3. FISIKAL:
Memukul, mendorong, atau berebut mainan (biasanya balita).
VERBAL:
Meledek, debat kusir dan beda pendapat.
PRINSIPAL:
Debat dan argumentasi (biasanya muncul saat anak menginjak usia
remaja, di mana persaingan bisa meruncing dan menetap)
4. Apapun bentuknya, sibling rivalry
berangkat dari usaha untuk mencari
perhatian atau kasih sayang orangtua
yang berkaitan dengan pencarian
identitas diri
5. Hubungan kakak-adik memang hubungan yang
kompleks & dinamis.
Tidak normal jika menyebabkan gangguan emosional atau
keluarga jadi tercerai berai.
6. Wajar dan tak terhindarkan.
Periode latihan anak untuk mengembangkan ketrampilan
emosi dan sosialnya.
Tidak bisa dicegah tapi bisa ditangani dengan baik.
7. Hargai keunikan tiap anak.
Bersikap adil itu tidak berarti memberikan segala hal yang sama.
Hindari membanding-bandingkan anak. Tiap anak unik.
Saat memuji/menegur, deskripsikan perilakunya.
Essential agreement di rumah harus meliputi juga
sikap terhadap satu sama lain.
8. Antisipasi, misalnya rebutan TV >> diskusikan kapan giliran
kakak dan adik menonton acara kesayangannya.
Tunjukan penghargaan saat anak-anak menunjukkan
perilaku akur atau damai.
Adakan rapat keluarga reguler.
Jadwalkan ‘kencan’
teratur dengan
tiap anak.
10. Kecenderungan memihak
Yang ‘lemah’ akan merasa selalu dibela dan kehilangan
kesempatan berlatih membela diri dan menyelesaikan konflik.
Yang ‘kuat’ akan merasa kurang disayang.