SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
MAKALAH BIOMEDIK
(STATUS GIZI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGATUHINYA DAN PENILAIAN STATUS GIZI)
DI SUSUN
OLEH :
MUHAMMAD FAUZARRAHMAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
BANDA ACEH 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
tentang Gizi, Status Gizi, Faktor Yang Mempengaruhinya Serta
Tentang Penilaian Status Gizi
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan
dan hambatan akan tetapi dengan dari teman dengan mencari berbagai
materi-materi yang bisa di jadikan sebagai isi di dalam makalah ini dan
akhirnya teratasi dengan baik dan lancar
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
penulis dan kepada teman sekelompok khususnya, dan kepada semua teman
di dalam fakultas kesehatan masyarakat UNMUHA ACEH ini.
Banda Aceh, 18 Maret 2014
M. FAUZARRAHMAN
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2.Tujuan ........................................................................................ 2
1.3.Manfaat Penulisan...................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................... 4
2.1. Pengertian Gizi........................................................................... 4
2.2. Pengertian Status Gizi................................................................ 5
2.3. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi ................................... 8
2.4 Pengertian Penilaian Status Gizi................................................. 10
2.4.1 Metode Secara Langsung .................................................. 10
2.4.2 Metode Secara Tidak Langsung......................................... 20
BAB III PENUTUP............................................................................ 23
3.1. Kesimpulan ............................................................................... 23
3.2. Saran.......................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap
daur kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrien yang berbeda.
Semua orang sepanjang kehidupan membutuhkan nutrien yang sama,
namun dalam jumlah yang berbeda. Nutrien tertentu yang didapat dari
makanan, melalui peranan fisiologis yang spesifik dan tidak tergantung pada
nutrien yang lain, sangat dibutuhkan untuk hidup dan sehat.
Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di Indonesia baru dikenal sekitar tahun
1952-1955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata gizi
berasal dari bahasa Arab “ghidza” yang berarti makanan. Menurut dialek
Mesir, ghidza dibaca ghizi. Selain itu sebagian orang menterjemahkan
nutrition dengan mengejanya sebagai ”nutrisi”( Kamus Umum Bahasa
Indonesia Badudu-Zain, 1994).
WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses
yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan
dan pengolahan zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk
memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan
menghasilkan energi.
1
Zat gizi (nutrien) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Makanan
setelah dikonsumsi mengalami proses pencernaan. Bahan makanan
diuraikan menjadi zat gizi atau nutrien. Zat tersebut selanjutnya diserap
melalui dinding usus dan masuk kedalam cairan tubuh .
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat sangat diperlukan dalam
mengisi pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Salah satu
upaya peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat, gizi
yang seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, dapat meningkatkan
kecerdasan dan menjadikan pertumbuhan yang normal (Depkes RI, 2004).
Namun sebaliknya gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang
sangat sulit sekali ditanggulangi oleh Indonesia, masalah gizi yang tidak
seimbang itu adalah Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A
(KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan Anemia Gizi
Besi .
2
1.2 TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini
1. Untuk memahami tentang Gizi dan Status Gizi.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Status
Gizi
3. Untuk memahami bagaimana cara dalam melaksanakan Penilaian
Status Gizi.
1.3 MANFAAT PENULISAN
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak, khususnya kepada mahasis FKM UNMUHA untuk
menambah pengetahuan dan wawasan. Manfaat lain dari penulisan makalah
ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan
acuan untuk menjadikan kualitas pembelajaran yang baik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gizi
Kata “Gizi” berasal dari bahasa Arab,”Gizzah” yang artinya zat
makanan sehat. Gizi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan,
serta mengatur proses-proses kehidupan .
Gizi atau nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan
makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan
jaringan tubuh .
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat
dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan
oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan.
Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan
makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.
Gizi meliputi pengertian yang luas, tidak hanya mengenai jenis-jenis
pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara
memperoleh serta mengolah dan mempertimbangkan agar kita tetap sehat.
4
2.2 Pengertian Status Gizi
Sebelum membahas status gizi, pertama sekali kita perlu mengetahui
pengertian dari gizi itu sendiri. Gizi adalah suatu proses menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi.
Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara
konsumsi dan penyerapan gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau
keadaan fisiologi akibat dari tersedianya zat gizi dalam sel tubuh .
Jadi, status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat gizi. Dibedakan atas status gizi buruk, gizi
kurang, gizi baik, dan gizi lebih .
Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam level individu
(level yang paling mikro). Faktor yang mempengaruhi secara langsung
adalah asupan makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi
ada tiga faktor yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak,
dan lingkungan kesehatan yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan
kesehatan.
Untuk menentukan status gizi seseorang atau kelompok populasi
dilakukan dengan interpretasi informasi dari hasil beberapa metode
5
penilaian status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri,
laboratorium/biokimia dan klinis . Diantara beberapa metode tersebut,
pengukuran antropometri adalah relatif paling sederhana dan banyak
dilakukan.
Dalam antropometri dapat dilakukan beberapa macam pengukuran
yaitu pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan lingkar lengan
atas (LILA). Dari beberapa pengukuran tersebut BB, TB dan LILA sesuai
dengan umur adalah yang paling sering digunakan untuk survey sedangkan
untuk perorangan, keluarga, pengukuran BB dan TB atau panjang badan
(PB) adalah yang paling dikenal .
Melalui pengukuran antropometri, status gizi anak dapat ditentukan
apakah anak tersebut tergolong status gizi baik, kurang atau buruk. Untuk
hal tersebut maka berat badan dan tinggi badan hasil pengukuran
dibandingkan dengan suatu standar internasional yang dikeluarkan oleh
WHO. Status gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur BB atau TB
sesuai dengan umur secara sendiri-sendiri, tetapi juga merupakan kombinasi
antara ketiganya. Masing-masing indikator mempunyai makna sendiri-
sendiri.
Indikator BB/U menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini (saat
diukur) karena mudah berubah, namun tidak spesifik karena berat badan
selain dipengaruhi oleh umur juga dipengaruhi oleh tinggi badan. Indikator
6
ini dapat dengan mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum,
sensitif untuk melihat perubahan status gizi dalam jangka waktu pendek;
dan dapat mendeteksi kegemukan.
Indikator TB/U dapat menggambarkan status gizi masa lampau atau
masalah gizi kronis. Seseorang yang pendek kemungkinan keadaan gizi
masa lalu tidak baik. Berbeda dengan berat badan yang dapat diperbaiki
dalam waktu singkat, baik pada anak maupun dewasa, maka tinggi badan
pada usia dewasa tidak dapat lagi dinormalkan. Pada anak Balita
kemungkinkan untuk mengejar pertumbuhan tinggi badan optimal masih
bisa sedangkan anak usia sekolah sampai remaja kemungkinan untuk
mengejar pertumbuhan tinggi badan masih bisa tetapi kecil kemungkinan
untuk mengejar pertumbuhan optimal. Dalam keadaan normal tinggi badan
tumbuh bersamaan dengan bertambahnya umur. Pertambahan TB relatif
kurang sensitif terhadap kurang gizi dalam waktu singkat. Pengaruh kurang
gizi terhadap pertumbuhan TB baru terlihat dalam waktu yang cukup lama.
Indikator ini juga dapat dijadikan indikator keadaan sosial ekonomi
penduduk
Indikator BB/TB merupakan pengukuran antropometri yang terbaik
karena dapat menggambarkan secara sensitif dan spesifik status gizi saat ini
atau masalah gizi akut. Berat badan berkorelasi linier dengan tinggi badan,
artinya dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan mengikuti
pertambahan tinggi badan pada percepatan tertentu. Dengan demikian berat
7
badan yang normal akan proporsional dengan tinggi badannya. Ini
merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini terutama
bila data umur yang akurat sering sulit diperoleh. Untuk kegiatan
identifikasi dan manajemen penanganan bayi dan anak balita gizi buruk
akut, maka WHO & Unicef merekomendasikan menggunakan indikator
BB/TB dengan cut of point < -3 SD WHO 2006 .
Dalam panduan tata laksana penderita KEP (Depkes, 2000) gizi
buruk diartikan sebagai keadaan kekurangan gizi yang sangat parah yang
ditandai dengan berat badan menurut umur kurang dari 60 % median pada
baku WHO-NCHS atau terdapat tanda-tanda klinis seperti marasmus,
kwashiorkor dan marasmik-kwashiorkor. Agar penentuan klasifikasi dan
penyebutan status gizi menjadi seragam dan tidak berbeda maka Menteri
Kesehatan [Menkes] RI mengeluarkan SK Nomor
920/Menkes/SK/VIII/2002 tentang klasifikasi status gizi anak bawah lima
tahun. Dengan keluarnya SK tersebut maka data status gizi yang dihasilkan
mudah dianalisis lebih lanjut baik untuk perbandingan , kecenderungan
maupun analisis hubungan .
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
gizi kurang disebabkan oleh beberapa faktor yang kemudian
diklasifikasikan sebagai penyebab langsung, penyebab tidak langsung,
pokok masalah dan akar masalah.
8
Gizi kurang secara langsung disebabkan oleh kurangya konsumsi
makanan dan adanya penyakit infeksi. Makin bertambah usia anak maka
makin bertambah pula kebutuhannya. Konsumsi makanan dalam keluarga
dipengaruhi jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan, distribusi
dalam keluarga dan kebiasaan makan secara perorangan. Konsumsi juga
tergantung pada pendapatan, agama, adat istiadat, dan pendidikan keluarga
yang bersangkutan
Timbulnya gizi kurang bukan saja karena makanan yang kurang
tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik
tetapi sering diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi
kurang. Sebaliknya anak yang makan tidak cukup baik maka daya tahan
tubuhnya (imunitas) dapat melemah, sehingga mudah diserang penyakit
infeksi, kurang nafsu makan dan akhirnya mudah terkena gizi kurang .
Sehingga disini terlihat interaksi antara konsumsi makanan yang kurang dan
infeksi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Hubungan antara kurang gizi dengan penyakit infeksi tergantung
dari besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah infeksi terhadap
status gizi itu sendiri. Beberapa contoh bagaimana infeksi bisa berkontribusi
terhadap kurang gizi seperti infeksi pencernaan dapat menyebabkan diare,
HIV/AIDS,tuberculosis, dan beberapa penyakit infeksi kronis lainnya bisa
menyebabkan anemia dan parasit pada usus dapat menyebabkan anemia.
Penyakit Infeksi disebabkan oleh kurangnya sanitasi dan bersih, pelayanan
9
kesehatan dasar yang tidak memadai, dan pola asuh anak yang tidak
memadai (Soekirman, 2000).
Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola
pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan.
Rendahnya ketahanan pangan rumah tangga, pola asuh anak yang tidak
memadai, kurangnya sanitasi lingkungan serta pelayanan kesehatan yang
tidak memadai merupakan tiga faktor yang saling berhubungan. Makin
tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan
keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan
pemahaman ibu tentang kesehatan, makin kecil resiko anak terkena penyakit
dan kekurangan gizi.
2.4 Pengertian Penilaian Status Gizi
2.4.1 Metode Penilaian Langsung
A. Metode Penilaian Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropos dan
metros. Anthoropos artinya tubuh dan metros artinya
ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran tubuh. Pengertian
ini bersifat sangat umum sekali (Supariasa, dkk, 2002).
Sedangkan sudut pandang gizi, Jelliffe (1966)
mengungkapkan bahwa antropometri gizi berhubungan
10
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Penggunaan antropometri, khususnya pengukuran berat
badan pernah menjadi prinsip dasar pengkajian gizi dalam
asuhan medik. Untuk mengkaji status gizi secara akurat,
beberapa pengukuran secara spesifik diperlukan dan
pengukuran ini mencakup pengukuran berat badan, indeks
massa tubuh
1. Ukuran Antropometri
a. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu antropometri
yang memberikan gambaran masa tubuh (otot dan lemak).
Karena tubuh sangat sensitif terhadap perubahan keadaan
yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi,
menurunnya nafsu makan dan menurunnya jumlah makanan
yang dikonsumsi. Maka BB merupakan antropometri yang
sangat labil (Reksodikusumo, dkk, 1989). Dalam keadaan
normal dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan
antara intake dan keutuhan gizi terjamin, berat badan
mengikuti perkembangan umur. Sebaiknya dalam keadaan
abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan BB,
11
yaitu dapat berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari
keadaan normal. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat
dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun
status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi,
asites, oedema dan adanya tumor
Hal-hal yang harus dipertimbangkan kalau kita
akan menggunakan berat badan sebagai satu-satunya kriteria
untuk menentukan keadaan gizi seseorang :
1) Berat badan harus dimonitor untuk memberikan
informasi yang memungkinkan intervensi preventif secara
dini (dan intervensi guna mengatasi kecenderungan
penurunan/ penambahan berat yang tidak dikehendaki)
2) Berat badan harus dievaluasi dalam konteks
riwayat berat, baik gaya hidup maupun status berat terakhir.
3) Berat badan tidak memberikan informasi
mengenai komposisi tubuh dan dengan demikian tidak efektif
untuk menentukan resiko penyakit yang kronis. Namun IMT
(indeks masa tubuh menentukan) merupakan sarana untuk
mengukur resiko penyakit kronis,.
12
4) Pasien yang berukuran tubuh besar tapi bukan
gemuk dapat memiliki nilai IMT di atas nilai standar, namun
tidak ada hubungannya dengan peningkatan resiko untuk
menderita gangguan gizi atau penyakit. 5) Pasien-pasien
dapat memiliki defisiensi mikronutrien yang bermakna
disamping deplesi lean body mass, khususnya selama
menderita penyakit yang berat. Semua parameter harus
dievaluasi dahulu dan kita tidak bolehkan cepat-cepat
berasumsi bahwa kelebihan berat badan sama dengan
kelebihan gizi. Pasien yang mengalami oedema,
hidrotoraks dapat memiliki barat badan yang tinggi tetapi
terapi status gizinya jelek seperti gagal ginjal kronis. (Andy
Hartono, 2000).
b. Memperkirakan Berat Badan Dalam kondisi tertentu,
pengukuran berat badan aktual mungkin tidak dapat
dilakukan.contoh:
1) Pasien yang tidak dapat duduk atau berdiri
sehingga berada dalam posisi berbaring sementara timbangan
tempat tidur (bed scale) tidak tersedia.
2) Pasien dengan edema atau asites sehingga tidak
dapat ditentukan berat badan sebernarnya. Pada keadaan
13
tersebut di atas bisa diperkirakan berat badan dengan
berdasarkan panjang badan.
c. Umur
Umur faktor umur sangat penting dalam penentuan
status gizi. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan
interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran
tinggi badan dan berat badan menjadi tidak berarti bila tidak
disertai dengan penentuan umur yang tepat. Menurut
Puslitbang Gizi Bogor (1978), batasan umur digunakan
adalah tahun umur penuh (comleted year) untuk anak umur
0-2 tahun digunakan bulan usia penuh (completed month)
d. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan antropometri yang
menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Dalam
keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan dengan
pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan, tidak seperti
berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah
defisiensi gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat
gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang
cukup lama. Tinggi badan merupakan parameter yang
14
penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang,
jika umur tidak diketahui dengan tepat.
Ukuran antropometri dalam rangka penilaian status
gizi digunakan dalam bentuk indikator yang dapat
merupakan kombinasi antara masing-masing ukuran
indikator antropometri yang umum digunakan untuk menilai
status gizi adalah BB/U, TB/U atau PB/U, BB/TB atau
BB/PB, LILA/U.
e. Indeks BB/U
Ιndeks BB/U adalah pengukuran total berat badan,
termasuk air, lemak, tulang, dan otot, dan diantara beberapa
macam indeks antropometri, indeks BB/U merupakan
indikator yang paling umum digunakan. Indikator BB/U
menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini (saat diukur)
karena mudah berubah Untuk anak pada umumnya,
indeks ini merupakan cara baku yang digunakan untuk
mengukur pertumbuhan. Kurang berat badan tidak hanya
menunjukkan konsumsi pangan yang tidak cukup tetapi juga
mencerminkan keadaan sakit yang baru saja dialami, seperti
mencret yang mengakibatkan berkurangnya berat badan
Pengukuran berat badan menurut umur secara teratur dan
seing dapat dipergunakan sebagai indikator kurang gizi.
15
Hasil pengukuran ini dapat menunjukkan keadaan kurang
gizi akut atau gangguan-gangguan yang mengakibatkan laju
pertumbuhan terhambat.
f. Indeks TB/U atau PB/U
Tinggi badan kurang peka dipengaruhi oleh
pangan dibandingkan dengan berat badan . Oleh karena itu
tinggi badan menurut umur yang rendah biasanya akibat dari
keadaan kurang gizi yang kronis, tetapi belum pasti
memberikan petunjuk bahwa konsumsi zat gizi pada waktu
ini tidak cukup TB/U lebih menggambarkan status gizi
masa lalu. Keadaan tinggi badan anak pada usia sekolah (7
th) menggambarkan status gizi pada masa balita adalah sama
dengan seperti pada yang sudah dibahas sebelumnya yang
menyangkut pengukuran itu sendiri maupun ketelitian data
umur.
Masalah-masalah ini akan berkurang bila dilakukan
terhadap anak yang lebih tua dimana proses pengukuran
dapat lebih mudah dilakukan dan penggunaan selang (range).
Umur yang lebih panjang (setengah tahunan atau tahunan)
memperkecil kemungkinan kesalahan data umur. Indeks
16
TB/U disamping dapat memberikan gambaran tentang status
gizi masa lampau juga lebih erat kaitannya dengan masalah
sosial ekonomi (Beaton dan Bengoa, 1973). Oleh karena itu
indeks TB/U selain digunakan sebagai indikator status gizi
dapat pula digunakan sebagai indikator perkembangan
keadaan sosial ekonomi masyarakat.
g. Indeks BB/TB atau BB/PB
Ukuran antropometri yang terbaik adalah
menggunakan BB/TB atau BB/PB karena dapat
menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitif dan
spesifik. Berat badan memiliki hubungan linier dengan berat
badan. dalam keadaan normal akan searah dengan
pertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Pada
tahun 1966 Jelliffe memperkenalkan penggunaan indeks
BB/TB untuk identifikasi status gizi, indeks BB/TB
merupakan indikator yang baik untuk menanyakan status gizi
saat ini, terlebih bila data umur akurat sulit diperoleh, oleh
karena itu indeks BB/TB disebut pula indikator status gizi
yang independen terhadap umur. Karena indeks BB/TB dapat
memberikan gambaran tentang proporsi berat badan relatif
17
terhadap indikator kekurangan, seperti halnya dengan indeks
BB/U.
h. Z-Skor
Pertama kali dianjurkan oleh WHO pada tahun 1979,
di Indonesia penggunaan Z-Skor untuk penilaian status gizi
anak balita telah disepatkati pada semiloka antropometri
tahun 1991. kemudian pada tanggal 17-19 Januari 2000 telah
diadakan Diskusi Pakar dibidang Gizi yang diselenggarakan
oleh persagi bekerja sama dengan UNICEF-Indonsesia dan
LIPI. Salah satu agenda diskusi adalah tentang keseragaman
instilah status gizi dan baku antropometri yang dipakai.
Diskusi pakar telah menyepakati bahwa:
i. Baku antropometri yang digunakan adalah WHO-NCHS
Istilah status gizi:
a) BB/U: gizi lebih: > 2,0 SD
gizi baik: -2,0 SD s/d + 2 SD
gizi kurang: -2,0 SD
gizi buruk: -3,0 SD
b) TB/U: normal: > -2,0 SD
18
pendek: < -2,0 SD
c) BB/TB: gemuk: > 2,0 SD
normal: -2,0 SD s/d + 2 SD
kurus: < -2,0 SD
sangat kurus: <-3,0 SD
Penilaian status gizi berdasarkan Z-Skor
dilakukan dengan melihat distribusi normal
pertumbuhan seseorang. Nilai ini menunjukkan jarak
nilai baku median dalam unit simpang baku dengan
asumsi distribusi normal.
Rumus:
Berlaku untuk Indeks BB/U, BB/TB, maupun TB/U
X – M
-Z=Skor SB
Keterangan:
X = BB atau TB aktual / hasil pengukuran
M = Nilai baku median BB atau TB
SB = Nilai simpang baku
19
(Jika BB atau TB aktual yang diketahui
berada diatas nilai median maka SB yang digunakan
adalah jarak antara 0 SD dengan 1 SD tetapi, jika BB
dan TB aktual yang diketahui berada dibawah nilai
median maka SB yang digunakan adalah jarak antara
0 SD dengan -1 SD)
B. Metode Pemeriksaan Klinis
1. Pengertian Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat
penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan
atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa
oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh
seperti kelenjar tiroid.
2. Penggunaan Penggunaan metode ini umumnya untuk
survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini
dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum
dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu
digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan
melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala
(symptom) atau riwayat penyakit.
20
C. Metode Pemeriksaan Biokimia
1. Pengertian Penilaian status gizi dengan biokimia adalah
pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan
pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot.
2. Penggunaan Metode ini digunakan untuk suatu peringatan
bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih
parah lagi, Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka
penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk
menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
D. Metode Pemeriksaan Biofisik
1. Pengertian Penentuan status gizi secara biofisik adalah
metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi
(khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
2. Penggunaan Umumnya dapat digunakan dalam situasi
tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night
blindnes), Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
21
2.4.2 Metode Penilaian Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu: survei
konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Pengertian dan
penggunaan metode ini akan diuraikan sebagai berikut:
A. Survei Konsumsi Makanan
1. Pengertian Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan
status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat
gizi yang dikonsumsi
2. Penggunaan Pengumpulan data konsumsi makanan dapat
memberikan gambaran tentang kon¬sumsi berbagai zat gizi pada
masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi
B. Penggunaan Statistik Vital
1. Pengertian Pengukuran status gizi dengan statistik vital
adalah dengan menganalisis data beberpa statistik kesehatan seperti
angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian
akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan
gizi.
22
2. Penggunaan Penggunaannya dipertimbangkan sebagai
bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi
masyarakat.
C. Penilaian Faktor Ekologi
1. Pengertian Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi
merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor
fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang
tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah,
irigasi dan lain-lain.
2. Penggunaan Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat
penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat
sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi
(Schrimshaw, 1964). Secara ringkas, penilani status gizi
23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setelah kami menulis makalah ini, kami dapat
menyimpulkan beberapa kesimpulan
1. Timbulnya gizi kurang/burul bukan saja karena makanan
yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang
mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering
diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi
Buruk
2. Status gizi merupakan hal yang paling penting, jadi
pertahankan asupan makanan yang sehat dan bernutrisi
agar tetap berada pada status gizi yang baik.
3. Status gizi tidak hanya berpengaruh secara langsung
melalui asupan makanan, tapi juga dapat berPengaruh
secara tidak langsung yaitu ketahanan pangan di
keluarga, pola pengasuhan anak, dan lingkungan
kesehatan yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan
kesehatan.
24
3.2 SARAN
Kepada seluruh pembaca kususnya bagi kalangan Mahasiswa
FKM UNMUHA ACEH agar selalu mempertahankan asupan gizi
yang sehat untuk mendapatkan status gizi yang sehat pula. Apabila
asupan-asupan tidak terjaga, maka status gizi yang buruk akan di
derita.
25

More Related Content

What's hot

Modul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status giziModul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status gizimeiwulandari24
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN pjj_kemenkes
 
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahPertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahSutyawan
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN pjj_kemenkes
 
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI pjj_kemenkes
 
Makalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakMakalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakasep nababan
 
Ppt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangVivi Amelia
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaTriana Septianti
 
Laporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesLaporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesRatna Arditya
 
Bab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makananBab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makananriskapratiiwi
 
Food recall
Food recallFood recall
Food recallYuniar_
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusWarnet Raha
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananCahya
 
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)Apapunituzar
 

What's hot (20)

Modul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status giziModul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status gizi
 
Gizi seimbang ibu_menyusui
Gizi seimbang ibu_menyusuiGizi seimbang ibu_menyusui
Gizi seimbang ibu_menyusui
 
Kul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi KesehatanKul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi Kesehatan
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
 
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahPertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
 
Makalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakMakalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anak
 
Ppt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbang
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasa
 
Laporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesLaporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascites
 
Bab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makananBab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makanan
 
Food recall
Food recallFood recall
Food recall
 
Gizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansiaGizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansia
 
Gizi dewasa
Gizi dewasaGizi dewasa
Gizi dewasa
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
 
Makalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakatMakalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakat
 

Viewers also liked

makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRSTmakalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRSTSri Nur Ramliah
 
Makalah mengenai gizi
Makalah mengenai giziMakalah mengenai gizi
Makalah mengenai giziasep nababan
 
Pendidikan dan konsultasi dasar gizi
Pendidikan dan konsultasi dasar giziPendidikan dan konsultasi dasar gizi
Pendidikan dan konsultasi dasar gizinatashaona
 
Chapter II Gizi Buruk
Chapter II Gizi BurukChapter II Gizi Buruk
Chapter II Gizi BurukSTIMLOG
 
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugs
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugsPerencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugs
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugsHusHa Hatimah
 
Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Dessycis
 

Viewers also liked (8)

makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRSTmakalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
 
Makalah mengenai gizi
Makalah mengenai giziMakalah mengenai gizi
Makalah mengenai gizi
 
Makalah Cachexia Malignansi
Makalah Cachexia Malignansi Makalah Cachexia Malignansi
Makalah Cachexia Malignansi
 
Pendidikan dan konsultasi dasar gizi
Pendidikan dan konsultasi dasar giziPendidikan dan konsultasi dasar gizi
Pendidikan dan konsultasi dasar gizi
 
Chapter II Gizi Buruk
Chapter II Gizi BurukChapter II Gizi Buruk
Chapter II Gizi Buruk
 
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugs
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugsPerencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugs
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugs
 
Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)
 
Makalah gizi masyarakat
Makalah gizi masyarakatMakalah gizi masyarakat
Makalah gizi masyarakat
 

Similar to Makalah Status GIZI

KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptxKONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptxKusmaWenny1
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter iioothee
 
PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI pjj_kemenkes
 
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...Chrysmada Dewa Kusuma
 
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docxMAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docxAlyLiah
 
kajian bab 2 LITERATURE REVIEW
kajian bab 2 LITERATURE REVIEWkajian bab 2 LITERATURE REVIEW
kajian bab 2 LITERATURE REVIEWHanissa Rafee
 
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literatur
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literaturDigital 124974 s09053fk-status gizi-literatur
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literaturRivai Beta
 
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...Anisa Imaniar
 
PEMBINAAN KESEHATAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
PEMBINAAN KESEHATAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)PEMBINAAN KESEHATAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
PEMBINAAN KESEHATAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)Zakiah dr
 

Similar to Makalah Status GIZI (20)

KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptxKONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan
Makalah kel-dua-gizi-dan-makananMakalah kel-dua-gizi-dan-makanan
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan
 
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...
 
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan
Makalah kel-dua-gizi-dan-makananMakalah kel-dua-gizi-dan-makanan
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan
 
GIZI dan Makanan
GIZI dan MakananGIZI dan Makanan
GIZI dan Makanan
 
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docxMAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
 
kajian bab 2 LITERATURE REVIEW
kajian bab 2 LITERATURE REVIEWkajian bab 2 LITERATURE REVIEW
kajian bab 2 LITERATURE REVIEW
 
Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
Modul 1
Modul 1Modul 1
Modul 1
 
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literatur
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literaturDigital 124974 s09053fk-status gizi-literatur
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literatur
 
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
 
Modul 3
Modul 3Modul 3
Modul 3
 
PEMBINAAN KESEHATAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
PEMBINAAN KESEHATAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)PEMBINAAN KESEHATAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
PEMBINAAN KESEHATAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
 
gizi terapan
gizi terapangizi terapan
gizi terapan
 

More from Apapunituzar

CARA MENARASI TABEL
CARA MENARASI TABELCARA MENARASI TABEL
CARA MENARASI TABELApapunituzar
 
Presentasi Makalah Status Gizi
Presentasi Makalah Status GiziPresentasi Makalah Status Gizi
Presentasi Makalah Status GiziApapunituzar
 
Makalah Kemuhammadiyahan
Makalah KemuhammadiyahanMakalah Kemuhammadiyahan
Makalah KemuhammadiyahanApapunituzar
 
Presentasi Pencemaran Air
Presentasi Pencemaran Air Presentasi Pencemaran Air
Presentasi Pencemaran Air Apapunituzar
 
Poster pencemaran lingkungan
Poster pencemaran lingkunganPoster pencemaran lingkungan
Poster pencemaran lingkunganApapunituzar
 
Psikotes ; Test seri
Psikotes ; Test seriPsikotes ; Test seri
Psikotes ; Test seriApapunituzar
 
Psikotes ; Test logika formil
Psikotes ; Test logika formilPsikotes ; Test logika formil
Psikotes ; Test logika formilApapunituzar
 
Psikotes ; Test logika angka
Psikotes ; Test logika angkaPsikotes ; Test logika angka
Psikotes ; Test logika angkaApapunituzar
 
Psikotes ; Test koran
Psikotes ; Test koranPsikotes ; Test koran
Psikotes ; Test koranApapunituzar
 
Psikotes ; Test arismetik
Psikotes ; Test arismetikPsikotes ; Test arismetik
Psikotes ; Test arismetikApapunituzar
 
Presentasi alat indra pada manusia
Presentasi alat indra  pada manusiaPresentasi alat indra  pada manusia
Presentasi alat indra pada manusiaApapunituzar
 
presentasi makalah sanitasi makanan
presentasi makalah sanitasi makananpresentasi makalah sanitasi makanan
presentasi makalah sanitasi makananApapunituzar
 
MAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANANMAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANANApapunituzar
 
Uji toksisitas limbah tahu
Uji  toksisitas limbah tahuUji  toksisitas limbah tahu
Uji toksisitas limbah tahuApapunituzar
 
Makalah kepemimpinan apapunituzar.blogspot.com
Makalah kepemimpinan apapunituzar.blogspot.comMakalah kepemimpinan apapunituzar.blogspot.com
Makalah kepemimpinan apapunituzar.blogspot.comApapunituzar
 
Makalah dinamika kelompok
Makalah dinamika kelompokMakalah dinamika kelompok
Makalah dinamika kelompokApapunituzar
 

More from Apapunituzar (16)

CARA MENARASI TABEL
CARA MENARASI TABELCARA MENARASI TABEL
CARA MENARASI TABEL
 
Presentasi Makalah Status Gizi
Presentasi Makalah Status GiziPresentasi Makalah Status Gizi
Presentasi Makalah Status Gizi
 
Makalah Kemuhammadiyahan
Makalah KemuhammadiyahanMakalah Kemuhammadiyahan
Makalah Kemuhammadiyahan
 
Presentasi Pencemaran Air
Presentasi Pencemaran Air Presentasi Pencemaran Air
Presentasi Pencemaran Air
 
Poster pencemaran lingkungan
Poster pencemaran lingkunganPoster pencemaran lingkungan
Poster pencemaran lingkungan
 
Psikotes ; Test seri
Psikotes ; Test seriPsikotes ; Test seri
Psikotes ; Test seri
 
Psikotes ; Test logika formil
Psikotes ; Test logika formilPsikotes ; Test logika formil
Psikotes ; Test logika formil
 
Psikotes ; Test logika angka
Psikotes ; Test logika angkaPsikotes ; Test logika angka
Psikotes ; Test logika angka
 
Psikotes ; Test koran
Psikotes ; Test koranPsikotes ; Test koran
Psikotes ; Test koran
 
Psikotes ; Test arismetik
Psikotes ; Test arismetikPsikotes ; Test arismetik
Psikotes ; Test arismetik
 
Presentasi alat indra pada manusia
Presentasi alat indra  pada manusiaPresentasi alat indra  pada manusia
Presentasi alat indra pada manusia
 
presentasi makalah sanitasi makanan
presentasi makalah sanitasi makananpresentasi makalah sanitasi makanan
presentasi makalah sanitasi makanan
 
MAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANANMAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANAN
 
Uji toksisitas limbah tahu
Uji  toksisitas limbah tahuUji  toksisitas limbah tahu
Uji toksisitas limbah tahu
 
Makalah kepemimpinan apapunituzar.blogspot.com
Makalah kepemimpinan apapunituzar.blogspot.comMakalah kepemimpinan apapunituzar.blogspot.com
Makalah kepemimpinan apapunituzar.blogspot.com
 
Makalah dinamika kelompok
Makalah dinamika kelompokMakalah dinamika kelompok
Makalah dinamika kelompok
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

Makalah Status GIZI

  • 1. MAKALAH BIOMEDIK (STATUS GIZI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGATUHINYA DAN PENILAIAN STATUS GIZI) DI SUSUN OLEH : MUHAMMAD FAUZARRAHMAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH BANDA ACEH 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Gizi, Status Gizi, Faktor Yang Mempengaruhinya Serta Tentang Penilaian Status Gizi Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan dari teman dengan mencari berbagai materi-materi yang bisa di jadikan sebagai isi di dalam makalah ini dan akhirnya teratasi dengan baik dan lancar Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan kepada teman sekelompok khususnya, dan kepada semua teman di dalam fakultas kesehatan masyarakat UNMUHA ACEH ini. Banda Aceh, 18 Maret 2014 M. FAUZARRAHMAN i
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................ i DAFTAR ISI....................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1 1.1.Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2.Tujuan ........................................................................................ 2 1.3.Manfaat Penulisan...................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN.................................................................... 4 2.1. Pengertian Gizi........................................................................... 4 2.2. Pengertian Status Gizi................................................................ 5 2.3. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi ................................... 8 2.4 Pengertian Penilaian Status Gizi................................................. 10 2.4.1 Metode Secara Langsung .................................................. 10 2.4.2 Metode Secara Tidak Langsung......................................... 20 BAB III PENUTUP............................................................................ 23 3.1. Kesimpulan ............................................................................... 23 3.2. Saran.......................................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA ii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap daur kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrien yang berbeda. Semua orang sepanjang kehidupan membutuhkan nutrien yang sama, namun dalam jumlah yang berbeda. Nutrien tertentu yang didapat dari makanan, melalui peranan fisiologis yang spesifik dan tidak tergantung pada nutrien yang lain, sangat dibutuhkan untuk hidup dan sehat. Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di Indonesia baru dikenal sekitar tahun 1952-1955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata gizi berasal dari bahasa Arab “ghidza” yang berarti makanan. Menurut dialek Mesir, ghidza dibaca ghizi. Selain itu sebagian orang menterjemahkan nutrition dengan mengejanya sebagai ”nutrisi”( Kamus Umum Bahasa Indonesia Badudu-Zain, 1994). WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan energi. 1
  • 5. Zat gizi (nutrien) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Makanan setelah dikonsumsi mengalami proses pencernaan. Bahan makanan diuraikan menjadi zat gizi atau nutrien. Zat tersebut selanjutnya diserap melalui dinding usus dan masuk kedalam cairan tubuh . Peningkatan derajat kesehatan masyarakat sangat diperlukan dalam mengisi pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat, gizi yang seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, dapat meningkatkan kecerdasan dan menjadikan pertumbuhan yang normal (Depkes RI, 2004). Namun sebaliknya gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali ditanggulangi oleh Indonesia, masalah gizi yang tidak seimbang itu adalah Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan Anemia Gizi Besi . 2
  • 6. 1.2 TUJUAN Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini 1. Untuk memahami tentang Gizi dan Status Gizi. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Status Gizi 3. Untuk memahami bagaimana cara dalam melaksanakan Penilaian Status Gizi. 1.3 MANFAAT PENULISAN Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasis FKM UNMUHA untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk menjadikan kualitas pembelajaran yang baik. 3
  • 7. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Gizi Kata “Gizi” berasal dari bahasa Arab,”Gizzah” yang artinya zat makanan sehat. Gizi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan . Gizi atau nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh . Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang. Gizi meliputi pengertian yang luas, tidak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh serta mengolah dan mempertimbangkan agar kita tetap sehat. 4
  • 8. 2.2 Pengertian Status Gizi Sebelum membahas status gizi, pertama sekali kita perlu mengetahui pengertian dari gizi itu sendiri. Gizi adalah suatu proses menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau keadaan fisiologi akibat dari tersedianya zat gizi dalam sel tubuh . Jadi, status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Dibedakan atas status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih . Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam level individu (level yang paling mikro). Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah asupan makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi ada tiga faktor yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, dan lingkungan kesehatan yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan. Untuk menentukan status gizi seseorang atau kelompok populasi dilakukan dengan interpretasi informasi dari hasil beberapa metode 5
  • 9. penilaian status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri, laboratorium/biokimia dan klinis . Diantara beberapa metode tersebut, pengukuran antropometri adalah relatif paling sederhana dan banyak dilakukan. Dalam antropometri dapat dilakukan beberapa macam pengukuran yaitu pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan lingkar lengan atas (LILA). Dari beberapa pengukuran tersebut BB, TB dan LILA sesuai dengan umur adalah yang paling sering digunakan untuk survey sedangkan untuk perorangan, keluarga, pengukuran BB dan TB atau panjang badan (PB) adalah yang paling dikenal . Melalui pengukuran antropometri, status gizi anak dapat ditentukan apakah anak tersebut tergolong status gizi baik, kurang atau buruk. Untuk hal tersebut maka berat badan dan tinggi badan hasil pengukuran dibandingkan dengan suatu standar internasional yang dikeluarkan oleh WHO. Status gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur BB atau TB sesuai dengan umur secara sendiri-sendiri, tetapi juga merupakan kombinasi antara ketiganya. Masing-masing indikator mempunyai makna sendiri- sendiri. Indikator BB/U menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini (saat diukur) karena mudah berubah, namun tidak spesifik karena berat badan selain dipengaruhi oleh umur juga dipengaruhi oleh tinggi badan. Indikator 6
  • 10. ini dapat dengan mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum, sensitif untuk melihat perubahan status gizi dalam jangka waktu pendek; dan dapat mendeteksi kegemukan. Indikator TB/U dapat menggambarkan status gizi masa lampau atau masalah gizi kronis. Seseorang yang pendek kemungkinan keadaan gizi masa lalu tidak baik. Berbeda dengan berat badan yang dapat diperbaiki dalam waktu singkat, baik pada anak maupun dewasa, maka tinggi badan pada usia dewasa tidak dapat lagi dinormalkan. Pada anak Balita kemungkinkan untuk mengejar pertumbuhan tinggi badan optimal masih bisa sedangkan anak usia sekolah sampai remaja kemungkinan untuk mengejar pertumbuhan tinggi badan masih bisa tetapi kecil kemungkinan untuk mengejar pertumbuhan optimal. Dalam keadaan normal tinggi badan tumbuh bersamaan dengan bertambahnya umur. Pertambahan TB relatif kurang sensitif terhadap kurang gizi dalam waktu singkat. Pengaruh kurang gizi terhadap pertumbuhan TB baru terlihat dalam waktu yang cukup lama. Indikator ini juga dapat dijadikan indikator keadaan sosial ekonomi penduduk Indikator BB/TB merupakan pengukuran antropometri yang terbaik karena dapat menggambarkan secara sensitif dan spesifik status gizi saat ini atau masalah gizi akut. Berat badan berkorelasi linier dengan tinggi badan, artinya dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan mengikuti pertambahan tinggi badan pada percepatan tertentu. Dengan demikian berat 7
  • 11. badan yang normal akan proporsional dengan tinggi badannya. Ini merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini terutama bila data umur yang akurat sering sulit diperoleh. Untuk kegiatan identifikasi dan manajemen penanganan bayi dan anak balita gizi buruk akut, maka WHO & Unicef merekomendasikan menggunakan indikator BB/TB dengan cut of point < -3 SD WHO 2006 . Dalam panduan tata laksana penderita KEP (Depkes, 2000) gizi buruk diartikan sebagai keadaan kekurangan gizi yang sangat parah yang ditandai dengan berat badan menurut umur kurang dari 60 % median pada baku WHO-NCHS atau terdapat tanda-tanda klinis seperti marasmus, kwashiorkor dan marasmik-kwashiorkor. Agar penentuan klasifikasi dan penyebutan status gizi menjadi seragam dan tidak berbeda maka Menteri Kesehatan [Menkes] RI mengeluarkan SK Nomor 920/Menkes/SK/VIII/2002 tentang klasifikasi status gizi anak bawah lima tahun. Dengan keluarnya SK tersebut maka data status gizi yang dihasilkan mudah dianalisis lebih lanjut baik untuk perbandingan , kecenderungan maupun analisis hubungan . 2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi gizi kurang disebabkan oleh beberapa faktor yang kemudian diklasifikasikan sebagai penyebab langsung, penyebab tidak langsung, pokok masalah dan akar masalah. 8
  • 12. Gizi kurang secara langsung disebabkan oleh kurangya konsumsi makanan dan adanya penyakit infeksi. Makin bertambah usia anak maka makin bertambah pula kebutuhannya. Konsumsi makanan dalam keluarga dipengaruhi jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan, distribusi dalam keluarga dan kebiasaan makan secara perorangan. Konsumsi juga tergantung pada pendapatan, agama, adat istiadat, dan pendidikan keluarga yang bersangkutan Timbulnya gizi kurang bukan saja karena makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi kurang. Sebaliknya anak yang makan tidak cukup baik maka daya tahan tubuhnya (imunitas) dapat melemah, sehingga mudah diserang penyakit infeksi, kurang nafsu makan dan akhirnya mudah terkena gizi kurang . Sehingga disini terlihat interaksi antara konsumsi makanan yang kurang dan infeksi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Hubungan antara kurang gizi dengan penyakit infeksi tergantung dari besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah infeksi terhadap status gizi itu sendiri. Beberapa contoh bagaimana infeksi bisa berkontribusi terhadap kurang gizi seperti infeksi pencernaan dapat menyebabkan diare, HIV/AIDS,tuberculosis, dan beberapa penyakit infeksi kronis lainnya bisa menyebabkan anemia dan parasit pada usus dapat menyebabkan anemia. Penyakit Infeksi disebabkan oleh kurangnya sanitasi dan bersih, pelayanan 9
  • 13. kesehatan dasar yang tidak memadai, dan pola asuh anak yang tidak memadai (Soekirman, 2000). Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Rendahnya ketahanan pangan rumah tangga, pola asuh anak yang tidak memadai, kurangnya sanitasi lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai merupakan tiga faktor yang saling berhubungan. Makin tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, makin kecil resiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi. 2.4 Pengertian Penilaian Status Gizi 2.4.1 Metode Penilaian Langsung A. Metode Penilaian Antropometri Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthoropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran tubuh. Pengertian ini bersifat sangat umum sekali (Supariasa, dkk, 2002). Sedangkan sudut pandang gizi, Jelliffe (1966) mengungkapkan bahwa antropometri gizi berhubungan 10
  • 14. dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Penggunaan antropometri, khususnya pengukuran berat badan pernah menjadi prinsip dasar pengkajian gizi dalam asuhan medik. Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran secara spesifik diperlukan dan pengukuran ini mencakup pengukuran berat badan, indeks massa tubuh 1. Ukuran Antropometri a. Berat Badan Berat badan merupakan salah satu antropometri yang memberikan gambaran masa tubuh (otot dan lemak). Karena tubuh sangat sensitif terhadap perubahan keadaan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan dan menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Maka BB merupakan antropometri yang sangat labil (Reksodikusumo, dkk, 1989). Dalam keadaan normal dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara intake dan keutuhan gizi terjamin, berat badan mengikuti perkembangan umur. Sebaiknya dalam keadaan abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan BB, 11
  • 15. yaitu dapat berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, oedema dan adanya tumor Hal-hal yang harus dipertimbangkan kalau kita akan menggunakan berat badan sebagai satu-satunya kriteria untuk menentukan keadaan gizi seseorang : 1) Berat badan harus dimonitor untuk memberikan informasi yang memungkinkan intervensi preventif secara dini (dan intervensi guna mengatasi kecenderungan penurunan/ penambahan berat yang tidak dikehendaki) 2) Berat badan harus dievaluasi dalam konteks riwayat berat, baik gaya hidup maupun status berat terakhir. 3) Berat badan tidak memberikan informasi mengenai komposisi tubuh dan dengan demikian tidak efektif untuk menentukan resiko penyakit yang kronis. Namun IMT (indeks masa tubuh menentukan) merupakan sarana untuk mengukur resiko penyakit kronis,. 12
  • 16. 4) Pasien yang berukuran tubuh besar tapi bukan gemuk dapat memiliki nilai IMT di atas nilai standar, namun tidak ada hubungannya dengan peningkatan resiko untuk menderita gangguan gizi atau penyakit. 5) Pasien-pasien dapat memiliki defisiensi mikronutrien yang bermakna disamping deplesi lean body mass, khususnya selama menderita penyakit yang berat. Semua parameter harus dievaluasi dahulu dan kita tidak bolehkan cepat-cepat berasumsi bahwa kelebihan berat badan sama dengan kelebihan gizi. Pasien yang mengalami oedema, hidrotoraks dapat memiliki barat badan yang tinggi tetapi terapi status gizinya jelek seperti gagal ginjal kronis. (Andy Hartono, 2000). b. Memperkirakan Berat Badan Dalam kondisi tertentu, pengukuran berat badan aktual mungkin tidak dapat dilakukan.contoh: 1) Pasien yang tidak dapat duduk atau berdiri sehingga berada dalam posisi berbaring sementara timbangan tempat tidur (bed scale) tidak tersedia. 2) Pasien dengan edema atau asites sehingga tidak dapat ditentukan berat badan sebernarnya. Pada keadaan 13
  • 17. tersebut di atas bisa diperkirakan berat badan dengan berdasarkan panjang badan. c. Umur Umur faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1978), batasan umur digunakan adalah tahun umur penuh (comleted year) untuk anak umur 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh (completed month) d. Tinggi Badan Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan, tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah defisiensi gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama. Tinggi badan merupakan parameter yang 14
  • 18. penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Ukuran antropometri dalam rangka penilaian status gizi digunakan dalam bentuk indikator yang dapat merupakan kombinasi antara masing-masing ukuran indikator antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi adalah BB/U, TB/U atau PB/U, BB/TB atau BB/PB, LILA/U. e. Indeks BB/U Ιndeks BB/U adalah pengukuran total berat badan, termasuk air, lemak, tulang, dan otot, dan diantara beberapa macam indeks antropometri, indeks BB/U merupakan indikator yang paling umum digunakan. Indikator BB/U menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini (saat diukur) karena mudah berubah Untuk anak pada umumnya, indeks ini merupakan cara baku yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan. Kurang berat badan tidak hanya menunjukkan konsumsi pangan yang tidak cukup tetapi juga mencerminkan keadaan sakit yang baru saja dialami, seperti mencret yang mengakibatkan berkurangnya berat badan Pengukuran berat badan menurut umur secara teratur dan seing dapat dipergunakan sebagai indikator kurang gizi. 15
  • 19. Hasil pengukuran ini dapat menunjukkan keadaan kurang gizi akut atau gangguan-gangguan yang mengakibatkan laju pertumbuhan terhambat. f. Indeks TB/U atau PB/U Tinggi badan kurang peka dipengaruhi oleh pangan dibandingkan dengan berat badan . Oleh karena itu tinggi badan menurut umur yang rendah biasanya akibat dari keadaan kurang gizi yang kronis, tetapi belum pasti memberikan petunjuk bahwa konsumsi zat gizi pada waktu ini tidak cukup TB/U lebih menggambarkan status gizi masa lalu. Keadaan tinggi badan anak pada usia sekolah (7 th) menggambarkan status gizi pada masa balita adalah sama dengan seperti pada yang sudah dibahas sebelumnya yang menyangkut pengukuran itu sendiri maupun ketelitian data umur. Masalah-masalah ini akan berkurang bila dilakukan terhadap anak yang lebih tua dimana proses pengukuran dapat lebih mudah dilakukan dan penggunaan selang (range). Umur yang lebih panjang (setengah tahunan atau tahunan) memperkecil kemungkinan kesalahan data umur. Indeks 16
  • 20. TB/U disamping dapat memberikan gambaran tentang status gizi masa lampau juga lebih erat kaitannya dengan masalah sosial ekonomi (Beaton dan Bengoa, 1973). Oleh karena itu indeks TB/U selain digunakan sebagai indikator status gizi dapat pula digunakan sebagai indikator perkembangan keadaan sosial ekonomi masyarakat. g. Indeks BB/TB atau BB/PB Ukuran antropometri yang terbaik adalah menggunakan BB/TB atau BB/PB karena dapat menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitif dan spesifik. Berat badan memiliki hubungan linier dengan berat badan. dalam keadaan normal akan searah dengan pertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Pada tahun 1966 Jelliffe memperkenalkan penggunaan indeks BB/TB untuk identifikasi status gizi, indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menanyakan status gizi saat ini, terlebih bila data umur akurat sulit diperoleh, oleh karena itu indeks BB/TB disebut pula indikator status gizi yang independen terhadap umur. Karena indeks BB/TB dapat memberikan gambaran tentang proporsi berat badan relatif 17
  • 21. terhadap indikator kekurangan, seperti halnya dengan indeks BB/U. h. Z-Skor Pertama kali dianjurkan oleh WHO pada tahun 1979, di Indonesia penggunaan Z-Skor untuk penilaian status gizi anak balita telah disepatkati pada semiloka antropometri tahun 1991. kemudian pada tanggal 17-19 Januari 2000 telah diadakan Diskusi Pakar dibidang Gizi yang diselenggarakan oleh persagi bekerja sama dengan UNICEF-Indonsesia dan LIPI. Salah satu agenda diskusi adalah tentang keseragaman instilah status gizi dan baku antropometri yang dipakai. Diskusi pakar telah menyepakati bahwa: i. Baku antropometri yang digunakan adalah WHO-NCHS Istilah status gizi: a) BB/U: gizi lebih: > 2,0 SD gizi baik: -2,0 SD s/d + 2 SD gizi kurang: -2,0 SD gizi buruk: -3,0 SD b) TB/U: normal: > -2,0 SD 18
  • 22. pendek: < -2,0 SD c) BB/TB: gemuk: > 2,0 SD normal: -2,0 SD s/d + 2 SD kurus: < -2,0 SD sangat kurus: <-3,0 SD Penilaian status gizi berdasarkan Z-Skor dilakukan dengan melihat distribusi normal pertumbuhan seseorang. Nilai ini menunjukkan jarak nilai baku median dalam unit simpang baku dengan asumsi distribusi normal. Rumus: Berlaku untuk Indeks BB/U, BB/TB, maupun TB/U X – M -Z=Skor SB Keterangan: X = BB atau TB aktual / hasil pengukuran M = Nilai baku median BB atau TB SB = Nilai simpang baku 19
  • 23. (Jika BB atau TB aktual yang diketahui berada diatas nilai median maka SB yang digunakan adalah jarak antara 0 SD dengan 1 SD tetapi, jika BB dan TB aktual yang diketahui berada dibawah nilai median maka SB yang digunakan adalah jarak antara 0 SD dengan -1 SD) B. Metode Pemeriksaan Klinis 1. Pengertian Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. 2. Penggunaan Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit. 20
  • 24. C. Metode Pemeriksaan Biokimia 1. Pengertian Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. 2. Penggunaan Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi, Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. D. Metode Pemeriksaan Biofisik 1. Pengertian Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. 2. Penggunaan Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes), Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap. 21
  • 25. 2.4.2 Metode Penilaian Tidak Langsung Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu: survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Pengertian dan penggunaan metode ini akan diuraikan sebagai berikut: A. Survei Konsumsi Makanan 1. Pengertian Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi 2. Penggunaan Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang kon¬sumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi B. Penggunaan Statistik Vital 1. Pengertian Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberpa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. 22
  • 26. 2. Penggunaan Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. C. Penilaian Faktor Ekologi 1. Pengertian Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain. 2. Penggunaan Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi (Schrimshaw, 1964). Secara ringkas, penilani status gizi 23
  • 27. BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Setelah kami menulis makalah ini, kami dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan 1. Timbulnya gizi kurang/burul bukan saja karena makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi Buruk 2. Status gizi merupakan hal yang paling penting, jadi pertahankan asupan makanan yang sehat dan bernutrisi agar tetap berada pada status gizi yang baik. 3. Status gizi tidak hanya berpengaruh secara langsung melalui asupan makanan, tapi juga dapat berPengaruh secara tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, dan lingkungan kesehatan yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan. 24
  • 28. 3.2 SARAN Kepada seluruh pembaca kususnya bagi kalangan Mahasiswa FKM UNMUHA ACEH agar selalu mempertahankan asupan gizi yang sehat untuk mendapatkan status gizi yang sehat pula. Apabila asupan-asupan tidak terjaga, maka status gizi yang buruk akan di derita. 25