SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
KUALITAS HIDUP
MAKALAH FARMAKOEKONOMI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Farmakoekonomi
oleh,
KELOMPOK 10
Amir Rahmatillah 20344200
Dhelia Amanda Calista 20344199
Herlina Sam 20344197
Irfan Rusdiyanto 20344198
Pratiwi Anidya Utari 20344201
Tri Ika Florida Sinaga 20344202
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang ―Kualitas Hidup‖. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Farmakoekonomi.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat saran, dorongan,
bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Jakarta, 9 Maret 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan Makalah ........................................................................... 2
D. Prosedur Makalah......................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori.............................................................................. 3
1. Definisi QoL (Quality of Life)................................................ 3
2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi QoL (Quality of Life)...... 4
3. Indeks Kualitas Hidup ............................................................ 6
4. Physical Quality of Life Index ................................................ 7
5. Evaluasi Farmakoekonomi...................................................... 8
6. Metode Analisis Utilitas-Biaya (AUB) ................................... 12
BAB III PEMBAHASAN
1. Cara Meningkatkan Kualitas Hidup ....................................... 20
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN................................................................................. 22
B. SARAN........................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 23
LAMPIRAN ............................................................................................ 24
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep kualitas hidup (quality of life) telah banyak digunakam dan
dilaporkan dalam berrbagai literature kesehatan (biomedik) dan keperawatan
dalam sepuluh tahun terakhir. Tepatmya setelah perang dunia kedua, prase
kualitas hidup muncul dalam merespon pesatnya perkembangan inovasi
teknologi pelayanan kesehatan dalam memperpanjang kualitas hidup.
Biaya pelayanan kesehatan, khususnya biaya obat, telah meningkat
tajam beberapa dekade terakhir dan kecenderungan ini tampaknya akan terus
berlanjut. Hal ini antara lain disebabkan populasi pasien usia lanjut yang
semakin banyak dengan konsekuensi meningkatnya penggunaan obat, adanya
obat obat baru yang lebih mahal, dan perubahan pola pengobatan. Disisi lain,
sumber daya yang dapat digunakan terbatas, sehingga harus dicari cara agar
pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis. Perkembangan
farmakoepidemiologi saat ini tidak hanya meneliti penggunaan efek obat
dalam hal khasiat dan keamanan saja, tetapi juga menganalisis dari segi
ekonominya juga untuk meningkatkan kualitas hidup si pasien (Quality of
Life). Quality of Life (QoL) sendiri dapat dijadikan indikasi kesejahteraan
suatu Negara berdasarkan persepsi subjek dalam konteks budaya dan sistem
nilai, serta bahan pertimbangan/standar untuk tujuan tertentu.
Penelitian tentang QoL yang telah dilakukan selama sepuluh tahun
terakhir, sebagian besar mendeskripsikan kondisi pasien yang berhubungan
dengan penyakit berikut tingkatannya serta efekifitas untuk pengobatan
kesehatan. Pada beberapa penelitian sebelumnya terkait pengobatan dilakukan
beberapa pengukuran QoL dengan menggunakan kuesioner. Namun,
penelitian akhir-akhir ini menunjukan bahwa pengukuran QoL digunakan
pula untuk menunjukkan kesehatan individu sesuai dengan faktor sosio-
demografis di masyarakat. Klarifikasi status QoL dapat digunakan tidak
hanya untuk mengetahui kondisi individu, tapi juga untuk mengenali hasil
pembangunan kesehatan sebagai akibat dari penetapan prioritas yang
2
memadai dalam kebijakan kesehatan. Pengetahuan cara pengukuran QoL pada
masyarakat atau pasien sangat penting untuk dipahami dan sebagai bahan
masukan untuk membuat kebijakan kesehatan dan penetapan langkah prioritas
untuk pembangunan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Analisis kualitas hidup?
2. Faktor-faktor dan kriteria apa saja yang mempengaruhi kualitas hidup?
3. Bagaimana cara meningkatkan kualitas hidup?
4. Bagaimana hubungan penerapan farmakoekonomi terhadap kualitas hidup?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari Analisis kualitas hidup.
2. Mengetahui faktor dan kriteria dari kualitas hidup.
3. Mengetahui cara meningkatkan kualitas hidup.
4. Mengetahui hubungan penerapan farmakoekonomi terhadap kualitas
hidup.
D. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan
menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data
teoretis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi
pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai
literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik
analisisis malalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data
tersebut dalam konteks tema makalah.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Definisi QoL (Quality of Life)
Quality of life merupakan konsep yang meliputi berbagai dimensi.
Quality of life kemudian diukur dengan multidimensi. Quality of life
didefinisikan sebagai penilaian individu atas kepuasan pada keadaan yang
dialami yang kemudian dibandingkan dengan persepsi ideal yang mungkin
dapat dicapai. Persepsi keadaan yang dialami dapat bervariasi dan faktor yang
mempengaruhi keterbatasan seseorang dapat berbeda-beda (Cella, dikutip
dalam Halim, 2003).
Menurut Cella (1990) dalam mengukur quality of life dibutuhkan
pengukuran dalam berbagai dimensi yang secara langsung memberikan
kontribusi bagi seseorang dalam mendefinisikan quality of life. Aspek-aspek
dalam quality of life adalah: (a) Physical well being, (b) functional well being,
dan (c) emotional well being (Halim, 2004).
Cella dan Tunsky (1990) mengatakan quality of life menunjukkan
perbedaan antara kemampuan sebenarnya dalam menjalani hidup dan standar
ideal yang diinginkan seseorang. Quality of life dapat diartikan sebagai
penilaian seseorang akan derajat kepuasannya dengan tahap kemampuan
seseorang dalam menjalankan kehidupan yang dibandingkan dengan yang
dipersepsikan. Hal-hal yang dipersepsikan meliputi hal-hal yang mungkin
dicapai dan hal-hal ideal yang diinginkan (Halim, 2004).
Menurut Clinch dan Schipper (1993) quality of life sebagai suatu
persepsi pada diri seseorang mengenai pengaruh dari penyakit yang
dideritanya. Quality of life dapat dipersepsikan secara subyektif dan
dipersepsikan menurut definisi kultural yang menyatu pada keseharian
seseorang. Hal ini berarti quality of life menurut masing-masing individu akan
berbeda-beda menurut pandangan diri masing-masing dan dipengaruhi oleh
ikatan budaya (Sundari, 2005).
4
Quality of life dapat didefinisikan sebagai suatu penilaian mengenai
well-being yang diukur secara multidimensi. Penilaian mengenai quality of
life meliputi derajat kepuasan seseorang atas dimensi-dimensi penting dalam
hidupnya. Quality of life bersifat abstrak, kompleks, dan dinamis. Quality of
life berdasarkan penilaian seseorang akan dimensi-dimensi yang penting
dalam hidup individu tersebut (Cella & Tulsky, dikutip dalam Halim, 2003).
Pada awalnya quality of life hanya meliputi pengukuran atas lamanya
seseorang dapat bertahan dari penyakit yang dideritanya dan simtom-simtom
yang dialami. Konsep mengenai quality of life sebelumnya tidak memasukkan
konsep-konsep dimensi psikososial dari sakit dan tindakan yang dijalani
(Taylor & Aspinwall, dikutip dalam Taylor, 2003).
Quality of life sekarang ini disepakati sebagai konsep yang diukur
melalui berbagai dimensi. Konsep ini kemudian memasukkan komponen-
komponen seperti physical functioning, psychological status, social
functioning, dan gejala yang terkait dengan penyakit dan kondisi setelah
tindakan (Coons & Kaplan, dikutip dalam Taylor, 2003). Para ahli masing-
masing memiliki dimensi dan definisi masing-masing dalam melukiskan
quality of life.
Di antara semua penelitian tentang QoL dan definisinya, World Health
Organization (WHO) telah mendefinisikan QoL sebagai ―kondisi yang
berdasarkan persepsi individu dalam kehidupan pada konteks sistem nilai dan
budaya di mana mereka tinggal, dan berdasarkan kaitannya dengan tujuan
hidup masing-masing individu, harapan, standar dan kepentingannya.
2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi QoL (Quality of Life)
Menurut beberapa teori sebelumnya, ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi QoL.
1. Umur / usia
Di Belanda menunjukkan bahwa usia memiliki korelasi negatif dengan
kesehatan fisik dan QoL untuk domain hubungan sosial, tetapi di Lebanon orang
tua memiliki QoL yang lebih tinggi dalam hubungan sosial daripada individu
yang berusia lebih muda, kecuali untuk fungsi fisik.
2. Jenis Kelamin
5
Pada umumnya perempuan memiliki QoL yang lebih rendah dari pada
laki-laki
3. Status perkawinan
Memiliki pasangan hidup, berada dalam suatu hubungan atau menikah
merupakan status penting untuk memiliki QoL yang lebih tinggi
4. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi mempunyai QoL yang lebih baik.
Tingkat pendidikan sangat berhubungan erat dengan QoL.
5. Status ekonomi
Status ekonomi rendah memiliki QoL yang rendah, terutama untuk pasien
dengan pendapatan tahunan lebih rendah, mereka memiliki QoL yang lebih
rendah
6. Pekerjaan
Mempunyai pekerjaan sangat berpengaruh terhadap QoL, dimana individu
yang bekerja memiliki skor QoL yang lebih tinggi secara signifikan pada
kesehatan fisik dan lingkungan
7. Penyakit
Individu yang memiliki penyakit kronis mempunyai skor QoL yang lebih
rendah. Hipertensi, alergi dan arthritis adalah kondisi yang paling sering
dilaporkan.
8. Merokok
Perilaku merokok yang merupakan bagian dari gaya hidup seseorang,
cenderung menimbulkan risiko pada kematian, serangan jantung, stroke dan
diabetes. Risiko meningkat sejalan dengan meningkatnya tingkat merokok.
Wannamethe et.al (1998) menegaskan bahwa perokok berat yang biasanya
merokok lebih dari 21 batang sehari adalah dua setengah kali lebih mungkin untuk
meninggal atau mendapatkan serangan jantung, stroke atau diabetes dibandingkan
non-perokok. Strine et.al. (2005) menunjukkan perokok saat ini memiliki HRQL
signifikan lebih buruk dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok, dan
lebih mungkin untuk minum banyak, untuk pesta minum, dan melaporkan depresi
dan kecemasan gejala. Selain itu, perokok secara signifikan dimungkinkan lebih
aktif secara fisik, dan sering memiliki gangguan tidur, sering menderita nyeri,
6
serta kurang menyantap porsi buah dan sayuran per hari dibandingkan dengan
mereka yang tidak pernah merokok.
3. Indeks Kualitas Hidup
Kualitas hidup yang sering diidentikkan dengan kesejahteraan, akhir-
akhir ini makin banyak didengungkan. Salah satu sebabnya adalah munculnya
kesadaran, bahwa pembangunan tidak cukup diukur kesuksesannya dengan
membangun input yang banyak, tetapi justru yang lebih penting adalah
output. Dan kualitas hidup merupakan salah satu tolak ukurnya. Pengkajian
kualitas hidup pernah dan terus dilakukan, bahkan secara internasional, yang
dimotori oleh Organization of Economic and Culture Development (OECD)
yang berkedudukan di Paris. Untuk mengetahui kualitas hidup, harus
diketahui terlebih dahulu indikatornya.
Menurut OECD (1982), indikator kualitas hidup adalah pendapatan,
perumahan, lingkungan, stabilitas sosial, kesehatan, pendidikan, dan
kesempatan kerja. Indikator yang diajukan OECD bisa dikatakan sangat
memadai,dalam arti sudah mencakup banyak hal sebagai cerminan kualitas
hidup. Masalahnya adalah, indikator tersebut belum operasional. Dengan kata
lain, masing-masing indikator diatas masih perlu dijabarkan lebih lanjut.
Beberapa ahli sudah berusaha menjabarkan indikator-indikator kualitas hidup.
Morris (1979) mengajukan tiga indikator pokok , yaitu tingkat
kematian bayi (IMR), harapan hidup saat usia satu tahun, dan angka tidak
buta huruf. Indikator ini juga digunakan oleh Biro Pusat Statistik dalam
mengukur Indeks Mutu Hidup dalam usaha membandingkan tingkat
kesejahteraan. Asumsi digunakannya tiga komponen indikator tersebut angka
harapan hidup dan tingkat kematian bayi merupakan indikator aspek-aspek
penting dari kemajuan sosial. Sebab keduanya menyajikan efek dari interaksi
sosial. Hasil penelitian yang dikutip BPS (1987) menunjukkan bahwa tingkat
kematian bayi mencerminkan ketersediaan sumber air bersih, keadaan
lingkungan di dalam rumah, dan keadaan kesehatan ibu. Angka harapan hidup
pada umur satu tahun juga dapat memberikan gambaran status gizi keluarga
dan ciri-ciri kehidupan diluar rumah. Disamping itu angka tidak buta huruf
merupakan indikator penting, karena selain merupakan ukuran taraf
7
kesejahteraan rakyat, juga merupakan ukuran dari keterampilan minimal yang
diperlukan dalam proses pembangunan. Indikator melek huruf bagi sebagian
daerah dan negara tidak bisa akurat untuk menjadi faktor pembeda. Negara
dan daerah yang sudah maju pada umumnya tingkat melek hurufnya tinggi
sekali, atau bahkan seluruh penduduknya sudah melek huruf.
4. Physical Quality of Life Index
Physical Quality of Life Index (PQLI) atau Kualitas Fisik Indeks
Hidup ialah suatu usaha untuk mengukur kualitas hidup atau kesejahteraan
hidup suatu negara. Nilainya diambil dari rata-rata tiga nilai statistik yaitu:
jumlah buta huruf, angka kematian bayi, dan angka harapan hidup pada usia 1
(satu) tahun, dan semuanya dinilai dengan skala 1-100. Penilaian ini dibuat
oleh Overseas Development Council atau dewan perkembangan luar negeri
pada pertengahan tahun 1970-an oleh Morris David Morris.
Namun yang digunakan saat ini untuk menilai kesejahteraan hidup
ialah menggunakan indeks pembangunan manusia dari PBB Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) adalah
pengukuran perbandingan dari harapan hidup , tidak buta huruf , pendidikan
dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. HDI digunakan untuk
mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara
berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari
kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. [1] Indeks ini pada 1990
dikembangkan oleh pemenang nobel india Amartya Sen dan Mahbub ul Haq
seorang ekonom pakistan dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan
Lord Meghnad Desai dari London School of Economics dan sejak itu dipakai
oleh Program pembangunan PBB pada laporan HDI tahunannya.
Digambarkan sebagai "pengukuran vulgar" oleh Amartya Sen karena
batasanya. Indeks ini lebih fokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna
daripada hanya sekedar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan, dan
indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk
mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan
manusianya.
8
5. Evaluasi Farmakoekonomi
Evaluasi dalam farmakoekonomi meliputi Cost-Minimization Analysis
(CMA), Cost-Effectiveness Analysis (CEA), Cost-Benefit Analysis (CBA),
dan Cost-Utility Analysis (CUA).
a. Cost-Minimization Analysis (analisis minimalisasi-biaya)
Cost-Minimization Analysis adalah tipe analisis yang menentukan biaya
program terendah dengan asumsi besarnya manfaat yang diperoleh sama. Analisis
ini digunakan untuk menguji biaya relatif yang dihubungkan dengan intervensi
yang sama dalam bentuk hasil yang diperoleh. Suatu kekurangan yang nyata dari
analisis cost-minimization yang mendasari sebuah analisis adalah pada asumsi
pengobatan dengan hasil yang ekivalen. Jika asumsi tidak benar dapat menjadi
tidak akurat, pada akhirnya studi menjadi tidak bernilai. Pendapat kritis analisis
cost-minimization hanya digunakan untuk prosedur hasil pengobatan yang sama.
Contoh dari analisis cost-minimization adalah terapi dengan antibiotika
generic dengan paten, outcome klinik (efek samping dan efikasi sama), yang
berbeda adalah onset dan durasinya. Maka pemilihan obat difokuskan pada obat
yang biaya per harinya lebih murah.
Cost minimisasi adalah yang paling simpel dari semua perangkat
farmakoekonomi yang mana membandingkan dua jenis obat yang sama efikasi
dan toleransinya terhadap satu pasien. Ekivalen terapeutik harus direferensikan
oleh peneliti dalam melaksanakan studi ini, yang mana harus dilampirkan sebelum
cost minimisasi itu diterapkan. Oleh karena efikasi dan toleransi adalah sama,
maka tidak diperlukan efikasi umum sebagai titik tolak pertimbangan (yang mana
biasa sering dipakai dalam studi cost effectiveness). Peneliti disini boleh
mengesampingkan harga/kesembuhan ataupun harga/tahun karena hal ini tidak
begitu berpengaruh. Yang penting dalam studi cost minimisasi ini adalah
menghitung semua harga termasuk penelitian dan penelusuran yang berhubungan
dalam pengantaran intervensi terapeutik itu. Dan yang terpenting yang berelevan
dengan sisi pandang farmakoekonomi.
9
b. Cost-Benefit Analysis (Analisis manfaat-biaya)
Analisis Cost-Benefit adalah tipe analisis yang mengukur biaya dan
manfaat suatu intervensi dengan beberapa ukuran moneter dan pengaruhnya
terhadap hasil perawatan kesehatan. Tipe analisis ini sangat cocok untuk alokasi
bahan-bahan jika keuntungan ditinjau dari perspektif masyarakat. Analisis ini
sangat bermanfaat pada kondisi antara manfaat dan biaya mudah dikonversi ke
dalam bentuk rupiah.
Merupakan tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu
intervensi dengan beberapa ukuran moneter, dan pengaruhnya terhadap hasil
perawatan kesehatan. Dapat digunakan untuk membandingkan perlakuan yang
berbeda untuk kondisi yang berbeda. Merupakan tipe penelitian farmakoekonomi
yang kompreherensif dan sulit dilakukan karena mengkonversi benefit kedalam
nilai uang.
Pertanyaan yang harus dijawab dalam cost-benefit analysis adalah
alternatif mana yang harus dipilih diantara alternatif-alternatif yang dapat
memberikan manfaat atau benefit yang paling besar.
Cost benefit adalah bagian dari formal disiplin yang digunakan untuk
mendukung kasus dari projek atau proposal yang mana akan meningkatkan nilai
projek tersebut. Dengan kata lain, ini merupakan pendekatan tidak resmi yang
digunakan untuk menetapkan keputusan apapun.
Cost benefit ini adalah perangkat ekonomi yang digunakan untuk
menentukan keinginan atau preferensi akan dua jenis pilihan obat. Hal ini adalah
menghitung kerelaan masyarakat dalalm membayar sejumlah uang demi
mendapatkan efek atau keuntungan dari suatu intervensi
c. Cost-Effectiveness Analysis (analisis efektivitas-biaya)
Analisis Cost-Effectiveness adalah tipe analisis yang membandingkan
biaya suatu intervensi dengan beberapa ukuran non-moneter, dimana pengaruhnya
terhadap hasil perawatan kesehatan. Analisis Cost-Effectiveness merupakan salah
satu cara untuk memilih dan menilai program yang terbaik bila terdapat beberapa
program yang berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih. Kriteria
penilaian pogram mana yang akan dipilih adalah berdasarkan discounted unit cost
dari masing-masing alternatif program sehingga program yang mempunyai
10
discounted unit cost terendahlah yang akan dipilih oleh para analisis/ pengambil
keputusan.
Dalam menganalisis suatu penyakit, analisis cost-effectiveness
berdasarkan pada perbandingan antara biaya suatu program pemberantasan
tertentu dan akibat dari program tersebut dalam bentuk perkiraan dari kematian
dan kasus yang bisa dicegah.
Contoh sederhana, program A dengan biaya US $ 25.000 dapat
menyelamatkan 100 orang penderita. Sehingga unit costnya atau CE rationya US
$ 250/ life. Sedangkan dengan biaya yang sama, program B hanya dapat
menyelamatkan 15 orang penderita, berarti unit costnya atau CE rationya
mencapai $ 1,677/ life. Dalam hal ini jelaslah bahwa program A yang akan dipilih
karena lebih efektif daripada program B). Aplikasi dari CEA misalnya dua obat
atau lebih digunakan untuk mengobati suatu indikasi yang sama tapi cost dan
efikasi berbeda. Analisis cost-effectiveness mengkonversi cost dan benefit
(efikasi) ke dalam rasio pada obat yang dibandingkan.
Cost efektiveness dari suatu intervensi preventif terapeutik adalah rasio
akan harga intervensi yang berhubungan dengan munculnya efek yang dimaksud.
Harga ini disebut sebagai sumber-sumber yang dikeluarkan untuk intervensi yang
mana dihitung dengan uang. Perhitungan efek ini tergantung dari intervensi yang
dilakukan. Misalnya intervensi akan penurunan berat badan maka digunakan
penurunan berat badan sebagai unit perhitungan. Jika intervensi untuk penurunan
tekanan sistole darah, maka penurunan tiap mmHg itu di anggap sebagai
perubahan efek begitu juga untuk penyembuhan penyakit tertentu lainnya.
d. Cost-Utility Analysis (Analisis Utilitas-Biaya)
Analisis Cost-Utility adalah tipe analisis yang mengukur manfaat dalam
utility-beban lama hidup; menghitung biaya per utility; mengukur ratio untuk
membandingkan diantara beberapa program. Analisis cost-utility mengukur nilai
spesifik kesehatan dalam bentuk pilihan setiap individu atau masyarakat. Seperti
analisis cost-effectiveness, cost-utility analysis membandingkan biaya terhadap
program kesehatan yang diterima dihubungkan dengan peningkatan kesehatan
yang diakibatkan perawatan kesehatan.
Dalam cost-utility analysis, peningkatan kesehatan diukur dalam bentuk
11
penyesuaian kualitas hidup (quality adjusted life years, QALYs) dan hasilnya
ditunjukan dengan biaya per penyesuaian kualitas hidup. Data kualitas dan
kuantitas hidup dapat dikonversi kedalam nilai QALYs, sebagai contoh jika
pasien dinyatakan benar-benar sehat, nilai QALYs dinyatakan dengan angka 1
(satu). Keuntungan dari analisis ini dapat ditujukan untuk mengetahui kualitas
hidup. Kekurangan analisis ini bergantung pada penentuan QALYs pada status
tingkat kesehatan pasien
Cost utility adalah bentuk dari analisa ekonomi yang digunakan untuk
membimbing keputusan sebelum tindakan penyembuhan. Cost utility ini
diperkirakan antara rasio dari harga yang menyangkut intervensi kesehatan dan
keuntungan yang dihasilkan dalam bagian itu yang dihitung dari jumlah orang
yang hidup dengan kesehatan penuh sebagai hasil dari penyembuhannya. Hal ini
menyebabkan cost utility dan cost effectiveness saling berhubungan dan timbal
balik
Utilitas merujuk pada tambahan usia (dalam tahun) yang dapat dinikmati
dalam keadaan sehat sempurna oleh pasien karena menggunakan suatu obat.
Jumlah tahun tambahan usia (dibanding kalau tidak diberi obat) dapat dihitung
secara kuantitatif, yang jika dikalikan dengan kualitas hidup yang dapat dinikmati
(katakanlah, setara dengan sekian bagian sehat sempurna) akan memberikan unit
yang disebut Quality Adjusted Life Years-QALY atau ‗jumlah tahun yang
disesuaikan‘ (JTKD). Dikaitkan dengan aspek biaya. Kajian Farmakoekonomi ini
akan memberikan unit utilitas-biaya (cost-utility) yang menunjukkan unit moneter
yang harus dikeluarkan untuk setiap JTKD yang diperoleh. Semakin kecil jumlah
rupiah yang harus dibayar untuk mendapatkan tambahan JTKD, semakin tinggi
utilitas-biaya suatu obat.
Sementara itu, manfaat (benefit) merujuk pada nilai kepuasan yang
diperoleh pasien dari penggunaan suatu obat. Nilai kepuasan ini dinyatakan dalam
besaran moneter setelah dilakukan konversi dengan menggunakan ―nilai rupiah
yang rela dibayarkan untuk mendapat kepuasan tersebut‖ (willingness to pay).
Semakin tinggi willingness to pay relatif terhadap harga riil obat (cost), semakin
layak obat tersebut dipilih.
12
6. Metode Analisis Utilitas-Biaya (AUB)
Metode analisis utilitas-biaya (AUB) hasil (outcome)-nya dinyatakan
dengan utilitas yang terkait dengan peningkatan kualitas atau perubahan kualitas
akibat intervensi kesehatan yang dilakukan. Menurut Bootman (1996), hasil
pengobatan dalam bentuk kuantitas dan kualitas hidup itu mencerminkan keadaan
berikut:
1) Apakah penyakit yang diderita atau pengobatan terhadap penyakit yang
diberikan secara kuantitas akan memperpendek usia pasien?
2) Apakah kondisi penyakit yang diderita pasien atau pengobatan terhadap
penyakit tersebut tidak seperti yang diinginkan? Kalau jawabannya ―ya‖,
sebesar apa?
3) Apakah dampaknya terhadap usia? Berapa banyak berkurangnya usia
(kuantitatif) dan kepuasan (kualitas) hidup?
4) Dalam praktek, AUB hampir selalu digunakan untuk membandingkan
Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi alternatif yang memiliki
tujuan (objective) sama, seperti:
a. Membandingkan operasi versus kemoterapi;
b. Membandingkan obat kanker baru versus pencegahan (melalui
kampanye skrining).
Beberapa istilah yang lazim digunakan dalam AUB, termasuk:
a. Utilitas (utility)
Analisis utilitas-biaya (AUB) menyatakan hasil dari intervensi
sebagai utilitas atau tingkat kepuasan yang diperoleh pasien setelah
mengkonsumsi suatu pelayanan kesehatan, misalnya setelah
mendapatkan pengobatan kanker atau penyakit jantung. Unit utilitas
yang digunakan dalam Kajian Farmakoekonomi biasanya ‗Jumlah Tahun
yang Disesuaikan‘ (JTKD) atau quality-adjusted life years (QALY).
b. Kualitas hidup (quality of life, QOL)
Kualitas hidup dalam AUB diukur dengan dua pendekatan, yaitu
pendekatan kuantitas (duration of life) dan pendekatan kualitas (quality
of life). (Bootman et al., 1996). Kualitas hidup merupakan sebuah
konsep umum yang mencerminkan keadaan yang terkait dengan
13
modifikasi dan peningkatan aspek-aspek kehidupan, yaitu fisik, politik,
moral dan lingkungan sosial.
c. QALY (quality-adjusted life years)
Quality-adjusted life years (QALY) atau ‗Jumlah Tahun yang
Disesuaikan‘ (JTKD) adalah suatu hasil yang diharapkan dari suatu
intervensi kesehatan yang terkait erat dengan besaran kualitas hidup.
Pada QALY, pertambahan usia (dalam tahun) sebagai hasil intervensi
disesuaikan nilainya dengan kualitas hidup yang diperoleh (Bootman et
al., 1996).
AUB menambah dimensi dari titik pandang atau perspektif pihak
tertentu (biasanya pasien). Pandangan yang bersifat subyektif inilah yang
memungkinkan pengukuran utilitas (preference/value). Unit utilitas,
termasuk JTKD, merupakan sintesis dari berbagai hasil (outcome) fisik
yang dibobot menurut preference terhadap masing-masing hasil
pengobatan tersebut.
JTKD didasarkan pada keyakinan bahwa intervensi kesehatan
dapat meningkatkan survival (kuantitas hidup) ataupun kemampuan
untuk menikmati hidup (kualitas hidup). Pada penghitungan besaran
utilitas yang paling banyak dipakai ini, dilakukan pembobotan kualitas
terhadap setiap tahun pertambahan kuantitas hidup yang dihasilkan suatu
intervensi kesehatan. Dengan demikian, JTKD merupakan
penggabungan dari kedua elemen tersebut.
Secara teknis, JTKD diperoleh dari perkalian antara nilai utilitas
dan nilai time preference, dimana nilai utilitas menggambarkan penilaian
pasien terhadap kualitas hidupnya saat itu. Penilaian yang dilakukan
secara subyektif oleh pasien didasarkan pada berbagai atribut kualitas
hidup yang terkait dengan kesehatan, sementara time preference
menggambarkan perkiraan pertambahan usia (dalam tahun) yang
diperoleh karena pengobatan yang diterima.
Terkait teknis perhitungan, pengertian ―adjusted‖ atau
―disesuaikan‖ pada JTKD adalah penyesuaian pertambahan usia yang
akan diperoleh dengan utilitas. Dengan penyesuaian ini, diperoleh
14
jumlah tahun pertambahan usia dalam kondisi sehat penuh. Nilai utilitas
berkisar dari 1 (hidup dalam keadaan sehat sempurna) sampai 0 (mati).
15
BAB III
PEMBAHASAN
QoL (Quality of Life) berhubungan erat dengan CUA (cost utility
analysis). CUA sendiri merupakan teknik analisis ekonomi untuk menilai ―utilitas
(daya guna)‖ atau kepuasan atas kualitas hidup yang diperoleh dari suatu
intervensi kesehatan. QoL biasanya diukur dalam jumlah tahun dalam keadaan
sehat sempurna, bebas dari kecacatan, yang dapat dinikmati umumnya
diekspresikan dalam quality adjusted life years (QALY), atau ‗jumlah tahun
berkualitas yang disesuaikan‘. Kualitas hidup dalam AUB (Analisis Utilitas
Biaya) diukur dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitas (duration of
life) dan pendekatan kualitas (quality of life). (Bootman et al., 1996). Kualitas
hidup merupakan sebuah konsep umum yang mencerminkan keadaan yang terkait
dengan modifikasi dan peningkatan aspek-aspek kehidupan, yaitu fisik, politik,
moral dan lingkungan social
Pada umumnya cara penilaian QoL (Quality of Life) seorang pasien
dilakukan dengan perspektif penilaian individu. Perspektif penilaian merupakan
hal penting dalam Kajian Farmakoekonomi, karena perspektif yang dipilih
menentukan komponen biaya yang harus disertakan.
Perspektif individu (individual perspektife) sendiri merupakan salah satu
contoh kajian farmakoekonomi, dari perspektif individu kita dapat menghitung
biaya perawatan kesehatan untuk mencapai kualitas hidup (Quality of Life)
tertentu sehingga pasien dapat menilai suatu intervensi kesehatan cukup bernilai
atau tidak dibanding kebutuhan lainnya (termasuk hiburan).
Secara umum, salah satu biaya yang terkait dengan perawatan kesehatan
yaitu Biaya nirwujud (intangible cost). Biaya nirwujud adalah biaya-biaya yang
sulit diukur dalam unit moneter, namun sering kali terlihat dalam pengukuran
kualitas hidup atau QoL (Quality of Life), misalnya rasa sakit dan rasa cemas
yang diderita pasien dan atau keluarganya.
Beberapa contoh pertanyaan untuk menilai kualitas hidup pasien (Quality
of Life), antara lain :
16
1. Apakah penyakit yang diderita atau pengobatan terhadap penyakit yang
diberikan secara kuantitas akan memperpendek usia pasien?
2. Apakah kondisi penyakit yang diderita pasien atau pengobatan terhadap
penyakit tersebut tidak seperti yang diinginkan? Kalau jawabannya ―ya‖,
sebesar apa?
3. Apakah dampaknya terhadap usia? Berapa banyak berkurangnya usia
(kuantitatif) dan kepuasan (kualitas) hidup?
Quality-adjusted life years (QALY) atau ‗Jumlah Tahun yang
Disesuaikan‘ (JTKD) adalah suatu hasil yang diharapkan dari suatu intervensi
kesehatan yang terkait erat dengan besaran kualitas hidup (Quality of Life). JTKD
didasarkan pada keyakinan bahwa intervensi kesehatan dapat meningkatkan
survival (kuantitas hidup) ataupun kemampuan untuk menikmati hidup (kualitas
hidup). Pada penghitungan besaran utilitas yang paling banyak dipakai ini,
dilakukan pembobotan kualitas terhadap setiap tahun pertambahan kuantitas hidup
yang dihasilkan suatu intervensi kesehatan.
Dengan demikian, JTKD merupakan penggabungan dari kedua elemen
tersebut. Secara teknis, JTKD diperoleh dari perkalian antara nilai utilitas dan
nilai time preference, dimana nilai utilitas menggambarkan penilaian pasien
terhadap kualitas hidupnya saat itu. Penilaian yang dilakukan secara subyektif
oleh pasien didasarkan pada berbagai atribut kualitas hidup yang terkait dengan
kesehatan, sementara time preference menggambarkan perkiraan pertambahan
usia (dalam tahun) yang diperoleh karena pengobatan yang diterima.
Terkait teknis perhitungan, pengertian ―adjusted‖ atau ―disesuaikan‖ pada
JTKD adalah penyesuaian pertambahan usia yang akan diperoleh dengan utilitas.
Dengan penyesuaian ini, diperoleh jumlah tahun pertambahan usia dalam kondisi
sehat penuh. Nilai utilitas berkisar dari 1 (hidup dalam keadaan sehat sempurna)
sampai 0 (mati). Jadi, jika seorang pasien menilai bahwa keadaannya setelah
periode terapi yang diperoleh setara dengan 0,8 keadaan sehat sempurna—utilitas
= 0,8—dan pertambahan usianya 10 tahun, pertambahan usia yang berkualitas
bukanlah 10 tahun, melainkan 0,8 x 10 tahun = 8 tahun (Drummond et al., 1987).
Definisi Atributif Karakteristik Konsep Analisis Kualitas Hidup. Definisi
aribut dari kriteria suatu konsep adalah berbagai karakreristik konsep yang
17
seringkali muncul/disebutkan ketika konsep tersebut didefinisikan (Walker &
Avant, 1988). Sebagai contoh, identifikasi dari beberapa atribut konsep kualitas
hidup dapat membantu dalam membedakan konsep kualitas jidup dengan konsep-
konsep lain yang saling berhubungan dengan konsep itu sendiri. Berdasarkan hasil
pencarian dan penelusuaran literature, terdapat empat karakteristik atribut dari
konsep kualitas hidup yaitu:
1. Pernyataan rasa puas seseorang/individu terhadap kehidupannya secara umum
2. Kapasitas mental individu untuk mengevaluasi kehidupannya sendiri sebagai
suatu kepuasan atau sebaliknya
3. Suatu status fisik, mental, sosial dan kesehatan emosi seseorang yang
ditentukan oleh individu itu sendiri berdasarkan referensinya sendiri
4. Pengkajian/pengukuran objektif dari seseorang bahwa kondisi hidup
seseorang adalah adekuat dan terbebas dari ancaman.
Konstruksi model kasus dan berbagai model kasus lainnya dalam konteks
konsep kualitas hidup penggunaan konstruksi berbagai kasus ketika melakukan
analisis suatu konsep dapat memberi kemudahan dalam memahami secara tepat
suatu konsep konsep yang sedang dianalisis. Walker dan Avant (1988)
menjelaskan konstruksi berbagai kasus terkait dengan suau konsep dapat
membedakan secara tepat dan menjelaskan penggunaan suatu konsep dari konsep
lainnya.
Berikut penjelasan menurut Walker dan Avant (1988) mengenai beberapa
konstruksi kasus berupa kasus model dan kasus-kasus tambahan (kasus yang
berhubungan, kasus borderline, kasus kontrari dan kasus illegitimate).
a. Kasus Model
Kasus model adalah suatu konstruksi kasus yang menggambarkan kasus nyata
dari kehidupan seorang individu dalam penggunaan konsep tersebut. Dalam
konstruksinya, kasus tersebut memiliki semua atribut kristis dari suatu konsep
dan tidak mencakup atribut lainnya di luar atribut konsep tersebut.
b. Kasus yang Berhubungan
Kasus yang berhubungan mengilustrasikan suatu contoh kasus yang sama
dengan konsep yang sedang dianalisis, namun kasus tersebut tidak memiliki
atribut penting dari kosnep yang sedang dianalisis.
18
c. Kasus Borderline
Kasus borderline merupakan contoh konstruksi kasus yang memiliki atribut
penting dari suatu konsep yang dianalisis, namun tidak semua atributif penting
konsep tersebut diilustrasikan dalam konstruksi kasus tersebut.
d. Kasus kontrari
Kasus kontrari memberikan ilustrasi yang lebih kuat dari konstruksi kasus
borderline, bahkan dalam konstruksi kasus ini tidak sama sekali terkandung
definisi atributif krisis dari konsep yang dianalisis.
e. Kasus illegitimate
Konstruksi kasus illegimate memberikan suatu contoh kasus, yaitu
penggunaan atribut yang tidak semestinya digunakan atau penggunaan definisi
atribut yang salah dalam mengkonstruksikan definisi atribut ke dalam
konstruksi kasus tersebut. Dengan kata lain, konstruksi kasus tersebut
menggunakan definsi atributif yang salah dari konsep tersebut.
Ada 3 kriteria yang biasa digunakam untuk mengukur kualitas hidup
manusia/ kualitas taraf manusia yaitu:
1. Terpenuhinya kebutuhan dasar untuk kelangsungan sebagai mahluk hidup
hayati. Kebutuhan ini bersifat mutlak, yang didorong oleh keinginan manusia
untuk menjaga kelangsungan hidup hayatinya. Kelangsungan hidup hayati
tidak hanya menyangkut dirinya, melainkan juga masyarakatnya, dan terutama
kelangsungan hidupnya sebagai jenis melalui keturunannya. Kebutuhan dasar
ini terdiri atas udara, air yang bersih, pangan, kesempatan untuk mendapatkan
keturunan serta perlindungan terhadap serangan penyakit dan sesama manusia.
Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, reaksi kimia dalam tubuh
manusia untuk proses metabolisme juga membutuhkan air.
2. Air juga merupakan bahan yang terbuang dari reaksi kimia dalam tubuh
manusia untuk proses metabolisme dalam bentuk urine (air seni). Air juga
berperan dalam menjaga suhu tubuh. Apabila manusia kekurangan air, tubuh
mengalami dehidrasi, metabolisme manjadi kacau dan suhu tubuh menjadi
tidak teratur. Manusia membutuhkan air, tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan tubuhnya, melainkan juga untuk proses produksi dan lain-lain.
Misalnya untuk pertanian, perikanan, dan industri. Kebutuhan air tidak hanya
19
menyangkut segi kuantitasnya melainkan juga kualitasnya. Misalnya,
persyaratan air utuk keperluan rumah tangga berbeda dengan persyaratannya
untuk irigasi. Udara mengandung oksigen yang dibutuhkan manusia untuk
pernafasan. Tanpa oksigen manusia tidak dapat hidup, masalah yang makin
serius adalah tercampurnya udara dengan gas dan partikel padat yang berasal
dari pembakaran bahan bakar fosil, baik dari sektor industri maupun
transportasi. Gas dan partikel padat tersebut beracun. Pencemaran udara
dengan gas dan partikel padat akan mengurangi pemenuhan atas kebutuhan
udara yang bersih. Udara yang bersih adalah kebutuhan dasar lain yang
bersifat mutlak. Pangan berfungsi sebagai penyusun tubuh, sumber energi dan
pengatur metabolisme. Karena itu disamping kuantitas pangan, kualitasnya
pun penting. Kualitas pangan ditentukan oleh susunan sebagai unsur makanan,
seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Kebutuhan dasar
untuk kelangsungan hidup manusiawi, berbeda dengan mahluk hidup yang
lain. Manusia sebagai mahluk yang berbudaya tidak cukup hanya sekedar
hidup secara hayati, melainkan karena perkembangan kebudayaannya maka
manusia harus hidup secara manusiawi. Kebutuhan dasar untuk hidup secara
manusiawi, sebagian bersifat material dan sebagian lagi bersifat non material.
Hal inilah yang membedakan manusia dengan hewan. Jika di alam semesta,
hukum rimba berdiri di atas kekuatan, siapa yang kuat yang akan menang. Di
dalam masyarakat yang beradab, hukum berdiri diatas keadilan, oleh karena
itu perlindungan hukum yang adil merupakan kebutuhan dasar yang membuat
manusia dapat hidup secara manusiawi. Pekerjaan bukanlah sekedar sumber
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasar hayati sebagaimana yang
diajarkan oleh induk hewan kepada anaknya, tetapi juga perlu diberikan
pengetahuan tentang agama, filsafat, ilmu, seni dan budaya yang membedakan
pendidikan manusia dengan hewan. Pendidikan teknologi sangatlah penting.
Pendidikan ini haruslah disertai dengan pendidikan lain seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Jika tidak, sebenarnya manusia secara kualitatif tidak
akan ada bedanya dengan hewan. Kebutuhan dasar lain yang membuat
manusia menjadi manusiawi adalah energi. Misalnya untuk tranportasi
sangatlah tidak manusiawi seandainya seseorang harus berjalan kaki puluhan
20
kilometer dari tempat tinggalnya ke suatu lokasi dimana dia bekerja untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup hayatinya.
1. Cara Meningkatkan Kualitas Hidup
Di awal tahun ini, saat anda mulai merencanakan berbagai hal dalam
meningkatkan kehidupan Anda di tahun ini, Steve Pilkington – seorang konsuler
terapi di Amerika Serikat, memberikan beberapa tips yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan kehidupan Anda ke depan.
1. Refleksikan Penghargaan Tertinggi Bagi Diri Anda
Seimbangkan berbagai hal yang menjadi unggulan diri Anda dengan
tujuan kehidupan yang telah direncanakan. Tujuan-tujuan ini harus
mengekspresikan diri dan apa saja dari diri anda yang sangat dicintai. Keinginan
terdalam untuk mengisi hidup akan datang, saat nilai-nilai yang anda miliki bisa
seimbang dengan tujuan yang hendak diraih.
2. Ciptakanlah Lingkungan yang Akan Mendukung
Berhentilah ―melawan‖ arah angin. Saat mencoba melakukan perubahan
dalam diri, ciptakanlah lingkungan yang memungkinkan Anda untuk melangkah
ke depan, Lingkungan-lingkungan ini misalnya, lingkungan yang lebih
intelektual, lebih religius, lebih memotivasi, lebih menginspirasi dan lainnya –
segala sesuatu yang ada dalam hidup adalah lingkungan Anda. Pergunakanlah
lingkungan tersebut secara bijaksana, atau cobalah untuk menciptakan lingkungan
yang lebih baru lagi.
3. Tetap Berhubungan dengan Komunitas
Komunitas kita mempunyai potensi yang besar untuk meningkatkan dan
menunjang kita (bukan saja sebuah komunitas dalam bentuk fisik semata).
Berhubungan dengan komunitas memungkinkan kita menjadi salah satu bagian
yang lebih besar dari diri kita sendiri
4. Kenali dan Gunakanlah Tubuh
Berolahraga, makan dengan tepat dan mendapatkan cukup tidur, akan
menjaga diri dan tubuh dengan baik, lagi pula tubuh ini merupakan satu-satunya
yang kita miliki secara harafiah. Cobalah untuk mencapai impian tubuh yang bisa
digapai.
21
5. Jangan Takut Menanggung Resiko
Saat berada diakhir perjalanan hidup, sangat diyakini kalau penyesalan
terbesar seseorang adalah saat kita tidak berani menanggung resiko. Jika kita
sudah begitu terikat dengan apa yang kita lakukan, hal yang sama akan datang
setiap waktu sehingga tidak mungkin kita menghindari resiko di depan. Hadapi
resiko itu dan jadikanlah sebagai pengalaman.
6. Hadapi Kegagalan Sebagai Hal yang Baik
Kegagalan sebenarnya bukanlah benar-benar kegagalan, kecuali kalau
ternyata kita juga gagal dalam mengambil hikmahnya. Segeralah berbenah diri, ini
akan membantu Anda untuk menghadapi berbagai halangan untuk meraih
kesuksesan. Analisa dan belajarlah dari berbagai hal yang telah anda coba namun
belum mencapai kesuksesan.
7. Jalanilah Hidup dengan Penuh Kekuatan
Apakah yang membuat Anda berbeda dengan orang lain? Apa yang
menjadi keahlian Anda? Tidak banyak orang di dunia ini, bisa mendapatkan
berbagai bakat dan kemampuan seperti yang anda miliki. Simpanlah waktu untuk
lebih memperkaya dan meningkatkan kekuatan ini, sehingga Anda bisa
melakukan yang terbaik
8. Hiduplah untuk Masa Datang
Saat ini merupakan satu-satunya waktu yang kita miliki secara nyata. Hari
kemarin sudah lenyap selamanya dan esok belum tentu datang untuk kita. Jangan
pernah menyia-nyiakan hidup yang sangat berarti ini, dengan selalu melihat ke
belakang atau terlalu berpikir ke depan. Hiduplah untuk saat ini dan gunakanlah
untuk mendapatkan pengalaman yang sangat berarti dalam kehidupan anda saat
ini.
22
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Quality of Life atau kualitas hidup merupakan hasil luaran atau outcome dari
suatu pengobatan yang dirasakan langsung oleh pasien.
2. Faktor faktor yang mempengaruhi Quality of life atau kualitas hidup ialah :
a) Umur/usia
b) Jenis kelamin
c) Status perkawinan
d) Pendidikan
e) Status ekonomi
f) Pekerjaan
g) Penyakit
3. Kriteria yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup adalah Terpenuhinya
kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup. Dengan demikian, maka manusia
dapat terhindar dari penyakit dan kualitas hidup lebih terjamin.
4. Kualitas hidup menurut Farmakoekonomi adalah :
Bagaimana seseorang mempertahankan dan atau meningkatkan kualitas
hidupnya dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan
tersebut.
B. Saran
Perlunya penerapan farmakoekonomi dengan baik di unit pelayanan
kesehatan khususnya milik pemerintah guna meningkatkan kualitas hidup
pasien.
23
DAFTAR PUSTAKA
KEMENKES RI. 2013. Pedoman Penerapan Kajian farmakoekonomi. Jakarta.
Halim, wenny dkk. 2010. Quality Of Life Janda Pasca Kemoterapi Dan
Radioterapi. Jakarta
Winiarti, dea. 2013. Asuransi Kesehatan Sebagai Salah Satu Prediktor Faktor
yang Mempengaruhi Quality Of Life. Jakarta
24
LAMPIRAN
Contoh Kasus :
Penelitian kualitas hidup pasien hipertensi yang menjalani perawatan di
RS X Tasikmalaya dengan menggunakan kuesioner SF-6D dan EQ-5D.
Tujuan Penelitian:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
kualitas hidup pasien hipertensi yang menjalani perawatan di RS X Tasikmalaya
dengan menggunakan kuesioner SF-6D dan EQ-5D.
Rancangan penelitian:
Observational cross sectional. Skor kuesioner EQ-5D dan SF-6D yang telah
dikonversi dari kuesioner SF-36 diobservasi untuk melihat bagaimana perbedaan
dari kuesioner tersebut yang menggambarkan kualitas hidup dari pasien hipertensi
rawat jalan di Rumah Sakit X Tasikmalaya.
Subjek Penelitian:
Dalam penelitian pengukuran kualitas hidup pasien hipertensi, ditentukan subjek
penelitian dengan kriteria inklusi pasien diagnosis hipertensi dengan ICD10-I10,
usia diatas 21 tahun dan bersedia untuk menjadi responden. Kriteria eksklusi
adalah pasien baru menjalani perawatan yang terdiagnosa hipertensi ICD10-I10
dan menjadi responden yang mengisi kuesioner tidak lengkap.
Definisi Variabel Operasional:
Kualitas hidup adalah pengukuran status fungsional, dampak, dan keterbatasan
yang dirasakan oleh subyek yang dianalisis secara subyektif yang diambil dengan
menggunakan kuesioner SF-36. Skor SF-36 akan di konversi ke SF-6D yang
mengacu pada The National Health Measurement Study (2008) dan EQ-5D.
Kuesioner kualitas hidup EQ-5D mencakup 5 pertanyaan dengan 5 domain yaitu
25
mobilitas, perawatan diri, rasa sakit, aktivitas biasa, tingkat pemikiran
(depresi/kecemasan).
Tabel Perbedaan Antar Domain Kuesioner EQ-5D dan SF-6D
EQ-5D SF-6D
DOMAIN MEAN SKOR ± SD DOMAIN MEAN SKOR ± SD P
Perawatan Diri 1,04±0,21 Fumgsi fisik 2,94±0,24 0,00
Rasa sakit 1,72±0,59 Rasa sakit 3,37±1,32 0,00
Aktivitas biasa 1,22±0,42 Keterbatasan peran 2,79±1,09 0,00
Kesehatan Mental atau
Depresi dan kecemasan
1,34±0,56 Kesehatan mental 1,58±0,87 0,15
Skor Kualitas Hidup 0,81±0,18 Skor kualitas hidup 0,69±0,07 0,00
Pemabahasan:
Pada kuesioner SF-6D diperoleh rata-rata skor pada domain mobilitas
adalah 3,19 yang menunjukkan rata-rata pasien hipertensi merasa biasa saja dan
domain perawatan diri 2,94 yang menunjukkan rata-rata pasien hipertensi tidak
memiliki kesulitan untukmerawat dirinya sendiri. Pada domain rasa nyeri
diperoleh rata-rata skor 3,37 yang menunjukkan pasien merasakan nyeri tetapi
pasien masih merasa biasa saja dan tidak mengganggu kegiatan. Rata-rata skor
domain kegiatan adalah 2,79 yang menunjukkan pasien hipertensi memiliki
keterbatasan dalam melakukan kegiatan yang biasa dilakukan dan terkadang
keinginan yang diinginkan tidak tercapai. Domain kesehatan mental menunjukkan
rata-rata skor 1,58 yang menunjukkan pasien hipertensi jarang atau tidak pernah
merasakan cemas/depresi.
Pada hasil analisis yang diperoleh dari uji Mann-Whitney, perawatan diri,
rasa sakit, dan aktivitas biasa menghasilkan skor yang berbeda dan
menggambarkan kualitas hidup yang berbeda antara kuesioner EQ-5D dan SF-
6D. Domain perawatan diri dari EQ-5D dapat dibandingkan dengan fungsi fisik
dari SF-6Dn karena pertanyaan-pertanyaan yang sama pada kedua kuesioner
tersebut. Dengan kuesioner EQ-5D kualitas hidup pasien yang lebih baik
dibandingkan dengan nilai kualitas hidup yang dihasilkan dari kuesioner SF-6D
(0,81 dan 0,69). Akan tetapi pada domain kesehatan mental nilai p >0,05 yang
artinya tidak terdapat perbedaan gambaran kualitas hidup pada domain kesehatan
mental yang diukur menggunakan kuesioner EQ-5D dan SF-6D.
26
Kesimpulan:
Terdapat perbedaan domain kualitas hidup pasien hipertensi di RS X Tasikmalaya
yang diukur dengan kuesioner EQ-5D dan SF-6D, kecuali pada domain kesehatan
mental. Skor kualitas hidup yang diukur dengan menggunakan EQ-5D lebih tinggi
dari pada skor kualitas hidup SF-6D.

More Related Content

What's hot

Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2marwahhh
 
Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikChafa Nick
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosisDwi Ramdhini
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrikTrie Marcory
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosispanal1
 
Pengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiPengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiSurya Amal
 
Pedoman organisasi instalasi farmasi rs
Pedoman organisasi instalasi farmasi rsPedoman organisasi instalasi farmasi rs
Pedoman organisasi instalasi farmasi rserna yanti
 

What's hot (20)

Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
Basic pharmacokinetics
Basic pharmacokineticsBasic pharmacokinetics
Basic pharmacokinetics
 
Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinik
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
SWAMEDIKASI
SWAMEDIKASISWAMEDIKASI
SWAMEDIKASI
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosis
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosis
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Pengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiPengatar Farmakognosi
Pengatar Farmakognosi
 
Kelompok 12(1)
Kelompok 12(1)Kelompok 12(1)
Kelompok 12(1)
 
Pedoman organisasi instalasi farmasi rs
Pedoman organisasi instalasi farmasi rsPedoman organisasi instalasi farmasi rs
Pedoman organisasi instalasi farmasi rs
 
CPOB 2012
CPOB 2012CPOB 2012
CPOB 2012
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 

Similar to Kel 10. farmakoekonomi makalah-kualitas hidup

MENGUNGKAP DIMENSI KUALITAS HIDUP.pdf
MENGUNGKAP DIMENSI KUALITAS HIDUP.pdfMENGUNGKAP DIMENSI KUALITAS HIDUP.pdf
MENGUNGKAP DIMENSI KUALITAS HIDUP.pdfpapahku123
 
Skripsi mutu pelayanan kab. bantaeng
Skripsi mutu pelayanan kab. bantaengSkripsi mutu pelayanan kab. bantaeng
Skripsi mutu pelayanan kab. bantaengbagadang s
 
Manajemen Mutu Pendidikan
Manajemen Mutu Pendidikan Manajemen Mutu Pendidikan
Manajemen Mutu Pendidikan Erisa Kurniati
 
Kualitas Kepuasan R S
Kualitas Kepuasan  R SKualitas Kepuasan  R S
Kualitas Kepuasan R SDenny Tandya
 
Makalah sehat sakit
Makalah sehat sakitMakalah sehat sakit
Makalah sehat sakitRoni Anasoka
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661sicua050896
 
Standar pelayanan keperawatan. By. Pangestu Chaesar S. Dkk
Standar pelayanan keperawatan. By. Pangestu Chaesar S. Dkk Standar pelayanan keperawatan. By. Pangestu Chaesar S. Dkk
Standar pelayanan keperawatan. By. Pangestu Chaesar S. Dkk Pangestu S
 
13652798 kualiti-hidup
13652798 kualiti-hidup13652798 kualiti-hidup
13652798 kualiti-hiduplatifahreduan
 
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritualPengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritualocto zulkarnain
 
Makalah Status GIZI
Makalah Status GIZIMakalah Status GIZI
Makalah Status GIZIApapunituzar
 
Sosialisasi Analisis Situasi NQPS.pdf
Sosialisasi Analisis Situasi NQPS.pdfSosialisasi Analisis Situasi NQPS.pdf
Sosialisasi Analisis Situasi NQPS.pdfFitriFauziah20
 
Brp dasar kesmas reguler2015
Brp dasar kesmas reguler2015Brp dasar kesmas reguler2015
Brp dasar kesmas reguler2015amandabadar
 

Similar to Kel 10. farmakoekonomi makalah-kualitas hidup (20)

MENGUNGKAP DIMENSI KUALITAS HIDUP.pdf
MENGUNGKAP DIMENSI KUALITAS HIDUP.pdfMENGUNGKAP DIMENSI KUALITAS HIDUP.pdf
MENGUNGKAP DIMENSI KUALITAS HIDUP.pdf
 
Skripsi mutu pelayanan kab. bantaeng
Skripsi mutu pelayanan kab. bantaengSkripsi mutu pelayanan kab. bantaeng
Skripsi mutu pelayanan kab. bantaeng
 
Manfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutuManfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutu
 
Manfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutuManfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutu
 
Manfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutuManfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutu
 
Manfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutuManfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutu
 
Manajemen Mutu Pendidikan
Manajemen Mutu Pendidikan Manajemen Mutu Pendidikan
Manajemen Mutu Pendidikan
 
Kualitas Kepuasan R S
Kualitas Kepuasan  R SKualitas Kepuasan  R S
Kualitas Kepuasan R S
 
Makalah sehat sakit
Makalah sehat sakitMakalah sehat sakit
Makalah sehat sakit
 
6+promosi+kesehatan
6+promosi+kesehatan6+promosi+kesehatan
6+promosi+kesehatan
 
Ilmu keperawatan
Ilmu keperawatanIlmu keperawatan
Ilmu keperawatan
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
 
Standar pelayanan keperawatan. By. Pangestu Chaesar S. Dkk
Standar pelayanan keperawatan. By. Pangestu Chaesar S. Dkk Standar pelayanan keperawatan. By. Pangestu Chaesar S. Dkk
Standar pelayanan keperawatan. By. Pangestu Chaesar S. Dkk
 
13652798 kualiti-hidup
13652798 kualiti-hidup13652798 kualiti-hidup
13652798 kualiti-hidup
 
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritualPengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
 
Makalah Status GIZI
Makalah Status GIZIMakalah Status GIZI
Makalah Status GIZI
 
Makalah dokep kel 8
Makalah dokep kel 8Makalah dokep kel 8
Makalah dokep kel 8
 
Sosialisasi Analisis Situasi NQPS.pdf
Sosialisasi Analisis Situasi NQPS.pdfSosialisasi Analisis Situasi NQPS.pdf
Sosialisasi Analisis Situasi NQPS.pdf
 
Lpt konsep dasar mutu by nera
Lpt konsep dasar mutu by neraLpt konsep dasar mutu by nera
Lpt konsep dasar mutu by nera
 
Brp dasar kesmas reguler2015
Brp dasar kesmas reguler2015Brp dasar kesmas reguler2015
Brp dasar kesmas reguler2015
 

Recently uploaded

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatssuser7c01e3
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptssuserbb0b09
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxFerawatiPhea1
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 

Recently uploaded (20)

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 

Kel 10. farmakoekonomi makalah-kualitas hidup

  • 1. KUALITAS HIDUP MAKALAH FARMAKOEKONOMI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Farmakoekonomi oleh, KELOMPOK 10 Amir Rahmatillah 20344200 Dhelia Amanda Calista 20344199 Herlina Sam 20344197 Irfan Rusdiyanto 20344198 Pratiwi Anidya Utari 20344201 Tri Ika Florida Sinaga 20344202 PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 2021
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang ―Kualitas Hidup‖. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmakoekonomi. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca. Jakarta, 9 Maret 2021 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2 C. Tujuan Makalah ........................................................................... 2 D. Prosedur Makalah......................................................................... 2 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori.............................................................................. 3 1. Definisi QoL (Quality of Life)................................................ 3 2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi QoL (Quality of Life)...... 4 3. Indeks Kualitas Hidup ............................................................ 6 4. Physical Quality of Life Index ................................................ 7 5. Evaluasi Farmakoekonomi...................................................... 8 6. Metode Analisis Utilitas-Biaya (AUB) ................................... 12 BAB III PEMBAHASAN 1. Cara Meningkatkan Kualitas Hidup ....................................... 20 BAB III SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN................................................................................. 22 B. SARAN........................................................................................ 22 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 23 LAMPIRAN ............................................................................................ 24
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep kualitas hidup (quality of life) telah banyak digunakam dan dilaporkan dalam berrbagai literature kesehatan (biomedik) dan keperawatan dalam sepuluh tahun terakhir. Tepatmya setelah perang dunia kedua, prase kualitas hidup muncul dalam merespon pesatnya perkembangan inovasi teknologi pelayanan kesehatan dalam memperpanjang kualitas hidup. Biaya pelayanan kesehatan, khususnya biaya obat, telah meningkat tajam beberapa dekade terakhir dan kecenderungan ini tampaknya akan terus berlanjut. Hal ini antara lain disebabkan populasi pasien usia lanjut yang semakin banyak dengan konsekuensi meningkatnya penggunaan obat, adanya obat obat baru yang lebih mahal, dan perubahan pola pengobatan. Disisi lain, sumber daya yang dapat digunakan terbatas, sehingga harus dicari cara agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis. Perkembangan farmakoepidemiologi saat ini tidak hanya meneliti penggunaan efek obat dalam hal khasiat dan keamanan saja, tetapi juga menganalisis dari segi ekonominya juga untuk meningkatkan kualitas hidup si pasien (Quality of Life). Quality of Life (QoL) sendiri dapat dijadikan indikasi kesejahteraan suatu Negara berdasarkan persepsi subjek dalam konteks budaya dan sistem nilai, serta bahan pertimbangan/standar untuk tujuan tertentu. Penelitian tentang QoL yang telah dilakukan selama sepuluh tahun terakhir, sebagian besar mendeskripsikan kondisi pasien yang berhubungan dengan penyakit berikut tingkatannya serta efekifitas untuk pengobatan kesehatan. Pada beberapa penelitian sebelumnya terkait pengobatan dilakukan beberapa pengukuran QoL dengan menggunakan kuesioner. Namun, penelitian akhir-akhir ini menunjukan bahwa pengukuran QoL digunakan pula untuk menunjukkan kesehatan individu sesuai dengan faktor sosio- demografis di masyarakat. Klarifikasi status QoL dapat digunakan tidak hanya untuk mengetahui kondisi individu, tapi juga untuk mengenali hasil pembangunan kesehatan sebagai akibat dari penetapan prioritas yang
  • 5. 2 memadai dalam kebijakan kesehatan. Pengetahuan cara pengukuran QoL pada masyarakat atau pasien sangat penting untuk dipahami dan sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan kesehatan dan penetapan langkah prioritas untuk pembangunan kesehatan. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Analisis kualitas hidup? 2. Faktor-faktor dan kriteria apa saja yang mempengaruhi kualitas hidup? 3. Bagaimana cara meningkatkan kualitas hidup? 4. Bagaimana hubungan penerapan farmakoekonomi terhadap kualitas hidup? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui definisi dari Analisis kualitas hidup. 2. Mengetahui faktor dan kriteria dari kualitas hidup. 3. Mengetahui cara meningkatkan kualitas hidup. 4. Mengetahui hubungan penerapan farmakoekonomi terhadap kualitas hidup. D. Prosedur Makalah Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data teoretis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisisis malalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.
  • 6. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi QoL (Quality of Life) Quality of life merupakan konsep yang meliputi berbagai dimensi. Quality of life kemudian diukur dengan multidimensi. Quality of life didefinisikan sebagai penilaian individu atas kepuasan pada keadaan yang dialami yang kemudian dibandingkan dengan persepsi ideal yang mungkin dapat dicapai. Persepsi keadaan yang dialami dapat bervariasi dan faktor yang mempengaruhi keterbatasan seseorang dapat berbeda-beda (Cella, dikutip dalam Halim, 2003). Menurut Cella (1990) dalam mengukur quality of life dibutuhkan pengukuran dalam berbagai dimensi yang secara langsung memberikan kontribusi bagi seseorang dalam mendefinisikan quality of life. Aspek-aspek dalam quality of life adalah: (a) Physical well being, (b) functional well being, dan (c) emotional well being (Halim, 2004). Cella dan Tunsky (1990) mengatakan quality of life menunjukkan perbedaan antara kemampuan sebenarnya dalam menjalani hidup dan standar ideal yang diinginkan seseorang. Quality of life dapat diartikan sebagai penilaian seseorang akan derajat kepuasannya dengan tahap kemampuan seseorang dalam menjalankan kehidupan yang dibandingkan dengan yang dipersepsikan. Hal-hal yang dipersepsikan meliputi hal-hal yang mungkin dicapai dan hal-hal ideal yang diinginkan (Halim, 2004). Menurut Clinch dan Schipper (1993) quality of life sebagai suatu persepsi pada diri seseorang mengenai pengaruh dari penyakit yang dideritanya. Quality of life dapat dipersepsikan secara subyektif dan dipersepsikan menurut definisi kultural yang menyatu pada keseharian seseorang. Hal ini berarti quality of life menurut masing-masing individu akan berbeda-beda menurut pandangan diri masing-masing dan dipengaruhi oleh ikatan budaya (Sundari, 2005).
  • 7. 4 Quality of life dapat didefinisikan sebagai suatu penilaian mengenai well-being yang diukur secara multidimensi. Penilaian mengenai quality of life meliputi derajat kepuasan seseorang atas dimensi-dimensi penting dalam hidupnya. Quality of life bersifat abstrak, kompleks, dan dinamis. Quality of life berdasarkan penilaian seseorang akan dimensi-dimensi yang penting dalam hidup individu tersebut (Cella & Tulsky, dikutip dalam Halim, 2003). Pada awalnya quality of life hanya meliputi pengukuran atas lamanya seseorang dapat bertahan dari penyakit yang dideritanya dan simtom-simtom yang dialami. Konsep mengenai quality of life sebelumnya tidak memasukkan konsep-konsep dimensi psikososial dari sakit dan tindakan yang dijalani (Taylor & Aspinwall, dikutip dalam Taylor, 2003). Quality of life sekarang ini disepakati sebagai konsep yang diukur melalui berbagai dimensi. Konsep ini kemudian memasukkan komponen- komponen seperti physical functioning, psychological status, social functioning, dan gejala yang terkait dengan penyakit dan kondisi setelah tindakan (Coons & Kaplan, dikutip dalam Taylor, 2003). Para ahli masing- masing memiliki dimensi dan definisi masing-masing dalam melukiskan quality of life. Di antara semua penelitian tentang QoL dan definisinya, World Health Organization (WHO) telah mendefinisikan QoL sebagai ―kondisi yang berdasarkan persepsi individu dalam kehidupan pada konteks sistem nilai dan budaya di mana mereka tinggal, dan berdasarkan kaitannya dengan tujuan hidup masing-masing individu, harapan, standar dan kepentingannya. 2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi QoL (Quality of Life) Menurut beberapa teori sebelumnya, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi QoL. 1. Umur / usia Di Belanda menunjukkan bahwa usia memiliki korelasi negatif dengan kesehatan fisik dan QoL untuk domain hubungan sosial, tetapi di Lebanon orang tua memiliki QoL yang lebih tinggi dalam hubungan sosial daripada individu yang berusia lebih muda, kecuali untuk fungsi fisik. 2. Jenis Kelamin
  • 8. 5 Pada umumnya perempuan memiliki QoL yang lebih rendah dari pada laki-laki 3. Status perkawinan Memiliki pasangan hidup, berada dalam suatu hubungan atau menikah merupakan status penting untuk memiliki QoL yang lebih tinggi 4. Pendidikan Tingkat pendidikan yang lebih tinggi mempunyai QoL yang lebih baik. Tingkat pendidikan sangat berhubungan erat dengan QoL. 5. Status ekonomi Status ekonomi rendah memiliki QoL yang rendah, terutama untuk pasien dengan pendapatan tahunan lebih rendah, mereka memiliki QoL yang lebih rendah 6. Pekerjaan Mempunyai pekerjaan sangat berpengaruh terhadap QoL, dimana individu yang bekerja memiliki skor QoL yang lebih tinggi secara signifikan pada kesehatan fisik dan lingkungan 7. Penyakit Individu yang memiliki penyakit kronis mempunyai skor QoL yang lebih rendah. Hipertensi, alergi dan arthritis adalah kondisi yang paling sering dilaporkan. 8. Merokok Perilaku merokok yang merupakan bagian dari gaya hidup seseorang, cenderung menimbulkan risiko pada kematian, serangan jantung, stroke dan diabetes. Risiko meningkat sejalan dengan meningkatnya tingkat merokok. Wannamethe et.al (1998) menegaskan bahwa perokok berat yang biasanya merokok lebih dari 21 batang sehari adalah dua setengah kali lebih mungkin untuk meninggal atau mendapatkan serangan jantung, stroke atau diabetes dibandingkan non-perokok. Strine et.al. (2005) menunjukkan perokok saat ini memiliki HRQL signifikan lebih buruk dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok, dan lebih mungkin untuk minum banyak, untuk pesta minum, dan melaporkan depresi dan kecemasan gejala. Selain itu, perokok secara signifikan dimungkinkan lebih aktif secara fisik, dan sering memiliki gangguan tidur, sering menderita nyeri,
  • 9. 6 serta kurang menyantap porsi buah dan sayuran per hari dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah merokok. 3. Indeks Kualitas Hidup Kualitas hidup yang sering diidentikkan dengan kesejahteraan, akhir- akhir ini makin banyak didengungkan. Salah satu sebabnya adalah munculnya kesadaran, bahwa pembangunan tidak cukup diukur kesuksesannya dengan membangun input yang banyak, tetapi justru yang lebih penting adalah output. Dan kualitas hidup merupakan salah satu tolak ukurnya. Pengkajian kualitas hidup pernah dan terus dilakukan, bahkan secara internasional, yang dimotori oleh Organization of Economic and Culture Development (OECD) yang berkedudukan di Paris. Untuk mengetahui kualitas hidup, harus diketahui terlebih dahulu indikatornya. Menurut OECD (1982), indikator kualitas hidup adalah pendapatan, perumahan, lingkungan, stabilitas sosial, kesehatan, pendidikan, dan kesempatan kerja. Indikator yang diajukan OECD bisa dikatakan sangat memadai,dalam arti sudah mencakup banyak hal sebagai cerminan kualitas hidup. Masalahnya adalah, indikator tersebut belum operasional. Dengan kata lain, masing-masing indikator diatas masih perlu dijabarkan lebih lanjut. Beberapa ahli sudah berusaha menjabarkan indikator-indikator kualitas hidup. Morris (1979) mengajukan tiga indikator pokok , yaitu tingkat kematian bayi (IMR), harapan hidup saat usia satu tahun, dan angka tidak buta huruf. Indikator ini juga digunakan oleh Biro Pusat Statistik dalam mengukur Indeks Mutu Hidup dalam usaha membandingkan tingkat kesejahteraan. Asumsi digunakannya tiga komponen indikator tersebut angka harapan hidup dan tingkat kematian bayi merupakan indikator aspek-aspek penting dari kemajuan sosial. Sebab keduanya menyajikan efek dari interaksi sosial. Hasil penelitian yang dikutip BPS (1987) menunjukkan bahwa tingkat kematian bayi mencerminkan ketersediaan sumber air bersih, keadaan lingkungan di dalam rumah, dan keadaan kesehatan ibu. Angka harapan hidup pada umur satu tahun juga dapat memberikan gambaran status gizi keluarga dan ciri-ciri kehidupan diluar rumah. Disamping itu angka tidak buta huruf merupakan indikator penting, karena selain merupakan ukuran taraf
  • 10. 7 kesejahteraan rakyat, juga merupakan ukuran dari keterampilan minimal yang diperlukan dalam proses pembangunan. Indikator melek huruf bagi sebagian daerah dan negara tidak bisa akurat untuk menjadi faktor pembeda. Negara dan daerah yang sudah maju pada umumnya tingkat melek hurufnya tinggi sekali, atau bahkan seluruh penduduknya sudah melek huruf. 4. Physical Quality of Life Index Physical Quality of Life Index (PQLI) atau Kualitas Fisik Indeks Hidup ialah suatu usaha untuk mengukur kualitas hidup atau kesejahteraan hidup suatu negara. Nilainya diambil dari rata-rata tiga nilai statistik yaitu: jumlah buta huruf, angka kematian bayi, dan angka harapan hidup pada usia 1 (satu) tahun, dan semuanya dinilai dengan skala 1-100. Penilaian ini dibuat oleh Overseas Development Council atau dewan perkembangan luar negeri pada pertengahan tahun 1970-an oleh Morris David Morris. Namun yang digunakan saat ini untuk menilai kesejahteraan hidup ialah menggunakan indeks pembangunan manusia dari PBB Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup , tidak buta huruf , pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. HDI digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. [1] Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel india Amartya Sen dan Mahbub ul Haq seorang ekonom pakistan dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics dan sejak itu dipakai oleh Program pembangunan PBB pada laporan HDI tahunannya. Digambarkan sebagai "pengukuran vulgar" oleh Amartya Sen karena batasanya. Indeks ini lebih fokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekedar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan, dan indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya.
  • 11. 8 5. Evaluasi Farmakoekonomi Evaluasi dalam farmakoekonomi meliputi Cost-Minimization Analysis (CMA), Cost-Effectiveness Analysis (CEA), Cost-Benefit Analysis (CBA), dan Cost-Utility Analysis (CUA). a. Cost-Minimization Analysis (analisis minimalisasi-biaya) Cost-Minimization Analysis adalah tipe analisis yang menentukan biaya program terendah dengan asumsi besarnya manfaat yang diperoleh sama. Analisis ini digunakan untuk menguji biaya relatif yang dihubungkan dengan intervensi yang sama dalam bentuk hasil yang diperoleh. Suatu kekurangan yang nyata dari analisis cost-minimization yang mendasari sebuah analisis adalah pada asumsi pengobatan dengan hasil yang ekivalen. Jika asumsi tidak benar dapat menjadi tidak akurat, pada akhirnya studi menjadi tidak bernilai. Pendapat kritis analisis cost-minimization hanya digunakan untuk prosedur hasil pengobatan yang sama. Contoh dari analisis cost-minimization adalah terapi dengan antibiotika generic dengan paten, outcome klinik (efek samping dan efikasi sama), yang berbeda adalah onset dan durasinya. Maka pemilihan obat difokuskan pada obat yang biaya per harinya lebih murah. Cost minimisasi adalah yang paling simpel dari semua perangkat farmakoekonomi yang mana membandingkan dua jenis obat yang sama efikasi dan toleransinya terhadap satu pasien. Ekivalen terapeutik harus direferensikan oleh peneliti dalam melaksanakan studi ini, yang mana harus dilampirkan sebelum cost minimisasi itu diterapkan. Oleh karena efikasi dan toleransi adalah sama, maka tidak diperlukan efikasi umum sebagai titik tolak pertimbangan (yang mana biasa sering dipakai dalam studi cost effectiveness). Peneliti disini boleh mengesampingkan harga/kesembuhan ataupun harga/tahun karena hal ini tidak begitu berpengaruh. Yang penting dalam studi cost minimisasi ini adalah menghitung semua harga termasuk penelitian dan penelusuran yang berhubungan dalam pengantaran intervensi terapeutik itu. Dan yang terpenting yang berelevan dengan sisi pandang farmakoekonomi.
  • 12. 9 b. Cost-Benefit Analysis (Analisis manfaat-biaya) Analisis Cost-Benefit adalah tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa ukuran moneter dan pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Tipe analisis ini sangat cocok untuk alokasi bahan-bahan jika keuntungan ditinjau dari perspektif masyarakat. Analisis ini sangat bermanfaat pada kondisi antara manfaat dan biaya mudah dikonversi ke dalam bentuk rupiah. Merupakan tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa ukuran moneter, dan pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Dapat digunakan untuk membandingkan perlakuan yang berbeda untuk kondisi yang berbeda. Merupakan tipe penelitian farmakoekonomi yang kompreherensif dan sulit dilakukan karena mengkonversi benefit kedalam nilai uang. Pertanyaan yang harus dijawab dalam cost-benefit analysis adalah alternatif mana yang harus dipilih diantara alternatif-alternatif yang dapat memberikan manfaat atau benefit yang paling besar. Cost benefit adalah bagian dari formal disiplin yang digunakan untuk mendukung kasus dari projek atau proposal yang mana akan meningkatkan nilai projek tersebut. Dengan kata lain, ini merupakan pendekatan tidak resmi yang digunakan untuk menetapkan keputusan apapun. Cost benefit ini adalah perangkat ekonomi yang digunakan untuk menentukan keinginan atau preferensi akan dua jenis pilihan obat. Hal ini adalah menghitung kerelaan masyarakat dalalm membayar sejumlah uang demi mendapatkan efek atau keuntungan dari suatu intervensi c. Cost-Effectiveness Analysis (analisis efektivitas-biaya) Analisis Cost-Effectiveness adalah tipe analisis yang membandingkan biaya suatu intervensi dengan beberapa ukuran non-moneter, dimana pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Analisis Cost-Effectiveness merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai program yang terbaik bila terdapat beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih. Kriteria penilaian pogram mana yang akan dipilih adalah berdasarkan discounted unit cost dari masing-masing alternatif program sehingga program yang mempunyai
  • 13. 10 discounted unit cost terendahlah yang akan dipilih oleh para analisis/ pengambil keputusan. Dalam menganalisis suatu penyakit, analisis cost-effectiveness berdasarkan pada perbandingan antara biaya suatu program pemberantasan tertentu dan akibat dari program tersebut dalam bentuk perkiraan dari kematian dan kasus yang bisa dicegah. Contoh sederhana, program A dengan biaya US $ 25.000 dapat menyelamatkan 100 orang penderita. Sehingga unit costnya atau CE rationya US $ 250/ life. Sedangkan dengan biaya yang sama, program B hanya dapat menyelamatkan 15 orang penderita, berarti unit costnya atau CE rationya mencapai $ 1,677/ life. Dalam hal ini jelaslah bahwa program A yang akan dipilih karena lebih efektif daripada program B). Aplikasi dari CEA misalnya dua obat atau lebih digunakan untuk mengobati suatu indikasi yang sama tapi cost dan efikasi berbeda. Analisis cost-effectiveness mengkonversi cost dan benefit (efikasi) ke dalam rasio pada obat yang dibandingkan. Cost efektiveness dari suatu intervensi preventif terapeutik adalah rasio akan harga intervensi yang berhubungan dengan munculnya efek yang dimaksud. Harga ini disebut sebagai sumber-sumber yang dikeluarkan untuk intervensi yang mana dihitung dengan uang. Perhitungan efek ini tergantung dari intervensi yang dilakukan. Misalnya intervensi akan penurunan berat badan maka digunakan penurunan berat badan sebagai unit perhitungan. Jika intervensi untuk penurunan tekanan sistole darah, maka penurunan tiap mmHg itu di anggap sebagai perubahan efek begitu juga untuk penyembuhan penyakit tertentu lainnya. d. Cost-Utility Analysis (Analisis Utilitas-Biaya) Analisis Cost-Utility adalah tipe analisis yang mengukur manfaat dalam utility-beban lama hidup; menghitung biaya per utility; mengukur ratio untuk membandingkan diantara beberapa program. Analisis cost-utility mengukur nilai spesifik kesehatan dalam bentuk pilihan setiap individu atau masyarakat. Seperti analisis cost-effectiveness, cost-utility analysis membandingkan biaya terhadap program kesehatan yang diterima dihubungkan dengan peningkatan kesehatan yang diakibatkan perawatan kesehatan. Dalam cost-utility analysis, peningkatan kesehatan diukur dalam bentuk
  • 14. 11 penyesuaian kualitas hidup (quality adjusted life years, QALYs) dan hasilnya ditunjukan dengan biaya per penyesuaian kualitas hidup. Data kualitas dan kuantitas hidup dapat dikonversi kedalam nilai QALYs, sebagai contoh jika pasien dinyatakan benar-benar sehat, nilai QALYs dinyatakan dengan angka 1 (satu). Keuntungan dari analisis ini dapat ditujukan untuk mengetahui kualitas hidup. Kekurangan analisis ini bergantung pada penentuan QALYs pada status tingkat kesehatan pasien Cost utility adalah bentuk dari analisa ekonomi yang digunakan untuk membimbing keputusan sebelum tindakan penyembuhan. Cost utility ini diperkirakan antara rasio dari harga yang menyangkut intervensi kesehatan dan keuntungan yang dihasilkan dalam bagian itu yang dihitung dari jumlah orang yang hidup dengan kesehatan penuh sebagai hasil dari penyembuhannya. Hal ini menyebabkan cost utility dan cost effectiveness saling berhubungan dan timbal balik Utilitas merujuk pada tambahan usia (dalam tahun) yang dapat dinikmati dalam keadaan sehat sempurna oleh pasien karena menggunakan suatu obat. Jumlah tahun tambahan usia (dibanding kalau tidak diberi obat) dapat dihitung secara kuantitatif, yang jika dikalikan dengan kualitas hidup yang dapat dinikmati (katakanlah, setara dengan sekian bagian sehat sempurna) akan memberikan unit yang disebut Quality Adjusted Life Years-QALY atau ‗jumlah tahun yang disesuaikan‘ (JTKD). Dikaitkan dengan aspek biaya. Kajian Farmakoekonomi ini akan memberikan unit utilitas-biaya (cost-utility) yang menunjukkan unit moneter yang harus dikeluarkan untuk setiap JTKD yang diperoleh. Semakin kecil jumlah rupiah yang harus dibayar untuk mendapatkan tambahan JTKD, semakin tinggi utilitas-biaya suatu obat. Sementara itu, manfaat (benefit) merujuk pada nilai kepuasan yang diperoleh pasien dari penggunaan suatu obat. Nilai kepuasan ini dinyatakan dalam besaran moneter setelah dilakukan konversi dengan menggunakan ―nilai rupiah yang rela dibayarkan untuk mendapat kepuasan tersebut‖ (willingness to pay). Semakin tinggi willingness to pay relatif terhadap harga riil obat (cost), semakin layak obat tersebut dipilih.
  • 15. 12 6. Metode Analisis Utilitas-Biaya (AUB) Metode analisis utilitas-biaya (AUB) hasil (outcome)-nya dinyatakan dengan utilitas yang terkait dengan peningkatan kualitas atau perubahan kualitas akibat intervensi kesehatan yang dilakukan. Menurut Bootman (1996), hasil pengobatan dalam bentuk kuantitas dan kualitas hidup itu mencerminkan keadaan berikut: 1) Apakah penyakit yang diderita atau pengobatan terhadap penyakit yang diberikan secara kuantitas akan memperpendek usia pasien? 2) Apakah kondisi penyakit yang diderita pasien atau pengobatan terhadap penyakit tersebut tidak seperti yang diinginkan? Kalau jawabannya ―ya‖, sebesar apa? 3) Apakah dampaknya terhadap usia? Berapa banyak berkurangnya usia (kuantitatif) dan kepuasan (kualitas) hidup? 4) Dalam praktek, AUB hampir selalu digunakan untuk membandingkan Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi alternatif yang memiliki tujuan (objective) sama, seperti: a. Membandingkan operasi versus kemoterapi; b. Membandingkan obat kanker baru versus pencegahan (melalui kampanye skrining). Beberapa istilah yang lazim digunakan dalam AUB, termasuk: a. Utilitas (utility) Analisis utilitas-biaya (AUB) menyatakan hasil dari intervensi sebagai utilitas atau tingkat kepuasan yang diperoleh pasien setelah mengkonsumsi suatu pelayanan kesehatan, misalnya setelah mendapatkan pengobatan kanker atau penyakit jantung. Unit utilitas yang digunakan dalam Kajian Farmakoekonomi biasanya ‗Jumlah Tahun yang Disesuaikan‘ (JTKD) atau quality-adjusted life years (QALY). b. Kualitas hidup (quality of life, QOL) Kualitas hidup dalam AUB diukur dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitas (duration of life) dan pendekatan kualitas (quality of life). (Bootman et al., 1996). Kualitas hidup merupakan sebuah konsep umum yang mencerminkan keadaan yang terkait dengan
  • 16. 13 modifikasi dan peningkatan aspek-aspek kehidupan, yaitu fisik, politik, moral dan lingkungan sosial. c. QALY (quality-adjusted life years) Quality-adjusted life years (QALY) atau ‗Jumlah Tahun yang Disesuaikan‘ (JTKD) adalah suatu hasil yang diharapkan dari suatu intervensi kesehatan yang terkait erat dengan besaran kualitas hidup. Pada QALY, pertambahan usia (dalam tahun) sebagai hasil intervensi disesuaikan nilainya dengan kualitas hidup yang diperoleh (Bootman et al., 1996). AUB menambah dimensi dari titik pandang atau perspektif pihak tertentu (biasanya pasien). Pandangan yang bersifat subyektif inilah yang memungkinkan pengukuran utilitas (preference/value). Unit utilitas, termasuk JTKD, merupakan sintesis dari berbagai hasil (outcome) fisik yang dibobot menurut preference terhadap masing-masing hasil pengobatan tersebut. JTKD didasarkan pada keyakinan bahwa intervensi kesehatan dapat meningkatkan survival (kuantitas hidup) ataupun kemampuan untuk menikmati hidup (kualitas hidup). Pada penghitungan besaran utilitas yang paling banyak dipakai ini, dilakukan pembobotan kualitas terhadap setiap tahun pertambahan kuantitas hidup yang dihasilkan suatu intervensi kesehatan. Dengan demikian, JTKD merupakan penggabungan dari kedua elemen tersebut. Secara teknis, JTKD diperoleh dari perkalian antara nilai utilitas dan nilai time preference, dimana nilai utilitas menggambarkan penilaian pasien terhadap kualitas hidupnya saat itu. Penilaian yang dilakukan secara subyektif oleh pasien didasarkan pada berbagai atribut kualitas hidup yang terkait dengan kesehatan, sementara time preference menggambarkan perkiraan pertambahan usia (dalam tahun) yang diperoleh karena pengobatan yang diterima. Terkait teknis perhitungan, pengertian ―adjusted‖ atau ―disesuaikan‖ pada JTKD adalah penyesuaian pertambahan usia yang akan diperoleh dengan utilitas. Dengan penyesuaian ini, diperoleh
  • 17. 14 jumlah tahun pertambahan usia dalam kondisi sehat penuh. Nilai utilitas berkisar dari 1 (hidup dalam keadaan sehat sempurna) sampai 0 (mati).
  • 18. 15 BAB III PEMBAHASAN QoL (Quality of Life) berhubungan erat dengan CUA (cost utility analysis). CUA sendiri merupakan teknik analisis ekonomi untuk menilai ―utilitas (daya guna)‖ atau kepuasan atas kualitas hidup yang diperoleh dari suatu intervensi kesehatan. QoL biasanya diukur dalam jumlah tahun dalam keadaan sehat sempurna, bebas dari kecacatan, yang dapat dinikmati umumnya diekspresikan dalam quality adjusted life years (QALY), atau ‗jumlah tahun berkualitas yang disesuaikan‘. Kualitas hidup dalam AUB (Analisis Utilitas Biaya) diukur dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitas (duration of life) dan pendekatan kualitas (quality of life). (Bootman et al., 1996). Kualitas hidup merupakan sebuah konsep umum yang mencerminkan keadaan yang terkait dengan modifikasi dan peningkatan aspek-aspek kehidupan, yaitu fisik, politik, moral dan lingkungan social Pada umumnya cara penilaian QoL (Quality of Life) seorang pasien dilakukan dengan perspektif penilaian individu. Perspektif penilaian merupakan hal penting dalam Kajian Farmakoekonomi, karena perspektif yang dipilih menentukan komponen biaya yang harus disertakan. Perspektif individu (individual perspektife) sendiri merupakan salah satu contoh kajian farmakoekonomi, dari perspektif individu kita dapat menghitung biaya perawatan kesehatan untuk mencapai kualitas hidup (Quality of Life) tertentu sehingga pasien dapat menilai suatu intervensi kesehatan cukup bernilai atau tidak dibanding kebutuhan lainnya (termasuk hiburan). Secara umum, salah satu biaya yang terkait dengan perawatan kesehatan yaitu Biaya nirwujud (intangible cost). Biaya nirwujud adalah biaya-biaya yang sulit diukur dalam unit moneter, namun sering kali terlihat dalam pengukuran kualitas hidup atau QoL (Quality of Life), misalnya rasa sakit dan rasa cemas yang diderita pasien dan atau keluarganya. Beberapa contoh pertanyaan untuk menilai kualitas hidup pasien (Quality of Life), antara lain :
  • 19. 16 1. Apakah penyakit yang diderita atau pengobatan terhadap penyakit yang diberikan secara kuantitas akan memperpendek usia pasien? 2. Apakah kondisi penyakit yang diderita pasien atau pengobatan terhadap penyakit tersebut tidak seperti yang diinginkan? Kalau jawabannya ―ya‖, sebesar apa? 3. Apakah dampaknya terhadap usia? Berapa banyak berkurangnya usia (kuantitatif) dan kepuasan (kualitas) hidup? Quality-adjusted life years (QALY) atau ‗Jumlah Tahun yang Disesuaikan‘ (JTKD) adalah suatu hasil yang diharapkan dari suatu intervensi kesehatan yang terkait erat dengan besaran kualitas hidup (Quality of Life). JTKD didasarkan pada keyakinan bahwa intervensi kesehatan dapat meningkatkan survival (kuantitas hidup) ataupun kemampuan untuk menikmati hidup (kualitas hidup). Pada penghitungan besaran utilitas yang paling banyak dipakai ini, dilakukan pembobotan kualitas terhadap setiap tahun pertambahan kuantitas hidup yang dihasilkan suatu intervensi kesehatan. Dengan demikian, JTKD merupakan penggabungan dari kedua elemen tersebut. Secara teknis, JTKD diperoleh dari perkalian antara nilai utilitas dan nilai time preference, dimana nilai utilitas menggambarkan penilaian pasien terhadap kualitas hidupnya saat itu. Penilaian yang dilakukan secara subyektif oleh pasien didasarkan pada berbagai atribut kualitas hidup yang terkait dengan kesehatan, sementara time preference menggambarkan perkiraan pertambahan usia (dalam tahun) yang diperoleh karena pengobatan yang diterima. Terkait teknis perhitungan, pengertian ―adjusted‖ atau ―disesuaikan‖ pada JTKD adalah penyesuaian pertambahan usia yang akan diperoleh dengan utilitas. Dengan penyesuaian ini, diperoleh jumlah tahun pertambahan usia dalam kondisi sehat penuh. Nilai utilitas berkisar dari 1 (hidup dalam keadaan sehat sempurna) sampai 0 (mati). Jadi, jika seorang pasien menilai bahwa keadaannya setelah periode terapi yang diperoleh setara dengan 0,8 keadaan sehat sempurna—utilitas = 0,8—dan pertambahan usianya 10 tahun, pertambahan usia yang berkualitas bukanlah 10 tahun, melainkan 0,8 x 10 tahun = 8 tahun (Drummond et al., 1987). Definisi Atributif Karakteristik Konsep Analisis Kualitas Hidup. Definisi aribut dari kriteria suatu konsep adalah berbagai karakreristik konsep yang
  • 20. 17 seringkali muncul/disebutkan ketika konsep tersebut didefinisikan (Walker & Avant, 1988). Sebagai contoh, identifikasi dari beberapa atribut konsep kualitas hidup dapat membantu dalam membedakan konsep kualitas jidup dengan konsep- konsep lain yang saling berhubungan dengan konsep itu sendiri. Berdasarkan hasil pencarian dan penelusuaran literature, terdapat empat karakteristik atribut dari konsep kualitas hidup yaitu: 1. Pernyataan rasa puas seseorang/individu terhadap kehidupannya secara umum 2. Kapasitas mental individu untuk mengevaluasi kehidupannya sendiri sebagai suatu kepuasan atau sebaliknya 3. Suatu status fisik, mental, sosial dan kesehatan emosi seseorang yang ditentukan oleh individu itu sendiri berdasarkan referensinya sendiri 4. Pengkajian/pengukuran objektif dari seseorang bahwa kondisi hidup seseorang adalah adekuat dan terbebas dari ancaman. Konstruksi model kasus dan berbagai model kasus lainnya dalam konteks konsep kualitas hidup penggunaan konstruksi berbagai kasus ketika melakukan analisis suatu konsep dapat memberi kemudahan dalam memahami secara tepat suatu konsep konsep yang sedang dianalisis. Walker dan Avant (1988) menjelaskan konstruksi berbagai kasus terkait dengan suau konsep dapat membedakan secara tepat dan menjelaskan penggunaan suatu konsep dari konsep lainnya. Berikut penjelasan menurut Walker dan Avant (1988) mengenai beberapa konstruksi kasus berupa kasus model dan kasus-kasus tambahan (kasus yang berhubungan, kasus borderline, kasus kontrari dan kasus illegitimate). a. Kasus Model Kasus model adalah suatu konstruksi kasus yang menggambarkan kasus nyata dari kehidupan seorang individu dalam penggunaan konsep tersebut. Dalam konstruksinya, kasus tersebut memiliki semua atribut kristis dari suatu konsep dan tidak mencakup atribut lainnya di luar atribut konsep tersebut. b. Kasus yang Berhubungan Kasus yang berhubungan mengilustrasikan suatu contoh kasus yang sama dengan konsep yang sedang dianalisis, namun kasus tersebut tidak memiliki atribut penting dari kosnep yang sedang dianalisis.
  • 21. 18 c. Kasus Borderline Kasus borderline merupakan contoh konstruksi kasus yang memiliki atribut penting dari suatu konsep yang dianalisis, namun tidak semua atributif penting konsep tersebut diilustrasikan dalam konstruksi kasus tersebut. d. Kasus kontrari Kasus kontrari memberikan ilustrasi yang lebih kuat dari konstruksi kasus borderline, bahkan dalam konstruksi kasus ini tidak sama sekali terkandung definisi atributif krisis dari konsep yang dianalisis. e. Kasus illegitimate Konstruksi kasus illegimate memberikan suatu contoh kasus, yaitu penggunaan atribut yang tidak semestinya digunakan atau penggunaan definisi atribut yang salah dalam mengkonstruksikan definisi atribut ke dalam konstruksi kasus tersebut. Dengan kata lain, konstruksi kasus tersebut menggunakan definsi atributif yang salah dari konsep tersebut. Ada 3 kriteria yang biasa digunakam untuk mengukur kualitas hidup manusia/ kualitas taraf manusia yaitu: 1. Terpenuhinya kebutuhan dasar untuk kelangsungan sebagai mahluk hidup hayati. Kebutuhan ini bersifat mutlak, yang didorong oleh keinginan manusia untuk menjaga kelangsungan hidup hayatinya. Kelangsungan hidup hayati tidak hanya menyangkut dirinya, melainkan juga masyarakatnya, dan terutama kelangsungan hidupnya sebagai jenis melalui keturunannya. Kebutuhan dasar ini terdiri atas udara, air yang bersih, pangan, kesempatan untuk mendapatkan keturunan serta perlindungan terhadap serangan penyakit dan sesama manusia. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, reaksi kimia dalam tubuh manusia untuk proses metabolisme juga membutuhkan air. 2. Air juga merupakan bahan yang terbuang dari reaksi kimia dalam tubuh manusia untuk proses metabolisme dalam bentuk urine (air seni). Air juga berperan dalam menjaga suhu tubuh. Apabila manusia kekurangan air, tubuh mengalami dehidrasi, metabolisme manjadi kacau dan suhu tubuh menjadi tidak teratur. Manusia membutuhkan air, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya, melainkan juga untuk proses produksi dan lain-lain. Misalnya untuk pertanian, perikanan, dan industri. Kebutuhan air tidak hanya
  • 22. 19 menyangkut segi kuantitasnya melainkan juga kualitasnya. Misalnya, persyaratan air utuk keperluan rumah tangga berbeda dengan persyaratannya untuk irigasi. Udara mengandung oksigen yang dibutuhkan manusia untuk pernafasan. Tanpa oksigen manusia tidak dapat hidup, masalah yang makin serius adalah tercampurnya udara dengan gas dan partikel padat yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, baik dari sektor industri maupun transportasi. Gas dan partikel padat tersebut beracun. Pencemaran udara dengan gas dan partikel padat akan mengurangi pemenuhan atas kebutuhan udara yang bersih. Udara yang bersih adalah kebutuhan dasar lain yang bersifat mutlak. Pangan berfungsi sebagai penyusun tubuh, sumber energi dan pengatur metabolisme. Karena itu disamping kuantitas pangan, kualitasnya pun penting. Kualitas pangan ditentukan oleh susunan sebagai unsur makanan, seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup manusiawi, berbeda dengan mahluk hidup yang lain. Manusia sebagai mahluk yang berbudaya tidak cukup hanya sekedar hidup secara hayati, melainkan karena perkembangan kebudayaannya maka manusia harus hidup secara manusiawi. Kebutuhan dasar untuk hidup secara manusiawi, sebagian bersifat material dan sebagian lagi bersifat non material. Hal inilah yang membedakan manusia dengan hewan. Jika di alam semesta, hukum rimba berdiri di atas kekuatan, siapa yang kuat yang akan menang. Di dalam masyarakat yang beradab, hukum berdiri diatas keadilan, oleh karena itu perlindungan hukum yang adil merupakan kebutuhan dasar yang membuat manusia dapat hidup secara manusiawi. Pekerjaan bukanlah sekedar sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasar hayati sebagaimana yang diajarkan oleh induk hewan kepada anaknya, tetapi juga perlu diberikan pengetahuan tentang agama, filsafat, ilmu, seni dan budaya yang membedakan pendidikan manusia dengan hewan. Pendidikan teknologi sangatlah penting. Pendidikan ini haruslah disertai dengan pendidikan lain seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Jika tidak, sebenarnya manusia secara kualitatif tidak akan ada bedanya dengan hewan. Kebutuhan dasar lain yang membuat manusia menjadi manusiawi adalah energi. Misalnya untuk tranportasi sangatlah tidak manusiawi seandainya seseorang harus berjalan kaki puluhan
  • 23. 20 kilometer dari tempat tinggalnya ke suatu lokasi dimana dia bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup hayatinya. 1. Cara Meningkatkan Kualitas Hidup Di awal tahun ini, saat anda mulai merencanakan berbagai hal dalam meningkatkan kehidupan Anda di tahun ini, Steve Pilkington – seorang konsuler terapi di Amerika Serikat, memberikan beberapa tips yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kehidupan Anda ke depan. 1. Refleksikan Penghargaan Tertinggi Bagi Diri Anda Seimbangkan berbagai hal yang menjadi unggulan diri Anda dengan tujuan kehidupan yang telah direncanakan. Tujuan-tujuan ini harus mengekspresikan diri dan apa saja dari diri anda yang sangat dicintai. Keinginan terdalam untuk mengisi hidup akan datang, saat nilai-nilai yang anda miliki bisa seimbang dengan tujuan yang hendak diraih. 2. Ciptakanlah Lingkungan yang Akan Mendukung Berhentilah ―melawan‖ arah angin. Saat mencoba melakukan perubahan dalam diri, ciptakanlah lingkungan yang memungkinkan Anda untuk melangkah ke depan, Lingkungan-lingkungan ini misalnya, lingkungan yang lebih intelektual, lebih religius, lebih memotivasi, lebih menginspirasi dan lainnya – segala sesuatu yang ada dalam hidup adalah lingkungan Anda. Pergunakanlah lingkungan tersebut secara bijaksana, atau cobalah untuk menciptakan lingkungan yang lebih baru lagi. 3. Tetap Berhubungan dengan Komunitas Komunitas kita mempunyai potensi yang besar untuk meningkatkan dan menunjang kita (bukan saja sebuah komunitas dalam bentuk fisik semata). Berhubungan dengan komunitas memungkinkan kita menjadi salah satu bagian yang lebih besar dari diri kita sendiri 4. Kenali dan Gunakanlah Tubuh Berolahraga, makan dengan tepat dan mendapatkan cukup tidur, akan menjaga diri dan tubuh dengan baik, lagi pula tubuh ini merupakan satu-satunya yang kita miliki secara harafiah. Cobalah untuk mencapai impian tubuh yang bisa digapai.
  • 24. 21 5. Jangan Takut Menanggung Resiko Saat berada diakhir perjalanan hidup, sangat diyakini kalau penyesalan terbesar seseorang adalah saat kita tidak berani menanggung resiko. Jika kita sudah begitu terikat dengan apa yang kita lakukan, hal yang sama akan datang setiap waktu sehingga tidak mungkin kita menghindari resiko di depan. Hadapi resiko itu dan jadikanlah sebagai pengalaman. 6. Hadapi Kegagalan Sebagai Hal yang Baik Kegagalan sebenarnya bukanlah benar-benar kegagalan, kecuali kalau ternyata kita juga gagal dalam mengambil hikmahnya. Segeralah berbenah diri, ini akan membantu Anda untuk menghadapi berbagai halangan untuk meraih kesuksesan. Analisa dan belajarlah dari berbagai hal yang telah anda coba namun belum mencapai kesuksesan. 7. Jalanilah Hidup dengan Penuh Kekuatan Apakah yang membuat Anda berbeda dengan orang lain? Apa yang menjadi keahlian Anda? Tidak banyak orang di dunia ini, bisa mendapatkan berbagai bakat dan kemampuan seperti yang anda miliki. Simpanlah waktu untuk lebih memperkaya dan meningkatkan kekuatan ini, sehingga Anda bisa melakukan yang terbaik 8. Hiduplah untuk Masa Datang Saat ini merupakan satu-satunya waktu yang kita miliki secara nyata. Hari kemarin sudah lenyap selamanya dan esok belum tentu datang untuk kita. Jangan pernah menyia-nyiakan hidup yang sangat berarti ini, dengan selalu melihat ke belakang atau terlalu berpikir ke depan. Hiduplah untuk saat ini dan gunakanlah untuk mendapatkan pengalaman yang sangat berarti dalam kehidupan anda saat ini.
  • 25. 22 BAB IV SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Quality of Life atau kualitas hidup merupakan hasil luaran atau outcome dari suatu pengobatan yang dirasakan langsung oleh pasien. 2. Faktor faktor yang mempengaruhi Quality of life atau kualitas hidup ialah : a) Umur/usia b) Jenis kelamin c) Status perkawinan d) Pendidikan e) Status ekonomi f) Pekerjaan g) Penyakit 3. Kriteria yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup adalah Terpenuhinya kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup. Dengan demikian, maka manusia dapat terhindar dari penyakit dan kualitas hidup lebih terjamin. 4. Kualitas hidup menurut Farmakoekonomi adalah : Bagaimana seseorang mempertahankan dan atau meningkatkan kualitas hidupnya dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. B. Saran Perlunya penerapan farmakoekonomi dengan baik di unit pelayanan kesehatan khususnya milik pemerintah guna meningkatkan kualitas hidup pasien.
  • 26. 23 DAFTAR PUSTAKA KEMENKES RI. 2013. Pedoman Penerapan Kajian farmakoekonomi. Jakarta. Halim, wenny dkk. 2010. Quality Of Life Janda Pasca Kemoterapi Dan Radioterapi. Jakarta Winiarti, dea. 2013. Asuransi Kesehatan Sebagai Salah Satu Prediktor Faktor yang Mempengaruhi Quality Of Life. Jakarta
  • 27. 24 LAMPIRAN Contoh Kasus : Penelitian kualitas hidup pasien hipertensi yang menjalani perawatan di RS X Tasikmalaya dengan menggunakan kuesioner SF-6D dan EQ-5D. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kualitas hidup pasien hipertensi yang menjalani perawatan di RS X Tasikmalaya dengan menggunakan kuesioner SF-6D dan EQ-5D. Rancangan penelitian: Observational cross sectional. Skor kuesioner EQ-5D dan SF-6D yang telah dikonversi dari kuesioner SF-36 diobservasi untuk melihat bagaimana perbedaan dari kuesioner tersebut yang menggambarkan kualitas hidup dari pasien hipertensi rawat jalan di Rumah Sakit X Tasikmalaya. Subjek Penelitian: Dalam penelitian pengukuran kualitas hidup pasien hipertensi, ditentukan subjek penelitian dengan kriteria inklusi pasien diagnosis hipertensi dengan ICD10-I10, usia diatas 21 tahun dan bersedia untuk menjadi responden. Kriteria eksklusi adalah pasien baru menjalani perawatan yang terdiagnosa hipertensi ICD10-I10 dan menjadi responden yang mengisi kuesioner tidak lengkap. Definisi Variabel Operasional: Kualitas hidup adalah pengukuran status fungsional, dampak, dan keterbatasan yang dirasakan oleh subyek yang dianalisis secara subyektif yang diambil dengan menggunakan kuesioner SF-36. Skor SF-36 akan di konversi ke SF-6D yang mengacu pada The National Health Measurement Study (2008) dan EQ-5D. Kuesioner kualitas hidup EQ-5D mencakup 5 pertanyaan dengan 5 domain yaitu
  • 28. 25 mobilitas, perawatan diri, rasa sakit, aktivitas biasa, tingkat pemikiran (depresi/kecemasan). Tabel Perbedaan Antar Domain Kuesioner EQ-5D dan SF-6D EQ-5D SF-6D DOMAIN MEAN SKOR ± SD DOMAIN MEAN SKOR ± SD P Perawatan Diri 1,04±0,21 Fumgsi fisik 2,94±0,24 0,00 Rasa sakit 1,72±0,59 Rasa sakit 3,37±1,32 0,00 Aktivitas biasa 1,22±0,42 Keterbatasan peran 2,79±1,09 0,00 Kesehatan Mental atau Depresi dan kecemasan 1,34±0,56 Kesehatan mental 1,58±0,87 0,15 Skor Kualitas Hidup 0,81±0,18 Skor kualitas hidup 0,69±0,07 0,00 Pemabahasan: Pada kuesioner SF-6D diperoleh rata-rata skor pada domain mobilitas adalah 3,19 yang menunjukkan rata-rata pasien hipertensi merasa biasa saja dan domain perawatan diri 2,94 yang menunjukkan rata-rata pasien hipertensi tidak memiliki kesulitan untukmerawat dirinya sendiri. Pada domain rasa nyeri diperoleh rata-rata skor 3,37 yang menunjukkan pasien merasakan nyeri tetapi pasien masih merasa biasa saja dan tidak mengganggu kegiatan. Rata-rata skor domain kegiatan adalah 2,79 yang menunjukkan pasien hipertensi memiliki keterbatasan dalam melakukan kegiatan yang biasa dilakukan dan terkadang keinginan yang diinginkan tidak tercapai. Domain kesehatan mental menunjukkan rata-rata skor 1,58 yang menunjukkan pasien hipertensi jarang atau tidak pernah merasakan cemas/depresi. Pada hasil analisis yang diperoleh dari uji Mann-Whitney, perawatan diri, rasa sakit, dan aktivitas biasa menghasilkan skor yang berbeda dan menggambarkan kualitas hidup yang berbeda antara kuesioner EQ-5D dan SF- 6D. Domain perawatan diri dari EQ-5D dapat dibandingkan dengan fungsi fisik dari SF-6Dn karena pertanyaan-pertanyaan yang sama pada kedua kuesioner tersebut. Dengan kuesioner EQ-5D kualitas hidup pasien yang lebih baik dibandingkan dengan nilai kualitas hidup yang dihasilkan dari kuesioner SF-6D (0,81 dan 0,69). Akan tetapi pada domain kesehatan mental nilai p >0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan gambaran kualitas hidup pada domain kesehatan mental yang diukur menggunakan kuesioner EQ-5D dan SF-6D.
  • 29. 26 Kesimpulan: Terdapat perbedaan domain kualitas hidup pasien hipertensi di RS X Tasikmalaya yang diukur dengan kuesioner EQ-5D dan SF-6D, kecuali pada domain kesehatan mental. Skor kualitas hidup yang diukur dengan menggunakan EQ-5D lebih tinggi dari pada skor kualitas hidup SF-6D.