SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
Sekarang kita akan membahas satu topik yang sangat seru sekali yaitu tentang
kedisiplinan. Anda mungkin sering mendengar bahwa banyak orang tua atau
mungkin Anda sendiri yang mengatakan saya akan mendisiplinkan anak saya. Apa
yang Anda maksud dengan mendisiplinkan anak Anda? Atau mungkin, Anda bertemu
dengan gurunya dan gurunya mengatakan anak ibu ini harus sering di disiplinkan dan
kemudian Anda menimpali perkataan gurunya yah saya setuju bu guru, Anda juga
harus mendisiplinkan anak saya di sekolah. Nah apa sih yang sebenarnya disebut
dengan mendisiplinkan anak?


                                      Selama ini saya berbicara dan saya bertanya
                                      dengan orangtua “apa sih yang dimaksud
                                      dengan    mendisiplinkan    anak?”    Jika   kita
                                      mengatakan “saya mau mendisiplinkan anak
                                      saya” sebetulnya asosiasi atau persamaannya
                                      apa sih? Biasanya kebanyakan orang tua
                                      mengasosiasikan      mendisiplinkan      dengan
                                      MENGHUKUM. Betul? Kebanyakan itulah yang
                                      sering terjadi, mendisiplinkan berarti sama
                                      dengan menghukum seorang anak, sama
                                      dengan membuat seorang anak itu jera
                                      melakukan sesuatu.


Marilah sekarang coba kita lihat sebetulnya apa sih disiplin itu. Disiplin berasal dari
satu kata latin Discipulus yang artinya adalah pemuridan atau cara kita memberikan
contoh, cara kita mengangkat seorang murid. Nah kalau kita berbicara tentang
pemuridan maka sebenarnya disiplin adalah bagaimana cara kita itu melatih pikiran
dan karakter itu dari seorang anak secara bertahap, dengan kemudian dia bisa
menjadi seseorang yang memiliki kontrol diri dan akhirnya dia bisa bersosialisasi dan
diterima oleh masyarakat. Itulah sebetulnya maksud dan tujuan dari disiplin. Saya
ulangi, melatih pikiran dan karakter seorang anak secara bertahap sehingga
kemudian ia menjadi seseorang yang bisa memiliki kontrol diri dan diterima oleh
lingkungannya atau bisa bersosialisasi.


Nah melatih mereka tidak harus melalui sebuah hukuman, hukuman hanyalah salah
satu dari sekian cara dan biasanya itu adalah cara yang paling akhir untuk membuat
seorang anak bisa memiliki satu kontrol diri yang baik. Namun yang sering terjadi di
masyarakat adalah hukuman ini dipakai di nomor satu, artinya jika kita mengatakan
saya mau mendisiplinkan seorang anak maka itu berarti tidak lama lagi anak itu pasti
dihukum dan anak itu pasti mengalami sesuatu yang menyakitkan. Selama ini kita
mendengar kata mendisiplinkan itu konotasinya agak negatif padahal sebetulnya
tidak.


Sekarang mari kita lihat lebih jauh tentang disiplin. Kalau kita bagi, disiplin itu ada
dua jenis, yaitu sebuah disiplin yang bisa membangun harga diri dan sebuah disiplin
yang digunakan dengan cara merusak harga diri atau menggunakan rasa bersalah
untuk membuat seseorang menjadi lebih baik lagi. Nah, misalkan saya contohkan
menggunakan rasa bersalah pada seorang anak adalah “tuh kan salah, kamu gak
boleh seperti itu, coba lihat tuh akibatnya, kan orang lain bisa terluka, bisa begini
begitu, kamu itu harusnya lebih sopan, harus lebih begini lebih begitu dsb” nah
seorang anak akan menjawab “ya.. saya salah”, apakah itu bagus? Dalam tingkatan
tertentu kadar sedikit itu bagus, tetapi jika terlalu banyak maka sangat buruk sekali.
Karena harga diri seseorang akan rusak dan dia akan merasa bahwa saya ini memang
orang tidak berguna, buktinya saya selalu salah, selalu disalahkan, mendingan saya
tidak usah melakukan apapun dan dia akan tumbuh menjadi seseorang yang tidak
punya inisiatif dalam hidupnya. Kita tentu tidak mau anak kita seperti itu bukan,
karena itu hindari disiplin dengan menggunakan perasaan bersalah.
Kebanyakan dari apa yang saya amati dan diceritakan oleh klien-klien saya, mereka
mengatakan bahwa sebenar-nya mereka itu kesal dengan dirinya sendiri, mereka
capek harus mengurus ekonomi keluarga, harus mengurus bekerja, harus mengurus
bisnis harus ini itu dsb. Termasuk juga harus mengurus pasangan, mengurus
papanya, mengurus mamanya dan kemudian sekarang tiba-tiba dihadapkan seorang
anak yang “mama..” dan dia merengek ini dan itu. Anda begitu capek dengan diri
sendiri dan terpicu, kemudian Anda punya ekspektasi seharusnya kamu nggak boleh
begitu, kamu sudah besar. Kita meledak dan kita marah, pada akhirnya kita
menghukum mereka. Yah itulah salah satu penyebab disiplin negatif, sebetulnya kita
capek, kita kesal dengan diri kita sendiri. Anda pernah merasakannya, saya juga
pernah merasakannya.
Berikutnya adalah melihat contoh, bahwa kita dulu dibesarkan dengan cara seperti
itu dan sekarang akhirnya kita sukses. Karena itu kita berpikir bahwa itulah cara
mendidik anak yang sebenarnya dan kemudian kita mencontoh cara-cara itu dan kita
melakukannya tanpa berpikir panjang lagi. Jadi kita melihat contoh-contoh bahwa
seperti itulah seharusnya disiplin dilakukan dan mungkin jika Anda bertanya “kalau
saya dengan begitu saja bisa sukses seharusnya anak saya juga bisa dong”.
Disamping bertanya seperti itu, menurut saya ada baiknya dia juga bisa berdoa
semoga suatu hari dia memperoleh pencerahan sehingga apa-apa yang dilakukan di
masa kecil anaknya itu tidak akan dimaknai dengan salah oleh sang anak. Sebab yang
lainnya adalah, karena kita belajar sepotong-sepotong dan kita tidak tahu cara yang
lain. Satu-satunya cara yang kita tahu adalah itu dan akhirnya kita pakai terus cara itu
sampai kapanpun.


Coba Anda renungkan satu hal lagi, mari bersama-sama kita pikir seandainya kita
dibesarkan dengan cara yang lebih positif, pasti akan lebih baik lagi. Apakah
kemungkinan sukses kita saat ini jauh lebih besar dari yang sekarang kita capai? Atau
mungkin jauh lebih cepat dari yang sekarang ini kita capai, apakah ada kemungkinan
itu? Ya tentu ada, karena itu marilah kita menggunakan sebuah disiplin yang bisa
membangun harga diri seseorang sehingga akhirnya anak kita nantinya tidak harus
menghabiskan waktunya untuk mencari puzzle-puzzle di dalam dirinya yang tercerai
berai karena proses pendidikan dan proses pola asuh yang kurang tepat yang ia alami
waktu kecil.
Sangat banyak sekali, saya mendaftar beberapa
                                    disiplin negatif yang cukup merusak anak kita di
                                    masa depan, yang pertama adalah perasaan
                                    bersalah. Jika seseorang punya perasaan
                                    bersalah maka dia tidak akan bisa berpotensi
                                    secara maksimal dan perasaan salah yang
                                    berlebihan itu akan menyebabkan seseorang
                                    akan memiliki gangguan di pencernaannya,
                                    penyakit maag adalah salah satunya. Kemudian
dampak yang berikutnya adalah kita akan cenderung menghukum diri kita dengan
yang disebut self sabotase, dimana pada saat kita ingin melakukan sesuatu dan
kemudian hampir berhasil “ah udah deh gak usah, gak usah, ribet-ribet, gak usah,
batal-batal” dsb. Akhirnya batal lagi dan mengulangi suatu yang lain lagi, ingin
sukses lagi saat-saat hampir mencapai sukses “udah deh bubar-bubar terusin sendiri”
dsb. Itu adalah satu simtom dari menghukum diri sendiri.


Kemudian seseorang anak akan makin merasa tidak dicintai karena adanya disiplin-
disiplin negatif, karena anak akan memaknai bahwa “wah papa jahat, mama jahat,
katanya sayang tapi kalo sayang kenapa saya harus dibeginiin?” Anak akan menjadi
tidak merasa dicintai oleh orangtuanya, kemudian hal itu akan membuat seseorang
membutuhkan pengakuan atau perhatian yang berlebihan dan biasanya dia akan
menjadi seorang yang pemarah, jika ada sesuatu yang tidak dikehendaki dia akan
gampang marah, nah itu adalah salah satu cara untuk mendapatkan pengakuan dari
orang lain. Itu adalah dampak dari disiplin-disiplin negatif, dimana seseorang akan
memerlukan pengakuan yang berlebihan dari orang lain.


Dampak yang berikutnya adalah kemampuan sosialisasi yang jelek sekali. Anak
minder, menutup diri dan menarik diri dari pergaulan sosial. Itulah simtom dari
sebuah perasaan harga diri rendah sebenarnya. Yang berikutnya adalah perasaan diri
tidak berharga, inilah yang sangat-sangat merusak sekali. Begitu seseorang merasa
dirinya tidak berharga maka ia akan susah sekali mencapai apa yang ia inginkan
dalam hidupnya, mengapa? Karena bisa jadi ia akan memiliki khayalan-khayalan saja
tetapi tidak akan berani untuk mewujudkannya. Karena ia merasa tidak layak untuk
mendapatkan itu semua. Itulah sebuah dampak dari disiplin negatif yang kita lakukan
pada seorang anak.
Tanda-tanda yang pertama adalah ketika seseorang anak mulai susah diatur dan
susah diajak kerja sama. Biasanya dia akan membangkang, dia akan semaunya sendiri
dan kemudian dia mulai mengatur “saya tidak mau ini dan itu, pokoknya harus
begini”. Itulah satu tanda dimana kita harus mulai membuat disiplin itu menjadi lebih
manusiawi lagi, itu adalah tanda-tanda seorang anak memiliki harga diri yang negatif.
Dia ingin mendapatkan pengakuan yang berlebihan, dia ingin mendapatkan
perhatian. Kemudian dia akan menjadi kurang terbuka pada orang tuanya. Anda
mungkin sering menjumpai seorang anak yang ditanya “eh bagaimana tadi
sekolahnya?”, “ah biasa aja” “lo kok biasa aja, tadi diajarin apa?” “ yah begitu itu”,
“terus gimana perasaan kamu?” “malas ah!” Anda sering menjumpai perkataan-
perkataan seperti itu bukan? Yah, anak-anak akan menjawab pertanyaan kita dengan
biasa, malas, ya begitu itu, udahlah gak usah tanya-tanya, bicara yang lain. Mereka
kurang begitu terbuka, namun anehnya mereka begitu banyak cerita kepada
temannya. Anda tentu heran bukan, mengapa pada temannya bisa begitu banyak
cerita sementara pada kita orangtuanya hanya dijawab malas ah, ya begitu itu, tidak
usah tanya lah, ah biasa. Aneh bukan ya? Itulah yang sering terjadi pada anak-anak
kita. Kekurang terbukaan pada orangtua dan kemudian anak-anak mulai menanggapi
negatif tentang segala sesuatu. “Yah biarin saja, emang jelek kok, hasil kerjaan ku”
nah itu adalah tanda seorang anak memiliki harga diri yang mulai terluka disana.
Anda harus waspada, Anda harus mengganti pendekatan Anda secepatnya.


Sekarang kita akan mempelajari apa saja yang perlu kita lakukan untuk menerapkan
sebuah disiplin yang bisa membangun harga diri. Ingat seperti yang saya katakan
tadi, disiplin itu ada tahapannya. Disiplin adalah satu proses yang secara bertahap
melatih seorang anak memiliki kontrol diri. Nah kalau begitu apa saja tahapan-
tahapan yang kita perlu lakukan sehingga kita tidak sampai melukai harga diri
seorang anak?




      Ya, kita meminta dia misalkan untuk menggosok giginya. “Papa boleh minta?
      Papa minta setiap malam kamu gosok gigi, Papa akan temenin kamu, kalau
      kamu merasa nggak bisa nanti papa akan bantu kamu”. Kita meminta dia,
      lakukan permintaan ini sampai beberapa kali sehingga akhirnya dia mulai
      terbiasa dan dia mulai memiliki satu kebiasaan sendiri disitu. Ya kita minta dan
      minta, minta, minta terus, terus dan terus seperti itu sampai itu menjadi
      sebuah kebiasaan bagi dia. Meminta saja cukup, itu yang kita lakukan. Ok kita
      tetap bisa minta ke dia untuk melakukan sesuatu, maka mintalah jika tidak
      perlu melakukan yang lain lagi.
Yah tentunya dengan memperhatikan cara-cara komunikasi yang baik. Berikan
penjelasan yang benar dan tepat, bukan ancaman atau hal yang dirasa
membingukan anak (misal: jika bermain didepan pintu nanti kalau tidur
malam di mimpiin tuyul, padahal hal jika bermain didepan pintu menghalangi
lalu lintas dirumah). Dalam bagian ini termasuk memberikan penjelasan
aturan mana yang boleh dan tidak, serta berikan penjelasannya.
Komunikasikan peraturannya.




Biasanya ini untuk hal-hal yang sifatnya sudah mengarah ke hal-hal yang
membahayakan diri anak. Maka kita akan memberikan instruksi langsung dan
memerintah dia. Tentunya setiap kali kita melakukan proses kedisiplinan ini
tetap patuhi aturan komunikasi yang baik, komunikasi yang bisa membangun
harga diri seorang anak. Saya ulangi saja, komunikasi itu harus melibatkan
unsur mengakui perasaan, memahami perasaan dan kemudian mulai
mengarahkannya.




Seseorang belajar dengan pengalaman, ada seorang anak yang ketika
diberitahu bahwa kalau ulangannya jelek itu sangat tidak enak. Mungkin
beberapa anak bisa diberi tahu, bisa diminta mau belajar untuk ulangannya.
Tapi mungkin beberapa anak harus diberikan beberapa pengalaman, begitu
ulangannya jelek dia merasa sedih. Dan mungkin beberapa anak lebih parah
lagi dia harus mengalami suatu proses dimana dia tidak naik kelas dan
kemudian setelah itu dia terpacu untuk belajar. Itulah cara seseorang belajar,
belajar melalui pengalaman. Jika memang itu harus terjadi ya terjadilah, tetapi
maknai itu dengan positif. Usahakan bahwa Anda bisa melakukan dengan
yang nomor satu yaitu meminta, dengan penjelasan atau memberikan
perintah kepada anak dengan komunikasi yang baik.




Ya, tahapan yang berikutnya adalah dengan memberikan satu hadiah kepada
mereka, tentunya Anda harus menyesuaikannya. Yang Anda harus beri hadiah
adalah usahanya, bukan prestasinya dia. Jadi bukan nilai sepuluh yang dia
dapat di ulangan yang diberi hadiah, tetapi usahanya dia dalam belajar untuk
mengalahkan keinginannya untuk menonton televisi. Nah itulah yang kita
berikan sesuatu hadiah, artinya perilakunya yang kita perkuat di situ. Yah, rasa
bangga dirinya bahwa dia bisa menaklukkan dirinya dari keinginan menonton
televisi untuk belajar. Inilah yang kita perlu beri penghargaan, bukan nilai-
nilainya.




Pastikan hukuman itu mendidik dia, pastikan hukuman itu bisa membuat dia
merenung, pastikan hukuman itu bisa membuat dia mengintrospeksi dirinya,
jadi bukan sekedar memuaskan emosi diri kita sendiri. Hukuman itu harus
konstruktif (membangun) bagi anak kita, misalkan dia diminta menulis satu
kalimat yang positif misalkan saya akan semakin rajin, bukan saya berjanji
tidak malas, bukan saya berjanji tidak akan bohong, sebaiknya saya berjanji
akan mengatakan yang sebenarnya. Ingat prinsip komunikasi, katakan apa
yang Anda inginkan untuk terjadi. itulah salah satu contoh hukuman-hukuman
yang konstruktif.
Berikut ini, kita akan belajar bagaimana menyampaikan pesan tentang disiplin
kepada anak kita atau anak didik kita disekolah. Hal apa yang perlu mereka tangkap
dan bagaimana kita menyampaikannya. Saya berikan ilustrasinya dan Anda boleh
mengubahnya sesuai kebutuhan situasi ataupun berdasarkan pengalaman Anda.
Gunakan bahasa yang mudah bagi anak seusianya, sehingga tujuan dari perubahan
karakter ini tercapai.



                                     Alkisah ada seekor katak dengan sebuah ember
                                     air. Dalam kisah ini menggambarkan tentang
                                     hukum kemerosotan.



                                     Kalau kamu mengambil seekor katak yang
                                     cerdas dan bahagia, lalu menjatuhkannya ke
                                     dalam seember air mendidih, apa yang akan ia
                                     lakukan? Melompat ke luar! Seketika itu juga
                                     sang katak memutuskan: “Tempat ini tidak
                                     menyenangkan, aku harus keluar dari sini!”
                                     Akan tetapi, ambillah katak yang sama, atau
                                     saudaranya dan jatuhkan dia ke dalam seember
air dingin, letakkan embernya di atas kompor, kemudian panaskan embernya secara
bertahap. Lalu bagaimana? Sang katak akan tetap rileks dan beberapa menit
kemudian ia mengatakan kepada diri sendiri: “Tampaknya di sini agak hangat.” dan
setelah itu segeralah kamu mendapatkan katak rebus.



Pesan moral ceritanya? Ketika perubahan terjadi secara bertahap, sang katak tidak
memperhatikan apa yang terjadi hingga semuanya terlambat sudah. Seperti sang
katak, kita juga bisa terkecoh dan tiba-tiba semua terlambat sudah!
PERTANYAAN - Seandainya besok pagi kamu bangun dengan 20 kilo lebih berat,
akankah kamu khawatir? Tentu saja! Kamu akan menghubungi rumah sakit: “Unit
Gawat Darurat! Saya gendut!” Akan tetapi, ketika segalanya terjadi secara bertahap,
satu kilo pada bulan ini, satu kilo pada bulan berikutnya, kita cenderung
membiarkannya saja, tiba-tiba kamu sudah 20 kilo lebih berat.



Ketika kamu melampaui anggaran belanjamu atau jajanmu sebesar seribu rupiah
dalam sehari, hal itu bukan masalah besar. Akan tetapi, kalau kamu mengulanginya
besok, hari berikutnya dan berikutnya lagi, pada akhirnya kamu tidak mempunyai
uang. Bagi orang yang tidak mempunyai uang, mengalami kenaikan berat badan,
gagal dalam ujian, biasanya bukan karena satu bencana besar-melainkan sedikit demi
sedikit, lalu suatu hari “Duarrr!” dan mereka mengatakan: “Apa yang terjadi?”



Hal-hal kecil menumpuk menjadi hal-hal besar-seperti tetesan air yang melubangi
batu karang. Prinsip katak mengajarkan kita untuk memperhatikan setiap
kecenderungan. Setiap harinya, kita bertanya kepada diri sendiri: “Ke mana aku
menuju? Apakah aku lebih bugar, lebih sehat, lebih bahagia, lebih makmur daripada
tahun lalu?” Kalau tidak, kita perlu mengubah apa yang kita lakukan.



Jadi tetaplah disiplin melakukan hal-hal kecil yang tidak kamu sukai, maka kamu bisa
melewatkan kehidupanmu melakukan hal-hal besar yang kamu sukai. Disiplin
bukanlah kata yang disukai semua orang. Dalam hal popularitasnya di Inggris, kata ini
mungkin terletak kira-kira di antara kata dokter gigi dengan kata diare (Dentist,
Discipline and Diary: hal yang tidak diinginkan manusia pada umumnya). Padahal
disiplin diri menghasilkan segala perbedaan.
Disiplin diri dalam hal-hal kecil adalah belajar, bukan menonton TV dan hal ini
menuntun pada suatu hal besar dan hasil yang lebih baik. Disiplin diri dalam hal-hal
kecil adalah tiga kali dalam seminggu berolahraga di pusat kebugaran dan akan
menuntun pada suatu hal besar kehidupan yang lebih sehat.



Kunci disiplin diri adalah mengetahui MENGAPA kamu menginginkan sesuatu. Kalau
kamu mempunyai sasaran dan sesuatu untuk menabung, menabung akan lebih
mudah. Kalau kamu mengetahui jelas mengapa kamu ingin memperbaiki nilai
ujianmu, belajar akan lebih mudah.



                                     Satu hal lagi tentang disiplin: ketika kamu
                                     mendisiplinkan     diri,    kamu       tidak   perlu
                                     didisiplinkan orang lain. Akibatnya, kamu bisa
                                     mengelola kehidupanmu sendiri tanpa perlu
                                     disuruh.



                                     Ketika     kamu   tidak    disiplin,   kamu    akan
                                     didisiplinkan orang lain. Orang yang tidak
                                     sanggup mendisiplinkan diri sendiri sering
                                     ditempatkan dalam pekerjaan di mana mereka
                                     diperintah. Orang yang mutlak tidak berdisiplin
                                     diri akan dipenjara!
Baiklah para pembaca yang budiman, sekarang kita sudah sampai pada penghujung
dari e-book ini. Semoga kehadiran kami dapat membantu dan menginspirasi banyak
masyarakat terutama guru dan orangtua untuk mengambil tanggung jawab dalam
membentuk karakter anak dan karakter bangsa dimasa depannya, serta demi
majunya pendidikan Indonesia dan kehidupan yang jauh lebih berkualitas di negara
kita yang tercinta ini.

More Related Content

What's hot

Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak? Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak? 24hourparenting
 
Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3memuth
 
Membantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasa SeksualMembantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual24hourparenting
 
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan BaruBantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru24hourparenting
 
Hypno parenting
Hypno parentingHypno parenting
Hypno parentingnufir2203
 
Sibling Rivalry VS Sibling Love
Sibling Rivalry VS Sibling LoveSibling Rivalry VS Sibling Love
Sibling Rivalry VS Sibling Love24hourparenting
 
Anakku Mukul. Musti Gimana, Ya?
Anakku Mukul. Musti Gimana, Ya?Anakku Mukul. Musti Gimana, Ya?
Anakku Mukul. Musti Gimana, Ya?24hourparenting
 
Attachment parenting
Attachment parentingAttachment parenting
Attachment parentingAas Firdausy
 
Sukses menjadi orang tua
Sukses menjadi orang tuaSukses menjadi orang tua
Sukses menjadi orang tuaHusnul Khatimah
 
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI TAMAN KANAK-KA...
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA  DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK  DI TAMAN KANAK-KA...HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA  DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK  DI TAMAN KANAK-KA...
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI TAMAN KANAK-KA...Atik Cm Seonara
 
Menumbuhkan Kebiasaan Tidur yang Baik
Menumbuhkan Kebiasaan Tidur yang BaikMenumbuhkan Kebiasaan Tidur yang Baik
Menumbuhkan Kebiasaan Tidur yang Baik24hourparenting
 
Materi 1 Webinar Dampak Kekerasan dan Sexual Harrasment pada Anak
Materi 1 Webinar Dampak Kekerasan dan Sexual Harrasment pada AnakMateri 1 Webinar Dampak Kekerasan dan Sexual Harrasment pada Anak
Materi 1 Webinar Dampak Kekerasan dan Sexual Harrasment pada AnakSumber Belajar PPPPTK TK dan PLB
 
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja!
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja! Aku Mau ke Mal Sendiri Aja!
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja! 24hourparenting
 

What's hot (18)

Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak? Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
 
Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3
 
Membantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasa SeksualMembantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual
 
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan BaruBantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru
 
Hypno parenting
Hypno parentingHypno parenting
Hypno parenting
 
Ranjau mental
Ranjau mentalRanjau mental
Ranjau mental
 
Sibling Rivalry VS Sibling Love
Sibling Rivalry VS Sibling LoveSibling Rivalry VS Sibling Love
Sibling Rivalry VS Sibling Love
 
Anakku Mukul. Musti Gimana, Ya?
Anakku Mukul. Musti Gimana, Ya?Anakku Mukul. Musti Gimana, Ya?
Anakku Mukul. Musti Gimana, Ya?
 
Membangun Keterampilan Sosial Anak melalui Keteladanan
Membangun Keterampilan Sosial Anak melalui KeteladananMembangun Keterampilan Sosial Anak melalui Keteladanan
Membangun Keterampilan Sosial Anak melalui Keteladanan
 
Keterampilan sosial anak usia dini aud ratna
Keterampilan sosial anak usia dini aud ratnaKeterampilan sosial anak usia dini aud ratna
Keterampilan sosial anak usia dini aud ratna
 
Motivasi keibubapaan
Motivasi keibubapaanMotivasi keibubapaan
Motivasi keibubapaan
 
Attachment parenting
Attachment parentingAttachment parenting
Attachment parenting
 
Sukses menjadi orang tua
Sukses menjadi orang tuaSukses menjadi orang tua
Sukses menjadi orang tua
 
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI TAMAN KANAK-KA...
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA  DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK  DI TAMAN KANAK-KA...HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA  DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK  DI TAMAN KANAK-KA...
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI TAMAN KANAK-KA...
 
Menumbuhkan Kebiasaan Tidur yang Baik
Menumbuhkan Kebiasaan Tidur yang BaikMenumbuhkan Kebiasaan Tidur yang Baik
Menumbuhkan Kebiasaan Tidur yang Baik
 
Materi 1 Webinar Dampak Kekerasan dan Sexual Harrasment pada Anak
Materi 1 Webinar Dampak Kekerasan dan Sexual Harrasment pada AnakMateri 1 Webinar Dampak Kekerasan dan Sexual Harrasment pada Anak
Materi 1 Webinar Dampak Kekerasan dan Sexual Harrasment pada Anak
 
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja!
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja! Aku Mau ke Mal Sendiri Aja!
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja!
 
3
33
3
 

Viewers also liked

Resensi buku panduan menerapkan pendidikan karakter di sekolah
Resensi buku panduan menerapkan pendidikan karakter di sekolahResensi buku panduan menerapkan pendidikan karakter di sekolah
Resensi buku panduan menerapkan pendidikan karakter di sekolahretnoayupuspita
 
PENDIDIKAN SEKS DAN ORGAN REPRODUKSI UNTUK ANAK
PENDIDIKAN SEKS DAN ORGAN REPRODUKSI UNTUK ANAK PENDIDIKAN SEKS DAN ORGAN REPRODUKSI UNTUK ANAK
PENDIDIKAN SEKS DAN ORGAN REPRODUKSI UNTUK ANAK Falanni Firyal Fawwaz
 
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakterCoky Fauzi Alfi
 
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK
MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK Falanni Firyal Fawwaz
 
Pendidikan seksualitas sejak dini
Pendidikan seksualitas sejak diniPendidikan seksualitas sejak dini
Pendidikan seksualitas sejak dinisepti wulandani
 
Pendidikan Seks Anak Usia Dini
Pendidikan Seks Anak Usia DiniPendidikan Seks Anak Usia Dini
Pendidikan Seks Anak Usia DiniAliem Masykur
 
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2Ratna Widiastuti
 
Pendidikan karakter nas 123
Pendidikan karakter nas 123Pendidikan karakter nas 123
Pendidikan karakter nas 123Binsar Samosir
 
Bakat minat dan kemampan
Bakat minat dan kemampanBakat minat dan kemampan
Bakat minat dan kemampanvenidwis
 
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA ppt
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA pptPERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA ppt
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA pptWayan Permadi
 
Orangtua fasilitator masa depan anak
Orangtua fasilitator masa depan anakOrangtua fasilitator masa depan anak
Orangtua fasilitator masa depan anakNefrijanti Sutikno
 
Pentingnya mengetahui minat bakat sejak dini
Pentingnya mengetahui minat bakat sejak diniPentingnya mengetahui minat bakat sejak dini
Pentingnya mengetahui minat bakat sejak diniSeta Wicaksana
 
PENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada Anak
PENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada AnakPENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada Anak
PENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada AnakFaiz Hayaza'
 
Materi prsentasi seminar pendidikan indonesian youth confrence 2015
Materi prsentasi seminar pendidikan indonesian youth confrence 2015Materi prsentasi seminar pendidikan indonesian youth confrence 2015
Materi prsentasi seminar pendidikan indonesian youth confrence 2015Namin AB Ibnu Solihin
 
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakSeks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakAdriani Hasyim
 

Viewers also liked (20)

1. sex education pmcc
1. sex education pmcc1. sex education pmcc
1. sex education pmcc
 
Resensi buku panduan menerapkan pendidikan karakter di sekolah
Resensi buku panduan menerapkan pendidikan karakter di sekolahResensi buku panduan menerapkan pendidikan karakter di sekolah
Resensi buku panduan menerapkan pendidikan karakter di sekolah
 
PENDIDIKAN SEKS DAN ORGAN REPRODUKSI UNTUK ANAK
PENDIDIKAN SEKS DAN ORGAN REPRODUKSI UNTUK ANAK PENDIDIKAN SEKS DAN ORGAN REPRODUKSI UNTUK ANAK
PENDIDIKAN SEKS DAN ORGAN REPRODUKSI UNTUK ANAK
 
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
 
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK
MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK
 
Tes bakat
Tes bakatTes bakat
Tes bakat
 
Pendidikan seksualitas sejak dini
Pendidikan seksualitas sejak diniPendidikan seksualitas sejak dini
Pendidikan seksualitas sejak dini
 
Pendidikan Seks Anak Usia Dini
Pendidikan Seks Anak Usia DiniPendidikan Seks Anak Usia Dini
Pendidikan Seks Anak Usia Dini
 
Smart family
Smart familySmart family
Smart family
 
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
 
Pendidikan karakter nas 123
Pendidikan karakter nas 123Pendidikan karakter nas 123
Pendidikan karakter nas 123
 
Bakat minat dan kemampan
Bakat minat dan kemampanBakat minat dan kemampan
Bakat minat dan kemampan
 
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA ppt
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA pptPERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA ppt
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA ppt
 
Orangtua fasilitator masa depan anak
Orangtua fasilitator masa depan anakOrangtua fasilitator masa depan anak
Orangtua fasilitator masa depan anak
 
Everyone is a leader
Everyone is a leaderEveryone is a leader
Everyone is a leader
 
Pentingnya mengetahui minat bakat sejak dini
Pentingnya mengetahui minat bakat sejak diniPentingnya mengetahui minat bakat sejak dini
Pentingnya mengetahui minat bakat sejak dini
 
PENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada Anak
PENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada AnakPENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada Anak
PENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada Anak
 
Materi prsentasi seminar pendidikan indonesian youth confrence 2015
Materi prsentasi seminar pendidikan indonesian youth confrence 2015Materi prsentasi seminar pendidikan indonesian youth confrence 2015
Materi prsentasi seminar pendidikan indonesian youth confrence 2015
 
Kekerasan anak
Kekerasan anakKekerasan anak
Kekerasan anak
 
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakSeks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
 

Similar to 6 cara-mendisiplinkan-anak

PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptx
PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptxPERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptx
PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptxNuranisah87
 
ppt gtentang desiminasi Budaya Positif.docx
ppt gtentang desiminasi Budaya Positif.docxppt gtentang desiminasi Budaya Positif.docx
ppt gtentang desiminasi Budaya Positif.docxFauziMurthala1
 
kELOMPOK 2 pp
kELOMPOK 2 ppkELOMPOK 2 pp
kELOMPOK 2 ppmemuth
 
Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3memuth
 
Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3memuth
 
PEMBERDAYAAN POLA ASUH REMAJA.ppt
PEMBERDAYAAN POLA ASUH REMAJA.pptPEMBERDAYAAN POLA ASUH REMAJA.ppt
PEMBERDAYAAN POLA ASUH REMAJA.pptjuju220822
 
CONSCIENCE edit 21 nov.ppt
CONSCIENCE edit 21 nov.pptCONSCIENCE edit 21 nov.ppt
CONSCIENCE edit 21 nov.pptprodippi2020
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2015Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2015Firman Pratama
 
Budaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptxBudaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptxRofinaSaina
 
Disiplin yang mendidik
Disiplin yang mendidikDisiplin yang mendidik
Disiplin yang mendidikwawanhadi
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi April 2017
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi April 2017Majalah Kekuatan Sugesti Edisi April 2017
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi April 2017Firman Pratama
 
remaja dan kesulitannya.ppt
remaja dan kesulitannya.pptremaja dan kesulitannya.ppt
remaja dan kesulitannya.pptPKMPulo
 
Materi Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdf
Materi Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdfMateri Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdf
Materi Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdfSitikhofiyah
 
TOILET_TRAINING.ppt
TOILET_TRAINING.pptTOILET_TRAINING.ppt
TOILET_TRAINING.pptUmegaXGam
 
Artikel anak super sibuk
Artikel anak super sibukArtikel anak super sibuk
Artikel anak super sibukP Wijayanto
 
PENGENALAN BUDAYA POSITIF BAGI SISWA DAN GURU SMP
PENGENALAN BUDAYA POSITIF BAGI SISWA DAN GURU SMPPENGENALAN BUDAYA POSITIF BAGI SISWA DAN GURU SMP
PENGENALAN BUDAYA POSITIF BAGI SISWA DAN GURU SMPatikindarini4
 
Disiplin Positif Bu Suwarni.pptx
Disiplin Positif Bu Suwarni.pptxDisiplin Positif Bu Suwarni.pptx
Disiplin Positif Bu Suwarni.pptxArfelDariijstihar
 

Similar to 6 cara-mendisiplinkan-anak (20)

PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptx
PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptxPERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptx
PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptx
 
ppt gtentang desiminasi Budaya Positif.docx
ppt gtentang desiminasi Budaya Positif.docxppt gtentang desiminasi Budaya Positif.docx
ppt gtentang desiminasi Budaya Positif.docx
 
kELOMPOK 2 pp
kELOMPOK 2 ppkELOMPOK 2 pp
kELOMPOK 2 pp
 
Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3
 
Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3Pisikologi Pendidikan Mela 3
Pisikologi Pendidikan Mela 3
 
PEMBERDAYAAN POLA ASUH REMAJA.ppt
PEMBERDAYAAN POLA ASUH REMAJA.pptPEMBERDAYAAN POLA ASUH REMAJA.ppt
PEMBERDAYAAN POLA ASUH REMAJA.ppt
 
Budaya Positif
Budaya PositifBudaya Positif
Budaya Positif
 
CONSCIENCE edit 21 nov.ppt
CONSCIENCE edit 21 nov.pptCONSCIENCE edit 21 nov.ppt
CONSCIENCE edit 21 nov.ppt
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2015Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2015
 
Budaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptxBudaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptx
 
Fenomena bullying
Fenomena bullyingFenomena bullying
Fenomena bullying
 
Disiplin yang mendidik
Disiplin yang mendidikDisiplin yang mendidik
Disiplin yang mendidik
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi April 2017
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi April 2017Majalah Kekuatan Sugesti Edisi April 2017
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi April 2017
 
remaja dan kesulitannya.ppt
remaja dan kesulitannya.pptremaja dan kesulitannya.ppt
remaja dan kesulitannya.ppt
 
Sex education
Sex educationSex education
Sex education
 
Materi Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdf
Materi Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdfMateri Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdf
Materi Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdf
 
TOILET_TRAINING.ppt
TOILET_TRAINING.pptTOILET_TRAINING.ppt
TOILET_TRAINING.ppt
 
Artikel anak super sibuk
Artikel anak super sibukArtikel anak super sibuk
Artikel anak super sibuk
 
PENGENALAN BUDAYA POSITIF BAGI SISWA DAN GURU SMP
PENGENALAN BUDAYA POSITIF BAGI SISWA DAN GURU SMPPENGENALAN BUDAYA POSITIF BAGI SISWA DAN GURU SMP
PENGENALAN BUDAYA POSITIF BAGI SISWA DAN GURU SMP
 
Disiplin Positif Bu Suwarni.pptx
Disiplin Positif Bu Suwarni.pptxDisiplin Positif Bu Suwarni.pptx
Disiplin Positif Bu Suwarni.pptx
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 

6 cara-mendisiplinkan-anak

  • 1.
  • 2. Sekarang kita akan membahas satu topik yang sangat seru sekali yaitu tentang kedisiplinan. Anda mungkin sering mendengar bahwa banyak orang tua atau mungkin Anda sendiri yang mengatakan saya akan mendisiplinkan anak saya. Apa yang Anda maksud dengan mendisiplinkan anak Anda? Atau mungkin, Anda bertemu dengan gurunya dan gurunya mengatakan anak ibu ini harus sering di disiplinkan dan kemudian Anda menimpali perkataan gurunya yah saya setuju bu guru, Anda juga harus mendisiplinkan anak saya di sekolah. Nah apa sih yang sebenarnya disebut dengan mendisiplinkan anak? Selama ini saya berbicara dan saya bertanya dengan orangtua “apa sih yang dimaksud dengan mendisiplinkan anak?” Jika kita mengatakan “saya mau mendisiplinkan anak saya” sebetulnya asosiasi atau persamaannya apa sih? Biasanya kebanyakan orang tua mengasosiasikan mendisiplinkan dengan MENGHUKUM. Betul? Kebanyakan itulah yang sering terjadi, mendisiplinkan berarti sama dengan menghukum seorang anak, sama dengan membuat seorang anak itu jera melakukan sesuatu. Marilah sekarang coba kita lihat sebetulnya apa sih disiplin itu. Disiplin berasal dari satu kata latin Discipulus yang artinya adalah pemuridan atau cara kita memberikan contoh, cara kita mengangkat seorang murid. Nah kalau kita berbicara tentang pemuridan maka sebenarnya disiplin adalah bagaimana cara kita itu melatih pikiran dan karakter itu dari seorang anak secara bertahap, dengan kemudian dia bisa menjadi seseorang yang memiliki kontrol diri dan akhirnya dia bisa bersosialisasi dan
  • 3. diterima oleh masyarakat. Itulah sebetulnya maksud dan tujuan dari disiplin. Saya ulangi, melatih pikiran dan karakter seorang anak secara bertahap sehingga kemudian ia menjadi seseorang yang bisa memiliki kontrol diri dan diterima oleh lingkungannya atau bisa bersosialisasi. Nah melatih mereka tidak harus melalui sebuah hukuman, hukuman hanyalah salah satu dari sekian cara dan biasanya itu adalah cara yang paling akhir untuk membuat seorang anak bisa memiliki satu kontrol diri yang baik. Namun yang sering terjadi di masyarakat adalah hukuman ini dipakai di nomor satu, artinya jika kita mengatakan saya mau mendisiplinkan seorang anak maka itu berarti tidak lama lagi anak itu pasti dihukum dan anak itu pasti mengalami sesuatu yang menyakitkan. Selama ini kita mendengar kata mendisiplinkan itu konotasinya agak negatif padahal sebetulnya tidak. Sekarang mari kita lihat lebih jauh tentang disiplin. Kalau kita bagi, disiplin itu ada dua jenis, yaitu sebuah disiplin yang bisa membangun harga diri dan sebuah disiplin yang digunakan dengan cara merusak harga diri atau menggunakan rasa bersalah untuk membuat seseorang menjadi lebih baik lagi. Nah, misalkan saya contohkan menggunakan rasa bersalah pada seorang anak adalah “tuh kan salah, kamu gak boleh seperti itu, coba lihat tuh akibatnya, kan orang lain bisa terluka, bisa begini begitu, kamu itu harusnya lebih sopan, harus lebih begini lebih begitu dsb” nah seorang anak akan menjawab “ya.. saya salah”, apakah itu bagus? Dalam tingkatan tertentu kadar sedikit itu bagus, tetapi jika terlalu banyak maka sangat buruk sekali. Karena harga diri seseorang akan rusak dan dia akan merasa bahwa saya ini memang orang tidak berguna, buktinya saya selalu salah, selalu disalahkan, mendingan saya tidak usah melakukan apapun dan dia akan tumbuh menjadi seseorang yang tidak punya inisiatif dalam hidupnya. Kita tentu tidak mau anak kita seperti itu bukan, karena itu hindari disiplin dengan menggunakan perasaan bersalah.
  • 4. Kebanyakan dari apa yang saya amati dan diceritakan oleh klien-klien saya, mereka mengatakan bahwa sebenar-nya mereka itu kesal dengan dirinya sendiri, mereka capek harus mengurus ekonomi keluarga, harus mengurus bekerja, harus mengurus bisnis harus ini itu dsb. Termasuk juga harus mengurus pasangan, mengurus papanya, mengurus mamanya dan kemudian sekarang tiba-tiba dihadapkan seorang anak yang “mama..” dan dia merengek ini dan itu. Anda begitu capek dengan diri sendiri dan terpicu, kemudian Anda punya ekspektasi seharusnya kamu nggak boleh begitu, kamu sudah besar. Kita meledak dan kita marah, pada akhirnya kita menghukum mereka. Yah itulah salah satu penyebab disiplin negatif, sebetulnya kita capek, kita kesal dengan diri kita sendiri. Anda pernah merasakannya, saya juga pernah merasakannya.
  • 5. Berikutnya adalah melihat contoh, bahwa kita dulu dibesarkan dengan cara seperti itu dan sekarang akhirnya kita sukses. Karena itu kita berpikir bahwa itulah cara mendidik anak yang sebenarnya dan kemudian kita mencontoh cara-cara itu dan kita melakukannya tanpa berpikir panjang lagi. Jadi kita melihat contoh-contoh bahwa seperti itulah seharusnya disiplin dilakukan dan mungkin jika Anda bertanya “kalau saya dengan begitu saja bisa sukses seharusnya anak saya juga bisa dong”. Disamping bertanya seperti itu, menurut saya ada baiknya dia juga bisa berdoa semoga suatu hari dia memperoleh pencerahan sehingga apa-apa yang dilakukan di masa kecil anaknya itu tidak akan dimaknai dengan salah oleh sang anak. Sebab yang lainnya adalah, karena kita belajar sepotong-sepotong dan kita tidak tahu cara yang lain. Satu-satunya cara yang kita tahu adalah itu dan akhirnya kita pakai terus cara itu sampai kapanpun. Coba Anda renungkan satu hal lagi, mari bersama-sama kita pikir seandainya kita dibesarkan dengan cara yang lebih positif, pasti akan lebih baik lagi. Apakah kemungkinan sukses kita saat ini jauh lebih besar dari yang sekarang kita capai? Atau mungkin jauh lebih cepat dari yang sekarang ini kita capai, apakah ada kemungkinan itu? Ya tentu ada, karena itu marilah kita menggunakan sebuah disiplin yang bisa membangun harga diri seseorang sehingga akhirnya anak kita nantinya tidak harus menghabiskan waktunya untuk mencari puzzle-puzzle di dalam dirinya yang tercerai berai karena proses pendidikan dan proses pola asuh yang kurang tepat yang ia alami waktu kecil.
  • 6. Sangat banyak sekali, saya mendaftar beberapa disiplin negatif yang cukup merusak anak kita di masa depan, yang pertama adalah perasaan bersalah. Jika seseorang punya perasaan bersalah maka dia tidak akan bisa berpotensi secara maksimal dan perasaan salah yang berlebihan itu akan menyebabkan seseorang akan memiliki gangguan di pencernaannya, penyakit maag adalah salah satunya. Kemudian dampak yang berikutnya adalah kita akan cenderung menghukum diri kita dengan yang disebut self sabotase, dimana pada saat kita ingin melakukan sesuatu dan kemudian hampir berhasil “ah udah deh gak usah, gak usah, ribet-ribet, gak usah, batal-batal” dsb. Akhirnya batal lagi dan mengulangi suatu yang lain lagi, ingin sukses lagi saat-saat hampir mencapai sukses “udah deh bubar-bubar terusin sendiri” dsb. Itu adalah satu simtom dari menghukum diri sendiri. Kemudian seseorang anak akan makin merasa tidak dicintai karena adanya disiplin- disiplin negatif, karena anak akan memaknai bahwa “wah papa jahat, mama jahat, katanya sayang tapi kalo sayang kenapa saya harus dibeginiin?” Anak akan menjadi tidak merasa dicintai oleh orangtuanya, kemudian hal itu akan membuat seseorang membutuhkan pengakuan atau perhatian yang berlebihan dan biasanya dia akan menjadi seorang yang pemarah, jika ada sesuatu yang tidak dikehendaki dia akan gampang marah, nah itu adalah salah satu cara untuk mendapatkan pengakuan dari
  • 7. orang lain. Itu adalah dampak dari disiplin-disiplin negatif, dimana seseorang akan memerlukan pengakuan yang berlebihan dari orang lain. Dampak yang berikutnya adalah kemampuan sosialisasi yang jelek sekali. Anak minder, menutup diri dan menarik diri dari pergaulan sosial. Itulah simtom dari sebuah perasaan harga diri rendah sebenarnya. Yang berikutnya adalah perasaan diri tidak berharga, inilah yang sangat-sangat merusak sekali. Begitu seseorang merasa dirinya tidak berharga maka ia akan susah sekali mencapai apa yang ia inginkan dalam hidupnya, mengapa? Karena bisa jadi ia akan memiliki khayalan-khayalan saja tetapi tidak akan berani untuk mewujudkannya. Karena ia merasa tidak layak untuk mendapatkan itu semua. Itulah sebuah dampak dari disiplin negatif yang kita lakukan pada seorang anak.
  • 8. Tanda-tanda yang pertama adalah ketika seseorang anak mulai susah diatur dan susah diajak kerja sama. Biasanya dia akan membangkang, dia akan semaunya sendiri dan kemudian dia mulai mengatur “saya tidak mau ini dan itu, pokoknya harus begini”. Itulah satu tanda dimana kita harus mulai membuat disiplin itu menjadi lebih manusiawi lagi, itu adalah tanda-tanda seorang anak memiliki harga diri yang negatif. Dia ingin mendapatkan pengakuan yang berlebihan, dia ingin mendapatkan perhatian. Kemudian dia akan menjadi kurang terbuka pada orang tuanya. Anda mungkin sering menjumpai seorang anak yang ditanya “eh bagaimana tadi sekolahnya?”, “ah biasa aja” “lo kok biasa aja, tadi diajarin apa?” “ yah begitu itu”, “terus gimana perasaan kamu?” “malas ah!” Anda sering menjumpai perkataan- perkataan seperti itu bukan? Yah, anak-anak akan menjawab pertanyaan kita dengan
  • 9. biasa, malas, ya begitu itu, udahlah gak usah tanya-tanya, bicara yang lain. Mereka kurang begitu terbuka, namun anehnya mereka begitu banyak cerita kepada temannya. Anda tentu heran bukan, mengapa pada temannya bisa begitu banyak cerita sementara pada kita orangtuanya hanya dijawab malas ah, ya begitu itu, tidak usah tanya lah, ah biasa. Aneh bukan ya? Itulah yang sering terjadi pada anak-anak kita. Kekurang terbukaan pada orangtua dan kemudian anak-anak mulai menanggapi negatif tentang segala sesuatu. “Yah biarin saja, emang jelek kok, hasil kerjaan ku” nah itu adalah tanda seorang anak memiliki harga diri yang mulai terluka disana. Anda harus waspada, Anda harus mengganti pendekatan Anda secepatnya. Sekarang kita akan mempelajari apa saja yang perlu kita lakukan untuk menerapkan sebuah disiplin yang bisa membangun harga diri. Ingat seperti yang saya katakan tadi, disiplin itu ada tahapannya. Disiplin adalah satu proses yang secara bertahap melatih seorang anak memiliki kontrol diri. Nah kalau begitu apa saja tahapan- tahapan yang kita perlu lakukan sehingga kita tidak sampai melukai harga diri seorang anak? Ya, kita meminta dia misalkan untuk menggosok giginya. “Papa boleh minta? Papa minta setiap malam kamu gosok gigi, Papa akan temenin kamu, kalau kamu merasa nggak bisa nanti papa akan bantu kamu”. Kita meminta dia, lakukan permintaan ini sampai beberapa kali sehingga akhirnya dia mulai terbiasa dan dia mulai memiliki satu kebiasaan sendiri disitu. Ya kita minta dan minta, minta, minta terus, terus dan terus seperti itu sampai itu menjadi sebuah kebiasaan bagi dia. Meminta saja cukup, itu yang kita lakukan. Ok kita tetap bisa minta ke dia untuk melakukan sesuatu, maka mintalah jika tidak perlu melakukan yang lain lagi.
  • 10. Yah tentunya dengan memperhatikan cara-cara komunikasi yang baik. Berikan penjelasan yang benar dan tepat, bukan ancaman atau hal yang dirasa membingukan anak (misal: jika bermain didepan pintu nanti kalau tidur malam di mimpiin tuyul, padahal hal jika bermain didepan pintu menghalangi lalu lintas dirumah). Dalam bagian ini termasuk memberikan penjelasan aturan mana yang boleh dan tidak, serta berikan penjelasannya. Komunikasikan peraturannya. Biasanya ini untuk hal-hal yang sifatnya sudah mengarah ke hal-hal yang membahayakan diri anak. Maka kita akan memberikan instruksi langsung dan memerintah dia. Tentunya setiap kali kita melakukan proses kedisiplinan ini tetap patuhi aturan komunikasi yang baik, komunikasi yang bisa membangun harga diri seorang anak. Saya ulangi saja, komunikasi itu harus melibatkan unsur mengakui perasaan, memahami perasaan dan kemudian mulai mengarahkannya. Seseorang belajar dengan pengalaman, ada seorang anak yang ketika diberitahu bahwa kalau ulangannya jelek itu sangat tidak enak. Mungkin beberapa anak bisa diberi tahu, bisa diminta mau belajar untuk ulangannya. Tapi mungkin beberapa anak harus diberikan beberapa pengalaman, begitu ulangannya jelek dia merasa sedih. Dan mungkin beberapa anak lebih parah lagi dia harus mengalami suatu proses dimana dia tidak naik kelas dan kemudian setelah itu dia terpacu untuk belajar. Itulah cara seseorang belajar, belajar melalui pengalaman. Jika memang itu harus terjadi ya terjadilah, tetapi
  • 11. maknai itu dengan positif. Usahakan bahwa Anda bisa melakukan dengan yang nomor satu yaitu meminta, dengan penjelasan atau memberikan perintah kepada anak dengan komunikasi yang baik. Ya, tahapan yang berikutnya adalah dengan memberikan satu hadiah kepada mereka, tentunya Anda harus menyesuaikannya. Yang Anda harus beri hadiah adalah usahanya, bukan prestasinya dia. Jadi bukan nilai sepuluh yang dia dapat di ulangan yang diberi hadiah, tetapi usahanya dia dalam belajar untuk mengalahkan keinginannya untuk menonton televisi. Nah itulah yang kita berikan sesuatu hadiah, artinya perilakunya yang kita perkuat di situ. Yah, rasa bangga dirinya bahwa dia bisa menaklukkan dirinya dari keinginan menonton televisi untuk belajar. Inilah yang kita perlu beri penghargaan, bukan nilai- nilainya. Pastikan hukuman itu mendidik dia, pastikan hukuman itu bisa membuat dia merenung, pastikan hukuman itu bisa membuat dia mengintrospeksi dirinya, jadi bukan sekedar memuaskan emosi diri kita sendiri. Hukuman itu harus konstruktif (membangun) bagi anak kita, misalkan dia diminta menulis satu kalimat yang positif misalkan saya akan semakin rajin, bukan saya berjanji tidak malas, bukan saya berjanji tidak akan bohong, sebaiknya saya berjanji akan mengatakan yang sebenarnya. Ingat prinsip komunikasi, katakan apa yang Anda inginkan untuk terjadi. itulah salah satu contoh hukuman-hukuman yang konstruktif.
  • 12. Berikut ini, kita akan belajar bagaimana menyampaikan pesan tentang disiplin kepada anak kita atau anak didik kita disekolah. Hal apa yang perlu mereka tangkap dan bagaimana kita menyampaikannya. Saya berikan ilustrasinya dan Anda boleh mengubahnya sesuai kebutuhan situasi ataupun berdasarkan pengalaman Anda. Gunakan bahasa yang mudah bagi anak seusianya, sehingga tujuan dari perubahan karakter ini tercapai. Alkisah ada seekor katak dengan sebuah ember air. Dalam kisah ini menggambarkan tentang hukum kemerosotan. Kalau kamu mengambil seekor katak yang cerdas dan bahagia, lalu menjatuhkannya ke dalam seember air mendidih, apa yang akan ia lakukan? Melompat ke luar! Seketika itu juga sang katak memutuskan: “Tempat ini tidak menyenangkan, aku harus keluar dari sini!” Akan tetapi, ambillah katak yang sama, atau saudaranya dan jatuhkan dia ke dalam seember air dingin, letakkan embernya di atas kompor, kemudian panaskan embernya secara bertahap. Lalu bagaimana? Sang katak akan tetap rileks dan beberapa menit kemudian ia mengatakan kepada diri sendiri: “Tampaknya di sini agak hangat.” dan setelah itu segeralah kamu mendapatkan katak rebus. Pesan moral ceritanya? Ketika perubahan terjadi secara bertahap, sang katak tidak memperhatikan apa yang terjadi hingga semuanya terlambat sudah. Seperti sang katak, kita juga bisa terkecoh dan tiba-tiba semua terlambat sudah!
  • 13. PERTANYAAN - Seandainya besok pagi kamu bangun dengan 20 kilo lebih berat, akankah kamu khawatir? Tentu saja! Kamu akan menghubungi rumah sakit: “Unit Gawat Darurat! Saya gendut!” Akan tetapi, ketika segalanya terjadi secara bertahap, satu kilo pada bulan ini, satu kilo pada bulan berikutnya, kita cenderung membiarkannya saja, tiba-tiba kamu sudah 20 kilo lebih berat. Ketika kamu melampaui anggaran belanjamu atau jajanmu sebesar seribu rupiah dalam sehari, hal itu bukan masalah besar. Akan tetapi, kalau kamu mengulanginya besok, hari berikutnya dan berikutnya lagi, pada akhirnya kamu tidak mempunyai uang. Bagi orang yang tidak mempunyai uang, mengalami kenaikan berat badan, gagal dalam ujian, biasanya bukan karena satu bencana besar-melainkan sedikit demi sedikit, lalu suatu hari “Duarrr!” dan mereka mengatakan: “Apa yang terjadi?” Hal-hal kecil menumpuk menjadi hal-hal besar-seperti tetesan air yang melubangi batu karang. Prinsip katak mengajarkan kita untuk memperhatikan setiap kecenderungan. Setiap harinya, kita bertanya kepada diri sendiri: “Ke mana aku menuju? Apakah aku lebih bugar, lebih sehat, lebih bahagia, lebih makmur daripada tahun lalu?” Kalau tidak, kita perlu mengubah apa yang kita lakukan. Jadi tetaplah disiplin melakukan hal-hal kecil yang tidak kamu sukai, maka kamu bisa melewatkan kehidupanmu melakukan hal-hal besar yang kamu sukai. Disiplin bukanlah kata yang disukai semua orang. Dalam hal popularitasnya di Inggris, kata ini mungkin terletak kira-kira di antara kata dokter gigi dengan kata diare (Dentist, Discipline and Diary: hal yang tidak diinginkan manusia pada umumnya). Padahal disiplin diri menghasilkan segala perbedaan.
  • 14. Disiplin diri dalam hal-hal kecil adalah belajar, bukan menonton TV dan hal ini menuntun pada suatu hal besar dan hasil yang lebih baik. Disiplin diri dalam hal-hal kecil adalah tiga kali dalam seminggu berolahraga di pusat kebugaran dan akan menuntun pada suatu hal besar kehidupan yang lebih sehat. Kunci disiplin diri adalah mengetahui MENGAPA kamu menginginkan sesuatu. Kalau kamu mempunyai sasaran dan sesuatu untuk menabung, menabung akan lebih mudah. Kalau kamu mengetahui jelas mengapa kamu ingin memperbaiki nilai ujianmu, belajar akan lebih mudah. Satu hal lagi tentang disiplin: ketika kamu mendisiplinkan diri, kamu tidak perlu didisiplinkan orang lain. Akibatnya, kamu bisa mengelola kehidupanmu sendiri tanpa perlu disuruh. Ketika kamu tidak disiplin, kamu akan didisiplinkan orang lain. Orang yang tidak sanggup mendisiplinkan diri sendiri sering ditempatkan dalam pekerjaan di mana mereka diperintah. Orang yang mutlak tidak berdisiplin diri akan dipenjara!
  • 15. Baiklah para pembaca yang budiman, sekarang kita sudah sampai pada penghujung dari e-book ini. Semoga kehadiran kami dapat membantu dan menginspirasi banyak masyarakat terutama guru dan orangtua untuk mengambil tanggung jawab dalam membentuk karakter anak dan karakter bangsa dimasa depannya, serta demi majunya pendidikan Indonesia dan kehidupan yang jauh lebih berkualitas di negara kita yang tercinta ini.