Dokumen ini membahas tentang pandangan orangtua dan pendidik terhadap disiplin yang seharusnya tidak hanya memaksakan kontrol dari luar melalui aturan dan hukuman, tetapi lebih mengarah pada proses pendisiplinan yang dapat mengubah cara berpikir dan berhubungan anak dengan lingkungannya. Proses pendisiplinan yang efektif adalah dengan memberikan konsekuensi baik untuk perilaku positif maupun negatif anak, sepert
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Disiplin yang mendidik
1. Disiplin yang Mendidik
oleh: Hanlie Muliani, M. Psi, Psikolog
Seperti apakah pandangan orangtua dan pendidik terhadap DISIPLIN? Secara mendasar, tanggung jawab
orangtua dan pendidik adalah menyiapkan suatu bentuk disiplin yang lebih dari sekedar memaksakan kontrol
dari luar melalui sejumlah aturan dan rasa takut terhadap hukuman. Disiplin yang sedang diperjuangkan harus
TERUKIR dalam PENGALAMAN BATIN anak yaitu cara berpikir dan berhubungan dengan lingkungannya.
Di dunia yang serba instan ini, kita semua ingin belajar dengan cepat bagaimana memberikan disiplin
dengan cepat. Bila memegang kendali adalah tujuan kita, kita memang dapat mengelola disiplin dengan cepat
dan "membuat" anak kita melakukan apa yang diminta. Untuk jangka pendek, hal ini dapat membuat kita
tampak sebagai orangtua dan pendidik yang baik, tetapi kita akan membayar harganya dalam jangka panjang.
Keputusan kita untuk mengatasi proses pendisiplinan harus masuk ke dimensi yang lebih dalam dari hanya
sekedar menghentikan untuk sementara waktu tindakan yang tidak menyenangkan hati kita. Kita juga harus
bertanya dalam hati, " Bagaimanakah tindakan-tindakan dan keputusan saya sebagai orang dewasa
mempengaruhi karakter anak saya? Apakah semuanya saya lakukan hanya untuk kepentingan saya?
Sebagai contoh, omelan atau pukulan dapat menurunkan tekanan darah orang dewasa, tetapi tidak membangun
pertumbuhan karakter anak. Dalam pendisiplinan, tindakan orang dewasa menghasilkan hasil yang terbaik
ketika mereka mengubah pengalaman batin anak, maksudnya adalah cara berpikir dan berhubungan dengan
lingkungannya.
Salah satu cara yang paling efektif untuk kita belajar adalah MENUAI konsekuensi dari perbuatan.
Saat anak melakukan PERBUATAN POSITIF, beri konsekuensi dari perbuatannya seperti pujian, tepukan di
bahu, acungan jempol, sebagai peneguhan atas perbuatannya itu.
Saat anak melakukan PERBUATAN NEGATIF, beri konsekuensi dari perbuatannya dan konsekuensi ini
haruslah yang MENDIDIK. Misal: Memukul atau berkelahi, konsekuensi yang dapat diberikan yaitu memohon
maaf kepada orang yang mereka pukul atau ajak berkelahi.
MENDIDIK yang MENDISIPLINKAN harus dilakukan SEGERA setelah peristiwa terjadi karena tidak akan
efektif bila ditunda.
Penulis adalah Direktur Golden Life Institute (Lembaga Pengembangan Karakter Anak dan Remaja) Center
Serpong, Founder Sahabat Orang Tua dan Anak (Parenting & Children Development Consultant)