SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Download to read offline
ANALISIS VEKTOR
Simon Patabang, ST., MT.
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro
Universitas Atma Jaya Makasar
Vektor dan Skalar
• Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah.
• Contohnya : perpindahan, kecepatan, percepatan,
gaya, dan momentum.
Skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai tanpa• Skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai tanpa
arah.
• Contohnya : massa, muatan, kerapatan, dan
temperatur
Notasi
• Vektor dilambangkan dengan tanda panah di atas
simbolnya.
• Misalnya Vektor A dilambangkan dengan notasi
A
• Skalar dinyatakan dengan huruf biasa.
• Misalnya Skalar B dilambangkan dengan notasi B
• Besar (nilai) dari suatu vektor digambarkan
dengan diagram sbb :
A
Diagram Verktor
• Vektor berlawanan arah dengan vektor -
tetapi besarnya sama.
A A
Penjumlahan Dua Vektor
• Penjumlahan 2 buah vektor bersifat komutatif artinya
• Penjumlahan bersifat asosiatif:
• Untuk mengurangkan sebuah vektor , tambahkan
dengan kebalikannya seperti gambar berikut :
Penjumlahan 2 buah vektor a dan b sbb :
Sifat Dasar Penjumlahan sbb :
a + b = b + a
a + ( b + c ) = (a + b) + c
a + 0 = 0 + a
a + (-a) = 0
Perkalian Vektor dengan sebuah skalar
• Perkalian suatu vektor dengan sebuah skalar k positif
menghasilkan sebuah dengan arah yang tidak berubah
dan besarnya bertambah sebesar k kali.
• Sifat Dasar Perkalian Skalar :
1. c (a + b) = ca + cb
2. (c + k) a = ca + ka
3. c(ka) = (ck)a
4. 1a = a
• Jika k negatif, arah vektor berubah menjadi sebaliknya.
Perkalian titik (dot)
• Perkalian titik (dot) antara 2 buah vektor didefinisikan oleh
• θ adalah sudut antara vektor A dan B. Ketika kedua
ujung vektor saling bertemu maka akan menghasilkanujung vektor saling bertemu maka akan menghasilkan
sebuah skalar sehingga perkalian titik ini sering juga
disebut perkalian skalar.
• Perkalian bersifat komutatif
• Jika dua vektor sejajar, maka :
Perkalian silang (Cros)
• Perkalian silang (cros) antara 2 buah vektor didefinisikan
oleh :
• ň adalah sebuah vektor satuan (yang panjangnya 1)• ň adalah sebuah vektor satuan (yang panjangnya 1)
mengarah tegak lurus bidang yang sisi-sisinya
dibentuk oleh vektor A dan B
• Ada dua arah yang tegak lurus bidang tersebut,
yaitu “masuk” dan “keluar”.
• Untuk mengatasi masalah ini, digunakanlah
kesepakatan aturan tangan kanan dengan cara :
• Kepalkan keempat jari selain ibu jari agar menunjuk• Kepalkan keempat jari selain ibu jari agar menunjuk
pada vektor pertama (dengan ibu jari tegak lurus
keempat jari), kemudian putar keempatnya (pada
sudut terkecil) ke arah vektor kedua, maka ibu jari
menandakan arah dari perkalian silang kedua vektor
tersebut. Perhatikan paga gambar berikut :
• Perhatikan bahwa vektor A×B akan menghasilkan
sebuah vektor sehingga perkalian silang sering
disebut dengan perkalian vektor
• Perkalian silang bersifat distributif
• Secara geometri, ∣ Ā × B ∣ adalah luas daerah jajaran
genjang yang dibentuk oleh A dan B. Jika kedua
vektor saling sejajar, maka perkalian silangnya nol
∣ ∣
vektor saling sejajar, maka perkalian silangnya nol
dan secara khusus Ā × Ā = 0 untuk sembarang vektor
Ā .
Komponen Vektor
• Dalam praktik biasanya cukup mudah untuk bekerja
dengan komponen vektor dalam sistem koordinat
tertentu.
• Misalkan pada koordinat kartesian: i , j , dan k masing-
masing adalah vektor satuan yang sejajar dengan
sumbu- x, y, dan z.sumbu- x, y, dan z.
• Sebuah vektor sembarang A dapat dinyatakan dalam
suku vektor basis tersebut seperti pada gambar berikut :
• Bilangan Ax , Ay , dan Az disebut komponen dari Ā .
• Tafsiran geometri dari komponen vektor tersebut adalah
proyeksi Ā sepanjang tiga sumbu koordinat.
Dengan hasil ini, keempat operasi vektor yang telah• Dengan hasil ini, keempat operasi vektor yang telah
dijelaskan sebelumnya dapat dirumuskan ulang dalam
bentuk komponen-komponennya:
1. Penjumlahan dua vektor:
2. Perkalian skalar:
3. Perkalian dot (titik)
4. Perkalian silang (cros) dua vektor
Contoh soal dan penyelesaian
Sebuah vektor A = (2ax – 3ay + az ) dan
vektor B = ( - 4ax – 2ay + 5az).
Tentukan perkalian silang A x B ?
Penyelesaian :
TUGAS 2
1. Gambarlah vector-vektor berikut ini pada koordinat
kartesius 3 dimensi yang mempunyai besar dan arah
sebagai berikut :
a.Vektor A = 2ax – 3ay + 4az
b.Vektor M = -ax + 2ay + 2az
c. Vektor R = ax + 3ay - 2azc. Vektor R = ax + 3ay - 2az
d. Vektor H = -2ax - ay - 3az
2. Mengacu pada soal No. 1 Hitunglah operasi vektor
berikut ini
a. A + M – H
b. A x M
c. R . H
d. A x (M.H)
Vektor Posisi
• Lokasi sebuah titik dalam tiga dimensi dapat dinyatakan
dalam koordinat kartesian x , y , z .
• Vektor yang mengarah ke titik tersebut dari titik asal
disebut dengan vektor posisi:
• Besarnya
adalah jarak dari titik asal, dan
• ř merupakan vektor satuan yang mengarah radial keluar.
Vektor Perpindahan
Bagian kecil vektor perpindahan (jarak r) dari (x , y , z)
hingga (x + dx , y + dy , z + dz) adalah dr didefinisikanhingga (x + dx , y + dy , z + dz) adalah dr didefinisikan
sbb:
• Pada berbagai kasus fisika, kita sering berhadapan
dengan permasalahan yang melibatkan dua titik, yaitu
sebuah titik sumber r' (tempat sumber medan berada)
dan titik medan r yang sedang ditinjau besar medannya.
• Vektor posisi relatif antara titik sumber dan titik medan.
Notasi yang akan digunakan untuk keperluan ini adalah rNotasi yang akan digunakan untuk keperluan ini adalah r
seperti pada gambar :
Besar dari vektor posisi relatif tersebut adalah
'r r r= −
dan vektor satuannya (mengarah dari r ' ke r ):
'r r r−ɵ '
'
r r r
r
r r r
−
= =
−
ɵ
Medan Vektor
• Jika untuk setiap nilai suatu skalar u kita kaitkan sebuah
vektor Ā , maka Ā disebut fungsi dari u dan dinyatakan
dengan Ā (u).
• Notasi ini dalam tiga dimensi dapat dituliskan menjadi :
• Jika setiap titik (x , y , z ) berkaitan dengan sebuah
vektor Ā, maka Ā adalah fungsi dari (x , y , z ) yang
dinyatakan dengan :
• Bentuk ini menyatakan vektor Ā ini mendefinisikan
sebuah medan vektor :
• Mendefinisikan medan skalar.
( , , )x y zφ
• Jika :
• Maka diferensial total dari Ā(u) didefinisikan :
Turunan dari A(u) didefinisikan
• Maka diferensial total dari Ā(u) didefinisikan :
• Jika :
• Turunan dari perkalian vektor dengan skalar atau• Turunan dari perkalian vektor dengan skalar atau
vektor dengan vektor mengikuti aturan yang sama
seperti pada fungsi skalar.
• Ketika kita melibatkan perkalian silang maka
urutan penulisan penting untuk diperhatikan
karena terkait dengan arah dari hasil perkalian
tersebut
Contoh :
Gradien
• Misalkan sebuah operator vektor ∇ dalam koordinat
kartesian didefinisikan
• Jika dan memiliki turunan
parsial pertama yang kontinu pada daerah tertentu,
maka dapat didefinisikan beberapa besaran berikut:
• Gradien memiliki besar dan arah. Untuk menentukan arti
geometrinya, kita dapat memisalkan ada sebuah fungsi
tiga variabel, katakanlah temperatur dalam ruang, T (x , y
, z ) , yang merupakan sebuah skalar.
• Seberapa cepat perubahan temperatur tersebut
dinyatakan dalam bentuk diferensial totaldinyatakan dalam bentuk diferensial total
• Dalam bentuk perkalian titik, pernyataan di atas setara
dengan
atau
yang berarti
dengan θ adalah sudut antara ∇ T dan d r , kemudian u
adalah suatu vektor satuan yang menyatakan arah gerak
kita. Dengan demikian, laju perubahan temperatur ( dT /dr )
akan bernilai paling besar ketika geraknya searah dengan ∇
T (yaitu saat θ =0 ).
Divergensi
• Sesuai namanya, divergensi ∇⋅A menyatakan ukuran
penyebaran vektor A . Perhatikan gambar sebagai contoh
pada kasus dua dimensi.
• gambar (a) memiliki divergensi yang sangat besar dan
positif (jika panahnya mengarah ke dalam berarti
nilainya negatif),
• gambar (b) memiliki divergensi nol,
gambar (c) memiliki divergensi positif yang nilainya• gambar (c) memiliki divergensi positif yang nilainya
agak kecil.
Curl
• Pemilihan nama curl juga disesuaikan dengan arti
geometrinya yang menyatakan ukuran rotasi pada
sebuah titik. Oleh karena itu seluruh fungsi pada gambar
divergensi memiliki curl yang bernilai nol (bisa kita cek
dengan mengetahui fungsinya) dan fungsi pada gambar
berikut memiliki curl yang sangat besar berarah padaberikut memiliki curl yang sangat besar berarah pada
sumbu-z.
2 Analisis Vektor

More Related Content

What's hot

Nilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenNilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
Rizky Wulansari
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
yuni dwinovika
 
Fungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema eulerFungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema euler
vionk
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Cliquerz Javaneze
 
Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]
Bogor
 
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Kelinci Coklat
 
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilMateri vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
Rizky Islami
 

What's hot (20)

Grafik persamaan kutub
Grafik persamaan kutubGrafik persamaan kutub
Grafik persamaan kutub
 
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
 
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenNilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
 
Fungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema eulerFungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema euler
 
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )
 
Modul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde nModul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde n
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplace
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
 
7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter
 
Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]
 
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilDefenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
 
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilMateri vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
 

Similar to 2 Analisis Vektor

2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
YanuarWahyu1
 
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 KBesaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 K
MariaJemina
 
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
JustinEduardoSimarma1
 

Similar to 2 Analisis Vektor (20)

Vektor Matematika Peminatan
Vektor Matematika PeminatanVektor Matematika Peminatan
Vektor Matematika Peminatan
 
VEKTOR
VEKTORVEKTOR
VEKTOR
 
Vektor (jimmy, teknik kimia, itn malang)
Vektor (jimmy, teknik kimia, itn malang)Vektor (jimmy, teknik kimia, itn malang)
Vektor (jimmy, teknik kimia, itn malang)
 
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdftopik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
 
Kelompok 1 vektor
Kelompok 1 vektorKelompok 1 vektor
Kelompok 1 vektor
 
Bab 2 Vektor
Bab 2 VektorBab 2 Vektor
Bab 2 Vektor
 
Vektor (pertemuan 1)
Vektor (pertemuan 1)Vektor (pertemuan 1)
Vektor (pertemuan 1)
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Fismat 1 17 feb 2017
Fismat 1 17 feb 2017Fismat 1 17 feb 2017
Fismat 1 17 feb 2017
 
Matematika Peminatan " Vektor"
Matematika Peminatan " Vektor"Matematika Peminatan " Vektor"
Matematika Peminatan " Vektor"
 
Tugas matematika peminatan 1
Tugas matematika peminatan 1Tugas matematika peminatan 1
Tugas matematika peminatan 1
 
Vektor plpg
Vektor plpgVektor plpg
Vektor plpg
 
Vektor X-Sci 2 (Moses&Karina)
Vektor X-Sci 2 (Moses&Karina)Vektor X-Sci 2 (Moses&Karina)
Vektor X-Sci 2 (Moses&Karina)
 
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 KBesaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 K
 
Besaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.pptBesaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.ppt
 
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
 
P3_VEKTOR DAN SKALAR.pptx
P3_VEKTOR DAN SKALAR.pptxP3_VEKTOR DAN SKALAR.pptx
P3_VEKTOR DAN SKALAR.pptx
 
Tugas matematika(ipa)
Tugas matematika(ipa)Tugas matematika(ipa)
Tugas matematika(ipa)
 

More from Simon Patabang

More from Simon Patabang (20)

6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
 
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
 
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanAnalisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
 
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
 
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018
 
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascal
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
 
10 analisis komponen
10 analisis komponen10 analisis komponen
10 analisis komponen
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararel
 
8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri
 
8 beban rlc
8 beban rlc8 beban rlc
8 beban rlc
 
7 jenis beban ac
7 jenis beban ac7 jenis beban ac
7 jenis beban ac
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
 

Recently uploaded

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 

2 Analisis Vektor

  • 1. ANALISIS VEKTOR Simon Patabang, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Atma Jaya Makasar
  • 2. Vektor dan Skalar • Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. • Contohnya : perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan momentum. Skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai tanpa• Skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai tanpa arah. • Contohnya : massa, muatan, kerapatan, dan temperatur
  • 3. Notasi • Vektor dilambangkan dengan tanda panah di atas simbolnya. • Misalnya Vektor A dilambangkan dengan notasi A • Skalar dinyatakan dengan huruf biasa. • Misalnya Skalar B dilambangkan dengan notasi B
  • 4. • Besar (nilai) dari suatu vektor digambarkan dengan diagram sbb : A Diagram Verktor • Vektor berlawanan arah dengan vektor - tetapi besarnya sama. A A
  • 5. Penjumlahan Dua Vektor • Penjumlahan 2 buah vektor bersifat komutatif artinya
  • 6. • Penjumlahan bersifat asosiatif: • Untuk mengurangkan sebuah vektor , tambahkan dengan kebalikannya seperti gambar berikut :
  • 7. Penjumlahan 2 buah vektor a dan b sbb : Sifat Dasar Penjumlahan sbb : a + b = b + a a + ( b + c ) = (a + b) + c a + 0 = 0 + a a + (-a) = 0
  • 8. Perkalian Vektor dengan sebuah skalar • Perkalian suatu vektor dengan sebuah skalar k positif menghasilkan sebuah dengan arah yang tidak berubah dan besarnya bertambah sebesar k kali. • Sifat Dasar Perkalian Skalar : 1. c (a + b) = ca + cb 2. (c + k) a = ca + ka 3. c(ka) = (ck)a 4. 1a = a
  • 9. • Jika k negatif, arah vektor berubah menjadi sebaliknya.
  • 10. Perkalian titik (dot) • Perkalian titik (dot) antara 2 buah vektor didefinisikan oleh • θ adalah sudut antara vektor A dan B. Ketika kedua ujung vektor saling bertemu maka akan menghasilkanujung vektor saling bertemu maka akan menghasilkan sebuah skalar sehingga perkalian titik ini sering juga disebut perkalian skalar.
  • 11. • Perkalian bersifat komutatif • Jika dua vektor sejajar, maka :
  • 12. Perkalian silang (Cros) • Perkalian silang (cros) antara 2 buah vektor didefinisikan oleh : • ň adalah sebuah vektor satuan (yang panjangnya 1)• ň adalah sebuah vektor satuan (yang panjangnya 1) mengarah tegak lurus bidang yang sisi-sisinya dibentuk oleh vektor A dan B
  • 13. • Ada dua arah yang tegak lurus bidang tersebut, yaitu “masuk” dan “keluar”. • Untuk mengatasi masalah ini, digunakanlah kesepakatan aturan tangan kanan dengan cara : • Kepalkan keempat jari selain ibu jari agar menunjuk• Kepalkan keempat jari selain ibu jari agar menunjuk pada vektor pertama (dengan ibu jari tegak lurus keempat jari), kemudian putar keempatnya (pada sudut terkecil) ke arah vektor kedua, maka ibu jari menandakan arah dari perkalian silang kedua vektor tersebut. Perhatikan paga gambar berikut :
  • 14.
  • 15. • Perhatikan bahwa vektor A×B akan menghasilkan sebuah vektor sehingga perkalian silang sering disebut dengan perkalian vektor
  • 16. • Perkalian silang bersifat distributif • Secara geometri, ∣ Ā × B ∣ adalah luas daerah jajaran genjang yang dibentuk oleh A dan B. Jika kedua vektor saling sejajar, maka perkalian silangnya nol ∣ ∣ vektor saling sejajar, maka perkalian silangnya nol dan secara khusus Ā × Ā = 0 untuk sembarang vektor Ā .
  • 17. Komponen Vektor • Dalam praktik biasanya cukup mudah untuk bekerja dengan komponen vektor dalam sistem koordinat tertentu. • Misalkan pada koordinat kartesian: i , j , dan k masing- masing adalah vektor satuan yang sejajar dengan sumbu- x, y, dan z.sumbu- x, y, dan z.
  • 18. • Sebuah vektor sembarang A dapat dinyatakan dalam suku vektor basis tersebut seperti pada gambar berikut :
  • 19. • Bilangan Ax , Ay , dan Az disebut komponen dari Ā . • Tafsiran geometri dari komponen vektor tersebut adalah proyeksi Ā sepanjang tiga sumbu koordinat. Dengan hasil ini, keempat operasi vektor yang telah• Dengan hasil ini, keempat operasi vektor yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dirumuskan ulang dalam bentuk komponen-komponennya:
  • 20. 1. Penjumlahan dua vektor: 2. Perkalian skalar: 3. Perkalian dot (titik)
  • 21. 4. Perkalian silang (cros) dua vektor
  • 22.
  • 23. Contoh soal dan penyelesaian Sebuah vektor A = (2ax – 3ay + az ) dan vektor B = ( - 4ax – 2ay + 5az). Tentukan perkalian silang A x B ? Penyelesaian :
  • 24. TUGAS 2 1. Gambarlah vector-vektor berikut ini pada koordinat kartesius 3 dimensi yang mempunyai besar dan arah sebagai berikut : a.Vektor A = 2ax – 3ay + 4az b.Vektor M = -ax + 2ay + 2az c. Vektor R = ax + 3ay - 2azc. Vektor R = ax + 3ay - 2az d. Vektor H = -2ax - ay - 3az 2. Mengacu pada soal No. 1 Hitunglah operasi vektor berikut ini a. A + M – H b. A x M c. R . H d. A x (M.H)
  • 25. Vektor Posisi • Lokasi sebuah titik dalam tiga dimensi dapat dinyatakan dalam koordinat kartesian x , y , z . • Vektor yang mengarah ke titik tersebut dari titik asal disebut dengan vektor posisi: • Besarnya adalah jarak dari titik asal, dan
  • 26. • ř merupakan vektor satuan yang mengarah radial keluar. Vektor Perpindahan Bagian kecil vektor perpindahan (jarak r) dari (x , y , z) hingga (x + dx , y + dy , z + dz) adalah dr didefinisikanhingga (x + dx , y + dy , z + dz) adalah dr didefinisikan sbb:
  • 27. • Pada berbagai kasus fisika, kita sering berhadapan dengan permasalahan yang melibatkan dua titik, yaitu sebuah titik sumber r' (tempat sumber medan berada) dan titik medan r yang sedang ditinjau besar medannya. • Vektor posisi relatif antara titik sumber dan titik medan. Notasi yang akan digunakan untuk keperluan ini adalah rNotasi yang akan digunakan untuk keperluan ini adalah r seperti pada gambar :
  • 28. Besar dari vektor posisi relatif tersebut adalah 'r r r= − dan vektor satuannya (mengarah dari r ' ke r ): 'r r r−ɵ ' ' r r r r r r r − = = − ɵ
  • 29. Medan Vektor • Jika untuk setiap nilai suatu skalar u kita kaitkan sebuah vektor Ā , maka Ā disebut fungsi dari u dan dinyatakan dengan Ā (u). • Notasi ini dalam tiga dimensi dapat dituliskan menjadi : • Jika setiap titik (x , y , z ) berkaitan dengan sebuah vektor Ā, maka Ā adalah fungsi dari (x , y , z ) yang dinyatakan dengan :
  • 30. • Bentuk ini menyatakan vektor Ā ini mendefinisikan sebuah medan vektor : • Mendefinisikan medan skalar. ( , , )x y zφ
  • 31. • Jika : • Maka diferensial total dari Ā(u) didefinisikan : Turunan dari A(u) didefinisikan • Maka diferensial total dari Ā(u) didefinisikan :
  • 32. • Jika : • Turunan dari perkalian vektor dengan skalar atau• Turunan dari perkalian vektor dengan skalar atau vektor dengan vektor mengikuti aturan yang sama seperti pada fungsi skalar. • Ketika kita melibatkan perkalian silang maka urutan penulisan penting untuk diperhatikan karena terkait dengan arah dari hasil perkalian tersebut
  • 34. Gradien • Misalkan sebuah operator vektor ∇ dalam koordinat kartesian didefinisikan • Jika dan memiliki turunan parsial pertama yang kontinu pada daerah tertentu, maka dapat didefinisikan beberapa besaran berikut:
  • 35. • Gradien memiliki besar dan arah. Untuk menentukan arti geometrinya, kita dapat memisalkan ada sebuah fungsi tiga variabel, katakanlah temperatur dalam ruang, T (x , y , z ) , yang merupakan sebuah skalar. • Seberapa cepat perubahan temperatur tersebut dinyatakan dalam bentuk diferensial totaldinyatakan dalam bentuk diferensial total
  • 36. • Dalam bentuk perkalian titik, pernyataan di atas setara dengan atau yang berarti
  • 37. dengan θ adalah sudut antara ∇ T dan d r , kemudian u adalah suatu vektor satuan yang menyatakan arah gerak kita. Dengan demikian, laju perubahan temperatur ( dT /dr ) akan bernilai paling besar ketika geraknya searah dengan ∇ T (yaitu saat θ =0 ).
  • 38. Divergensi • Sesuai namanya, divergensi ∇⋅A menyatakan ukuran penyebaran vektor A . Perhatikan gambar sebagai contoh pada kasus dua dimensi.
  • 39. • gambar (a) memiliki divergensi yang sangat besar dan positif (jika panahnya mengarah ke dalam berarti nilainya negatif), • gambar (b) memiliki divergensi nol, gambar (c) memiliki divergensi positif yang nilainya• gambar (c) memiliki divergensi positif yang nilainya agak kecil.
  • 40. Curl • Pemilihan nama curl juga disesuaikan dengan arti geometrinya yang menyatakan ukuran rotasi pada sebuah titik. Oleh karena itu seluruh fungsi pada gambar divergensi memiliki curl yang bernilai nol (bisa kita cek dengan mengetahui fungsinya) dan fungsi pada gambar berikut memiliki curl yang sangat besar berarah padaberikut memiliki curl yang sangat besar berarah pada sumbu-z.