3. “Adapun maksud pendidikan yaitu: menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak itu agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-
tingginya” (dikutip dari buku Ki Hajar
Dewantara seri 1 pendidikan halaman 20)
4. Budaya Positif
Budaya positif diawali dengan
perubahan paradigma tentang teori
kontrol. Selama ini barangkali kita
sebagai guru merasa berkewajiban
mengontrol perilaku siswa agar memiliki
perilaku sesuai yang guru harapkan.
8. Keyakinan Kelas
Mengapa tidak peraturan saja, mengapa
harus Keyakinan Kelas?
Mengapa kita memiliki peraturan harus
menggunakan helm bila mengendarai
kendaraan roda dua?
Mengapa kita memiliki peraturan 3M,
menggunakan masker, mencuci tangan
dan menjaga jarak 1.5 meter?
1.
2.
Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali
ke nilai-nilai/keyakinan-keyakinan lebih
menggerakkan seseorang dibandingkan
mengikuti serangkaian peraturan-peraturan.
9. Koordinasi dengan
Waka Kesiswaan
atau Wali Kelas
Mengumpulkan
keyakinan dari
siswa
Mengklasifikasikan
beberapa
keyakinan siswa
Contoh Pembuatan
Keyakinan Kelas
12. Restitusi
Restitusi adalah proses menciptkan kondisi bagi
murid untuk memperbaiki kesalahan mereka,
sehingga mereka bisa kembali pada kelompok
mereka dengan karakter lebih kuat. Segitiga
restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki
tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya
setelah berbuat salah
13.
14. Guru Berkata:
Berbuat salah itu hal yang manusiawi
Tidak ada manusia yang sempurna
Bapak/Ibu juga buat salah
Kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini
Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu siapa yang benar, siapa yang
salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk menyelesaikan masalah.
Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus menerus, apakah kamu
bersikap baik pada dirimu sendiri?
Untuk membuat anak yang merasa gagal karena
berbuat salah menjadi positif terhadap dirinya
Menstabilkan Identitas
15. Membantu siswa mengenali basic need/kebutuhan yang ingin
dipenuhinya. ketika melakukan kesalahan itu.
Pada dasarnya setiap tindakan manusia tujuannya adalah
memenuhi basic needs, apakah itu power, freedom, love and
belonging, fun atau survival…
Kamu bisa saja kan melakukan hal yang lebih buruk, tapi kamu tidak melakukannya kan?
Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya
Apa yang penting bagi kamu?
Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan sikap yang lain, yang baru,
Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapat yang kamu butuhkan tanpa harus memukul?
Apakah kamu bisa melakukan dengan lebih baik besok lagi?
Guru Berkata:
Validasi Kebutuhan
16. Apa nilai yang kita percaya di kelas/sekolah kita?
Nilai-nilai universal apa yang telah kita sepakati?
Kelas yang ideal itu seperti apa sih?
Kamu ingin jadi anak seperti apa?,..
Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu melakukan itu, kamu
Guru Berkata :
menjadi orang yang seperti apa?
Anak melihat kesalahannya dihubungkan dengan
norma sosial dan nilai-nilai yang mendasari manusia
berinteraksi dengan orang lain.
Menanyakan Keyakinan
17. Apakah kamu ingin berbuat lebih baik?
Apakah saat ini kamu sedang menjadi orang yang sedang kamu inginkan?
Apakah kamu bisa mengubah kegiatan/perilaku kamu saat ini menjadi sikap yang lebih
membantu?
Apakah wajar membuat kesalahan? Bisakah kita memperbaikinya?
Apa yang kamu lakukan saat ini sesuai (ok)?
Kapan kamu siap untuk mulai?
Peraturannya apa?
Sepertinya kamu punya masalah, saya bisa bantu apa?
Saat ini kamu seharusnya berbuat apa?
Apa yang bisa saya bantu agar kamu bisa melakukannya?
Apakah saya bisa bantu kamu agar dapat segera mulai?
Apakah tugas kamu saat ini?
Bagaimana kamu ingin diperlakukan pada kegiatan ini? Bisakah kamu melakukannya?
Apa yang kamu inginkan, peraturannya apa?
Intervensi ini bisa membantu murid kembali ke tujuan semula,
dengan cukup singkat dan dengan cara non-konfrontatif.
Intervensi 30 detik
18. Budaya positif merupakan perwujudan dari nilai-nilai atau
kebajikan universal yang diterapkan di sekolah,
untuk mewujudkan hal ini membutuhkan proses yang tidak bisa
dilakukan dalam waktu singkat. Selain itu, proses ini juga
membutuhkan keterlibatan semua pemangku kepentingan di
sekolah.
Kesimpulan
19. Membuat skenario percakapan tentang segitiga restitusi
dengan menggunakan permasalahan dari siswa yang ada di
sekolah masing - masing
Naskah skenario dikumpulkan pada kantong pengumpulan
tugas di Bu Meirina SMPN 3 Pasuruan
1.
2.
RTL