SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Asuhan Keperawatan Pada
Lensia Dengan Gangguan
Pernafasan
Di Susun Oleh
1. Anita Dwi NM
2. Eka Herawati
3. Monica Lestari
4. Shania Decha R
 Pada usia lanjut terjadi perubahan anatomi-fisiologi dan dapat timbul pula penyakit-penyakit
pada sistem pernafasan. Usia harapan hidup lansia di Indonesia semakin meningkat karena
pengaruh status kesehatan, status gizi, tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan dan sosial
ekonomi yang semakin meningkat sehingga populasi lansia pun meningkat.
 Penuaan normal sistem pernapasan dikaitkan dengan penurunan struktural dan fungsional
dalam sistem pernapasan, mengakibatkan peningkatan kerja pernapasan dibandingkan dengan
subjek yang lebih mudah dan dikaitkan dengan berkurangnya cadangan dalam kasus-kasus
penyakit akut, seperti gagal jantung, infeksi, atau obstruksi jalan napas. Fungsi primer dari
sistem pernafasan adalah menghantarkan udara masuk dan keluar dari paru sehingga oksigen
dapat dipertukarkan dengan karbondioksida. Sistem pernafasan atas meliputi hidung rongga
hidung, sinus dan faring.
Perubahan Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan Pada Usia
Lanjut
 Paru-paru terus berkembang sepanjang
hidup mencapai status fungsional
maksimalnya pada awal dekade ketiga dan
setelah itu menurun secara bertahap.
fisiologis normal dan perubahan struktural
terjadi pada sistem pernapasan dengan
penuaan, Perubahan terkait usia dalam
fungsi paru mengakibatkan penurunan
pernapasan cadangan selama penyakit akut.
Perubahan terjadi pada pembuluh darah
paru yang mengakibatkan peningkatan
kekakuan pembuluh darah paru, tekanan
pembuluh darah dan resistensi pembuluh
darah.
 Untuk dapat mengatakan bahwa suatu kemunduran fungsi tubuh adalah disebabkan oleh proses
menua dan bukan disebabkan oleh peayakit yang menyertai proses menua, ada 4 kriteria yang
harus dipenuhini.
1. Kemunduran fungsi dan kemampuan tubuh tadi harus bersifat universal, artinya umum terjadi
pada setiap orang.
2. Proses menua disebabkan oleh faktor intrinsik, yang berarti perubahan fungsi sel dan
jaringan disebabkan oleh penyimpangan yang terjadi di dalam sel dan bukan oleh faktor luar.
3. Proses menua terjadi secant progresif, berkelanjutan, berangsur Iambat dan tidak dapat
berbalik lagi.
4. Proses menua bersifat proses kemunduran/kerusakan (injury).
Perubahan pada rongga thorax
Perubahan Anatomi Perubahan Fisiologi Efek Terhadap Respirasi
a. Kalsifikasi kartilago
intercostal; radang sendi-
sendi costo-vertebral
Kekakuan dan kekakuan dinding
meningkat dan kepatuhan
dinding dada berkurang
Gerakan aliran ekspirasi
mengecil/menggeser kurva
tekanan-volume dinding dada ke
kanan
b. Atropi bertahap dari otot
intercostal (berkurangnya
massa otot)
Melemahnya otot intercostae Pengurangan kekuatan otot
menuntut kontribusi lebih dari
otot diafragma dan abdomen dan
dapat menyebabkan kelelahan
diafragma
Perubahan jalan nafas
Perubahan Anatomi Perubahan Fisiologi Efek Terhadap Respirasi
a. Penurunan jumlah dan hantaman cilia Penurunan pembersihan debris dan pathogen Peningkatan risiko terkena infeksi
b. Zona konduksi (area antara hidung dan
bronkiole) mengalami peningkatan
ukuran di jalan napas yang lebar –
trakea, bronkus
Peningkatan volume dari ruang anatomis yang
mati
Peningkatan volume residual dan kapasitas reidu
fungsional dan penurunan kapasitas vital
c.Bronkiolus dan ductus alveolus membesar,
melebar dan kedalamannya berkurang;
kehilangan jaringan pendukung (senile
emphysema)
Penurunan keelastisan paru untuk recoil Peningkatan ventilasi/ heterogenitas perfusi
d. penebalan membrane basal alveolus Penurunan kemampuan difusi gas,
peningkatan heterogenitas ventilasi/perfusi
Penurunan oksigenasi arteria, transfer CO menurun
e. penurunan diameter jalan napas kecil Penurunan aliran maksimal ekspirasi Hambatan aliran napas
f. Kontrol Ventilasi Menghilang Menghilangnya respons terhadap hiperkape dan
hipoksia
Faktor-faktor yang memperburuk fungsi paru
 Faktor risiko yang paling sering menyebabkan
gangguan pernapasan adalah pajanan lingkungan,
gaya hidup, termasuk asap rokok, infeksi
pernapasan, polusi udara (indoor dan outdoor),
dan debu kerja. Pada individu yang rentan,
pajanan lingkungan ini dapat menyebabkan
keradangan pada paru dan pada gilirannya
penurunan fungsi paru. Ozon dan nitrogen oksida
adalah zat beracun kuat dan merupakan polutan
lingkungan yang umum baik di dalam maupun luar
ruangan, terutama kadarnya tinggi pada kabut
asap (smog).
 Selain itu, banyak perubahan terkait usia yang
diperkirakan meningkatkan risiko infeksi saluran
pernapasan bawah pada orang tua. Ini termasuk
penurunan mobilitas, penyakit sistemik, seperti
diabetes atau gangguan rematologi; penyakit paru
struktural; atau penyakit jantung (Hasan &
Maranatha, 2017).
2
3
4
5
1 Pneumonia
Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)
Asthma
Kanker Paru-paru
Tuberkulosis Paru
beberapa penyakit
paru yang
menyertai orang
usia lanjut
Pencegahan Gangguan Pernafasan Pada Lansia
Langkah – Langkah untuk Menghindari Infeksi yang Berbahaya pada Lansia
1. Lakukan imunisasi untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu, misalnya
pneumonia, influenza dan lain-lain.
2. menghindari kebiasaan merokok untuk mencegah pneumonia pada lansia. Merokok dapat
merusak kemampuan paru-paru untuk mengatasi infeksi yang menyerang.
3. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, risiko lansia mengidap pneumonia pun menjadi lebih
kecil
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah ke toilet dan manakala
tangan terasa kotor.
5. Istirahat cukup, misalnya 6 jam di malam hari dan 2 jam di siang hari. Seringkali waktu tidur
lansia tidak sepanjang usia muda, namun demikian mereka lebih mudah merasa letih.
Pengaturan jadwal istirahat yang tepat akan membantu pemulihan tubuhnya.
Pencegahan Gangguan Pernafasan Pada Lansia
6. Perhatikan tubuh kita. Bila belum sempat medical check-up; cermati perubahan berat badan,
awasi tekanan darah dan waspadai kondisi tubuh bila cepat lelah dan sesak napas saat
beraktifitas. Segera ke dokter bila didapati kelainan.
7. Hindari keramaian bila tubuh kita merasa tidak fit, karena berisiko untuk ketularan sekaligus
menularkan penyakit pada orang lain.
8. Berolahraga secara teratur
9. Hindari stres
10. Menjalin hubungan dengan baik dengan kerabat, mampu meningkatkan rasa bahagia yang
dapat meningkatkan sistem imunitas kita.
Kasus
Seorang laki-laki berusia 67 tahun tinggal bersama keluarga. Klien mengeluhnafas agak sesak,
batuk berdahak, lemah dan banyak mengeluarkan keringat. Hasil pengkajian klien mengatakan
batuk lebih dari 3 minggu, selama dirumah klien pernah batuk bercampur darah, mual dan tidak
nafsu makan. Hasil pemeriksaan frekuensi nafas 26 kali permenit, frekuensi nadi 88 kali
permenit, tekanan darah 130/80 mmHg.
Pengkajian keperawatan
 Identitas Klien
Nama : Tn. X
Umur : 67 tahun
Alamat : -
Pendidikan : -
Jenis Kelamin : -
Agama : -
Status Perkawinan: -
 Keluhan Utama
Klien mengeluh nafas agak sesak, batuk berdahak, lemah dan banyak mengeluarkan keringat .
 Riwayat Penyakit Sekarang
Batuk lebih dari 3 minggu, selama dirumah klien pernah batuk bercampur darah, mual dan tidak nafsu
makan.
 Riwayat Kesehatan Dahulu: -
 Riwayat Penyakit Keluarga: -
 Riwayat Kesehatan Lingkungan: -
Pengkajian Fisik
 Keadaan Umum:
Kesadaran: compos mentis
TTV:
TD: 130/80 mmHg
N: 88 x/m
RR: 26 x/m
 Sistem Pernapasan:
Inspeksi: pasien tampak sesak dan berkeringat, sputum (+)
Analisa data
Data Masalah
Keperawatan
Etiologi
Data Subjektif:
- Klien mengeluhnafas agak sesak
- Klien mengeluh batuk berdahak
- Klien mengatakan batuk lebih dari 3 minggu
Data Objektif:
- TTV:
TD: 130/80 mmHg
N: 88 x/m
RR: 26 x/m
Bersihan Jalan
Napas Tidak Efektif
(D.0001)
Hipersekresi jalan napas
Data Subjektif:
- Klien mengatakan batuk lebih dari 3 minggu
- Klien mengatakan selama dirumah pernah
batuk bercampur darah,
Data Objektif:
- TTV:
TD: 130/80 mmHg
N: 88 x/m
RR: 26 x/m
Risiko Infeksi
(D.0142)
Ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer
Data Masalah Keperawatan Etiologi
Data Objektif:
-
Data Subjektif:
- Klien mengeluh mual dan tidak
nafsu makan
Risiko Defisit Nutrisi (D.0032 Ketidakmampuan menelan
makanan
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan Analisa data di atas maka diagnosa keperawatan
yang muncul adalah:
a) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
hipersekresi jalan napas
b) Risiko infeksi berhubungan dengan Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh primer
c) Risiko deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmamouan
menelan makanan
Intervensi keperawatan
NO. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI
1. Bersihan jalan napas
tidak efektif b.d
hipersekresi jalan napas
yang ditandai dengan:
Data Subjektif:
- Klien mengeluhnafas
agak sesak
- Klien mengeluh batuk
berdahak
- Klien mengatakan batuk
lebih dari 3 minggu
Data Objektif:
- TTV:
TD: 130/80 mmHg
N: 88 x/m
RR: 26 x/m
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
diharapkan bersihan
jalan napas pasien
meningkat dengan
kriteria:
- Produksi sputum
menurun
- Dispnea menurun
- Frekuensi napas
membaik
- Pola napas membaik
Manajemen Jalan Napas (I.01011)
Observasi:
- Monitor pola napas: frekuensi, kedalaman, usaha napas
- Monitor bunyi napas tambahan
- Monitor sputum
Terapeutik:
- Posisikan semi-fowler atau fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
- Ajarkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
- Ajarkan batuk efektif
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
NO. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI
2. Risiko infeksi b.d
Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh primer
yang ditandai dengan:
Data Subjektif:
- Klien mengatakan batuk lebih
dari 3 minggu
- Klien mengatakan selama
dirumah pernah batuk
bercampur darah,
- Klien mengeluh mual dan
tidak nafsu makan
Data Objektif:
- TTV:
TD: 130/80 mmHg
N: 88 x/m
RR: 26 x/m
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24 jam
diharapkan tingkat
infeksi klien
menurun dengan
kriteria:
- Nafsu makan
meningkat
- Sputum berwarna
hijau menurun
- Letargi menurun
- Kadar sel darah
putih membaik
- Kultur darah
membaik
Pencegahan Infeksi (I.14539)
Observasi:
- Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
Terapeutik:
- Batasi jumlah pengunjung
Edukasi:
- Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi
- Ajarkan meningkatkan asupan cairan
Pengontrolan Infeksi (I. 14451)
Observasi:
- Identifikasi pasaien-pasien yang mengalami infeksi
menular
Terapeutik:
- Terapkan kewaspadaan universal
- Tempatkan pada ruang isolasi bertekanan negative untuk
pasien dengan resiko penyebaran infeksi via droplet atau
udara
- Sterilisasi dann disinfeksi alat-alat, furniture, lantai, sesuai
kebutuhan
Edukasi:
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk dan/atau bersin
NO. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI
3. Risiko Defisit Nutrisi
b.d ketidakmampuan
menelan makanan
yang ditandai dengan:
Data Subjektif:
- Klien mengeluh mual
dan tidak nafsu makan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
diharapkan status nutrisi
klien meningkat dengan
kriteria:
- Porsi makanan yang
dihabiskan meningkat
- Nafsu makan membaik
- Berat badan membaik
- Indeks masa tubuh
membaik
Manajemen Nutrisi (I.03119)
Observasi:
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Teurapeutik:
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Edukasi:
- Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
Kesimpulan
Proses penuaan merupakan konsekuensi yang tidak
bisa dihindari oleh setiap manusia. walaupun proses
penuaan merupakan suatu proses yang normal,
akan tetapi keadaan ini lebih menjadi beban.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada usia lanjut
seperti penurunan kondisi fisik, penurunan fungsi
dan potensiseksual, perubahan aspek sosial,
perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan, dan
perubahan dalam peran sosial dimasyarakat.
Peningkatan proporsi populasi usia lanjut merupkan
kompleksitas klinis orang tua. Penuaan normal
sistem pernapasan dikaitkan dengan penurunan
struktural dan fungsional dalam sistem pernapasan,
mengakibatkan peningkatan kerja pernapasan
dibandingkan dengan subjek yang lebih muda.
Perubahan fungsi paru akibat penuaan dan dampak
yang mungkin terjadi karena perubahan tersebut
dapat diminimalkan dengan latihan fisik, berhenti
merokok, pengobatan optimal terhadap penyakit
kronis yang dimiliki, pemberian vaksinasi pneumonia
dan influenza.
Terima kasih

More Related Content

Similar to Asuhan Keperawatan Pada Lensia

Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraNola Hastuti
 
Askep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paruAskep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paruKampus-Sakinah
 
Modul 1 pernafasan ok
Modul 1 pernafasan okModul 1 pernafasan ok
Modul 1 pernafasan okAnton Saja
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Ajo Yayan
 
Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)jcmc0205
 
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptxAsuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptxThoriqfahranulsafiah
 
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapijuniarwulanTandionga2
 
Askep Kanker Paru_3C Patologi Kelas 1A.pptx
Askep Kanker Paru_3C Patologi Kelas 1A.pptxAskep Kanker Paru_3C Patologi Kelas 1A.pptx
Askep Kanker Paru_3C Patologi Kelas 1A.pptxRuthSuheniSeptianaRo
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradanganAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradanganpjj_kemenkes
 

Similar to Asuhan Keperawatan Pada Lensia (20)

Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNAPneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah sistem pernapasan 8
Makalah sistem pernapasan 8Makalah sistem pernapasan 8
Makalah sistem pernapasan 8
 
Analisa data
Analisa dataAnalisa data
Analisa data
 
Askep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paruAskep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paru
 
Modul 1 pernafasan ok
Modul 1 pernafasan okModul 1 pernafasan ok
Modul 1 pernafasan ok
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 
Pertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasan
Pertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasanPertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasan
Pertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasan
 
CA Paru
CA Paru CA Paru
CA Paru
 
Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptxAsuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
 
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
 
Indry punyaa AKPER PEMKAB MUNA
Indry  punyaa AKPER PEMKAB MUNAIndry  punyaa AKPER PEMKAB MUNA
Indry punyaa AKPER PEMKAB MUNA
 
Asma 01
Asma 01Asma 01
Asma 01
 
Askep Kanker Paru_3C Patologi Kelas 1A.pptx
Askep Kanker Paru_3C Patologi Kelas 1A.pptxAskep Kanker Paru_3C Patologi Kelas 1A.pptx
Askep Kanker Paru_3C Patologi Kelas 1A.pptx
 
Copd
CopdCopd
Copd
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradanganAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
 

Recently uploaded

dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Currentaditya romadhon
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADARismaZulfiani
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxabdulmujibmgi
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 

Recently uploaded (15)

dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 

Asuhan Keperawatan Pada Lensia

  • 1. Asuhan Keperawatan Pada Lensia Dengan Gangguan Pernafasan Di Susun Oleh 1. Anita Dwi NM 2. Eka Herawati 3. Monica Lestari 4. Shania Decha R
  • 2.  Pada usia lanjut terjadi perubahan anatomi-fisiologi dan dapat timbul pula penyakit-penyakit pada sistem pernafasan. Usia harapan hidup lansia di Indonesia semakin meningkat karena pengaruh status kesehatan, status gizi, tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan dan sosial ekonomi yang semakin meningkat sehingga populasi lansia pun meningkat.  Penuaan normal sistem pernapasan dikaitkan dengan penurunan struktural dan fungsional dalam sistem pernapasan, mengakibatkan peningkatan kerja pernapasan dibandingkan dengan subjek yang lebih mudah dan dikaitkan dengan berkurangnya cadangan dalam kasus-kasus penyakit akut, seperti gagal jantung, infeksi, atau obstruksi jalan napas. Fungsi primer dari sistem pernafasan adalah menghantarkan udara masuk dan keluar dari paru sehingga oksigen dapat dipertukarkan dengan karbondioksida. Sistem pernafasan atas meliputi hidung rongga hidung, sinus dan faring.
  • 3. Perubahan Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan Pada Usia Lanjut  Paru-paru terus berkembang sepanjang hidup mencapai status fungsional maksimalnya pada awal dekade ketiga dan setelah itu menurun secara bertahap. fisiologis normal dan perubahan struktural terjadi pada sistem pernapasan dengan penuaan, Perubahan terkait usia dalam fungsi paru mengakibatkan penurunan pernapasan cadangan selama penyakit akut. Perubahan terjadi pada pembuluh darah paru yang mengakibatkan peningkatan kekakuan pembuluh darah paru, tekanan pembuluh darah dan resistensi pembuluh darah.
  • 4.  Untuk dapat mengatakan bahwa suatu kemunduran fungsi tubuh adalah disebabkan oleh proses menua dan bukan disebabkan oleh peayakit yang menyertai proses menua, ada 4 kriteria yang harus dipenuhini. 1. Kemunduran fungsi dan kemampuan tubuh tadi harus bersifat universal, artinya umum terjadi pada setiap orang. 2. Proses menua disebabkan oleh faktor intrinsik, yang berarti perubahan fungsi sel dan jaringan disebabkan oleh penyimpangan yang terjadi di dalam sel dan bukan oleh faktor luar. 3. Proses menua terjadi secant progresif, berkelanjutan, berangsur Iambat dan tidak dapat berbalik lagi. 4. Proses menua bersifat proses kemunduran/kerusakan (injury).
  • 5. Perubahan pada rongga thorax Perubahan Anatomi Perubahan Fisiologi Efek Terhadap Respirasi a. Kalsifikasi kartilago intercostal; radang sendi- sendi costo-vertebral Kekakuan dan kekakuan dinding meningkat dan kepatuhan dinding dada berkurang Gerakan aliran ekspirasi mengecil/menggeser kurva tekanan-volume dinding dada ke kanan b. Atropi bertahap dari otot intercostal (berkurangnya massa otot) Melemahnya otot intercostae Pengurangan kekuatan otot menuntut kontribusi lebih dari otot diafragma dan abdomen dan dapat menyebabkan kelelahan diafragma
  • 6. Perubahan jalan nafas Perubahan Anatomi Perubahan Fisiologi Efek Terhadap Respirasi a. Penurunan jumlah dan hantaman cilia Penurunan pembersihan debris dan pathogen Peningkatan risiko terkena infeksi b. Zona konduksi (area antara hidung dan bronkiole) mengalami peningkatan ukuran di jalan napas yang lebar – trakea, bronkus Peningkatan volume dari ruang anatomis yang mati Peningkatan volume residual dan kapasitas reidu fungsional dan penurunan kapasitas vital c.Bronkiolus dan ductus alveolus membesar, melebar dan kedalamannya berkurang; kehilangan jaringan pendukung (senile emphysema) Penurunan keelastisan paru untuk recoil Peningkatan ventilasi/ heterogenitas perfusi d. penebalan membrane basal alveolus Penurunan kemampuan difusi gas, peningkatan heterogenitas ventilasi/perfusi Penurunan oksigenasi arteria, transfer CO menurun e. penurunan diameter jalan napas kecil Penurunan aliran maksimal ekspirasi Hambatan aliran napas f. Kontrol Ventilasi Menghilang Menghilangnya respons terhadap hiperkape dan hipoksia
  • 7. Faktor-faktor yang memperburuk fungsi paru  Faktor risiko yang paling sering menyebabkan gangguan pernapasan adalah pajanan lingkungan, gaya hidup, termasuk asap rokok, infeksi pernapasan, polusi udara (indoor dan outdoor), dan debu kerja. Pada individu yang rentan, pajanan lingkungan ini dapat menyebabkan keradangan pada paru dan pada gilirannya penurunan fungsi paru. Ozon dan nitrogen oksida adalah zat beracun kuat dan merupakan polutan lingkungan yang umum baik di dalam maupun luar ruangan, terutama kadarnya tinggi pada kabut asap (smog).  Selain itu, banyak perubahan terkait usia yang diperkirakan meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan bawah pada orang tua. Ini termasuk penurunan mobilitas, penyakit sistemik, seperti diabetes atau gangguan rematologi; penyakit paru struktural; atau penyakit jantung (Hasan & Maranatha, 2017).
  • 8. 2 3 4 5 1 Pneumonia Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) Asthma Kanker Paru-paru Tuberkulosis Paru beberapa penyakit paru yang menyertai orang usia lanjut
  • 9. Pencegahan Gangguan Pernafasan Pada Lansia Langkah – Langkah untuk Menghindari Infeksi yang Berbahaya pada Lansia 1. Lakukan imunisasi untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu, misalnya pneumonia, influenza dan lain-lain. 2. menghindari kebiasaan merokok untuk mencegah pneumonia pada lansia. Merokok dapat merusak kemampuan paru-paru untuk mengatasi infeksi yang menyerang. 3. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, risiko lansia mengidap pneumonia pun menjadi lebih kecil 4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah ke toilet dan manakala tangan terasa kotor. 5. Istirahat cukup, misalnya 6 jam di malam hari dan 2 jam di siang hari. Seringkali waktu tidur lansia tidak sepanjang usia muda, namun demikian mereka lebih mudah merasa letih. Pengaturan jadwal istirahat yang tepat akan membantu pemulihan tubuhnya.
  • 10. Pencegahan Gangguan Pernafasan Pada Lansia 6. Perhatikan tubuh kita. Bila belum sempat medical check-up; cermati perubahan berat badan, awasi tekanan darah dan waspadai kondisi tubuh bila cepat lelah dan sesak napas saat beraktifitas. Segera ke dokter bila didapati kelainan. 7. Hindari keramaian bila tubuh kita merasa tidak fit, karena berisiko untuk ketularan sekaligus menularkan penyakit pada orang lain. 8. Berolahraga secara teratur 9. Hindari stres 10. Menjalin hubungan dengan baik dengan kerabat, mampu meningkatkan rasa bahagia yang dapat meningkatkan sistem imunitas kita.
  • 11. Kasus Seorang laki-laki berusia 67 tahun tinggal bersama keluarga. Klien mengeluhnafas agak sesak, batuk berdahak, lemah dan banyak mengeluarkan keringat. Hasil pengkajian klien mengatakan batuk lebih dari 3 minggu, selama dirumah klien pernah batuk bercampur darah, mual dan tidak nafsu makan. Hasil pemeriksaan frekuensi nafas 26 kali permenit, frekuensi nadi 88 kali permenit, tekanan darah 130/80 mmHg.
  • 12. Pengkajian keperawatan  Identitas Klien Nama : Tn. X Umur : 67 tahun Alamat : - Pendidikan : - Jenis Kelamin : - Agama : - Status Perkawinan: -  Keluhan Utama Klien mengeluh nafas agak sesak, batuk berdahak, lemah dan banyak mengeluarkan keringat .  Riwayat Penyakit Sekarang Batuk lebih dari 3 minggu, selama dirumah klien pernah batuk bercampur darah, mual dan tidak nafsu makan.  Riwayat Kesehatan Dahulu: -  Riwayat Penyakit Keluarga: -  Riwayat Kesehatan Lingkungan: -
  • 13. Pengkajian Fisik  Keadaan Umum: Kesadaran: compos mentis TTV: TD: 130/80 mmHg N: 88 x/m RR: 26 x/m  Sistem Pernapasan: Inspeksi: pasien tampak sesak dan berkeringat, sputum (+)
  • 14. Analisa data Data Masalah Keperawatan Etiologi Data Subjektif: - Klien mengeluhnafas agak sesak - Klien mengeluh batuk berdahak - Klien mengatakan batuk lebih dari 3 minggu Data Objektif: - TTV: TD: 130/80 mmHg N: 88 x/m RR: 26 x/m Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0001) Hipersekresi jalan napas Data Subjektif: - Klien mengatakan batuk lebih dari 3 minggu - Klien mengatakan selama dirumah pernah batuk bercampur darah, Data Objektif: - TTV: TD: 130/80 mmHg N: 88 x/m RR: 26 x/m Risiko Infeksi (D.0142) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
  • 15. Data Masalah Keperawatan Etiologi Data Objektif: - Data Subjektif: - Klien mengeluh mual dan tidak nafsu makan Risiko Defisit Nutrisi (D.0032 Ketidakmampuan menelan makanan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Analisa data di atas maka diagnosa keperawatan yang muncul adalah: a) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan napas b) Risiko infeksi berhubungan dengan Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer c) Risiko deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmamouan menelan makanan
  • 16. Intervensi keperawatan NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI 1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d hipersekresi jalan napas yang ditandai dengan: Data Subjektif: - Klien mengeluhnafas agak sesak - Klien mengeluh batuk berdahak - Klien mengatakan batuk lebih dari 3 minggu Data Objektif: - TTV: TD: 130/80 mmHg N: 88 x/m RR: 26 x/m Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan bersihan jalan napas pasien meningkat dengan kriteria: - Produksi sputum menurun - Dispnea menurun - Frekuensi napas membaik - Pola napas membaik Manajemen Jalan Napas (I.01011) Observasi: - Monitor pola napas: frekuensi, kedalaman, usaha napas - Monitor bunyi napas tambahan - Monitor sputum Terapeutik: - Posisikan semi-fowler atau fowler - Berikan minum hangat - Lakukan fisioterapi dada, jika perlu - Berikan oksigen, jika perlu Edukasi: - Ajarkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak ada kontraindikasi - Ajarkan batuk efektif Kolaborasi: - Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
  • 17. NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI 2. Risiko infeksi b.d Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer yang ditandai dengan: Data Subjektif: - Klien mengatakan batuk lebih dari 3 minggu - Klien mengatakan selama dirumah pernah batuk bercampur darah, - Klien mengeluh mual dan tidak nafsu makan Data Objektif: - TTV: TD: 130/80 mmHg N: 88 x/m RR: 26 x/m Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan tingkat infeksi klien menurun dengan kriteria: - Nafsu makan meningkat - Sputum berwarna hijau menurun - Letargi menurun - Kadar sel darah putih membaik - Kultur darah membaik Pencegahan Infeksi (I.14539) Observasi: - Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik Terapeutik: - Batasi jumlah pengunjung Edukasi: - Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi - Ajarkan meningkatkan asupan cairan Pengontrolan Infeksi (I. 14451) Observasi: - Identifikasi pasaien-pasien yang mengalami infeksi menular Terapeutik: - Terapkan kewaspadaan universal - Tempatkan pada ruang isolasi bertekanan negative untuk pasien dengan resiko penyebaran infeksi via droplet atau udara - Sterilisasi dann disinfeksi alat-alat, furniture, lantai, sesuai kebutuhan Edukasi: - Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar - Ajarkan etika batuk dan/atau bersin
  • 18. NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI 3. Risiko Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan yang ditandai dengan: Data Subjektif: - Klien mengeluh mual dan tidak nafsu makan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan status nutrisi klien meningkat dengan kriteria: - Porsi makanan yang dihabiskan meningkat - Nafsu makan membaik - Berat badan membaik - Indeks masa tubuh membaik Manajemen Nutrisi (I.03119) Observasi: - Identifikasi status nutrisi - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan - Identifikasi makanan yang disukai - Monitor asupan makanan - Monitor berat badan - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium Teurapeutik: - Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai Edukasi: - Anjurkan diet yang diprogramkan Kolaborasi: - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
  • 19. Kesimpulan Proses penuaan merupakan konsekuensi yang tidak bisa dihindari oleh setiap manusia. walaupun proses penuaan merupakan suatu proses yang normal, akan tetapi keadaan ini lebih menjadi beban. Perubahan-perubahan yang terjadi pada usia lanjut seperti penurunan kondisi fisik, penurunan fungsi dan potensiseksual, perubahan aspek sosial, perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan, dan perubahan dalam peran sosial dimasyarakat. Peningkatan proporsi populasi usia lanjut merupkan kompleksitas klinis orang tua. Penuaan normal sistem pernapasan dikaitkan dengan penurunan struktural dan fungsional dalam sistem pernapasan, mengakibatkan peningkatan kerja pernapasan dibandingkan dengan subjek yang lebih muda. Perubahan fungsi paru akibat penuaan dan dampak yang mungkin terjadi karena perubahan tersebut dapat diminimalkan dengan latihan fisik, berhenti merokok, pengobatan optimal terhadap penyakit kronis yang dimiliki, pemberian vaksinasi pneumonia dan influenza.