Pengertian definisi jaminan kesehatan nasional, dengan prinsip asuransi sosial berdasarkan:
- Kegotongroyongan antara masyarakat kaya dan miskin, yang sehat dan sakit, yang tua dan muda, dan yang beresiko tinggi dan rendah.
- Anggota yang bersifat wajib dan tidak selektif.
- Iuran yang dibayarkan per bulan berdasarkan persentase upah / penghasilan.
- Jaminan Kesehatan Nasional Bersifat nirlaba.
KUALITAS AIR DAN SANITASI TERHADAP PENYAKIT DIARE DI DESA PENYAMBARAN KECAMAT...Laras Agung
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI
FAKULTAS TEKNIK PRODI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
"HUBUNGAN KUALITAS AIR DAN SANITASI TERHADAP PENYAKIT DIARE DI DESA PENYAMBARAN KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR "
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang masih merupakan masalah
kesehatan terbesar di Indonesia. Penyakit diare bisa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
faktor lingkungan dan sanitasi Oleh karena itu, keadaan lingkungan dan sanitasi yang baik
berpengaruh terhadap timbulnya penyakit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas
air yang digunakan di desa penyambaran dan mengetahui hubungan sanitasi dengan
timbulnya penyakit diare. Metode penelitian ini menggunakan rancangan observasional
dengan pendekatan Cross Sectional. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh total
Coliform dari tiga sumber mata air di desa Penyambaran diantaranya air sungai dan mata air
terdapat bakteri coliform yang melebihi ambang batas. Total bakteri coliform yang
diperbolehkan hanya sekitar 50/100 ml. Apabila melebihi dari ketentuan tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa air yang ada di desa penyambaran dikategorikan sebagai tercemar. Total
coliform yang melebihi ambang batas tersebut bisa disebabkan oleh sanitasi di desa tersebut belum dijaga dengan baik, dan ada beberapa faktor lainnya yang juga terlibat.
Keperawatan kesehatan jiwa sering dihadapkan pada situasi etik yang komplek dalam perawatan pasien dan keluarga, serta komunitas. Perawat harus mempunyai perhatian, pengetahuan, kesadaran diri dan kemampuan untuk memfokuskan kegiatan klien. Untuk itu diperlukan pedoman tanggung jawab standar etik yang tinggi dalam pelaksanaan praktek asuhan keperawatan. Dalam memahami standar legal dan etik dalam terapi keluarga perlu diketahui terlebih dahulu definisi standar etik dan legal secara umum.
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
UNTUK MENDAPATKAN OBAT ASLI : 087776558899
__Cara Menggugurkan Janin Dalam Kandungan 3 Jam Bersih Tuntas Tanpa Kuret Secara Aman Dari Usia Kehamilan 1 – 7 Bulan.
Obat Penggugur Kandungan BPOM yang dijual di Apotik Cytotec dan Gastrul yaitu obat penggugur kandungan ampuh yang direkomendasi oleh Alodokter dan Halodoc sebagai obat aborsi manjur. Obat cytotec misoprostol 200mcg sangat ampuh untuk menggugurkan janin kuat (Bandel) bergaransi dijamin tuntas 100%.__
#UNTUK MENDAPATKAN OBAT ABORSI ASLI 087776558899
__Cara gugurkan kandungan awal kehamilan di luar nikah, cara menggugurkan kandungan usia 5 bulan dengan alkohol, anak luar nikah, secara alami dan cepat dalam 1 hari, cara menggugurkan janin di luar kandungan secara alami, Cara menggugurkan kandungan dengan paramex, feminax, cara menggugurkan kandungan dengan cepat selesai dalam 24 jam secara alami buah buahan yang masih gumpalah darah, hitungan hari.__
Selain itu, ini juga dapat dikerjakan jika memang benar-benar ada abnormalitas janin yang menyebabkan janin lepas dari kandungan. Dan di posting ini kali kami akan menjelaskan 4 cara menggugurkan kandungan dan percepat haid, Dengan Paramex, Dengan Paracetamol, Dengan Alkohol dan berikut penuturannya.
Obat MENGGUGURKAN kehamilan Kuat dengan cepat selesai dalam waktu 24 jam secara alami – Cara Menggugurkan Kandungan Usia Janin 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 Bulan Dengan Cepat Dalam Hitungan jam Secara Alami.
Obat Penggugur Kandungan untuk Ibu Menyusui di Apotik dan Harganya Cara Menggugurkan Kandungan atau Aborsi Medis Dengan Pil Cytotec 200mg Misoprostol adalah salah satu Obat Penggugur Kandungan Di Apotik Paling Ampuh yang tidak dijual secara Umum, ( Tips dan Cara Gugurkan Kehamilan Kuat 1-8 Bulan dengan Cepat Dalam Hitungan Jam secara Alami ) dari Janin usia 1 Bulan, 2 Bulan, 3 Bulan, 4 Bulan, 5 Bulan, 6 Bulan, 7 Bulan, 8 Bulan sangat mudah diatasi dengan Obat Aborsi Cytotec Misoprostol Asli 100% Berhasil TUNTAS.
Cara Menggugurkan Kandungan dan Percepat Haid, Cara Menggugurkan Kandungan Dan Percepat Haid yang Aman Secara Klinis. Menggugurkan kandungan ialah satu tindakan yang nista karena dipandang hilangkan nyawa calon bayi. Tetapi demikian, menggugurkan kandungan dapat menjadi legal atau dibolehkan bila terjadi beberapa kasus tertentu yang mewajibkannyauntuk digugurkan karena argumen klinis.Mirip contoh: si ibu yang mempunyai penyakitkronis yang bila dipaksa melanjutkan kehamilan maka mencelakakan nyawa si ibu.Cara menggugurkan kandungan adalah suatu hal tindakan yang sudah dilakukan untuk akhiri kehamilan yang tidak di harap (aborsi).
Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kehamilan Atau Obat Aborsi Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kandungan Adalah mungkin salah satu cara yang di anggap seseorang tepat, karena beberapa faktor alasan tertentu. Padahal Gugurkan kehamilan memiliki tingkat resiko yang lumayan tinggi apabila penggunaan Obat Aborsi atau yang sering di kenal dengan obat Cytotec
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoReniAnjarwati
AUDIT STUNTING BADUTA DESA BENGKAK YANG MENGALAMI MALNUTRISI
DARI HASIL RECALL 24 JAM DIPEROLEH HASIL :1. ENERGI 53,8 % (DEFISIT TINGKAT BERAT)2. KARBOHIDRAT 60,74% (DEFISIT TINGKAT BERAT)3. PROTEIN 113,5% (NORMAL)4.LEMAK 86,8% (DEFISIT TINGKAT RINGAN)
1. ilmu keperawatan
Senin, 04 Juni 2012
asuhan keperawatan komunitas jiwa masyarakat
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana yang tidak habis-habisnya, baik oleh karena manusia maupun karena kejadian alam
merupakan sumber stressor yang berat yang data mengakibatkan terjadinya berbagai masalah
kesehatan jiwa masyarakat, baik yang ringan sampai yang berat. Masalah kesehatan jiwa yang
ringan berupa masalah psikososial seperti kecemasan, psikosomatis dapat terjadi pada orang
yang mengalami bencana. Bahkan keadaan yang lebih berat seperti depresi dan psikosis dapat
terjadi jika orang yang mengalami masalah psikososial tidak ditangani dengan baik (Keliat dkk,
2007).
Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil
riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga
diri tinggi terkait dengam ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh
orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk
dan resiko terjadi harga diri rendah (Rusniati 2008).
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara
situasional (trauma) atau kronis (negatif self evaluasi yang telah berlangsung lama). Dan
dapat di ekspresikan secara langsung atau tidak langsung (nyata atau tidak nyata). Konsep diri
sangat erat kaitannya dengan diri individu. Kehidupan yang sehat, baik fisik maupun
psikologi salah satunya di dukung oleh konsep diri yang baik dan stabil. Konsep diri adalah
hal-hal yang berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui
dan dipahami oleh individu tentang dirinya. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan
individu dalam membina hubungan interpersonal. Meskipun konsep diri tidak langsung ada,
2. begitu individu di lahirkan, tetapi secara bertahap seiring dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan individu, konsep diri akan terbentuk karena pengaruh ligkungannya. selain itu
konsep diri juga akan di pelajari oleh individu melalui kontak dan pengalaman dengan orang
lain termasuk berbagai stressor yang dilalui individu tersebut. Hal ini akan membentuk
persepsi individu terhadap dirinya sendiri dan penilaian persepsinya terhadap pengalaman
akan situasi tertentu. Gambaran penilaian tentang konsep diri dapat di ketahui melalui
rentang respon dari adaptif sampai dengan maladaptif. Konsep diri itu sendiri terdiri dari
beberapa bagian, yaitu: gambaran diri (body Image), ideal diri, harga diri, peran dan identitas
(Rusniati, 2008).
Penanganan kesehatan jiwa secara cepat dan tepat memungkinkan hasil yang baik.
Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa pemulihan normal (25 %) dan kemandirian (25%) akan
mencapai jka pasien gangguan jiwa ditangani dengan benar. Dengan fakta seperti ini, bahkan
produktivitas pasien gangguan jiwa masih dapat diharapkan. Direktorat Kesehatan Jiwa
Masyarakat ( 2005) dilanjutkan Direktorat Bina Kesehatan Jiwa (2006) Departemen Kesehatan
Republik Indonesia menetapkan tatanan pelayanan kesehatan jiwa tersebut dalam bentuk
piramida. Piramida pelayanan kesehatan tersebut menjabarkan, pelayanan kesehatan bersifat
berkesinambungan darai komunitas ke rumah sakit dan sebaliknya.Pelayanan kesehatan jiwa
dimulai di masyarakat dalam bentuk pelayanan mandiri oleh pasien dan keluarganya. Pelayanan
lanjutan berikutnya adalah puskesmas, rumah sakit umum, dan yang paling tinggi adalah
pelayanan di rumah sakit jiwa sebagai pelayanan rujukan tertinggi untuk kesehatan jiwa (Keliat
dkk, 2007).
Upaya mewujudkan kesinambungan pelayanan kesehatan jiwa telah imulai di Indonesia
yaitu di NAD, dan Nias daerah yang terkena dampak gempa dan tsunami pada tahun 2004 yang
lalu. Benruk pelayanan yang diterapkan adalah pelayanan kesehatan jiwa komunitas (Community
Mental Health Nursing/ CMHN). Pelayanan kesehatan jiwa komunitas diberikan oleh perawat
puskesmas yang mendapat pelatihan BC-CMHN (Basic Course of Community Mental Health
Nursing. Dengan keberhasilan program CMHN, pasien yang tidak tertangani di masyarakat
diharapkan akan irujik ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik an
spesialistik. Tatanan pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat telah dikembangkan dengan baik
(Keliat dkk, 2007).
3. B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah di jabarkan di atas, maka terdapat banyak masalah yang muncul
terutama dalam perawatan pasien gangguan jiwa dengan harga diri rendah. Dalam hali ini
klien merasa harga dirinya hilang, merasa kecewa, adanya kegagalan dan ketidak berdayaan.
C. Tujuan
Tujuan penulisan ini dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Tujuan Umum
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan jiwa sebagai suatu milik
masyarakat yang berharga.
2. Membantu masyarakat agar mampu memprakarsai atau berupaya dalam kegiatan
kesehatan jiwa baik secara perorangan maupun berkelompok.
3. Meningkatkan penggunaan sarana pelayanan kesehatan jiwa yang tersedia.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan klien tentang berbagai gangguan dan penyakit jiwa dalam klien.
2. Mendorong partisipasi aktif klien dalam perencanaan dan pelaksanaan program kesehatan
jiwa.
3. Menciptakan nilai dan norma sosial yang menunjang upaya untuk meningkatkan kondisi
dan kegiatan kesehatan jiwa.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi wahana perkembangan ilmu
keperawatan khususnya keperawatan komunitas terutama jiwa di masyarakat yang
berhubungan gangguan jiwa dengan harga diri rendah
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat dan pendidik mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi gangguan jiwa dengan harga diri rendah.
4. BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Harga Diri Rendah
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan renah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negarif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Keliat dkk,
2007). Harga diri juga dapat didefinisikan sebagai kondisi menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
B. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah
Tanda dan gejala dari harga diri antara lain:
1. Mengkritik diri sendiri.
2. Perasaan tidak mampu.
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penurunan produktivitas.
5. Penolakan terhadap kemampuan diri.
Selain tanda dan gejala tersebut, pada pasien dengan harga diri rendah dapat diamati dari
penampilan seseorang tampak kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi,
selera makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan bicara
lambat dengan nada suara lemah.
C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang didapat melalui observasi, wawancara atau pemeriksaan
fisik bahkan melalui sumber sekunder, maka dapat dirumuskan diagnose keperawatan gangguan
konsep diri: harga diri rendah.
D. Tindakan Keperawatan
Setelah menegakan diagnosa keperawatan, beberapa tindakan keperawatan yang dapat di
lakukan baik pada pasien dan keluarganya antara lain sebagai berikut:
5. 1. Tindakan keperawatan pada pasien
a. Tujuan keperawatan
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
2) Pasien dapat menilai kemempuan yang dapat dilakukan.
3) Pasien dapat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan.
4) Pasien dapat melatih kegiatan yang dipilih sesuai dengan kemampuan.
5) Pasien dapat melakukan kegiatan yang sudah dilatih sesuai jadwal.
b. Tindakan keperawatan
1) Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien. Untik membantu pasien
mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimilikinya, dengan melakukan hal-hal
berikut ini:
a) Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien seperti kegiatan
pasien di rumah sakit, dan di rumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
b) Beri pujian yang realistic dan hindarkan penilaian yang negatif
2) Bantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan dengan cara-cara berikut:
a) Diskusikan dengan pasien mengenai kemampuannya yang masih dapat dilakukan saat ini.
b) Bantu pasien menyebutkannya dan beri penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan
pasien.
c) Perlihatkan respon yang kondusif dan upayakan menjadi pendengar yang aktif.
3) Membantu pasien untuk memilih atau menetapkan kemempuan yang akan dilatih. Tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Diskusikan dengan pasien kegiatan yang akan diplih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan
sehari-hari.
b) Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang dapat pasien lakukan dengan mandiri atau dengan
bantuan minimal.
4) Latih kemampuan yang dipilih pasien dengan cara berikut:
a) Diskusikan dengan pasien langkah-langkah pelaksanaan keiatan.
b) Bersama pasien, peragakan kegiatan yang di tetapkan.
c) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien.
5) Bantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih.
a) Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih.
6. b) Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari.
c) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan.
d) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih.
e) Berikan pasien kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan.
2. Tindakan keperawatan pada keluarga
a. Tujuan keperawatan
1) Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
2) Keluarga dapat memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien.
3) Keluarga dapat memotivasi pasien untuk melaksanakan kegiatan yang sudah dilatih dan
memberikan pujian atas keberhasilan pasien.
4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien.
b. Tindakan keperawatan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.
2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang dialami pasien
3) Diskusikan dengan keluarga mengenai kemampuan yang imiliki pasien dan puji pasien atas
kemampuannya.
4) Jelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah.
5) Demonstrasikan cara merawat pasien harga diri rendah.
6) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekan cara merawat pasien harga diri rendah
seperti yang telah di demonstrasikan sebelumnya.
7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien dirumah.
3. Terapi aktivitas kelompok
Terapi aktivitas kelompok untu k pasien harga diri rendah adalah terapi aktivitas kelompok
stimulasipersepsi yang terdiri dari dua hal berikut:
a. Sesi 1; mengidentifikasi hal positif diri
b. Sesi 2; melatih positih pada diri.
E. Evaluasi Keperawatan
Setelah tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan terhadap kemampuan pasien harga diri rendah
dan keluarganya serta kemampuan perawat dalam merawat pasien harga diri rendah.
7. BAB III
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS JIWA MASYARAKAT
A. Pengkajian Keperawatan
1.Data Inti (Core)
a. Riwayat
1) Usia penderita:
a) Anak : 15 – 20 tahun
b) Orang tua : 32 tahun
8. 2) Jenis ganguan jiwa yang pernah diderita: gangguan konsep diri: harga diri rendah, memandang
dirinya tidak sebaik teman-temannya di sekolah.
3) Riwayat trauma : takut yang berlebihan
4) Konflik : penganiayaan
b. Demografi
1) Vital statistik:
Kelurahan Patimuan terletak di Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap. Kelurahan Patimuan
berbatasan langsung dengan 4 Kelurahan. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan
purwodadi, sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan cinyawang, sebelah timur berbatasan
dengan Kelurahan sidamukti, dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Maos. Kelurahan
Patimuan terdapat 5 RW, dan setiap RW ada 5 RT, dan setiap RT terdapat 28 Kepala Keluarga.
2) Agama : Islam
3) Budaya : Jawa
2. Data Delapan subsistem
a. Lingkungan fisik
Kualitas udara di Kelurahan Patimuan cukup bersih tidak ada polusi udara, karena
Kelurahan tersebut masih banyak terdapat pohon-pohon rindang. Di Kelurahan Patimuan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari memakai air sumur jadi selama pohon-pohon itu masih mampu
menampung air, ketersediaan air bersih akan terpenuhi.
Tingkat kebisingan di Kelurahan Patimuan masih diambang batas normal, karena di
Kelurahan tersebut tidak terdapat pabrik ataupun industri. Selain itu kendaraan bermotor yang
bisa menjadi sumber kebisingan juga jarang berlalu-lalang di Kelurahan tersebut, karena warga
di Kelurahan Patimuan lebih banyak menggunakan sepeda untuk beraktifitas sehari-hari.
Jarak antar rumah di Kelurahan Patimuan sangan dekat, hampir tak ada pagar pembatas
untuk tiap-tiap rumah. Kepadatan penduduk di Kelurahan Patimuan sangat padat. Faktor
pengganggu seperti hewan buas ataupun hewan pemangsa tidak ada.
Sebagian besar pendidikan warga masyarakat Kelurahan Patimuan lulusan SD, urutan
yang kedua lulusan SMP dan sisanya lulusan SMA. Untuk yang sekolah sampai sarjana masih
bisa di hitung dengan jari. Sarana pendidikan belum begitu terpenuhi, apalagi terkait sarana
9. pendidikan jiwa, belum ada. Terkait sarana pendidikan formal terdapat 5 SD di Kelurahan
Patimuan, untuk sekolah SMP ada satu dan SMA juga ada satu.
b. Keamanan & transportasi
Petugas keamanan di Kelurahan Patimuan sistemnya digilir. Jadi setiap malam ronda yang
terpusat di pos kamling kemudian keliling Kelurahan, untuk pembagian jadwalnya diatur oleh
penanggung jawab keamanan di Kelurahan tersebut. Setiap malam ada 2 orang yang bertugas.
Sarana tranportasi yang biasa digunakan adalah sepeda “onthel” dan sebagian kecil
menggunakan motor sebagai alat transportasinya. Tidak jarang orang bepergian ke kota harus
jalan kaki dahulu keluar Kelurahan, setelah itu naik angkot atau kendaraan umum lainnya. Untuk
keamanan transportasi sendiri masih terjaga, selain karena ada jadwal pos kamling setiap malam,
warga Kelurahan Patimuan orangnya lebih bangga dengan barang-barangnya sendiri. Jadi untuk
situasi keamanan lingkungan masih terjaga. Tidak ada pencurian, perampokan, perkosaan
apalagi perkelahian antar warga. Kelurahan Patimuan walaupun sebagian besar tingkat
penghasilan warganya tergolong menengah kebawah, namun mereka bangga dengan hasil yang
halal, untuk pencurian atau perampokan jarang terjadi.
Keamanan di jalan bisa dipastikan kurang terpenuhi, selain karena jalannya apabila hujan
licin, dan apabila musim kemarau berdebu. Jadi untuk keamanan di jalan kurang terjaga, masih
ada yang terjatuh gara-gara selip ataupun senggolan karena sempitnya gang masuk di Kelurahan
tersebut.
c. Petugas di jalan raya
Petugas dijalan raya di dekat Kelurahan Patimuan sudah bekerja seoptimal mungkin.
Kecelakaan juga jarang terjadi, karena polisi yang bertugas di lalu lintas mewajibkan setiap
pengendara sepeda motor memakai helm, dan untuk pengendara mobil wajib memakai sabuk
pengaman. Jadi walaupun di jalan raya ramai dengan kendaraan, kecelakaan bisa di minimalisir.
Antara Kelurahan Patimuan dengan Kelurahan sebelah dihubungkan dengan jembatan
penyeberangan. Jembatan tersebut terbuat dari bahan bangunan. Jadi untuk keamanan sudah
terpenuhi. Tidak ikut hanyut terbawa sungai, kalaupun itu hujan deras.
d. Politik & pemerintahan
10. Pemerintah daerah (Pemda) setempat kurang tanggap dengan kejadian gangguan jiwa di
masyarakat. Pemda masih fokus dengan masalah-masalah yang sifatnya medis, misalnya demam
berdarah, diare, kusta, terkait program imunisasi lengkap. Gangguan jiwa masyarakat belum
mendapatkan perhatian khusus. Skrining warga dengan gangguan jiwa juga belum pernah
dilakukan. Aturan pemda tentang jiwa di masyarakat sudah ada, tetapi dalam prakteknya
keluarga pasien yang berinisiatif membawanya berobat ke pelayanan pengobatan terkait.
Perlindungan warga dari pasien jiwa juga kurang optimal. Stigma negatif untuk orang dengan
gangguan jiwa masih melekat dalam kehidupan warga Kelurahan Patimuan.
Situasi politik di Kelurahan Patimuan juga kurang terlihat. Pemerintah setempat lebih
tertarik membiayai pemenuhan sarana dan prasarana di Kelurahan Patimuan, bukan tertarik di
kesehatannya, lebih-lebih tertarik dengan kesehatan jiwa masyarakat. Jadi pengaruhnya dengan
jiwa masyarakat tidak terdeteksi lebih dini. Banyak orang stress dengan semakin meningkatnya
kebutuhan, tetapi tingkat penghasilan minimal. Yang seperti itu kurang mendapatkan perhatian
dari pemerintah setempat.
e. Pelayanan umum dan kesehatan
Akses pelayanan kesehatan jiwa terhadap masyarakat kurang terjangkau. Ada puskesmas
pembantu di Kelurahan Patimuan itupun melayani penyakit yang umum dimasyarakat seperti flu,
batuk, dan panas. Puskesmas di Kecamatan harus menempuh jarak 10 km untuk mengakses
pelayanan kesehatan tersebut. Kalau mau ke rumah sakit harus menempuh jarak +/- 20 km.
Jenis pelayanan kesehatan jiwa yang diberikan adalah belum begitu berpengaruh dengan
masih tingginya tingkat stress warga di Kelurahan Patimuan. Pelayanan yang biasanya dilakukan
adalah memberikan penyuluhan sederhana terkait steres dan dampaknya jangka panjang.
Dampak pelayanan kesehatan bagi kesehatan jiwa masyarakat bisa diminimalisir untuk kejadian
gannguan jiwa, apalagi yang sampai mengamuk ataupun merusak prasarana Kelurahan. Jadi
deteksi dini jiwa msyarakat perlu dioptimalkan lagi oleh petugas pelayanan kesehatan terutama
kita sebagai perawat. Tidak menungga ada kasus, tetapi kita harus peka dengan kejadian
walaupun itu baru stress masyarakat.
Jenis pelayanan umum untuk masyarakat adalah kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi,
pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang sakit umum, seperti flu, batuk, panas. Untuk
penyakit yang serius akan di rujuk di rumah sakit terdekat.
11. f. Komunikasi
Komunikasi yang digunakan di wilayah kelurahan Patimuan adalah musyawarah yang
dilakukan antar warga dan pejabat kelurahan, serta setiap informasi yang ada sering dilakukan
melalui masjid yang ada. Media komunikasi yang ada di masyarakat Patimuan cukup di mengerti
oleh warga, namun terhadap kesehatan jiwa belum begitu berdampak karena masih sedikit media
yang menjelaskan mengenai kesehatan jiwa.
g. Ekonomi
Kondisi ekonomi yang sedang sulit di sebagian keluarga di kelurahan Patimuan, maka
kesejahteraan masyarakatnya masih rendah. Karena kesejahteraaan ekonomi yang rendah, maka
ada sebagian keluarga yang mengalami sedikit gangguan jiwa seperti seringnya marah-marah
pada anak sehingga anak mengalami gangguan konsep diri. Peluang penghasilan tambahan
masyarakat di kelurahan Patimuan ke banyakan warganya adalah petani, namun karena musim
yang sedang mendukung ada juga sebagian warga menggunakan kendaraan sepeda motornya
untuk mengojeg, dan ada ibu-ibu yang berdagang di depan rumahnya.
Kepadatan kerja masyarakat dan dampak terhadap kesehatan jiwa masyarakat. Karena
kebanyakan warga hanya petani, pada saat musim tidak mendukung untuk bertani maka sebagian
warga beralih ke pekerjaan yang sama seperti mengojeg, sehingga menyebabkan saingan dan
juga pendapatan yang kurang maka para orang tua sering marah pada anaknya sebagai
pelampiasan kekesalannya terhaap kondisi ekonomi.
h. Rekreasi
Sarana rekreasi yang sering digunakan oleh warga yang ada di kelurahan Patimuan adalah
bermain bersama di lapangan bola setiap sore, dan sering berkumpul mengobrol di lingkungan
rumah. Warga yang ada di kelurahan Patimuan biasanya melakukan rekreasi di lapangan pada
sore hari dan banyak yang berkumpul di lingkungan rumah pada saat malam sehabis magrib.
Dampak rekreasi terhdap kesehatan jiwa masyarakat rekreasi yang ada cukup memberikan
dampak positif pada warga, karena semakin terjalinnya kebersamaan dan rasa peduli antar warga
dan sering berdiskusi untuk mengatasi masalah ekonomi yang sulit sehinga kondisi emosional
sebagian warga yang sering marah dapat di kurangi dengan saling berdiskusi pada saat
berkumpul di lingkungan rumah.
12. B. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah situasional pada remaja di kelurahan Patimuan berhubungan dengan Gangguan
gambaran diri yang dimanifestasikan dengan Akibat dimarahi dan diperlakukan kasar sama
orang tua.
C. Perencanan
1. Tujuan Jangka Panjang
Koping komunitas di kelurahan Patimuan menjadi efektif dalam menjalani masalah.
2. Tujuan Jangka Pendek
a. Orangtua di Kelurahan Patimuan dapat mengatasi Stres.
b. Tidak terjadi Kekerasan pada remaja di kelurahan Patimuan.
c. Remaja di Kelurahan Patimuan tidak lagi takut dengan orangtuanya.
d. Percaya Diri paa remaja di kelurahan Patimuan meningkat.
e. Kedekatan orang tua dan remaja menjadi lebih baik.
13. D. Tindakan
Dx Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Rencana Kegiatan Sumber Tempat Dx. I Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 minggu
diharapkan orangtua di
Kelurahan Patimuan
bisa melakukan
tindakan koping yang
efektif.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
1 minggu :
Warga Kelurahan
Patimuan dapat
membentuk
kelompok kerja
kesehatan jiwa di
desa dan kelompok
pendukung .
Proses
kelompok
1. Pembentukan kelompok
1. Kader kesehatan
2. Tokoh
kerja kesehatan jiwa di desa
2. Pembentukan kelompok
pendukung seperti
kelompok pengajian,
kelompok diskusi kesehatan
jiwa.
masyarakat
3. Mahasiswa
4. Materi tentang
kesehatan jiwa
Aula Kelurahan
Patimuan
Setiap minggu,
dilakukan kali/ Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
2 minggu warga
kelurahan patimuan
dapat melakukan
demonstrasi tentang
bagaimana cara
menyelesaikan suatu
masalah yang baik.
Pedidikan
kesehatan Jiwa
melalui Formasi
kepemimpinan
1. Latihan kepemimpinan
(mengadakan training
motivasi)
2. Edukasi (penyuluhan
tentang bagaimana cara
memecahkan masalah)
1. kader kesehatan
2. tokoh
masyarakat
3. Tokoh Agama
4. mahasiswa
5. materi tentang
kesehatan jiwa
Aula Kelurahan
Patimuan
Setiap minggu,
dilakukan kali/ Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
3 minggu warga
kelurahan patimuan
dapat melakukan
studi kasus tentang
masalah yang sering
dihadapi
Pemberdayaan
dan kemitraan
1. Pembinaan keluarga sehat
1. kader kesehatan
2. tokoh
dan anggota keluarga resiko
gangguan jiwa membahas
kasus terkait manajemen
stress dan di diskusikan.
2. Pembinaan kelompok dan
masyarakat melalui
kunjungan Perawat
Puskesmas/Komunitas
3. Kerjasama LP dengan
Dinas Kesehatan
Kabupaten berupa
pengadaan kegiatan rutin
Life Skill Education dan LS
berupa pelatihan
kewirausaan dari Dinas
Perikanan.
masyarakat
3. mahasiswa
4. materi tentang
kesehatan jiwa
Aula Kelurahan
Patimuan
Setiap minggu,
dilakukan kali/ Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
4 minggu warga
kelurahan patimuan
dapat melakukan
studi kasus tentang
masalah yang sering
dihadapi
Intervensi
profesional
1. Terapi modalitas
keperawatan berupa
pemberian teknik relaksasi
nafas dalam.
2. Terapi komplementer
berupa manajemen stress
3. Pemberian bimbingan
keagamaan (spiritual)
1. Perawat
2. Tokoh
masyarakat
3. Tokoh agama
4. Mahasiswa
Aula
KelurahanPatimuan
Setiap sekali/
14. Diposkan oleh wahyu Teten di 10.32
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
▼ 2012 (5)
o ▼ Juni (5)
terapi moadalitas
askep neuroma akustik
asuhan keperawatan otalgia
asuhan keperawatan komunitas kelompok balita di ma...
asuhan keperawatan komunitas jiwa masyarakat
Mengenai Saya
wahyu Teten
Lihat profil lengkapku
15. Trend Kesehatan Jiwa di Masyarakat
Posted by admin on December 11th, 2012 06:01 AM | Maqoola
oleh: CATUR BUDI R
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU Kesehatan No 23 Th. 1992). Menilik dari
pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa seseorang dikatakan sehat bila dicapai keadaan
sejahtera dari tiga aspek tersebut, bukan hanya fisik tetapi juga mental. Apalah artinya
mempunyai kondisi fisik yang sehat, tetapi punya gangguan pada fungsi mentalnya maka jelas
akan menurunkan kualitas hidup orang tersebut. Seiring dengan makin meningkatnya persaingan
global, akan berimbas kepada meningkatnya tekanan hidup manusia yang bilamana pertahanan
mental individunya lemah akan sangat beresiko mengalami gangguan jiwa baik ringan, sedang
maupun berat.
Survey tentang klien gangguan jiwa tercatat 44,6 orang per 1000 penduduk di Indonesia
mengalami gangguan jiwa berat seperti skizofrenia. Angka rasio ini melebihi batas yang
ditetapkan WHO atau badan kesehatan dunia, yang hanya 1-3 orang per 1000 penuduk. Padahal
data tahun 1980-an klien skizofrenia di Indonesia hanya 1-2 orang tiap 1000 penduduk. Sebagai
contoh data yang diambil dari ruang Instalasi Kesehatan Jiwa di RSUD Banyumas pada tahun
2010 menunjukan jumlah penderita gangguan jiwa sekitar 1424 pasien. Lebih ironisnya lagi usia
yang didapat pada penderita gangguan jiwa kebanyakan adalah usia-usia produktif yaitu sekitar
18-40 tahun. Situasi ini diperparah dengan stigma masyarakat yang masih memandang sebelah
mata pada para pengidap gangguam jiwa, bahkan banyak penderita yang dipasung dan
dikucilkan dari pergaulan.
Trend yang berkembang di dalam masyarakat adalah menganggap orang-orang yang mengalami
gangguan jiwa selalu dikucilkan dan tidak lagi diorangkan atau dianggap sampah oleh
masyarakat sekitar, anggapan ini justru menjadikan orang tersebut semakin terabaikan padahal
orang-orang tersebut membutuhkan perhatian yang lebih terutama dari keluarga dan lingkungan,
bahkan dari kalangan yang berkecukupan lebih memilih menitipkan di panti-panti rehabilitasi
mental berbulan-bulan daripada dirawat di rumah setelah kondisinya membaik dikarenakan malu
punya keluarga yang mengidap penyakit gangguan jiwa. Trend yang melekat pada masyarakat
luas biasanya identik dengan pengaruh makhluk halus yang merupakan salah satu penyebab dari
gangguan jiwa, apabila dengan pengetahuan yang seperti itu justru terkadang dapat menjadikan
16. lebih parah penyakitnya tanpa penanganan yang tepat. Apalagi sekarang banyak orang dalam
usisa produktif yang justru mengalami gangguan jiwa dikarenaan ketidaksiapan mental dan
rohani yang menjadikan mereka mudah sekali terkena gangguan jiwa , misalnya saja mereka
mudah putus asa dan tidak bisa mengontrol emosinya sehingga lebih mudah melakukan hal-hal
yang diluar kewajaran seperti bunuh diri, mengkonsumsi narkoba akibat depresi tidak bisa
menghadapi masalahnya atau kopingnya tidak efektif, kita sebagai warga Shiddiqiyyah juga
harus peduli dikarenakan pemuda merupakan generasi penerus bangsa, bagaimana jadinya
keadaan negara tercinta ini jika diisi oleh orang-orang yang seperti itu, justru akan menambah
carut marut negara ini….selengkapnya simak Alkautsar edisi 67
Penulis adalah PERAWAT INSTALASI KESEHATAN JIWA TERPADU RSUD
BANYUMAS/085742202156/082327694444
17. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via
praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat
diterima oleh keluarga, maka perawat : – Harus mengerti, memahami tipe dan struktur
keluarga – Tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. – Perlu
paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya Pengkajian
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangnya.
Pasangan baru (Keluarga baru menikah):
Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk :
1. Keluarga via perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.
2. Mempersiapkan keluarga yang baru.
3. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
4. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah karena
adanya ikatan hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang saling berinteraksi,
memiliki peran masing masing dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya
(Bailon & Maglaya).
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via
praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat
diterima oleh keluarga, maka perawat :
1. Harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga.
2. Tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya.
3. Perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi
tugas perkembangnya.Tahun-tahun pertama menikah merupakan tahun-tahun
adaptasi. Itu pendapat para pengamat dan komentator soal pernikahan dan keluarga.
Orang umum menganggapnya sebagai masa bulan madu, menandakan romatisme,
kesan akan manisnya hari-hari yang akan dilalui.
18. B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga pasangan baru menikah
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengertian kelurga pasangan baru menikah, tugas
perkembangan
keluarga pasangan baru menikah, pengkajian dan masalah pada keluarga
pasangan baru
menikah.
19. BAB II
PEMBAHASAN
Asuhan Keperawatan Keluarga Pasangan Baru Menikah dengan Masalah KB
A. Pengertian
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu
dirawat, ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri
dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan
oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum,
tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka
sebagai sebuah keluarga.
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang
komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan keintiman”.
Hariyanto, 2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang
disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang
mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
Friedman 1998, Keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg
keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing.
Sedangkan Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.
B. Tahap – tahap psangan baru menikah
Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga
via
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.
Mempersiapkan
keluarga yang baru. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari Belajar
hidup
bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Anggota dari
tiga
keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri. Masing-masing
menghadapi
perpisahan dengan keluarga orangtuanya, mulai membina hubungan baru
dengan keluarga
dan kelompok social pasangan
Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak
dan jumlah
yang diharapkan
20. C. Masalah yang biasa dilakukan oleh pasangan baru menikah
Tidak menghadapi masalah utang
Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah
masalah paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah menikah,
maka ada baiknya Anda mengeluarkan dan mengutarakan semua masalah perutangan
Anda, toh ia adalah pasangan Anda, tak ada yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu
dihadapi bersama. Kemudian, cobalah berhitung dan rencanakan keuangan Anda untuk
ke depannya. Jika perlu, temui ahli perencana keuangan.
Mengasingkan diri dari pertemanan
Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan
mengasingkan diri dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang berkumpul,
pastikan segalanya sudah dalam keadaan aman di rumah, lalu ikutlah pergi bersama
mereka, tentu dengan seizin suami. Hanya karena Anda tidak ikut-ikutan flirting
bersama pria di klub bukan berarti Anda tidak bisa menjadi teman yang suportif.
Tidak cukup seks
Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei
mengatakan bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyak, sibuk,
tentunya. Namun, itu bukan alasan yang cukup untuk memadu kasih di atas ranjang
bersama pasangan Anda, kan? Cobalah untuk menginisiasikan acara berhubungan
intim dengan pasangan. Bahkan, kalau perlu, buat jadwalnya. Jika Anda mulai terbiasa
untuk melakukannya, maka Anda akan makin menginginkannya, tak tertutup
kemungkinan akan makin menyukainya juga.
Tidak menjaga tubuh
Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja menikah
akan terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa, ini selalu
terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum atau makan di malam hari atau karena sibuk
berlelah-lelahan pada malam hari sehingga
pada pagi harinya jadi lebih semangat untuk sarapan dalam jumlah banyak. Wah, ini
mesti diwaspadai. Sebaiknya Anda mulai memperbanyak agenda untuk berolahraga
bersama pasangan. Tak ingin, kan, si dia merasa Anda tampil tak segar atau terlihat
lebih tambun dari sebelum menikah?
Mertua dan ipar
Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki
masalah dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi, seperti
Anda akan datang berkunjung bersama p```````````````` akhirnya, ini akan kembali
menghantui Anda.
Pertengkaran tak penting
Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah
Anda kenal bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah
terpancing amarah. Namun, jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan
permisi, bilang bahwa Anda butuh waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri Anda
sejenak. Pastikan Anda dalam keadaan tenang dan kepala dingin saat ingin
menyelesaikan masalah tadi. Saat emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja
mengucapkan hal-hal yang tak Anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk
masalah.
21.
Terobsesi dengan bayi
Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup setelah
menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk
memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3 tahun
pernikahan mereka. Jadi, mengapa terburu-buru? Nikmati waktu Anda bersama
pasangan, berlibur bersama, menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan
kerepotan akan keperluan bayi, dan lainnya. Toh, ketika Anda dalam keadaan rileks,
kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih besar.
D. Tugas Perkembangan
Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing
menghadapi perpisahan dengan keluargakeluarga sendiri. orangtuanya, mulai
membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan
jumlah yang diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru menikah :
1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.
Peran berubah.
Fungsi baru diterima.
Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar.
Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan
saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.
Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan
mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya.
Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat
Perawat dalam Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran perawat adalah
membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan
sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut
oleh pasangan tersebut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada
membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri.
Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena
kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga
memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosilaL dan
budaya terhadap kehamilan tersebut. maka disinilah letak peran perawat untuk
memberikan pengetahuan yang tepat, sehingga hal di atas tidak terjadi. Pengkajian
Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka
dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan
suara ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa
22. percaya diri yang tinggi klien.
Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obgyn),
pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator
dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah: Pengetahuan klien tentang
macam-macam metoda kontrasepsi
Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana
untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan akan
dipakai oleh klien. Bila klien menyatakan satu jenis/metoda, perawat dapat menanyakan
alasan penggunaan metoda tersebut. pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi
masalah-masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakannya.
2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat
menentukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi.
Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut memakai diafragma, kapan dan di
mana spermisida dioleskan atau berapa kali dalam sehari klien tersebut harus
mengkonsumsi pil KB dengan menggali tingkat pengetahuan klien, perawat dapat
menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan
tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya
kehamilan yang tidak direncanakan.
3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai.
Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap
efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien
tentang kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik
hormone dari pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari.
Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien
dalam menggunakan metoda tersebut.
4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang
pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji faktor-faktor yang dapat membantu
pemilihan metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan
kontraindikasi dari metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan
serta keinginan untuk mencegah kehamilan.
Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan
riwayat kesehatan adalah
a. Kontrasepsi oral
1) Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat haid, hamil,
pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk wanita
perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak
dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.
2) Mini Pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari
segala jenis metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang
b. Kontrasepsi Hormonal
23. 1) Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, perdarahan yang tidak
diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima
tahun.
2) Hormone Injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui.
c. Kontrasepsi Mekanik
1) Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada wanita dengan
riwayat alergi lateks dan riwayat toksik shock syndrome.
2) IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena penyakit yang menular lewat
hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan/aborsi,
kehamilan ektopik, metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.
d. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen.
Digunakan bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan
untuk mempunyai anak Analisa Data Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana
merupakan penyebab tersering dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam
kaitannya dengan kehamilan yang tidak direncanakan.
E. Pengkajian Keperawatan
Tahap yg perlu dilakukan :
1. Bhsp
2. Perkenalkan
3. Jelaskan tujuan kunjungan
4. Berfokus terhadap siklus kehidupan keluarga
5. Riwayat keluarga sejak lahir
6. Kaji stress yang menimpa keluarga dan masalah yang actual potensial
7. Perkembangan keluarga saat ini
8. Tanyakan pengalaman-pengalaman dan tugas-tugas umum, bagaimana hasil
tersebut
9. dicapai, dirasakan.
10. Tanyakan hubungan di masa lalu dan sekarang dengan orientasi keluarga
mereka dan bentuk kehidupannya Mmemberi Perawat : pemahaman tentang
mereka selama tahun-tahun pertumbuhan mereka.
11. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya
12. Gali riwayat keluarga : pertemuan pertama pasangan, hubungan sebelum
menikah, halangan-halangan terhadap perkawinannya, respon terhadap
perkawinannya,
F. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah
Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan kurang
Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi. Sedangkan
diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu:
24. 1. Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi
2. Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi
3. Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda
kontrasepsi
4. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil
5. Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan
metoda kontrasepsi yang dipilih Rencana Intervensi
G. Intervensi Keperawatan
1. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan
Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
1. Kriteria hasil
Setelah dilakukan intervensi, pasangan akan :
Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda kontrasepsi
yang dipilih dan pemecahan masalahnya
Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari metoda
kontrasepsi yang dipilih.
Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi yang dipilih.
Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih salah satu dari
metoda tersebut bila pasangan inggin mengganti metode kontrasepsi.
b. Intervensi
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara memberika informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber –
sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakait dengan
cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di
rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan
Intervensi secara umum yang bias dilakukan perawat
Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya bergerak ke arah
penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.
Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga memunginkan
keluarga bergerak maju ke arah tahap perkembangan berikutnya.
Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga disfungsional.
Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai proses perkembangan keluarga.
Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan
dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga secara individual dan fungsi yang
optimum ( kebutuhan pertumbuhan keluarga).
Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan prevensi primer.
25. Membantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi normatif yang beda dalam
kehidupan keluarga.
26. DAFTAR PUSTAKA
Agustiansyah Tri Aan. 2009.Asuhan Keperawatan Keluarga Pasangan Baru Menikah
dengan Masalah KB. Nursing is a perfect Proffesion. (
http://ners86.wordpress.com di akses pada 24 Oktober 2010)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan seksual merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga
kualitas kehidupan seksual ikut menentukan kualitas hidup. Hubungan seksual yang
sehat adalah hubungan seksual yang dikehendaki, dapat dinikmati bersama pasangan
suami dan istri dan tidak menimbulkan akibat buruk baik fisik maupun psikis termasuk
dalam hal ini pasangan lansia.
Dewasa lanjut (Late adult hood) atau lebih dikenal dengan istilah lansia adalah
periode dimana seseorang telah mencapai usia diatas 45 tahun. Pada periode ini
masalah seksual masih mendatangkan pandangan bias terutama pada wanita yang
menikah, termasuk didalamnya aspek sosio-ekonomi. Pada pria lansia masalah
terbesar adalah masalah psikis dan jasmani, sedangkan pada wanita lansia lebih
didominasi oleh perasaan usia tua atau merasa tua.
Pada penelitian di negara barat, pandangan bias tersebut jelas terlihat.
Penelitian Kinsey yang mengambil sampel ribuan orang, ternyata hanya mengambil 31
wanita dan 48 pria yang berusia diatas 65 tahun. Penelitian Masters-Jonhson juga
terutama mengambil sampel mereka yang berusia antara 50-70 tahun, sedang
penelitian Hite dengan 1066 sampel hanya memasukkan 6 orang wanita berusia di atas
70 tahun (Alexander and Allison,1995).
BAB II
PEMBAHASAN
27. I. Perubahan anatomik pada sistem genetalia pada lansia
A. Wanita
Dengan berhentinya produksinya hormon estrogen, genitalia interna dan eksterna
berangsur-angsur mengalami atrofi.
1. Vagina
Vagina mengalami kontraktur, panjang dan lebar vagina mengalami pengecilan.
Fornises menjadi dangkal, begitu pula serviks tidak lagi menonjol ke dalam vagina.
Sejak klimakterium, vagina berangsur-angsur mengalami atropi, meskipun pada wanita
belum pernah melahirkan. Kelenjar seks mengecil dan ber¬henti berfungsi. Mukosa
genitalia menipis begitu pula jaringan sub-mukosa tidak lagi mempertahankan
elastisitas¬nya akibat fibrosis.
Perubahan ini sampai batas tertentu dipengaruhi oleh keber¬langsungan koitus, artinya
makin lama kegiatan tersebut dilakukan kurang laju pendangkalan atau pengecilan
genitalia eksterna.
2. Uterus
Setelah klimaterium uterus mengalami atrofi, panjangnya menyusut dan dindingnya
menipis, miometrium menjadi sedikit dan lebih banyak jaringan fibrotik. Serviks
menyusut tidak menonjol, bahkan lama-lama akan merata dengan dinding jaringan.
3. Ovarium
Setelah menopause, ukuran sel telur mengecil dan permukaannya menjadi “keriput”
sebagai akibat atrofi dari medula, bukan akibat dari ovulasi yang berulang sebelumnya,
permukaan ovarium menjadi rata lagi seperti anak oleh karena tidak terdapat folikel.
Secara umum, perubahan fisik genetalia interna dan eksterna dipengaruhi oleh fungsi
ovarium. Bila ovarium berhenti berfungsi, pada umumnya terjadi atrofi dan terjadi
inaktivitas organ yang pertumbuhannya oleh hormon estrogen dan progesteron.
4. Payudara (Glandula Mamae)
Payudara akan menyusut dan menjadi datar, kecuali pada wanita yang gemuk, dimana
payudara tetap besar dan menggantung. Keadaan ini disebabkan oleh karena atrofi
hanya mempengaruhi kelenjar payudara saja.
Kelenjar pituari anterior mempengaruhi secara histologik maupun fungsional, begitu
28. pula kelenjar tiroid dan adrenal menjadi “keras” dan mengkibatkan bentuk tubuh serupa
akromegali ringan. Bahu menjadi gemuk dan garis pinggang menghilang. Kadang
timbul pertumbuhan rambut pada wajah. Rambut ketiak, pubis mengurang, oleh karena
pertumbuhannya dipengaruhi oleh kelenjar adrenal dan bukan kelenjar ovarium.
Rambut kepala menjadi jarang. Kenaikan berat badan sering terjadi pada masa
klimakterik.
B. Pria
1. Prostat
Pembesaran prostat merupakan kejadian yang sering pada pria lansia, gejala yang
timbul merupakan efek mekanik akibat pembesaran lobus medius yang kemudian
seolah-olah bertindak sebagai katup yang berbentuk bola (Ball Valve Effect). Disamping
itu terdapat efek dinamik dari otot polos yang merupakan 40% dari komponen kelenjar,
kapsul dan leher kantong kemih, otot polos ini dibawah pengaruh sistem alfa
adrenergik. Timbulnya nodul mikros¬kopik sudah terlihat pada usia 25-30 tahun dan
terdapat pada 60% pria berusia 60 tahun, 90% pada pria berusia 85 tahun, tetapi
hanya 50% yang menjadi BPH Makroskopik dan dari itu hanya 50% berkembang
menjadi BPH klinik yang menimbulkan problem medik.
Kadar dehidrosteron pada orang tua meningkat karena meningkatnya enzim 5 alfa
reduktase yang mengkonfersi tetosteron menjadi dehidro steron. Ini yang dianggap
menjadi pendorong hiperplasi kelenjar, otot dan stroma prostat. Sebenarnya selain
proses menua rangsangan androgen ikut berperan timbulnya BPH ini dapat dibuktikan
pada pria yang di kastrasi menjelang pubertas tidak akan menderita BPH pada usia
lanjut.
2. Testis
Penuaan pada pria tidak menyebabkan berkurangnya ukuran dan berat testis tetapi sel
yang memproduksi dan memberi nutrisi (sel Leydic) pada sperma berkurang jumlah dan
aktifitasnya sehingga sperma berkurang sampai 50% dan testoteron juga menurun. Hal
ini menyebabkan penuruna libido dan kegiatan sex yang jelas menurun adalah multipel
ejakulasi dan perpanjangan periode refrakter. Tetapi banyak golongan lansia tetap
menjalankan aktifitas sexsual sampai umur lanjut.
29. II. Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari
pembagian tahapan seksual menurut Kaplan adalah berikut ini :
1. Fase desire
Dipengaruhi oleh penyakit, masalah hubungan dengan pasangan, harapan
kultural, kecemasan akan kemampuan seks. Hasrat pada lansia wanita mungkin
menurun seiring makin lanjutnya usia, tetapi bias bervariasi.Interval untuk
meningkatkan hasrat seksual pada lansia pria meningkat serta testoteron menurun
secara bertahap sejak usia 55 tahun akan mempengaruhi libido.
2. Fase arousal
Lansia wanita: pembesaran payudara berkurang; terjadi penurunan flushing,
elastisitas dinding vagina, lubrikasi vagina dan peregangan otot-otot; iritasi uretra dan
kandung kemih.
Lansia pria : ereksi membutuhkan waktu lebih lama, dan kurang begitu kuat;
penurunan produksi sperma sejak usia 40tahun akibat penurunan testoteron; elevasi
testis ke perineum lebih lambat.
3. Fase orgasmik
Lansia wanita : tanggapan orgasme kurang intens disertai lebih sedikit konstraksil
kemampuan mendapatkan orgasme multipel berkurang.
Lansia pria : kemampuan mengontrol ejakulasi membaik; kekuatan dan jumlah
konstraksi otot berkurang; volume ejakulat menurun.
4. Fase pasca orgasmik
Mungkin terdapat periode refrakter dimana pembangkitan gairah sampai timbulnya fase
orgasme berikutnya lebih sukar terjadi. Disfungsi seksual pada lansia tidak hanya
disebabkan oleh perubahan fisiologik saja, terdapat banyak penyebab lainnya seperti:
Penyebab iatrogenik
Tingkah laku buruk beberapa klinisi, dokter, suster dan orang lain yang mungkin
membuat inadekuat konseling tentang efek prosedur operasi terhadap fungsi seksual.
Penyebab biologik dan kasus medis
Hampir semua kondisi kronis melemahkan baik itu berhubungan langsung atau tidak
dengan seks dan system reproduksi mungkin memacu disfungsi seksual psikogenik.
30. III. Di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali menyebabkan
penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia seperti :
1. Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia.
2. Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan
budaya.
3. Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya.
4. Pasangan hidup telah meninggal.
5. Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya
misalnya cemas, depresi, pikun dsb.
IV. Beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan sosial antara lain :
1. Infark miokard
Mungkin mempunyai efek yang kecil pada fungsi seksual. Banyak pasien segan untuk
terlibat dalam hubungan seksual karena takut menyebabkan infark.
2. Pasca stroke
Masalah seksual mungkin timbul setelah perawatan di rumah sakit karena pasien
mengalami anxietas akibat perubahan gambaran diri, hilangnya kapasitas, takut akan
kehilangan cinta atau dukungan relasi serta pekerjaan atau rasa bersalah dan malu
atas situasi. Pola seksual termasuk kuantitas dan kualitas aktivitas seksual sebelum
stroke sangat penting untuk diketahui sebelum nasehat spesifik tentang aktivitas
seksual ditawarkan. Karena sistem saraf otonomik jarang mengalami kerusakan pada
stroke, maka respon seksual mungkin tidak terpengaruh.
Libido biasanya tidak terpengaruh secara langsung. Jika terjadi hemiplegi permanent
maka diperlukan penyesuaian pada aktivitas seksual. Perubahan penglihatan mungkin
membatasi pengenalan orang atau benda-benda, dalam beberapa kasus, pasien dan
pasangannya mungkin perlu belajar untuk menggunakan area yang tidak mengalami
kerusakan. Kelemahan motorik dapat menimbulkan kesulitan mekanik, namun dapat
31. diatasi dengan bantuan fisik atau tehnik “bercinta” alternatif. Kehilangan kemampuan
berbicara mungkin memerlukan sistem non-verbal untuk berkomunikasi.
3. Kanker
Masalah seksual tidak terbatas pada kanker yang mengenai organ-organ seksual. Baik
operasi maupun pengobatan mengubah citra diri dan dapat menyebabkan disfungsi
seksual (kekuatan dan libido) untuk sementara waktu saja, walaupun tidak ada
kerusakan saraf.
4. Diabetes mellitus
Diabetes menyebabkan arteriosklerosis dan pada banyak kasus menyebabkan
neuropati autonomik. Hal ini mungkin menyebabkan disfungsi ereksi dan disfungsi
vasokonstriksi yang memberikan kontribusi untuk terjadinya disfungsi seksual.
5. Arthritis
Beberapa posisi bersenggama adalah menyakitkan dan kelemahan atau kontraktur
fleksi mungkin mengganggu apabila distimulasi secara memadai. Nyeri dan kaku
mungkin berkurang dengan pemanasan, latihan, analgetik sebelum aktivitas seksual.
6. Rokok dan alcohol
Pengkonsumsian alkohol dan rokok tembakau mengurangi fungsi seksual, khususnya
bila terjadi kerusakan hepar yang akan mempengaruhi metabolisme testoteron.
Merokok juga mungkin mengurangi vasokongesti respon seksual dan mempengaruhi
kemampuan untuk mengalami kenikmatan.
7. Penyakit paru obstruktif kronik
Ada penyakit paru obstruktif kronik, libido mungkin terpengaruh karena adanya
kelelahan umum, kebutuhan pernafasan selama aktivitas seksual mungkin dapat
menyebabkan dispnoe, yang mungkin dapat membahayakan jiwa.
8. Obat-obatan
Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi seksual, antara lain
beberapa obat anti hipertensi, estrogen, anti psikotik, sedatif, dan lain-lain.
V. Upaya mengatasi permasalahan seksual pada lansia
32. Untuk mengatasi beberapa gangguan baik fisik maupun psikis termasuk masalah
seksual diperlukan penanganan yang serius dan terpadu. Proses penanganan ini
memerlukan waktu yang cukup lama tergantung dari keluhan dan kerjasama antara
pasien dengan konselor. Dari ketiga gangguan tersebut, masalah seksual merupakan
masalah yang penanganannya memerlukan kesabaran dan kehati-hatian, karena pada
beberapa masyarakat Indonesia terutama masyarakat pedesaan membicarakan
masalah seksual adalah masalah yang tabu.
Manajemen yang dilakukan tenaga kesehatan untuk mengatasi gangguan
seksual pada lansia adalah sebagai berikut :
1. Anamnesa Riwayat Seks
Gunakan bahasa yang saling menguntungkan dan memuaskan
Gunakan pertanyaan campuran antara terbuka dan teutup
Mendapatkan gambaran yang akurat tentang apa yang sebenarnya salah
Uraikan dengan panjang lebar permasaIahanya
Dapatkan latar belakang medis mencakup daftar lengkap tentang obat-obatan yang
dikonsumsi oieh pasien.
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dihadapan pasangannya. Anamnese harus
rinci, meliputi awitan, jenis maupun intensitas gangguan yang dirasakan. Juga
anamnese tentang ganguan sistemik maupun organik yang dirasakan. Penelaahan
tentang gangguan psikologik, kognitif harus dilakukan. Juga anamneses tentang obat-obatan.
Pemeriksaan fisik meliputi head to toe.
Pemeriksaan tambahan yang dilakukan meliputi keadaan jantung, haati, ginjal
dan paru-paru. Status endokrin dan metaboliuk meliputi keadaan gula darah, status gizi
dan status hormonal tertentu. Apabila keluhan mengenai disfungsi ereks pada pria,
pemeriksaan khas juga meliputi a.l pemeriksaan dengan snap gauge atau nocturnal
penile tumescence testing. (Hadi-Martono, 1996)
2. Pengobatan yang diberikan mencakup :
Konseling Psikoseksual
Therapi Hormon
Penyembuhan dengan obat-obatan
33. Peralatan Mekanis
Bedah Pembuluh
3. Bimbingan Psikososial
Bimbingan dan konseling sangat dipentingkan dalam rencana manajemen
gangguan seks dan dikombinasikan dengan penyembuhan pharmakologi.
4. Penyembuhan Hormon
Pada pria lansia : Penggunaan suplemen testosteron untuk menyembuhkan
viropause/andropause pada pria (pemanasan dan ejakulasi).
Pada wanita lansia : Terapi pengganti hormon (HRT) dengan pemberian estrogen pada
klimakterium.
5. Penyembuhan dengan Obat
Yohimbine, Pemakaian Krim vasoaktif
Oral phentholamin
Tablet apomorphine sublingual
Sildenafil, suntik intra-carporal obat vasoaktif
Penempatan intra-uretral prostaglandin
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN MASALAH FUNGSI SEKSUAL
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
1. Nama Klien
2. Umur
3. Agama
4. Suku
5. Pendidikan
6. Alamat
34. 7. Pekerjaan
8. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
9. Status social ekonomi keluarga
b. Dapatkan riwayat seksual:
Pola seksual biasanya
Kepuasan (individu, pasangan)
Pengetahuan seksual
Masalah (seksual, kesehatan)
Harapan
Suasana hati, tingkat energi
2. Diagnosa Keperawatan
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh/fungsi yang ditandai
dengan perubahan dalam mencapai kepuasan seksual.
Tujuan : Pasien dapat menerima perubahan struktur tubuh terutama pada fungsi seksual yang
dialaminya
Kriteria hasil:
1. Mengekspresikan kenyamanan
2. Mengekspresikan kepercayaan diri
Intervensi:
1. Bantu pasien untuk mengekspresikan perubahan fungsi tubuh termasuk organ seksual
seiring dengan bertambahnya usia.
2. Diskusikan beberapa pilihan agar dicapai kenyamanan.
3. Berikan pendidikan kesehatan tentang penurunan fungsi seksual.
4. Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan yang rendah lemak, rendah kolestrol, dan
berupa diet vegetarian
5. Anjurkan klien untuk menggunakan krim vagina dan gel untuk mengurangi kekeringan
dan rasa gatal pada vagina, serta untuk megurangi rasa sakit pada saat berhubungan
seksual
35. 2. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota
tubuh.
Tujuan : Pasien dapat menerima perubahan bentuk salah satu angota tubuhnya secara positif
Kriteria hasil:
1. Pasien mau berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan tanpa rasa malu dan
rendah diri
2. Pasien yakin akan kemampuan yang dimiliki
Intervensi:
1. Kaji perasaan/persepsi pasien tentang perubahan gambaran diri berhubungan dengan
keadaan angota tubuhnya yang kurang berfungsi secara normal
2. Lakukan pendekatan dan bina hubungan saling percaya dengan pasien
3. Tunjukkan rasa empati, perhatian dan penerimaan pada pasien
4. Bantu pasien untuk mengadakan hubungan dengan orang lain
5. Beri kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan kehilangan
6. Beri dorongan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan diri dan hargai pemecahan
masalah yang konstruktif dari pasien.
3. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan efek penyakit akut dan kronis
Tujuan : Pasien dapat menerima perubahan pola seksualitas yang disebabkan masalah
kesehatannya.
Kriteria Hasil :
1. Mengidentifikasi keterbatasannya pada aktivitas seksual yang disebabkan masalah
kesehatan
2. Mengidentifikasi modifikasi kegiatan seksual yang pantas dalam respon terhadap
keterbatasannya
Interversi :
1. Kaji factor-faktor penyebab dan penunjang, yang meliputi
Kelelahan
Nyeri
Nafas pendek
Keterbatasan suplai oksigen
Imobilisasi
36. Kerusakan inervasi saraf
Perubahan hormone
Depresi
Kurangnya informasi yang tepat
2. Hilangkan atau kurangi factor-faktor penyebab bila mungkin. Ajarkan pentingnya
mentaati aturan medis yang dibuat untuk mengontrol gejala penyakit
3. Berikan informasi terbatas dan saran khusus
Berikan informasi yang tepat pada pasien dan pasangannya tentang keterbatasan
fungsi seksual yang disebabkan oleh keadaan sakit
Ajarkan modifikasi yang mungkin dalam kegiatan seksual untuk membantu
penyesuaian dengan keterbatasan akibat sakit (saran khusus)
DAFTAR PUSTAKA
http://abhique.blogspot.com/2009/10/konsep-keperawatan pada lnjut usia (lansia).html
http://abhique.blogspot.com/2009/10/rencana asuhan keperawatan pada lansia.html
Carpenito,Lynda Juall.2000.Diagnosa Keperawatan.EGC.Jakarta
Aspiani Reny Yuli,S.Kep.Ns.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik.2008.