemoroid, hernia.
F. Pemeriksaan Diagnostik
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•

Urinalisa : analisa urine dan pemeriksaan mikroskopik urine untuk melihat
adanya sel leukosit, bakteri dan infeksi.
Kultur Urine : Dapat menunjukan stapilococus aureus, proteus, pseudonas
dan escherichia coli.
Sitologi urine : Untuk mengesampingkan kanker kandung kemih.
BUN / Kreatinin : Meningkatkan bila fungsi ginjal dipengaruhi.
Asam posfat serum / antigen khusus prostatik : peningkatan karena
pertumbuhan seluler dan pengaruh hormonal pada kanker prostat.
Penentuan kecepatan aliran urine : mengkaji daerah obstruksi kandung
kemih.
Sistogram : Mengukur tekanan dan volume dalam kandung kemih untuk
mengidentifikasi disfungsi yang tak berhubungan.
Ultrasound transrektal : mengukur ukuran prostat, jumlah residu urine
Foto polos : untuk melihat adanya batu, pembesaran ginjal, lesi osteoblastik.
USG : dapat diperkirakan besarnya prostat, memeriksa masa ginjal
menditeksi residu urine, batu ginjal, divertikulum, atau tumor buli/buli.
Pielografi intravena : gambaran ureter berbelok-belok di vesika.
G. Penatalaksanaan
•

Terapi Bedah
Indikasi absolut untuk terapi bedah yaitu :







•

Retensio urine berulang
Hematuria
Tanda penurunan fungsi ginjal
Infeksi saluran kemih berulang
Tanda – tanda obstruksi berat yang devertikel, hidroureter, hidronefrosis.
Ada batu saluran kemih.

Jenis Intervensi Bedah yang dilakukan.





Transurethral resection of the prostste (TURP).
Transurethral Insision of the prostate (TUIP).
Prostatektomi terbuka
Prostatektomi dengan laser
Laporan Kasus
Asuhan Keperawatan pada Tn. A
Gangguan pada sistem Genitourinaria Pada Kau BPH

A. Pengkajian
Identitas klien
Nama
: Tn. A
Umur
: 75 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Menikah
Pendidikan
: SR
Pekerjaan
: Tani
Agama
: Islam
No Medrek
: 246657
Tanggal masuk
: 2 April 2006
Tanggal pengkajian
: 7 April 2006
Diagnosa medis: BPH
Identitas Penanggung Jawab
Nama
: Tn. S
Umur
: 45 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Anak
Alamat
: Kawalu
B. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan Utama :
Nyeri di daerah operasi
Riwayat penyakit sekarang ;
Kurang lebih 2 minggu yang lalu klien mengeluh susah BAB dan
sering BAK di malam hari lalu klien berobat ke RS Jasa Kartini dan
dirawat selama 2 hari lalu klien alih rawat ke RSUD kota
Tasikmalaya.Ketika di RS Tasik klien mengeluh sakit waktu BAK.
Pada saat dikaji, Klien mengatakan nyeri pada luka operasi, nyeri terasa
sepereti di iris-iris, nyeri menjalar sekitar perut, Nyeri di rasakan
bertambah bila badan digerakan dan nyeri berkurang bila badan diam.
Skala nyeri klien 3 dari 5 intensitas nyerinya kurang lebih 10 menit.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien tidak mempunyai penyakit yang memberatkan dengan penyakitnya
sekarang.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Keluarga ada yang pernah mengalami / mempunyai penyakit yang sama
dengan klien yaitu ayah klien, dan tidak mempunyai penyakit yang sifatnya
genetik dan penyakit menular.
C. Genogram
+

+

+
75

Keterangan:
= Perempuan
+

= yang tinggal serumah

= Perempuan yang meninggal karena penyakit Hipertensi
= Laki-laki

75

= Klien

+

=Laki-laki yang mempunyai penyakit yang sama dg klien
No
1

2.

Kebutuhan
Nutrisi
a. BB / TB
b. Diet
c. Kemampuan
- Mengunyah
- Menelan
- Bantuan totol/sebagian
d. Frekuensi
e.Porsi makan
f. Makanan yang menimbulkan alergi
g. Makanan yang disukai

Sebelum Sakit

Sesudah sakit

Tidak ada data
Nasi + lauk pauk

Tidak ada data
Bubur TKTP

dapat mengunyah
Dpt menelan dg baik
Mandiri
3 X sehari
1 piring
Tidak ada
Telor, susu

Dpt mengunyah
Dpt menelan dg baik
Bantuan total {disuapin)
3 X sehari
1 piring
Tidak ada
Telor, susu

Air minum
Air putih
1500 cc / hari
Mandiri

Air minum
Air putih, air mineral
1500 cc / hari
Di bantu

Tidak ada data
Tidak ada data

RL 20 gtt / menit makro
1500 cc / hari

BAK, IWL
1500 cc / hari

D. kateter, IWL
3000 cc / hari

Cairan
a.
Intake

Oral
Jenis
Jumlah...cc / hari
Bantuan total/sebagian

Intravena
Jenis
Jumlah...cc / hari
Output

Jenis
Jumlah... cc / hari
No
1

2.

Kebutuhan
Nutrisi
a. BB / TB
b. Diet
c. Kemampuan
- Mengunyah
- Menelan
- Bantuan totol/sebagian
d. Frekuensi
e.Porsi makan
f. Makanan yang menimbulkan alergi
g. Makanan yang disukai

Sebelum Sakit

Sesudah sakit

Tidak ada data
Nasi + lauk pauk

Tidak ada data
Bubur TKTP

dapat mengunyah
Dpt menelan dg baik
Mandiri
3 X sehari
1 piring
Tidak ada
Telor, susu

Dpt mengunyah
Dpt menelan dg baik
Bantuan total {disuapin)
3 X sehari
1 piring
Tidak ada
Telor, susu

Air minum
Air putih
1500 cc / hari
Mandiri

Air minum
Air putih, air mineral
1500 cc / hari
Di bantu

Tidak ada data
Tidak ada data

RL 20 gtt / menit makro
1500 cc / hari

BAK, IWL
1500 cc / hari

D. kateter, IWL
3000 cc / hari

Cairan
a.
Intake

Oral
Jenis
Jumlah...cc / hari
Bantuan total/sebagian

Intravena
Jenis
Jumlah...cc / hari
Output

Jenis
Jumlah... cc / hari
3.

Eliminasi
a.BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Keluhan
Bantuan total/sebagian
b.BAK
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Keluhan
Bantuan Total/sebagian

4.

5

Istirahat Tidur
- Lama Tidur
- Kesulitan memulai tidur
- Gangguan tidur
- Kebiasaan sebelum tidur

2 hari sekali
Padat
Kuning
Tidak ada keluhan
Mandiri

4 hari belum BAB
Tidak ada data
Tidak ada data
Konstipasi
Tidak ada

4 – 6 X / hari
Jernih
Kuning
Tidak ada keluhan
Mandiri

Tidak ada data
Jernih
Kuning
Tidak ada
Terpasang DC

8 jam / hari
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

10 – 12 jam / hari
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

2 X / hari
Mandiri
Pagi – sore

1 x / hari
Dibantu (diseka)
Pagi

Personal hygiene
a.Mandi

- Frekuensi
-Bantuan total / sebagian
-Kebiasaan mandi
b.Gosok Gigi
c. Cuci Rambut
d. Gunting Kuku
e. Ganti pakaian
6

2 X / hari
2 hari sekali
1 minggu sekali
Tiap habis mandi

1 x / hari
Selama di RS blm
Bersih dan pendekTiap
Habis mandi

Aktivitas
a. Mobilisasi fisik
b. Olah raga
c. Rekreasi

Aktif
1 x seminggu
Nonton TV, Baca koran,
dengerin radio

Mobilisasi bertahap
Tidak dilakukan
Tidak ada data
D. Data Psikologi

•
•
•
•
•

Ideal diri klien : Klien mempunyai motifasi tinggi untuk sembuh
Gambaran diri : Klien tidak disorientasi
Peran diri : Klien tidak bisa melakukan peran sebagai kepala keluarga
karena klien di rawat di RS.
Harga diri : klien di hargai dan dicintai oleh keluarga dan orang lain.
Identitas diri : klien menganggap dirinya manusia seutuhnya yang
mempunyai kemampuan, perasaan berharga dan percaya diri.
E. Data Sosial
•
•
•
•
•

Hubungan klien dengan keluarga baik
Hubungan dengan tetangga baik
Hubungan antara perawat, dr, petugas kesehatan lain baik,
keluarga dan klien kooperatif
Hubungan dengan pasien sekamar baik
Hubungan dengan keluarga pasien lain baik.
F. Data Spiritual
•

Keinginan klien untuk embuh tinggi dan percaya pada pengobatan, klien
selalu berdoa untuk kesembuhannya dan didukung oleh keluarganya,
Sholat 5 waktu di kerjakan walaupun di tempat tidur.
G. Pemeriksaan Fisik
•

Keadaan Umum







T : 120 / 80 mmHG
P : 82 x / menit
R : 18 x / menit
S : 36,5ºC
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 (E4,M6, V5)
Sistem Kardiovaskuler

Inspeksi dan Palpasi
Inspeksi pergerakan jantung setinggi garis mid klapikula kiri, interkosta 5,
sianosis tidak ada; CRT < 3 detik; Frekuensi nadi : 82 x/menit, irama teratur,
kedalaman dangkal dan cepat; suhu akral hangat; JVP tidak ada pembesaran.
Perkusi
Tidak ada pembesaran jantung, batas jantung atas: intercosta 2, bawah:
Intercosta 5 - 6, kanan : mid sternum, kiri : mid klavikula

Auskultasi
Apek jantung interkosta 4-5, irama bunyi jantung reguler, Suara lub dub (S1
– S2 timbul akibat penutupan katup trikuspidalis dan mitralis), gallop tidak
ada, murmur tidak ada.
Sistem Pernapasan
Inspeksi
Dada : pergerakan saat inspirasi dada naik ke atas
Pergerakan saat Expirasi dada turun ke bawah
Bentuk dada simetris (normal).
Tidak ada sianosis, tidak ada retraksi dada
Hidung : lubang ada dan bersih, tidak terpasang alat, pernapasa cuping hidung
tidak ada.
Fungsi penciman baik dan dapat membedakan bau, Klien tidak batuk dan pilek,
Frekuensi napas 18 x / menit, Irama dan pola napas teratur.

Palpasi
Daerah torax / dada dan hidung tidak teraba benjolan / masa, Pergerakan
paru-paru kanan dan kiri teratur (bersamaan), Focal fremitus (getaran yang
dirasakan seimbang pada kesua sisi paru).
Auskultasi
Suara napas vesikuler dan bronchial trakea, broncovasikuler,
Ronchi tidak ada, wheezing tidak ada, crackles tidak ada.

Perkusi
Dada bunyi resonance
Sistem Pencernaan

Inspeksi
Mulut
Bibir : lembab, sianosis tidak ada, edema tidak ada.
Gigi : gigi bawah dan Graham atas tanggal, kebersihan cukup
Gusi : Tidak bengkak, dan tidak berdarah, tidak ada lesi, warna merah muda
Lidah : bersih, tidak ada lesi , tidak ada radang
Tonsil simetris tidak ada pembengkakan.
Bicara dapat dan kooperatif
Fungsi pengecap dapat membedakan rasa, bau mulut tidak ada karena klien
selalu melakukan oral hygiene, mual muntah tidak ada.
Pharing: Dapat menelan, tidak berwarna merah, sekret tidak ada
Anus : tidak ada hemoroid, iritasi kulit tidak ada.
Palpasi
Anus : Tidak ada hemoroud
Abdomen : Teraba feses di kuadran bawah kiri

Auskultasi
Bising usus 6 x / menit

Perkusi
Tidak dilakukan karena ada luka operasi.
Sistem Endokrin

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
pertumbuhan sesuai usia.

•Sistem Integumen
Inspeksi
Warna kulit tidak sianosis, hiperfigmentasi ada di muka (sedikit), kebersihan
cukup, ada luka sayatan / insisi post operasi pada abdomen panjang kurang
lebih 7 cm, terpasang drainase, terpasang selang irigasi.
Kuku pendek dan bersih 160 °
Rambut : warna putuh beruban, tidak mudah dicabut, tidak rontok, rambut
bau keringat, rambut agak kumal, kulit kepala agak kotor, distribusi rambut
menyebar merata.
Tanda – tanda peradangan tidak ada.
Palpasi
Suhu akral hangat.

Umbilikal
Irigasi

Drainase

Luka perasi
± 7 cm
Sistem Genitourinaria

Inspeksi
Anatomi kelamin laki-laki : klien mengatakan tidak ada keluhan pada alat kelaminnya.
Urinaria : DC terpasang, warna urine kuning dan jernih.
Palpasi
Tidak teraba pembesaran atau masa di daerah kandung kemih.
Sistem Persyarafan

N I (Olfaktorius) : klien dapat membedakan bau
N II (Optikus) : Ketajaman penglihatan baik
N III (Okulomotorius); N IV (Troklearis); N VI (Abbusen) : Pupil bereaksi
terhadap cahaya (miosis), ukuran pupil ± 2mm, isokor kanan dan kiri, bola
mata dapat mengikuti objek, repleks kornea ada, ptosis tidak ada,
nistagmus tidak ada.
N V (Trigeminus) : Otot mengunyah tidak ada gangguan, sensasi wajah:
Kliean dapat merasakan ketika wajah klien disentuh dengan tangan
pemeriksa, dapat menggigit dan dapat menggerakan rahang.
N VII ( Fasialis) : dapat mengangkat dahi, dapat menutup dan membuka
mata, dapat mengembangkan pipi, dapat menggerutkan dahi, dapat
mengangkat alis, membedakan rasa.
N VIII ( Akustikus) : bila dipanggil nama dapat menyahut, pendengaran
tajam.
N IX (Glosoparingeal ); N X (Vagus) : Suara tidak parau, dapat
menelan.
N XI (Aksesoris) : Dapat menggerakan kepala ke kiri dan ke kanan
dapat mengangkat bahu.
N XII (Hipoglosus) : klien dapat menjulurkan lidah, membuka mulut,
lidah tidak lumpuh. Sensibilitas : rasa raba, rasa nyeri
Sistem Muskuloskeletal
Inspeksi
Bentuk/postur tubuh normal, terpasang infus di tangan kiri, tidak ada edema
di ekstemitas bawah maupun atas.
Palpasi

Kekuatan otot

5

5

5

5

ROM tidak berkurang rentang geraknya, nyari tekan di ekstremitas tidak ada.
Refleks biceps : +
Refleks triseps : +
Refleks achiles dan refleks plantar tidak dilakukan.
Sistem Muskuloskeletal
Inspeksi
Bentuk/postur tubuh normal, terpasang infus di tangan kiri, tidak ada edema
di ekstemitas bawah maupun atas.
Palpasi

Kekuatan otot

5

5

5

5

ROM tidak berkurang rentang geraknya, nyari tekan di ekstremitas tidak ada.
Refleks biceps : +
Refleks triseps : +
Refleks achiles dan refleks plantar tidak dilakukan.
Data Penunjang

Hasil

Batas Normal

Hemoglobin 12,2 g / dl
Leukosut : 13.100 / ui
LED : 64 / 85 mm / 1 jam
Jumlah Trombosit : 201.00 / ui
Waktu Pendarahan : 2 menit
Waktu pembekuan : 4 menit
Protein total : 7,98 mg / dl
Albumin : 3.73 mg / dl
Globulin : 4,25 mg / dl

P : 12-16 g/dl ; L : 14-18 gr/dlDws : 5000 –
10.000 / uiP : < 20 mm/1 jam ; L : < 15 mm/ 1
jam
150.000 – 350.000 / ui
1 – 3 menit
1 – 7 menit
6,7 – 8,7 mg / dl
3.5 – 5,0 mg / dl

Glukosa puasa : 93 mg / dl
Glukosa 2 jam PP : 139 mg / dl
SGOT (ASAT) : 35
SGPT (ALAT) : 34

70 – 100 mg / dl
< 140 mg / dl
P : 10-31 U/L/370 C; L: 10-34 U/L/370 C
P : 9-36 U/ L/ 370 C; L : 9-46 U/L/370C
Hasil pemeriksaan torax pada tanggal 3 April 2006
Coor, sinuses dan diafragma normal
Pulmo : tidak tampak spesifik proses, tidak tampak infiltrat
Kesan : Tidak tampak TB Paru aktif, tidak tampak pembesaran jantung.
Pemeriksaan Ultrasonografi tanggal 3 April 2006
Hati ekohomogen, difus permukaan rata, limpa tidak membesar
Pankreas homogen
Kandung empedu mukosa tebal, saluran bilier jelas
Gejala eko kasar
Ectasi pylocalsies kanan > kiri
Tidak tampak batu
Buli-buli rash urine banyak, mukosa kasar trabekulasi tak tampak batu
Prostat membesar, menonjol
Udara usus kembung, tidak tampak asites
Kesan : - Rash urine banyak, retensio ada refluk kinking uretra kanan > kiri
Ec BPH dengan prostatismus
Sistitis kronis dengantrabekulasi
Meteorismus kembung.
Pemeriksaan Urine Lengkap pada tanggal 4 april 2006
Warna : kuning keruh
Pcl
: Asam dengan PH 6
Berat jenis : 1020
Protein : Negatif
Reduksi : Negatif
Keton : Positif
Urobilin : Positif / Normal
Bilirubin : Negatif
Sedimen : Leko / LPB : 0-2
Eri / LPB : Banyak
Cash / LPK : Negatif
Epc / Lpk : Beberapa mikro
Krist : sedikit amorphe uraten
Mikroorganisme : negatif
Ureum darah : 34,7
Kreatinin : 1,22
Asam urat : 6,4
Obat-Obatan

Cepotaksim
Kaltropen
Kalnek
Parasetamol
Bicombion

2 x 1 gr
2 x 1 ampul
3 x 1 ampul
3 x 1 (bila demam )
1x1
Analisa Data
N
o
1

Data
DS :
Klien mengatakan nyeri di
daerah luka operasi
DO :
Ada Luka Operasi
Terpasang drainase
Ekspresi wajah meringis
Klien tampah gelisah
Skala nyeri 3 (nyeri berat)
Intensitas 10 menit

Etiologi
Prosedur pembedahan

Masalah
Nyeri akur

Terputusnya kontinuitas jaringan
Mengeluarkan mediator kimia (bradikinin,
serotonin, histamin, prostaglandin)
Merangsang reseptor nyeri
Hipotalamus
Talamus
Cortex serebri
Persepsi nyeri

2

DO
Ada luka operasi di
abdomen
Luka/lubang drainase
Luka/lubang irigasi
Pemasangan kateter

Prosedur pembedahan
Adanya luka terbuka, Post Op, Lubang irigasi,
lubang drainage.
Kontinuitas jaringan rusak

Resiko terjadi
infeksi
Mikroorganisme mudah masuk

Resiko infeksi

3

DO :
Klien dan keluarga tampak
cemas
DS :
Klien mengungkapkan
masalah tentang
penyakitnya

4.

.

DS
Klien mengatakan selama
di rawat klien belum BAB
± 4 hari .
DO

Kurang informasi tentang proses penyakit
Salah interpetasi informasi
Kurang pengetahuan

Psikologis: ketakutan
Ada luka operasi dan nyeri
Tidak nyaman untuk pemenuhan KDM

Palpasi pada kuadran kiri
bawah teraba feses
keras.

Kurang
pengetahuan

Gangguan pemenuhan, kebutuhan KDM,
personal Hygiene (Keramas).

Gangguan
pemenuhan
Kebutuhan
KDM, personal
Hygiene
5.

DS
Klien mengatakan selama
di rawat klien belum BAB
± 4 hari .
DO
Palpasi pada kuadran kiri
bawah teraba feses keras

Post operasi
Takut untuk bergerak

Gangguan
pola elimeiasi
BAB:
Konstipasi

Mobilisasi peristaltik usus kurang
Absorbsi air berlebih di usus
Feses keras
Konstipasi

6.

DS
Klien takut bila mau
bergerak
DO
Ada luka operasi
Terpasang kateter
Terpasang selang
draainase, selang irigasi
kandung kemih, infus
Mobilisasi kurang
ADL di bantu

Prosedur invasif : kateter, irigasi kandung
kemih, insisi bedah, infus
Takut karena situasi
Mobilisasi kurang
ADL di bantu

Intoleransi
aktivitas
Diagnosa Keperawatan yang muncul
•

Nyeri akut berhubungan dengan adanya luka operasi ditandai dengan :
 DS : Klien mengatakan nyeri di daerah luka operasi
 DO :Ada luka operasi, terpasang selang drainage, terpasang
selang irigasi kandung kemih, ekspresi wajah meringis, gelisah,
Skala nyeri 3 dari 5, intensitas 10 menit.

•

Gangguan pola eliminasi BAB : Konstipasi berhubungan dengan
mobilisasi fisik kurang ditandai dengan:
 DS : Selama di Rs klien belum BAB ±4 hari
 DO : Palpasi kuadran kiri bawah teraba feses keras.

•

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan prosedur invasif ditandai
dengan :
 DS : Klien mengatakan takut untuk bergerakan
 DS : Ada lika operasi, Terpasang kateter, terpasang drainage,
terpasang selang irigasikandung kemih, terpasang infus.
•

Gangguan pemenuhan kebutuhan KDM : Personal Hygiene (keramas) di
tandai dengan:
 DS : Klien mengatakan selama dirawat di RS belum keramas.
 DO : Kulit kepala kotor, ramut agak kumak, Bau rambut, bau keringat.

•

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
penyakit ditandai dengan.
 DS : Klien dan keluarga tamak cemas’
 DO : Klien mengungkapkan masalah tentang penyakitnya

•

Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka di tandain dengan:
 DO : Ada lika operasi, Adanya lubang drainage, Adanya lubang irigasi kandung
kemih, terpasang kateter.
Intervensi Keperawatan
No.
DX
1

Tujuan
Tupan
Dalam waktu 3 x 24 jqm
nyeri hilang dan terkontrol
Tupen
Dalam waktu 1 x 24 jam
nyeri hilang atau
berkurang dengan kriteria
:Skala nyeri 0Klien tidak

Intervensi
Kaji nyeri, perhatikan lokasi dan
intensitasnya (Skala 0 –
5 ).

menyatakan nyeriKlien
tampak rileks, nyaman
Berikan tindakan kenyamanan
(masase terapeutik,
pengubahan posisi, pijatan
punggung) gunakan teknik
relaksasi: latihan napas
dalam, visualisasi
Berikan analgetik sesuai indikasi
(Kaltropen injeksi, 1 ampul
1 – 0 – 1, secara IV,
dengan memperhatikan 5
B.

Rasional
Nyeri tajam, intermiten dengan
dorongan
berkemih/pasase urine
sekitar kateter
menunjukan spasme
kandung kemih,yang
cenderung lebih berat
pada pendekatan
suprapubik atau TUR
(biasanya menurun
setelah 48 jam )
Menurunkan tegangan otot
mempokuskan kembali
perhatian dan
meningkatkan
kemampuan koping.
Untuk meredakan nyeri.
2

Tupan
Dalam waktu 2 hari klien
BAB
Tupen
Dalam waktu 24 jam
konstipasi tidak ada
dengan kriteria:
Klien BAB
Tidak teraba feses di
kuadran kiri bawah

3

Tupan
Dalam waktu 3 hari
aktivitas dapat toleran
Tupen
Dalam Waktu 1 x 24 jam
aktivitas dapat toliran
dengan kriteria
Dapat melakukan
mobilisasi
ADL tidak dibantu.

Ajarkan pentingnya diet seimbang
dengan cara makan buahbuahan dan sayuran.
Anjurkan untuk melakukan
mobilisasi bertahap
Anjurkan untuk minum 1 gelas air
hangat diminum 30 menit
sebelum makan.
Observasi kekuatan otot dan ROM

Bantu aktivitas klien dan libatkan
keluarga dalam memenuhi
aktivitas klien
Bimbing klien untuk mandiri secara
bertahap
Anjurkan untuk melakukan
mobilisasi bertahap

dengan diet seimbang
proses metabolisme
dalam tubuh menjadi
baik dan seimbang
Dapat meningkatkan
kualitas peristaltik
usus meningkat
Cairan dapat bertindak
sebagai stimulus
untuk evaluasi usus.
Untuk memberikan
informasi kebutuhan
intervensi
selanjutnya.
Untuk mencegah cedera

memandirikan pasien dan
membuahkan rasa
percaya diri
untuk melatih dan
meningkatkan
koping,
4

Tupan
Dalam waktu 2 x 24
jam dapat melakukan
keramas.
Tupen
Dalam waktu 1 x 24
jam kebutuhan
personal hygiene tidak
terganggu dengan
kriteria:
Klien mengatakan
segar, rambut tidak
kumak, tidak bau dan
bersih

Kaji faktor penyebab
Tingkatkan partisipasi maksimal

Demonstrasikan cara keramas
dengan cara:
Rambut di basuh / dilap --- pakai
sampo ---gosok –gosok
sampai bersih --- lalu di bilas /
di lap
Posisi klien tidur dengan alas perlak
dan handuk

memberikan informasi untuk
kebutuhan intervensi
Memberikan bantuan supaya
ada rasa keamanan
meningkat
supaya memberikan
kenyamanan pada klien.
5

Tupan
Dalam waktu 1 x 24 jam
pengetahuan klien bertambah.
Tupen
Setelah diberi penjelasan
pengetahuan klien bertambah
dan memahami tentang
penyakitnya dengan kriteria
Klien Menyatakan pemahaman
tentang proses penyakit
Klien dapat mengidentifikasi
hubungan tanda /gejala proses
penyakit.
Melakukan perubahan pola
hidup
Berpartisipasi dalam program
pengobatan

Kaji implikasi prosedur dan
harapan masa depan.
Tekankan perlunya nutrisi yang
baik; dorong konsumsi buah,
meningkatkan diet tinggi serat.
Diskusikan pembatasan
aktivitas awal, contoh
menghindari mengangkat berat,
latihan keras, dll
Instruksikan perawatan kateter
urine bila ada.

Memberikan dasar
pengetahuan dimana
pasien dapat membuat
pilihan informasi.
meningkatkan
penyembuhan dan
mencegah komplikasi,
menurunkan resiko
pendarahan pascaoperasi.
peningkatan teknan
abdominal/meregangkan
yang menempatkan stress
pada kandung kemih dan
prostat, menimbulkan
resiko pendarahan.
Meningkatkan kemandirian
dan kompetensi dalam
perawatan diri.
6

Tupan
Dalam waktu 3 x 24 jam
infeksi tidak terjadi
Tupen
Dalam waktu 24 jam infeksi
tidak terjadi dengan kriteria:
Tidak ada tanda-tanda infeksi
(rubor,dolor, kalor, tumor,
fungsi laesa

Pertahankan sistem kateter
steril; berikan perawatan katater
regular dengan sabun dan air,
berikan salep antibiotik disekitar
sisi kateter.
Awasi tanda vital, perhatikan
demam ringan, menggigil, nadi
dan pernapasan cepat,gelisah,
peka, disorientasi.
Observasi drainase dari luka,
sekitar kateter suprapubik
Ganti balutan dengan sering,
pembersihan dan pengeringan
kulit sepanjang waktu.
Kolaborasi berikan antibiotik
sesuai indikasi (Cepotaksim, 2 x
1 gr, 1 – 0 -1, injeksi secara IV)
dengan memperhatikan 5 B.

mencegah pemasukan
bakteri dan infeksi/sepsis
lanjut.
Pasien yang mengalami
sistostomi dan/atau TUR
prostat berisiko utk syok
bedah/septik sehubungan
dengan manipulasi /
instrumentasi.
adanya drain, insisi
suprapubik meningkatkan
risiko utk infeksi yang
diindikasikan dengan
eritema, drainase purulen.
Balutan basah
menyebabkan kulit iritasi
dan memberikan media
untuk pertumbuhan bakteri,
peningktan risiko infeksi
luka.
Mungkin diberikan secara
profilaktik sehubungan
dengan peningkatan risiko
infeksi pada prostatektomi.
Implementasi Keperawatan
No
DX
1

Tanggal /
waktu

Implementasi

Evaluasi

07 – 04 –06
Jam 14.30

Mengkaji nyeri, memperhatikan
lokasi dan intensitasnya
dengan cara menanyakan
kapada klien skala nyeri
dengan menggunkan skala
0–5
0 : Tidak ada nyeri
1 : Nyeri ringan
2 : Nyeri sedang
3 : Nyeri berat
4 : Nyeri parah
5 : nyeri sangat parah
Memberikan tindakan
kenyamanan (masase
terapeutik, pengubahan
posisi, pijatan punggung)
gunakan teknik relaksasi:
latihan napas dalam,
visualisasi
Memberikan analgetik sesuai
indikasi (Kaltropen injeksi, 1
ampul 1 – 0 – 1, secara IV,
dengan memperhatikan 5
B.

Tanggal 08 – 04 – 2006 jam
14.30
Skala nyeri 2 (nyeri sedang)
klien mengatakan nyeri
berkurang, lokasi di
abdomen, intensitas ± 5
menit.

Jam 21.00

tindakan kenyamanan
dilakukan dan klien
merasa tenang dan
nyaman serta klien
merasa rileks.
Respon klien tidak ada alergi
dan syok anapilaktik,
nyeri berkurang

Paraf
2

3

07 – 04 –
2006
Jam 14.00
WIB

07 – 04 2006
Jam 14.30

Mengajarkan pentingnya diet
seimbang dengan cara
makan buah-buahan dan
sayuran .
mengajarkan untuk melakukan
mobilisasi bertahap dengan
cara membantu pasien
untuk merubah posisi dari
posisi tidur ke posisi duduk.
menganjurkan untuk minum satu
gelas air hangat di minum
sebelum makan.
Mengkaji kekuatan otot dan ROM
Membantu aktivitas klien dan
melibatkan keluarga dalam
memenuhi aktivitas klien
Membimbing klien untuk mandiri
secara bertahap
Menganjurkan untuk mobilisasi
bertahap

Tanggal 08 -04-2006 jam 14.30
klien makan buah dan sayuran
tinggi serat.
Mobilisasi : klien duduk dengan
sandaran bantal.

klien BAB, konsistensi padat,
warna kuning, klien
menyatakan nyaman.

Tanggal 08 – 04 – 2006 jam
15.00
kekuatan otot
ROM tidak berkurang
Keluarga membantu klien turut
berpartisipasi dan mendukung
Klien mulai duduk dengan di
sandar oleh bantal.
5
5

5
5
4 07 – 04 –
2006
Jam 14.00

Mengkaji faktor penyebab
Meningkatkan partisipasi optimal
Mendemonstrasikan cara
keramas dengan
cara.mengatur posisi

Tanggal 08 – 04 – 2006 jam 15 00
Dikaji
Membantu klien
Klien tidak keramas karena klien
menolak.

klien

tidur dengan alas tidur
dengan alas perlak
dan handuk Rambut
di basuh / di lap, pakai
sampho, gosokgosok, sampai bersih
kemudian dibasuh / di
lap.
5 07 – 04 –
2006
Jam 15.00

Mengkaji implikasi prosedur dan
harapan masa depan
Menekankan perlunya nutrisi
yang baik mendorong
konsumsi buah,
menungkatkan diet tinggi
serat.
Mendiskusikan pembatasan
aktivitas awal misalnya
mengangkat berat
dihindari.
Menginstuksikan perawatan

Tanggal 08 – 04 – 2006 jam 14.30
Klien dan keluarga mengerti serta
paham tentang penyakit
yang diderita oleh klien
Klien berpartisipasi dalam program
pengobatan.
6

07 – 04 –
2006
Jam 14.30

Mengawasi tanda dan gejala
radang
Mempertahankan sistem kateter
steril, memberikan
perawatan kateter reguler
dengan sabun dan air
Mengobservasi drainage dari
luka, sekitar kateter
suprapubik.
Mengganti balutan 1 x / hari dan
membersihkan dan
mengeringkan kulit.
Memberikan antibiotik sesuai
indikasi ( Cepotaksim 1 gr
(2 x 1 gr) secara IV),
dengan memperhatikan 5
B.

Tanggal 08 – 04 – 2006 jam
15.00
Tanda dan gejala radang tidak
ada
Drainage: cairan warna kuning,
masih produktif, purulen
tidak ada

Balutan di ganti bila ada basah
Respon klien tidak ada alergi
dan tidak ada syok
anapilaktik.
EVALUASI
No
DX
1.

Tanggal /
Waktu
08-04-06

Evaluasi
S : klien mengatakan nyeri berkurang
O : Skala nyeri 2 , intensitas waktu 5 menit, klien tampak rileks dan
tenang.
A : masalah mulai teratasi sebagaian
P : a. Kaji nyeri, perhatikan intensitasnya, lokasi nyeri
c. b Berikan tindakan kenyamanan
c. Berikan analgetik sesuai indikasi :
Kaltropen injeksi 1 ampul secara IV dosis 1-0-1
Perhatikan 5 B
I : a. Mengkaji Nyeri, memperhatikan intensitasnya , lokasi nyeri
b. Memberikan tindakan kenyamanan dengan cara masase
terapeutik, napas dalam, pijatan punggung dan perybahan posisi.
d. memberikan analgetik sesuai indikasi :
Kaltropen injeksi 1 ampul secara IV dosis 1-0-1
Dengan memperhatikan 5 B.
E.: Nyeri berkurang, Skala nyeri 1, waktu 3 – 4 menit klien tampak
tenang.

Paraf
2

3

S : klien mengatakan sudah BAB
O : klien tampak nyaman, BAB konsentrasi padat, Warna kuning, palpasi
oada kuadran bawah kiri tidak teraba feses.
A: Masalah teratasi.

S : Klien mengatakan tidak takut untuk bergerak
O : Klien ada kemauan untuk mobilisasi, mulai duduk, ADL di bantu
sebagaian.
A : Masalah teratasi.
4

S : Klien mengatakan belum keramas.
O : Rambut masih kumal, Rambut bau keringat, rambut masih
kotor.
A: Masalah terarasi sebagaian
P : a. Kaji faktor penyebab
b. Tingkatkan partisipasi optimal
c. Demonstrasikan cara keramas dengan cara :
Rambut di basahi, di lap, pakai sampo, gosok-gosok sampai
bersih, lalu di basuh dan di lap.
Posisi klien tidur dengan alas dan handuk
I : a. Mengkajifaktor penyebab
b. Meningkatkan partisipasi optimal
c. Mendemonstrasikan cara keramas dengan cara :
Rambut di basahi, di lap, pakai sampo, gosok-gosok sampai
bersih, lalu di basuh dan di lap.
Posisi klien tidur dengan alas dan handuk
E: Keramas tidak dilakukan , klien menolak. Rambut klien masih
kumal, bau keringat, rambut masih kotor.

5

S : Klien dan keluarga mengatakan paham dan mengerti dan
mendukung pada pengobatan
O : Keluarga dan klien berpartisipasi pada pengobatan, tidak
bertanya-tanya lagi tentang penyakit
A : Masalah teratasi
4

S : klien mengatakan belum keramas
O : Rambut masih kumal, Rambut bau keringat, rambut masih kotor.
A: Masalah terarasi sebagaian
P : a. Kaji faktor penyebab
b. Tingkatkan partisipasi optimal
c. Demonstrasikan cara keramas dengan cara :
Rambut di basahi, di lap, pakai sampo, gosok-gosok sampai bersih,
lalu di basuh dan di lap.
Posisi klien tidur dengan alas dan handuk
I : a. Mengkajifaktor penyebab
B Meningkatkan partisipasi optimal
c. Mendemonstrasikan cara keramas dengan cara :
Rambut di basahi, di lap, pakai sampo, gosok-gosok sampai bersih,
lalu di basuh dan di lap.
Posisi klien tidur dengan alas dan handuk
E: Keramas tidak dilakukan , klien menolak. Rambut klien masih
kumal, bau keringat, rambut masih kotor.
KESIMPULAN
Setelah penulis menyelesaikan asuhan keperawatan pada Tn. A, yang mengalami BPH
(Hiperplasia Prostat Benigna) maka penulis akan menggambarkan kesimpulan dari kasus
tersebut sebagai berikut:
Dari hasil pengkajian pada Tn. A ditemukan data sebagai berikut : kesadaran klien
composmentis, GCS : 15, Pupil isokor 2 mm (kiri kanan ), reaksi terhadap cahaya, TTV TD
120/80 mmHg, Nadi 82 x/menit, R : 18 X/menit Suhu : 36,5 ºC, Kekuatan otot
5
5
5
5
Klien terpasang infus pada tangan kiri dengan jenis cairan RL 20 tts/menit, klien terpasang
kateter, terpasang selang irigasi, terpasang selang drainage, ada luka insisi di abdomen, klien
mengeluh nyeri di daerah operasi nyeri bertambah bila di gerakan dan berkurang bila diam.
ADL di bantu, ± 4 hari belum BAB, rambut klien tampak kotor bau keringat, Tidak ada tandatanda infeksi, mobilisasi fisik klien kurang.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang terdapat pada Tn. A yang mengalami BPH adalah : Nyeri akut
berhubungan dengan adanya luka operasi, Gangguan pola Eliminasi BAB : konstipasi
berhubungan dengan mobilisasi fisik kurang, Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
prosedur invasif, Gangguan pemenuhan kebutuhan KDM : Personl Hygiene (keramas), Kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit, Resiko tenggi terjadi
infeksi berhubungan dengan adanya luka terbuka (Prosedur invasif).
Dalam perencanaan pada kasus BPH penulis menyusun sesuai dengan literaturyang mengarah pada
pemecahan masalah yang telah dirumuskan berdasarkan diagnosa keperawatan yang ada.
Pada tahap implementasi, tindakan keperawatan dilakukan sesuai apa yang telah direncanakan dalam
rangka mengatasi atau menyelesaikan masalah resiko atau yang telah menjadi aktual. Akan tetapi tidak
semua intervensi dapat dilaksanakan, diantaranya pelaksanaan keramas disebabkan karena klien menolak
untuk keramas.
Evaluasi yang dilakukan terhadap Tn.A yang mengalami BPH yaitu, dari 6 masalah keperawatan
terdapat satu masalah resiko dan 5 masalah aktual. Masalah aktual: Nyeri dapat teratasi sebagian
dengan skala nyeri 1, gangguan eliminasi BAB,intoleransi aktivitas dan kurang pengetahuan dapat
teratasi sedangkan masalah pemenuhan kebutuhan KDM belum teratasi. Resiko terjadinya infeksi
dapat teratasi karena tidak ada tanda-tanda terjadinya infeksi

More Related Content

What's hot

Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Joni Iswanto
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
Pradasary
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhf
Dwi Andini
 

What's hot (20)

Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Ppt apendisitis ppt
Ppt apendisitis pptPpt apendisitis ppt
Ppt apendisitis ppt
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Presus diare
Presus diarePresus diare
Presus diare
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 
Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
 
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroidPpt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhf
 
Gonorrhea
GonorrheaGonorrhea
Gonorrhea
 

Viewers also liked

Hipertropi prostat
Hipertropi prostatHipertropi prostat
Hipertropi prostat
Rizman Aji
 
Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)
Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)
Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)
Anno Making
 
Makalah turp sindrome
Makalah turp sindromeMakalah turp sindrome
Makalah turp sindrome
Noveldy Pitna
 

Viewers also liked (20)

BPH ppt
BPH pptBPH ppt
BPH ppt
 
Hipertropi prostat
Hipertropi prostatHipertropi prostat
Hipertropi prostat
 
Askep bph
Askep bphAskep bph
Askep bph
 
Bph
BphBph
Bph
 
Ppt kanker prostat
Ppt kanker prostatPpt kanker prostat
Ppt kanker prostat
 
bph dan vesiclithiasis
bph dan vesiclithiasis bph dan vesiclithiasis
bph dan vesiclithiasis
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)
Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)
Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)
 
Benign Prostatic Hyperplasia
Benign Prostatic HyperplasiaBenign Prostatic Hyperplasia
Benign Prostatic Hyperplasia
 
post op Tur-p
post op Tur-ppost op Tur-p
post op Tur-p
 
Kanker prostat
Kanker prostatKanker prostat
Kanker prostat
 
Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)
Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)
Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)
 
1. asuhan keperawatan pada bph
1. asuhan keperawatan pada bph1. asuhan keperawatan pada bph
1. asuhan keperawatan pada bph
 
Benign prostate hyperplasia
Benign prostate hyperplasiaBenign prostate hyperplasia
Benign prostate hyperplasia
 
Kanker kandung kemih
Kanker kandung kemihKanker kandung kemih
Kanker kandung kemih
 
Penatalaksanaan rujukan pada pendarahan postpartum
Penatalaksanaan rujukan pada pendarahan postpartumPenatalaksanaan rujukan pada pendarahan postpartum
Penatalaksanaan rujukan pada pendarahan postpartum
 
Askep bph keperawatan dewasa ii
Askep bph keperawatan dewasa iiAskep bph keperawatan dewasa ii
Askep bph keperawatan dewasa ii
 
Kanker prostat power point
Kanker prostat power pointKanker prostat power point
Kanker prostat power point
 
Post Op TURP
Post Op TURPPost Op TURP
Post Op TURP
 
Stui hiperplasia benigna próstata
Stui  hiperplasia benigna próstataStui  hiperplasia benigna próstata
Stui hiperplasia benigna próstata
 
Makalah turp sindrome
Makalah turp sindromeMakalah turp sindrome
Makalah turp sindrome
 

Similar to Hiperplasia prostat benigna

Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal (anik)
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal (anik)Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal (anik)
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal (anik)
Fahruddin Nerazzurri
 
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 18.docx
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 18.docxASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 18.docx
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 18.docx
GheaGestivaniSafari
 
akbid paramata muna Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
akbid paramata muna Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksiakbid paramata muna Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
akbid paramata muna Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
Operator Warnet Vast Raha
 
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
BerlianPriliska
 

Similar to Hiperplasia prostat benigna (20)

PPT KEL. 4 BPH.pptx
PPT KEL. 4 BPH.pptxPPT KEL. 4 BPH.pptx
PPT KEL. 4 BPH.pptx
 
Batu empedu
Batu empeduBatu empedu
Batu empedu
 
Format n contoh anc
Format n contoh ancFormat n contoh anc
Format n contoh anc
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal (anik)
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal (anik)Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal (anik)
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal (anik)
 
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 18.docx
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 18.docxASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 18.docx
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 18.docx
 
Bab 2 asuhan keperawatan dewasa
Bab 2 asuhan keperawatan dewasaBab 2 asuhan keperawatan dewasa
Bab 2 asuhan keperawatan dewasa
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologisAsuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologisAsuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normalAsuhan kebidanan pada ibu hamil normal
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal
 
Askeb pp dg anemi
Askeb pp dg anemiAskeb pp dg anemi
Askeb pp dg anemi
 
akbid paramata muna Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
akbid paramata muna Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksiakbid paramata muna Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
akbid paramata muna Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
 
Asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi leukorhea
Asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi leukorheaAsuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi leukorhea
Asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi leukorhea
 
akbid paramata muna Gsr yana
akbid paramata muna Gsr yanaakbid paramata muna Gsr yana
akbid paramata muna Gsr yana
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
ASKEP ANAK DIARE ELIA.docx
ASKEP ANAK DIARE ELIA.docxASKEP ANAK DIARE ELIA.docx
ASKEP ANAK DIARE ELIA.docx
 
ASKEP ANAK DIARE ELIA.docx
ASKEP ANAK DIARE ELIA.docxASKEP ANAK DIARE ELIA.docx
ASKEP ANAK DIARE ELIA.docx
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Ureterolithiasis bhima
Ureterolithiasis bhimaUreterolithiasis bhima
Ureterolithiasis bhima
 
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
 

Recently uploaded

Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
YosuaNatanael1
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
cheatingw995
 

Recently uploaded (20)

Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 

Hiperplasia prostat benigna

  • 2. A. Definisi Penyakit Hiperplasia Prostat Benigna (BPH) adalah pertumbuhan dari nodula-nodula fibroadenomatosa majemuk dalam prostat (Sylvia Price dan Wilson, 1995). Benigna Prostate Hypertrophy (BPH) : istilah hipertropi sebenarnya kurang tepat karena yang terjadi adalah hiperplasia kelenjar periuretra yang mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. Hiperplasia Prostat Benigna (BPH) adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat (secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun) menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius (Doengoes, 1998)
  • 3. B. Etiologi • • Bertambahnya usia, Usia > 50 tahun Perubahan keseimbangan Testosteron Estrogen
  • 4. Patofisiologi Usia > 50 tahun Perubahan keseimbangan tedtosteron estrogen Testosteron menurun Terjadi konversi testosteron menjadi estogen pada jaribgan adiposa di perifer Pertumbuhan nodula-nodula fibroadenomatosa majemuk dalam prostat Hiperplastik jaringan dari kelenjar dengan stroma fibrosa yang jumlahnya berbeda-beda Pembesaran jaringan prostat periuretral Hirersensitivitas Resistensi leher vesika urinaria dan daerah pospat Bertambahnya keinginan miksi Obstruksi leher kandung kemih dan uretra pers prostatika Nokturia Aliran kemih < Disuria Retensi urine Mengakibatkan kompensasi otot dinding Detrusor lelah Iritasi Dekompensasi otot detrusor Tidak mampu berkontraksi Kencing sedikit - sedikit
  • 5. D. Komplikasi • • • Hidro ureter, Hidro neprosin, Gagal Ginjal Sistitis, Pielonefritis Hernia, Hemoroid
  • 6. E. Kemungkinan Data Fokus • Wawancara  Keluhan utama : Retensi urine, sakit pada waktu BAK, ragu – ragu pada saat berkemih, kurangnya dorongan aliran urine, nyeri, nokturia, disuria, hematuria, tekanan darah kadang meningkat.  Riwayat Kesehatan Sekarang : Yang memperberat penyakit, Yang memperingan penyakit, Penyakit yang menyertai, sakit di daerah mana, Bagaimana skala penyakitnya, Ssudah berapa lama sakitnya.  Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit sebelumnya, penyakit yang dapat mempengaruhi / memperberat penyakitnya sekarang. • Pemeriksaan Fisik  Sistem Genitourinaria : Penurunan kekuatan / dorongan aliran urine, keragu – raguan pada saat berkemih, ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih, dengan lengkap, nokturia, disuria, hematuria, konstipasi, (protrusi prostat kedalam rektum).  Sistem Kardiovaskuler : Peninggian Tekanan Darah ( efek pembesaran ginjal).  Sistem Pencernaan : Anoreksia, mual muntah, penurunan berat badan, adanya hemoroid, hernia.
  • 7. F. Pemeriksaan Diagnostik • • • • • • • • • • • Urinalisa : analisa urine dan pemeriksaan mikroskopik urine untuk melihat adanya sel leukosit, bakteri dan infeksi. Kultur Urine : Dapat menunjukan stapilococus aureus, proteus, pseudonas dan escherichia coli. Sitologi urine : Untuk mengesampingkan kanker kandung kemih. BUN / Kreatinin : Meningkatkan bila fungsi ginjal dipengaruhi. Asam posfat serum / antigen khusus prostatik : peningkatan karena pertumbuhan seluler dan pengaruh hormonal pada kanker prostat. Penentuan kecepatan aliran urine : mengkaji daerah obstruksi kandung kemih. Sistogram : Mengukur tekanan dan volume dalam kandung kemih untuk mengidentifikasi disfungsi yang tak berhubungan. Ultrasound transrektal : mengukur ukuran prostat, jumlah residu urine Foto polos : untuk melihat adanya batu, pembesaran ginjal, lesi osteoblastik. USG : dapat diperkirakan besarnya prostat, memeriksa masa ginjal menditeksi residu urine, batu ginjal, divertikulum, atau tumor buli/buli. Pielografi intravena : gambaran ureter berbelok-belok di vesika.
  • 8. G. Penatalaksanaan • Terapi Bedah Indikasi absolut untuk terapi bedah yaitu :       • Retensio urine berulang Hematuria Tanda penurunan fungsi ginjal Infeksi saluran kemih berulang Tanda – tanda obstruksi berat yang devertikel, hidroureter, hidronefrosis. Ada batu saluran kemih. Jenis Intervensi Bedah yang dilakukan.     Transurethral resection of the prostste (TURP). Transurethral Insision of the prostate (TUIP). Prostatektomi terbuka Prostatektomi dengan laser
  • 9. Laporan Kasus Asuhan Keperawatan pada Tn. A Gangguan pada sistem Genitourinaria Pada Kau BPH A. Pengkajian Identitas klien Nama : Tn. A Umur : 75 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Menikah Pendidikan : SR Pekerjaan : Tani Agama : Islam No Medrek : 246657 Tanggal masuk : 2 April 2006 Tanggal pengkajian : 7 April 2006 Diagnosa medis: BPH Identitas Penanggung Jawab Nama : Tn. S Umur : 45 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SLTA Pekerjaan : Wiraswasta Hubungan dengan klien : Anak Alamat : Kawalu
  • 10. B. Riwayat Penyakit Sekarang Keluhan Utama : Nyeri di daerah operasi Riwayat penyakit sekarang ; Kurang lebih 2 minggu yang lalu klien mengeluh susah BAB dan sering BAK di malam hari lalu klien berobat ke RS Jasa Kartini dan dirawat selama 2 hari lalu klien alih rawat ke RSUD kota Tasikmalaya.Ketika di RS Tasik klien mengeluh sakit waktu BAK. Pada saat dikaji, Klien mengatakan nyeri pada luka operasi, nyeri terasa sepereti di iris-iris, nyeri menjalar sekitar perut, Nyeri di rasakan bertambah bila badan digerakan dan nyeri berkurang bila badan diam. Skala nyeri klien 3 dari 5 intensitas nyerinya kurang lebih 10 menit.
  • 11. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien tidak mempunyai penyakit yang memberatkan dengan penyakitnya sekarang. Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga ada yang pernah mengalami / mempunyai penyakit yang sama dengan klien yaitu ayah klien, dan tidak mempunyai penyakit yang sifatnya genetik dan penyakit menular.
  • 12. C. Genogram + + + 75 Keterangan: = Perempuan + = yang tinggal serumah = Perempuan yang meninggal karena penyakit Hipertensi = Laki-laki 75 = Klien + =Laki-laki yang mempunyai penyakit yang sama dg klien
  • 13. No 1 2. Kebutuhan Nutrisi a. BB / TB b. Diet c. Kemampuan - Mengunyah - Menelan - Bantuan totol/sebagian d. Frekuensi e.Porsi makan f. Makanan yang menimbulkan alergi g. Makanan yang disukai Sebelum Sakit Sesudah sakit Tidak ada data Nasi + lauk pauk Tidak ada data Bubur TKTP dapat mengunyah Dpt menelan dg baik Mandiri 3 X sehari 1 piring Tidak ada Telor, susu Dpt mengunyah Dpt menelan dg baik Bantuan total {disuapin) 3 X sehari 1 piring Tidak ada Telor, susu Air minum Air putih 1500 cc / hari Mandiri Air minum Air putih, air mineral 1500 cc / hari Di bantu Tidak ada data Tidak ada data RL 20 gtt / menit makro 1500 cc / hari BAK, IWL 1500 cc / hari D. kateter, IWL 3000 cc / hari Cairan a. Intake Oral Jenis Jumlah...cc / hari Bantuan total/sebagian Intravena Jenis Jumlah...cc / hari Output Jenis Jumlah... cc / hari
  • 14. No 1 2. Kebutuhan Nutrisi a. BB / TB b. Diet c. Kemampuan - Mengunyah - Menelan - Bantuan totol/sebagian d. Frekuensi e.Porsi makan f. Makanan yang menimbulkan alergi g. Makanan yang disukai Sebelum Sakit Sesudah sakit Tidak ada data Nasi + lauk pauk Tidak ada data Bubur TKTP dapat mengunyah Dpt menelan dg baik Mandiri 3 X sehari 1 piring Tidak ada Telor, susu Dpt mengunyah Dpt menelan dg baik Bantuan total {disuapin) 3 X sehari 1 piring Tidak ada Telor, susu Air minum Air putih 1500 cc / hari Mandiri Air minum Air putih, air mineral 1500 cc / hari Di bantu Tidak ada data Tidak ada data RL 20 gtt / menit makro 1500 cc / hari BAK, IWL 1500 cc / hari D. kateter, IWL 3000 cc / hari Cairan a. Intake Oral Jenis Jumlah...cc / hari Bantuan total/sebagian Intravena Jenis Jumlah...cc / hari Output Jenis Jumlah... cc / hari
  • 15. 3. Eliminasi a.BAB Frekuensi Konsistensi Warna Keluhan Bantuan total/sebagian b.BAK Frekuensi Konsistensi Warna Keluhan Bantuan Total/sebagian 4. 5 Istirahat Tidur - Lama Tidur - Kesulitan memulai tidur - Gangguan tidur - Kebiasaan sebelum tidur 2 hari sekali Padat Kuning Tidak ada keluhan Mandiri 4 hari belum BAB Tidak ada data Tidak ada data Konstipasi Tidak ada 4 – 6 X / hari Jernih Kuning Tidak ada keluhan Mandiri Tidak ada data Jernih Kuning Tidak ada Terpasang DC 8 jam / hari Tidak ada Tidak ada Tidak ada 10 – 12 jam / hari Tidak ada Tidak ada Tidak ada 2 X / hari Mandiri Pagi – sore 1 x / hari Dibantu (diseka) Pagi Personal hygiene a.Mandi - Frekuensi -Bantuan total / sebagian -Kebiasaan mandi
  • 16. b.Gosok Gigi c. Cuci Rambut d. Gunting Kuku e. Ganti pakaian 6 2 X / hari 2 hari sekali 1 minggu sekali Tiap habis mandi 1 x / hari Selama di RS blm Bersih dan pendekTiap Habis mandi Aktivitas a. Mobilisasi fisik b. Olah raga c. Rekreasi Aktif 1 x seminggu Nonton TV, Baca koran, dengerin radio Mobilisasi bertahap Tidak dilakukan Tidak ada data
  • 17. D. Data Psikologi • • • • • Ideal diri klien : Klien mempunyai motifasi tinggi untuk sembuh Gambaran diri : Klien tidak disorientasi Peran diri : Klien tidak bisa melakukan peran sebagai kepala keluarga karena klien di rawat di RS. Harga diri : klien di hargai dan dicintai oleh keluarga dan orang lain. Identitas diri : klien menganggap dirinya manusia seutuhnya yang mempunyai kemampuan, perasaan berharga dan percaya diri.
  • 18. E. Data Sosial • • • • • Hubungan klien dengan keluarga baik Hubungan dengan tetangga baik Hubungan antara perawat, dr, petugas kesehatan lain baik, keluarga dan klien kooperatif Hubungan dengan pasien sekamar baik Hubungan dengan keluarga pasien lain baik.
  • 19. F. Data Spiritual • Keinginan klien untuk embuh tinggi dan percaya pada pengobatan, klien selalu berdoa untuk kesembuhannya dan didukung oleh keluarganya, Sholat 5 waktu di kerjakan walaupun di tempat tidur.
  • 20. G. Pemeriksaan Fisik • Keadaan Umum       T : 120 / 80 mmHG P : 82 x / menit R : 18 x / menit S : 36,5ºC Kesadaran : Composmentis GCS : 15 (E4,M6, V5)
  • 21. Sistem Kardiovaskuler Inspeksi dan Palpasi Inspeksi pergerakan jantung setinggi garis mid klapikula kiri, interkosta 5, sianosis tidak ada; CRT < 3 detik; Frekuensi nadi : 82 x/menit, irama teratur, kedalaman dangkal dan cepat; suhu akral hangat; JVP tidak ada pembesaran. Perkusi Tidak ada pembesaran jantung, batas jantung atas: intercosta 2, bawah: Intercosta 5 - 6, kanan : mid sternum, kiri : mid klavikula Auskultasi Apek jantung interkosta 4-5, irama bunyi jantung reguler, Suara lub dub (S1 – S2 timbul akibat penutupan katup trikuspidalis dan mitralis), gallop tidak ada, murmur tidak ada.
  • 22. Sistem Pernapasan Inspeksi Dada : pergerakan saat inspirasi dada naik ke atas Pergerakan saat Expirasi dada turun ke bawah Bentuk dada simetris (normal). Tidak ada sianosis, tidak ada retraksi dada Hidung : lubang ada dan bersih, tidak terpasang alat, pernapasa cuping hidung tidak ada. Fungsi penciman baik dan dapat membedakan bau, Klien tidak batuk dan pilek, Frekuensi napas 18 x / menit, Irama dan pola napas teratur. Palpasi Daerah torax / dada dan hidung tidak teraba benjolan / masa, Pergerakan paru-paru kanan dan kiri teratur (bersamaan), Focal fremitus (getaran yang dirasakan seimbang pada kesua sisi paru).
  • 23. Auskultasi Suara napas vesikuler dan bronchial trakea, broncovasikuler, Ronchi tidak ada, wheezing tidak ada, crackles tidak ada. Perkusi Dada bunyi resonance
  • 24. Sistem Pencernaan Inspeksi Mulut Bibir : lembab, sianosis tidak ada, edema tidak ada. Gigi : gigi bawah dan Graham atas tanggal, kebersihan cukup Gusi : Tidak bengkak, dan tidak berdarah, tidak ada lesi, warna merah muda Lidah : bersih, tidak ada lesi , tidak ada radang Tonsil simetris tidak ada pembengkakan. Bicara dapat dan kooperatif Fungsi pengecap dapat membedakan rasa, bau mulut tidak ada karena klien selalu melakukan oral hygiene, mual muntah tidak ada. Pharing: Dapat menelan, tidak berwarna merah, sekret tidak ada Anus : tidak ada hemoroid, iritasi kulit tidak ada.
  • 25. Palpasi Anus : Tidak ada hemoroud Abdomen : Teraba feses di kuadran bawah kiri Auskultasi Bising usus 6 x / menit Perkusi Tidak dilakukan karena ada luka operasi.
  • 26. Sistem Endokrin Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pertumbuhan sesuai usia. •Sistem Integumen Inspeksi Warna kulit tidak sianosis, hiperfigmentasi ada di muka (sedikit), kebersihan cukup, ada luka sayatan / insisi post operasi pada abdomen panjang kurang lebih 7 cm, terpasang drainase, terpasang selang irigasi. Kuku pendek dan bersih 160 ° Rambut : warna putuh beruban, tidak mudah dicabut, tidak rontok, rambut bau keringat, rambut agak kumal, kulit kepala agak kotor, distribusi rambut menyebar merata. Tanda – tanda peradangan tidak ada.
  • 28. Sistem Genitourinaria Inspeksi Anatomi kelamin laki-laki : klien mengatakan tidak ada keluhan pada alat kelaminnya. Urinaria : DC terpasang, warna urine kuning dan jernih. Palpasi Tidak teraba pembesaran atau masa di daerah kandung kemih.
  • 29. Sistem Persyarafan N I (Olfaktorius) : klien dapat membedakan bau N II (Optikus) : Ketajaman penglihatan baik N III (Okulomotorius); N IV (Troklearis); N VI (Abbusen) : Pupil bereaksi terhadap cahaya (miosis), ukuran pupil ± 2mm, isokor kanan dan kiri, bola mata dapat mengikuti objek, repleks kornea ada, ptosis tidak ada, nistagmus tidak ada. N V (Trigeminus) : Otot mengunyah tidak ada gangguan, sensasi wajah: Kliean dapat merasakan ketika wajah klien disentuh dengan tangan pemeriksa, dapat menggigit dan dapat menggerakan rahang. N VII ( Fasialis) : dapat mengangkat dahi, dapat menutup dan membuka mata, dapat mengembangkan pipi, dapat menggerutkan dahi, dapat mengangkat alis, membedakan rasa.
  • 30. N VIII ( Akustikus) : bila dipanggil nama dapat menyahut, pendengaran tajam. N IX (Glosoparingeal ); N X (Vagus) : Suara tidak parau, dapat menelan. N XI (Aksesoris) : Dapat menggerakan kepala ke kiri dan ke kanan dapat mengangkat bahu. N XII (Hipoglosus) : klien dapat menjulurkan lidah, membuka mulut, lidah tidak lumpuh. Sensibilitas : rasa raba, rasa nyeri
  • 31. Sistem Muskuloskeletal Inspeksi Bentuk/postur tubuh normal, terpasang infus di tangan kiri, tidak ada edema di ekstemitas bawah maupun atas. Palpasi Kekuatan otot 5 5 5 5 ROM tidak berkurang rentang geraknya, nyari tekan di ekstremitas tidak ada. Refleks biceps : + Refleks triseps : + Refleks achiles dan refleks plantar tidak dilakukan.
  • 32. Sistem Muskuloskeletal Inspeksi Bentuk/postur tubuh normal, terpasang infus di tangan kiri, tidak ada edema di ekstemitas bawah maupun atas. Palpasi Kekuatan otot 5 5 5 5 ROM tidak berkurang rentang geraknya, nyari tekan di ekstremitas tidak ada. Refleks biceps : + Refleks triseps : + Refleks achiles dan refleks plantar tidak dilakukan.
  • 33. Data Penunjang Hasil Batas Normal Hemoglobin 12,2 g / dl Leukosut : 13.100 / ui LED : 64 / 85 mm / 1 jam Jumlah Trombosit : 201.00 / ui Waktu Pendarahan : 2 menit Waktu pembekuan : 4 menit Protein total : 7,98 mg / dl Albumin : 3.73 mg / dl Globulin : 4,25 mg / dl P : 12-16 g/dl ; L : 14-18 gr/dlDws : 5000 – 10.000 / uiP : < 20 mm/1 jam ; L : < 15 mm/ 1 jam 150.000 – 350.000 / ui 1 – 3 menit 1 – 7 menit 6,7 – 8,7 mg / dl 3.5 – 5,0 mg / dl Glukosa puasa : 93 mg / dl Glukosa 2 jam PP : 139 mg / dl SGOT (ASAT) : 35 SGPT (ALAT) : 34 70 – 100 mg / dl < 140 mg / dl P : 10-31 U/L/370 C; L: 10-34 U/L/370 C P : 9-36 U/ L/ 370 C; L : 9-46 U/L/370C
  • 34. Hasil pemeriksaan torax pada tanggal 3 April 2006 Coor, sinuses dan diafragma normal Pulmo : tidak tampak spesifik proses, tidak tampak infiltrat Kesan : Tidak tampak TB Paru aktif, tidak tampak pembesaran jantung. Pemeriksaan Ultrasonografi tanggal 3 April 2006 Hati ekohomogen, difus permukaan rata, limpa tidak membesar Pankreas homogen Kandung empedu mukosa tebal, saluran bilier jelas Gejala eko kasar Ectasi pylocalsies kanan > kiri Tidak tampak batu Buli-buli rash urine banyak, mukosa kasar trabekulasi tak tampak batu Prostat membesar, menonjol Udara usus kembung, tidak tampak asites Kesan : - Rash urine banyak, retensio ada refluk kinking uretra kanan > kiri Ec BPH dengan prostatismus Sistitis kronis dengantrabekulasi Meteorismus kembung.
  • 35. Pemeriksaan Urine Lengkap pada tanggal 4 april 2006 Warna : kuning keruh Pcl : Asam dengan PH 6 Berat jenis : 1020 Protein : Negatif Reduksi : Negatif Keton : Positif Urobilin : Positif / Normal Bilirubin : Negatif Sedimen : Leko / LPB : 0-2 Eri / LPB : Banyak Cash / LPK : Negatif Epc / Lpk : Beberapa mikro Krist : sedikit amorphe uraten Mikroorganisme : negatif Ureum darah : 34,7 Kreatinin : 1,22 Asam urat : 6,4
  • 36. Obat-Obatan Cepotaksim Kaltropen Kalnek Parasetamol Bicombion 2 x 1 gr 2 x 1 ampul 3 x 1 ampul 3 x 1 (bila demam ) 1x1
  • 37. Analisa Data N o 1 Data DS : Klien mengatakan nyeri di daerah luka operasi DO : Ada Luka Operasi Terpasang drainase Ekspresi wajah meringis Klien tampah gelisah Skala nyeri 3 (nyeri berat) Intensitas 10 menit Etiologi Prosedur pembedahan Masalah Nyeri akur Terputusnya kontinuitas jaringan Mengeluarkan mediator kimia (bradikinin, serotonin, histamin, prostaglandin) Merangsang reseptor nyeri Hipotalamus Talamus Cortex serebri Persepsi nyeri 2 DO Ada luka operasi di abdomen Luka/lubang drainase Luka/lubang irigasi Pemasangan kateter Prosedur pembedahan Adanya luka terbuka, Post Op, Lubang irigasi, lubang drainage. Kontinuitas jaringan rusak Resiko terjadi infeksi
  • 38. Mikroorganisme mudah masuk Resiko infeksi 3 DO : Klien dan keluarga tampak cemas DS : Klien mengungkapkan masalah tentang penyakitnya 4. . DS Klien mengatakan selama di rawat klien belum BAB ± 4 hari . DO Kurang informasi tentang proses penyakit Salah interpetasi informasi Kurang pengetahuan Psikologis: ketakutan Ada luka operasi dan nyeri Tidak nyaman untuk pemenuhan KDM Palpasi pada kuadran kiri bawah teraba feses keras. Kurang pengetahuan Gangguan pemenuhan, kebutuhan KDM, personal Hygiene (Keramas). Gangguan pemenuhan Kebutuhan KDM, personal Hygiene
  • 39. 5. DS Klien mengatakan selama di rawat klien belum BAB ± 4 hari . DO Palpasi pada kuadran kiri bawah teraba feses keras Post operasi Takut untuk bergerak Gangguan pola elimeiasi BAB: Konstipasi Mobilisasi peristaltik usus kurang Absorbsi air berlebih di usus Feses keras Konstipasi 6. DS Klien takut bila mau bergerak DO Ada luka operasi Terpasang kateter Terpasang selang draainase, selang irigasi kandung kemih, infus Mobilisasi kurang ADL di bantu Prosedur invasif : kateter, irigasi kandung kemih, insisi bedah, infus Takut karena situasi Mobilisasi kurang ADL di bantu Intoleransi aktivitas
  • 40. Diagnosa Keperawatan yang muncul • Nyeri akut berhubungan dengan adanya luka operasi ditandai dengan :  DS : Klien mengatakan nyeri di daerah luka operasi  DO :Ada luka operasi, terpasang selang drainage, terpasang selang irigasi kandung kemih, ekspresi wajah meringis, gelisah, Skala nyeri 3 dari 5, intensitas 10 menit. • Gangguan pola eliminasi BAB : Konstipasi berhubungan dengan mobilisasi fisik kurang ditandai dengan:  DS : Selama di Rs klien belum BAB ±4 hari  DO : Palpasi kuadran kiri bawah teraba feses keras. • Intoleransi aktivitas berhubungan dengan prosedur invasif ditandai dengan :  DS : Klien mengatakan takut untuk bergerakan  DS : Ada lika operasi, Terpasang kateter, terpasang drainage, terpasang selang irigasikandung kemih, terpasang infus.
  • 41. • Gangguan pemenuhan kebutuhan KDM : Personal Hygiene (keramas) di tandai dengan:  DS : Klien mengatakan selama dirawat di RS belum keramas.  DO : Kulit kepala kotor, ramut agak kumak, Bau rambut, bau keringat. • Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit ditandai dengan.  DS : Klien dan keluarga tamak cemas’  DO : Klien mengungkapkan masalah tentang penyakitnya • Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka di tandain dengan:  DO : Ada lika operasi, Adanya lubang drainage, Adanya lubang irigasi kandung kemih, terpasang kateter.
  • 42. Intervensi Keperawatan No. DX 1 Tujuan Tupan Dalam waktu 3 x 24 jqm nyeri hilang dan terkontrol Tupen Dalam waktu 1 x 24 jam nyeri hilang atau berkurang dengan kriteria :Skala nyeri 0Klien tidak Intervensi Kaji nyeri, perhatikan lokasi dan intensitasnya (Skala 0 – 5 ). menyatakan nyeriKlien tampak rileks, nyaman Berikan tindakan kenyamanan (masase terapeutik, pengubahan posisi, pijatan punggung) gunakan teknik relaksasi: latihan napas dalam, visualisasi Berikan analgetik sesuai indikasi (Kaltropen injeksi, 1 ampul 1 – 0 – 1, secara IV, dengan memperhatikan 5 B. Rasional Nyeri tajam, intermiten dengan dorongan berkemih/pasase urine sekitar kateter menunjukan spasme kandung kemih,yang cenderung lebih berat pada pendekatan suprapubik atau TUR (biasanya menurun setelah 48 jam ) Menurunkan tegangan otot mempokuskan kembali perhatian dan meningkatkan kemampuan koping. Untuk meredakan nyeri.
  • 43. 2 Tupan Dalam waktu 2 hari klien BAB Tupen Dalam waktu 24 jam konstipasi tidak ada dengan kriteria: Klien BAB Tidak teraba feses di kuadran kiri bawah 3 Tupan Dalam waktu 3 hari aktivitas dapat toleran Tupen Dalam Waktu 1 x 24 jam aktivitas dapat toliran dengan kriteria Dapat melakukan mobilisasi ADL tidak dibantu. Ajarkan pentingnya diet seimbang dengan cara makan buahbuahan dan sayuran. Anjurkan untuk melakukan mobilisasi bertahap Anjurkan untuk minum 1 gelas air hangat diminum 30 menit sebelum makan. Observasi kekuatan otot dan ROM Bantu aktivitas klien dan libatkan keluarga dalam memenuhi aktivitas klien Bimbing klien untuk mandiri secara bertahap Anjurkan untuk melakukan mobilisasi bertahap dengan diet seimbang proses metabolisme dalam tubuh menjadi baik dan seimbang Dapat meningkatkan kualitas peristaltik usus meningkat Cairan dapat bertindak sebagai stimulus untuk evaluasi usus. Untuk memberikan informasi kebutuhan intervensi selanjutnya. Untuk mencegah cedera memandirikan pasien dan membuahkan rasa percaya diri untuk melatih dan meningkatkan koping,
  • 44. 4 Tupan Dalam waktu 2 x 24 jam dapat melakukan keramas. Tupen Dalam waktu 1 x 24 jam kebutuhan personal hygiene tidak terganggu dengan kriteria: Klien mengatakan segar, rambut tidak kumak, tidak bau dan bersih Kaji faktor penyebab Tingkatkan partisipasi maksimal Demonstrasikan cara keramas dengan cara: Rambut di basuh / dilap --- pakai sampo ---gosok –gosok sampai bersih --- lalu di bilas / di lap Posisi klien tidur dengan alas perlak dan handuk memberikan informasi untuk kebutuhan intervensi Memberikan bantuan supaya ada rasa keamanan meningkat supaya memberikan kenyamanan pada klien.
  • 45. 5 Tupan Dalam waktu 1 x 24 jam pengetahuan klien bertambah. Tupen Setelah diberi penjelasan pengetahuan klien bertambah dan memahami tentang penyakitnya dengan kriteria Klien Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit Klien dapat mengidentifikasi hubungan tanda /gejala proses penyakit. Melakukan perubahan pola hidup Berpartisipasi dalam program pengobatan Kaji implikasi prosedur dan harapan masa depan. Tekankan perlunya nutrisi yang baik; dorong konsumsi buah, meningkatkan diet tinggi serat. Diskusikan pembatasan aktivitas awal, contoh menghindari mengangkat berat, latihan keras, dll Instruksikan perawatan kateter urine bila ada. Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan informasi. meningkatkan penyembuhan dan mencegah komplikasi, menurunkan resiko pendarahan pascaoperasi. peningkatan teknan abdominal/meregangkan yang menempatkan stress pada kandung kemih dan prostat, menimbulkan resiko pendarahan. Meningkatkan kemandirian dan kompetensi dalam perawatan diri.
  • 46. 6 Tupan Dalam waktu 3 x 24 jam infeksi tidak terjadi Tupen Dalam waktu 24 jam infeksi tidak terjadi dengan kriteria: Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor,dolor, kalor, tumor, fungsi laesa Pertahankan sistem kateter steril; berikan perawatan katater regular dengan sabun dan air, berikan salep antibiotik disekitar sisi kateter. Awasi tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan pernapasan cepat,gelisah, peka, disorientasi. Observasi drainase dari luka, sekitar kateter suprapubik Ganti balutan dengan sering, pembersihan dan pengeringan kulit sepanjang waktu. Kolaborasi berikan antibiotik sesuai indikasi (Cepotaksim, 2 x 1 gr, 1 – 0 -1, injeksi secara IV) dengan memperhatikan 5 B. mencegah pemasukan bakteri dan infeksi/sepsis lanjut. Pasien yang mengalami sistostomi dan/atau TUR prostat berisiko utk syok bedah/septik sehubungan dengan manipulasi / instrumentasi. adanya drain, insisi suprapubik meningkatkan risiko utk infeksi yang diindikasikan dengan eritema, drainase purulen. Balutan basah menyebabkan kulit iritasi dan memberikan media untuk pertumbuhan bakteri, peningktan risiko infeksi luka. Mungkin diberikan secara profilaktik sehubungan dengan peningkatan risiko infeksi pada prostatektomi.
  • 47. Implementasi Keperawatan No DX 1 Tanggal / waktu Implementasi Evaluasi 07 – 04 –06 Jam 14.30 Mengkaji nyeri, memperhatikan lokasi dan intensitasnya dengan cara menanyakan kapada klien skala nyeri dengan menggunkan skala 0–5 0 : Tidak ada nyeri 1 : Nyeri ringan 2 : Nyeri sedang 3 : Nyeri berat 4 : Nyeri parah 5 : nyeri sangat parah Memberikan tindakan kenyamanan (masase terapeutik, pengubahan posisi, pijatan punggung) gunakan teknik relaksasi: latihan napas dalam, visualisasi Memberikan analgetik sesuai indikasi (Kaltropen injeksi, 1 ampul 1 – 0 – 1, secara IV, dengan memperhatikan 5 B. Tanggal 08 – 04 – 2006 jam 14.30 Skala nyeri 2 (nyeri sedang) klien mengatakan nyeri berkurang, lokasi di abdomen, intensitas ± 5 menit. Jam 21.00 tindakan kenyamanan dilakukan dan klien merasa tenang dan nyaman serta klien merasa rileks. Respon klien tidak ada alergi dan syok anapilaktik, nyeri berkurang Paraf
  • 48. 2 3 07 – 04 – 2006 Jam 14.00 WIB 07 – 04 2006 Jam 14.30 Mengajarkan pentingnya diet seimbang dengan cara makan buah-buahan dan sayuran . mengajarkan untuk melakukan mobilisasi bertahap dengan cara membantu pasien untuk merubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk. menganjurkan untuk minum satu gelas air hangat di minum sebelum makan. Mengkaji kekuatan otot dan ROM Membantu aktivitas klien dan melibatkan keluarga dalam memenuhi aktivitas klien Membimbing klien untuk mandiri secara bertahap Menganjurkan untuk mobilisasi bertahap Tanggal 08 -04-2006 jam 14.30 klien makan buah dan sayuran tinggi serat. Mobilisasi : klien duduk dengan sandaran bantal. klien BAB, konsistensi padat, warna kuning, klien menyatakan nyaman. Tanggal 08 – 04 – 2006 jam 15.00 kekuatan otot ROM tidak berkurang Keluarga membantu klien turut berpartisipasi dan mendukung Klien mulai duduk dengan di sandar oleh bantal. 5 5 5 5
  • 49. 4 07 – 04 – 2006 Jam 14.00 Mengkaji faktor penyebab Meningkatkan partisipasi optimal Mendemonstrasikan cara keramas dengan cara.mengatur posisi Tanggal 08 – 04 – 2006 jam 15 00 Dikaji Membantu klien Klien tidak keramas karena klien menolak. klien tidur dengan alas tidur dengan alas perlak dan handuk Rambut di basuh / di lap, pakai sampho, gosokgosok, sampai bersih kemudian dibasuh / di lap. 5 07 – 04 – 2006 Jam 15.00 Mengkaji implikasi prosedur dan harapan masa depan Menekankan perlunya nutrisi yang baik mendorong konsumsi buah, menungkatkan diet tinggi serat. Mendiskusikan pembatasan aktivitas awal misalnya mengangkat berat dihindari. Menginstuksikan perawatan Tanggal 08 – 04 – 2006 jam 14.30 Klien dan keluarga mengerti serta paham tentang penyakit yang diderita oleh klien Klien berpartisipasi dalam program pengobatan.
  • 50. 6 07 – 04 – 2006 Jam 14.30 Mengawasi tanda dan gejala radang Mempertahankan sistem kateter steril, memberikan perawatan kateter reguler dengan sabun dan air Mengobservasi drainage dari luka, sekitar kateter suprapubik. Mengganti balutan 1 x / hari dan membersihkan dan mengeringkan kulit. Memberikan antibiotik sesuai indikasi ( Cepotaksim 1 gr (2 x 1 gr) secara IV), dengan memperhatikan 5 B. Tanggal 08 – 04 – 2006 jam 15.00 Tanda dan gejala radang tidak ada Drainage: cairan warna kuning, masih produktif, purulen tidak ada Balutan di ganti bila ada basah Respon klien tidak ada alergi dan tidak ada syok anapilaktik.
  • 51. EVALUASI No DX 1. Tanggal / Waktu 08-04-06 Evaluasi S : klien mengatakan nyeri berkurang O : Skala nyeri 2 , intensitas waktu 5 menit, klien tampak rileks dan tenang. A : masalah mulai teratasi sebagaian P : a. Kaji nyeri, perhatikan intensitasnya, lokasi nyeri c. b Berikan tindakan kenyamanan c. Berikan analgetik sesuai indikasi : Kaltropen injeksi 1 ampul secara IV dosis 1-0-1 Perhatikan 5 B I : a. Mengkaji Nyeri, memperhatikan intensitasnya , lokasi nyeri b. Memberikan tindakan kenyamanan dengan cara masase terapeutik, napas dalam, pijatan punggung dan perybahan posisi. d. memberikan analgetik sesuai indikasi : Kaltropen injeksi 1 ampul secara IV dosis 1-0-1 Dengan memperhatikan 5 B. E.: Nyeri berkurang, Skala nyeri 1, waktu 3 – 4 menit klien tampak tenang. Paraf
  • 52. 2 3 S : klien mengatakan sudah BAB O : klien tampak nyaman, BAB konsentrasi padat, Warna kuning, palpasi oada kuadran bawah kiri tidak teraba feses. A: Masalah teratasi. S : Klien mengatakan tidak takut untuk bergerak O : Klien ada kemauan untuk mobilisasi, mulai duduk, ADL di bantu sebagaian. A : Masalah teratasi.
  • 53. 4 S : Klien mengatakan belum keramas. O : Rambut masih kumal, Rambut bau keringat, rambut masih kotor. A: Masalah terarasi sebagaian P : a. Kaji faktor penyebab b. Tingkatkan partisipasi optimal c. Demonstrasikan cara keramas dengan cara : Rambut di basahi, di lap, pakai sampo, gosok-gosok sampai bersih, lalu di basuh dan di lap. Posisi klien tidur dengan alas dan handuk I : a. Mengkajifaktor penyebab b. Meningkatkan partisipasi optimal c. Mendemonstrasikan cara keramas dengan cara : Rambut di basahi, di lap, pakai sampo, gosok-gosok sampai bersih, lalu di basuh dan di lap. Posisi klien tidur dengan alas dan handuk E: Keramas tidak dilakukan , klien menolak. Rambut klien masih kumal, bau keringat, rambut masih kotor. 5 S : Klien dan keluarga mengatakan paham dan mengerti dan mendukung pada pengobatan O : Keluarga dan klien berpartisipasi pada pengobatan, tidak bertanya-tanya lagi tentang penyakit A : Masalah teratasi
  • 54. 4 S : klien mengatakan belum keramas O : Rambut masih kumal, Rambut bau keringat, rambut masih kotor. A: Masalah terarasi sebagaian P : a. Kaji faktor penyebab b. Tingkatkan partisipasi optimal c. Demonstrasikan cara keramas dengan cara : Rambut di basahi, di lap, pakai sampo, gosok-gosok sampai bersih, lalu di basuh dan di lap. Posisi klien tidur dengan alas dan handuk I : a. Mengkajifaktor penyebab B Meningkatkan partisipasi optimal c. Mendemonstrasikan cara keramas dengan cara : Rambut di basahi, di lap, pakai sampo, gosok-gosok sampai bersih, lalu di basuh dan di lap. Posisi klien tidur dengan alas dan handuk E: Keramas tidak dilakukan , klien menolak. Rambut klien masih kumal, bau keringat, rambut masih kotor.
  • 55. KESIMPULAN Setelah penulis menyelesaikan asuhan keperawatan pada Tn. A, yang mengalami BPH (Hiperplasia Prostat Benigna) maka penulis akan menggambarkan kesimpulan dari kasus tersebut sebagai berikut: Dari hasil pengkajian pada Tn. A ditemukan data sebagai berikut : kesadaran klien composmentis, GCS : 15, Pupil isokor 2 mm (kiri kanan ), reaksi terhadap cahaya, TTV TD 120/80 mmHg, Nadi 82 x/menit, R : 18 X/menit Suhu : 36,5 ºC, Kekuatan otot 5 5 5 5 Klien terpasang infus pada tangan kiri dengan jenis cairan RL 20 tts/menit, klien terpasang kateter, terpasang selang irigasi, terpasang selang drainage, ada luka insisi di abdomen, klien mengeluh nyeri di daerah operasi nyeri bertambah bila di gerakan dan berkurang bila diam. ADL di bantu, ± 4 hari belum BAB, rambut klien tampak kotor bau keringat, Tidak ada tandatanda infeksi, mobilisasi fisik klien kurang. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang terdapat pada Tn. A yang mengalami BPH adalah : Nyeri akut berhubungan dengan adanya luka operasi, Gangguan pola Eliminasi BAB : konstipasi berhubungan dengan mobilisasi fisik kurang, Intoleransi aktivitas berhubungan dengan prosedur invasif, Gangguan pemenuhan kebutuhan KDM : Personl Hygiene (keramas), Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit, Resiko tenggi terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka terbuka (Prosedur invasif).
  • 56. Dalam perencanaan pada kasus BPH penulis menyusun sesuai dengan literaturyang mengarah pada pemecahan masalah yang telah dirumuskan berdasarkan diagnosa keperawatan yang ada. Pada tahap implementasi, tindakan keperawatan dilakukan sesuai apa yang telah direncanakan dalam rangka mengatasi atau menyelesaikan masalah resiko atau yang telah menjadi aktual. Akan tetapi tidak semua intervensi dapat dilaksanakan, diantaranya pelaksanaan keramas disebabkan karena klien menolak untuk keramas. Evaluasi yang dilakukan terhadap Tn.A yang mengalami BPH yaitu, dari 6 masalah keperawatan terdapat satu masalah resiko dan 5 masalah aktual. Masalah aktual: Nyeri dapat teratasi sebagian dengan skala nyeri 1, gangguan eliminasi BAB,intoleransi aktivitas dan kurang pengetahuan dapat teratasi sedangkan masalah pemenuhan kebutuhan KDM belum teratasi. Resiko terjadinya infeksi dapat teratasi karena tidak ada tanda-tanda terjadinya infeksi