1. Globalization and Business Ethics
Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Setiap sisi kehidupan
diwarnai oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya terlibat dalam proses
bisnis yang terjadi. Tiap-tiap Negara memiliki sebuah karakteristik sumber daya sendiri
sehingga tidak mungkin semua Negara merasa tercukupi oleh semua sumber daya
yang mereka miliki. Mulai dari ekspedisi Negara Eropa mencari rempah-rempah di
Asia sampai perdagangan minyak Internasional merupakan bukti bahwa dari dulu
sampai sekarang sebuah Negara tidak dapat bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis
dengan Negara lainnya.
Etika bisnis adalah perwujudan dari nilai-nilai moral. Hal ini disadari oleh sebagian
besar pelaku usaha, karena mereka akan berhasil dalam usaha bisnisnya jika
mengindahkan prinsip-prinsip etika bisnis. Jadi penegakan etika bisnis penting artinya
dalam menegakkan iklim persaingan usaha sehat yang kondusif.
Persaingan usaha yang sehat akan menjamin keseimbangan antara hak produsen dan
konsumen. Indikator dari persaingan yang sehat adalah tersedianya banyak produsen,
harga pasar yang terbentuk antara permintaan dan penawaran pasar, dan peluang
yang sama rari setiap usaha dalam bidang industry dan perdagangan. Adanya
persaingan yang sehat akan menguntungkan semua pihak termasuk konsumen dan
pengusaha kecil, dan produsan sendiri, karena akan menghindari terjadinya
konsentrasi kekuatan pada satu atau beberapa usaha tertentu.
Tanpa kepastian hukum, maka mekanisme pasar akan terancam. Adanya hukum yang
pasti akan memelihara ketertiban dan menjamin transparasi pasar. Makalah ini
bertujuan untuk mengkaji relevansi etika bisnis dengan persaingan usaha di Indonesia.
Terdapat hubungan yang erat antara etika bisnis dan persaingan usaha. Terdapatnya
aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya persaingan yang
sehat. Dalam bisnis, terdapat bersaingan yang ketat, yang kadang – kadang
menyebabkan pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk memperoleh
keuntungan usaha dan memenangkan persaingan.
Etika bisnis merupakan suatu bidang ilmu ekonomi yang terkadang dilupakan banyak
orang, padahal melalui etika bisnis inilah seseorang dapat memahami suatu bisnis
persaingan yang sulit sekalipun, bagaimana bersikap manis, menjaga sopan santun,
berpakaian yang baik sampai bertutur kata semua itu ada “meaning” nya. Bagaimana
era global ini dituntut untuk menciptakan suatu persaingan yang kompetitif sehingga
dapat terselesaikannya tujuan dengan baik, kolusi, korupsi, mengandalkan koneksi,
kongkalikong menjadi suatu hal yang biasa dalam tatanan kehidupan bisnis, yang
mana prinsip menguasai medan dan menghalalkan segala cara untuk memenangkan
persaingan menjadi suatu hal yang lumrah, padahal etikanya tidak begitu.
Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan system
ekonomi serta sosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk
didalamnya barangbarang, jasa, modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya yang
diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara ke negara lain. Proses ini
mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya penurunan rintangan
perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, kreasi komunikasi global dan
2. system transportasi seperti internet dan pelayaran global, perkembangan organisasi
perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF, dan lain sebagainya.
Persaingan global telah meningkatkan standar kinerja dalam berbagai dimensi,
meliputi kualitas, biaya, saat pengolahan produk, serta operasi yang lancar. Penting
juga disadari bahwa standar tersebut tidaklah statis dan tetap, sehingga membutuhkan
pengembangan lebih lanjut dari perusahaan dan pekerjanya. Dengan menerima
tantangan yang ditimbulkan dari standar yang makin meningkat ini, perusahaan yang
efektif bersedia melakukan apa yang penting untuk memiliki daya saing strategis.
Hanya dengan bersedia menerima tantangan ini, perusahaan dapat meningkatkan
kemampuannya dan para pekerja dapat mempertahankan keahlian mereka. Pasar
global adalah pilihan strategis yang menarik bagi perusahaan, akan tetapi bukanlah
sumber daya saing satu-satunya.
Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestic
(nasional) maupun di pasar internasional atau global. Tanpa terkecuali di Negara kita,
dunia usaha di Indonesia juga berkembang dengan pesat. Perdagangan bebas AFTA
(ASEAN Free Trade Area) di tahun 2003 dan APEC (Asia-Pacific Economic
Cooperation) mulai tahun 2020 memberikan kesempatan para produsen untuk
memasarkan produknya secara bebas.
Sebagai dampak globalisasi dan perubahan teknologi, situasi pasar saat ini didorong
ke arah keadaan yang berbeda jauh sekali dibandingkan situasi pasar sebelumnya.
Perubahan-perubahan tersebut tampak pada berbagai fenomena, antara lain:
1. Kekuasaan saat ini sudah beralih ke tangan konsumen.
2. Skala produksi yang besar tidak lagi merupakan keharusan.
3. Batasan-batasan negara dan wilayah tidak lagi menjadi kendala.
4. Teknologi dengan cepat dapat dikuasai dan ditiru.
5. Setiap saat akan muncul pesaing-pesaing dengan biaya yang lebih murah.
6. Meningkatnya kepekaan konsumen terhadap harga dan nilai.
Tidak dapat dipungkiri dunia bisnis dalam era global ini dihadapkan pada proses
perubahan yang begitu cepat dan rumit. Untuk itu kebutuhan akan perubahan yang
dinamis dalam berbagai hal seperti visi, misi, tujuan dan sistem berpikir menjadi hal
pokok yang harus dimiliki perusahaan. Dalam konteks organisasi belajar, setiap
individu organisasi bisnis harus memiliki komitmen dan kapasitas untuk belajar pada
setiap tingkat apapun dalam perusahaannya. Dengan kata lain setiap pekerjaan harus
mengandung unsur pembelajaran yang semakin aktif.
Membawa perusahaan ke arah sukses adalah impian dan harapan setiap pemimpin
bisnis, sepertinya memang mudah jika hanya berupa teori, namun akan menjadi sulit
jika harus diterapkan menjadi suatu rancangan strategi yang menghasilkan program
masa depan dan mampu menjawab tantangan.
3. Oleh karena itu dibutuhkan seorang pemimpin yang unggul dengan etika sebagai
berikut :
1. Memiliki tujuan yang tepat
2. Berfikir imajenatif dan inovatif
3. Meiliki antusiasme yang berasal dari dalam hati
4. Berorientasi pada pelayanan
5. Memiliki sifat pemberani dan bertanggung jawab
Implementasi Globalization and Business Ethics
Era globalisasi telah membawa dampak yang cukup besar bagi dunia usaha,
diantaranya adalah perkembangan teknologi yang sangat pesat, perubahan sifat pasar
dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi semakin
berkuasa di pasar, dan semakin ketatnya persaingan bisnis, hal ini juga terjadi dalam
bisnis AMDK di Indonesia dimana persaingan semakin ketat dikarenakan banyaknya
perusahaan yang memproduksi AMDK dengan berbagaimerek. Oleh karena itu para
pelaku bisnis harus merumuskan strategi bisnis yang sekiranya dapat mengatasi
dampak-dampak tersebut.
Hal ini perlu dilakukan demi kelangsungan hidup bisnis yang mereka kelola dan
kembangkan. Kemajuan teknologi, memberikan peluang kepada setiap pihak untuk
menghasilkan produk dengan kualitas yang sama baiknya dan dengan harga yang
sama kompetitifnya, sehingga produk yang beredar di pasar umumnya relative mirip
dan sulit untuk dibedakan.
Guna mengatasinya para produsen berusaha untuk mendiferensiasikan produknya
melalui pengembangan dan perbaikan standar kualitas produk secara
terusmenerus,dan berusaha menekan biaya produksi sedapat mungkin, sehingga
harga jual produk nantinya masih terjangkau. Namun di tengah situasi persaingan
yang sangat ketat dan sifat pasar yang telah berubah, hanya mengandalkan
diferensiasi kualitas dan harga sebagai modal keunggulan kompetitif tidaklah cukup,
apalagi kedua strategi tersebut mudah ditiru oleh pesaing maka dibutuhkan strategi
lain yang tidak bisa ditiru dan dapat mendukung keduanya.
Startegi lain yang mulai diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia adalah
membuat serangkaian kegiatan atau bagian dari promosi penjualan yang bersifat
sosial. Hal ini dikarenakan sekarang dunia usaha di Indonesia telah menyadari bahwa
perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yangberpijak pada single
bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi
keuangannya saja, namun juga harus memperhatikanaspek sosial dan lingkungan
yang diaplikasikan melalaui program CSR. Di jaman sekarang ini perusahaan
menyakini bahwa program CSR merupakan investasi bagi perusahaan demi
pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) suatu perusahaan dimasa yang akan
datang. Artinya , CSR bukan lagi di lihat sebagaisentra biaya (cost centre) melainkan
sebagai sentra laba (profit centre) di masa yang datang.
Perwujudan tanggung jawab sosial (CSR) diantaranya berupa pembentukan aliasi
soisal. Di mana wujud aliansi sosial yang populer dari CSR adalah Cause Related
Marketing (CRM). Cause dipahami sebagai kegiatan sosial yang didukung oleh
4. perusahaan melalui aktifitas pengumpulan dana yang mengajak konsumen untuk ikut
berpartisipasi dengan membeli produk dengan label tertentu. Program CRMAqua 1
liter Aqua untuk 10 liter air bersih adalah program tanggung jawab sosial dengan
mekanisme unik dan inovatif. Tujuannya adalah untuk membantu meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan keluarga Indonesia yang membutuhkan dengan
menyediakan akses pada air bersih dan penyuluhan tentang perilaku sehat yang
dilaksankan di Timor Tengah Selatan NTT.
Program CRM Aqua ”1 liter Aqua untuk 10 liter air bersih” di tahun 2009 merupakan
program kelanjutan dari program ” 1 untuk 10” atau di singkat dengan SUS yang telah
berhasil dilakukan di tahun 2007 sampai 2008. Hal ini di lakukandengan berbagai
alasan utama diataranya adalah karena masih banyaknya desadesa di Timor Tengah
Selatan NTT yang mengalami masalah kelangkaan air bersih sehingga ini menjadi
tantangan besar yang harus ditangani melalui pendekatan baru. Kedua-karena hal ini
sejalan dengan semangat kelanjutan dan tujuan pendekatan, adalah penting untuk
tetap fokus dan berkomitmen terhadap tantangan kelangkaan air ini sehingga
menciptakan dampak yang berkesinambungan.
Ketiga-program ini sejalan dengan tujuan pembangunan milenium (Millenium
Development Goals/MDGc) yang dicanangkan oleh PBB untuk memberantas
kemiskinan dan kelaparan di beberapa belahan dunia yang ditargetkan di tahun 2015.
Selain itu, dalam rangka kelanjutan pemberdayaan kapasitas masyarakat lokal,
Danone Aqua juga berkerja sama dengan lembaga swadya masyarakat lokal, yaitu
YASNA dan pemerintah daerah Timor Tengah Selatan NTT.
Aqua menggunakan selogan baru pada program CRM ”1 untuk 10 lanjutan” di tahun
2009 yakni ”1 dari kita 10 untuk mereka” ayo bergontong royong, untuk wujudkan hidup
yang lebih baik. Di tahun 2009 ini Danone Aqua berencana membantu lebih banyak
lagi daerah lain di Nusa Tenggara Timur. Jika tahun lalu Danone Aqua membantu
kecamatan Boking dan Amanatun Utara, program lanjutan tahun ini akan menyasar
kecamatan Boking, Amanatum Utara, Toianas dan Noebana. Akan ada lebih banyak
masyarakat yang menjadi penerima program ini , yakni menjadi 18.900 orang
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 12.000 orang. Pembuatan dan
promosi program CRM ” 1 untuk 10” ini diberbagai media dan tertera pada label atau
kemasan Aqua bertanda khusus diharapkan mengundang perhatian masyarakat
Indonesia baik masyarakat sacara umum maupun masyarakat akademik khususnya
mahasiswa untuk ikut berpartisipasi dalam penggalangan dana untuk kegiatan
tersebut
Sebuah studi yang dilakukan oleh Creyer dan Ross (1997) menunjukkan konsumen
akan memberikan perhatian lebih kepada perusahan yang memiliki etika yang baik
serta menjauhi perusahaan yang tidak beretika. Lebih lanjut, Barone et al. (2000)
menemukan konsumen yang berpindah pilihan produk kepada perusahaan lain karena
perusahaan tersebut menerapkan program causerelated marketing, yakni terjadinya
evaluasi secara umum oleh konsumen yang lebih tertarik kepada perusahaan yang
melakukan program cause-related marketing ketika menawarkan produk baru. Melalui
penelitian yang dilakukanVan den Brink, Oderken-Schroder, dan Pauwels (2006)
teridentifikasi bahwa Cause Related Marketing (CRM) mempengaruhi loyalitas merek
dari konsumen.
5. Dalam lingkungan masyarakat yang kritis khususnya dunia mahasiswa, program CRM
juga diharapkan dapat menciptakan brand image (citra positif) dari suatu perusahaan
atau produk. Brand image tentu saja sangat berperan dalam mendongkrak volume
penjualan, mempertahankan loyalitas konsumen, serta membangun citra positif
perusahaan atau produk menjadi lebih baik atau sebelumnya sempat terdistorsi. Hasil
akhir dari implementasi CRM tentu sajaadalah tujuan utama suatu usaha yakni
peningkatan corporate value apabila program tersebut dikembangkan dengan baik.
Daftar Pustaka :
1. Tri Efendi, 2013, Etika Bisnis Dalam Lingkup Globalisasi, http://trisultanefendi.
blogspot.com/2013/01/etika-bisnis-dalam-lingkup-globalisasi.html, (10 Desember
2018, Jam 08.10 WIB);
2. Sifa Fauziah, 2016, Peran dan Manfaat Etika BIsnis DAlam Era Globalisasi,
https://sifafauziah692.wordpress.com/2016/01/14/peran-dan-manfaat-etika-bisnis
-dalam-era-globalisasi/, (10 Desember 2018, Jam 08.13 WIB);
3. Rizki Fauzi, 2017, Makalah Etika Bisnis Era Global, https://dark5ne55.blogspot.
com/p/makalah-etika-bisnis-era-global.html, (10 Desember 2018, Jam 08.19 WIB)
4. Anonym, http://digilib.unila.ac.id/19450/3/bab.%201%20Pendahuluan.pdf, (10
Desember 2018, 08.45 WIB).
5. Hapzi ali, 2018, Modul Be & GG – Globalization and Business Ethics,Universitas
Mercu Buana.